Anda di halaman 1dari 32

Aminatussadiyah

Anis Komariah
Aresy qurratul aini
Ari Nur Husaini
Etika Rahmawati
Eva Noviani
Humayra
Musiska
Nurul Chairini
QurratuAyun

KELOMPOK 1
FRAKTUR
ANATOMI & FISIOLOGI
SISTEM SKELET
Terdiri dari 206 yaitu dua
kelompok axial skeleton
dan appendicular skeleton.
Empat katagori:
tulang panjang (mis femur),
tulang pendek( mis tulang
tarsal),
tulang pipih( mis tulang
sternum),
tulang tak teratur (mis
vertebrata).
1. Axial Skeleton (80 tulang)
1. Tengkorak 22 buah tulang
Tulang cranial (8 tulang) Frontal 1
Parietal 2
Occipital 1
Temporal 2
Sphenoid 1
Ethmoid 1
Tulang fasial (13 tulang) Maksila 2
Palatine 2
Zygomatic 2
Lacrimal 2
Nasal 2
Vomer 1
Inferior nasal concha 2
Tulang mandibula (1 tlng) 1
1. Tulang telinga tengah Malleus 2
Incus 2
Stapes 2
6 tulang
1. Tulang hyoid 1 tulang
1. Columna vertebrae Cervical 7
Thorakal 12
Lumbal 5
Sacrum (penyatuan dari 5 tl) 1
Korkigis (penyatuan dr 3-5 tl) 1
26 tulang
1. Tulang rongga thorax Tulang iga 24
Sternum
1
25 tulang
2. Appendicular Skeleton (126 tulang)
1. Pectoral girdle Scapula 2
Clavicula 2
4 tulang
1. Ekstremitas atas Humerus 2
Radius 2
Ulna 2
Carpal 16
Metacarpal 10
Phalanx 28
60 tulang
1. Pelvic girdle Os coxa 2 (setiap os
coxa terdiri dari
penggabungan 3 tulang)
2 tulang
1. Ekstremitas bawah Femur 2
Tibia 2
Fibula 2
Patella 2
Tarsal 14
Metatarsal 10
Phalanx 28
60 tulang
Total 206 tulang
Fungsi tulang
Kerangka Tubuh Menyokong Dan Memberi Bentuk Tubuh
Memberikan Suatu System Pengungkit Yang Digerakan Oleh Kerja Otot-otot Yang
Melekat Pada Tulang Tersebut
Reservoir Kalsium, Fosfor, Natrium,dll
Penghasil Sel-sel Darah Merah Dan Putih Dan Trombosit Dlm Sumsum Merah Tulang
Tertentu.
Struktur tulang
Jaringan tulang kanselus
(trabekular/spongius) atau kortikal
(kompak).
Tulang panjang
diafisis tersusun atas
tulang kortikal.
epifisis tersusun atas
kanselus.
Plat epifisis memisahkan
epifisis dari diafisis.
Tulang pendek
terdiri dari tulang
kanselus ditutupi
selapis tulang
kompak.
Tulang pipih
tersusun atas
kanselus diantara
dua tulang
kompak.
Tulang tak
teratur
strukturnya sama
dengan tulang
pipih.
Cont
Setiap tulang memiliki arteri penyuplai darah yang
membawa nutrient masuk didekat pertengahan
tulang, kemudian bercabang ke atas dan ke bawah
menjadi pembuluh-pembuluh darah mikroskopis.
Vaskularisasi,
serabut syaraf sympathetic dan afferent (sensori)
mempersyarafi tulang.
Persarafan,
Pembentukan
Tulang
intramembran
endokondral.
Penyembuhan
Tulang
Inflamasi
Proliferasi sel
Pembentukan kalus
Osifikasi
Remodelling
Penyembuhan tulang dengan fragmen yang diaproksimasi
kuat.
Cont
Sendi
Klasifikasi sendi
Sendi fibrosa
(sinartrodial),
Sendi
kartilaginosa
(amfiartrodial),
Sendi synovial
(diartrodial),
Jenis sendi synovial
Sendi peluru
Sendi engsel
Sendi pelana
Sendi pivot
Sendi peluncur
Sistem Otot
Skelet
fleksi sederhana (menekuk) siku :
Bisep kontraksi penggerak utama
Trisep rileks antagonis
Otot tertentu pada lengan berkontraksi mencegah gerakan
berguling
Otot di sekitar bahu berkontaksmemantapkan sendi bahu
Otot dan
kerja otot
Otot rangka tersusun atas sejumlah besar serat-serat otot.
Setiap miofibril mempunyai lurik (striasi) terang dan gelap secara
bergantian, disebut pita I dan A secara berurutan.
Kontraksi otot akibat reaksi filament aktin dan miosin satu sama lain.
Struktur
otot
rangka,
Bagian Lain
Kartilago
Tendon
Ligamen
Bursae
Facia
Definisi Fraktur
Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang yang terjadi
ketika tekanan yang kuat diberikan kepada tulang normal atau
tekanan yang sedang pada tulang yang terkena penyakit,
misalnya osteoporosis. (Pierce Grace and Neil, 2006).
Fraktur femur adalah rusaknya kontinuitas tulang pangkal
pahayang dapat disebabkan oleh trauma langsung, kelelahan
otot, kondisi-kondisi tertentu seperti degenerasi
tulang/osteoporosis.
Epidemiologi fraktur
Usia < 45 Fraktur lebih sering terjadi pada laki laki daripada
perempuan, dihubungkan dengan Mobilisasi yang lebih banyak
dilakukan oleh laki laki dari pada perempuan.
Pada orang tua, perempuan lebih sering mengalami fraktur
daripada laki laki yang berhubungan dengan meningkatnya
insidens osteoporosis yang terkait dengan perubahan hormon pada
menopause
Di Indonesia jumlah kasus fraktur akibat kecelakaan lalu lintas
meningkat seiring pesatnya peningkatan jumlah pemakai
kendaraan bermotor. Berdasarkan laporan penelitian dari Depkes
RI tahun 2000, di Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin Bandung
terdapat penderita fraktur akibat kecelakaan lalu lintas sebanyak
444 orang.
Etiologi
Perisiwa Trauma (kekerasan)
Kekerasan langsung
Kekerasan tidak langsung
Kekerasan akibat tarikan otot
Peristiwa Patologis
Kelelahan atau stres fraktur
Kelemahan tulang
Klasifikasi
Fraktur sederhana (simple),
tidak merusak kulit diatasnya.
Fraktur kompleks, merusak
kulit diatasnya.
Fraktur ada yang complet
(greeanstick), artinya,
keutuhan tulang terputus,
atau tidak utuh
Fraktur kominut/ kominuta,
trauma sampai menghancurkan
tulang menjadi tiga atau lebih
fragmen/ keping.
Fraktur impak, ada fragmen
yang terpendam dalam
substansi yang lain.
Fraktur kompresi, dimana
tulang hancur, umumnya
mengenai tulang vertebra
Fraktur depresi, fraktur yang
masuk ke dalam, umumnya
pada tulang tengkorak.
Kominuta
Greenstick
Impaksi

Fisura
Klasifikasi Berdasarkan hubungan
tulang dengan jaringan disekitar
Fraktur tertutup (closed)
Fraktur terbuka (compound)






Fraktur terbuka Fraktur
tertutup

Fraktur terbuka terbagi atas tiga derajat
Derajat I :
Luka <1 cm
Kerusakan jaringan lunak sedikit, tak ada tanda luka remuk
Fraktur sederhana, transversal, oblik, atau kominutif ringan
Kontaminasi minimal
Derajat II :
Laserasi >1 cm
Kerusakan jaringan lunak, tidak luas, flap/ avulsi
Fraktur kominutif sedang
Kontaminasi sedang
Derajat III :
Terjadi kerusakan jaringan lunak yang luas, meliputi struktur kulit, otot, dan neurovaskular serta
kontaminasi derajat tinggi.
a. Jaringan lunak yang menutupi fraktur tulang adekuat, meskipun terdapat laserasi
luas/flap/avulsi atau fraktur segmental/sangat kominutif yang disebabkan oleh trauma
berenergi tinggi tanpa melihat besarnya ukuran luka.
b. Kehilangan jaringan lunak dengan fraktur tulang yang terpapar atau kontaminasi masif.
c. Luka pada pembuluh arteri/saraf perifer yang harus diperbaiki tanpa melihat kerusakan
jaringan lunak.
Patofisiologi
Manifestasi klinis
nyeri krepitasi Gangguan fungsi
Deformitas
Bengkak dan
atropi distal
Usia
Jenis
kelamin
Massa
tulang
Aktivitas
Olahraga
Faktor
perantara
Faktor
lingkungan
Pencegahan Primer
dengan upaya menghindari terjadinya trauma benturan,
terjatuh atau kecelakaan lainnya. Dalam melakukan aktifitas
yang berat atau mobilisasi yang cepat dilakukan dengan
cara hati hati, memperhatikan pedoman keselamatan
dengan memakai alat pelindung diri.
Pencegahan Sekunder
dilakukan untuk mengurangi akibat akibat yang lebih
serius dari terjadinya fraktur dengan memberikan
pertolongan pertama yang tepat dan terampil pada
penderita.

KOMPLIKASI
Kompikasi Umum :
Syok hipovolemia (karena perdarahan yang
banyak),
syok neurogenik (karena nyeri yang hebat),
koagulopati diffus,
gangguan fungsi pernafasan.
Komplikasi Lokal :
Terjadi sebelum 1 minggu post trauma
Jika setelah satu minggu komplikasi lanjut.
Misal: infeksi, atrofi otot dll



Komplikasi lambat (dalam beberapa
minggu dan bulan)
Komplikasi Awal (dalam beberapa jam atau
hari),
komplikasi cepat (saat cedera),
PEMERIKSAAN
anamnesa
Pemeriksaan
umum
Kesadaran klien
Kesakitan
Tanda-tanda vital
Pemeriksaan
status lokasi
a. Look
b. Feel
c. move
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan radiologi.
Pemeriksaan Laboratorium
Biopsi tulang dan otot.
Elektromiografi
Artroskopi
Indium Imaging
MRI
PENATALAKSANAAN
Pemeriksaan dan atasi masalah jalan
napas (airway), proses pernafasan
(breathing) dan sirkulasi (circulation),
apakah terjadi syok atau tidak.
Jika tidak ada masalah lagianamnesis
dan pemeriksaan fisis secara terperinci.
Penatalaksanaan Umum
fraktur imobilisasi daerah tsb
Ekstremitas disangga diatas dan dibawah
tempat patah jika tidak dibidai
mencegah gerakan rotasi maupun
angulasi.
Penatalaksanaan kedaruratan
Penatalaksanaan bedah ortopedi
Reduksi terbuka
Fiksasi interna
Graft tulang
Amputasi
Artroplasti
Menisektomi
Penggantian sendi
Penggantian sendi total
Transfer tendo
Terdapat 4R prinsip penatalaksanaan
fraktur ( Rasjad, 1998) :
Recognition
Reduksi tertutup
Traksi,
Reduksi terbuka
Reduction
Pemasangan Gips
Pemasangan Traksi
Imobilisasi
Rehabilitation
Ringkasan tindakan terhadap
fraktur
Sasaran Tindakan terhadap fraktur
- Mengembalikan fragmen tulang ke posisi anatomis normal (reduksi)
- Mempertahankan reduksi sampai terjadi penyembuhan (imobilisasi)
- Mempercepat pengembalian fungsi dan kekuatan normal bagian yang terkena (rehabilitasi)
Metode untuk mencapai reduksi fraktur
- Reduksi tertutup
- Traksi
- Reduksi terbuka
Metode mempertahankan imobilisasi
- Alat eksterna
- Alat interna
Mempertahankan dan mengembalikan fungsi
- Mempertahankan reduksi dan imobilisasi
- Meninggikan untuk meminimalkan pembengkakan
- Memantau status neurovaskuler
- Mengontrol kecemasan dan nyeri
- Latihan isometric dan setting otot
- Berpartisipasi dalam aktivitas hidup sehari-hari
- Kembali aktivitas secara bertahap
Asuhan keperawatan

Anda mungkin juga menyukai