Anda di halaman 1dari 4

10 Jenis Luka dan Perawatan awalnya

Belajar Ilmu Bedah sudah, Keperawatan Medikal Bedah lewat tapi terkadang pas lagi praktek
entah lupa apalan atau emang males ngapal (ketahuan banget kan kalo males.) segala apa yang
ada sudah buyar dari inget.. apa yang sudah apal ngelotok diluar kepala bener-bener ngelotok
sampe tak tersisa lagi duh kali ini pengen iseng nulis pengalaman-pengalaman aja, pengen
nulis cara bodoh berbagai pernak-pernik tentang luka dan bagaimana cara menanganinya
kalo mau cari definisi secara tekstual sepertinya bisa tuh dicari dimana-mana blog-blog
tetangga juga banyak yang muat so.. kalo masih minat lanjut bacanya monggo diteruskan
Jenis-Jenis Luka Berdasarkan Penyebab
Rumus awal sebelum memulai semuanya, yang kudu diinget luka itu bahasa pelauwnya
Vulnus (kidding yang bener bahasa latinnya), jadi kalo denger kata vulnus gesit deh itu
pasti luka nah biasanya disingkat v, jadi kalo dirumah sakit ada diagnosa diawali V itu
berarti Vulnus = luka, bukan pembuluh darah vena. Nah sekarang, sjenis-jenisnya apa saja?
1. Vulnus laceratum (Laserasi)
Pernah bayangin gak kalo misalnya kita tertembak pistol laser??? Apa ya kira-kira yang akan
terjadi?? Nah, bayangin aja kalo kita terkena laser pasti akan luka,.yang tentunya akan merobek
bagian tubuh kita nah jadi kalo ketemu kata Vulnus Laceratum, berarti bayangin aja luka
akibat laser yang akan merobek bagian tubuh kita, jadi pasti lukanya adalah luka robek. Nah
Vulnus Laceratum ini adalah luka robekan yang bias diakibatkan karena terjatuh, terkena ranting
pohon, terkena batu asalkan terjadi robekan itu adalah Vulnus Laceratum. Kuncinya adalah,
robekan itu memiliki panjang, lebar dan dalam jadi 3 dimensi. Biasanya Vulnus Laceratum
disingkat VL so.. kalo ada pasien di gawat darurat tertulis VL berarti pasien tersebut
mengalami luka robek.
2. Vulnus excoriasi (Luka lecet)
Nah yang ini lain lagi, luka ini adalah luka lecet, luka jenis ini biasanya sih disebabkan karena
gesekan yang keras terhadap benda keras nah yang sering sih pada pasien-pasien kecelakaan,
kaki mencium aspal, muka mencium aspal jadilah Vulnus Excoriasi biasanya disingkat VE
inget ya.. VE . nah kalo VL dengan 3 dimensinya, maka untuk VE hanya 2 dimensi, Panjang
dan Lebar.
3. Vulnus punctum (Luka tusuk)
Segala luka yang terkena tusukkan benda tajam disebut dengan Vulnus Punctum, bias karena
pisau, tombak atau segala sesuatu yang mengakibatkan bentuk luka sempit dan dalam nah
pengukurannya menggunakan 3 dimensi, yaitu panjang, lebar dan dalam.
4. Vulnus contussum (luka kontusiopin)
Jenis luka ini adalah luka yang tidak terjadi perdarahan keluar atau tidak terjadi robekan kulit
jadi luka jenis ini adalah luka yang diakibatkan karena benturan keras, sehingga pembuluh darah
dibawah kulit pecah, sehingga perdarahan hanya tertimbun saja tanpa mengalir sehingga
penampakannya bisanya berwarna merah kehitaman ataupun kebiruan.
5. Vulnus insivum (Luka sayat)
Jenis luka ini adalah luka kecil dan tipis.. biasanya luka ini adalah jenis luka yang disengaja
dalam proses pengobatan
6. Vulnus schlopetorum
Ini adalah jenis luka akibat peluru atau tembakkan jadi jenis luka ini adalah luka yang dalam.
7. Vulnus morsum (luka gigitan)
Luka jenis ini adalah luka yang disebabkan oleh gigitan gigi, bias karena manusia, anjing, Babi,
monyet dan lain-lainlah.. pokoknya digigit, bukan diemut.
8. Vulnus perforatum
Luka jenis ini merupakan luka tembus atau luka jebol. Penyebab oleh karena panah, tombak atau
proses infeksi yang meluas hingga melewati selaput serosa/epithel organ jaringan.
9. Vulnus amputatum
Kalo denger kata amputatum tentunya gak asing dengan amputasi. Jadi vulnus amputatum
adalah luka dalam bentuk terpotongnya salah satu bagian tubuh kita sehinnga terpisah dari
badan/tubuh.
10. Vulnus combustion (luka bakar)
Luka jenis ini adalah segala jenis luka bakar yang disebabkan oleh karena thermis, radiasi,
elektrik ataupun kimia Jaringan kulit rusak dengan berbagai derajat mulai dari lepuh (bula
carbonisasi/hangus).
1. Vulnus laceratum (Laserasi)
Untuk jenis luka ini, harus diperhatikan dengan seksama apakah lukanya bersih atau tidak,
dalam atau dangkal, rapi atau tak beraturan (biasanya tak beraturan). Untuk skala luka yang luas
dan dalam, berarti kita harus bersiap diri untuk menjahitnya pertama, perhatikan bentuk
lukanya bersih atau tidak, jika luka kotor, maka kita bersihkan terlebih dahulu dengan cairan
NaCl 0,9%, jika terlalu kotor dan melekat kuat kotorannya, kita bersihkan menggunakan H2O2,
karena cairan ini sangat pedih sekali, maka kita harus memberikan anastesi dulu (local
menggunakan Lidokain). Setelah luka dibersihkan langkah berikutnya adalah melakukan
desinfektan dengan menggunakan IODINE, jika luka lebar dan dalam maka kita harus
melakukan Hecting (menjahit) agar penyembuhan luka lebih cepat, terhindar infeksi dan hasilnya
baik (secara estetika lebih minim meninggalkan bekas). Jika luka dalam, maka hecting boleh
berlapis-lapis, jangan menyisakan rongga di bagian dalam, karena kuman akan sangat suka
tinggal disana, makanya menjahit dengan berlapis sangat dianjurkan. Biasanya luka jenis ini
bentuknya tidak beraturan, oleh karena itu bisa dirapihkan sedikit dengan cara mengunting
bagian-bagian yang dirasa sangat berserabut (disesuaikan bentuk lukanya).
Untuk perawatan luka VL ini adalah bentuk perawatan luka tertutup, dengan tetap menjaga
sterilitas luka, untuk luka awal Ganti verban pertama bisa dilakukan 48 jam sesudah luka, tetap
perhatikan tanda-tanda infeksi. Pembersihan luka bisa digunakan NaCl 0,9%, dengan tetap
menjaga sterilitas.
2. Vulnus excoriasi (Luka lecet)
Jenis luka yang satu ini derajat nyerinya biasanya lebih tinggi disbanding luka robek, mengingat
luka jenis ini biasanya terletak di ujung-ujung syaraf nyeri di kulit. Jadi harus lebih dipahamkan
kepada pasien. Pertama yang harus dilakukan adalah membersihkan luka terlebih dahulu
menggunakan NaCl 0,9%, dan bersiaplah mendengar teriakan pasien, karena jenis luka ini tidak
memungkinkan kita melakukan anastesi, namun analgetik boleh diberikan. Setelah bersih,
berikan desinfektan. Perawatan jenis luka ini adalah perawatan luka terbuka, namun harus tetap
bersih, hindari penggunaan IODINE salep pada luka jenis ini, karena hanya akan menjadi sarang
kuman, dan pemberian IODINE juga tidak perlu dilakukan tiap hari, karena akan melukai
jaringan yang baru terbentuk.
3. Vulnus punctum (Luka tusuk)
Luka tusuk biasanya adalah luka akibat logam, nah yang harus diingat maka kita harus curiga
adalanya bakteri clostridium tetani dalam logam tersebut. Oleh karena itu penangan luka jenis ini
harus memungkinkan adanya aliran udara, mengingat clostridium tetani adalah bakteri anaerob.
Hal pertama ketika melihat pasien luka tusuk adalah jangan asal menarik benda yang menusuk,
karena bisa mengakibatkan perlukaan tempat lain ataupun mengenai pembuluh darah. Bila benda
yang menusuk sudah dicabut, maka yang harus kita lakukan adalah membersihkan luka dengan
cara menggunakan H2O2, kemudian didesinfktan. Lubang luka ditutup menggunakan kasa,
namun dimodifikasi sehingga ada aliran udara yang terjadi...
4. Vulnus contussum (luka kontusiopin)
Luka memar tentunya jangan diurut ataupun ditekan-tekan, karena hanya aka mengakibatkan
robek pembuluh darah semakin lebar saja. Yang perlu dilakukan adalah kompres dengan air
dingin, karena akan mengakibatkan vasokontriksi pembuluh darah, sehingga memampatkan
pembuluh-pembuluh darah yang robek.
5. Vulnus insivum (Luka sayat)
Luka jenid ini biasanya tipis, maka yang perlu dilakukan adalah membersihkan dan memberikan
desinfektan.
6. Vulnus schlopetorum
Jika menemukan pasien seperti ini maka jelaslah ini tugasnya ruang operasi untuk
menyelesaikannya.. namun jika berhadapan dengan pasien seperti ini jangan langsung
mengeluarkan pelurunya, namun yang harus dilakukan adalah membersihkan luka dengan H2O2,
berikan desinfektan dan tutup luka. Biarkan luka selama setidaknya seminggu baru pasien
dibawa ke ruang operasi untuk dikeluarkan pelurunya. Diharapkan dalam waktu seminggu posisi
peluru sudah mantap dan tak bergeser karena setidaknya sudah terbentuk jaringan disekitar
peluru.
7. Vulnus morsum (luka gigitan)
Untuk luka jenis ini anda bisa membuka postingan saya tentang ini monggo dibuka-buka
lagi
8. Vulnus perforatum
Ini adalah jenis luka yang tentunya hanya bisa diselesaikan di ruang khusus operasi, sehingga
perawatan yang bisa kita lakukan adalah perawatan luka pasca operasi..
9. Vulnus amputatum
Sama dengan kasus diatas perawatan luka ini adalah perawatan luka pasca operasi.
10. Vulnus combustion (luka bakar)
Penanganan paling awal luka ini adalah alirkan dibawah air mengalir, bukan menggunakan odol
apalagi minyak tanah. Alirkan dibawah air mengalir untuk perpindahan kalornya bila
terbentuk bula boleh dipecahkan, perawatan luka jenis ini adalah perawatan luka terbuka dengan
tetap menjaga sterilitas mengingat luka jenis ini sangat mudah terinfeksi. Dan ingat kebutuhan
cairan pada pasien luka bakar.

Anda mungkin juga menyukai