Anda di halaman 1dari 71

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Proses menua atau aging merupakan suatu perubahan progresif pada
organisme yang telah mencapai kematangan intrinsik dan bersifat irreversibel
serta menunjukkan adanya kemunduran sejalan dengan waktu.
Proses alami yang disertai dengan adanya penurunan kondisi fisik.
Psikologis maupun sosial akan saling berinterksi satu sama lain. Proses menua
yang terjadi pada lansia secara linier dapat digambarkan melalui 4 tahap yaitu
kelemahan (impairment), keterbatasan fungsional (functional limitations),
ketidakmampuan (disability), dan keterlambatan (handicap) yang akan
dialami bersamaan dengan proses kemunduran.
i !ndonesia pertumbuhan kaum lanjut usia (lansia) mulai
menunjukkan peningkatan, sehinngga harus ada upaya untuk menjaga tetap
produktif, mandiri dan sehat, sehingga mengurangi beban pemerintah dan
keluarga. Pertambahan jumlah lansia di !ndonesia dalam kurun waktu tahun
"##$ % &$&' tergolong tercepat di dunia. Pada tahun &$$&, jumlah lansia di
!ndonesia berjumlah "( juta dan diproyeksikan akan bertambah menjadi &','
juta pada tahun &$&$ atau "",)* + penduduk dan ini merupakan peringkat ke
4 dunia dibawah ,ina, !ndia dan Amerika -erikat.
.mur harapan hidup berdasarkan sensus /P- tahun "##0 masing1
masing untuk pria () tahun dan perempuan (* tahun. Angka tersebut berbeda
dengan kajian 234 ("###), dimana usia harapan hidup orang !ndonesia rata
% rata adalah '#,* tahun dan menempati urutan "$) dunia.
5enurut 6etua Pokja Peningkatan !ntelegensia 7ansia 6ota
8ogyakarta 9ri 6irana 5uslidatun untuk umur harapan hidup lansia di
8ogyakarta mencapai *' tahun untuk perempuan dan *" tahun untuk laki %
laki. 6ebanyakan lansia mengalami kesulitan ekonomi dan pada umumnya
mereka masih bekerja sebagai buruh tani, bangunan, pekerja sektor formal
pengusaha kecil atau pekerja swasta mandiri. .ntuk memenuhi kebutuhan
1
hidup mereka, sebagian besar penduduk lansia harus terus bekerja walau
dengan upah yang rendah dan harus bersaing dengan mereka yang muda %
muda yang baru masuk ke pasar kerja. 6arena program jaminan sosial masih
terbatas, maka bantuan dari keluarga lain yang masih produktif akan terus
diperlukan. ari populasi lansia "( juta jiwa, sekitar ) juta jiwa (&$ +)
diantanya adalah lansia terlantar.
:umlah lansia terlantar yang mendapat pelayanan kesejahteraan
sosial pada tahun &$$' adalah sebanyak "'.#&$ jiwa, sedangkan pada tahun
&$$( bantuan kesejahteraan sosial kepada lansia meningkat menjadi "'.#)$
jiwa. .ntuk propinsi !8 dengan tingkat populasi lansia yang mencapai "$ +
dari jumlah penduduk, membutuhkan banyak lokasi penampungan lansia agar
mereka dapat hidup layak dan salah satu tempat yang layak bagi lansia adalah
Panti -osial 9resna 2erdha /udi 7uhur yang berlokasi di 6asongan /antul
8ogyakarta dan dalam hal ini sangat diperlukan peran serta peran perawat
dalam upaya menjaga agar lansia tetap produktif, mandiri dan sehat sehingga
mengurangi beban pemerintah dan keluarga.
-ebagai seorang perawat profesional dalam memberikan bantuan
kepada lanjut usia melalui pendekatan proses keperawatan perlu
memperhatikan aspek pendekatan fisik, psikis, sosial dan spiritual. alam hal
ini memberikan bantuan, bimbingan, pengawasan dan perlindungan
pertolongan untuk lanjut usia secara individu maupun kelompok seperti di
rumah;lingkungan seluarga, panti, maupun puskesmas yang diberikan oleh
perawat. /erkaitan denga kondisi diatas kami mahasiswa Akademi
6eperawatan 6arya /akti 3usada kelompok !< dalam program iploma !!!
6eperawatan ingin menerapkan konsep asuhan keperawatan tentang lansia
secara langsung di 2isma / Panti -osial 9resna 2erdha 8ogyakarta .nit
/udi 7uhur.
2
/. Rumusan Masalah
/erdasarkan latar belakang maka rumusan masalahnya adalah
=/agaimana melakukan asuhan keperawatan gerontik di 2isma / Panti
-osial 9resna 2erdha 8ogyakarta .nit /udi 7uhur=.
,. Tujuan
". 9ujuan .mum
apat melaksanakan asuhan keperawatan menggunakan pendekatan
proses keperawatan secara komprehensif pada kelompok lanjut usia
dalam kehidupan panti secara profesional dan meningkatkan kemampuan
dalam penyusunan dan penyajian laporan studi kasus dari pengalaman
nyata di lapangan.
&. 9ujuan 6husus
a. 5ampu melaksanakan pengkajian pada kelompok lanjut usia di
2isma / Panti -osial 9resna 2erdha 8ogyakarta .nit /udi 7uhur.
b. 5ampu menentukan diagnosa keperawatan pada kelompok lanjut
usia di 2isma / Panti -osial 9resna 2erdha 8ogyakarta .nit /udi
7uhur.
c. 5ampu membuat perencanaan pada kelompok lanjut usia di 2isma /
Panti -osial 9resna 2erdha 8ogyakarta .nit /udi 7uhur.
d. 5ampu melaksanakan tindakan keperawatan pada kelompok lanjut
usia di 2isma / Panti -osial 9resna 2erdha 8ogyakarta .nit /udi
7uhur.
e. 5ampu membuat evaluasi keperawatan pada kelompok lanjut usia di
2isma / Panti -osial 9resna 2erdha 8ogyakarta .nit /udi 7uhur.
f. 5ampu mendokumentasikan Asuhan 6eperawatan >erontik di
2isma / Panti -osial 9resna 2erdha 8ogyakarta .nit /udi 7uhur.
3
. Metode Pengumpulan Data
". Pemeriksaan ?isik
&. 2awancara
). 4bservasi
4. -tudi okumnetasi
@. Manfaat
". /agi mahasiswa
apat menerapkan konsep teori tentang asuhan keperawatan kelompok
gerontik yang tinggal di Panti -osial 9resna 2erdha 8ogyakarta .nit /udi
7uhur.
&. /agi lansia
a. 7ansia mendapat pelayanan keperawatan secara komprehensif
b. 7ansia dapat mengenal masalah kesehatan
c. 7ansia mendapat penjelasan tentang kesehatan secara sederhana
). /agi pelayanan Panti -osial 9resna 2erdha
a. 5engembangkan model asuhan keperawatan pada lansia
b. 5endapat masukan tentang masalah kesehatan pada lansia alternatif
pemecahannya
4. /agi institusi pendidikan
9ercapainya tujuan pembelajaaran asuhan keperawatan gerontik pada
lansia di lingkungan panti.
?. Ruang Lngkup
". 7ingkup waktu
2aktu pelaksanaan Asuhan 6eperawatan >erontik di 2isma / Panti
-osial 9resna 2erdha 8ogyakarta .nit /udi 7uhur adalah ' hari dimulai
pada &' 5aret sampai dengan &# 5aret &$").
4
&. 7ingkup keperawatan
alam laporan kelompok ini penulis hanya akan mengulas tentang Asuhan
6eperawatan >erontik di 2isma / Panti -osial 9resna 2erdha
8ogyakarta .nit /udi 7uhur dan bukan membahas masalah medisnya.
). 7ingkup mata kuliah
Asuhan 6eperawatan >erontik di 2isma / Panti -osial 9resna 2erdha
8ogyakarta .nit /udi 7uhur merupakan bagian dari mata ajar keperawtan
gerontik (2A9 )."&)
4. 7ingkup kasus
/anyak lansia di Panti -osial 9resna 2erdha 8ogyakarta .nit /udi 7uhur
yang terbagi dalam beberapa wisma namun dalam laporan kelompok ini
penulis hanya mengambil kelompok lansia di 2isma / Panti -osial
9resna 2erdha 8ogyakarta .nit /udi 7uhur.
>. !stematka Penulsan
-istematika penulisan ini terdiri dari 4 bab yang disusun sebagai berikut A
/A/ ! P@BA3.7.AB
5eliputi latar belakang, rumusan masalah, tujuan, metode
pengumpulan data, manfaat, ruang lingkup, dan sistematika
penulisan.
/A/ !! 9!B:A.AB P.-9A6A
/erisi tinjauan teori tentang keperawatan gerontik dan proses
penuaan.
/A/ !!! 9!B:A.AB 6A-.-
9erdiri dari pengkajian, analisa data, proritas diagnosa, perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi
/A/ !< P@B.9.P
9erdiri dari kesimpulan dan saran.
5
BAB II
TIN"AUAN PU!TA#A
A. Teor Tentang Proses Penuaan
". Pengertan
Proses menua adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan 1
lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti dan
mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan dari
infeksi dan memperbaiki kerusakan yang diderita. (Bugroho, &$$$).
/atas % batas lanjut usia A
". /atasan usia menurut 234
7anjut usia meliputi A
a. .sia pertengahan (middle age)
!alah kelompok usia 4' % '# tahun.
b. 7anjut usia
!alah kelompok usia antara ($ % *$ tahun
c. 7anjut usia tua
!alah kelompok usia antara *' % #$ tahun
d. .sia sangat tua
!alah kelompok usia diatas #$ tahun
&. 5enurut .. Bo. 4 tahun "#(' pasal " dinyatakan sebagai berikut A
= -eseorang dapat dinyatakan sebagai seorang jompo atau lanjut usia
setelah yang bersangkutan mencapai umur '' tahun, tidak mempunyai
atau tidak berdaya mencari nafkah sendiri untuk keperluan hidupnya
sehari % hari dan mencari nafkah orang lain.
6
Peru$ahan % peru$ahan &ang terjad pada lanjut usa
a. Perubahan % perubahan fisik
") -el
C 7ebih sedikit jumlahnya
C 7ebih besar ukurannya
C /erkurangnya jumlah cairan tubuh dan cairan intraseluler
C 5enurunnya proporsi protein di otak, ginjal, darah dan hati
C :umlah sel otak menurun
C 9erganggunya mekanisme perbaikan sel
C 4tak menjadi atrofi, beratnya berkurang ' % "$ +
&) -istem persarafan
C /erat otak menurun "$ % &$ +
C ,epatnya menurun hubungan persarafan
C 7ambatnya dalam respon
C 5engecilnya saraf panca indra berkurangnya penglihatan,
hilangnya pendengaran, mengecilnya saraf penciuman dan
perasa, lebih sensitive terhadap perubahan suhu dengan
ketahanan terhadap dingin
C 6urangnya sensitive terhadap sentuhan
)) -istem pendengaran
C Presbiaskusis (gangguan dalam pendenganran), hilangnya
kemampuan pendengaran pada telinga dalam terutama terhadap
bunyi suara atau nada % nada tinggi, suara yang tidak jelas,
sulit mengerti kata % kata, '$ + terjadi pada usia diatas ($
tahun
C 4tostilerosis akibat atrofi membran tympani
C 9erjadi pengumpulan serumen, dapat mengeras karena
meningkatnya keratin.
C Pendengaran bertambah menurun pada lanjut usia yang
mengalami ketegangan jiwa atau stress.
7
4) -istem penglihatan
C 9imbul sklelosis dan hilangnya respon terhadap sinar
C ?ungsi kornea menurun sehingga sulit membedakan biru dan
hijau
C 3ilangnya daya akomodasi
') -ystem kardiovaskular
3ilangnya elastisitas pembuluh darah
9ekanan darah meningkat
() -ystem respirasi
4tot pernafasan menurun
6emampuan untuk batuk berkurang
*) -ystem gastrointestinal dan reproduksi
!ndrera pengecap menurun
Penurunan produksi sperma
orongan seD meningkat
0) -ystem genitavrinaria
/erat jenis urine menurun
/.B meningkat
?ungsi tubulus berkurang
#) -ystem endokrin
Produksi hormon menurun
/5E menurun
-ekresi hormon kelamin menurun
"$) -ystem kulit
6ulit mengering dan mengeriput
8
Permukaan kulit kasar dan bersisik
Proteksi kulit menurun
6ulit kepala dan rambut menipis
9
"") -ystem musculoskeletal
Persendian membesar dan kaku
9endon mengerut
Atropi serabut otot
6ifosis ( membungkuk )
b. Perubahan mental
?aktor % faktor yang mempengaruhi perubahan mental
Pertama % tama perubahan fisik, khususnya organ perasa
6esehatan umum
9ingkat pendidikan
6eturunan
7ingkungan
>angguan syaraf panca indera, timbul kebutaan dan ketulian
>angguankonsep diri akibat kehilangan jabatan
Eangkaian dari kehilangan yaitu kehilangan hubungan dengan
teman dan family
3ilang kekuatn dan ketegapan fidik, perubahan terhadap gambaran
diri, perubahan konsap diri
c. Perubahan spiritual
Agama atau keprcayaan makin terintegrasi dalam kehidupannya
(5aslow, "#*$) lansia makin matur dalam keagamaannya, hal ini
terlihat dalam berfikir dan bertindak dalam sehari % hari ( 5urray dan
Fentner,"#*$ ).
10
&. Masalah &ang Terjad Pada Lansa
Akibat perkembangan usia, lanjut usia mengalami perubahan %
perubahan yang menurut dirinya untuk menyesuaikan diri secara terus
menrus. Apabila proses penyesuaian diri dengan lingkungannya kurang
berhasil maka timbullah berbagai masalah ( 3urclock, "#*# ). -eperti
dikutip oleh 5unandar Ashar -unyato ("##4 ) menyebutkan masalah %
masalah yang menyertai lansia yaitu A
1. 6etidak berdayaan fisik yang menyebabkan ketergantungan pada
orang lain.
2. 6etidakpastian ekonomi sehingga memerlukan perubahan total dalam
pola hidupnya.
3. 5embuat teman baru untuk mendapatkan ganti mereka yang telah
meninggal atau pindah.
4. 5engembangkan aktufitas baru untuk mengisi waktu luang yang
bertanbah banyak.
5. /elajar memperlakukan anak % anak yang telah tumbuh dewasa,
berkaitan dengan perubahan fisik, 3urcolck mengemukakan bahwa
perubahan fisik yang mendasar adalah perubahan gerak.
/erbagai masalah yang berkaitan dengan pencapaian
kesejahteraan lanjut usia, antaralain A ( -etiabudi,9. "### A 4$ % 4& )
a. Permasalahan umum
1). 5akin besar jumlah lansia yang berada dibawah garis kemiskinan.
2). 5akin melemahnya nilai kekerabatan sehingga anggota keluarga
yang berusia lanjut kurang diperhatikan, dihargai dan dihormati.
3). 7ahirnya kelompok masyarakat industri.
11
4). 5asih rendahnya kuantitas dan kualitas tenaga profesional
pelayanan lanjut usia.
5). /elum membudaya dan melembaganya kegiatan pembinaan
kesejahteraan lansia.
b. Permasalahan khusus
1). /erlangsungnya proses menua yang berakibat timbulnya masalah
baik fisik, mental, maupun sosial.
2). /erkurangnya integrasi social lanjut usia.
3). Eendahnya produktifitas kerja lansia.
4). /anyaknya lansia yang miskin, terlantar dan cacat.
5). /erubahnya nilai sosial masyarakat yang mengarah padatatanan
masyarakat individualistik.
6). Adanya dampak negatif dari proses penmbangunan yang
dapatmengganggu kesehatan fisik lansia.
). Pen&akt &ang !erng Djumpa Pada Lansa
5enurut -tieglitG "#'4 dikemukakan adanya 4 penyakit yang
sangat erat hubungannya dengan proses menua yakni A
1). >angguan sirkulasi darah, seperti A hipertensi, kelainan pembulih
darah, gangguan pembuluh darah di otak ( coroner dan ginjal )
2). >angguan metabolisme hormonal, seperti A diabetes mellitus
3). >angguan pada persendian, seperti A osteo arthritis
4). /erbagai neoplasma
12
5enurut H 9he Bational All PeopleIs 2elfare ,ouncil H di
!nggris mengemukakan bahwa penyakit atau gangguan umum pada lanjut
usia ada "& macam A
1). epresi mental
2). >angguan pendengaran
3). /ronchitis kronis
4). >angguan pada tungkai ; sikap berjalan
5). >angguan pada koksa ; sendi panggul
6). Anemia
7). imensia
8). >angguan penglihatan
9). Ansietas ; kecemasan
10). ecompensasi kordis
11). iabetes militus
12). >angguan pada defekasi
Penyakit lanjut usia di !ndonesia meliputi A
1). Penyakit 1 penyakit sistem pernafasan
2). Penyakit 1 penyakit kardiovaskuler dan pembuluh darah
3). Penyakit pencernaan
4). Penyakit syistem urogenital
13
5). Penyakit gangguan metabolic ; endokrin
6). Penyakit pada persendian ; tulang
7). Penyakit 1 penyakit yang disebabkan oleh karena proses keganasan
/. Teor Tentang #omunkas Teraupetk
". Peran Pera'at dalam Pera'atan Lansa
a. 9ugas perawat dalam teori biologi
Perawatan yang memperhatikan kesehatan objektif, kebutuhan,
kejadian % kejadian yang dialami klien lansia semasa hidupnya,
perubahan fisik pada organ tubuh, tingkat kesehatan masih bisa dicpai
dikembangkan, penyakit yang dapat dicegah atau ditekan
progresifitasnya. Perawatan fisik secara umum bagi klien lansia dapat
dibagi atas & bagian A
") 6lien lansia yang masih aktif, dimana keadaan fisiknya masih
mampu bergerak tanpa bantuan orang lain sehingga untuk
kebutuhannya sehari % hari masih mampu melakukan sendiri.
&) 6lien lansia yang pasif atau tidak dapat bangun, dimana keadaan
fisiknya mengalami kelumpuhan atau sakit.
Perawat harus mengetahui dasar perawatan klien lansia ini
terutamam hal % hal yang berhubungan dengan kebersihan perorangan
untuk mempertahankan kesehatannya. 6ebersihan perorangan sangat
penting dalam usaha mencegah timbulnya penyakit;peradangan
mengingat sumber infeksi dapat timbul bila kebersihan kurang
mendapat perhatian. isamaping itu kemunduran kondisi fisik akibat
proses menua dapat mempengaruhi ketahanan tubuh terhadap gangguan
atau serangan infeksi dari luar. .ntuk klien lansia yang aktif dapat
diberikan bimbingan mengenai kebersihan mulut, gigi, kebersihan kulit
dan badan, kebersihan kuku dan rambut, kebersihan tempat tidur dan
posisinya, hal makan, cara memakan obat dan lain % lain.
14
b. 9ugas perawat dalam teori sosial
Perawat sebaiknya memfasilitasi sosialisasi antar lansia dengan
mengadakan diskusi dan tukar pikiran serta bercerita sebagai salah satu
upaya pendekatan sosial. 5emberi kesempatan untuk berkumpul
bersama berarti menciptakan sosialisasi antar manusia, yang menjadi
pegangan bagi perawat bahwa orang yang dihadapinya adalah makhluk
sosial yang membutuhkan bantuan orang lain. 3ubungan yang tercipta
adalah hubungan sosial antara lansia dengan lansia maupun lansia
dengan perawat sendiri.
Perawat memberikan kesempatan yang seluas % luasnya kepada
pada lansia untuk mengadakan komunikasi, melakukan rekreasi seperti
jalan pagi, menonton film atau hiburan % hiburan lainnya karena
mereka perlu dirangsang untuk mengetahui dunia luar. apat disadari
bahwa pendekatan komunikasi dalam perawatan tidak kalah pentingnya
dengan upaya pengobatan medis dalam proses penyembuhan
ketenangan para klien lansia.
9idak jarang terjadi pertengkaran dan perkelahian diantara
mereka, hal ini dapat diatasi dengan berbagai usaha, antara lain selalu
mengadakan kontak sesama mereka, makan dan duduk bersama,
menanamkan rasa kesatuan dan persatuan, senasib sepenanggungan.
engan demikian perawat tetap mempunyai hubungan komunikasi baik
sesama mereka maupun terhadap petugas yang secara langsung
berkaitan dengan pelayanan klien lansia di panti werda.
c. 9ugas perawat dalam teori psikologi
Perawat mempunyai peranan penting untuk mengadakan
pendekatan edukatif pada klien lansia, perawat dapat berperan sebagai
suporter, interpreter terhadap segala sesuatu yang asing sebagai
penampung rahasia yang pribadi dan sebagai sahabat yang akrab.
Perawat hendaknya memiliki kesabaran dan ketelitian dalam
memberikan kesempatan dan waktu yang cukup banyak untuk
menerima berbagai bentuk keluhan agar mereka merasa puas. Pada
15
dasarnya klien lansia membutuhkan rasa aman dan cinta kasih dari
lingkungannya termasuk perawat yang memberikan perawatan. .ntuk
itu perawat harus menciptakan suasana yang aman, tidak gaduh,
membiarkan mereka melakukan kegiatan dalam batas kemampuan dan
hobby yang dimilikinya.
Perawat harus dapat membangkitkan semangat dan kreasi klien
lansia dalam memecahkan dan mengurangi rasa putus asa, rasa rendah
diri, rasa keterbatasan, sebagai akibat dari ketidakmampuan fisik dan
kelainan yang dideritanya, hak ini perlu dilakukan karena A perubahan
psikologi terjadi bersama dengan makin lanjutnya usia. Perubahan %
perubahan ini meliputi gejala % gejala seperti menurunnya daya ingat
untuk peristiwa yang baru saja terjadi, berkurangnya kegairahan atau
keinginan, perubahan pola tidur dengan suatu kecenderungan untuk
tiduran di waktu siang dan pergeseran libido
Perawat harus sabar mendengarkan cerita % cerita yang membosankan,
jangan menertawakan atau memarahi bila klien lansia lupa atau bila
melakukan kesalahan.
/ila perawat ingin mengubah tingkah laku dan pandangan
mereka terhadap kesehatan, perawat bisa melakukannya secara
perlahan % lahan dan bertahap, perawat harus dapat mendukung mental
mereka kearah pemuasan pribadi sehingga pengalaman yang dilaluinya
tidak menambah beban, bila perlu diusakan agar dimasa lansia mereka
tetap merasa puas dan bahagia.
16
&. #omunkas Teraupetk
a. Pengertian Komunikasi
C Proses pertukaran informasi ;proses yang menimbulkan dan
meneruskan makna atau arti ( 9ylor,"##))
C Proses penyampaian ,makana dan pemahaman dari pengirim
pesan dan penerima pesan ( /urgerss, "#00)
C 6egiatan mengajukan pengertian yang diinginkan dari pengirim
informasi kepada penerima informasi yang diinginkan dari
penerima informasi ( 8uwono,"#0')
alam melakukan komunikasi diperlukan proses komunikasi
yaituJ adanya proses saling tukar menukar informasi dan proses
menghasilkan serta menyampaikan makna .
6omunikasi merupakan suatu proses karena melalui
komunikasi seseorang menyampaikan dan mendapatkan respon.
6omunikasi dalam hal ini mempunyai dua tujuan, yaitu A
mempengaruhi orang lain dan untuk mendapatkan informasi. Akan
tetapi, komunikasi dapat digambarkan sebagai komunikasi yang
memiliki kegunaan atau berguna ( berbagai informaasi, pemikiran,
perasan ) dan komunikasi yang tidak memiliki kegunaan atau tidak
berguna ( menghambat ; blok penyampaian informasi atau perasaan ).
6eterampilan berkomunikasi merupakan keterampilan yang dimiliki
oleh seseorang untuk membangun suatu hubungan, baik itu hubungan
yang kompleks maupun hubungan yang sederhana melalui sapaan atau
hanya sekedar senyuman. Pesan verbal dan non verbal yang dimiliki
oleh seseorang menggambarkan secara utuh dirinya, perasaannya dan
apa yang ia sukai dan tidak sukai. 5elalui komunikasi seorang
individu dapat bertahan hidup, membangun hubungan dan merasakan
kebahagiaan.
6eterampilan berkomunikasi merupakan tricital skill yang
harus dimiliki oleh perawat, karena komunikasi merupakan proses
17
yang dinamis yang di gunakan untuk mengumpulkan data pengkajian,
memberikan pendidikan atau informasi kesehatan1mempengaruhi klien
untuk mengaplikasikannya dalam hidup, menunjukan caring,
memberikan rasa nyaman, manumbukan rasa percaya diri dan
menghargai nilai1nilai klien. -ehingga dapat juga disimpulkan bahwa
dalam keperawatan, komunikasi merupakan bagian integral dari
asuhan keperawatan. -eorang perawat yang berkomukasi secara efektif
akan lebih mampu dalam mengumpulkan data, melakukan tindakan
keperawatan ( intervensi ), mengevaluasi pelaksanaan dari intervasi
yang telah dilakukan, melakuksn perubahan untuk meningkatkan
kesehatan dan mencapai terjadinya masalah1masalah legal yang
berkaitan dengan proses keparawatan.
Tingkatan Komunikasi
". 6omunikasi !ntrapersonal
C 6omunikasi dengan diri sendiri
C ialog internal
C 9ujuan H 6asadaran diri H di pengaruhi oleh konsep diri
dan perasan berharga.
&. 6omunikasi !nterpersonal
C !nteraksi antara dua orang atau kelompok kecil ( )14 )
orang
C Ada kontak mata
C 6omunikasi efektif dapat membantu memcahkan
masalah
). 6omunikasi Publik
C !nteraksi kelompok besar ( lebih dari "$ orang)
C Pengarahan
C Perlu rasa percaya diri dari pembicara
C Perlu memahami latar belakang pendengar
18
ebera!a Kom!onen "a#am Proses Komunikasi
$umber%enco&er ' men(ia!kan &an mengirim !esan
(ang bisa &ita)sirkan &engan ce!at o#e* !enerima.
C Pesan;message A produk fisik nyata dari sumber
C -aluran;relationship A media yang dipilih untuk
menyampaikan pesan, targetnya adalah indera penerima
C Penerima;decoder A menerima, menafsirkan K membuat
keputusan dari pesan yang diterima
+enis Komunikasi

". 6omunikasi verbal A
C /iasanya tatap muka
C 5enggunakan simbol kata1kata
,ebi* menguntung-kan.masing-masing in&i/i&u
(ang ter#ibat bisa #angsung beres!ons)
Komunikasi 0erba# 1)ekti)
C :elas dan ringkas
C Perbendaharaan bahasa baik
C Arti denotatif A pengertian sama dengan kata dan arti
konotatif A pikiran, ide, perasaan yang terkan1dung dalam
suatu kata
C -elaan 1 kecepatan bicara
C 2aktu 1 relevansi
C 3umor
19
&. 6omunikasi non verbal A
C 6ontak mata, -ikap tubuh
C @kspresi muka, ,ara berjalan
C Postur tubuh , sentuhan
C Penampilan fisik;umum
C ,ara berpakaian dan kerapihan
C Pemindahan pesan tanpa kata1kata
2aktor 3 )aktor 4ang mem!engaru*i komunikasi .Poeter -
Perr( ' 1993)
C Perkembangan
C Persepsi
C Bilai
C 7atar belakang sosial budaya
C @mosi
C Pengetahuan
C Peran
C 9atanan interaksi
Komunikasi (ang 1)ekti) .urgess - 1988)
C ,ari kejelasan ide
C 6aji kejelasan tujuan
C Pertimbangkan kemampuan fisik
C Pikirkan isi pesan saat bicara
C Pesan jelas
C !kuti jalannya komunikasi
20
C ,ari kejelasan ide
C 6aji kejelasan tujuan
C Pertimbangkan kemampuan fisik
C Pikirkan isi pesan saat bicara
C Pesan jelas
C !kuti jalannya komunikasi
C
5iri "asar Komunikasi
C Perlu lebih dari " orang 1111111membina hubungan
C /erlanjut 111111111111 timbal balik
C 4rang yang berkomunikasi menerima dan mengirim pesan
1111111verbal dan nonverbal
C 6omunikasi verbal dan nonverbal terjadi bersamaan
C 4rang yang berkomunikasi 11111111 berespon terhadap pesan
yang diterima
C 5akna pesan 111111 dikirim dan diterima tidak selalu sesuai
C Pertukaran pesan perlu pengetahuan
C Pengalaman 111111 mempengaruhi pesan yang dikirim dan
penafsiran pesan
C ipengaruhi perasaan sesorang tentang dirinya, isi pesan dan
penerima
C Posisi seseorang dalam sistem sosial dan kultur
21
b. Pengertian komunikasi tera!eutik
6omunikasi terapeutik adalah komunikasi ang memiliki makna
terapeutik bagi klien dan dilakukan oleh perawat ( helper ) untuk
membantu klien mencapai kembali kondisi yang adaptif dan positif.
9erapuetik merupakan kata sifat yang di hubungkan dengan seni dan
penyembuhan dapat diartikan bahwa terapeutik adalah sesuatu yang
memfasilitasi proses penyembuhan ( As.3ornyby "#*4 cit !ntansari
&$$$)
9ujuan dari 3ubungan terapeutik ( -tuart K -undeen"##')
C 6esadaran diri ,penerimaan diri dan meningkatknya kehormatan
diri.
C !dentitias pribadi yang jelas dan meningkatnya integritas pribadi.
C 6emampuan untuk membentuk suatu keintiman, saling
ketergantungan hubungan interpersonal,dengan kapasitas
memberi dan menerima cinta
C 5endorong fungsi K meningkatkan kemampuan terhadap
kebutuhan yang memmuaskan K mencapai tujuan pribadi yang
realistik
2ase 6ubungan Tera!eutik Pera7at 3 K#ien
C 6arakteristik vital dari hubungan perawat klien adalah membagi
tingkah laku , pikiran dan perasaan
C 6eintiman dalam menggunakan proses keperawatan untuk
mendukung klien yaitu pada saat mereka mengeksplorasi
kebutuhannya , penyelesaian masalah K bagaimana memperoleh
kemampuan koping baru.
@mpat ?ase ari Proses 3ubungan 9erapeutik
22
C ?ase Pre !nteraksi
C ?ase !ntroductory ; 4rentasi
C ?ase 6erja
C ?ase 9erminasi
a. 2ase Pre 8nteraksi
a) 5engumpulkan data tentang klien
b) 5engeksplorasi perasaan, fantasi dan ketakutan diri
c) 5embuat rencana pertemuan dengan klien
b. 2ase 8ntro&uctor( % 9rentasi
a) 5emberikan salam dan tersenyum pada klien
b) 5elakukan validasi
c) 5emperkenalkan nama perawatL
d) 5enayakan nam panggilan kesukaan klien L
e) 5enjelaskan tanggung jawab perawat K klienL
f) 5enjelaskan peran perawat K klienL
g) 5enjelaskan kegiatan yang akan dilakukan
h) 5enjelaskan tujuan
i) 5enjelaskan waktu
j) 5enjelaskan 6erahasiaan
c. 2ase Ker:a
a) 5emberi kesempatan pada klien untuk bertanya
b) 5enanyakan keluhan utama
c) 5emulai kegiatan dengan cara yang baik
d) 5elakukan kegiatan sesuai dengan rencana
d. 2ase Terminasi
a) 5enyimpulkan hasil wawancara Aevaluasi proses dan hasil
23
b) 5emberikan Eeinforcemen positif
c) 5erencanakan tindak lanjut dengan klien
d) 5elakukan kontrak ( waktu, tempat, topik)
e) 5engahiri wawancara dengan cara yang baik
). 3al hal yang perlu diperhatikan dalam berkomunikasi dengan lansia antara
lain A
") Perubahan fisik lansia
a. Penurunan pendengaran
C 9uli konduksi A karena serumen dan tulang
pendengaran tidak berfungsi.
C 9uli sensori A penurunan saraf pendengaran. !ni paling
banyak terjadi pada lansia karena adanya penurunan
sensori atau prebikusis membuat lansia enggan untuk
berkomunikasi dengan orang lain.
-olusinya adalah A
C engan menggunakan alat bantu dengar.
C /icara langsung dengan keras dan jelas tapi pelan
diarahkan kepada telinga yang mengalami gangguan
pendengaran.
b. Penurunan penglihatan
apat mengganggu proses komunikasi karena gesture,
ekspresi wajah, gerak bibir (kompensasi lansia dengan
gangguan penglihatan) tidak dapat ditangkap secara
maksimal.
-olusinya adalah A
C dengan menggunakan gesture dan raut wajah yang
jelas.
C /erhadapan langsung ketika berkomunikasi
C 5emakai alat bantu penglihatan
C Pencahayaan yang cukup.
24
&) Bormal agging process
Adanya penurunan sensori dan penurunan memori adalah hal yang
wajar terjadi pada lansia. Penurunan memori biasanya hanya dapat
mengingat peristiwa yang lampau, dan pemrosesannya lambat.
)) Perubahan sosial
9imbul akibat adanya perubahan fisik dan normal agging process,
solusinya adalah dengan memberi pemahaman dan diajak
bersosialisasi
4) Pengalaman hidup dan latar belakang budaya
Apa yang diyakini orang tua dengan orang yang masih muda
misalnya sangat bertentangan.
5. A!MA
1. DE(INI!I
Asma bronkial merupakan suatu penyakit yang ditandai oleh tanggap
reaksi yang meningkat dari trakhea dan bronki terhadap berbagai macam
rangsangan yang manifestasinya berupa kesukaran bernapas, karena
penyempitan yang menyeluruh dari saluran napas. Penyempitan ini bersifat
dinamis dan derajad penyempitannya dapat berubah1ubah, baik secara
spontan maupun karena pemberian obat1obatan. 6elainan dasarnya,
tampaknya suatu perubahan status imunologis si penderita. (.nited -tates
Basional 9uberculosis Assosiation "#(*).
2. #LA!I(I#A!I
-ecara etiologis asma bronkial dibagi dalam ) tipeA
". Asma bronkial tipe non atopi (intrinsik)
Pada golongan ini, keluhan tidak ada hubungannya dengan paparan
(eDposure) terhadap alergen dan sifat1sifatnya adalahA serangan timbul
25
setelah dewasa, pada keluarga tidak ada yang menderita asma, penyakit
infeksi sering menimbulkan serangan, ada hubungan dengan pekerjaan atau
beban fisik, rangsangan psikis mempunyai peran untuk menimbulkan
serangan reaksi asma, perubahan1perubahan cuaca atau lingkungan yang
non spesifik merupakan keadaan peka bagi penderita.
&. Asma bronkial tipe atopi (@kstrinsik).
Pada golongan ini, keluhan ada hubungannya dengan paparan terhadap
alergen lingkungan yang spesifik. 6epekaan ini biasanya dapat ditimbulkan
dengan uji kulit atau provokasi bronkial. Pada tipe ini mempunyai sifat1
sifatA timbul sejak kanak1kanak, pada famili ada yang menderita asma,
adanya eksim pada waktu bayi, sering menderita rinitis.
). Asma bronkial campuran (5iDed)
Pada golongan ini, keluhan diperberat baik oleh faktor1faktor intrinsik
maupun enstrinsik.
)* ETI+L+,I
-ampai saat ini etiologi asma belum diketahui dengan pasti, suatu hal yang
menonjol pada semua penderita asma adalah fenomena hiperreaktivitas bronkus.
/ronkus penderita asma sangat peka terhadap rangsangan imunologi maupun non
imunologi. 6arena sifat inilah maka serangan asma mudah terjadi akibat berbagai
rangsangan baik fisis, metabolik, kimia, alergen, infeksi dan sebagainya.
Eangsangan atau pencetus yang sering menimbulkan asma adalah A
". Alergen, baik yang berupa inhalasi seperti debu rumah, tungau, serbuk
sari, bulu binatang, bulu kapas, debu kopi;teh, maupun yang berupa
makanan seperti udang, kepiting, Gat pengawet, Gat pewarna dsb.
&. !ritan seperti asap, bau1bauan, polutan
). !nfeksi salutran nafas terutama yang disebabkan oleh virus Eespiratory
syncitial, parainfluensa, dsb.
4. 6etegangan atau tekanan jiwa.
26
'. Perubahan cuaca yang ekstrim
(. 6egiatan jasmani yang berlebihan
*. 7ingkungan kerja
0. 4bat1obatan seperti penyekat beta, salisilat, kodein, dsb.
#. Polusi udara atau bau yang merangsang seperti asap rokok, semprot
nyamuk, parfum, asap industri, dsb.
-* PAT+,ENE!A
Alergen atau Antigen yang telah terikat oleh !g@ yang menancap
pada permukaan sel mast atau basofil
7epasnya macam1macam mediator dari sel mast atau basofil
6ontraksi otot polos
-pasme otot polos, sekresi kelenjar bronkus meningkat
Penyempitan;obstruksi proksimal dari bronkus kecil
pada tahap inspirasi dan ekspirasi
@dema mukosa bronkus
6eluarnya sekrit ke dalam lumen bronkus
27
-esak napas
9ekanan partial oksigen di alveoli menurun
4ksigen pada peredaran darah menurun
3ipoksemia ,4& mengalami retensi pada alveoli
6adar ,4& dalam darah meningkat yang
memberi rangsangan pada pusat pernapasan
3iperventilasi
28
.* MANI(E!TA!I #LINI#
Tiga ge:a#a umum asma a&a#a* batuk; &is!nea; &an mengi. Pa&a
bebera!a kea&aan; batuk mungkin meru!akan satu 3 satun(a ge:a#a.
$erangan asma seringka#i ter:a&i !a&a ma#am *ari. Pen(ebabn(a ti&ak
&iketa*ui &engan :e#as; teta!i mungkin ber*ubungan &engan /ariasi
sirka&ian; (ang mem!engaru*i ambang rese!tor :a#an na!as.
$erangan asma biasan(a bermu#a men&a&ak &engan batuk &an
rasa sesak &a#am &a&a; &isertai &engan !erna!asan #ambat; mengi;
#aborious. 1ks!irasi se#a#u #ebi* susa* &an !an:ang &iban&ing ins!irasi;
(ang men&orong !asien untuk &u&uk tegak &an menggunakan otot- otot
aksesori !erna!asan. +a#an na!as (ang tersumbat mengakibatkan
&is!nea. atuk !a&a a7a#n(a susa* &an kering teta!i segera men:a&i
#ebi* kuat &an. $!utum; (ang ter&iri atas se&ikit mucus mengan&ung
massa ge#atinosa keci#; bu#at (ang &ibatukkan &engan susa* !a(a*.
Tan&a se#an:utn(a termasuk sianosis sekun&er ter*a&a! *i!oksia *ebat;
&an ge:a#a3ge:a#a retensi karbon &ioksi&a; termasuk berkeringat; takikar&i;
&an !e#ebaran tekanan na&i. $erangan asma &a!at ber#angsung &ari 30
menit sam!ai bebera!a :am &an &a!at *i#ang secara s!ontan.
/. PEMERI#!AAN DIA,N+!TI#
9idak ada satu tes yang dapat menegakan diagnosis asma. Eiwayat
kesehatan yang lengkap, termasuk keluarga , lingkungan, dan riwayat pekerjaan,
dapat mengungkapkan faktor % faktor atau substansi yang mencetuskan serangan
asma. Adapun pemeriksaan penunjang yang membantu dalam mendiagnosis
penyakit asmaA
a. La$oratorum0
C 7ekositosis dengan neutrofil yang meningkat menunjukkan adanya
infeksi
C @osinofil darah meningkat M &'$;mm
)
, jumlah eosinofil ini menurun
dengan pemberian kortikosteroid.
29
b. Analsa gas darahA
3anya dilakukan pada penderita dengan serangan asma berat atau status
asmatikus. Pada keadaan ini dapat terjadi hipoksemia, hiperkapnia dan
asidosis respiratorik. Pada asma ringan sampai sedang Pa4& normal
sampai sedikit menurun, Pa,4& menurun dan terjadi alkalosis
respiratorik. Pada asma yang berat Pa4& jelas menurun, Pa,4& normal
atau meningkat dan terjadi asidosis respiratorik.
c. Radolog0
Pada serangan asma yang ringan, gambaran radiologik paru biasanya tidak
menunjukkan adanya kelainan. /eberapa tanda yang menunjukkan yang
khas untuk asma adanya hiperinflasi, penebalan dinding bronkus,
vaskulasrisasi paru.
". (aal paruA 5enurunnya ?@<
"

&. Uj kultA .ntuk menunjukan adanya antibodi !g@ hipersensitif yang
spesifik dalam tubuh, (6arnen /.J"##0).
). Uj pro1okas $ronkusA engan inhalasi histamin, asetilkolin, alergen.
Penurunan ?@< " sebesar &$+ atau lebih setelah tes provokasi merupakan
petanda adanya hiperreaktivitas bronkus.
2* PENATALA#!ANAAN0
C 2aktu serangan
a /ronkodilator
a. >olongan adrenergikA Adrenalin larutan " A "$$$ subcutan. $,) cc
ditunggu selama "' menit, apabila belum reda diberi lagi $,) cc jika
belum reda, dapat diulang sekali lagi "' menit kemudian. .ntuk
anak1anak diberikan dosis lebih kecil $," % $,& cc.
b. >olongan methylDanthineA
30
Aminophilin larutan dari ampul "$ cc berisi &4$ mg. iberikan
secara intravena, pelan1pelan ' % "$ menit, diberikan ' % "$ cc.
Aminophilin dapat diberikan apabila sesudah & jam dengan
pemberian adrenalin tidak memberi hasil.
c. >olongan antikolinergikA
-ulfas atropin, !pratroprium /romide, Atroven. @fek antikolinergik
adalah menghambat enGym >uanylcyclase.
b 6ortikosteroid.
@fek kortikosteroid adalah memperkuat bekerjanya obat /eta
Adrenergik. 6ortikosteroid sendiri tidak mempunayi efek bronkodilator.
c Antibiotika.
Pada umumnya pemberian antibiotik tidak perlu, kecualiA sebagai
profilaksis infeksi, ada infeksi sekunder.
d @kspektoransia.
5emudahkan dikeluarkannya mukus dari saluran napas. /eberapa
ekspektoran adalahA air minum biasa (pengencer sekret), >lyceril
guaiacolat (ekspektorans)
C iluar serangan
isodium chromoglycate. @feknya adalah menstabilkan dinding
membran dari cell mast atau basofil sehinggaA mencegah terjadinya
degranulasi dari cell mast, mencegah pelepasan histamin, mencegah
pelepasan -low Eeacting -ubstance of anaphylaksis, mencegah pelepasan
@osinophyl ,hemotatic ?actor).
Pengo$atan Non Medkamentosa0
". 3aktu serangan0
C pemberian oksigen melalui kanul hidung dengan kecepatan aliran 4&A &14
liter;menit dan dialirkan melalui air untuk memberi kelembaban.
C pemberian cairan, terutama pada serangan asma yang berat dan yang
31
berlangsung lama ada kecenderungan terjadi dehidrasi. engan menangani
dehidrasi, viskositas mukus juga berkurang dan dengan demikian
memudahkan ekspektorasi.
C chest physioterapi, untuk membantu pengeluaran dahak agar supaya tidak
timbul penyumbatan.
C menghindari paparan alergen.
Pengobatan selama serangan status asthmatikus
a) !nfus E7 A ' N ) A " tiap &4 jam
b) Pemberian oksigen 4 liter;menit melalui nasal kanul
c) Aminophilin bolus ' mg ; kg bb diberikan pelan1pelan selama &$ menit
dilanjutka drip Elatau ' mentenence (&$ tetes;menit) dengan dosis &$
mg;kg bb;&4 jam.
d) 9erbutalin $,&' mg;( jam secara sub kutan.
e) eDamatason "$1&$ mg;(jam secara intra vena.
f) Antibiotik spektrum luas.
&. Dluar serangan
C Pendidikan;penyuluhan.
Penderita perlu mengetahui apa itu asma, apa penyebabnya, apa
pengobatannya, apa efek samping macam1macam obat, dan bagaimana
dapat menghindari timbulnya serangan. 5enghindari paparan alergen. !mti
dari prevensi adalah menghindari paparan terhadap alergen.
C !munoterapi;desensitisasi.
Penentuan jenis alergen dilakukan dengan uji kulit atau provokasi
bronkial. -etelah diketahui jenis alergen, kemudian dilakukan
desensitisasi.
C Eelaksasi;kontrol emosi. Eelaksasi fisik dapat dibantu dengan latihan
napas.
32
8. #+MPLI#A!I
6omplikasi asma mencakupA
". -tatus asmatikus yaitu asma yang berat dan persisten yang tidak
berespon terhadap terapi konvensional.
&. Atelektasis
). ?raktur iga
4. Pneumonia
9. PR+!E! #EPERA3ATAN
PEN,#A"IAN*
a. Anamness*
") Eiwayat pemajanan pada factor % factor yang biasanya mencetuskan
serangan asma A -tres emosi, !nfeksi saluran nafas atas, allergen,
kegagalan dalam pengobatan asma
&) 6eluhan utama yang dirasakan pasienA sesak nafas, batuk
)) Eiwayat penyakit dahulu seperti infeksi saluran napas atas, sakit
tenggorokan, amandel, sinusitis, polip hidung serta riwayat serangan
asthma.
4) riwayat pengobatan yang dilakukan untuk meringankan gejala
asthma
b. Pemerksaan (sk.
") !stm Pernapasan0
a) /atuk mula1mula kering tidak produktif kemudian makin keras dan
seterusnya menjadi produktif yang mula1mula encer kemudian
menjadi kental. 2arna dahak jernih atau putih tetapi juga bisa
kekuningan atau kehijauan terutama kalau terjadi infeksi sekunder.
b) ?rekuensi pernapasan meningkat
c) 4tot1otot bantu pernapasan hipertrofi.
d) /unyi pernapasan mungkin melemah dengan ekspirasi yang
33
memanjang disertai ronchi kering dan wheeGing.
e) @kspirasi lebih daripada 4 detik atau )D lebih panjang daripada
inspirasi bahkan mungkin lebih.
f) Pada pasien yang sesaknya hebat mungkin ditemukanA
C 3iperinflasi paru yang terlihat dengan peningkatan diameter
anteroposterior rongga dada yang pada perkusi terdengar
hipersonor.
Pernapasan makin cepat dan susah, ditandai dengan pengaktifan
otot1otot bantu napas (antar iga, sternokleidomastoideus), sehingga
tampak retraksi suprasternal, supraclavikula dan sela iga serta
pernapasan cuping hidung.
g) Pada keadaan yang lebih berat dapat ditemukan pernapasan cepat dan
dangkal dengan bunyi pernapasan dan wheeGing tidak terdengar(silent
chest), sianosis.
2) !stem #ardo1askuler0
a) 9ekanan darah meningkat, nadi juga meningkat
b) Pada pasien yang sesaknya hebat mungkin ditemukanA
C takhikardi makin hebat disertai dehidrasi.
C 9imbul Pulsus paradoksus dimana terjadi penurunan tekanan
darah sistolik lebih dari "$ mm3g pada waktu inspirasi. Bormal
tidak lebih daripada ' mm3g, pada asma yang berat bisa sampai
"$ mm3g atau lebih.
c) Pada keadaan yang lebih berat tekanan darah menurun, gangguan
irama jantung.
)) !stem persarafan0
C 6omposmentis
C Pada pasien yang sesaknya hebat mungkin ditemukanA
C cemas;gelisah;panik
34
C sukar tidur, banyak berkeringat dan susah berbicara
C Pada keadaan yang lebih berat kesadaran menurun, dari disorientasi
dan apati sampai koma. Pada pemeriksaan mata mungkin
ditemukan miosis dan edema papil.
DIA,N+!A #EPERA3ATAN
". /ersihan jalan napas tidak efektif b.d. peningkatan produksi sekrit dan
bronchospasme
&. Pola pernapasan tidak efektif b.d. penurunan ekspansi paru selama
serangan akut.
). !ntoleransi aktivitas b.d. tidak seimbangnya kebutuhan dan pemenuhan
oksigen.
4. Ansietas b.d. kesulitan bernapas, takut menderita, dan ;atau takut serangan
berulang.
'. 6urang pengetahuan tentang proses penyakit dan perawatannya b.d
kurangnya paparan informasi.
35
BAB III
TIN"AUAN #A!U!
<. PEN,#A"IAN
8. !@B9!9A-
a. Bama A By H3=
b. :enis kelamin A Perempuan
c. .mur A #& tahun
&. Agama A !slam
e. -atus perkawinan A :anda
). Pendidikan terakhir A 9idak sekolah
g. Pekerjaan A 1
88. A7A-AB 9!B>>A7 !PAB9!
6lien mengatakan tinggal di panti merupakan keinginannya sendiri
karena klien merasa menjadi beban bagi anak % anaknya (anak tiri).
5enurut klien, apabila klien tinggal di panti, anak % anaknya dapat lebih
fokus dalam mengurus keluarga mereka masing % masing.
888. 6@7.3AB .9A5A
6lien mengatakan sesek ketika beraktifitas berat, seperti senam dan
mencuci. 6lien juga mengatakan mudah lelah setelah beraktifitas.
36
80. P@B>@9A3.AB 9@B9AB> P@B8A6!9 8AB> !@E!9A AB
P@EA2A9ABB8A
6lien mengatakan bahwa dirinya mempunyai penyakit asma yang
dideritanya sudah cukup lama. 6lien juga mengatakan selalu rutin
meminum obat yang diberikan oleh perawat panti tiga kali sehari, yaitu
setiap pagi setelah sarapan, siang setelah makan siang dan sore hari
setelah makan sore. Apabila klien merasa sesek, klien segera
menghentikan aktifitasnya dan beristirahat.
0. E!2A8A9 6@-@3A9AB
a. 5asalah kesehatan yang pernah dialami dan dirasakan saat ini A
6lien mengatakan sering merasa sesek ketika sedang beraktifitas
berat, seperti senam dan mencuci.
b. Eiwayat ; status kesehatan setahun lalu A
-elama satu tahun terakhir ini, klien mengatakan penyakitnya sering
kambuh akan tetapi tidak memerlukan penanganan sampai ke Eumah
-akit. 6etika kambuh, klien meminum obat dari klinik panti dan
beristirahat.
c. Eiwayat ; status kesehatan ' tahun yang lalu
6lien mengatakan menderita penyakit asma sejak dulu. -elama '
tahun terakhir ini, klien mengatakan penyakitnya sering kambuh jika
klien terlalu lelah. 6etika kambuh, klien meminum obat dari klinik
panti dan beristirahat.
&. 9anggal masuk panti ; periksa kesehatan
6lien masuk ke Panti -osial 9resna 2reda .nit /udi 7uhur pada
tanggal &( ?ebruari &$$). -ekarang ini, klien sudah "$ tahun tinggal
di panti.
37
Pemeriksaan klinik di panti diselenggarakan satu minggu sekali, yaitu
pada hari rabu. 6lien mengatakan selalu mengikuti pemeriksaan klinik
tersebut untuk memeriksakan penyakit asamanya dan meminta obat.
e. 5asalah kesehatan keluarga ; keturunan A
6lien mengatakan tidak tahu apakah dalam keluarganya ada yang
mempunyai penyakit menurun seperti asma atau tidak.
08. 6@/!A-AAB -@3AE!13AE!
a. /iologis
1) Pola makan
6lien mengatakan makan sehari sekali, jenisnya nasi, sayur dan
lauk. 6lien hanya menghabiskan O dari porsi yang disediakan.
6adang % kadang dalam satu hari, klien tidak makan karena
merasa tidak lapar. -nak yang diberikan oleh panti juga jarang
dimakan, hanya dikumpulkan diatas almari kamar.
2) Pola minum
4 1 ' gelas dalam satu hari, jenisnya air putih, kadang % kadang
teh dan susu.
3) Pola tidur
* jam perhari, mulai pukul &".$$ 1 $4.$$ 2!/. 6lien
mengatakan, ketika siang hari tidak ada kegiatan, klien tidur
siang, biasanya mulai pukul "$.$$ % "".)$ 2!/ dan mulai pukul
").$$ % "'.$$ 2!/.
4) Pola @liminasi
38
/A/ & hari sekali, konsistensi sedikit lembek kadang % kadang
keras, kuning dan bau khas feces.
/A6 ) % 4 kali sehari, warna kuning, keruh dan bau khas urine.
5) Aktivitas sehari1hari
Aktivitas sehari % hari klien dilakukan secara mandiri meliputi
aktifitas berpindah, mobilitas di tempat tidur, berpakaian, makan
dan minum, mandi, toiletting dan E45.
6emampuan perawatan diri $ " & ) 4
5akan;minum <
5andi <
9oileting <
/erpakaian <
5obilitas di tmp tidur <
/erpindah; berjalan <
Ambulasi; E45 <
6eterangan A
$ A mandiri
" A alat bantu
& A dibantu orang lain
) A dibantu orang lain K alat
4 A tergantung total
6lien mengatakan jarang mengikuti kegiatan yang diadakan
oleh panti, seperti senam pagi, dendang ria, dan keterampilan
karena mudah lelah dan sering merasa sesak nafas. Bafas klien
terlihat cepat dan pendek setelah beraktifitas.
6) 6ebersihan diri
39
6lien mandi & kali sehari, kumur % kumur dan tidak menyikat gigi
karena gigi klien sebagian sudah tanggal. 6ebersihan mulut klien
terjaga. 6lien selalu /A6 dan /A/ dikamar mandi. -etelah
selesai klien selalu mencuci tangannya akan tetapi tidak
menggunakan sabun.
6lien berganti pakaian & kali sehari setelah mandi.
7) Eekreasi
6lien biasanya mengisi waktu luangnya dengan menonton
9elevisi yang ada di wisma dan terkadang klien duduk di teras
depan wisma. 6lien sangat antusias dengan rencana rekreasi yang
diadakan panti ke waduk gajah mungkur. 6lien selalu mengikuti
kegiatan rekreasi yang diselenggarakan oleh panti.
8) !ndeks 6A9F A A ; / ; , ; ; @ ; ? ; >
A N mandiri dalam hal mandi, berpindah, ke kamar
kecil, berpakaian dan makan.
/ N kemandirian dlam semua aktifitas sehari % hari,
kecuali satu fungsi tersebut.
, N kemandirian dalam semua aktifitas sehari % hari
kecuali mandi dan fungsi tersebut.
N kemandirian dalam aktifitas sehari % hari kecuali
mandi, berpakaian dan fungsi tersebut.
@ N kemandirian dalam aktifitas sehari % hari kecuali
mandi, berpakaian, ke kamar kecil dan fungsi
tersebut.
40
? N kemandirian dalam aktifitas sehari % hari kecuali
mandi, berpakaian, ke kamar kecil, berpindah dan
fungsi tersebut.
> N ketergantungan dalam semua fungsi tersebut.
7ain % lain N ketergantungan pada sedikitnya dua funfsi tersebut
tetapi tidak dapat diklasifikasikan sebagai ,, , @, ?
dan >.
6lien termasuk dalam indeks A yaitu kemandirian dalam hal
makan, kontinen, berpindah, ke kamar mandi, berpakaian dan
mandi.
b. Psikologis
1) 5ental (-P5-P ; 55-@)
alam pengkajian status mental -P5-P (-hort Portable 5ental
Puestionare)
-kore
Bo Pertanyaan
:awaban
Q 1
R ". 9anggal berapa hari iniS 9idak tahu
R &. 3ari apa sekarangS -enin
R ). Apa nama tempat iniS Panti :ompo
R 4. imana alamat andaS 6arangmojo
>unung
6idul
R '. /erapa umur andaS #& 9ahun
41
R (. 6apan anda lahirS 9idak tahu
R *. -iapa presiden saat iniS 9idak tahu
R 0. -iapa presiden sebelumnyaS -oeharto
R #. -iapa nama kecil ibu andaS alinem
R "$. '$$$1&'$$ ada berapaS &'$$
( 4 -kore
6eterangan A
6esalahan $1& A intelektual utuh
6esalahan )14 A intelektual ringan
6esalahan '1* A intelektual sedang
6esalahan 01"$ A intelektual berat
6eterangan A dalam pengkajian mental -P5-P klien dengan skore
kesalahan 4 yaitu penilaiaan intelektual ringan.
ibuktikan dengan A klien tidak mampu menjawab beberapa (
pertanyaan yang diberikan dengan tepat.
2) epresi (/eck ; 8esavage)
Penilaian menggunakan teori depresi beck ; yesavage untuk
mengetahui tingkat kognitif dan afektif mental lansia.
Bo Pertanyaan :awaban -kor
" Apakah pada dasarnya anda puas
dengan kehidupan AndaS
9idak $
& -udahkah anda mengeluarkan
aktivitas dan minat anda S
8a "
) Apakah anda merasa hidup anda
kosong S
8a "
4 Apakah anda sering bosan S 9idak $
42
' Apakah anda mempunyai
semangat yang baik setiap waktu S
9idak $
( Apakah anda takut sesuatu terjadi
pada anda S
9idak $
* Apakah anda merasa bahagia di
setiap waktu S
9idak $
0 Apakah anda lebih suka di rumah
pada malam hari, dari pada pergi
dan melakukan sesuatu yang baruS
8a "
# Apakah anda merasa bahwa anda
mempunyai lebih banyak masalah
dengan ingatan anda dari pada
yang lain S
8a "
"$ Apakah anda berfikir sangat
menyenangkan hidup sekarang
iniS
8a "
"" Apakah anda merasa sangat tidak
berguna dengan keadaan anda
sekarang S
8a "
"& Apakah anda merasa penuh
berenergi S
9idak $
") Apakah anda berfikir bahwa
situasi anda tidak ada harapan S
9idak $
"4 Apakah anda berfikir bahwa
banyak orang yang lebih baik dari
anda S
8a "
9otal skor *
43
3asil A klien mengalami depresi ringan karena didapatkan total
skor *.
3) 6eadaan emosi
@mosi klien stabil, kooperatif, dan ramah.
4) 6onsep diri
a) ,itra diri ; gambaran diri
6lien mengatakan bahwa dirinya seorang perempuan.
6lien mengatakan menyukai semua yang ada pada
tubuhnya. 6lien mengatakan mudah lelah dan sesak nafas
jika melakukan aktifitas yang berat.
b) !dentitas diri
6lien mampu menyebutkan namanya yaitu By. H3=,
alamatnya yaitu Bgawis 6arangmojo >unung 6idul,
8ogyakarta. 6lien mempunyai ) orang anak.
c) !deal diri
6lien mengatakan ingin dijenguk oleh anak % anak (anak
tiri) dan cucunya.
44
&) 3arga diri
6lien mengatakan tidak malu terhadap orang lain karena
klien kadang1kadang memerlukan bantuan orang lain. 6lien
senang tinggal dipanti karena banyak teman.
e) Peran diri
6lien merupakan ibu dari ketiga anaknya, nenek dari ke
sebelas cucunya dan simbah buyut dari ketujuh belas
buyutnya. 6lien tidak dapat menjalankan perannya sebagai
ibu, nenek dan simbah buyut karena klien tinggal di panti.
i panti, klien merupakan penghuni panti wisma /. 6lien
jarang mengikuti kegiatan yang diselenggarakan panti
karena klien sering meras sesak nafas ketika beraktifitas.
c. -osial
1) ukungan keluarga
6eluarga mendukung sepenuhnya agar By. H3= untuk dititipkan
di panti karena di rumah tidak ada yang merawat.
2) 3ubungan dengan keluarga
/aik, karena yang meminta untuk tinggal dipanti adalah By. H3=
sendiri.
3) 3ubungan dengan orang lain
/aik, By. H3= mampu berinteraksi dan berkomunikasi dengan
orang lain.
&. -piritual ; cultural
45
1) Pelaksanaan ibadah
6lien mengatakan tidak pernah melaksanakan ibadah sholat '
waktu karena kondisi fisiknya yang mudah lelah. Akan tetapi
kadang % kadang mengikuti pengajian yang diadakan panti.
6lien terlihat jarang melaksanakan sholat, baik berjamaah
maupun sendiri.
2) 6eyakinan tentang kesehatan
6lien mengatakan dirinya sedang sakit asma. 6lien sering
merasa sesak nafas ketika beraktifitas berat, seperti senam dan
mencuci.
e. Pemeriksaan ?isik
1) 6eadaan umum A /aik
2) 9ingkat kesadaran A ,ompos 5entis
3) >,- A <', 5(, @4
4) -uhu A )(," T ,
5) Badi A 0$ D;menit
6) 9ekanan arah A ""$;*$ mm3g
7) Pernafasan A &0 D;menit
8) 9inggi badan A "'' cm
9) /erat badan A )" kg
10) !59 A )" A (".'' D ",'') N "&,# (6urus)
11) 6epala
46
/entuk kepala mesochepal, kulit kepala kotor, rambut putih,
tipis, diikat, tidak ada massa dan nyeri tekan.
12) 5ata, 9elinga, 3idung dan 5ulut
5ata simetris, kunjungtiva tidak anemis, sclera tidak ikterik,
klien mengatakan pandangannya jarak jauh kabur.
9elinga simetris, tidak ada serumen, tidak ada massa dan nyeri
tekan, fungsi pendengaran baik.
3idung tidak ada sumbatan jalan nafas, mampu membedakan
bau (obat nyamuk dan minyak kayu putih), tidak ada massa dan
nyeri tekan pada sinus.
5ulut tidak ada stomatitis, gigi sebagian sudah tanggal, klien
mengatakan tidak mengalami gangguan menelan, klien tidak
pernah gosok gigi tetapi selalu kumur1kumur setelah makan.
47
13) 7eher
9idak ada pembesaran kelenjar tyroid, tekanan vena jugularis
tidak meningkat, tidak ada massa dan nyeri tekan.
14) ada dan Punggung
ada
!nspeksi A /entuk simetris, terlihat menggunaan otot
pernafasan tambahan, terlihat retraksi dinding
dada saat inspirasi, menggunakan pernafasan
dada dan perut.
Palpasi A 9idak ada nyeri tekan, tidak teraba adanya
massa, dan fremitus kanan sama dengan fremitus
kiri.
Perkusi A -uara paru sonor.
Auskultasi A 9erdengar suara nafas wheeGsing, suara jantung
terdengar lub dup reguler.
Punggung
Punggung tampak membungkuk.
15) Abdomen
!nspeksi A 6ulit bersih, tidak terlihat massa atau lessi.
Auskultasi A 9erdengar peristaltik usus "( D;menit.
Perkusi A 9impani.
Palpasi A 9idak ada massa dan nyeri tekan, tidak
pembesaran organ.
48
16) @kstremitas atas dan bawah
Atas A Pergerakan E45 pasif aktif mampu, kekuatan
otot '.
/awa A Pergerakan E45 pasif aktif mampu, kekuatan
otot 4, klien berjalan dengan hati1hati dan tampak
membungkuk. 6lien berpegangan tongkat ketika
berjalan.
17) >enetalia
6lien berjenis kelamin perempuan. -etelah /ak 6lien
mengatakan tidak gatal dan tidak perih.
18) 6eadaan lingkungan
6eadaan kamar klien tampak kotor. 6lien juga kurang menjaga
kebersihan kamar. Penataan kamar tidak rapi, baju1baju
berserakan, kolong tempat tidur berantakan dan kotor, makanan
berserakan, jendela kamar kadang % kadang dibuka.
088. !B?4E5A-! P@B.B:AB>
a. 7aboratorium A 1
b. Eadiologi A 1
c. iagnosa medis A Asma /ronkial.
&. 9erapi medis (obat, dll) A -albutamol ) D "$ mg.
49
. ANALI!A DATA
Bo. ata 5asalah @tiologi
". - A 6lien mengatakan sesek
ketika beraktifitas berat,
seperti senam dan mencuci.
4 A 1 9erdengar suara nafas
wheeGsing.
- 9erlihat
menggunakan otot
pernafasan tambahan,
terlihat retraksi
dinding dada saat
inspirasi.
- Bafas klien terlihat
cepat dan pendek
setelah beraktifitas.
- EespirasiA &0 D;
menit.
- 6lien mendapatkan
terapi salbutamol ) D
"$ mg.
6etidakefektifan
pola nafas.
6eletihan.
&. - A 6lien mengatakan makan
sehari sekali, jenisnya nasi,
sayur dan lauk. 6lien hanya
menghabiskan O dari porsi
yang disediakan. 6adang %
kadang dalam satu hari, klien
tidak makan karena merasa
6etidakseimbangan
nutrisi A 6urang
dari kebutuhan
tubuh.
?aktor biologis
(sesak nafas).
50
tidak lapar. -nak yang
diberikan oleh panti juga
jarang dimakan, hanya
dikumpulkan diatas almari
kamar.
4 A 1 /erat badan A )" kg.
- !59 N )"A (".'' D ",'')
N "&,# (6urus)
). - A 6lien mengatakan tidak
pernah melaksanakan ibadah
sholat ' waktu karena kondisi
fisiknya yang mudah lelah.
Akan tetapi kadang % kadang
mengikuti pengajian yang
diadakan panti.
4 A 6lien terlihat jarang
melaksanakan sholat, baik
berjamaah maupun sendiri.
3ambatan
Eeligiositas.
6urang
5otivasi.

5. PRI+RITA! MA!ALAH 4DIA,N+!A #EPERA3ATAN 5 MA!ALAH
#+LAB+RA!I 6
1. 6etidakefektifan pola nafas berhubungan dengan keletihan.
51
2. 6etidakseimbangan nutrisi A 6urang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan faktor psikologis (sesak nafas).
3. 3ambatan Eeligiositas berhubungan dengan kurang motivasi.
52
". REN7ANA #EPERA3ATAN
Bama 6lien A By. H3=
2isma A /ugenvile (/)
Bo. iagnosa
6eperawatan
9ujuan K 6reteria
hasil (B4,)
!ntervensi (B!,)
". 6etidakefektifan pola
nafas berhubungan
dengan keletihan.
-etelah dilakukan
tindakan
keperawatan selama
' D * jam,
diharapkan klien
menunjukan
keefektifan pola
nafas, dengan
kreteria hasilA
1. -uara nafas
bersih, tidak ada
sianosis dan
dyspnea
(mampu
bernafas dengan
mudah, tidak
ada purse lips)
2. 5enunjukan
jalan nafas yang
paten (irama
nafas, frekuensi
pernafasan
dalam rentang
1. 5onitor
aktivitas klien
terhadap
oksigenasi.
2. 5onitor tanda
vital.
3. Auskultasi
suara nafas dan
catat adanya
suara nafas
tambahan.
4. Posisikan klien
untuk
memaksimalkan
ventilasi.
5. /erikan
/ronkodilator A
-albutamol "$
mg.
6. Atur intake
untuk
mengoptimalka
53
normal ("( % &4
D;menit), tidak
ada suara nafas
abnormal).
3. 9anda vital
dalam rentang
normal A
9 N "&$;0$
mm3g.
E N "( % &4
D;menit.
- N )(,' % )*,'T
,.
B N ($ % "$$
D;menit.
n keseimbangan
se.telah
beraktivitas.
7. Pertahankan
jalan nafas yang
paten.
8. Ajarkan klien
tentang tehnik
relaksasi untuk
memperbaiki
pola nafas.
&. 6etidakseimbangan
nutrisi A 6urang dari
kebutuhan tubuh
berhubungan dengan
faktor psikologis
(sesak nafas).
-etelah dilakukan
tindakan
keperawatan selama
' D * jam diharapkan
klien menunjukan
status nutrisi adekuat
dengan kreteria
hasilA
1. /erat badan naik
" kg.
2. Bafsu makan
5anajemen Butrisi A
". 6aji adanya
alergi makanan.
&. 6aji makanan
yang disukai oleh
klien.
). Anjurkan klien
untuk
meningkatkan
asupan nutrisi.
4. 5onitor intake
nutrisi.
54
klien bertambah,
dari " kali sehari
menjadi & kali
sehari, dari O
porsi menjadi U
porsi .
'. /erikan
informasi tentang
kebutuhan
nutrisi.
5onitor Butrisi
". 5onitor //.
&. 5onitor respon
klien terhadap
situasi yang
mengharuskan
klien makan.
). 5onitor adanya
mual muntah.
4. 5onitor adanya
gangguan dalam
input makanan
misalnya
perdarahan,
bengkak dsb.
'. 5onitor intake
nutrisi.
). 3ambatan
Eeligiositas
berhubungan dengan
kurang motivasi.
-etelah dilakukan
tindakan
keperawatan selam '
D * jam, diharapkan
motivasi spiritual
klien meningkat,
dengan kreteria
". 6aji pengetahuan
spiritual klien.
&. 5otivasi klien
untuk melaksanakan
ibadah.
). Ajarkan klien cara
beribadah.
55
hasilA
1. 6lien
menyatakan
keinginanya
untuk
melaksanakan
ibadah sholat.
2. 6lien mampu
melaksanakan
ibdah sholat.
4. 5onitor kegiatan
ibadah klien.
1. 7ATATAN PER#EMBAN,AN
iagnosa
6eperawatan
3ari,
tgl,
jam
!mplementasi @valuasi
Bama
K
Paraf
1. 6etidakefektifan
pola nafas
berhubungan
dengan keletihan.
-elasa,
&(
5aret
&$")
"$.)$
1 5emonitor aktifitas
klien terhadap
oksigenasi.
Ayu
1 5emonitor tanda
vital.
essy
- 5engauskultasi
suara nafas dan catat
adanya suara nafas
tambahan.
- N 1 6lien
mengatakan
sesek setelah
mencuci
pakaian.
4 N 1 9 N
")$;0$
mm3g.
E N &0
D;menit
56
"&.$$
Eabu,
&*
5aret
&$")
"$.$$
yah
1 5emberikan
/ronkodilator A
-albutamol "$ mg.
?ajar
1 5emposisikan klien
untuk memaksimalkan
ventilasi.
essy
1 5emonitor tanda
vital.
estik
- 5engauskultasi
suara nafas dan catat
adanya suara nafas
tambahan.
9ami
B N #4
D;menit
- N )*T ,
1 9erdengar
suara nafas
2heeGsing
(ngik % ngik).
1 Bafas klien
tampak cepat
dan pendek.
A N 5asalah
teratasi
sebagian.
P N lanjutkan
intervensi.
- N klien
mengatakan
seseknya
berkurang
ketika untuk
tiduran
dengan bantal
yang tinggi.
57
"".)$
").$$
:umat,
&#
5aret
&$")
"$.$$
"&.$$
1 5engatur intake
untuk mengoptimalkan
keseimbangan setelah
beraktivitas.
@ko
1 5engajarkan klien
tentang tehnik
relaksasi untuk
memperbaiki pola
nafas.
wi
1 5emberikan
/ronkodilator A
-albutamol "$ mg.
yah
1 5emposisikan klien
untuk memaksimalkan
ventilasi.
essy
1 5empertahankan
jalan nafas yang paten.
Ayu
1 5emonitor tanda
vital.
yah
- 5engauskultasi
suara nafas dan catat
4 N 1 9 N
"$$;*$ mm3g
E N &(
D;menit
B N *4
D;menit
- N )(,( T ,
1 -uara nafas
2heeGsing
(ngik % ngik).
1 6lien
tampak
nyaman tidur
dengan bantal
tinggi.
A N masalah
teratasi
sebagian.
P N lanjutkan
intervensi.
58
"&.)$
-abtu,
)$
5aret
&$")
"$."'
adanya suara nafas
tambahan.
?ajar
1 5engatur intake
untuk mengoptimalkan
keseimbangan setelah
beraktifitas. .
Ayu
1 5engajarkan klien
tentang tehnik
relaksasi untuk
memperbaiki pola
nafas.
essy
1 5emberikan
/ronkodilator A
-albutamol "$ mg.
@ko
1 5emposisikan klien
untuk memaksimalkan
ventilasi.
wi
1 5empertahankan
jalan nafas yang paten.
9ami
1 5emonitor tanda
vital.
- N 6lien
mengatakan
sesek karena
terlalu lelah
setelah
mengikuti
acara piknik.
4 N 1 9 N
")$;0' mm3g
E N &0
D;menit
B N04 D;menit
- N )(,)T ,
1 -uara nafas
wheeGsing
(ngik % ngik).
1 klien tampak
sesak nafas,
dengan nafas
dangkal dan
cepat.
A N masalah
teratasi
sebagian.
59
"&."$
").&$
estik
- 5engauskultasi
suara nafas dan catat
adanya suara nafas
tambahan.
?ajar
1 5engatur intake
untuk mengoptimalkan
keseimbangan setelah
brtaktivitas.
yah
1 5emberikan
/ronkodilator A
-albutamol "$ mg.
Ayu

1 5emposisikan klien
untuk memaksimalkan
ventilasi.
essy
1 5empertahankan
jalan nafas yang paten.
wi
P N lanjutkan
intervensi.
- N 6lien
mengatakan
seseknya
sudah
berkurang.
4 N 1 9 N
""$;($ mm3g
E N &(
D;menit,
reguler.
BN 0& D;menit
- N )(,' T ,
1 suara nafas
klien bersih
(tidak ada
suara nafas
tambahan)
60
A N masalah
teratasi
sebagian.
P N lanjutkan
intervensi.
1
2. 6etidakseimbanga
n nutrisi A 6urang
dari kebutuhan
tubuh berhubungan
dengan faktor
psikologis (sesak
nafas).
-elasa,
&(
5aret
&$")
$#.$$
"&.$$
1 5engkaji adanya
alergi makanan.
Ayu, essy
1 5engkaji makanan
yang disukai oleh
klien.
yah, ?ajar
1 5enganjurkan klien
untuk meningkatkan
asupan nutrisi.
estik,9ami
1 5emonitor intake
nutrisi.
@ko, wi
1 5emberikan
informasi tentang
kebutuhan nutrisi.
- 5emonitor //.
- A 1 6lien
mengatakan
tidak ada
alergi
makanan.
- 6lien
mengatakan
sejak pagi
belum
makan,
hanya
meminum
susu
setengah
gelas.
4 A // A )" kg.
61
Eabu,
&*
5aret
&$")
$#.)$
"&.$$
").$$
Ayu, essy
- 5emonitor intake
nutrisi.
- 5enganjurkan
klien untuk
meningkatkan
asupan nutrisi.
Ayu, essy
- 5emonitor respon
klien terhadap
situasi yang
mengharuskan
klien makan.
- 5emonitor adanya
mual muntah.
- 5emonitor adanya
gangguan dalam
input makanan
misalnya
perdarahan,
bengkak dsb.
A A 5asalah
belum teratasi.
P A lanjutkan
intervesi.
- A 1 6lien
mengatakan
sudah makan )
sendok dan
minum susu "
gelas penuh.
- 6lien
mengatakan
tidak
merasa
mual dan
muntah.
4 A 1 // A )", &
kg.
- 6lien
terlihat
meminum
susu.
A A masalah
62
:umat,
&#
5aret
&$")
$#.$$
").$$
?ajar, yah
- 5emonitor //.
estik,9ami
- 5emonitor intake
nutrisi.
- 5enganjurkan
klien untuk
meningkatkan
asupan nutrisi.
- 5emberikan
informasi tentang
kebutuhan nutrisi.
Ayu, essy
- 5emonitor adanya
mual muntah.
- 5emonitor //.
estik,9ami
teratasi
sebagian.
P A 7anjutkan
intervensi.
- A 1 6lien
mengatakan
hari ini sudah
makan '
sendok,
minum teh
setengah
gelas, dan
susu setengah
gelas.
- 6lien
mengataka
n sudah
mengerti
pentingny
a makan.
4 A 1 // A )",)
kg.
- 6lien
63
-abtu,
)$
5aret
&$")
$#.4$
"&.)$
- 5emonitor intake
nutrisi.
- 5enganjurkan
klien untuk
meningkatkan
asupan nutrisi.
@ko, wi
- 5emonitor adanya
mual muntah.
- 5emonitor //.
yah, ?ajar
terlihat
meminum
teh.
A A 5asalah
teratasi
sebagian.
P A lanjutkan
intervensi.
- A 1 6lien
mengatakan
hari ini belum
makan, tetapi
sudah minum
susu " gelas
penuh dan teh
" gelas.
- 6lien
mengataka
n tidak
mual dan
muntah.
4 A 1 // A )",)
64
kg.
- 6lien
terlihat
belum
memakan
jatah
makan
siangnya.
A A 5asalah
teratasi
sebagian.
P A 7anjutkan
intervensi.
1
3. 3ambatan
Eeligiositas
berhubungan
dengan kurang
motivasi.
-elasa,
&(
5aret
&$")
"&.$$
1 5engkaji
pengetahuan spiritual
klien.
1 5emotivasi klien
untuk melaksanakan
ibadah.
Ayu, essy
- A 1 6lien
mengatakan
bahwa dirinya
ingin
melaksanakan
sholat, akan
tetapi sedang
sesek.
- 6lien
mengataka
n selalu
berdoa
supaya
65
Eabu,
&*
5aret
&$")
"&.)$
1 5emonitor kegiatan
ibadah klien.
1 5emotivasi klien
untuk melaksanakan
ibadah.
1 5engajarkan klien
cara beribadah.
?ajar. yah
diberi
kesembuh
an.
4 A 6lien
terlihat tidak
melaksanakan
sholat Guhur.
A A 5asalah
belum teratasi.
P A lanjutkan
intervensi.
- A 1 6lien
mengatakan
belum
melaksanakan
-holat.
- 6lien
mengatakan
senang
sudah
diingatkan
untuk sholat.
4 A 6lien
termotivasi
untuk sholat.
66
:umat,
&#
5aret
&$")
"&."'
1 5emonitor kegiatan
ibadah klien.
1 5emotivasi klien
untuk melaksanakan
ibadah.
estik, 9ami
A A 5asalah
teratasi
sebagian.
P A 7anjutkan
intervensi.
- A 6lien
mengatakan
belum
mencoba
untuk kembali
sholat karena
sesek setelah
mengikuti
acara rekreasi
panti, tetapi
klien berdoa
supaya cepat
diberikan
kesembuhan.
4 A 6lien
terlihat sedang
berdoa
memohon
kesembuhan.
A A 5asalah
teratasi
67
-abtu,
)$
5aret
&$")
"&.)$
1 5emonitor kegiatan
ibadah klien.
1 5emotivasi klien
untuk melaksanakan
ibadah.
@ko, wi
sebagian.
P A lanjutkan
intervensi.
- A 6lien
mengatakan
tadi pagi
sudah
mencoba
untuk
melaksanakan
sholat subuh
di kamar.
4 A 9erlihat
alat sholat di
tempat tidur
pasien.
AA masalah
teratasi
sebagian.
P A lanjutkan
intervensi.

68
BAB I8
PENUTUP
. #E!IMPULAN
-etelah melakukan asuhan keperawatan selama ' D * jam kepada By. H3=
dengan Asma /ronkial di 2isma /ougenvile Panti -osial 9resna 2erdha
8ogyakarta .nit /udi 7uhur didapatkan hasil dari setiap diagnosa A
1. 6etidakefektifan pola nafas berhubungan dengan keletihan. iagnosa ini
teratasi ($ + dibuktikan dengan A
- 6lien mengatakan seseknya sudah berkurang.
- 9 N ""$;($ mm3g.
- E N &( D;menit, reguler.
- BN 0& D;menit.
- - N )(,' T ,.
- -uara nafas klien bersih (tidak ada suara nafas tambahan).
2. 6etidakseimbangan nutrisi A 6urang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan faktor psikologis (sesak nafas). iagnosa ini teratasi &' +
dibuktikan dengan A
- 6lien mengatakan hari ini belum makan, tetapi sudah minum susu "
gelas penuh dan teh " gelas.
- 6lien mengatakan tidak mual dan muntah.
- // A )",) kg.
- 6lien terlihat belum memakan jatah makan siangnya.
3. 3ambatan Eeligiositas berhubungan dengan kurang motivasi. iagnosa
ini teratasi 4' + dibuktikan dengan A
69
- 6lien mengatakan tadi pagi sudah mencoba untuk melaksanakan
sholat subuh di kamar.
- 9erlihat alat sholat di tempat tidur pasien.
70
5. !ARAN
1. 5emotivasi klien agar tetap beraktivitas memenuhi kebutuhan sehari %
harinya sesuai dengan kemampuanya dengan tetap mempehatikan
istirahat dan kemampuan tubuhnya.
2. 5enganjurkan klien untuk mengatur aktivitas kesehariannya dengan
tetap memperhatikan kemampuan tubuhnya.
3. 5enganjurkan klien untuk makan secara teratur agar kesehatan tubuhnya
tetap terjaga.
4. 5enganjurkan klien untuk makan dengan porsi sedikit tetapi sering.
5. 5enganjurkan klien untuk taat menjalankan sholat, karena sholat
merupakan bekal hidup yang abadi.
71

Anda mungkin juga menyukai

  • GRAFIK SUHU
    GRAFIK SUHU
    Dokumen11 halaman
    GRAFIK SUHU
    Annie Handyanto
    Belum ada peringkat
  • Cover Pedoman Atau Panduan
    Cover Pedoman Atau Panduan
    Dokumen1 halaman
    Cover Pedoman Atau Panduan
    Annie Handyanto
    Belum ada peringkat
  • Prioritas Diagnosa
    Prioritas Diagnosa
    Dokumen5 halaman
    Prioritas Diagnosa
    Annie Handyanto
    Belum ada peringkat
  • Imunisasi
    Imunisasi
    Dokumen3 halaman
    Imunisasi
    Annie Handyanto
    Belum ada peringkat
  • Undangan Internal
    Undangan Internal
    Dokumen1 halaman
    Undangan Internal
    Annie Handyanto
    Belum ada peringkat
  • Gera Bah
    Gera Bah
    Dokumen1 halaman
    Gera Bah
    Annie Handyanto
    Belum ada peringkat
  • Triage Igd
    Triage Igd
    Dokumen20 halaman
    Triage Igd
    Annie Handyanto
    Belum ada peringkat
  • Undangan Internal
    Undangan Internal
    Dokumen1 halaman
    Undangan Internal
    Annie Handyanto
    Belum ada peringkat
  • Triage Igd
    Triage Igd
    Dokumen20 halaman
    Triage Igd
    Ahmad Ismadi
    Belum ada peringkat
  • Rumus Laporan Fisika
    Rumus Laporan Fisika
    Dokumen3 halaman
    Rumus Laporan Fisika
    Annie Handyanto
    Belum ada peringkat
  • Cakue
    Cakue
    Dokumen6 halaman
    Cakue
    Inty Defly Nand
    Belum ada peringkat
  • Imunisasi
    Imunisasi
    Dokumen3 halaman
    Imunisasi
    Annie Handyanto
    Belum ada peringkat
  • Biografi Soimah Pancawati Seniman Berbakat
    Biografi Soimah Pancawati Seniman Berbakat
    Dokumen3 halaman
    Biografi Soimah Pancawati Seniman Berbakat
    Annie Handyanto
    Belum ada peringkat
  • Imunisasi
    Imunisasi
    Dokumen3 halaman
    Imunisasi
    Annie Handyanto
    Belum ada peringkat
  • Membuat Kremesan
    Membuat Kremesan
    Dokumen4 halaman
    Membuat Kremesan
    Annie Handyanto
    Belum ada peringkat
  • Asma Bronkial
    Asma Bronkial
    Dokumen8 halaman
    Asma Bronkial
    Annie Handyanto
    Belum ada peringkat
  • Asma Bronkial
    Asma Bronkial
    Dokumen8 halaman
    Asma Bronkial
    Annie Handyanto
    Belum ada peringkat
  • Asma Bronkial
    Asma Bronkial
    Dokumen8 halaman
    Asma Bronkial
    Annie Handyanto
    Belum ada peringkat
  • Asma Bronkial
    Asma Bronkial
    Dokumen8 halaman
    Asma Bronkial
    Annie Handyanto
    Belum ada peringkat
  • Asma Bronkial
    Asma Bronkial
    Dokumen8 halaman
    Asma Bronkial
    Annie Handyanto
    Belum ada peringkat
  • Ca Mamae
    Ca Mamae
    Dokumen38 halaman
    Ca Mamae
    Annie Handyanto
    Belum ada peringkat
  • ANALISA Jurnal
    ANALISA Jurnal
    Dokumen4 halaman
    ANALISA Jurnal
    Annie Handyanto
    Belum ada peringkat
  • LP B2 Ca Mamae
    LP B2 Ca Mamae
    Dokumen20 halaman
    LP B2 Ca Mamae
    Annie Handyanto
    Belum ada peringkat
  • LAPORAN MZ Rung Dadi
    LAPORAN MZ Rung Dadi
    Dokumen10 halaman
    LAPORAN MZ Rung Dadi
    Annie Handyanto
    Belum ada peringkat
  • Ca Mamae
    Ca Mamae
    Dokumen38 halaman
    Ca Mamae
    Annie Handyanto
    Belum ada peringkat
  • Asuhan Keperawatan
    Asuhan Keperawatan
    Dokumen3 halaman
    Asuhan Keperawatan
    Annie Handyanto
    Belum ada peringkat
  • Ma'Rifatul Rasul
    Ma'Rifatul Rasul
    Dokumen7 halaman
    Ma'Rifatul Rasul
    Annie Handyanto
    Belum ada peringkat
  • CA Ovarium
    CA Ovarium
    Dokumen8 halaman
    CA Ovarium
    Annie Handyanto
    Belum ada peringkat
  • PID Kelompok 4
    PID Kelompok 4
    Dokumen28 halaman
    PID Kelompok 4
    apiida
    Belum ada peringkat