030.09.264 FK USAKTI Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Dalam RSUD BEKASI
PENDAHULUAN Kanker suatu massa jaringan yang abnormal, yang pertumbuhannya melebihi dan tidak dikoordinasi dengan jaringan normal. Kanker paru di Indonesia menduduki peringkat 4 kanker terbanyak dan angka mortalitas cukup tinggi Deteksi dini meningkatkan kualitas hidup
ANATOMI PARU PARU DEXTRA LOBUS MEDIA LOBUS SUPERIOR SINISTRA LOBUS INFERIOR LOBUS SUPERIOR LOBUS INFERIOR
Pendarahan Mendapat pasokan darah dari a.bronkialis cabang dari aorta torakalis desendens V.bronkialis mengalirkan darah ke v.azygos dan v.hemiazygos Alveoli mendapat darah deoksigenasi dari a.pulmonalis v.pulmonalis kembali ke atrium kiri jantung
Persarafan Plexus pulmonalis terletak di pangkal tiap paru terdiri dari serabut simpatis (dari trunkus simpatikus) dan serabut parasimpatis (dari n.vagus) Aliran limf paru Berasal dari: Plexus superficialis terdapat dibawah pleura viseralis dan mengalirkan cairannya melalui permukaan paru ke arah hilus, tempat pembuluh-pembuluh limf bermuara ke nodi bronchopulmonales Plexus profundus berjalan sepanjang bronchi dan arteri, v. Pulmonalis menuju ke hilus, mengalirkan limf ke nodi intrapulmonalis yg terletak dlm substansi paru. Semua cairan limf paru meninggalkan hilus mengalir ke nodi tracheobronchialis masuk ke dalam truncus lymphaticus broncomediastinalis KANKER PARU
DEFINISI Semua penyakit keganasan di paru, mencakup keganasan yang berasal dari paru sendiri maupun keganasan dari luar paru (metastasis tumor di paru) Pertumbuhan sel yang tidak normal, tidak terbatas, dan merusak sel-sel jaringan yang normal Perubahan metaplasia skuamosa yang ditandai dengan perubahan bentuk epitel dan menghilangnya silia.
EPIDEMIOLOGI Salah satu keganasan yang paling sering, berkisar 20% dari seluruh kasus kanker Laki- laki > perempuan Bertambah usia risiko meningkat
ETIOLOGI Polusi udara Paparan zat karsinogenik asbes, uranium, radon, arsen, kromium, nikel, polisiklik hidrokarbon, dan vinil klorida Diet rendahnya konsumsi betakarotene, selenium, dan vitamin A Genetik mutasi dari protoonkogen dan gen-gen penekan tumor Rokok aktif dan pasif KLASIFIKASI KANKER PARU PRIMER SMALL CELL LUNG CANCER (SCLC) NON SMALL CELL LUNG CANCER (NSCLC) KANKER PARU SEKUNDER a. Small Cell Lung Cancer (SMLC) Sel kecil-banyak, memiliki daya pertumbuhan yang sangat cepat, hampir semuanya diisi oleh mukus Biasanya disebut oat cell carcinomas (karsinoma sel gandum)
Sel kecil ini cenderung berkumpul di sekeliling pembuluh darah halus. Stage SCLC ada 2 yaitu: Stage terbatas (limited) jika hanya melibatkan satu sisi paru (hemitoraks) Stage luas (extensived) jika sudah meluas dari satu hemitoraks atau menyebar ke organ lain
b. Non Small Cell Lung Cancer (NSCLC) Pertumbuhan sel tunggal, tetapi seringkali menyerang lebih dari satu daerah di paru-paru Biasanya disebut karsinoma sel skuamosa/karsinoma bronkogenik yang berciri khas proses keratinisasi dan pembentukan bridge intraselular. Mencakup : Adenokarsinoma Memperlihatkan susunan selular seperti kelenjar bronkus dan dapat mengandung mukus Timbul di bagian perifer segmen bronkus Lesi sering kali meluas ke pembuluh darah dan limfe pada stadium dini
Karsinoma sel skuamosa (epidermoid) Berasal dari permukaan epitel bronkus Biasanya terletak sentral di sekitar hilus, dan menonjol ke dalam bronki besar Cenderung menyebar secara langsung ke kelenjar getah bening hilus, dinding dada, dan mediastinum Lebih sering pada laki-laki daripada perempuan. Karsinoma sel besar Sel-sel ganas yang besar dan berdiferensiasi sangat buruk dengan sitoplasma yang besar dan ukuran inti bermacam-macam Timbul pada jaringan paru perifer Tumbuh cepat dengan penyebaran ekstensif dan cepat ke tempat-tempat yang jauh
STAGING, menurut International Union Against (IUAC)/The American Joint Comittee on Cancer (AJCC) 1997 STADIUM TNM Karsinoma tersembunyi Tx N0 M0 0 Tis N0 M0 IA T1 N0 M0 IB T2 N0 M0 IIA T1 N1 M0 IIB T2 N1 M0, T3 N0 M0 IIIA T1 N2 M0, T2 N2 M0, T3 N2 M0, T3 N1 M0 IIIB Berapapun T N3 M0, T4 berapapun N M0 IV Berapapun T berapapun N M1 T = Tumor Primer T0 : tidak ada bukti ada tumor primer Tx : Tumor primer sulit dinilai, atau tumor primer terbukti dari penemuan sel tumor ganas pada sekret bronkopulmoner tetapi tidak tampak secara radiologis atau bronkoskopis Tis : Karsinoma in situ T1 : Tumor berdiameter 3 cm dikelilingi paru atau pleura viseralis yang normal. T2 : Tumor berdiameter > 3 cm atau ukuran berapa pun yang sudah menyerang pleura viseralis atau mengakibatkan ateletaksis yang meluas ke hilus; harus berjarak > 2 cm distal dari karina. T3 : Tumor ukuran berapa saja yang langsung meluas ke dinding dada, diafragma, pleura mediastinalis, dan perikardium parietal atau tumor di bronkus utama yang terletak 2 cm dari distal karina, tetapi tidak melibatkan karina, tanpa mengenai jantung, pembuluh darah besar, trakea, esofagus, atau korpus vertebra. T4 : Tumor ukuran berapa saja dan meluas ke mediastinum, jantung, pembuluh darah besar, trakea, esofagus, korpus vertebra, rongga pleura/perikardium yang disertai efusi pleura/perikardium, satelit nodul ipsilateral pada lobus yang sama pada tumor primer.
N : Kelenjar getah bening regional (KGB) Nx : Kelenjar getah bening regional tak dapat dinilai No : Tidak dapat terlihat metastasis pada kelenjar getah bening regional. N1 : Metastasis pada kelenjar getah bening peribronkial dan/atau hilus ipsilateral, termasuk perluasan tumor secara langsung N2 : Metastasis pada kelenjar getah bening mediastinum ipsilateral dan/atau KGB subkarina N3 : Metastasis pada hilus atau mediastinum kontralateral atau KGB skalenus/supraklavikula ipsilateral/kontralateral
M : Metastasis jauh Mx : Metastasis tak dapat dinilai Mo : Tak ditemukan metastasis jauh M1 : Ditemukan metastasis jauh. Nodul ipsilateral di luar lobus tumor primer dianggap sebagai M1
MANIFESTASI KLINIS 1. Manifestasi Lokal Kanker Paru (Intrapulmonal Intratorakal) Batuk kronis dengan/tanpa produksi sputum + Hemoptisis iritasi oleh massa tumor membentuk sputum berkembang menjadi kental dan purulen dikarenakan adanya infeksi sputum melalui permukaan tumor yang mengalami ulserasi hemoptisis Nyeri dada adanya invasi ke dinding dada atau mediastinum Dyspnea obstruksi saluran napas
2. Manifestasi Ekstrapulmonal Intratorakal Adanya invasi/ekstensi kanker paru ke struktur/organ sekitarnya Tumor lobus atas kanan atau kelenjar mediastinum kompresi vena kava superior sindroma vena kava superior, yaitu nyeri kepala, wajah sembab, leher edema dan kongesti, pelebaran vena-vena dada Tumor di sebelah kiri kompresi nervus laringeus rekurens yang berjalan di atas arcus aorta suara serak dan paralisis pita suara kiri Invasi tumor langsung atau kelenjar mediastinum yang membesar kompresi esophagus disfagia 3. Manifestasi Ekstratorakal Non Metastasis Biasanya bukan disebabkan oleh tumor, melainkan karena zat hormon/peptida yang dihasilkan oleh tumor itu sendiri mudah lelah, mual, nyeri abdomen Lebih sering terjadi pada karsinoma sel kecil 4. Manifestasi Ekstratorakal Metastasis Penurunan berat badan >20% sering mengindikasikan adanya metastasis Metastasis ke tulang tulang iga, vertebra, humerus, dan tulang femur Metastasis ke otak gejala-gejala neurologi, seperti confusion, perubahan kepribadian, dan kejang Metastasis ke kelenjar getah bening supraklavikular dan servikal anterior
PATOFISIOLOGI Zat karsinogenik Mutasi DNA Proliferasi sel abnormal Kanker Paru PEMERIKSAAN PENUNJANG 1. Rontgen Toraks PA/lateral Kelainan dapat dilihat bila massa tumor berukuran >1 cm. Tanda yang mendukung keganasan adalah tepi yang ireguler, berbatas tegas, bisa disertai indentasi pleura, tumor satelit, dan lain-lain Dapat ditemukan invasi ke dinding dada, efusi pleura, efusi perikard dan metastasis intrapulmoner 2. CT scan toraks Deteksi tumor yang berukuran lebih kecil dan pembesaran KGB regional Menentukan ukuran, bentuk, dan lokasi yang tepat dari tumor Mengetahui penekanan terhadap bronkus, tumor intrabronkial, atelektasis, dan telah terjadi invasi ke mediastinum dan dinding dada meski tanpa gejala
3. MRI Deteksi area yang sulit diinterpretasikan pada CT scan toraks seperti diafragma atau bagian apeks paru (untuk mengevaluasi keterlibatan pleksus brakial atau invasi ke vertebra) 4. PET (Positron Emission Tomography) Sedang dikembangkan belakangan ini Untuk membedakan tumor jinak dan tumor ganas berdasarkan perbedaan biokimia dalam metabolisme zat- zat seperti glukosa, oksigen, protein, asam nukleat Contoh zat yang dipakai: methionine 11C dan F-18 fluorodeoxyglucose (FD6) Nilai akurasi lebih baik daripada pemeriksaan CT Scan.
5. Sitologi sputum Tidak selalu memberikan hasil positif, tergantung: Letak tumor terhadap bronkus Jenis tumor Teknik mengeluarkan sputum Jumlah sputum yang diperiksa. Dianjurkan pemeriksaan 3-5 hari berturut-turut Waktu pemeriksaan sputum (sputum harus segar) Pada kanker paru letak sentral hasil positif sampai 67-85% Dianjurkan sebagai pemeriksaan rutin dan skrining untuk diagnosis dini kanker paru.
6. Histopatologi Gold standard untuk diagnosis kanker paru Spesimennya didapat dengan cara biopsi melalui bronkoskopi, torakoskopi, mediastonoskopi, dan torakotomi
7. Serologi/Tumor Marker Belum ada yang spesifik Beberapa tes yang dipakai: CEA (Carcinoma Embryonic Antigen), NSE (Neuron-spesific enolase) Cyfra 21-1 (Cytokeratin fragments 19) Lebih banyak dipakai untuk evaluasi hasil pengobatan kanker paru
DIAGNOSIS Anamnesis faktor risiko Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan Penunjang TATALAKSANA Tujuan pengobatan kanker : Kuratif memperpanjang masa bebas penyakit dan meningkatkan angka harapan hidup Paliatif mengurangi dampak kanker, meningkatkan kualitas hidup. Rawat rumah (Hospice care) pada kasus terminal mengurangi dampak fisis maupun psikologis kanker baik pada pasien maupun keluarga. Suportif menunjang pengobatan kuratif, paliatif dan terminal seperti pemberian nutrisi, tranfusi darah dan komponen darah, obat anti nyeri dan anti infeksi.
a. Pembedahan - Indikasi untuk NSCLC stadium I dan II, bila ada kegawatan yang memerlukan intervensi bedah, seperti kanker paru dengan sindroma vena kava superior berat - Prinsip sedapat mungkin tumor direseksi lengkap berikut jaringan KGB intrapulmoner, dengan lobektomi maupun pneumonektomi
b. Radiasi - Kuratif bagian dari kemoterapi neoadjuvan untuk NSCLC stadium IIIA - Paliatif pada tumor dengan komplikasi, seperti mengurangi efek obstruksi/penekanan terhadap pembuluh darah/bronkus c. Kemoterapi - Untuk mengganggu pola pertumbuhan tumor, - Melengkapi bedah atau terapi radiasi - Dapat diberikan pada semua kasus kanker paru - Menggunakan beberapa obat antikanker dalam kombinasi regimen kemoterapi
PENCEGAHAN Berhenti merokok Menggunakan alat pelindung diri, seperti masker Makan makanan bergizi dan olahraga teratur meningkatkan daya tahan tubuh Skrining tumor untuk dilakukan tatalaksana dini agar tidak berlanjut menjadi kanker. PROGNOSIS Tergantung dari kebiasaan merokok yang tidak dihentikan, jenis sel kanker, dan pemilihan terapi Pasien dengan kanker paru rata-rata hanya 1-2% hidup sampai 5 tahun, jika tanpa pengobatan penderita hanya hidup 6-12 bulan