Anda di halaman 1dari 5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Definisi Tanaman Kina
Kina merupakan alkaloid yang ditemukan dalam kulit pohon cinchona.
Kina telah digunakan untuk mengobati malaria (penyakit berulang yang
ditandai dengan menggigil parah dan demam).
Tumbuhan Kina (Chincona sp.) merupakan bahan baku farmasi yang
sangat dinilai dan terkenal luas sebagai salah satu jenis tanaman obat-obatan
berkhasiat dan sudah lama digunakan sebagai obat anti malaria.
Tanaman kina telah lama dikenal sebagai penghasil metabolit
sekunder, yaitu alkaloid kuinolin. Kuinolin banyak ditemukan di dalam kulit
batang tanaman kina, sedangkan pada bagian lain seperti kayu, buah dan daun
hanya ditemukan dalam kadar yang relatif sedikit (Musalam et al., !"#$
%taba & Chung !").
Kurang lebih '( macam alkaloid kuinolin telah ditemukan pada
tanaman kina, namun hanya empat macam kuinolin utama yaitu kuinin,
kuinidin, sinkonin dan sinkonidin ()rdang, !*().
Khasiat tanaman ini, sebagai anti malaria berasal dari senya+a
alkaloid kuinina (alkaloid chincona) terutama senya+a kuinina (C
,#
-
,*
.
,
/
,
),
kuinidina (isomer dari kuinina), sinkonina (C
!
-
,,
.
,
/), dan sinkonidina
(isomer dari sinkonina). -ampir keseluruhan bagian tanaman kina (akar,
batang, daun, dan kulit) mengandung senya+a alkaloid kiunina tersebut dalam
persentase yang berbeda.
II.2 Efek Farmakologi Kina
Kulit kina banyak mengandung alkaloid-alkaloid yang berguna untuk
obat. 0i antara alkaloid tersebut ada dua alkaloid yang sangat penting yaitu
kinine untuk penyakit malaria dan kinidine untuk penyakit jantung. Manfaat
lain dari kulit kina ini antara lain adalah untuk depuratif, influen1a, disentri,
diare, dan tonik.
II.3 Sintesis Kina
)saha untuk menemukan antimalaria baru antara lain dapat dilakukan
melalui isolasi senya+a aktif dari bahan obat alami yang secara tradisional
digunakan untuk mengobati penyakit malaria dan melalui sintesis golongan
senya+a yang telah dikenal mempunyai akti2itas antimalaria misalnya
golongan 3uinolin, *-amino3uinolin, "-amino3uinolin dan golongan
fenantren. 0ari golongan fenantren telah berhasil dikembangkan antimalaria
baru yaitu halofantrin dengan akti2itas yang lebih baik dari klorokuin. .amun
demikian halofantrin terbukti mempunyai kekurangan yaitu ketersediaan
hayati yang ber2ariasi, efek samping pada jantung yang membahayakan, serta
beberapa penelitian di lapangan telah menunjukkan terjadinya resistensi
4lasmodium terhadap halofantrin
Contoh sintesis kina :
Tanaman kina (chincona sp) mengandung senya+a amino3uinolin
yang dapat disintesis menjadi senya+a antimalarial baru seperti senya+a
5ntimalaria '-(,--ydro6yethyl)-,-Methyl ,#-4henanthroline-*-/l.
%enya+a '-(,-hidroksi-etil)-,-metil-,#-fenantrolin-*-ol diharapkan
mempunyai akti2itas antiplasmodial yang baik seperti senya+a *-kloro-'-(,-
kloroetil)-,-metil-,#-fenantrolin. )ntuk tahapan sintesis senya+a tersebut
meliputi (-adanu, 7. ,##*) 8
Bahan Penelitian
"-5mino3uinolin pa, ,-asetil-butirolakton pa, asam p-toluensulfonat
pa, .a
,
C/
'
pa, diklorometana pa, etanol pa, aseton pa, kloroform pa, .a
,
%/
*
anhidrous pa, -,%/* pa, polioksietilena (,#) sorbitan monooleat (polisorbat
"#9t+een "#) pa, toluena pa, .aCl pa. %emua bahan kimia yang digunakan
buatan Merck.
Alat Penelitian
. 5lat-alat untuk melakukan reaksi, pemisahan, dan pemurnian, yaitu8 satu
set alat refluks, e2aporator :uchii 7-,*, corong buchner, satu set alat
ekstraksi, pemanas listrik (hot plate), termometer, pengaduk (magnet
stirrer), dan peralatan gelas.
,. 5lat-alat untuk mengkarakterisasi senya+a hasil sintesis, yaitu8 alat
penentuan titik leleh elektrotermal !##, spektroskopi ;7 (%himad1u
<T;7-",# 4C), spektroskopi --.M7 =# M-1 (>?/@ >.M MAB/),
%pektroskopi Massa (%himad1u C4-(###).
Prosedur Sintesis
Sintesis 3-[1-(quinolin-8-ilamino)-etiliden]-4!-dihidro-"uran-#-on
Ke dalam labu leher tiga kapasitas ,(# m@ yang telah dilengkapi
dengan seperangkat alat refluks, dimasukkan ,( g (" mmol) "-
amino3uinolin, ,## g (" mmol) ,-asetilDbutirolakton, katalisator asam p-
toluensulfonat (#,#( g), dan toluena (,( m@). Campuran diaduk dan direfluks
selama = jam. %etelah larutan die2aporasi, ditambahkan air dan campuran
dibasakan dengan #E .a,C/'. Campuran dijenuhkan dengan .aCl dan
diekstrak dengan diklorometana. @arutan organik dicuci dengan (# m@
larutan garam .aCl, dikeringkan dengan natrium sulfat anhidrous dan
die2aporasi dengan e2aporator 2akum. Ke dalam residu ditambahkan dietil
eter, kemudian campuran didinginkan dan disaring. 7ekristalisasi dilakukan
dengan diklorometana 8 etanol (8,). %elanjutnya padatan dimasukkan ke
dalam pipa kapiler dan kemudian diukur titik leburnya. Kristal yang diperoleh
dianalisis dengan spektrometer ;7 , --.M7, dan M%.
Sintesis 3-(#-$idroksi-etil)-#-metil-11%-"enantrolin-4-ol
Ke dalam labu leher tiga alas bulat kapasitas ,(# m@ yang telah
dilengkapi dengan seperangkat alat refluks dimasukkan g (* mmol) '-F-
(3uinolin-"-ilamino)-etilidenG-*,(-dihidro-furan-,-on,kloroform (,( m@),
-,%/* ( m@) dan t+een-"# (#,( m@). Campuran dipanaskan sambil diaduk
dengan penangas air pada temperatur refluks selama * jam. %etelah refluks,
campuran ditambahkan air dingin (( m@) sambil diaduk, kemudian
campuran dibasakan dengan #E .a,C/' (,# m@), dijenuhkan dengan
larutan .aCl (( m@) dan diekstrak dengan kloroform ('6,( m@). @apisan
organik dicuci dengan air (,# m@), dikeringkan dengan natrium sulfat
anhidrous selanjutnya die2aporasi dengan e2aporator 2akum. 4roduk yang
diperoleh direkristalisasi dengan pelarut aseton 8 dietil eter ('8), ditentukan
titik leburnya, kemudian dianalisis dengan spektrometer ;7, --.M7 dan
M%.
Skema &er'a Proses Sintesis
0irefluks selama = jam
0iambil gram
0itambahkan kloroform
0itambahkan asam sulfat
0itambahkan t+een "#
,( g "-amino3uinolin H ,## g ("
mmol) ,-asetilDbutirolakton H #,#( gram
katalisator asam p-toluensulfonat
4adatan Kuning
(%enya+a '-F-(3uinolin-"-ilamino)-
etilidenG-*,(-dihidro-furan-,-on
4adatan 4utih agak Kuning
%enya+a '-(,--idroksi-etil)-,-metil-
,#-fenantrolin-*-ol

Anda mungkin juga menyukai