Disusun oleh :
Vanny Mahesa Putri (030.09.264)
Pembimbing :
dr. Pramudya P., Sp.KJ
dr. Agus Susanto, Sp.KJ
dr. Eunice P. Najoan, Sp.KJ
dr. Rudyhard E. Hutagalung, Sp.KJ
dr. Feri Ikhwan Nasution, Sp.KJ
I.
IDENTITAS PASIEN
Nama
Umur
Jenis Kelamin
Agama
Suku
Pendidikan terakhir
Pekerjaan
Status pernikahan
Alamat
:
:
:
:
:
:
:
:
:
Ny. S
30 tahun
Perempuan
Islam
Betawi
S1
Ibu Rumah Tangga
Menikah
Komp. DRP II RT 010/002 No. 100 Kebon Jeruk
berbicara, pandangan kosong hanya melihat ke depan tanpa dapat dialihkan, dan
badan pasien kaku tidak bergerak.
Sebelum pasien duduk diam seperti itu, keluarga menyadari perilaku
pasien berubah, kira-kira sudah 1 minggu. Pasien sudah jarang mengurusi
anaknya, saat anak menangis pasien hanya diam saja dan tidak memberi ASI.
Anak pasien akhirnya diberikan susu formula.
Pasien ditunggui oleh bapak dan suami pasien secara bergantian. Menurut
keterangan suami, pasien dapat berbicara padanya dan ingin makan jika disuapi
suaminya. Selama suami bersamanya, pasien menunjukkan respon baik namun
pada saat suami akan pergi, pasien kembali diam bahkan dengan bapaknya
sendiri. Pasien hanya ingin makan roti dan minum air putih. Pasien tidak mau ke
kamar mandi, sehingga badan hanya di lap dan dipakaikan diaper.
C. Riwayat Gangguan Sebelumnya
1) Riwayat Gangguan Psikiatri
Pasien mengalami serangan pertama pada tahun 2006 kemudian di rawat
di Pulau Bengkalis dengan diagnosis Skizofrenia. Saat itu pasien mengamuk
dan gelisah. Menurut keterangan keluarga, penyebabnya adalah pada saat
ospek universitas pasien merasa terlalu berat untuknya, selain itu patah hati
ditinggal menikah oleh pacarnya. Kemudian pasien diberi obat dan diminum
teratur, gejala berkurang dan pasien dapat beraktivitas seperti semula.
Serangan kedua terjadi pada tahun 2012. Saat itu pasien mengamuk
kembali dan tidak ingin melakukan kegiatan apapun. Menurut keluarga,
penyebab kali ini adalah masalah dalam pekerjaannya dan pasien merasa
takut karena dikejar-kejar orang yang menyukai pasien.
Pasien diberikan obat dan diminum secara teratur. Sampai pada akhir
tahun 2013, saat pasien sudah mulai stabil, pasien berencana untuk menikah
pada April 2014. Tahun 2014 kontrol ke poliklinik psikiatri dan diberikan
edukasi berhenti minum obat jika positif hamil. Pasien ternyata positif hamil
dan akhirnya tidak minum obat tersebut. Selama hamil, pasien tidak pernah
kambuh lagi.
2) Riwayat Gangguan Medis Umum
Pasien tidak terdapat riwayat Diabetes Melitus, Hipertensi, Asma, Alergi,
dan penyakit jantung maupun paru.
3) Riwayat Penggunaan Zat Psikoaktif dan Alkohol
Pasien tidak pernah mengonsumsi alkohol dan zat-zat psikoaktif.
D. Riwayat Kehidupan Pribadi
1) Masa Prenatal dan Perinatal
3
Keterangan Gambar:
: tanda gambar untuk jenis kelamin laki-laki
: tanda gambar untuk jenis kelamin perempuan
: tanda gambar untuk pasien
:
:
:
:
hypothym
datar
tidak serasi
tidak dapat diempati
D. Gangguan Persepsi
Waham dan halusinasi sulit dinilai.
E. Proses Pikir
1) Arus Pikir
- Produktivitas
: Kualitas
: sulit dinilai
Kuantitas : sulit dinilai
- Kontinuitas
: sulit dinilai mutisme
- Hendaya berbahasa : sulit dinilai
2) Isi Pikir
- Preokupasi
: sulit dinilai
- Gangguan isi pikiran
: sulit dinilai
Sulit dinilai.
5) Kemampuan Visuospasial
Sulit dinilai.
6) Pikiran Abstrak
Sulit dinilai.
7) Intelegensi dan Kemampuan Informasi
Sulit dinilai.
8) Kemampuan Mengendalikan Impuls
Pasien tidak dapat mengendalikan impuls.
9) Daya Nilai dan Tilikan
Daya nilai sosial
: sulit dinilai
Uji daya nilai
: sulit dinilai
Daya nilai realita
: sulit dinilai
Tilikan
: sulit dinilai
10) Taraf dapat Dipercaya
Dapat dipercaya
IV.
V.
VI.
DIAGNOSIS
Schizophrenia Multiple Episodes, Currently in Acute Episode with Catatonia.
Ditegakkan berdasarkan :
A. Terdapat gangguan bicara (mutism), gangguan perilaku (katatonik), dan gejala
negatif (afek datar).
B. Terdapat gangguan fungsi (pekerjaan, sosial, perawatan diri).
C. Terdapat riwayat skizofrenia sebelumnya dengan dua kali serangan.
D. Bukan karena obat-obatan atau zat psikoaktif.
VII.
VIII.
DAFTAR MASALAH
1. Organobiologik
2. Psikologik
3. Lingkungan dan Sosioekonomi
PROGNOSIS
Dubia ad bonam
Hal-hal yang mempengaruhi prognosis :
Keluarga dan suami mendukung dalam kesembuhan pasien.
Pasien tidak mengalami perburukan dari serangan pertama maupun kedua.
Setelah gejala akut berakhir, biasanya pasien dapat beraktivitas seperti biasa.
IX.
PENATALAKSANAAN
A. Psikofarmaka
Aripiprazole 1 x 15 ml
B. Psikoterapi
Terapi individual
:
Tetap berkomunikasi dengan pasien dan memotivasi pasien agar dapat
berkomunikasi kembali.
Memotivasi pasien agar melakukan pengobatan dengan baik.
Terapi keluarga
:
Menjelaskan kepada keluarga mengenai penyakit yang diderita pasien dan
X.
SARAN
Mengikuti terapi yang diberikan oleh dokter baik berupa obat-obatan maupun
terapi suportif.
8