ANAMNESIS
Pengertian
Peran anamnesis
Berperan sangat penting dalam diagnosis dan tatalaksana penyakit anak Cara tercepat dan satu-satunya menuju diagnosis
Sering dapat ditentukan sifat dan beratnya penyakit dan terdapatnya faktor-faktor yg mungkin menjadi latar belakang penyakit yang berguna dalam menentukan sikap untuk tatalaksana anamnesis merupakan bagian yang sangat penting dan sangat menentukan dalam pemeriksaan klinis
Peran anamnesis
Pada semua pasien anak: * mencakup masalah yang berhubungan dengan penyakit sekarang * mencakup riwayat pasien sejak dalam kandungan ibu sampai saat dilakukan wawancara * Harus tergambar status kesehatan dan status tumbuh kembang secara keseluruhan
Teknik Anamnesis
Ciptakan suasana kondusif agar orang tua atau pasien dapat mengemukakan keadaan pasien dg spontan dan wajar
Pemeriksa harus bersikap empatik dan menyesuaikan diri dg keadaan sosial, ekonomi dan pendidikan, serta emosi orang yang diwawancara
Teknik anamnesis
Anamnesis dilakukan dg wawancara secara tatap muka Keberhasilan anamnesis bergantung pada kepribadian, pengalaman dan kebijakan pemeriksa Pertanyaan yang diajukan oleh pemeriksa sebaiknya tidak sugestif dan sedapat mungkin dihindari pertanyaan yang jawabannya ya atau tidak
Sistematika
Identitas pasien Keluhan utama dan keluhan tambahan Riwayat perjalanan penyakit sekarang Riwayat penyakit dahulu Riwayat pasien dalam kandungan ibu Riwayat kelahiran Riwayat makanan, imunisasi, riwayat TK & keluarga
Identitas Pasien
Merupakan bagian yang penting dlm anamnesis Tujuan: memastikan bahwa yang diperiksa benar-benar anak yang dimaksud dan tidak keliru dengan anak lain Identitas terdiri dari
Identitas pasien
Jenis kelamin:
Alamat
Riwayat Penyakit
Keluhan Utama
Keluhan atau gejala yang menyebabkan pasien dibawa berobat Keluhan utama tidak selalu merupakan keluhan yang pertama disampaikan oleh OT
Disusun cerita yg kronologis, terinci dan jelas sejak sebelum terdapat keluhan sampai ia berobat Bila pasien telah berobat sebelumnya tanyakan kapan,kepada siapa, obat apa yg diberikan dan bagaimana hasilnya Perlu ditanyakan perkembangan penyakit, kemungkinan terjadinya komplikasi, adanya gejala sisa, bahkan juga kecacatan
Pada dugaan penyakit menular, perlu ditanyakan apakah ada anak lain menderita penyakit yg sama Pada dugaan peny. keturunan ( mis: asma) ditanyakan adakah orang tua, saudara sedarah ada yg mempunyai stigmata alergi. Perlu pula diketahui peny. yg mungkin berkaitan dg peny. sekarang (mis; peny. kulit mendahului peny. ginjal)
Mendadak/perlahan-lahan/terus menerus/berupa bangkitan/hilang timbul/berhubungan dg waktu Menetap/menjalar/menyebar/sifat penyebarannya/berpindah Menetap/cenderung bertambah berat/cenderung berkurang
Terdapatnya hal yg mendahului keluhan Apakah keluhan tersebut pertama kali atau berulang Apakah ada saudara atau tetangga menderita yg sama Upaya yang telah dilakukan
Demam
Lama demam Apakah timbulnya mendadak, remiten,intermitten,kontinu Apakah terutama terjadi pada malam hari, atau berlangsung beberapa hari kemudian menurun lalu naik lagi dsb Apakah pasien menggigil, kejang, kesadaran menurun, meracau, menggigau, mencret, muntah, sesak nafas, terdapatnya manifestasi perdarahan
Batuk
Berapa lama Apakah batuk sering berulang atau kambuh Sifat batuk: spasmodik, kering atau produktif/banyak dahak Dirinci sifat dahaknya: kekentalan,warna, bau serta adanya darah pada dahak Keluhan lain yg menyertai batuk: sesak napas, mengi, berkeringat pd malam hari, sianosis, berat badan menurun, apakah pasien memerlukan perubahan posisi, muntah dsb Terdapatnya orang disekitar pasien yang juga batuk dapat memberi petunjuk diagnosis.
Mencret
Keluhan mencret sering menyertai gangguan traktus gastrointestinalis atau keluhan penyerta penyakit lain Perlu diketahui:
Apakah mencret berlangsung akut atau kronik Frekuensi defekasi sehari Banyaknya feses setiap buang air besar Konsistensi feses, apakah disertai lendir atau darah Warna feses( hitam,hijau,kuning,putih seperti dempul) Baunya ( busuk, anyir), Selain rasa mulas,tenesmus atau kolik perlu ditanyakan keluhan lain yang menyertai mencret mis: muntah, sesak napas, kejang, gangguan kesadaran, kencing berkurang, lemas, lecet didubur, dubur keluar dsb
Kejang
Kapan kejang terjadi : pertama kali atau berulang Frekuensi kejang Sifat kejang : klonik , tonik, umum atau fokal Lama serangan, interval antara dua serangan, kesadaran pada waktu kejang dan pasca kejang. Gejala lain yang menyertai: demam, muntah, lumpuh, penurunan kesadaran, atau kemunduran kepandaian
Muntah
Pada keluhan muntah perlu diketahui sejak umur berapa keluhan muntah mulai berlangsung. Hal-hal yang perlu diteliti:
Berapa kali frekuensi muntah Sifat muntah: ( proyektil atau dengan keluhan nausea lebih dahulu) Berapa banyak muntahan Jenis muntahan dan warnanya Apakah muntahnya terjadi setelah makan/minum Apkah muntahnya berhubungan dg perubahan posisi dari berbaring ke duduk. Keluhan lain yang sering menyertai : perut kembung, konstipasi,atau mencret, demam, batuk spasmodik dll
Sesak Napas
Keluhan sesak napas sering berhubungan dg penyakit saluran napas dan penyakit kardiovaskular Diteliti saat keluhan sesak napas timbul, apakah baru pertama kali atau berulang-ulang Berapa bantal anak tidur Apakah sesak napas timbul setelah aktivitas (disebut toleransi latihan: pada bayi ditanyakan bagaimana sibayi minum susu atau menetek) Keluhan lain yang menyertai sesak napas ialah batuk, mengi, perut membesar, pernah sakit sendi yang berpindah, demam, sakit dada, sianosis dan apakah ada riwayat tersedak
Misal: dugaan peny campak, bila OT mengatakan anaknya pernah sakit campak beberapa bulan lalu, maka dugaan tsb agaknya meragukan
Bagaimana kesehatan ibu selama hamil Upaya yg dilakukan untuk mengatasi penyakit ibu Obat-obatan yg diminum selama kehamilan muda
Talidomid : amelia/fokomelia Virus Rubella : sindrom rubela Bayi yang lahir kecil
Riwayat Kelahiran
Tanggal dan tempat kelahiran Siapa yg menolong Cara kelahiran Adanya kehamilan ganda Keadaan setelah lahir BB dan PB pada waktu lahir
Riwayat makanan
Dapat diperoleh keterangan tentang makanan yg dikonsumsi anak Dinilai apakah kualitas dan kuantitas adekuat (memenuhi Angka Kecukupan Gizi yang dianjurkan)
Pada bayi perlu diketahui susu apa yang diberikan: ASI / PASI
Riwayat Imunisasi
Guna : mengetahui status perlindungan pediatrik yg diperoleh dan dapat membantu diagnosis pada beberapa keadaan tertentu (mis: polio)
Riwayat pertumbuhan
Dapat ditelaah dari kurva BB/U dan PB/U Kurva PB/U menggambarkan status pertumbuhan sebenarnya. Dari kurva ini dapat dideteksi riwayat penyakit kronik, MEP, penyakit endokrin. Kurva BB/U : mencerminkan riwayat kesehatan anak
Tahapan perkembangan sesuai normal atau ada penyimpangan Perlu ditanyakan beberapa patokan(milestones) dibidang motorik kasar,halus,sosial-personal dan bahasa.
Riwayat perkembangan
Riwayat Keluarga
Perlu diketahui dg akurat untuk memperoleh gambaran keadaan sosial-ekonomi-budaya dan kesehatan keluarga pasien. Banyak penyebab kesakitan maupun kematian dg latar belakang sosial ekonomi keluarga mis: malnutrisi atau TBC
Pelbagai jenis penyakit bawaan dan keturunan juga mempunyai latar belakang sosial budaya atau kecenderungan familial.
Mencuci tangan
Inspeksi (periksa lihat) Palpasi (periksa raba) Perkusi (periksa ketuk) Auskultasi (periksa dengar)
Inspeksi
Inspeksi umum
Lihat perubahan secara umum kesan KU pasien
Inspeksi lokal
Palpasi
Tujuan: utk mengetahui perbd suara ketuk dpt ditentukan batas organ/massa Perkusi:
Perkusi
Langsung : ujung jari2 atau 3 Tidak langsung: jari 2 atau 3 tangan kiri diletakkan lurus pada bagian tubuh yang diperiksa sedangkan jari lainnya tdk menyentuh tubuh yg diperiksa ( sbg landasan ) Ketuklah jari ini pada falang bagian distal,proksimal kuku dg jari 2 atau 3 tangan kanan yang membengkok Ketukan dilakukan dg engsel pergerakan terletak pada pergelangan
tangan bukan pada siku
Suara perkusi
Sonor/pekak/timpani Redup ( antara sonor dan pekak) Hipersonor ( antara sonor dan timpani )
Auskultasi
Pemeriksaan umum
Keadaan umum
Kesan keadaan sakit : Kesadaran Status gizi Nadi: frekuensi, irama, isi, kualitas, ekualitas TD Pernapasan Suhu
Tanda vital:
Data antropometrik :
Kompos mentis: sadar sepenuhnya Apatis: sadar tapi acuh tak acuh Somnolens : mengantuk,tdk respons thd stimulus ringan, respons thd stimulus agak keras Sopor: tdk ada respons thd stimulus ringan/sedang, refleks cahaya masih positif Koma: tdk ada respon thd semua stimulus, refleks cahaya negatif Delirium : kesadaran menurun serta kacau, biasanya disorientasi, iritatif dan salah persepsi
Nadi
Idealnya dihitung dalam keadaan tenang Posisi berbaring atau duduk Bayi/anak kecil: nadi dihitung dg meraba a.brakialis atau a.femoralis Anak besar : nadi dihitung dg meraba a.radialis Perabaan nadi dg ujung jari 2,3 dan 4 tangan kanan, sedang ibu jari berada di bagian dorsal tangan anak Sebaiknya penghitungan nadi bersamaan denyut jantung selama 1 menit penuh
Nadi
Frekuensi
Kualitas nadi
Nadi
Pulvus parvus et tardus : nadi dg amplitudo rendah, terdapat pada stenosis aorta Pulsus alternans : denyut nadi selang seling kuat dan lemah Pulsus paradoksus : nadi teraba lemah saat inspirasi, normal atau kuat saat ekspirasi, pada tamponade jantung
Ekualitas nadi
Normal: teraba sama pada ke 4 ekstremitas Koarktasio aorta: ekstr atas kuat sedangkan bawah lemah/tak teraba Takayasu: sebaliknya Tromboemboli arteri perifer: nadi distal tak teraba
Tekanan darah
Posisi : berbaring telentang dg lengan lurus disamping badan atau duduk dg lengan bawah diletakkan diatas meja lengan berada setinggi jantung Cara:
Pasang manset melingkari lengan atas atau tungkai atas dg batas bawah + 3 cm dari siku atau lipat lutut Dg cepat manset dipompa sampai denyut nadi a.radialis atau dorsalis pedis tidak teraba, kemudian teruskan dipompa sampai 20-30 mmHg lagi. Sambil mendengar dg stetoskop pada a.brakialis ( di fossa cubiti) atau a.poplitea ( di fosa poplitea), kosongkan manometer perlahan dg kecepatan 2-3 cm tiap detik. Pada penurunan air raksa ini akan terdengar bunyi korotkoff
Tekanan darah
Bunyi korotkoff :
I : bunyi pertama kali terdengar, berupa bunyi detak perlahan II: seperti K I tetapi disertai bunyi desis III: seperti K II tetapi lebih keras IV: bunyi tiba-tiba melemah V : bunyi menghilang
Tekanan sistolik:
Saat mulai terdengar bunyi K I Normal: dilengan < 10-15 mmHg dari tungkai ( kecuali bayi < 1th)
Saat mulai terdengar bunyi K IV Pada bayi & anak bersamaan/hampir sama dg menghilangnya bunyi K V. Bila melemah dan menghilangnya bunyi tak bersamaan hsl pemeriksaan ditulis keduanya,mis: 100/70/40 mmHg
Tekanan diastolik:
Tekanan darah
Ideal : diukur pada ke 4 ekstremitas Lengan atas kanan TD sistolik dan diastolik tinggi : kel.ginjal TD sistolik tinggi tanpa peningkatan diast ( tekanan nadi besar ): PDA, AI, fistula, anemia,anxietas ( hiperkinetik) TD sistolik rendah dg tek diast normal ( tek nadi kecil) : stenosis aorta TD sistolik dan diastolik menurun : syok
Pernapasan
Frekuensi
Takipnu Bradipnu Dispnu : kesulitan bernapas ditandai pernapasan cuping hidung, retraksi subc, ics, suprasternal, sianosis
Tipe Pernapasan
Biot
Pernapasan
Inspeksi:
Pemeriksa melihat gerakan napas dan menghitung frekuensinya ( tdk praktis dan tdk dianjurkan )
Tangan pemeriksa diletakkan pada dinding dada,kmd dihitung gerakan pernapasan yang terasa pada tangan sementara pemeriksa memperhatikan jarum jam Dengan stetoskop didengar dan dihitung bunyi pernapasan
Palpasi
Auskultasi
30 60 25 50
20 30 15 30 15 30
30 25
22 18 15
USIA
FN
Suhu
Diukur dg termometer badan Umumnya diukur suhu aksilla Sebelum termometer dipakai permukaan air raksa diturunkan sampai dibawah 35 C Bayi < 2 thn : suhu dpt diukur di rektum ( dg termometer rektal) dg posisi bayi tidur miring dg lutut sedikit dibengkokkan Anak > 6 th : dapat diukur suhu oral ( letakkan termometer dibawah lidah/sublingual) Semua pengukuran suhu harus selama 3 menit
Berat badan
Alat
Bayi : timbangan bayi Anak : timbangan berdiri Sebelum menimbang, periksa alat apakah sudah seimbang ( jarum menunjuk angka 0 )
Cara
Waktu
Sampai umur 1 th : tiap bulan 1th-3 th : tiap 3 bulan 3th-5 th : tiap 6 bulan >5 th : setiap tahun Normal : 4 bln : 2 x BBL 1 thn : 3 x BBL
Lingkaran kepala
Bayi < 2 th : rutin diukur Alat : pita metal yang fleksibel Cara:
Letakkan pita melingkari kepala melalui glabela pada dahi, bagian atas alis mata dan bagian belakang kepala yang paling menonjol yaitu protuberansia oksipitalis
glabella
Protuberantia occipitalis
Normal Lahir : sekitar 35 cm Umur 6 bulan : 43,5 cm 1 th : bertambah 12 cm dari waktu lahir Umur 6 th : bertambah lagi 6 cm Dewasa : 55 cm
Lingkaran dada
Alat : pita metal Umumnya diukur hanya pada bayi < 2 th Cara:
Letakkan pita mengelilingi dada melalui putting susu dalam keadaan ekspirasi maksimal Normal : lingk. Dada BBL adalah 2 cm lebih kecil dari lingkaran kepala.Kemudian lingkaran dada menjadi lebih besar dari kepala karena dada tumbuh lebih cepat
Lingkarkanlah pita pengukur pada pertengahan lengan kiri, antara akromion dan olekranon LLA 11 cm Umur 1 th : 16 cm Umur 5 th : 17 cm
Pada BBL
Lipatan kulit yang diukur : triseps, subskapular, suprailiaka Pengukuran dilakukan dengan mencubit kulit sampai terpisah dari otot dasarnya Kemudian lipatan kulit tersebut diukur dengan kaliper
Tinggi Badan
Alat
Bayi: alat pengukur terbuat dari kayu yang salah satu ujungnya memp. Batas tetap sedang ujung lain dapat digerakkan Anak : diukur berdiri tanpa sepatu dan telapak kaki dirapatkan PBL: 50 cm Umur 1 thn : 1,5 kali PBL Umur 4 thn :2 kali PBL Anak disuruh duduk diatas permukaan yg keras dan bersandar tegak pada dinding Ukurlah jarak antara permukaan itu dg ujung kepala. Jarak ini adalah tinggi waktu duduk
Pada waktu lahir tinggi duduk 70% TB. Perbandingan ini menurun sehingga pada umur 2 th menjadi 60% dan pada umur 10 th 52%. Bila tinggi duduk mencapai 50% dikatakan tubuh tipe dewasa. Tubuh dg tipe infantil persisten gangguan pertumbuhan
Normal:
Kulit
Warna Sianosis Ikterus
Paling jelas disklera,kulit serta selaput lendir Bilirubin indirek: kuning terang Bilirubin direks kuning kehijauan Bedakan dg karotenemia : kuning di telapak tangan/kaki, tdk pada sklera
Pucat
Paling baik dinilai pada telapak tangan/kaki, kuku, mukosa mulut dan konjungtiva
Yang diperiksa
KGB oksipital KGB retroaurikuler KGB servikal anterior KGB inguinal
Rinci
KGB teraba sampai 3 mm : normal KGB di servikal/inguinal < 1cm : normal KGB tak teraba : agamaglobulinemia ?
Bentuk kepala
Mata Bercak Bitot : def.vit A Massa putih berbusa berbentuk segitiga dg puncak menghadap ke arah luar kornea Mulut Trismus : kesukaran membuka mulut Sebaiknya diukur berapa mm/cm mulut dpt dibuka ( diukur dari ujung gigi seri atas dan bawah)
Faring Perhatikan dinding posterior ( hiperemia,edema,abses,post nasal drip ) Tonsil : nyatakan besarnya dlm To,T1,T2,T3 Leher Tortikolis: kel posisi kepala miring kesatu sisi dan terputar kesisi lain akibat pemendekan m.sterno kleidomastoideus Ukur tekanan vena yugularis: Posisi pasien telentang dg dada dan kepala diangkat 15-30 derajat Lihat batas atas distensi vena yugularis,bila perlu dg mengosongkan terlebih dulu dg menekan bag.kranial vena dan mengurut kearah kaudal,kemudian dilepas
Leher Tortikolis: kel posisi kepala miring kesatu sisi dan terputar kesisi lain akibat pemendekan m.sterno kleidomastoideus Ukur tekanan vena yugularis: Posisi pasien telentang dg dada dan kepala diangkat 15-30 derajat Lihat batas atas distensi vena yugularis,bila perlu dg mengosongkan terlebih dulu dg menekan bag.kranial vena dan mengurut kearah kaudal,kemudian dilepas
Dada
Inspeksi
Dinding dada Bentuk dan besar dada Simetri dada dalam keadaan statis /dinamis Pektus ekskavatum
Bentuk dada
Sternum bagian bawah serta rawan iga masuk ke dalam terutama inspirasi
Sternum menonjol biasanya disertai depresi vertikal kostokondral Dada berbentuk bulat seperti tong Sternum terdorong kearah depan dg iga-iga horizontal
Pektus karinatum
Barrel chest
Paru
Letakkan telapak tangan serta jari-jari pada seluruh dinding dada dan punggung Tentukan:
Mudah dilakukan pada anak yang menangis atau anak yang bisa diajak bicara ( suruh katakan tujuh puluh tujuh) Meninggi : konsolidasi Berkurang: atelektasis, efusi, tumor
Perkusi
Suara perkusi
Normal: sonor Abnormal : hipersonor/ redup Suara perkusi berkurang : redup atau pekak Daerah pekak hati
Setinggi iga ke6 garis aksilaris media kanan Pekak hati menunjukkan peranjakan dg gerakan pernapasan yakni menurun pada saat inspirasi dan naik pada ekspirasi Peranjakan berkisar antara 1-2 sela iga, sulit diperiksa pada anak < 2 th Pekak hati meninggi : hepatomegali, massa intra abd, atelektasis, kolaps paru kanan Pekak hati menurun pada asma/emfisema paru
Auskultasi
Deteksi suara napas dasar dan tambahan Dilakukan diseluruh dada dan punggung Stetoskop sebaiknya ditekan dg cukup kuat pada sela iga Dimulai dari atas kebawah dan bandingkan kanan dan kiri dada Suara napas dasar
Auskultasi
Vesikuler :
Terjadi karena udara masuk dan keluar melalui jalan napas Saat inspirasi lebih keras dan lebih panjang Terdengar seperti membunyikan ffff danwwww
Bronkial
Terdengar inspirasi keras yang disusul oleh ekspirasi yang lebih keras Dapat disamakan dg bunyi khkhkhkh
Amforik
Menyerupai bunyi tiupan diatas mulut botol kosong Terdengar pada caverne
Suara napas tambahan berupa vibrasi terputus-putus akibat getaran yg terjadi karena cairan dlm jln napas dilalui udara RBH : dari duktus alveolus, bronkiolus, bronkus halus RBS : dari bronkus kecil atau sedang RBK: dari bronkus diluar jaringan paru RB nyaring: berarti nyata benar terdengar karena suara disalurkan melalui benda padat ( infiltrat/konsolidasi), karena melalui media normal ( tdk ada infiltrat/konsolidasi) RB tak nyaring suara ronki disalur Suara kontinu yg terjadi karena udara melalui jalan nafas yang sempit Lebih jelas terdengar pada ekspirasi
Wheezing ( mengi )
Sering terdengar fase ekspirasi Mengi fase inspirasi : obstruksi sal. napas atas Mengi fase ekspirasi : obstruksi sal.napas bawah( asma, bronkiolitis) Suara membukanya alveoli Normal dibelakang bawah dan samping pada inspirasi dalam Patologis : pada pneumonia Bunyi gesekan pleura Suara gesekan kasar seolah-olah dekat telinga Paling jelas akhir inspirasi Biasanya terdengar di bagian bawah belakang paru
Krepitasi
Jantung
Inspeksi dan Palpasi
Bayi/anak kecil: ICS IV linea midclavicularis kiri, sedikit lateral Anak usia > 3 th: ICS V sedikit medial L midclavicularis kiri
Aktivitas ventrikel:
Pembesaran ventrikel kiri peningkatan aktv ventrikel kiri ( left ventricular lift/left ventricular thrust)
Apeks jantung kebawah dan lateral Biasanya disertai denyut apeks yang lebih kuat
Pembesaran ventrikel kanan peningkatan aktv ventrikel kanan ( right ventricular heave )
Apeks jantung tetap pada tempatnya yang normal Teraba peningkatan aktv. Ventrikel kanan di parasternal kiri bawah serta epigastrium
Palpasi
Detak pulmonal Normal :BJ II tidak teraba Hipertensi pulmonal: BJ II mengerasdapat diraba di sela iga 2 tepi kiri sternum (disebut detak pulmonal/pulmonary tapping) Penyebab Hipertensi pulmonal : PJB pirau kiri kekanan yang besar Stenosis mitral rematik Kor pulmonale
Palpasi
Getaran bising/ thrill Thrill adalah getaran pada dinding dada yang terjadi akibat bising jantung yang keras Perabaan : ujung jari 2 dan 3 atau telapak tangan dengan palpasi ringan Thrill menandakan ada bising jantung yang keras (derajat 4/6 atau lebih ) Tempat getaran: pungtum maksimum bising Dapat diraba pada fase sistolik dan diastolik
Perkusi
Auskultasi Stetoskop
Bianural: mempunyai sisi mangkok dan sisi diafragma Besarnya sesuai dengan besar bayi/anak Sisi mangkok : nada rendah Sisi diafragma : nada tinggi
Auskultasi Teknik
Sistematik: mulai dari apeks tepi kiri sternum bawah bergeser keatas sepanjang tepi kiri sternum sepanjang tepi kanan sternum daerah infra dan supraklavikula kiri dan kanan lekuk suprasternal daerah karotis kanan dan kiri
Bunyi jantung I
Terjadi karena penutupan katup mitral dan trikuspid Paling jelas di apeks/LSB bawah Bersamaan dengan iktus kordis Bersamaan dengan denyut karotis
Bunyi Jantung II
Penutupan katup aorta dan pulmonal Paling jelas di sela iga 2 tepi kiri sternum Normal terpecah pada inspirasi Spiltting abnormal : menetap dan lebar ASD, PAPVD (beban volume RV) PS ( beban tekanan RV) RBBB ( hambatan listrik RV) MI ( aliran maju berkurang, ejection time LV turun ) BJ II mengeras: hipertensi pulmonal
Bunyi Jantung IV Bernada rendah Terjadi akibat deselerasi darah pada saat pengisian ventrikel oleh atrium Normal : tidak terdengar Patologis : terdengar Dilatasi/hipertropi ventrikel
Pemeriksaan
thorax
Abdomen
Pada bayi & anak kecil pemeriksaan abdomen seringkali didahulukan dari bagian tubuh lain Pada pemeriksaan abdomen palpasi paling berperan. tetapi auskultasi dilakukan lebih dulu (agar interpretasi auskultasi tidak salah karena setiap manipulasi abdomen akan mengubah bunyi peristaltik usus) Hasil pemeriksaan selain dinyatakan dengan kata atau angka, dianjurkan untuk digambarkan secara skematis.
Auskultasi
Normal : suara peristaltik terdengar sbg suara dg intensitas rendah dan terdengar tiap 10-30 dtk Bising usus meningkat : obstruksi (bunyi metalik) Bising usus berkurang/hilang : peritonitis/ileus
Perkusi
Adanya cairan ( asites) Adanya udara Batas hati Batas massa intraabdominal
Dilakukan perkusi sistemik dari umbilikus ke arah lateral dan bawah untuk mencari batas berupa garis konkaf antara daerah yang timpani dengan daerah pekak yang terdapat bila ada asites
Dilakukan pada asites yang sangat banyak serta dinding abdomen tegang Caranya satu tangan pemeriksa diletakkan pada satu sisi perut pasien, sedangkan jari tangan satunya mengetuk-ngetuk dinding perut sisi lainnya.Sementara itu dg pertolongan orang lain gerakan yg diantarkan melalui dinding abdomen dicegah dg jalan meletakkan satu tangan ditengah abdomen pasien dg sedikit menekan. Pada asites dpt dirasakan gelombang cairan pada tangan pertama atau dpt didengar dg stetoskop
Tentukan daerah redup pada bagian terendah perut dg posisi anak tengkurap dan menungging ( knee chest position) Dilakukan pada anak besar dg asites sedikit ( puddle sign)
Pekak hati
Ditentukan dg perkusi Pekak hati hilang bila terdapat udara bebas dalam rongga abdomen : disebut pneumoperitoneum (pada perforasi usus/trauma tusuk)
Palpasi Hati
Dilakukan dg ujung jari Patokan : proyeksi 2 grs ini ( misalnya 1/3-1/2 ) atau dinyatakan dalam cm, lebih jelas bila digambar
Garis yang menghubungkan pusat dg titik potong garis midklavikularis kanan dengan arkus kosta Garis yang menghubungkan pusat dg prosesus xifoideus
Penilaian
Palpasi Hati
Palpasi Limpa
Jarak maksimum dari pusat ke garis singgung pada arkus kosta kiri dibagi 4 bagian yang sama Garis ini diteruskan ke bawah shg memotong lipat paha,garis dari pusat ke lipat paha inipun dibagi menjadi 4 bagian yg sama Pembesaran limpa dinyatakan dg memproyeksikan kebagian ini. Limpa yang membesar sampai kepusat dinyatakansbg SIV, sampai lipat paha S VIII
Ikut bergerak pada pernapasan Insisura lienalis Dapat didorong kemedial, lateraal dan atas
Palpasi Limpa
Ginjal
Normal : tidak dapat diraba kecuali pada neonatus Abnormal : ginjal dapat diraba dg cara ballotement Cara:
Letakkan tangan kiri pemeriksa di bagian posterior tubuh pasien sedemikian sehingga jari telunjuk berada di angulus kostovertebralis. Kemudian jari telunjuk ini menekan organ atau massa keatas, sementara itu tangan kanan melakukan palpasi secara dalam dari anterior dan akan merasakan organ atau massa tersebut menyentuh,lalu jatuh kembali
Palpasi Ginjal
Pemeriksaan abdomen
Pemeriksaan Neurologis
Refleks patologis
Babinsky
Gores permukaan plantar kaki dg alat yg sedikit runcing Positif bila terjadi reaksi berupa ekstensi ibu jari kaki disertai dg menyebarnya jari-jari yg lain Normal pada bayi umur sampai 18 bln Abnormal pada lesi piramidal
Oppenheim
Tekan sisi medial pergelangan kaki Refleks yg terjadi seperti Babinsky
Refleks patologis
Refleks Hoffmann
Dilakukan ketukan pada falang terakhir jari kedua Positif terjadi fleksi jari pertama dan ketiga Terdapat pada lesi piramidal dan tetani
Lakukan dorsofleksi kaki pasien dg cepat dan kuat sementara sendi lutut diluruskan dg tangan lain pemeriksa yang diletakkan difossa poplitea Positif terjadi gerakan fleksi dan ekstensi kaki secara terus menerus dan cepat
Refleks Patologis
GRM
Kaku kuduk
Pasien telentang Bila lehernya ditekuk secara pasif terdapat tahanan shg dagu tdk dapat menempel pada dada
GRM
Brudzinski I:
GRM
Brudzinski II:
Pasien telentang, fleksi pasif tungkai atas pada sendi panggul akan diikuti oleh fleksi tungkai lainnya pada sendi panggul dan sendi lutut.
GRM
Kernig: