Anda di halaman 1dari 45

KEHAMILANKU YANG SULIT

BAB I PENDAHULUAN

Latar Belakang

SISTEM REPRODUKSI II

Page 1

KEHAMILANKU YANG SULIT

BAB II LANDASAN TEORI

A. ANATOMI FISIOLOGI REPRODUKSI WANITA

a. Genetalia Eksterna (vulva)

Tundun (Mons veneris) Bagian yang menonjol meliputi simfisis yang terdiri dari jaringan dan lemak, area ini mulai ditumbuhi bulu (pubis hair) pada masa pubertas. Labia Mayor Labia mayora bagian dalam tanpa rambut, merupakan selaput yang mengandung kelenjar sebasea (lemak). Ukuran labia mayora pada wanita dewasa panjang 7- 8 cm, lebar 2 3 cm, tebal 1 1,5 cm. Labia Minor Bibir kecil yang merupakan lipatan bagian dalam bibir besar (labia mayora), tanpa rambut. Setiap labia minora terdiri dari suatu jaringan
SISTEM REPRODUKSI II Page 2

KEHAMILANKU YANG SULIT

tipis yang lembab dan berwarna kemerahan. Bagian atas labia minora akan bersatu membentuk preputium dan frenulum clitoridis. Klitoris Glans clitoridis mengandung banyak pembuluh darah dan serat saraf sensoris sehingga sangat sensitif. Analog dengan penis pada laki-laki. Terdiri dari glans, corpus dan 2 buah crura, dengan panjang rata-rata tidak melebihi 2 cm. Vestibulum Merupakan rongga yang berada di antara labia minora. Pada vestibula terdapat 6 buah lubang, yaitu orifisium urethra eksterna, introitus vagina, 2 buah muara kelenjar Bartholini, dan 2 buah muara kelenjar paraurethral. Kelenjar bartholini berfungsi untuk mensekresikan cairan mukoid ketika terjadi rangsangan seksual. Kelenjar bartholini juga menghalangi masuknya bakteri Neisseria gonorhoeae maupun bakteribakteri patogen. Himen (selaput dara) Terdiri dari jaringan ikat kolagen dan elastic. Lapisan tipis ini yang menutupi sabagian besar dari liang senggama, di tengahnya berlubang supaya kotoran menstruasi dapat mengalir keluar. Perineum Terletak di antara vulva dan anus, panjangnya kurang lebih 4 cm. Dibatasi oleh otot-otot muskulus levator ani dan muskulus coccygeus. Otot-otot berfungsi untuk menjaga kerja dari sphincter ani. b. Genetalia Interna Vagina Merupakan saluran muskulo-membraneus yang menghubungkan rahim dengan vulva. Vagina terletak antara kandung kemih dan rektum. Panjang bagian depannya sekitar 9 cm dan dinding belakangnya sekitar 11 cm. Fungsi utama vagina: 1) Saluran untuk mengeluarkan lendir uterus dan darah menstruasi. 2) Alat hubungan seks. 3) Jalan lahir pada waktu persalinan.

SISTEM REPRODUKSI II

Page 3

KEHAMILANKU YANG SULIT


Uterus Merupakan Jaringan otot yang kuat, terletak di pelvis minor diantara kandung kemih dan rektum. Dinding belakang dan depan dan bagian atas tertutup peritonium, sedangkan bagian bawah berhubungan dengan kandung kemih. Vaskularisasi uterus berasal dari arteri uterina yang merupakan cabang utama dari arteri illiaka interna (arterihipogastrika interna). 1) Korpus uteri : berbentuk segitiga 2) Serviks uteri : berbentuk silinder 3) Fundus uteri : bagian korpus uteri yang terletak diatas kedua pangkal tuba. Dinding uterus terdiri dari tiga lapisan : a) Peritonium b) Lapisan otot c) Endometrium Tuba Fallopii Tuba fallopii merupakan tubulo-muskuler, dengan panjang 12 cm dan diameternya antara 3 sampai 8 mm. Fungsi tubae sangat penting, yaiu untuk menangkap ovum yang di lepaskan saat ovulasi, sebagai saluran dari spermatozoa ovum dan hasil konsepsi, tempat terjadinya konsepsi, dan tempat pertumbuhan dan perkembangan hasil konsepsi sampai mencapai bentuk blastula yang siap melakukan implantasi. Ovarium Ovarium yang disebut juga indung telur, mempunyai 3 fungsi: a. Memproduksi ovum b. Memproduksi hormone estrogen c. Memproduksi progesteron

SISTEM REPRODUKSI II

Page 4

KEHAMILANKU YANG SULIT

SISTEM REPRODUKSI II

Page 5

KEHAMILANKU YANG SULIT

BAB III PEMBAHASAN

2.1 SKENARIO

Ny. Badriah Seorang ibu berusia 36 tahun, hamil 30 minggu, datang ke IGD Rumah sakit dengan keluhan keluar darah dari vagina. Dari hasil anamnesis diketahui pasien pernah mengalami abortus 2 kali akibat infeksi, Ia juga pernah melahirkan gemelli tetapi hanya 1 anak yang hidup dengan BBL: 2,5 kg. Selama kehamilan, ibu ini jarang memeriksakan kehamilannya ke dokter, sebelumnya hanya 1 kali saat trimester 1 dengan keluhan perdarahan serta muntah yang berlebihan. Pasien juga sering mengkonsumsi obatobatan tanpa sepengetahuan dokter. Tidak ada riwayat hipertensi diluar kehamilan. Pada pemeriksaan fisik, didapatkan TD 180/100 mmHg, Nadi 94 kali/menit, Nafas 23 kali /menit, protein urin (+2), dan ditemukan edema pada kedua tungkai. Kemudian dokter memasang infus berupa regimen MgSO4, dan memasang kateter urin serta memberikan obat antihipertensi. Status obstetrik : Tinggi fundus uteri pertengahan antara processus

xyphoideus dan umbilikus. Denyut jantung janin 10-10-10. Dokter menjelaskan bahwa Ny. Badriah saat ini menderita

preeklampsia berat dan kemungkinan terjadi gangguan pertumbuhan janin. Dokter sangat memahami bahwa preeklampsia ini adalah salah satu penyebab kematian utama Ibu. Sehingga pasien harus menjalani perawatan dan pemeriksaan penunjang yaitu pemeriksaan USG dan laboratorium berupa faal hemostatik, ginjal, dan hepar. Bagaimana anda menjelaskan apa yang terjadi pada Ny.Badriah ?

SISTEM REPRODUKSI II

Page 6

KEHAMILANKU YANG SULIT

2.2 TERMINOLOGI Preeklampsia berat adalah suatu komplikasi kehamilan yang ditandai dengan timbulnya hipertensi 160/110 mmHg atau lebih disertai proteinuria dan atau edema pada kehamilan 20 minggu atau lebih. abortus (spontan maupun buatan) adalah tindakan penghentian kehamilan sebelum janin dapat hidup di luarkandungan (sebelum usia 20 minggu kehamilan). Magnesium sulfat (MgSO4) merupakan garam yang sangat larut dalam air dan dapat diberikan melalui berbagai cara 2.3 PERMASALAHAN 1. Kenapa diberikan infus regimen MgSO4 pada ibu diskenario? 2. Etiologi terjadinya preeklamsia pada ibu hamil? 3. Apa saja faktor resiko terjadinya preeklamsia pada ibu hamil? 4. Cara kerja obat hipertensi pada ibu hamil? 5. Cara perawatan pada ibu hamil yang mengalami preeklamsia? 6. Cara perhitungan DJJ? 7. Penanganan pada bayi prematur?

JAWABAN 1. MgSO4 bekerja menghambat atau menurunkan kadar asetilkolin pada rangsangan serat saraf dengan menghambat transmisi

neuromuskular.Transmisi neuromuskular membutuhkan Ca pada sinaps. Pada pemberian MgSO4. Mg akan menggeser Ca sehingga aliran rangsangan tidak akan erjadi. Indikasi pemberian: Harus tersedia antidotum Refleks patela + Frek nafas >16x/menit, tidak ada tanda-tanda distres nafas

Cara pemberian: Loading dose: initial dose 4mg MgSO4 :Intravena (40% dalam 10 cc)selama 15 menit
SISTEM REPRODUKSI II Page 7

KEHAMILANKU YANG SULIT

Mintenance dose : Diberikan infus 6 gr dalam larutan ringer/6 jam;atau diberikan 4 atau 5 gr i.m. Selanjutnya maintenance dose diberikan 4 gr i.m tiap 4 6 jam

2. Etiologi Preeklamsia : A.Faktor genetik B.Faktor imunologi C.Iskemia regio uteroplasenter D.Diet saat kehamilan

3. Faktor resiko terjadinya preeklamsia A.Kehamilan multiple,diabetes B.Mellitus, hidrops fetalis, bayi besar C.Umur yang ekstrim D.Riwayat keluarga pernah pre eklampsia/eklampsia E.Penyakit ginjal dan hipertensi sudah ada sebelum hamil F.Obesitas 4. Beberapa jenis obat antihipertensi bekerja dengan cara merangsang vasodilator pada vaskuler Jenis obat antihipertensi yang diberikan di Indonesia adalah: A. Nifedipin B. Dosis awal (10-20 mg), diulangi 30 menit bila perlu. Dosis maksimum 120 mg per 24 jam. C. Nifedipin harus diberikan secara oral, sangat tidak dianjurkan diberikan sublingual) 5. Penanganan preeklamsia : A. Sebaiknya dilakukan rawat inap, agar memudahkan evaluasi pasien B. Pemberian obat untuk mencegah kejang (MgSO4)

SISTEM REPRODUKSI II

Page 8

KEHAMILANKU YANG SULIT

C. Pengobatan hipertensi D. Pengelolaan cairan E. Pelayanan suportif terhadap penyulit organ yang terlibat, dan saat yang tepat untuk peralinan

2.4 Kelainan-kelainan pada kehamilan

Banyak gangguan yang terjadi pada kehamilan. Sebagian besar berbahaya dan butuh tindakan darurat. Gangguan kehamilan dapat terjadi kapan saja. Bisa pada saat kehamilan muda, atau pada masa kehamilan mulai menua. Selain itu juga saat-saat menjelang persalinan. Setiap masa dalam kehamilan memiliki jenis gangguannya sendiri-sendiri. Jenis gangguan kehamilan beragam, dari yang ringan sampai yang berat. Kelainan pada kehamilan diantaranya : Gameli, hiperemesis gravidarum, preeklamsia, abortus, pendarahan vagina pada masa kehamilan.

2.5 Kehamilan Kembar (GEMELLI) 1. Pengertian Kehamilan ganda atau hamil kembar adalah kehamilan dengan dua janin atau lebih.(Ilmu Kebidanan : 386) 2. ETIOLOGI 1. Faktor-faktor yang mempengaruhi : bangsa, umur, dan paritas, sering mempengaruhi kehamilan kembar 2 telur. pada kembar yang berasal dari satu telur, faktor bangsa, hereditas, umur dan paritas tidak atau sedikit sekali mempengaruhi terjadinya kehamilan kembar itu. Diperkirakan disini penyebabnya adalah faktor

SISTEM REPRODUKSI II

Page 9

KEHAMILANKU YANG SULIT

penghambat dalam masa pertumbuhan dini hasil konsepsi. Faktor penghambat yang mempengaruhi segmentasi sebelum blastula

terbentuk, menghasilkan kehamilan kembar dengan dua amnion, dua korion, dan dua plasenta seperti pada kehamilan kembar dizigotik. Bila faktor penghambat terjadi setelah blastula tetapi sebelum amnion terbentuk, maka akan terjadi kehamilan kembar dengan 2 amnion, sebelum primitive streak tampak, maka akan terjadi kehamilan kembar dengan 1 amnion. Setelah primitive

streak terbentuk, maka akan terjadi kembar dempet dengan berbagai bentuk. 2. Faktor obat-obat induksi ovulasi: Profertil, Clomid, dan hormon gonadotropin dapat menyebabkan kehamilan dizigotik dan kembar lebih dari dua. 3. faktor lain dengan mekanisme tertentu menyebaabkan matangnya 2 atau lebih folikel de graaf atau terbentuknya 2 ovum atau lebih dalam 1 folikel.. kemungkinan pertama dibuktikan dengan ditemukannya 21 korpora lutea pada kehamilan kembar. Pada fertilisasi in vitro dapat pula terjadi kehamilan kembar, jika telurtelur yang diperoleh dapat dibuahi lebih dari satu dan jika semua embrio yang kemudian dimasukkan ke dalam rongga rahim ibu tumbuh dan berkembang lebih dari satu. 4. Faktor keturunan. 5. Faktor lain yang belum diketahui. 3. JENIS GEMELLI 1. Kehamilan kembar monozigotik Kehamilan kembar yang terjadi dari satu telur disebut kembar monozigotik atau disebut juga identik, homolog atau univoler.Kembar monozigot berarrti satu telur yang dibuahi sperma, lalu membelah dua. Masa pembelahan berpengaruh terhadap kondisi bayi kelak. Masa pembelahan sel telur terbagi menjadi 4 waktu, yaitu 0 72 jam, 4 8 hari, 9 12 dan 13 hari atau lebih.

SISTEM REPRODUKSI II

Page 10

KEHAMILANKU YANG SULIT

Pada pembelahan pertama akan terjadi diamniotik yaitu rahim mempunyai dua selaput ketuban dan dikorionik atau rahim mempunyai dua plasenta. Sedangkan pada pembelahan kedua, selaput ketuban tetap dua, tapi rahim hanya punya satu plasenta.Pada kondisi ini, bisa saja salah satu bayi mendapat banyak makanan, sementara bayi satunya tidak.Akibatnya perkembangan bayi bisa terhambat. Lalu pada pembelahan ketiga selaput ketuban dan plasenta masingmasing hanya sebuah, tapi bayi masih membelah dengan baik Pada pembelahan ke empat, rahim hanya punya satu placenta dan satu selaput ketuban, sehingga kemungkinan terjadi kembar siam cukup besar. Pasalnya waktu pembelahan telalu lama sehingga sel telur berdempet. Jadi biasanya kembar siam terjadi pada monozigot yang pembelahannya lebih dari 13 hari. Kira-kira sepertiga kehamilan kembar adalah monozigotik. Jenis kehamilan kedua anak sama, rupanya sama atau bayangan cermin, mata, kuping, gigi, rambut, kulit dan ukuran antropologik pun sama. Sidik jari dan telapak sama, atau terbalik satu terhadap lainnya. Satu bayi kembar mungkin kidal dan lainnya biasa karena lokasi daerah motorik di korteks serebri pada kedua bayi itu berlawanan. Kirakira satu pertiga kehamilan kembar monozigotik mempunyai 2 amnion, 2 korion, dan 2 plasenta; kadang-kadang 2 plasenta tersebut menjadi satu. Keadaan ini tak dapat dibedakan dengan kembar dizigotik.Dua pertiga mempunyai 1 plasenta, 1 korion, dari 1 atau 2 amnion 2. Kehamilan kembar dizigotik

Kira-kira dua pertiga kehamilan kembar adalah dizigotik yang berasal dari 2 telur; disebut juga heterolog, binovuler, atau fraternal. Jenis kelamin sama atau berbeda, mereka berbeda seperti anak-anak lain dalam keluarga. Kembar dizigotik mempunyai 2 plasenta, 2 korion dan 2 amnion.Kadang-kadang 2 plasenta menjadi satu.

SISTEM REPRODUKSI II

Page 11

KEHAMILANKU YANG SULIT

Superfekundasi dan superfetasi Superfekundasi adalah pembuahan dua telur yang dikeluarkan pada ovulasi yang sama pada 2 koitus yang dilakukan dengan jarak waktu pendek. Kehamilan demikian ini sulit dibedakan dengan kembar dizigotik. Pada tahun 1910 oleh Archer dilaporkan bahwa seorang wanita berkulit putih yang melakukan koitus berturut-turut dengan seorang kulit putih dan kemudian dengan seorang negro melahirkan bayi kembar dengan satu bayi berwarna putih dan yang lainnya berupa mullato. Superfetasi adalah kehamilan kedua yang terjadi beberapa mingggu atau beberapa bulan setelah kehamilan pertama terjadi. Keadaan ini pada manusia belum pernah dibuktikan, akan tetapi dapat ditemukan pada kuda.

D. 1.

PERTUMBUHAN JANIN Berat badan janin pada kehamilan kembar lebih ringan dari

pada janin pada kehamilan tunggal pada umur kehamilan yang sama. Berat badan satu janin pada kehamilan kembar rata-rata 1000 gram lebih ringan dari pada janin kehamilan tinggal.Berat badan yang baru lahir umumnya pada kehamilan kembar kurang dari 2500 gram.Pada triplet kurang dari 2000 gram dan untuk kuadruplet kurang dari 1500 gram.Suatu faktor penting dalam hal ini adalah kecendrungan terjadinya partus prematurus. Berat badan kedua janin pada kehamilan kembar tidak sama, dapat berbeda antara 50 sampai 1000 gram. 2. Dalam pertumbuhan yang bersaing antara kedua janin hamil Terjadi monstrum, akardiakus

kembar dapat terjadi :

Pada kehamilan kemabr monozigotik peredaran darah terjadi tidak seimbang karena perbedaan pembuluh darah.pada jantung janin

SISTEM REPRODUKSI II

Page 12

KEHAMILANKU YANG SULIT

yang satu, peredaran darahnya lebh sempurna daripada janin yang lain sehingga terjadi gangguan pertumbuhan pada satu janin. Macam-macamnya : Akardiakus akornus ialah monstrum tanpa badan Akardiakus asefalus ialah monstrum yang hanya terdiri atas

panggul dan ekstremitas bawah Akardiakus amorfus ialah monstrum tanpa bentuk yang

terdiri atas jaringan ikat yang mengandung berbagai alat rudimeter dan diliputi kulit. Pada janin yang mendapat darah lebih banyak dapat terjadi

hidramnion, selain itu juga dapat terjadi polisitemia.Tapi pertumbuhan janin baik sedangkan pada janin kedua dapat menderita anemia, oligohidramnion, pertumbuhan janin kecil. 3. Fetus Papiraseus

Ini terjadi pada kembar dizigotik dimana satu janin meninggal dan yang lainnya tumbuh terus sampai matur.Janin yang mati diabsobsi atau masih ditemukan dalam uterus.Cairan amnion dapat diserap semua dan janin berubah menjadi dalam gepeng uterus (fetus dapat

papiraseus/kompresus).Jika

tertinggal

menyebabkan infeksi dan perdarahan.Plasenta fetus papiraseus berwarna putih, keras, fibritik dan berbatas tegas.Penemuan plasenta ini dapat menjadi indikator kemungkinan masih tertinggal janin kedua dalam uterus. Dapat pula satu konseptur mengalami perubahan menjadi mola hidatidosa sedangkan yang lain tumbuh terus sampai matur dan dilahirkan hidup. Tapi ini sangat jarang terjadi.

E.

LETAK PADA PRESENTASI JANIN

Pada hamil kembar sering terjadi kesalahan presentasi dan posisi kedua janin.Begitu pula letak janin kedua dapat berubah setelah janin pertama lahir, misalnya dari letak lintang berubah jadi letak

SISTEM REPRODUKSI II

Page 13

KEHAMILANKU YANG SULIT

sungsang atau letak kepala. Berbagai kombinasi letak, presentasi dan posisi bisa terjadi, yang paling sering dijumpai adalah: 47%). Letak membujur, presentasi kepala bokong (37-38%) Keduanya presentasi bokong (8-10%) Letak lintang dan presentasi kepala (5-5,3) Letak lintang dan presentasi bokong (1,5-2%) Dua-duanya letak lintang (0,2-0,6%) Letak dan presentasi '69' adalah letak yang berbahaya, Kedua janin dalam letak membujur; presentasi kepala (44-

karena dapat terjadi kunci-mengunci (interlocking).

F. 1. -

DIAGNOSIS KEHAMILAN KEMBAR Anamnesis Perut lebih buncit dari semestinya sesuai dengan umur tuanya

kehamilan 2. Gerakan janin lebih banyak dirasakan ibu hamil Uterus terasa lebih cepat membesar Pernah hamil kembar atau ada riwayat keturunan kembar. Inspeksi dan palpasi Pada pemeriksaan pertama dan ulangan ada kesan uterus

lebih besar dan lebih cepat tumbuhnya dari biasa. 3. Gerakan-gerakan janin terasa lebih sering. bagian-bagian kecil teraba lebih banyak. Teraba ada 3 bagian besar janin. Teraba ada 2 balotemen. Auskultasi

Terdengar 2 denyut jantung janin pada 2 tempat yang agak berjauhan dengan perbedaan kecepatan sedikitnya 10 denyut permenit atau bila dihitung bersamaan terdapat selisih 10. 4. Rontgen foto abdomen

Tampak gambaran 2 janin.

SISTEM REPRODUKSI II

Page 14

KEHAMILANKU YANG SULIT

5.

Ultrasonografi

Bila tampak 2 janin atau dua jantung yang berdenyut yang telah dapat ditentukan pada triwulan I. 6. Elektrokardiogram total

Terdapat gambaran dua EKG yang berbeda dari kedua janin. 7. Reaksi kehamilan

Karena pada hamil kembar umumnya plasenta besar atau ada 2 plasenta, maka produksi HCG akan tinggi, jadi titrasi reaksi kehamilan bisa positif, kadang-kadang sampai 1/200. Hal ini dapat dikacaukan dengan mola hidatidosa. Kadangkala diagnosa baru diketahui setelah bayi pertama lahir, uterus masih besar dan ternyata ada satu janin lagi dalam rahim.Kehamilan kembar sering terjadi bersamaan dengan hidramnion dan toksemia gravidarum.

G.

GAMBAR KLINIK KEHAMILAN KEMBAR

Pada kehamilan kembar dengan peregangan uterus yang berlebihan dapat terjadi persalinan prematuritas. Kebutuhan ibu akan zat-zat makanan pada kehamilan kembar bertambah sehingga terjadi difisiensi nutrisi seperti anemia yang dapat mengganggu pertumbuhan janin. Frekuensi hidramnion pada hamil kembar sebesar 10 kali lipat lebih besar daripada kehamilan normal.Keregangan otot rahim yang menyebabkan iskemia uteri dapat meningkatkan kemungkinan pre-eklampsia dan eklampsia. Solusio plasenta dapat terjadi setelah persalinan anak pertama karena retraksi otot rahim berlebihan.Perjalanan persalinan dapat terjadi lebih lama. Setelah persalinan terjadi gangguan kontraksi otot rahim perdarahan Keluhan yang sering terjadi pada kehamilan kembar diantranya sesak nafas sering ingin kencing / edema tungkai, pembesaran pembuluh darah (varises) yang menyebbakan atonia uteri menimbulkan

SISTEM REPRODUKSI II

Page 15

KEHAMILANKU YANG SULIT

Dengan janin (bayi) yang relatif berat badannya rendah menyebabkan morbiditas dan kematian yang tinggi. Kemungkinan penyulit pada kehamilan kembar Ibu Bayi

Anemia Hipertensi Partus Prematurus Atonia Uteri Perdarahan pasca persalinan Hidramnion Malpresentasi Plasenta previa Solusio plasenta Ketuban pecah dini dan toksemia gravidarum Pertumbuhan janin terhambat Kelainan bawaan Morbiditas dan mortalitas perinatal meningkat

H. 1. -

PENGARUH TERHADAP IBU DAN JANIN Terhadap Ibu Kebutuhan akan zat-zat bertambah, sehingga dapat

menyebabkan anemia dan defisiensi zat-zat lainnya. Kemungkinan terjadinya hidramnion bertambah 10 kali

lebih besar. Frekuensi pre-eklamsi dan eklamsi lebih sering. Karena uterus yang besar, ibu mengeluh sesak napas, sering

miksi, serta terdapat edema dan varises pada tungkai dan vulva. Dapat terjadi inersia uteri, perdarahan postpartum, dan

solusio plasenta sesudah anak pertama lahir. 2. Terhadap Janin Usia kehamilan tambah singkat dengan bertambahnya

jumlah janin pada kehamilan kembar: 25% pada gemeli; 50% pada

SISTEM REPRODUKSI II

Page 16

KEHAMILANKU YANG SULIT

triplet; dan 75% pada quadruplet, yang akan lahir 4 minggu sebelum cukup bulan. Jadi kemungkinan terjadinya bayi prematur akan tinggi. Bila sesudah bayi pertama lahir terjadi solusio plasentae,

maka angka kematian bayi kedua tinggi. Sering terjadi kesalahan letak janin, yang juga akan

mempertinggi angka kematian janin.

I. 1.

PENANGANAN DALAM KEHAMILAN Perawatan prenatal yang baik untuk mengenal kehamilan

kembar dan mencegah komplikasi yang timbul, dan bila diagnosis telah ditegakkan pemeriksaan ulangan harus lebih sering (1 x seminggu pada kehamilan lebih dari 32 minggu). 2. Setelah kehamilan 30 minggu, koitus dan perjalanan jauh

sebaiknya dihindari, karena akan merangsang partus prematurus. 3. Pemakaian korset gurita yang tidak terlalu ketat

diperbolehkan, supaya terasa lebih ringan. 4. Periksa darah lengkap, Hb, dan golongan darah.

J. 1.

PENANGANAN DALAM PERSALINAN Bila anak pertama letaknya membujur, kala I diawasi seperti

biasa, ditolong seperti biasa dengan episiotomi mediolateralis. 2. Setelah itu baru waspada, lakukan periksa luar, periksa dalam

untuk menentukan keadaan anak kedua. Tunggu, sambil memeriksa tekanan darah dan lain-lain. 3. Biasanya dalam 10-15 menit his akan kuat lagi. Bila anak

kedua terletak membujur, ketuban dipecahkan pelan-pelan supaya air ketuban tidak mengalir deras keluar.Tunggu dan pimpin persalinan anak kedua seperti biasa. 4. Waspadalah atas kemungkinan terjadinya perdarahan

postpartum, maka sebaiknya pasang infus profilaksis.

SISTEM REPRODUKSI II

Page 17

KEHAMILANKU YANG SULIT

Bila ada kelainan letak pada anak kedua, misalnya

melintang atau terjadi prolaps tali pusat dan solusio plasenta, maka janin dilahirkan dengan cara operatif obstetrik Pada letak lintang coba versi luar dulu, atau lahirkan dengan

cara versi dan ekstraksi. Pada letak kepala, persalinan dipercepat dengan ekstraksi

vakum atau forseps. 5. Pada letak bokong atau kaki, ekstraksi bokong atau kaki. Indikasi seksio caesarea hanya pada: Janin pertama letak lintang Bila terjadi prolaps tali pusat Plasenta previa Terjadi interlocking pada letak janin 69, anak pertama letak

sungsang dan anak kedua letak kepala. Kala IV diawasi terhadap kemungkinan terjadinya perdarahan postpartum: berikan suntikan sinto-metrin yaitu 10 satuan sintosinon tambah 0,2 mg methergin intravena. Mekanisme Persalinan Kepala-kepala Saat kepala bayi membuka vulva 5-6 cm. Lakukan penahan perineum dengan tangan kanan, tangan kiri menahan kepala bayi agar tidak defleksi maksimal hingga sub oksipito lahir sebagai hipomoklion, lalu tunggu kepala putar paksi luar dan lakukan biparietal serta sangga susur. Lahirkan bayi kedua dengan jarak waktu 10-15 menit dari anak pertama, lakukan pertolongan persalinan seperti anak pertama.

Mekanisme Persalinan Letak Bokong Kepala Bila kepala yang masuk PAP terlebih dahulu, Saat kepala bayi membuka vulva 5-6 cm. Lakukan penahan perineum dengan tangan kanan, tangan kiri menahan kepala bayi agar tidak defleksi maksimal hingga sub oksipito lahir sebagai hipomoklion, lalu

SISTEM REPRODUKSI II

Page 18

KEHAMILANKU YANG SULIT

tunggu kepala putar paksi luar dan lakukan biparietal serta sangga susur. Lalu anak kedua dilahirkan secara bracht : Pertolongan dimulai setelah bokong anak lahir. Bokong dipegang dengan kedua tangan sedemikian rupa

sehingga kedua ibu jari pada permukaan belakang pangkal paha dan emapat jari lainnya pada permukaan bokong. Kalau kaki sudah lahir, maka bokong dipegang sedemikian

rupa, sehingga kedua ibu jari terletak pada lipat paha dan jari lainnya menggenggam bokong lahir Bokong dibawa ke atas kerah perut ibu, dan sedikit kekiri Sama sekali tidak boleh dilakukan tarikan karena dengan Bokong terus dibawa ke atas ke arah perut ibu sampai kepala

dan ke kanan sesuai dengan letk punggung anak.

tarikan , lengan dapat menjungkit

Mekanisme Persalinan bokong-bokong Pertolongan Persalinan dilakukan menggunakan cara Bracht : Pertolongan dimulai setelah bokong anak lahir. Bokong dipegang dengan kedua tangan sedemikian rupa

sehingga kedua ibu jari pada permukaan belakang pangkal paha dan emapat jari lainnya pada permukaan bokong. Kalau kaki sudah lahir, maka bokong dipegang sedemikian

rupa, sehingga kedua ibu jari terletak pada lipat paha dan jari lainnya menggenggam bokong lahir Mekanisme Persalinan Lintang Kepala Bokong dibawa ke atas kerah perut ibu, dan sedikit kekiri Sama sekali tidak boleh dilakukan tarikan karena dengan Bokong terus dibawa ke atas ke arah perut ibu sampai kepala

dan ke kanan sesuai dengan letk punggung anak.

tarikan , lengan dapat menjungkit

SISTEM REPRODUKSI II

Page 19

KEHAMILANKU YANG SULIT

Jika anak pertama lintang, maka tidak dapat dilakukan pertolongan secara spontan, maka dilakukan persiapan SC. Bila anak pertama presentasi kepala maka lakukan pertolongan persalinan, saat kepala bayi membuka vulva 5-6 cm. Lakukan penahan perineum dengan tangan kanan, tangan kiri menahan kepala bayi agar tidak defleksi maksimal hingga sub oksipito lahir sebagai hipomoklion, lalu tunggu kepala putar paksi luar dan lakukan biparietal serta sangga susur. Lalu anak kedua dilahirkan dengan versi ekstraksi : Jika ada lengan menumbung, tangan diulas dengan yodium

dan di beri jerat.Jerat ini ditarik dengan ringan ke arah kepala anak dan waktu anak berputar diulur.Maksudnya supaya anak ini tetap menunjuk ke bawah, jadi tidak menjungkit, yang sangat menyukarkan lahirnya bahu. Yang menjadi tangan dalam ialah tangan yang sepihak Setelah labia dibeberkan, tangan di masukkan kedalam Tangan luar mendekatkan bokong ke tangan dalam; tangan

dengan kaki.

vagina, tangan luar pindah ke fundus.

dlam mencari kaki. Yang dicari aialah : jika punggung sebelah depan yaitu kaki bawah, jika punggung sebelah belakang yaitu kaki atas karena kaki tersebut akan menjadi kaki depan. Mencarinya adalah dari punggung, ke bokong, kepaha dan ke kaki, yang dijepit antara jari tengah dan telunjuk. Tangan luar menolak kepala kefundus; tangan dalam Kaki dilepaskan sebentar Ekstraksi : kita pegang tungkai bawah dengan kedua tangan

menarik kaki keluar sampai lutut

sedemikian rupa sehingga kedua ibu jari berdampingan. Arah tarikan ke bawah ialah kearah kaki kita sendiri.Kemudian kita pindahkan pegangan setinggi-tingginya tapi jangan memegang pada persendian. Kita tarik terus kebawah sampai trochantor depan

SISTEM REPRODUKSI II

Page 20

KEHAMILANKU YANG SULIT

ada dibawah sympisis; kemudian kita tarik ke atas untuk melahirkan pantan belakang. Pegang panggul anak dengan dua tangan sehingga ibu jari terletak berdampingan atau bersilang pada sacrum, sedangkan jari telunjuk tangan kiri pada crista iliaca kiri dan telunjuk kanan pada crista iliaca kanan.Jari lainnya menggenggam bokong dan paha.Kita tarik lagi ke arah kaki kita.Waktu pusat lahir, Tali pusat dilonggarkan. Kita tarik sampai menjumpai rintangan biasanya waktu bahu akan lahir. Bahu dilahirkan secara muller atau deventer (klasik). Kepala dilahirkan secara Mauriceau. Mekanisme Persalinan Lintang Bokong Jika anak pertama lintang, maka tidak dapat dilakukan pertolongan secara spontan, maka dilakukan persiapan SC. Jika anak pertama bokong lakukan pertolongan persalinan secara Bracht dan anak kedua dilakukan dengan cara versi ekstraksi.

Mekanisme Persalinan Lintang-lintang dan interlocking Tidakm dapat dilakukan pertolongan persalinan secara spontan, harus melakukan SC

K.

PROGNOSIS

Ibu : - Partus lama Taruma jalan lahir Perdarahan post partum Prognosis untuk ibu lebih jelek bila dibandingkan pada kehamilan tunggal, karena seringnya terjadi toksemia gravidarum, hidramnion, anemia, pertolongan obstetri operatif, dan perdarahan pospartum. Angka kematian perinatal tinggi terutama karena prematur, prolaps tali pusat, solusio plasenta dan tindakan obstetrik karena kelainan letak janin. TATALAKSANAN

SISTEM REPRODUKSI II

Page 21

KEHAMILANKU YANG SULIT

Penatalaksanaan Kehamilan Kembar Untuk menurunkan mortalitas dan morbiditas perinatal pada kehamilan kembar, perlu dilakukan tindakan-tindakan untuk mencegah terjadinya komplikasi

seawalmungkin.Diagnosis dini kehamilan kembar harus dapat ditegakkan sebagai perencanaan pengelolaan kehamilan. Mulai umur kehamilan 24 minggu pemeriksaan antenatal dilakukan tiap 2 minggu, dan sesudah usia kehamilan 36minggu pemeriksaan dilakukan tiap minggu. Istirahat baring dianjurkan lebih banyak karena hal itu menyebabkan aliran darah keplasenta meningkat agar pertumbuhan janin baik.3Kebutuhan kalori, protein, mineral, vitamin dan asam lemak esential harus cukupoleh karena kebutuhan yang meningkat pada kehamilan kembar. Kebutuhan kaloriharus ditingkatkan sebesar 300 kalori perhari. Pemberian 60 sampai 100 mg zat besi perhari, dan 1 mg asam folat diberikan untuk menambah zat gizi lain yangtelah diberikan. Pemeriksaan ultrasonografi dilakukan untuk mengetahui

adanyadiskordansi pada kedua janin pengukuran lingkar perut merupakan indikator yangsensitif dalam menentukan

diskordansi.1Pada kehamilan kembar terjadi peningkatan risiko persalinan preterm, sehinggadilakukan pemberian kortikosteroid diperlukan untuk pematangan paru berupabetamethsone 12 mg/hari , untuk 2 hari saja. Bila tak ada betamethasone dapatdiberikan dexamethasone sertapemberiantokolitik. 5. PercepatanPematanganFungsiParu Berdasarkan observasi sebelumnya bahwa kortikosteroid yang diberikan kepadadomba betina dapat mempercepat pematangan paru janin preterm, Liggins danHowie (1972) melakukan studi acak untuk mengevaluasi efek betametason yangdiberikan pada ibu (12 mg secara intramuskular dalam dua dosis, selang 24 jam)untuk mencegah gawat nafas pada bayi preterm yang kemudian dilahirkan. Bayi- bayi yang dilahirkan sebelum minggu ke-34 mengalami penurunan signifikaninsiden gawat nafas dan kematian

SISTEM REPRODUKSI II

Page 22

KEHAMILANKU YANG SULIT

neonatal akibat penyakit membran hialin bilakelahirannya ditunda sekurang-kurangnya 24 jam setelah selesai pemberian betametason 24 jam kepada ibu sampai 7 hari setelah selesai terapi steroid .6 Glack (1979) menekankan bahwa produksi surfaktan

kemungkinan dipercepat jauh sebelum aterm pada kehamilan yang dipersulit oleh sejumlah kondisi danstress pada ibu atau janin. Seperti penyakit ginjal kronis, kardiovaskuler kronis,hipertensi kehamilan, kecanduan heroin, pertumbuhan janin terhambat, infark plasenta, korioamnionitis, atau ketuban pecah preterm. Pandangan ini dianutsecara luas meskipun data terbaru menyangkal hubungan ini.6 Owen dak (1990) menyimpulkan bahwa suatu kehamilan yang mengalamistress (terutama hipertensi pada kehamilan) tak banyak memberi keuntunganterhadap ketahanan hidup janin. Demikian pula Hallal dan Bottoms (1993)mengkaji 1395 kehamilan yang dilahirkan pada usia gestasi antara 24 dan 35minggu serta menemukan bahwa ketuban pecah dini tidak berkaitan dengan pematangan paru yang lebih cepat.6

Kortikosteroid mempercepat produksi surfaktan dari pneumosit dan mengurangiinsiden kematian neonatus, perdarahan

intraserebral, dan enterokolitis. Dosis betametason yang dianjurkan adalah 12.0 mg intramuskular, diulang dalam 24 jam.7 Deksametason diberikan dalam dosis 5 mg dengan interval 6 jam hinggatercapai dosis total 20 mg. Pemberian kortikosteroid harus dimulai 24-48 jamsebelum persalinan. 8 Kortikosteroid diberikan untuk menginduksi pematangan paru janin pada kehamilan 24 sampai 34 minggu jika tidak ditemukan tanda-tandainfeksi. Pemberian kortikosteriod pada kehamilan kurang dari 23 minggu masihkontroversi. Pemberian kortikosteroid pada kehamilan kurang dari 23 minggutidak berguna untuk memperbaiki keadaan pernafasan karena pada janin kurangdari 23 minggu belum terbentuk sel pneumosit yang memproduksi surfaktan.7 Penelitian-penelitian yang dimulai tahun

SISTEM REPRODUKSI II

Page 23

KEHAMILANKU YANG SULIT

1970an, yang menindaklanjuti perkembangan anak-anak yang diberi terapi antenatal kortikosteroid sampai umur 12 tahun tidak memperlihatkan efek buruk dibidang perkembangan saraf jangka panjang. Hal ini diukur berdasarkan adanya gangguan belajar, perilaku, danmotorik atau sensorik (National Institute of Health Consensus DevelopmentPanel, 1995). Namun terdapat efek jangka pendek pada ibu, antara lain edema paru, infeksi dan pengendalian glukosa yang lebih sulit pada ibu diabetik. Tidak dilaporkan adanya efek jangka panjang pada ibu.6 Kortikosteroid tidak hanya mempengaruhi pematangan paru saja, melainkan juga merangsang persalinan. Jenssen dan Wright kortikosteroid (1977), dapat Mati dkk

(1973)melaporkan

bahwa

menginduksi Selain

persalinan pada manusialebih dari 20 tahun yang lalu.

itu, Elliot dan Radin (1995) mengkonfirmasi bahwa kortikosteroid menginduksi kontraksi uterus dan persalinan preterm padamanusia.6 Esplin dkk (2000) membandingkan perkembangan mental dan psikomotor pada429 bayi dengan berat lahir rendah yang terpajan dua kali atau lebih pemberiankortikosteroid antenatal dengan bayi yang terpajan satu kali pemberian atau tidak mendapatkan pajanan sama manfaat pada sekali. dosis

Merekatidakmenemukanadanya

berulang. Pajanan terhadap pemberian kortikosteroid berulang secaraindependen dan signifikan diikuti dengan perkembangan psikomotor yangabnormal.6 Vermillion dkk (2000) dalam sebuah analisis terhadap 453 bayi, menetapkan bahwa sepsis neonatorum awitan dini, korioamnionitis dan kematian neonatalsecara

signifikan berhubungan dengan pemberian betametason dosis multipel pada ibu. Thorp (2000) dan Guinn (2001) dkk melakukan percobaan prospektif besar dan tidak menemukan manfaat pada pemberian steroid berulang. Dilaporkanterdapatpenurunanlingkarkepala yang signifikan pada bayi-bayi yang terpajansteroid.Mercer dkk (2001) melaporkan

SISTEM REPRODUKSI II

Page 24

KEHAMILANKU YANG SULIT

penurunan berat dan panjang badan lahir yang bergantung dosis pada neonatus yang terpajan terapi steroid antenatal.Tokolitik Tokolitik berguna untuk mengurangi kontraksi uterus dan menahan pembukaanserviks. Pada pemberian tokolitik, pasien harus dirawat di rumah sakit untuk observasi dan tirah baring.7 Pemberian tokolitik yang dianjurkan meliputi5:a. Nifedipine 10 mg, diulang tiap 30 menit, maksimum 40 mg/6 jam. Umumnyahanya diperlukan 20 mg, dan dosis perawatan 3 x 10mg. b. B-mimetik : terbutalin atau salbutamol. 2.6 Emesis Gravidarum dan Hiperemesis Gravidarum

A. Definisi Hiperemesis Gravidarum

Emesis gravidarum adalah rasa mual dan muntah dengan frekuensi 1-2 kali sehari yang terjadi pada trimester pertama. Hiperemesis gravidarum yaitu muntah lebih dari 4 kali sehari atau mual terus menerus terjadi selama 20 minggu terakhir kehamilan. Umumnya, mual dan muntah terjadi pada pagi hari karena hormon HCG meningkat dalam darah pada ibu hamil, kemudian dapat merangsang dinding lambung untuk muntah. Hormon HCG diekskresikan melalui urin. Tetapi karena tidur yang lama pada malam hari, sehingga hormon HCG ini meningkat karena tidak diekskresikan. Sehingga, HCG yang berada dalam urin ini dikeluarkan pagi hari dan menyebabkan rangsangan muntah. B. Gejala Emesis Gravidarum dan Hiperemesis Gravidarum(2) 1. Mual dan sampai muntah yang terjadi dalam 12 minggu pertama kehamilan, biasanya menghilang pada akhir waktu tersebut, tapi kadang muncul kembali menjelang akhir kehamilan. 2. Mual dan muntah yang terjadi kira-kira mulai 2 minggu sesudah haid tidak datang dan berlangsung kira-kira selama 6 sampai 8 minggu. Sesudah 12 minggu biasanya menghilang.

SISTEM REPRODUKSI II

Page 25

KEHAMILANKU YANG SULIT

3. Mual dan muntah yang terjadi pada tribulan pertama kehamilan dan akan berakhir pada awal tribulan kedua kehamilan. 4. Perasaan mual kadang disertai muntah di pagi hari. Ada yang merasakan siksa ini hanya dipagi hari, namun tidak jarang yang harus mengalaminya seharian penuh dan nyaris tidak dapat melakukan aktivitas apapun Hiperemesis gravidarum dapat diklasifikasikan secara klinis menjadi hiperemesis gravidarum tingkat I, II dan III. 1. Hiperemesis gravidarum tingkat I ditandai oleh muntah yang terusmenerus disertai dengan penurunan nafsu makan dan minum. Terdapat penurunan berat badan dan nyeri epigas-trium. Pertama-tama isi muntahan adalah makanan, kemudianlendir beserta sedikit cairan empedu, dan dapat keluar darahjika keluhan muntah terus berlanjut. Frekuensi nadi meningkatsampai 100 kali per menit dan tekanan darah sistolik menurun. Pada pemeriksaan fisis ditemukan mata cekung, lidah kering, penurunan turgor kulit dan penurunan jumlah urin. 2. Pada hiperemesis gravidarum tingkat II, pasien memuntahkan semua yang dimakan dan diminum, berat badan cepat menurun, dan ada rasa haus yang hebat. Frekuensi nadi berada pada rentang 100-140 kali/menit dan

tekanandarah sistolik kurang dari 80 mmHg. Pasien terlihat apatis,pucat, lidah kotor, kadang ikterus, dan ditemukan asetonserta bilirubin dalam urin. 3. Hiperemesis gravidarum tingkat III sangat jarang terjadi. Keadaan ini merupakan kelanjutan dari hiperemesis gravidarum tingkat II yang ditandai dengan muntah yang berkurang atau bahkan berhenti, tetapi kesadaran pasien menurun (delirium sampai koma). Pasien dapat mengalami ikterus, sianosis, nistagmus, gangguan jantung dan dalam urin ditemukan bilirubin dan protein. C. Penyebab Emesis Gravidarum dan Hiperemesis Gravidarum(2)(4) Etiologi dan patogenesis emesis dan hiperemesis gravidarum berkaitan erat dengan etiologi dan patogenesis mual dan muntah pada kehamilan. Penyebab pasti mual dan muntah yang dirasakan ibu hamil belum diketahui,
SISTEM REPRODUKSI II Page 26

KEHAMILANKU YANG SULIT

tetapi terdapat beberapa teori yang mengajukan keterlibatan faktor-faktor biologis, sosial dan psikologis. Faktor biologis yang paling berperan adalah perubahan kadar hormon selama kehamilan. Menurut teori terbaru, peningkatan kadar human chorionic

gonadotropin (hCG) akan menginduksi ovarium untuk memproduksi estrogen, yang dapat merangsang mual dan muntah. Perempuan dengan kehamilan ganda atau mola hidatidosa yang diketahui memiliki kadar hCG lebih tinggi daripada perempuan hamil lain mengalami keluhan mual dan muntah yang lebih berat. Progesteron juga diduga menyebabkan mual dan muntah dengan cara menghambat motilitas lambung dan irama kontraksi otot-otot polos lambung. Penurunan kadar thyrotropin-stimulating hor-mone (TSH) pada awal kehamilan juga berhubungan dengan hiperemesis gravidarum meskipun mekanismenya belum jelas. Hiperemesis gravidarum merefleksikan

perubahan hormonal yang lebih drastis dibandingkan kehamilan biasa. 1. Faktor predisposisi a. Primigravida b. Overdistensi rahim : hidramnion, kehamilan ganda, estrogen dan HCG tinggi, mola hidatidosa 2. Faktor organik a. Masuknya vili khorialis dalam sirkulasi maternal b. Perubahan metabolik akibat hamil c. Resistensi yang menurun dari pihak ibu d. Alergi 3. Faktor psikologis a. Rumah tangga yang retak b. Hamil yang tidak diinginkan c. Takut terhadap kehamilan dan persalinan d. Takut terhadap tanggung jawab sebagai ibu e. Kehilangan pekerjaan D. Pengaruh Emesis Gravidarum dan Hiperemesis Gravidarum Terhadap Ibu Hamil dan Janin
SISTEM REPRODUKSI II Page 27

KEHAMILANKU YANG SULIT

Seorang ibu hamil yang sering mual dan muntah menyebabkan cairan tubuhnya berkurang sehingga terjadi ketidakseimbangan elektrolit. Hal ini menyebabkan darah menjadi kental (hemokonsentrasi). Kemudian sirkulasi darah ke jaringan akan menjadi lambat dan konsumsi oksigen dan makanan menurun yang pada akhirnya akan menyebabkan kerusakan jaringan. Kerusakan ini berdampak pada pertumbuhan janin. Emesis dalam keadaan normal tidak banyak menimbulkan efek negative terhadap kehamilan dan janin, hanya saja apabila emesis gravidarum ini berkelanjutan dan berubah menjadi hiperemesis gravidarum yang dapat meningkatkan resiko terjadinya gangguan pada kehamilan. Wanita-wanita hamil dengan gejala emesis gravidarum yang berlebih berpotensi besar mengalami dehidrasi, kekurangan cadangan karbohidrat dan lemak dalam tubuh, dapat pula terjadi robekan kecil pada selaput lender esofagus dan lambung atau sindroma Mallary Weiss gastrointestinal. Tanda-tanda dehidrasi, adalah: berat badan menurun, denyut nadi meningkat (120x/menit dan terus naik), tekanan darah menurun (diastolic 50 mmHg dan terus turun), mata cekung, elastisitas kulit berkurang. Apabila ditemukan tanda-tanda dehidrasi pada ibu hamil maka ia harus segera mendapat pertolongan dari tenaga kesehatan. Bayi-bayi dari wanita yang menderita hiperemesis gravidarum sepanjang kehamilan lebih cenderung memiliki kelainan dan pertumbuhan yang sedikit terbelakang. akibat perdarahan

D.

Perawatan Ibu Hamil dengan Emesis Gravidarum dan Hiperemesis Gravidarum 1. Tata Laksana Awal Emesis Gravidarum Tata laksana awal dan utama untuk mual dan muntah tanpa komplikasi adalah istirahat dan menghindari makanan yang merangsang, seperti makanan pedas, makanan berlemak, atau suplemen besi.

SISTEM REPRODUKSI II

Page 28

KEHAMILANKU YANG SULIT

Perubahan pola diet yang sederhana, yaitu mengkonsumsi makanan dan minuman dalam porsi yang kecil namun sering cukup efektif untuk mengatasi mual dan muntah derajat ringan. Jenis makanan yang direkomen-dasikan adalah makanan ringan, kacang-kacangan, produk susu, kacang panjang, dan biskuit kering. Minuman elektrolit dan suplemen nutrisi peroral disarankan sebagai tambahan untuk memastikan terjaganya keseimbangan elektrolit dan pemenuhan kebutuhan kalori. Menu makanan yang banyak mengandung protein juga memiliki efek positif karena bersifat eupepticdan efektif meredakan mual. Manajemen stres juga dapat berperan dalam menurunkan gejala mual. 2. Tata Laksana Farmakologis Emesis Gravidarum Pada emesis gravidarum, obat-obatan diberikan apabila perubahan pola makan tidak mengurangi gejala, sedangkan pada hiperemesis gravidarum, obat-obatan diberikan setelah rehidrasi dan kondisi hemodinamik stabil. Pemberian obat secara intravena dipertimbangkan jika toleransi oral pasien buruk. Obat-obatan yang digunakan antara lain adalah vitamin B6 (piridoksin), antihistamin dan agen-agen prokinetik.American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG) merekomendasikan 10 mg piridoksin ditambah 12,5 mg doxylamine per oral setiap 8 jam sebagai farmakoterapi lini pertama yang aman dan efektif. Dalam sebuah ran-domized trial, kombinasi piridoksin dan

doxylamine terbukti menurunkan 70% mual dan muntah dalam kehamilan. Suplementasi dengan tiamin dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya komplikasi berat hiperemesis, yaitu Wernicke s

encephalopathy. Komplikasi ini jarang terjadi, tetapi perlu diwaspadai jika terdapat muntah berat yang disertai dengan gejala okular, seperti perdarahan retina atau hambatan gerakan ekstraokular . Antiemetik konvensional, seperti fenotiazin dan ben-zamin, telah terbukti efektif dan aman bagi ibu. Antiemetik seperti proklorperazin, prometazin, klorpromazin menyem-buhkan mual dan muntah dengan

SISTEM REPRODUKSI II

Page 29

KEHAMILANKU YANG SULIT

cara menghambat postsyn-aptic mesolimbic dopamine receptorsmelalui efek anti-kolinergik dan penekanan reticular activating system. Obatobatan tersebut dikontraindikasikan terhadap pasien dengan

hipersensitivitas terhadap golongan fenotiazin, penyakit kardiovaskuler berat, penurunan kesadaran berat, depresi sistem saraf pusat, kejang yang tidak terkendali, dan glaukoma sudut tertutup. Namun, hanya didapatkan sedikit informasi mengenai efek terapi antiemetik terhadap janin. Fenotiazin atau metoklopramid diberikan jika pengobatan dengan antihistamin gagal. Prochlorperazine juga tersedia dalam sediaan tablet bukal dengan efek samping sedasi yang lebih kecil. randomized trial, efektivitas yang Dalam sebuah

metoklopramid dan prometazin intravena memiliki sama untuk mengatasi hiperemesis, tetapi

metoklopramid memiliki efek samping mengantuk dan pusing yang lebih ringan.

3. Tata Laksana Awal Hiperemesis Gravidarum Pasien hiperemesis gravidarum harus dirawat inap di rumah sakit dan dilakukan rehidrasi dengan cairan natrium klorida atau ringer laktat, penghentian pemberian makanan per oral selama 24-48 jam, serta pemberian antiemetik jika dibutuhkan. Penambahan glukosa,

multivitamin, magnesium, pyridoxine, atau tiamin perlu dipertimbangkan. Cairan dekstrosa dapat menghentikan pemecahan lemak. Untuk pasien dengan defisiensi vitamin, tiamin 100 mg diberikan sebelum pemberian cairan dekstrosa. Penatalaksanaan di-lanjutkan sampai pasien dapat mentoleransi cairan per oral dan didapatkan perbaikan hasil laboratorium. 4. Pengaturan Diet Hiperemesis Gravidarum Untuk pasien hiperemesis gravidarum tingkat III, diberikan diet hiperemesis. Makanan yang diberikan berupa roti kering dan buahbuahan. Cairan tidak diberikan bersama makanan tetapi 1-2 jam setelah makan. Diet hiperemesis kurang mengandung zat gizi, kecuali vitamin C, sehingga diberikan hanya selama beberapa hari.

SISTEM REPRODUKSI II

Page 30

KEHAMILANKU YANG SULIT

Jika rasa mual dan muntah berkurang, pasien diberikan diet hiperemesis II. Pemberian dilakukan secara bertahap untuk makanan yang bernilai gizi tinggi. Minuman tidak diberikan bersama makanan. Diet hiperemesis I Irendah dalam semua zat gizi, kecuali vitamin Adan D. Diet hiperemesis III diberikan kepada penderita dengan

hiperemesis ringan. Pemberian minuman dapat diberikan bersama makanan. Diet ini cukup dalam semua zat gizi, kecuali kalsium. 2.7 PREEKLAMPSIA 1.Defenisi Preeklampsia adalah timbulnya hipertensi disertai proteinuria dan edema akibat kehamilan setelah usia kehamilan 20 minggu atau segera setelah persalinan. Preeklampsia adalah hipertensi (140/90 mmHg) dan proteinuria ( > 300/24 jam urin) yang terjadi setelah kehamilan 20 minggu pada perempuan yang sebelumnya normotensi. Preeklampsia merupakan suatu kelainan multiorgan spesifik pada kehamilan yang ditandai dengan terjadinya hipertensi dan proteinuria setelah usia kehamilan 20 minggu. 2. Etiologi Teori yang mengemukakan tentang bagaimana dapat terjadi hipertensi pada kehamilan cukup banyak sehingga Zweifel (1922) menyebutkannya sebagai disease of theory. Karena banyaknya teori dan tidak satu pun dari teori tersebut dapat menerangkan berbagai gejala yang timbul. Secara singkat teori-teori tersebut dijabarkan sebagai berikut : a. Teori genetik Berdasarkan teori ini, komplikasi hipertensi pada kehamilan dapat diturunkan pada anak perempuannya sehingga sering terjadi hipertensi sebagai komplikasi

SISTEM REPRODUKSI II

Page 31

KEHAMILANKU YANG SULIT

kehamilannya. Sifat heriditernya adalah resesif sehinga tidak atau jarang terjadi pada menantunya. Kejadian hipertensi pada kehamilan berikutnya akan makin berkurang. b. Teori imunologis Hasil konsepsi merupakan allegraf atau benda asing tidak murni karena sebagian besar genetiknya berasal dari sel maternal, sehingga sebagian besar kehamilan berhasil dengan baik sampai aterm dan mencapai well health mother dan well born baby. Unsur benda asing hanya berasal dari pihak suami sehingga terdapat beberapa kemungkinan terhadap hasil konsepsi : 1) Terjadi adaptasi sempurna 2) Terjadi penolakan total terhadap hasil konsepsi 3) Proses pembentukan dan invasi sel trofoblas c. Teori iskemia regio uteroplasenter J.Whitridge Williams 1903, melaporkan dan mengemukakan hipotesis tentang hipertensi pada kehamilan yang menyatakan bahwa terdapat toksin yang menyebabkan terjadinya gejala preeklampsia dan eklampsia. Dugaan tersebut ada benarnya mengingat saat itu belum dilakukan penelitian yang menemukan penyebab pastinya. Demikianlah Zwefel 1922, menyebutkan preeklampsia / eklampsia sebagai penyakit teoritis karena tidak dijumpai satu teori yang dapat menerangkan semua gejala yang ditimbulkannya secara kompleks. Hertig 1945, melaporkan bahwa dijumpai timbunan lipid yang kaya akan sel yang bergelembung yang oleh Zeek dan Assali 1950, disebut terjadi acute atherosis. Ternyata bahwa bentuk yang dikemukakan itu adalah perlukaan pada dinding arterioli.
SISTEM REPRODUKSI II Page 32

KEHAMILANKU YANG SULIT

d. Teori diet proses terjadinya hipertensi dalam kehamilan Peranan kalium dalam hipertensi kehamilan sangat penting diperhatikan karena kekurangan kalsium dalam diet dapat memicu terjadinya hipertensi. Ibu hamil memerlukan sekitar 2-2 gram kalsium setiap hari. Hal itu bertujuan untuk memenuhi kebutuhan kalsium. Kalsium berfungsi untuk membantu pertumbuhan tulang janin, mempertahankan konsentrasi dalam darah pada aktivitas kontraksi otot. Kontraksi otot pembuluh darah sangat penting karena dapat mempertahankan tekanan darah. Walaupun dalam makanan sudah cukup banyak kalsium, tetapi tidak salah jika dalam pengawasan ibu hamil ditambahkan kalsium yang mudah di olah oleh usus halusnya. Kekurangan kalsium berkepanjangan akan menyebabkan ditariknya kalsium dari tulang dan otot untuk dapat memenuhi kebutuhan kalsium janin. 3. Prevalensi hipertensi dalam kehamilan Kejadian hipertensi dalam kehamilan bervariasi mulai dari berbagai daerah keadaan masyarakat khususnya tentang diet dan kesehatan umumnya, bergantung pada ras, pendidikan dan pengetahuan masyarakat, kemampuan pelayanan rumah sakit dan lainnya. Secara internasional kejadian hipertensi dalam kehamilan dapat diperkirakan sebagai berikut : a. Primigravida sekitar 7-12 %, Makin meningkat pada : 1) Hamil ganda 2) Hidramnion / hamil dengan DM 3) Kehamilan mola hidatidosa b. Pada kehamilan multigravida 5 8 % Di Indonesia diperkirakan kejadian hipertensi dalam kehamilan sekitar 6 12 % serta sangat bervariasi dari masing-masing daerah dan hasil penelitian setiap rumah sakit.
SISTEM REPRODUKSI II Page 33

KEHAMILANKU YANG SULIT

4. Klasifikasi Dibagi menjadi 2 golongan, yaitu : a.) Preeklampsia ringan Preeklampsia ringan adalah timbulnya hipertensi disertai proteinuria dan atau edema setelah umur kehamilan 20 minggu atau segera setelah persalinan. Gejala Klinis : 1) Kenaikan tekanan darah sistol 30 mmHg atau lebih ; diastol 15 mmHg atau lebih dari tekanan darah sebelum hamil pada kehamilan 20 minggu atau lebih atau sistol 140 mmHg sampai kurang 160 mmHg ; diastol 90 mmHg sampai kurang 110 mmHg. 2) Proteinuria : secara kuantitatif lebih 0.3 gr/liter dalam 24 jam atau secara kualitatif positif 2 (+2). 3) Edema pada pretibia, dinding abdomen, lumbosakral, wajah atau tangan. 4) Kenaikan berat badan ibu 1 kg atau lebih per minggu selama 2 kali berturutturut. 5) Timbul salah satu atau lebih gejala atau tanda-tanda preeklampsia berat. b). Preeklampsia berat Preeklampsia berat adalah suatu komplikasi kehamilan yang ditandai dengan timbulnya hipertensi 160/110 mmHg atau lebih disertai proteinuria dan atau edema pada kehamilan 20 minggu atau lebih.
SISTEM REPRODUKSI II Page 34

KEHAMILANKU YANG SULIT

Gejala klinis preeklampsia berat meliputi: 1) Tekanan darah sistolik 160 mmHg atau lebih dan atau diastolik 110 mmHg atau lebih, di ukur 2 kali dengan jarak waktu sekurang-kurangnya 6 jam dan pasien dalam keadaan istirahat rebah. 2) Proteinuri 5 gr atau lebih dalam 24 jam. 3) Oliguri yaitu produksi urine 400 cc atau kurang dalam 24 jam. 4) Gangguan serebral atau gangguan penglihatan. 5) Edema paru atau sianosis. 5. Patofisiologi Kelainan patofisiologi yang mendasari preeklampsia pada umumnya karena vasospasme. Vasospasme bisa merupakan akibat dari kegagalan invasi trofoblas ke dalam lapisan otot polos pembuluh darah, reaksi imunologi, maupun radikal bebas. Semua ini akan menyebabkan terjadinya kerusakan / jejas endotel, yang kemudian akan mengakibatkan gangguan keseimbangan antara kadar vasokonstriktor (endotelin, tromboksan angiotensin, dll) dan vasodilator (nitritoksida, prostasiklin, dll) serta gangguan pada sistem pembekuan darah. Perubahan patologi berbagai organ penting menimbulkan nyeri

epigastrium, nyeri kepala yang berat, sesak nafas serta terhentinya fungsi jantung. Terjadinya spasme pembuluh darah arteriol menuju organ penting dalam tubuh dapat menyebabkan mengecilnya aliran darah menuju retroplasenta sehingga menimbulkan gangguan penukaran nutrisi, CO2 dan O2 yang menyebabkan asfiksia sampai kematian janin dalam rahim. Spasme arteriol yang mendadak

SISTEM REPRODUKSI II

Page 35

KEHAMILANKU YANG SULIT

menyebabkan asfiksia berat sampai kematian janin, sedangkan spasme yang berlangsung lama dapat mengganggu pertumbuhan janin.

6. Perubahan gejala klinis dalam kehamilan Pada preeklampsia terjadi vasokonsentrasi sehingga menimbulkan gangguan metabolisme endorgan dan secara umum terjadi perubahan patologianatomi (nekrosis, perdarahan, edema). Perubahan patologi-anatomi akibat nekrosis, edema dan perdarahan organ vital akan menambah beratnya manifestasi klinis dari masing-masing organ vital. Preeklampsia dapat mengganggu banyak sistem organ, derajat

keparahannya tergantung faktor medis atau obstetri. Gangguan organ pada preeklamsia meliputi. a. Ginjal Perubahan pada ginjal disebabkan oleh aliran darah ke dalam ginjal menurun, sehingga menyebabkan filtrasi glomerulus berkurang. Konsep permeabilitas kapiler ekstravasasi, nekrosis, perdarahan merupakan proses penting terjadinya kerusakan pada ginjal. Spasme pembuluh darahnya menimbulkan gangguan fungsi filtrasi glomerulus menyebabkan kapilernya membengkak sehingga sel sel endotelialnya menutup lumen kapilernya. Sedangkan tubulus mengalami nekrosis dan fungsinya berkurang, dan permeabilitas kapiler mengingkat sehingga terjadi pengeluaran molekul besar (glomerulopati). b. Kardiovaskular CO menurun sedangkan tahanan perifer meningkat tajam. Vasokonstriksi menimbulkan berbagai variasi tahanan pembuluh darah perifer sehingga

SISTEM REPRODUKSI II

Page 36

KEHAMILANKU YANG SULIT

kompensasi jantung harus dapat mengatasi tahanan sehingga dapat memenuhi kebutuhan nutrisi dan O2. c. Volume darah Normalnya volume darah 5000 cc. Pada preeklampsia / eklampsia menjadi sekitar 3500 cc. Penurunan ini disebabkan oleh vasokonstriksi umum sehingga volume darah normal dan tidak mempunyai tempat. Hipertensi dalam kehamilan sensitif terhadap tambahan volume cairan, yang dapat menimbulkan hipertensi atau ekstravasasi cairan bertambah banyak. d. Perubahan hematologis Perlukaan pembuluh darah menyebabkan terjadi koagulasi trombosit, yang dipermudah oleh fibronektin (perekat trombosit). Timbunan fibrin mengikuti, tetapi diikuti fibrinolisis. Akibatnya terjadi trombositopenia yang memudahkan terjadi hemolisis eritrosit. e. Faktor pembekuan Antitrombin III turun pada preeklampsia / eklampsia. Hal ini memudahkan trombin mengubah fibrinogen menjadi fibrin sehingga pembekuan darah menjadi lebih cepat. Fibronektin makin meningkat sebagai glikoprotein, yang dapat melekatkan trombosit pada tempat perlukaan pembuluh darah. f. Perubahan hormonal Pengeluaran renin, angiotensin II dan aldosteron turun pada hipertensi dalam kehamilan. Deoxycorticosteroid (DOC) meningkat pada trisemester III, vasopressin dalam batas normal sedangkan atrial natriuric peptide, naik untuk dapat melebarkan dinding pembuluh darah bila terdapat penambahan volume darah. g. Perubahan elektrolit dalam darah

SISTEM REPRODUKSI II

Page 37

KEHAMILANKU YANG SULIT

Peningkatan permeabilitas kapiler menyebabkan ekstravasasi plasma air dan garam. Hal ini sebagian besar disebabkan karena gangguan fungsi ginjal yang mengeluarkan protein sehingga tekanan osmotik darah menurun menimbulkan ekstravasasi air dan garam. Pada konvusi terjadi penurunan bikarbonat karena tidak terdapat kompensasi dari paru.

h. Aktivitas sel endotelial Kerusakan endotelium pembuluh darah menyebabkan perlukaan yang meningkatkan terjadi koagulasi trombosit dan gumpalan darah yang selanjutnya diikuti lisis dan menyebabkan mioepitelium pembuluh darah sensitif terhadap vasopresor menimbulkan konstriksi. Kapiler bertambah sifat permeabilitasnya sehingga melepaskan cairan plasma menuju ekstravaskuler dan menimbulkan edema. Endothelium derived relaxing factor (EDRF) atau nitric oxide merupakan vasodilator yang kuat. Endotelin dibuat oleh endotelium pembuluh darah, pada preeklampsia endotelin semakin meningkat sehingga terjadi vasokonstriksi pembuluh darah. i. Perubahan metabolisme lemak Terjadi peningkatan lipid peroksida yang menunjukkan tingkat derajatnya penyakit komplikasi hipertensi dalam kehamilan. Dan juga terjadi peningkatan radikal bebas dan penurunan antioksidan dalam darah preeklampsia / eklampsia. Sedangkan platelet gluthathione peroxidase semakin meningkat pada hipertensi dalam kehamilan. j. Liver

SISTEM REPRODUKSI II

Page 38

KEHAMILANKU YANG SULIT

Resistensi pembuluh darah liver meningkat, permeabilitas naik dan menimbulkan edema. Hal ini menyebabkan terjadinya perdarahan periportal sistem dan perdarahan subkapsuler liver sehingga terjadi gangguan fungsi pengeluaran bromosulphtalein dan fungsi pengeluaran aspartat aminotransferase dalam serum. k. Sistem saraf pusat Peredaran darah otak mempunyai kemampuan untuk regulasi sendiri sehingga jumlah darahnya relatif tetap. Dalam keadaan preeklampsia / eklampsia berat kemampuan regulasinya tidak dapat menahan hipertensi. Akibatnya terjadi edema dan tekanan intakranial meningkat, perdarahan dan nekrosis. Edema dan perdarahan serta nekrosis dapat mencapai retina. Tingginya tekanan intrakranial dapat menimbulkan herniasi medulla oblongata menuju foramen magnum sehingga menimbulkan gangguan fungsi vital. l. HELLP sindrome Keterlibatan liver dalam proses preeklampsia / eklampsia menunjukkan komplikasi hipertensi dalam kehamilan menjadi serius. Sebagian besar keterlibatan liver bersama dengan ginjal dan CNS. 7. Diagnosa hipertensi dalam kehamilan. Diagnosis preeklampsia ditegakkan apabila pada seorang wanita hamil dengan umur kehamilan 20 minggu atau lebih ditemukan gejala-gejala hipertensi, proteinuri, dan atau edema. a. Preekalmpsia 1) Preeklampsia ringan : (a) Tekanan darah 140/90 mmHg setelah hamil 20 minggu (b) Proteinuria 300 mg/24 jam atau +1

SISTEM REPRODUKSI II

Page 39

KEHAMILANKU YANG SULIT

2) Preeklampsia berat : (a) Tekanan darah 160/110 mmHg (b) Proteinuria 2.0 gr/24 jam +2 (c) Kreatinin serum diatas 1.2 mg/dl kecuali diketahui sebelumnya telah meningkat (d) Trombosit < 100.000/mm3 (e) Mikroangiopati hemolisis (meningkatnya LDH) (f) Meningkatnya ALT atau AST (g) Gangguan cerebral tetap (h) Sakit kepala (i) Gangguan penglihatan (j) Sakit pada epigastrium menetap 2.8 ABORTUS A. DEFINISI ABORTUS

Abortus atau keguguran adalah kelahiran yang terhenti pada kehamilan di bawah 20 minggu atau berat badan janin di bawah 500 gram. Abortus biasanya diawali oleh adanya perdarahan pada selaput lendir rahim atau desidua basalis, dan menyebabkan kerusakan pada jaringan di sekitarnya. Akibatnya, calon janin terlepas sebagian atau seluruhnya. Kondisi demikian membuat calon janin menjadi benda asing bagi rahim, sehingga rahim berupaya mengeluarkan isinya dengan cara kontraksi. Inilah yang disebut abortus yang spontan. Dengan kata lain, terjadinya abortus merupakan reaksi tubuh untuk mengeluarkan benda asing yang berupa calon janin tadi.

SISTEM REPRODUKSI II

Page 40

KEHAMILANKU YANG SULIT

Penyebab abortus sendiri cukup beragam dan dikelompokkan dalam empat aspek. Aspek pertama adalah kelainan dari calon janin tadi. Ini adalah abortus akibat yang terjadi karena kelainan pada kromosom, alias bibitnya sudah tidak baik. Abortus juga dapat terjadi akibat lingkungan rahim yang tidak baik, misalnya kondisi endometrium yang tidak sempurna. Bisa saja akibat pengaruh dari luar tubuh ibunya. Misalnya, terkena virus, radiasi, konsumsi obat-obatan, ataupun pengaruh psikis, seperti beban pekerjaan atau hubungan dengan suami. Yang kedua adalah abortus yang terjadi akibat kelainan pada plasenta sendiri. Misalnya, akibat infeksi pada vili-vili chorealis yang menyebabkan plasenta yang tidak bagus, dan menyebabkan pengiriman makanan ke calon janin melalui plasenta terganggu. Ini menyebabkan gangguan pertumbuhan pada calon janin, dan selanjutnya janinnya mat. Aspek ketiga adalah penyakit yang berasal dari si ibu sendiri. Misalnya, calon ibu mendapat gangguan kesehatan pada saat kehamilan, seperti akibat infeksi dan mendadak panas tinggi, radang paru (pnemonia), sakit ginjal, terserang malaria, terinfeksi bakteri atau virus, dan sebagainya. Selain itu, abortus juga bisa terjadi pada ibu yang mengalami anemia (kekurangan haemoglobin atau kekurangan butir darah merah) berat, mengalami keracunan, terpaksa menjalani operasi lain pada saat hamil, atau adanya infeksi pada rongga perut. Penyakit menahun, seperti toksoplasmosis, juga bisa menyebabkan abortus. Kelainan pada alat kelamin dalam, merupakan aspek keempat. Misalnya kelainan letak rahim (retroversi uteri atau letak rahim turun), adanya mioma atau tumor di dalam rongga rahim. Bisa pula karena mulut rahim sendiri yang tidak bagus (incompeten servik atau servik yang tidak baik) karena jahitan pada persalinan sebelumnya yang tidak bagus. Tak jarang Incompeten servik merupakan bawaan.

SISTEM REPRODUKSI II

Page 41

KEHAMILANKU YANG SULIT

B. ETIOLOGI ABORTUS Penyebab abortus ada berbagai macam yang diantaranya adalah (Mochtar, 2002): 1. Faktor maternal a. Kelainan genetalia ibu Misalnya pada ibu yang menderita: 1) 2) 3) Anomali kongenital (hipoplasia uteri, uterus bikornis, dan lain-lain). Kelainan letak dari uterus seperti retrofleksi uteri fiksata. Tidak sempurnanya persiapan uterus dalam menanti nidasi dari ovum yang sudah dibuahi, seperti kurangnya progesteron atau estrogen, endometritis, dan mioma submukosa. 4) 5) Uterus terlalu cepat teregang (kehamilan ganda, mola hidatidosa). Distorsia uterus, misalnya karena terdorong oleh tumor pelvis

A. Penyakit-penyakit ibu Penyebab abortus belum diketahui secara pasti penyebabnya meskipun sekarang berbagai penyakit medis, kondisi lingkungan, dan kelainan perkembangan diperkirakan berperan dalam abortus. Misalnya pada: 1) Penyakit infeksi yang menyebabkan demam tinggi seperti pneumonia,

tifoid, pielitis, rubeola, demam malta, dan sebagainya. Kematian fetus dapat disebabkan karena toksin dari ibu atau invasi kuman atau virus pada fetus. 2) 3) Keracunan Pb, nikotin, gas racun, alkohol, dan lain-lain. Ibu yang asfiksia seperti pada dekompensasi kordis, penyakit paru berat, anemi gravis. 4) Malnutrisi, avitaminosis dan gangguan metabolisme, hipotiroid, kekurangan vitamin A, C, atau E, diabetes melitus.
SISTEM REPRODUKSI II Page 42

KEHAMILANKU YANG SULIT

C. Antagonis Rhesus Pada antagonis rhesus, darah ibu yang melalui plasenta merusak darah fetus, sehingga terjadi anemia pada fetus yang berakibat meninggalnya fetus. 1. Perangsangan pada ibu yang menyebabkan uterus berkontraksi Misalnya, sangat terkejut, obat-obat uterotonika, ketakutan, laparatomi, dan lainlain. Dapat juga karena trauma langsung terhadap fetus: selaput janin rusak langsung karena instrument, benda, dan obat-obatan 2. Gangguan sirkulasi plasenta Dijumpai pada ibu yang menderita penyakit nefritis, hipertensi, toksemia gravidarum, anomali plasenta, dan endarteritis oleh karena lues. 3. Usia ibu Usia juga dapat mempengaruhi kejadian abortus karena pada usia kurang dari 20 tahun belum matangnya alat reproduksi untuk hamil sehingga dapat merugikan kesehatan ibu maupun pertumbuhan dan perkembangan janin, sedangkan abortus yang terjadi pada usia lebih dari 35 tahun disebabkan berkurangnya fungsi alat reproduksi, kelainan pada kromosom, dan penyakit kronis (Manuaba, 1998). 2. Faktor janin Menurut Hertig dkk, pertumbuhan abnormal dari fetus sering menyebabkan abortus spontan. Menurut penyelidikan mereka, dari 1000 abortus spontan, maka 48,9% disebabkan karena ovum yang patologis; 3,2% disebabkan oleh kelainan letak embrio; dan 9,6% disebabkan karena plasenta yang abnormal. Pada ovum abnormal 6% diantaranya terdapat degenerasi hidatid vili. Abortus spontan yang disebabkan oleh karena kelainan dari ovum berkurang kemungkinannya kalau kehamilan sudah lebih dari satu bulan, artinya makin muda kehamilan saat terjadinya abortus makin besar kemungkinan disebabkan oleh kelainan ovum (50-80%).
SISTEM REPRODUKSI II Page 43

KEHAMILANKU YANG SULIT

3. Faktor paternal Tidak banyak yang diketahui tentang faktor ayah dalam terjadinya abortus. Yang jelas, translokasi kromosom pada sperma dapat menyebabkan abortus. Saat ini abnormalitas kromosom pada sperma berhubungan dengan abortus (Carrel, 2003). Penyakit ayah: umur lanjut, penyakit kronis seperti TBC, anemi, dekompensasi kordis, malnutrisi, nefritis, sifilis, keracunan (alcohol, nikotin, Pb, dan lain-lain), sinar rontgen, avitaminosis (Muchtar, 2002). PATOLOGI ABORTUS Pada awal abortus terjadi perdarahan dalam decidua basalis, diikuti oleh nekrosis jaringan di sekitarnya. Hal tersebut menyebabkan hasil konsepsi terlepas sebagian atau seluruhnya, sehingga merupakan benda asing didalam uterus. Keadaan ini menyebabkan uterus berkontraksi untuk mengeluarkan isinya. Pada kehamilan kurang dari 8 minggu, hasil konsepsi biasanya dikeluarkan seluruhnya, karena vili koreales belum menembus desidua terlalu dalam, sedangkan pada kehamilan 8 sampai 14 minggu, telah masuk agak tinggi, karena plasenta tidak dikeluarkan secara utuh sehingga banyak terjadi perdarahan. Pada kehamilan 14 minggu keatas, yang umumnya bila kantong ketuban pecah maka disusul dengan pengeluaran janin dan plasenta yang telah lengkap terbentuk. Perdarahan tidak banyak terjadi jika plasenta terlepas dengan lengkap.

Toksoplasma dalam bentuk tachizoit terdapat dalam cairan tubuh seperti darah, air liur, dan cairan sperma, yang mampu ditularkan oleh serangga lewat gigitan. Tachizoit pun bisa bersarang di calon telur atau kelenjar susu sehingga tidak menutup kemungkinan telur dan air susu pun bisa tertular toksoplasma. Penularan juga bisa terjadi lewat transfusi darah atau transplantasi organ yang membawa kista toksoplasma. Cangkok jantung, ginjal, dan hati bisa menjadi ajang penularan toksoplasma.Berdasarkan beberapa hasil penelitian, sekitar 40 persen wanita hamil pengidap toksoplasma pada awal kehamilan, janin yang

SISTEM REPRODUKSI II

Page 44

KEHAMILANKU YANG SULIT

dilahirkan akan terinfeksi, dan 15 persen mengalami abortus atau kelahiran dini. Sebanyak 17 persen janin terinfeksi pada trimester pertama, 24 persen pada trimester kedua, dan 62 persen pada trimester ketiga.

BAB IV PENUTUP KESIMPULAN

SISTEM REPRODUKSI II

Page 45

Anda mungkin juga menyukai