Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM

MIKROKONTROLLER DAN INTERFACING


ANALOG TO DIGITAL CONVERTER (ADC)

PERCOBAAN V

Kelompok 2 :
1. Ghulam Akhrim 115090800111008
2. M .Zainulloh 115090800111009
3. Machfud Muthohar 115090800111010
4. M Feggy Okta P 115090800111011
5. Akhmad Reza Fathan 115090801111001
6. Rizal Yulistio Aji 115090801111002





LABORATORIUM INSTRUMENTASI DAN PENGUKURAN
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2013
LEMBAR PENILAIAN PRAKTIKUM
Percobaan V
KELOMPOK 2
Tanggal masuk laporan :
Pukul :
Paraf :
Tanggal : Tanggal :

Korektor Asisten

( ) ( )

Co. Asisten

( )
Catatan:
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
Tangggal masuk Revisi :
Pukul :
Nilai Sementara Nilai Akhir



BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Tujuan Praktikum
Setelah menyelesaikan percobaan ini diharapkan peseta praktikum dapat
memahami tentang Analog to Digital Converter (ADC) pada Mikrokontroller
ATMEGA 16.
1.2 Dasar Teori
Pada mikrokontroler AVR terdapat fitur ADC yang dapat digunakan untuk
melakukan pembacaan tegangan analog ke dalam bentuk digital sehingga ADC
banyak digunakan dalam perancangan alat ukur digital. Secara umum, proses
inisialisasi ADC meliputi proses penentuan clock, tegangan referensi, format output
data, dan mode pembacaan.
Register ADMUX
Register yang perlu diset nilainya adalah ADMUX (ADC Multiplexer
Selection Register), ADCSRA (ADC Control and Status Register), dan SFIOR
(Special Function IO Register). ADMUX merupakan register 8 bit yang berfungsi
menentukan tegangan referensi ADC, format data output, dan saluran ADC yang
digunakan.

Untuk memilih channel ADC yang digunakan (single ended atau diferensial),
dilakukan dengan mengatur nilai MUX4 :0. Misalnya channel ADC0 sebagai input
ADC, maka MUX4 :0 diberi nilai 00000B. Informasi lebih lengkap dapat dilihat pada
datasheet mikrokontroler yang dipakai.
Konfigurasi ADC
Tegangan referensi ADC dapat ditentukan antara lain dari pin AREF, pin
AVCC atau menggunakan tegangan referensi internal mikrokontroler sebesar 2.56V.
Agar fitur ADC mikrokontroler dapat digunakan maka ADEN (ADC Enable, dalam
I/O register ADCSRA) harus diberi nilai 1.
Setelah konversi selesai (ADIF high), hasil konversi dapat diperoleh pada register
hasil (ADCL, ADCH).Untuk konversi single ended, hasilnya ialah :

Di mana VIN ialah tegangan pada input yang dipilih dan VREF merupakan tegangan
referensi. Jika hasil ADC =000H, maka menunjukkan tegangan input sebesar 0V, jika
hasil ADC=3FFH menunjukkan tegangan input sebesar tegangan referensi dikurangi 1
LSB (Malik, 2009).
Sebagai contoh, jika diberikan VIN sebesar 0.2V dengan VREF 5V, maka
hasil konversi ADC ialah 41. Jika menggunakan differensial channel, hasilnya ialah
40.96, yang bila digenapkan bisa sekitar 39,40,41 karena ketelitian ADC ATmega 16
sebesar +- 2LSB. Jika yang digunakan saluran diferensial, maka hasilnya ialah :

Di mana VPOS ialah tegangan pada input pin positif, VNEG ialah tegangan input
pada pin negatif, GAIN ialah faktor penguatan dan VREF ialah tegangan referensi
yang digunakan. Kita dapat mengkonfigurasi fasilitas ADC pada CodeVision AVR
sebagai berikut :

Melakukan setting penggunaan ADC dengan CodeWizardAVR
Dengan mencentang ADC Enabled akan mengaktifkan on-chip ADC. Dengan
mencentang Use 8 bits, maka hanya 8 bit terpenting yang digunakan. Hasil konversi
10 bit dapat dibaca pada ADC Data Registers ADCH dan ADCL. Misalnya, jika hasil
konversi ADC bernilai 54(36H), dalam 10 bit biner ditulis dengan 00 0011 0110B.
Jika dalam format right adjusted (ADLAR=0), maka I/O register ADCH berisi 0000
0000B(00H) dan I/O register ADCL berisi 0011 0110B (36H).
AVR ATMega16 merupakan tipe AVR yang telah dilengkapi dengan 8
saluran ADC internal dengan resolusi 10 bit. Dalam mode operasinya, ADC
dapatdikonfigurasi, baik single ended input maupun differential input. Selain itu,
ADC ATMega16 memiliki konfigurasi pewaktuan, tegangan referensi, mode operasi,
dan kemampuan filter derau (noise) yang amat fleksibel sehingga dapat dengan
mudah disesuaikan dengan kebutuhan dari ADC itu sendiri. ADC pada ATMega16
memiliki fitur-fitur antara lain :
Resolusi mencapai 10-bit
Akurasi mencapai 2 LSB
Waktu konversi 13-260s
8 saluran ADC dapat digunakan secara bergantian
Jangkauan tegangan input ADC bernilai dari 0 hingga VCC
Disediakan 2,56V tegangan referensi internal ADC
Mode konversi kontinyu atau mode konversi tunggal
Interupsi ADC complete
Sleep Mode Noise canceler
Proses inisialisasi ADC meliputi proses penentuan clock, tegangan referensi,
formal data keluaran, dan modus pembacaan. Register-register yang perlu diatur
adalah sebagai berikut:
ADC Control and Status Register A ADCSRA

Gambar 2.5 ADC Control and Status Register A ADCSRA
ADEN : 1 = adc enable, 0 = adc disable
ADCS : 1 = mulai konversi, 0 = konversi belum terjadi
ADATE : 1 = auto trigger diaktifkan, trigger berasal dari sinyal yang dipilih
(set pada trigger SFIOR bit ADTS). ADC akan start konversi pada
edge positif sinyal trigger.
ADIF : diset ke 1, jika konversi ADC selesai dan data register ter-update.
Namun ADC Conversion Complete Interrupt dieksekusi jika bit ADIE
dan bit-I dalam register SREG diset.
ADIE : diset 1, jika bit-I dalam register SREG di-set.
ADPS[0..2] : Bit pengatur clock ADC, faktor pembagi 0 7 = 2, 4, 8, 16, 32, 64,
128.
Tabel 2.1 Konfigurasi Clock ADC

ADC Multiplexer-ADMUX

Gambar 2.6 ADC Multiplexer
REFS 0, 1 : Pemilihan tegangan referensi ADC
00 : Vref = Aref
01 : vref = AVCC dengan eksternal capasitor pada AREF
10 : vref = internal 2.56 volt dengan eksternal kapasitor pada AREF
ADLAR : Untuk setting format data hasil konversi ADC, default = 0
Special Function IO Register-SFIOR
SFIOR merupakan register 8 bit pengatur sumber picu konversi ADC, apakah
dari picu eksternal atau dari picu internal, susunannya seperti yang terlihat
pada Gambar 2.7 berikut :

Gambar 2.7 Register SFIOR
ADTS[0...2] : Pemilihan trigger (pengatur picu) untuk konversi ADC, bit-bit ini
akan berfungsi jika bit ADATE pada register ADCSRA bernilai 1.
Konfigurasi bit ADTS[0...2] dapat dilihat pada Tabel 2.2.
Tabel 2.2 Pemilihan sumber picu ADC

ADHSM : 1. ADC high speed mode enabled. Untuk operasi ADC, bit
ACME, PUD, PSR2 dan PSR10 tidak diaktifkan (Sismoro,2005).

ADC (Analog to Digital Converter) adalah salah satu fasilitas mikrokontroller
ATMEGA 16 yang berfungsi untuk mengubah data analog menjadi data digital. ADC
memiliki 2 karakter prinsip, yaitu kecepatan sampling dan resolusi. Kecepatan
sampling suatu ADC menyatakan seberapa sering sinyal analog dikonversikan ke
bentuk sinyal digital pada selang waktu tertentu. Kecepatan sampling biasanya
dinyatakan dalam sample per second (SPS).







Gambar 4.1: ADC dengan kecepatan sampling rendah dan kecepatan sampling tinggi
Resolusi ADC menentukan ketelitian nilai hasil konversi ADC. Sebagai
contoh: ADC 8 bit akan memiliki output 8 bit data digital, ini berarti sinyal input
dapat dinyatakan dalam 255 (2n 1) nilai diskrit. ADC 12 bit memiliki 12 bit output
data digital, ini berarti sinyal input dapat dinyatakan dalam 4096 nilai diskrit. Dari
contoh diatas ADC 12 bit akan memberikan ketelitian nilai hasil konversi yang jauh
lebih baik daripada ADC 8 bit.
Prinsip kerja ADC adalah mengkonversi sinyal analog ke dalam bentuk besaran yang
merupakan rasio perbandingan sinyal input dan tegangan referensi. Sebagai contoh,
bila tegangan referensi 5 volt, tegangan input 3 volt, rasio input terhadap referensi
adalah 60%. Jadi, jika menggunakan ADC 8 bit dengan skala maksimum 255, akan
didapatkan sinyal digital sebesar 60% x 255 = 153 (bentuk decimal) atau 10011001
(bentuk biner).









BAB II
METODOLOGI
2.1 Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah
laptop/computer, modul mikrokontroler ATmega16 beserta downloadernya serta
AVR Studio 4 sebagai media untuk mengisikan program pada ATMega16 dan sebuah
potensiometer.
2.2 Tata Laksana Percobaan
Tata Laksana percobaan ini adalah yang pertama dilakukan adalah
mempersiapkan modul serta menginstal program AVR pada laptop/computer kita,
yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah AVR Studio 4. Setelah itu, AVR
Studio 4 dibuka, user memilih tipe project, memberi nama project, kemudian memilih
AVR mana yang digunakan sebagai modul untuk praktikum. Setelah itu, klik finish.
Sehingga praktikan dapat langsung membuat source code pada program AVR studio
4. Setelah program selesai, compile program yang telah kita buat tadi dan kemudian
cari file hexa dari program yang kita buat untuk dimasukkan ke dalam mikrokontroler
dengan menggunakan downloader sehingga dapat dilihat bagaimana LED menyala
melalui modul. Dalam praktikum ini menggunakan mikrokontroler ATMega 16
sebagai display menggunakan LED output yang akan dikontrol dengan menggunakan
potensiometer sebagai inputan. Potensiometer ini kemudian dihubungkan dengan pin
ADC mikrokontroler. Hasil dari konversi nilai analog ke digital dari potensiomater
ditampilkan pada LED. Semakin besar nilai potensiometer maka LED yang menyala
semakin banyak.


BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Hasil dan Code
A. ADC keluaran LED rata kiri


B. ADC keluaran LED rata kanan



3.2 Pembahasan
Pada mikrokontroler AVR terdapat fitur ADC yang dapat digunakan untuk melakukan
pembacaan tegangan analog ke dalam bentuk digital sehingga ADC banyak digunakan
dalam perancangan alat ukur digital. Secara umum, proses inisialisasi ADC meliputi
proses penentuan clock, tegangan referensi, format output data, dan mode pembacaan.
ADC memiliki 2 karakter prinsip, yaitu kecepatan sampling dan resolusi.
Kecepatan sampling suatu ADC menyatakan seberapa sering sinyal analog dikonversikan
ke bentuk sinyal digital pada selang waktu tertentu. Kecepatan sampling biasanya
dinyatakan dalam sample per second (SPS).
Register ADMUX
Register yang perlu diset nilainya adalah ADMUX (ADC Multiplexer Selection
Register), ADCSRA (ADC Control and Status Register), dan SFIOR (Special Function
IO Register). ADMUX merupakan register 8 bit yang berfungsi menentukan tegangan
referensi ADC, format data output, dan saluran ADC yang digunakan.

Konfigurasi ADC
Tegangan referensi ADC dapat ditentukan antara lain dari pin AREF, pin AVCC atau
menggunakan tegangan referensi internal mikrokontroler sebesar 2.56V. Agar fitur ADC
mikrokontroler dapat digunakan maka ADEN (ADC Enable, dalam I/O register
ADCSRA) harus diberi nilai 1.
Setelah konversi selesai (ADIF high), hasil konversi dapat diperoleh pada register hasil
(ADCL, ADCH).Untuk konversi single ended, hasilnya ialah :
4
Di mana VIN ialah tegangan pada input yang dipilih dan VREF merupakan tegangan
referensi. Jika hasil ADC =000H, maka menunjukkan tegangan input sebesar 0V, jika
hasil ADC=3FFH menunjukkan tegangan input sebesar tegangan referensi dikurangi 1
LSB.

A. Pembahasan ADC keluaran LED rata kiri

Port B diset sebagai keluaran



REFS 0, 1 : Pemilihan tegangan referensi ADC
00 : Vref = Aref
01 : vref = AVCC dengan eksternal capasitor pada AREF

ADLAR : Untuk setting format data hasil konversi ADC, default = 0

Register ADMUX
ADMUX merupakan register 8 bit yang berfungsi menentukan tegangan referensi
ADC, format data output, dan saluran ADC yang digunakan. Untuk memilih channel ADC
yang digunakan (single ended atau diferensial), dilakukan dengan mengatur nilai MUX4 :0



ADEN : 1 = adc enable, 0 = adc disable
ADCS : 1 = mulai konversi, 0 = konversi belum terjadi
ADATE : 1 = auto trigger diaktifkan, trigger berasal dari sinyal yang dipilih (set pada
trigger SFIOR bit ADTS). ADC akan start konversi pada edge positif sinyal
trigger.
ADIF : diset ke 1, jika konversi ADC selesai dan data register ter-update. Namun
ADC Conversion Complete Interrupt dieksekusi jika bit ADIE dan bit-I
dalam register SREG diset.
ADIE : diset 1, jika bit-I dalam register SREG di-set


Maksud dari program diatas adalah ADCSRA = ADCSRA | 0b01000000. Agar nilai dari
ADCSRA tidak berubah.

Mengecek ADCSRA masih dalam keadaan konversi atau tidak.


B. Pembahasan ADC keluaran LED rata kanan
ADC keluaran LED rata kanan sebenarnya hampir sama dengan ADC keluaran LED rata
kiri, yang membedakan dari keduanya adalah pada keluaran LEDnya. Pada ADC keluaran
rata kiri, LED yang digunakan sebanyak 8 LED yaitu pada PORT C 0 sampai PORT 7.
Sedangkan pada ADC keluaran rata kanan, LED yang digunakan sebanyak 2 LED yaitu pada
PORT C 0 sampai PORT C 1.

ADC keluaran LED rata kanan







Potensiometer






LED digunakan semua
ADC keluaran LED rata kiri




Potensiometer







LED tidak digunakan LED digunakan

Dalam praktikum ini menggunakan mikrokontroler ATMega 16 sebagai display
menggunakan LED output yang akan dikontrol dengan menggunakan potensiometer sebagai
inputan. Potensiometer adalah resistor tiga terminal dengan sambungan geser yang
membentuk pembagi tegangan dapat disetel.Jika hanya dua terminal yang digunakan (salah
satu terminal tetap dan terminal geser), potensiometer berperan sebagai resistor variabel atau
Rheostat. Potensiometer ini kemudian dihubungkan dengan pin ADC mikrokontroler. Hasil
dari konversi nilai analog ke digital dari potensiomater ditampilkan pada LED. Semakin
besar nilai potensiometer maka LED yang menyala semakin banyak.
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Setelah melakukan percobaan tentang ADC (Analog to Digital Converter) maka dapat
disimpulkan bahwa pada mikrokontroller ATMega 16 sudah dilengkapi fitur ADC
(Analog to Digital Converter) yang dapat merubah data analog ke data digital.
Potensiometer mengatur variabel dari hambatan sehingga tegangan dapat diatur 0V-5V
dan akan dibaca oleh ADC dan hasilnya akan ditampilkan LED. Semakin besar
tegangan yang diberikan potensiometer maka nyala LED akan naik/lebih besar nilainnya.

4.2 Saran
Sebaiknya dalam praktikum kali ini dilakukan penambahan alat, dan adanya modul
untuk memudahkan praktikan dalam melaksanakan praktikum.

DAFTAR PUSTAKA
Malik,Unggul juwana. 2009. Aneka Proyek Mikrokontroller PIC16F84A. Jakarta : Gramedia
Sismoro, Heri. 2005. Pengantar Logika Informatika, Algoritma, dan Pemrograman
Komputer. Yogyakarta : ANDI
Sulistiyanto. 2008. Pemrogaman Mikrokontoller R8C/13. Jakarta : Gramedia

Anda mungkin juga menyukai