Bila ucapan pakar psikologi itu benar, di sini kita melihat pengaruh konsep diri pada perilaku manusia, bagaimana anda akan memandang diri anda dan bagaimana orang lain memandang anda, akan mempangaruhi pola-pola interaksi anda dengan orang lain. Lebih dari itu, konsep diri erat kaitannya dengan proses hubungan interpersonal yang vital bagi perkembangan. Konsep diri mewarnai komunikasi kita dengan orang lain. Bab ini juga membicarakan konsep diri, atraksi interpersonal dan hubungan interpersonal.
4.1 Persepsi Interpersonal Pada tahun 1950-an, di kalangan psikologi sosial timbul aliran baru yang meneliti pengaruh factor-faktor sosial seperti interpersonal, nilai-nilai cultural, dan harapan-harapan yang dipelajari secara sosial pada persepsi individu, bukan saja terhadap objek-objek mati, tetapi juga pada objek-objek sosial. Lahirlah istilah persepsi sosial yang diidefinisikan sebagai the role of socially generated influences on the basic prossese of perception. Ada empat perbedaan antara persepsi objek denga persepsi interpersonal. Pertama, pada persepsi objek, stimuli ditangkap oleh alat indera kita melalui benda-benda fisik: gelomang, cahaya, gelombang suara, temperature, dan sebagainya. Kedua, bila kita menanggapi objek, kita hanya menanggapi sifat- sifat batiniah objek itu. Ketika kita melihat papan tulis, kita tidak pernah mempersoalkan bagaimana perasaannya ketika kita amati. Kita tidak hanya melihat perilakunya, kita juga melihat mengapa ia berperilaku seperti itu. Kita mencoba memahami bukan saja tindakan, tetapi juga motif tindakan itu. Ketiga, ketika ketika kita mempersepsi objek, objek tidak bereaksi kepada kita, kita pun tidak memberikan reaksi emosional padanya. Perasaan anda dingin saja ketika anda memandang papan tulis, tetapi, sedingin itu jugakah ketika anda memandang Eva Arnaz? Keempat, objek relative tetap, manusia berubah-berubah. Papan tulis yang anda lihat minggu yang lalu tidak berbeda dengan papan tulis yang kita lihat hari ini. Mungkin tulisan pada papan tulis itu sudah berubah, mungkin sobekkan kayu di sudut sudah hilang, tetapi secara keseluruhan tidak ada masalah. Anehnya, betapapun sulitnya kita mempersepsikan orang lain, kita toh akan berhasil juga memahami orang lain. Kita menduga karakteristik orang lain dari petunjuk-petunjuk eksternal (external causes) yang dapat diamati.
4.1.1 Pengaruh Faktor-faktor Situasional pada Persepsi Interpersonal. Deskripsi Verbal Pada eksperimen yang lain, Asch membagikan daftar A dan B dibawah ini kepada dua kelompok.
Daftar Stimuli A cerdas terampil rajin hangat tegus praktis waspada Daftar Stimuli B cerdas terampil rajin dingin teguh praktis waspada
Kedua daftar ini sama, kecuali yang keempat. Tanggapan terhadap A positif, orang yang memiliki sifat- sifat itu dianggap murah hati, bahagi, dan berkelakuan baik. Tanggapan terhadap B negative, orang yang mempunyai sifat-sifat B dianggap pelit, tidak bahagia, dan kurang populer. Menurut teori ini, ada kata- kata tertentu yang mengarahkan seluruh penilaian kita tentang orang lain. Petunjuk Proksemik Proksemik, kinesik, paralinguistic, dan system komunikasi artifaktual akan dibicarakan secara terinci pada Bab 6: Psikologi Pesan, terutama pada bagian Pesan Nonverbal. Proksemik adalah studi tentang penggunaan jarak dalam menyampaikan pesan, istilah ini dilahirkan oleh antropolog intercultural Edward T Hall. Hall membagi jarak ke dalam empat corak : jarak public, jarak sosial, jarak personal, dan jarak akrab. Betulkah kita pun mempersepsi orang lain dengan melihat jaraknya ddengan kita? Bagaimana penanggapan menyimpulkan sesuatu jarak interpersonal? Pertama, seperti Edward T. Hall, kita menyimpulkan keakraban seseorang dengan orang lain dari jarak mereka, seperti yang kita amati. Kedua, erat kaitannya dengan yang pertama, kita menanggapi sifat-sifat orang lain dari caranya orang itu membuat jarak dengan kita. Ketiga, caranya orang mengatur ruang mempengaruhi persepsi kita tentang orang itu. Jadi, kita menanggapi orang lain berdasarkan jarak yang dibuat orang itu dengan orang lain, atau jarak yang dibuat orang itu dengan kita. Kita juga dapat menetapkan persepsi kita dengan melihat caranya orang itu mengatur ruang. Petunjuk Kinesik (Kinesic Cues) Dalam bahasa Indonesia kita mempunyai beberapa ungkapan yang mencerminkan persepsi kita tentang orang lain dari gerakan tubuhnya. Ungkapan-ungkapan itu, dengan persepsinya, antara lain : Membusungkan dada (sombong) Menundukkan kepala (merendah) Bediri tegak (berani) Bertopang dagu (sedih) Menadahkan tangan (bermohon) Beberpa penilitian telah membuktikan pesepsi yang cermat tantang sifat-sifat orang dari pengamatan petunjuk kinesik. Petunjuk Wajah Seperti petunjuk kinesik, petunjuk wajah pun menimbulkan persepsi yang dapat diandalakan. Cicero, tokoh retorika Romawi, berkata Wajah adalah cerminan jiwa. Shakespeare, penyair Inggris, menulis dalam Macbeth, Your faceis a book where men mey read strange maters, kata-kata ini telah diteliti para psikolog sosial. Wajah sudah lama menjadi sumber informasi dalam komunikasi interpersonal. Inilah alat yang sangat penting dalam menyampaikan makna. Dalam beberapa detik ungkapan wajah dapat menggerakkan kita ke puncak keputusaan. Kita menelaah wajah rekan dan sahabat kita untuk perubahan-perubahan halus dan nuansa makna mereka pada gilirannya, menelaah kita. Petunjuk Paralinguistik Yang dimaksud dengan paralinguistic adalah cara bagaimana orang mengucapkan lambang-lambang verbal. Jadi, jika petunjuk verbal menunjukkan apa yang diucapkan, petunjuk paralinguistic mencerminkan bagaimana mengucapknnya. Ini meliputi tinggi-redahnya suara, tempo bicara, gaya verbal (dialek), dan interaksi (perilaku ketika melakukan komunikasi atau obrolan). Petunjuk Artifaktual Petunjuk artifaktual meliputi segala macam penampilan (appearance)sejak potonga tubuh, kosmetik yang dipakai, beju, tas, pangkat, badge, dan atribut-atribut lainnya. 4.1.2 Pengaruh Faktor-faktor Personal pada Persepsi Interpersonal Perhatian kita akan dipusatkan pada factor-faktor personal yang secara langsung memepengaruhi keceermatan persepsi. Pengalaman Pengalaman kita bertambah juga melalui rangkaian peristiwa yang pernah kita hadapi. Inilah yang menyebabkan seorang ibu segera melihat hal yang tidak beres pada wajah anaknya atau pada petunjuk kinesik lainnya. Motivasi Proses konstruksi sangat banyak melibatkan unsur-unsur motivasi. Upaya untuk mendeteksi pengaruh motivasi sosial terhadap telah menjadi tanda aliran New Look pada tahun 1950-an.
Kepribadian Dalam psikoanalisis dikenal proyeksi, sebagai salah satu cara peertahanan ego. Proyeksi adalah mengekternalisasikan pengalaman subyektif secara tidak sadar. Orang melemparkan perasaan bersalahnya pada orang lain.
4.1.3 Proses Pembentukan Kesan Stereotyping Stereotip yaitu menyamaratakan seseorang denga orang lain. Implicit Personality Theory Teori ini tidak pernah dinyatakan, karena ini disebut implicit personality theory. Atribusi Atribusi adalah prosesmenyimpulka motif, maksud, dan karakteristik oramng lain dengan melihat pada perilakunya yan tampak. 4.1.4 Proses Pengelolaan Kesan (Impression Management) Kesulitan persepsi juga timbul karena pesona stimuli berusaha menampilakan petunjuk-petunjuk tertentu untuk menimbulkan kesan tertentu pada diri penanggap. Erving Goffman menyebut proses ini pengelolaan kesan (impresiion management) 4.1.5 Pengaruh Persepsi Interpersonal pada Komunikasi Interpersonal Sudah jelas bahwa perilaku kita dalam komunikasi interpersonal amat bergantung pada persepsi interpersonal.
4.2 Konsep Diri Konsep diri adalah pandangan dan perasaan kita tentang diri kta. Persepsi tentang diri ini boleh bersifat psikolog, sosial dan fisis.
4.2.1 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Konsep Diri Orang lain Kelompok Rujukan (Reference Group) 4.2.2 Pengaruh Konsep Diri pada komunikasi interpersonal Nubuat yang Dipenuhi Sendiri Memebuka Diri Percaya Diri Percaya Diri (Self Confidence) Selektivitas
4.3 Atraksi Interpersonal Dean C. Barlund, ahli komunikasi interpersonal, menulis, Mengetahui garis-garis atraksi dan penghindaran dalam system sosial artinya mampu meramalkan dari mana pesan akan muncul, kepada siapa pesan itu akan mengalir, dan lebih-lebih lagi bagaimana pesan akan diterima.
4.3.1 Faktor-faktor Personal yang Mempengaruhi Atraksi Interpersonal Kesamaan Karakteristik Personal Tekanan Emosional (stress) Harag Diri yang Rendah Isolasi Sosial 4.3.2 Faktor-faktor Situasional yang Mempengaruhi Atraksi Interpersonal Dayatarik Fisik (Physical Attractiveness) Ganjaran (Reward) Familiarity Kedekatan (Proximity) Kemampuan (Competence) 4.3.3 Pengaruh Atraksi Interpersonal pada Komunikasi Interpersonal Penafsiran Pesan dan Penilaian Efektivitas Komunikasi
4.4 Hubungan Interpersonal Komunikasi yang efektif ditandai dengan hubungan interpersonal yang baik. Setiap kali kita melakukan komunikasi, kita bukan hanya sekadar menyampaikan isi pesan, kita juga menentukan kadar hubungan interpersonal, bukan hanya menentukan content tetapi juga relationship. Karena pentingnya hubungan interpersonal ini, kita akan membicarakan beberapa teori tentang hubungan interpersonal.
4.4.1 Teori-teori Hubungan Interpersonal Model Pertukaran Sosial Model Peranan Model Permainan Model Interaksional 4.4.2 Tahap-tahap Hubungan Interpersonal Hubungan interpersonal yang kita gunakan pasti akan melihat hal yang sama, hubungan interpersonal melibatkan dan membentuk kedua belah pihak. Pembentukan Hubungan Interpersonal Peneguhan Hubungan Interpersonal Konfirmasi : pengakuan langsung, perasaan positif, respons meminta keterangan, respons setuju, dan respons suportif Diskonfirmasi Pemutusan Hubungan Interpersonal 4.43 Faktor-faktor yang Menumbuhkan Hubungan Interpersonal dalam Komunikasi Interpersonal Pola-pola komunikasi interpersonal mempunyai efek yang berlainan pada hubungan interpersonal. Tidak benar anggapan orang bahwa makin sering orang melakukan komunikasi interpersonal dengan orang lain, makin baik hubungan mereka. Percaya (trust) Sikap Suportif Sikap Terbuka :