Anda di halaman 1dari 3

1.

Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal dan dasar utama dari keperawatan. Tahap
pengkajian terdiri atas pengumpulan data dan perumusan kebutihan atau masalah
klien. Data yang dikumpulkan meliputi data biologis, psikologis, dan spiritual
(Nurjanah, 200!.
Pengelompokan data pada pengkajian kesehatan jiwa dapat pula berupa "aktor
predisposisi, "aktor presipitasi, penilaian terhadap stresor, sumber koping dan
kumpulan koping yang dimiliki klien. #ara pengkajian ber"okus pada (lima!
dimensi yaitu "isik, emossional, intelektual, sosial dan spiritual (stuart dan sundeen
dalam Nurjannah, 200!. $asus Tn. % termasuk dari dimensi yaitu dimensi "isik.
&enurut teori perilaku kekerasan adalah bentuk perilaku yang bertujuan untuk
melukai seseorang, baik se'ara "isik maupun psikologis. Perilaku tersebut dapat
melukai diri sendiri, orang lain dan lingkungan (keliat,200(!.
Dalam pengkajian pasien, penulis melakukan pengkajian meliputi ) identitas
klien, identitas penanggung jawab, pemeriksaan "isik, pemeriksaan penunjang dan
terapi medis. Data yang penulis kumpulkan sudah men'akup data pengkajian jiwa
dalam teori tersebut karena penilaian terhadap stessor, "aktor predisposisi, "aktor
presipitasi. Dalam pengumpilan data penulis mengunakan metode auto anamnese
terhadap klien dan perawat yang merawat, obser*asi langsung terhadap penampilan
dan perilaku klien. &enurut +aber dan $elley (dalam Nanda, 2012!. Pengkajian
indi*idu terdiri atas riwayat kesehatan (data subjekti"! dan pemeriksaan "isik ( data
objekti"!. ,dapun data yang diperoleh seteah melakukan pengkajian pada klien Tn. %
yang berupa data subjekti" antara lain) mendengar suara-suara seperti menyetel kaset,
mendengar suara dari ,llah, melihat bayangan rumah seperti kabah, mengatakan ada
bisikan yang menyuruh untuk bunuh diri, menyatakan habis marah-marah, dan habis
menendang ka'a, ketika solat klien melihat gelas sedangkan data objekti"nya klien
tampak berbi'ara sendiri, klien memba'a doa dengan suara yang keras, klien masuk
bak mandi dengan tiba-tiba, ekspresi tampak tegang, tampak luka dijari kaki, tampak
mondar . mandir.
/aktor presipitasi menurut Direja (2011! adalah seseorang akan marah jika
dirinya merasa teran'am. 0aik berupa injuri se'ara "isik, psikis, atau an'aman konsep
diri. %edangkan "aktor presipitasi dalam kasus klien adalah klien putus obat.
%edangkan "aktor predisposisi adalah berbagai "aktor yang menunjang terjadinya
perubahan dalam konsep diri seseorang (%tuart, 2001! dan dalam kasus ini "aktor
predisposisinya yaitu klien pernah mengalami gangguan jiwa sejak 2 tahun yang lalu
dan selama ini klien sudah berobat jalan ke 2%3P /atmawati tetapi pengobatan klien
tidak e"ekti" dan membuat klien melakukan perilaku kekerasan yaitu meme'ahkan
ka'a sehingga klien dirujuk ke 2%&& 0ogor, klien juga mempunyai riwayat tidak
menyenangkan yaitu ditinggal neneknya meninggal serta klien juga putus sekolah
waktu %&,. $lien pernah mengalami aniaya "isik yaitu,,,namun tidak pernah
mengalami kekerasan dalam rumah tangga dan tidak pernah mengalami tindakan
kriminal.
$epatuhan dalam pengobatan dapat diartikan sebagai perilaku klien yang
mentaati semua nasehat dan petunjuk yang dianjurkan oleh kalangan tenaga medis.
&enegnai segala sesuatu yang harus dilakukan untuk men'apai tujuan pengobatan,
salah satunya adalah kepatuhan dalam minum obat. 4al ini merupakan syarat utama
ter'apainya keberhasilan pengobatan yang dilakukan (%ugiayrti, 2012!. &enurut teori
(Direja, 2011! seseorang mengalami kekambuhan adalah ketidakmampuan
mengendalikan dorongan marah, stimulus lingkungan, kon"lik interpersonal, status
mental, putus obat, penyalahgunaan narkoba atau alkohol, ketidaksiapan dalam
menempatkan diri sebagai orang yang dewasa. %edangkan pada kasus klien %,
mengalami putus obat sehingga klien mengalami kekambuhan. Peran keluarga disini
tidak terlaksana dengan baik.
&ekanisme koping adapti" klien ber'erita tentang perasaannya dengan
perawat ketika di 2% dan ber'erita kepada neneknya sebelum neneknya meninggal
sedangkan koping maladapti" yaitu klien minum alkohol dan putus obat serta
men'ederai diri sendiri. %ekarang klien % mengalami gangguan jiwa, klien tampak
emosi labil, suka mondar-mandir, ekspresi tampak tegang, bi'ara dengan suara keras
(memba'a doa-doa!, tampak berbi'ara sendiri dan tiba-tiba masuk bak mandi.
Tanda gejala yang mun'ul pada perilaku kekerasan yaitu muka merah dan
tegang, mata melotol, emosi labil, pandangan tajam, mengpalkan tangan, mondar-
mandir, bi'ara kasar, suara meninggi, menjerit dan berteriak, mengan'am se'ara
*erbal atau "isik, melempar atau memukul benda5 orang lain, merusak barang atau
benda, tidak memiliki kemampuan men'egah atau mengendalikan perilaku kekerasan
(keliat, 2006!. ,da beberapa tanda resiko perilaku kekerasan pada klien % yaitu
ekspresi tampak tegang, emosi labil, terdapat luka pada jari kaki, sering mondar-
mandir, mengatakan habis marah- marah dan meme'ahkan ka'a, jadi bila
dibandingkan dengan teori diatas ada beberapa tanda dan gejala perilaku kekerasan
pada klien % yang sesuai dengan teori.
Tanda gejala yang mun'ul pada halusinasi yaitu Tersenyum5tertawa sendiri,
menggerakan bibir tanpa suara, pergerakan mata 'epat, respon *erbal lambat
Peningkatan pernapasan, nadi, tekanan darah, konsentrasi terhadap pengalaman
sensorinya, kehilangan kemampuan membedakan halusinasi dengan realitas
(Dalami,2006! ,da beberapa tanda halusinasi pada klien % yaitu mendengar suara-
suara yang menyetel, mendengar suara dari ,llah, melihat bayangan-bayangan ,
menggerakan bibir tanpa suara jadi bila dibandingkan dengan teori diatas ada
beberapa tanda dan gejala halusiasi pada klien % yang sesuai dengan teori.

Anda mungkin juga menyukai