Anda di halaman 1dari 7

Makna Risalah dan Rasul Risalah : sesuatu yang diwahyukan Allah SWT berupa prinsip hidup, moral, ibadah,

, aqidah untuk mengatur kehidupan manusia agar terwujud kebahagiaan di dunia dan akhirat Rasul : Seorang laki-laki (QS.21:7) yang diberi wahyu oleh Allah SWT yang berkewajiban untuk melaksanakannya dan diperintahkan untuk menyampaikannya kepada manusia Pentingnya Iman Kepada Rasul Iman kepada Rasul adalah salah satu rukun iman. Seseorang tidak dianggap muslim dan mukmin kecuali ia beriman bahwa Allah mengutus para rasul yang menyampaikan hakikat yang sebenarnya dari agama Islam, yaitu Tauhidullah. Juga tidak dianggap beriman atau muslim kecuali ia beriman kepada seluruh rasul, dan tidak membedakan antara satu dengan yang lainnya (QS.2:285). Tugas Para Rasul 1. Menyampaikan (tabligh) (QS.5:67, 33:39). Yang disampaikan mereka berupa : Ma'rifatullah (QS.6:102) (Mengenal hakikat Allah) Tauhidullah (QS.21:25) (Mengesakan Allah) Basyir wa Nadzir (QS.6:48) (Memberi kabar gembira dan peringatan) 2. Mendidik dan membimbing (QS.62:2) Memperbaiki jiwa dan membersihkan serta meluruskan dari hawa nafsu dan sifat-sifat tercela (QS.62:2) Meluruskan aqidah serta fiqrah yang menyimpang dari Islam (QS.2:213) Memimpin umat dengan menjalankan metode Robbani (QS.38:26) Sifat-Sifat Para Rasul 1. Mereka adalah manusia (QS.17:93-94, 18:110) Mereka memerlukan makan, minum (QS.25:20), beristri (QS.13:38), ditimpa sakit (QS.2:83-84) 2. Ma'shum (terjaga dari kesalahan) (QS.3:161, 53:1-4) Semua Rasul adalah ma'shum, tidak pernah salah dalam menyampaikan risalah dari Allah. Yang dimaksud ma'shum di sini adalah mereka tidak pernah meninggalkan kewajiban, tidak mengerjan hal-hal yang haram, dan tidak berbuat sesuatu yang tidak sesuai dengan ajaran Islam (QS.3:161, 53:1-4) 3. Sebagai suri tauladan (QS.33:21, 6:89-90) Teladan dalam kesabaran dan menanggung penderitaan dalam memperjuangkan Islam (QS.6:34) Teladan dalam ketabahan memegang prinsip Teladan dalam saling mencintai dan persaudaraan muslim (QS.59:9) Teladan dalam setiap akhlak mulia (QS.33;21, 68:4)

Ar-Rusul bentuk jamak dari kata rasul, yang berarti orang yang diutus untuk menyampaikan sesuatu. Namun yang dimaksud rasul di sini adalah orang yang diberi wahyu syara untuk disampaikan kepada umat. Rasul yang pertama adalah Nabiyullah Nuh, dan yang terakhir adalah Nabiyullah Muhammad. Allah berfirman, yang artinya : Sesungguhnya Kami telah memberikan wahyu kepadamu sebagaimana Kami telah memberikan wahyu kepada Nuh dan nabi-nabi yang kemudiannya (An Nisaa 163) Anas bin Malik dalam hadits syafaat menceritakan bahwa Nabi mengatakan, nanti orang-orang akan datang kepada Nabi Adam untuk meminta syafaat, tetapi Nabi Adam meminta maaf kepada mereka seraya berkata Datangilah Nuh, rasul pertama yang diutus Allah (Al Bukhari) Allah berfirman tentang Nabi Muhammad, yang artinya Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi. Dan adalah Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. (Al Ahzab

40) Setiap umat tidak pernah sunyi dari nabi yang diutus Allah yang membawa syariat khusus untuk kaumnya atau dengan membawa syariat sebelumnya yang diperbarui. Allah berfirman: Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah thaghut (An Nahl 36) Sesungguhnya Kami mengutus kamu dengan membawa kebenaran sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan. Dan tidak ada suatu umat pun melainkan telah ada padanya seorang pemberi peringatan. (Fathir 24) Sesungguhnya Kami telah menurunkan Kitab Taurat di dalamnya (ada) petunjuk dan cahaya (yang menerangi), yang dengan Kitab itu diputuskan perkara orang-orang Yahudi (Al Maaidah 44) Para rasul adalah manusia biasa, makhluk Allah yang tidak mempunyai sedikit pun keistimewaan rububiyah dan uluhiyah. Allah berfirman tentang Nabi Muhammad sebagai pimpinan para rasul dan yang paling tinggi pangkatnya di sisi Allah. Katakanlah: Aku tidak berkuasa menarik kemanfaatan bagi diriku dan tidak (pula) menolak kemudharatan kecuali yang dikehendaki Allah. Dan sekiranya aku mengetahui yang ghaib, tentulah aku membuat kebajikan sebanyak-banyaknya dan aku tidak akan ditimpa kemudharatan. Aku tidak lain hanyalah pemberi peringatan, dan pembawa berita gembira bagi orang-orang yang beriman. (Al Araaf 188) Katakanlah: Sesungguhnya aku tidak kuasa mendatangkan sesuatu kemudharatan pun kepadamu dan tidak (pula) sesuatu kemanfaatan. Katakanlah: Sesungguhnya aku sekali-kali tidak seorang pun yang dapat melindungiku dari (azab) Allah dan sekali-kali tidak akan memperoleh tempat berlindung daripada-Nya. (Al Jin 21-22) Para rasul juga memiliki sifat-sifat kemanusiaan, seperti sakit, mati, membutuhkan makan dan minum, dan lain sebagainya. Allah berfirman tentang Nabi Ibrahim yang menjelaskan sifat Rabbnya, yang artinya: dan Rabbku, Yang Dia memberi makan dan minum kepadaku, dan apabila aku sakit, Dialah yang menyembuhkan aku, dan Yang akan mematikan aku, kemudian akan menghidupkan aku (kembali) (Asy Syuaraa 79-81) Nabi Muhammad bersabda : Aku tidak lain hanyalah manusia seperti kalian. Aku juga lupa seperti kalian. Karenanya, jika aku lupa, ingatkanlah. Allah menerangkan bahwa para rasul mempunyai ubudiyah (penghambaan) yang tertinggi kepadaNya. Untuk memuji mereka, Allah berfirman tentang Nabi Nuh, yang artinya: dia adalah hamba (Allah) yang banyak bersyukur. (Al Israa 3) Allah Taala juga berfirman tentang Nabi Muhammad, yang artinya: Mahasuci Allah yang telah menurunkan Al Furqan (Al Quran) kepada hamba-Nya, agar dia menjadi pemberi peringatan kepada seluruh alam. (Al Furqan :1) Allah juga berfirman tentang Nabi Ibrahim, Nabi Ishaq, dan Nabi Yaqub, yang artinya: Dan ingatlah hamba-hamba Kami: Ibrahim, Ishaq dan Yaqub yang mempunyai perbuatan-perbuatan yang besar dan ilmu-ilmu yang tinggi. Sesungguhnya Kami telah mensucikan mereka dengan (menganugerahkan kepada mereka) akhlak yang tinggi yaitu selalu mengingatkan (manusia) kepada negeri akhirat. Dan sesungguhnya mereka pada sisi Kami benar-benar termasuk orang-orang pilihan yang paling baik. (Shaad 45-47) Allah juga berfirman tentang Nabi Isa bin Maryam, yang artinya : Isa tidak lain hanyalah seorang hamba yang Kami berikan kepadanya nikmat (kenabian) dan kami jadikan dia sebagai tanda bukti (kekuasaan Allah) untuk Bani Israil. (Az Zukhruf 59) Iman kepada para rasul mengandung empat unsur: 1. Mengimani bahwa risalah mereka benar-benar dari Allah. Barangsiapa mengingkari risalah mereka, walaupun hanya seorang, maka menurut pendapat seluruh ulama dia dikatakan kafir. Allah berfirman, yang artinya :

Kaum Nuh telah mendustakan para rasul. (Asy Syuaraa 105) Allah menjadikan mereka mendustakan semua rasul, padahal hanya seorang rasul saja yang ada ketika mereka mendustakannya. Oleh karena itu umat Nasrani yang mendustakan dan tidak mau mengikuti nabi Muhammad n, berarti mereka juga telah mendustakan dan tidak mengikuti Nabi Isa Al Masih bin Maryam, karena Nabi Isa sendiri pernah menyampaikan kabar gembira dengan akan datangnya Nabi Muhammad n ke alam semesta ini sebagai rahmat bagi semesta alam. Kata memberi kabar gembira ini mengandung makna bahwa Muhammad adalah seorang rasul mereka yang menyebabkan Allah menyelamatkan mereka dari kesesatan dan memberi petunjuk kepada mereka jalan yang lurus. . 2. Mengimani orang-orang yang sudah kita kenali nama-namanya, misalnya Muhammad, Ibrahim, Musa, Isa dan Nuh (i). Kelima nabi rasul itu adalah rasul Ulul Azmi. Allah telah menyebutkan mereka dalam dua tempat dari Al Quran, yakni dalam surat Al Ahzab dan surat Asy Syura, yang artinya: Dan (ingatlah) ketika Kami mengambil perjanjian dari nabi-nabi dan dari kamu (sendiri), dari Nuh, Ibrahim, Musa dan Isa putera Maryam (Al Ahzab 7) Dia telah mensyariatkan bagi kamu tentang agama yang telah diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu dan apa yang telah Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa, yaitu: Tegakkanlah agama dan janganlah kamu berpecah-belah tentangnya (Asy Syuura 13) Terhadap para rasul yang tidak kenal nama-namanya, juga wajib kita imani secara global. Allah berfirman, yang artinya : Dan sesungguhnya telah Kami utus beberapa orang rasul sebelum kamu, di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antara mereka ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu (Al Mu'in 78)

3. Membenarkan berita-berita mereka yang benar. 4, Mengamalkan syariat orang dari mereka yang diutus kepada kita. Dia adalah nabi terakhir Muhammad yang diutus Allah kepada seluruh manusia. Allah berfirman, yang artinya: Maka demi Rabbmu, mereka (pada hakikatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim terhadap perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa dalam hati mereka sesuatu keberatan terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya. (An Nisaa 65) Buah Iman kepada rasul-rasul : 1. Mengetahui rahmat serta perhatian Allah kepada hamba-hamba-Nya sehingga mengutus para rasul untuk menunjuki mereka pada jalan Allah serta menjelaskan bagaimana seharusnya mereka menyembah Allah, karena memang akal manusia tidak bisa mengetahui hal itu dengan sendirinya. 2. Mensyukuri nikmat Allah yang amat besar ini. 3. Mencintai para rasul, mengagungkannya, serta memujinya, karena mereka adalah para rasul Allah, dan karena mereka hanya menyembah Allah, menyampaikan risalah-Nya, dan menasihati hamba-Nya. Orang-orang yang menyimpang dari kebenaran mendustakan para rasul dengan menganggap bahwa para rasul Allah bukan manusia. Anggapan yang salah ini dijelaskan Allah dalam sebuah firman-Nya: Dan tidak ada sesuatu yang menghalangi manusia untuk beriman tatkala datang petunjuk

kepadanya, kecuali perkataan mereka: Adakah Allah mengutus seorang manusia menjadi rasul? (Al Israa 94) Dalam ayat di atas Allah mematahkan anggapan mereka yang keliru. Rasul Allah harus dari golongan manusia, karena ia akan diutus kepada penduduk bumi yang juga manusia. Seandainya penduduk bumi itu malaikat, pasti Allah akan menurunkan malaikat dari langit sebagai rasul. Di dalam surat Ibrahim Allah menceritakan orang-orang yang mendustakan para rasul. Mereka (orang-orang yang mendustakan rasul) berkata: Kamu tidak lain hanyalah manusia seperti kami juga. Kamu menghendaki untuk menghalang-halangi kami dari apa yang selalu disembah oleh nenek moyang kami. Karena itu, datangkanlah kepada kami bukti yang nyata.Rasul-rasul mereka berkata kepada mereka: Kami tidak lain hanyalah manusia seperti kamu, akan tetapi Allah memberi karunia kepada siapa yang Dia kehendaki di antara hamba-hamba-Nya. Dan tidak patut bagi kami mendatangkan suatu bukti kepada kamu melainkan dengan ijin Allah. Dan hanya kepada Allah sajalah hendaknya orang-orang mukmin bertawakkal. (Ibrahim 10-11)

Sesungguhnya telah ada dalam diri Rasululloh itu suri tauladan yang baik bagimu. (QS. Al-Ahzab:21)

1. Pengertian Rasul Rasul adalah lelaki terpilih yang diutus oleh Allah untuk menyampaikan risalah kepada manusia. Definisi ini menggambarkan kepada kita kualitas seorang rasul (18:110, 6:9, 33:40). Apa yang dibawa, diucapkan, dan dilakukan adalah sesuatu yang terpilih. Kedudukan rasul paling mulia dibandingkan dengan manusia lainnya, beliau adalah teladan untuk mengaplikasikan islam dalam kehidupan. Rasul akan menyampaikan seluruh wahyu Allah yang diturunkan padanya kepada manusia. Hai Rasul, sampaikan apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu. Dan jika tidak kamu kerjakan (apa yang diperintahkan itu, berarti) kamu tidak menyampaikan amanat-Nya. Allah memelihara kamu dari (gangguan) manusia. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir. (QS. 5:67) Rasul dan orang yang menyampaikan risalah Islam tidak akan takut dengan segala bentuk ancaman. karena ia yakin bahwa yang dibawa dan disampaikannya adalah milik Allah, sang pemilik alam semesta dan seisinya. Dengan demikian apabila kita menyampaikan pesan sang pencipta maka pencipta (Allah) akan melindungi dan menolong kita (yaitu) orang-orang yang menyampaikan risalah-risalah Allah mereka takut kepada-Nya dan mereka tiada merasa takut kepada seorang (pun) selain kepada Allah. Dan cukuplah Allah sebagai Pembuat Perhitungan. (QS. 33:39). 2. Memahami ciri-ciri Rosul Untuk mengenal rasul lebih dekat, kita perlu memahami ciri-ciri rasul, yaitu: a. Sifatul Asasiyah Sifat asas Rasul berupa akhlak mulia yang terdiri dari shidiq, tabligh, amanah, dan fathanah (68:4). Sifat-sifat ini bersifat universal, dan pasti dimiliki oleh setiap rasul dan orang yang beriman. Tanpa sifat-sifat ini maka seorang mukmin dapat dikatakan kurang mengikuti Islam yang sebenarnya, bahkan dapat gugur keislamannya. b. Mukjizat Setiap Rasul membawa mukjizat yang berbeda-beda. Nabi Ibrahim yang tidak terbakar api, Nabi

Musa dapat membelah lautan, Nabi Sulaiman dapat berbicara dengan segala makhluk, Nabi Daud yang mempunyai kekuasaan, dan lainnya. Nabi Muhammad sendiri banyak diberi mukjizat oleh Allah SWT, misalnya dapat membelah bulan (54:1), diberitakan beberapa hal tentang masa depan, dan diturunkan Al Quran yang dipelihara oleh Allah orisinalitasnya sepanjang masa (15:9). Dengan mukjizat ini maka manusia semakin yakin dengan apa yang disampaikan oleh para Rasul kepada manusia. c. Al-Mubasyarat Mubasyarat (Informasi) kerasulan telah diketahui oleh manusia sebelum kedatangannya. Nabi Muhammad SAW sudah dimaklumkan ketika zaman Nabi Isa AS, bahwa akan datang seorang Rasul yang bernama Ahmad (terpuji) (61:6). d. An-Nubuwah Ciri-ciri rasul lainnya adalah adanya berita kenabian, misalnya membawa perintah dari Allah untuk manusia secara keseluruhan, seperti perintah haji (pada zaman Nabi Ibrahim) dan perintah-perintah Allah di dalam Al Quran (pada zaman Nabi Muhammad) (22:26-27, 6:19, 25:30). e. Ats-Tsamarat Ciri Rasul adalah ada hasil dari perbuatan dakwah dan harakahnya. Tidak ada hasil maka berarti tidak melakukan. Dengan melakukan maka akan diperoleh hasil walaupun sedikit. Nabi dan Rasul telah membuktikan kepada kita bagaimana hasil dari usaha dakwah mereka. Bukti dakwah nabi Muhammad SAW adalah perubahan masyarakat dari jahiliyah kepada Islamiyah, dari kemusyrikan kepada keimanan. Islam pun tersebar ke seluruh dunia dengan meninggalkan banyak bukti-bukti sejarah yang dapat dilihat dan dibuktikan hingga saat ini. Kader-kader Nabi yaitu para sahabat adalah bukti nyata yang turut mrngubah jazirah Arab dan seluruh dunia (48:29). 3. Manfaat Marifatur Rasul Manusia tidak akan merasa butuh akan keberadaan rasul hingga ia memahami manfaat akan keberadaan rasul. Setiap manusia diciptakan Allah SWT dengan fitrah; bersih, suci, dan mempunyai kecenderungan ke arah positif, yaitu ke arah Islam. Fitrah tersebut mengakui Allah sebagai pencipta, keinginan untuk beribadah, dan menghendaki kehidupan yang teratur. Fitrah demikian perlu diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari melalui petunjuk Al Quran (firman-firman dan panduan dari Allah SWT) dan dipandu dengan Sunnah (Sabda Nabi dan perbuatannya). Semua panduan ini memerlukan petunjuk dari Rasul, khususnya dalam mengenal pencipta sebagai panduan kehidupan manusia. Perjanjian manusia ketika di dalam rahim ibunya juga menyatakan bahwa alastu birobbikum qolu bala syahidna (7:172). Manusia menerima Allah sebagai Tuhan (Rabb). Begitupun ketika orang kafir quraisy ditanya berkaitan dengan pencipta langit, bulan, bintang dan sebagainya maka dijawab Allah. Hal ini menunjukkan bahwa Allah sebagai Rabb diakui oleh manusia tetapi tidak semua manusia mengakui Allah sebagai Ilah (23:83-90, 7:172). Keberadaan rasul adalah untuk menjelaskan cara melaksanakan perjanjian besar ini. Jika kita hendak mengikuti perintah Allah kita mesti mengikuti perintah Rasul. Apabila kita ingin mengasihi Allah, kita perlu mengikuti petunjuk Rasul. Oleh karena itu syahadatain terdiri dari pengakuan atas dua hal, yaitu Allah dan RasulNya. Mengikuti petunjuk rasul berarti kita mengikuti jalan agama Allah, mengetahui tatacara ber-Islam yang benar dan diridhai oleh Allah SWT. Rasul adalah idola kita, teladan yang baik untuk diikuti (33:21). 4. Karakteristik Risalah nabi Muhammad `Nabi Muhammad SAW mempunyai ciri-ciri yang khusus dibandingkan dengan para rasul lainnya. Diantara ciri-ciri tersebut adalah sebagai berikut. a. Khotamu Al Anbiya Allah SWT telah menurunkan Nabi sebanyak 124.000 dan Rasul sebanyak 313 orang. Namun demikian, di dalam Al Quran yang disebutkan hanya sebanyak 25 orang saja (40:78, 4:163-164, 6:8486). Nabi Muhammad SAW adalah penutup dati semua rasul da nabi. Beliau bukanlah bapak salah

seorang di antara kita, tetapi ia adalah Rasul Allah dan penutup rasul-rasul Allah (33:40). b. Nasikhu Ar Risalah (penghapus risalah) Tobat yang dilakukan pada zaman Nabi Musa AS adalah dengan bunuh diri (2:54). Berkurban pada zaman Nabi Ibrahim AS adalah dengan menyembelih anak kandung laki-laki (37:102-108). Hal ini tidak berlaku lagi pada risalah yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW (22:67). Meskipun begitu, risalah mereka senantiasa harus kita jadikan sebagai pelajaran (12:11). c. Musoddiqu Al Anbiya(membenarkan para nabi) Banyak hambatan dan gangguan yang bertujuan menghapuskan agama Allah. Namun demikian Allah SWT senantiasa menjaga dan memeliharanya dari serangan kaum kafir. Salah satu cara adalah dengan memenangkan Islam atas agama lainnya, dan dengan menurunkan para Nabi dan Rasul (61:8-9). d. Mukammilu Ar Risalah (penyempurna risalah) Selain untuk membenarkan Rasul dan Nabi sebelumnya yang membawa risalah Islam, kehadiran nabi Muhammad SAW juga untuk menyempurnakan risalah sebelumnya. Risalah sebelumnya cenderung ditujukan bagi suatu kaum tertentu saja dan untuk saat tertentu. Berbeda dengan Nabi Muhammad SAW yang diutus untuk semua manusia dan berlaku hingga kiamat. e. Kaafatilinnaas (untuk seluruh manusia) Rasulullah Muhammad SAW diutus untuk kepentingan umat manusia secara keseluruhan dengan tidak membedakan suku, bangsa, warna kulit, bahasa, dan sebagainya. Hal ini dapat dilihat dari perkembangan Islam pada masa ini yang telah tersebar di seluruh dunia (34:28). f. Rahmatum Lil Alamin (rahmat bagi alam semesta) Kehadiran Nabi Muhammad SAW di muka bumi ini adalah sebagai rahmat bagi seluruh alam (21:107); yang tidak saja bagi manusia tetapi juga alam, hewan, tumbuhan dan makhluk Allah seluruhnya. Dengan kehadiran Nabi Muhammad, manusia mendapat rahmat dan kebaikan. Manusia kafir dan jahiliyah pun mendapatkan rahmat dari kedatangan Islam karena Islam dan Nabi Muhammad tidak hanya ditujukan bagi umat Islam. Kebaikannya juga dirasakan oleh umat manusia lainnya. g. Risalatul Islam Risalah Nabi Muhammad SAW adalah risalah Islam. Risalah yang dibawanya adalah sesuatu yang benar. Hal ini tercermin dari akhlak, kepribadian, dan sifat-sifat Nabi yang mulia. Inti dari risalah Nabi Muhammad SAW adalah petunjuk dan dien yang benar (48:28). h. Ad dakwah Allah SWT menegaskan bahwa Rasul bertindak sebagai daI, yang menyeru manusia agar kembali kepada Allah, dengan menjadi saksi, membawa berita gembira, dan memberi peringatan. Beliau seakan sebagai pelita, yang senantiasa menerangi dan menjadi rujukan bagi manusia (33:46). KEWAJIBAN MANUSIA KEPADA NABI MUHAMMAD SAW 1. Beriman kepada Rasulullah Rasulullah pernah bersabda : Demi zat yang jiwa Muhammad SAW berada di tangan-Nya, tidaklah mendengar seseorang dari suatu umat tentang ajaranku, baik itu yahudi atau nasrani kemudian meninggal dan tidak beriman dengan apa yang aku bawa kecuali ia berada di dalam neraka.. Juga dapat dilihat dalam surat 4:136 dan 7:158. a. Membenarkan apa yang dikabarkannya

Kaum Arab jahiliyah enggan meski hanya mengucapkan Aku bersaksi bahwa Muhammad adalah Rasul Allah. Mereka sangat faham bahasa Arab, dan sangat tahu konsekwensi kalimat tersebut. Mereka harus membenarkan seluruh apa yang diberitahukan oleh Rasulullah, karena yang dinyatakan oleh Rasulullah adalah wahyu yang diwahyukan, bukan berasal dari hawa nafsu beliau (53:3-4). Mereka juga harus membenarkan dalam perbuatan nyata (2:285). b. Mencintai Rasulullah Seorang muslim wajib mencintai Nabi Muhammad SAW melebihi cintanya kepada segala sesuatu. Allah melukiskan secara dramatis dalam al Al quran tentang pengertian cinta (9:23-24). Rasulullah juga bersabda :Tidak beriman seseorang dengan sempurna diantara kalian kecuali aku lebih dicintai daripada dirinya sendiri, orang tuanya dan seluruh umat manusia. c. Taat dan mengikuti Rasulullah Konsekuensi dari seseorang yang telah mencintai adalah ia memberikan ketaatan dan mengikuti apa yang ia cintai. Allah telah memberikan kabar tentang kerugian yang besar dan penyesalan yang mendalam bagi seseorang yang mengetahui ajaran Nabi Muhammad SAW namun tidak taat dan tidak mengikutinya (25:27-29). Kewajiban mentaati dan mengikuti Rasulullah adalah kewajiban yang mutlak (4:80, 3:31-32). Barangsiapa yang mencintai Allah dan Rasul-Nya, maka Allah akan menyediakan baginya surga (4:13). d. Menjauhi apa yang dilarangnya Apa-apa yang dilarang oleh Nabi Muhammad SAW hendaklah kita hentikan, karena itulah yang terbaik bagi kita menurut Allah dan rasul-Nya (59:7). e. Tidak dikatakan beribadah kecuali dengan mengikuti syariatnya Cara kita mentaati Allah adalah dengan mengikuti ala (cara) Rasulullah, bukan angan-angan dan praduga manusia, seperti kejawen, kerahiban, maupun kebatinan. Allah akan memberikan bagi kita yang mengikuti syariat-Nya (24:51, 5:7, 39:14-15). f. Membela Sosok dan Risalahnya Rasulullah SAW harus kita bela (9:40) meskipun secara zahir beliau tidak ada. Kita membela syariat yang beliau bawa (61:14), karena Allah SWT menjanjikan bahwa Rasulullah akan menjadi pembela kita (47:7, 2:257). g. Menghidupkan sunnahnya Kecintaan kita pada suatu figur akan diwujudkan dengan mengikuti apa yang diperbuat figur tersebut (3:31, 40:38) Apa-apa yang dikerjakan oleh Rasulullah SAW, hendaknya kita ikuti semampu kita. h. Memperbanyak Shalawat Kehormatan yang Allah berikan kepada Nabi Muhammad SAW sedemikian tinggi; bukan hanya dalam tiap-tiap shalat kita, bahkan saat kita mendengar nama beliau kita pun dituntut untuk bershalawat (33:56). i. Mencintai para pencintanya Figur Rasulullah adalah sosok yang berkasih sayang kepada umat manusia. Beliau adalah seorang yang santun kepada yang buta (80:1-2), sabar kepada orang yang tidak faham ataupun masih kafir (16:125), sangat mencintai umatnya (kita), bahkan menjelang wafat, kekhawatiran beliau adalah terhadap umatnya (9:128), Ummati, ummati, ummati. Karenanyalah kita sesama mumin diperintahkan untuk saling berkasing-sayang (48:29).

Anda mungkin juga menyukai