Anda di halaman 1dari 27

Memahami Makna

Iman Kepada RasulRasul


Allah
Muhammad Farhan
Viona Aprila
Wiani Syawalia Fitri
Kelas XI MIA 5

Rasul adalah orang yang mendapat wahyu

dengan membawa syariat yang baru,


sedangkan nabi adalah orang yang diutus
dengan membawa syariat rasul yang datang
sebelumnya.

Para rasul adalah manusia, mereka tidak memiliki sedikit pun

sifat rububiyyah (mencipta, mengatur dan menguasai alam


semesta), mereka tidak mengetahui yang ghaib, dan tidak
mampu mendatangkan manfaat atau pun menolak madharrat
(bahaya). Allah Taala menyuruh Nabi-Nya
Muhammadshallallahu alaihi wa sallamdi mana Beliau
adalah pemimpin para rasul dan rasul yang paling tinggi
kedudukannya- untuk mengatakan:



Katakanlah, Aku tidak berkuasa menarik manfaat bagi diriku
dan tidak pula menolak madharrat kecuali yang diikehendaki
Allah. Sekiranya aku mengetahui yang ghaib, tentulah aku
banyak memperoleh manfaat dan sedikit pun aku tidak ditimpa
madharrat. Aku tidak lain hanyalah pemberi peringatan dan
pembawa berita gembira bagi orang-orang yang beriman (QS.
Al Araaf : 188)

1. Mengimani dengan keyakinan yang pasti bahwa Allah subhanahu wa taala

benar-benar telah mengutus kepada setiap umat seorang rasul yang bertugas
mengajak kaumnya untuk beribadah hanya kepada Allah subhanahu wa taala
satu-satunya tiada sekutu bagi-Nya, dan mengajak kaumnya untuk mengingkari
segala sesuatu yang diibadahi selain Allah subhanahu wa taala.
2. Meyakini bahwa para rasul semuanya adalah jujur, mulia, dan terbimbing
dengan hidayah dari-Nya.
3. Meyakini bahwa para rasul telah menyampaikan semua wahyu yang mereka
terima dari Allah subhanahu wa taala, tidak menyembunyikannya sedikitpun,
dan tidak pula berdusta. Allah subhanahu wa taala berfirman:
Maka tidak ada kewajiban atas para rasul, selain dari menyampaikan (amanat
Allah) dengan terang. Dan sesungguhnya Kami telah mengutus seorang rasul
pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): Beribadahlah kepada Allah (saja), dan
jauhilah thaghut itu, maka di antara umat itu ada orang-orang yang diberi
petunjuk oleh Allah dan ada pula di antaranya orang-orang yang telah pasti
kesesatan baginya. Maka berjalanlah kalian di muka bumi dan perhatikanlah
bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul). (An-Nahl:
35-36).

Cara kita beriman kepada Rasul Allah adalah dengan

cara meneladani seluruh aspek kehidupan Rasulullah,


misalnya:
1. Dalam ibadahnya; diwujudkan dalam bentuk
ketundukan dalam menjalankan dan memelihara salat
sesuai dengan tuntunan beliau. Beliau bersabda:


Salatlah kalian sebagaimana aku salat. (H.R. Bukhari)
2. Dalam tatacara berpakaian yang menutup aurat,
sopan, bersih dan indah, makan makanan yang halal,
bersih dan bergizi, makan tidak sampai kenyang, tidak
makan kecuali setelah dalam keadaan lapar.

3. Dalam berkeluarga, misalnya sebagai seorang suami yang harus

melindungi, mencintai dan menyayangi keluarganya. Beliau bersabda:


(



:

)







Artinya: Telah ditanamkan padaku di dunia ini tiga perkara: rasa cinta
kepada wanita, wewangian, serta dijadikan mataku sejuk terhadap
salat. (H.R. an-Nasai)
Sebagai pemimpin umat, Beliau lebih mendahulukan kepentingan
umatnya daripada kepentingan pribadinya; Beliau bukan tipe manusia
individualistik yang hanya memikirkan dirinya sendiri.
Sebagai anggota masyarakat, Beliau bukan manusia yang suka
berdiam diri di rumah seraya memisahkan diri dengan masyarakat
sekitar, tetapi selalu berinteraksi dengan semua lapisan masyarakat dan
sering mengunjungi rumah-rumah para sahabatnya.

Cara yang paling sederhana beriman kepada Rasul

Allah swt adalah dengan mengetahui siapa Rasul itu.


Mengetahui bukan hanya nama, tapi sejarah, dan
ajaran yang dibawanya. Pengetahuan akan
mendatangkan keyakinan, dan dari keyakinan itu akan
terbersit keimanan
Mengamalkan ajaran yang dibawa Nabi yang diutus
kepada kita. Nabi yang diutus terakhir adalah Nabi
Muhammad saw.
Dengan demikian beriman kepada Rasul Allah swt
adalah dengan beiman kepada Nabi Muhammad saw
terlebih dahulu.

Sering menyebut nama Nabi dan Rasul. Yang paling

disebut adalah yang sering dingat, yang sering diingat


adalah yang paling dicintai.
Cinta adalah bias keimanan. Berarti dengan seringnya
menyebut Nama Nabi dan Rasul dalam Shalawat, atau
kisah, akan menggiring keimanan kepadanya.Sangat
sulit mengimani sesuatu yang tidak ditangkap oleh
indera. Yang paling mencintaiku adalah siapa yang
melaksanakan perintahku padahal dia tidak pernah
bertemu denganku. Sabda Nabi saw. Tiga cara
bagaimana beriman kepada Rasul Allah swt tadi
semoga bisa member manfaat dan membantu kita.

Jujur berani dari segala perbuatan.


Berkata baik dan benar kepada siapa saja dan

apabila tidak bisa berkata baik, maka lebih baik


diam.
Berusaha sekuat tenaga untuk
berjuang,menegakkan kebearan da erjuang untuk
mencapai kesuksesan dengan penuh kesadaran
dan semangat mencari ridha Allah.
Gemar membaca shalawat atas Nabi Muhammad
Melaksanakan atau menaati risalah yang telah
disampaikan oleh para rasul.

1. Al- Quran Surat Al-Anbiya Ayat 25

Artinya : Dan Kami tidak mengutus seorang Rasul pun

sebelum kamu melainkan kami wahyukan kepadanya;


bahwasannya tidak ada Ilah (yang hak) melainkan Aku, maka
sembahlah olehmu sekalian akan Aku. (QS. Al-Anbiya : 25)
Tafsir Al- Quran Surat Al-Al-Anbiya Ayat 25
Dan kami tidak mengutus seorang Rasul pun sebelum kamu
Muhammad, kecuali kami wahyukan kepadanya bahwa tidak
ada tuhan yang berhak disembah, kecuali Allah, maka
ikhlaskanlah ibadah hanya untuk-Nya.[1]
Maka setiap Nabi yang diutus oleh Allah mengajak untuk
beribadah hanya kepada Allah yang tiada sekutu bagi-Nya, dan
fitrah pun menjadi saksi hal tersebut. Sedangkan orang-orang
musyrik tidak memiliki bukti dan hujjah yang jelas di sisi Rabb
mereka, mereka akan mendapatkan kemurkaan dan azab yang
amat pedih.[2]

2. Al- Quran Surat Al-Baqarah Ayat 51

53

Artinya: Dan ingatlah ketika Kami menjanjikan

kepada Musa empat puluh malam. Kemudian kamu


(Bani Israil menjadikan (patung) anak sapi (sebagai
sesembahan) setelah (kepergian)-nya dan kamu
(menjadi) orang yang dzalim. (Qs. 2:51) Kemudian
sesudah itu Kami maafkan kesalahanmu, agar
kamu bersyukur. (Qs. 2:52) Dan ingatlah, ketika
Kami berikan kepada Musa Al-kitab (Taurat) dan
keterangan yang membedakan antara yang benar
dan yang salah, agar kamu mendapat petunjuk.
(Qs. 2:53)

Tafsiran Al- Quran Surat Al-Baqarah Ayat 51 - 53


Dan ingatlah nikmat-Ku yang telah Aku anugerahkan kepada kalian, yakni ketika

Kami janjikan kepada Musa selama empat puluh malam untuk menurunkan Taurat
sebagai Hidayah dan petunjuk bagi kalian, sementara kalian memanfaatkan
kepergian Musa yang sebentar itu untuk membuat patung anak sapi yang
kemudian kalian sembah. Dan itu merupakan kekafiran yang nyata kepada Allah.
Sungguh, dengan menjadikan patung anak sapi itu sebagai tuhan, kalian telah
berbuat dzalim.[3]
Allah berfirman: Ingatlah berbagai nikmat-Ku yang telah Aku anugerahkan
kepada kalian, yaitu berupa ampunan yang Ku-berikan kepada kalian atas
tindakan kalian menyembah anak sapi setelah kepergian Musa untuk waktu yang
ditentukan Rabb-Nya, yaitu setelah habis masa perjanjian selama 40 hari. Itulah
perjanjian yang juga disebutkan dalam surat Al-Araf ayat 142 dalam firmanNya:
Artinya: Dan Kami telah menjanjikan kepada Musa (memberikan Taurat) tiga
puluh malam, dan Kami sempurnakan jumlah malam itu dengan sepuluh
(malamlagi), maka sempurnalah waktu yang telah ditentukan Tuhan-Nya empat
puluh malam. Dan Musa berkata kepada saudaranya (yaitu) Harun, Gantikanlah
aku dalam (memimpin) kaumku, dan perbaikilah (dirimu dan kaummu), dan
janganlah engkau mengikuti jalan orang-orang yang berbuat kerusakan.
Ada pendapat yang menyatakan, bahwa bulan dzulqadah penuh ditambah
dengan sepuluh hari dari bulan Dzulhijjah. Hal itu terjadi setelah mereka bebas
dari kejaran Firaun dan selamat dari tenggelam kedasar laut.
Firman Allah; Dan ingatlah, ketika Kami berikan kepada Musa Al-kitab
(Taurat) dan keterangan yang membedakan antara yang benar dan yang
salah, agar kamu mendapat petunjuk. Peristiwa tersebut juga terjadi setelah
mereka berhasil keluar dari laut, sebagaimana yang ditunjukkan oleh konteks
ayat yang terdapat dalam surat Al-Araf.[4]

3. Al- Quran Surat Al-Jumuah Ayat 2

3. Al- Quran Surat Al-Jumuah Ayat 2


Artinya : Dialah yang mengutus

kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul


diantara mereka, yang membacakan ayatayat-Nya kepada mereka, menyucikan
mereka dan mengerjakan kepada mereka Alkitab dan Al-hikmah (As-sunah). Dan
sesungguhnya mereka sebelumnya benarbenar dalam kesesatan yang nyata. (QS. AlJumuah:2)

Tafsir Al- Quran Surat Al-Jumuah Ayat 2


Allah mengutus pada bangsa Arab yang buta huruf, tanpa kitab

suci, dan tidak ada risalah yang disampaikan sebelumnya,


seorang Rasul dari kalangan mereka (yang diutus) untuk
seluruh umat manusia. Dia membacakan kepada mereka AlQuran dan As-Sunnah. Sebelum diutusnya sang Nabi, mereka
benar-benar menyimpang dari kebenaran. Dan Allah telah
mengutus Rasul-Nya kepada kaum yang belum pernah
didatangi sebelumnya dan mereka akan mendatangi Arab serta
bangsa lainnya. Dan Allah semata yang Maha perkasa yang
berkuasa atas segala sesuatu; Maha bijaksana dalam firmanNya.[5]
Ayat ini merupakan bukti dikabulkannya permohonan Nabi
Ibrahim As, ketika beliau mendoakan penduduk Makkah agar
Allah mengutus kepada mereka seorang Rasul dari kalangan
mereka sendiri yang dapat membacakan ayat-ayat-Nya kepada
mereka, mensucikan dan mengajarkan mereka al-kitab dan alHikmah. Kemudian Allah Swt mengutus Rasul-Nya kepada
mereka, -segala puji dan sanjungan hanya bagi Allah- setelah
sekian lama Rasul tidak muncul dan tidak adanya bimbingan
yang lurus, padahal kebutuhan terhadap-nya begitu mendesak.
[6]

Yang demikian itu karena orang-orang Arab dahulu berpegang

teguh kepada agama Ibrahim, namun mereka mengganti, merubah,


memutarbalikkan, menyimpangkan darinya, serta menukar tauhid
dengan syirik dan merubah keyakinan dengan keraguan. Mereka
membuat perkara-perkara baru yang tidak di izinkan oleh Allah Swt
sebagaimana yang telah dilakukan oleh Ahlul kitab yang mengganti,
menyelewengkan, dan merubah kitab-kitab mereka, serta
menakwilkannya. Kemudian Allah mengutus Muhammad dengan
membawa syariat yang agung, lengkap lagi mencakup seluruh
kebutuhan makhluk. Didalamnya terdapat petunjuk dan penjelasan
segala sesuatu yang mereka butuhkan, baik yang menyangkut
kehidupan dunia maupun akhirat mereka, serta mengajak mereka
kepada amalan yang mendekatkan mereka kepada surga dan
keridhahan Allah, serta menjauhi segala sesuatu yang mendekatkan
mereka kepada neraka dan kemurkaan Allah. Kitab itu pula yang
memberikan keputusan dan penjelasan konkret tentang berbagai
syubhat, keraguan dan kebimbangan dalam masalah-masalah
pokok (ushul) maupun cabang (furu). Dan Allah telah
mengumpulkan berbagai kebaikan dari orang-orang terdahulu.
Kitab itu pula yang menceritakan tentang apa-apa yang diberikan
kepada orang-orang terdahulu yang tidak diberikan kepada orangorang yang hidup terakhir, atau sebaliknya. Semoga shalawat dan
salam terlimpahkan kepada Beliau hingga hari kiamat.[7]

4. Al- Quran Surat Al-Anbiya Ayat 107

4. Al- Quran Surat Al-Anbiya Ayat 107


Artinya ; Dan tiadalah kami mengutusmu,

melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi


semesta alam(QS. Al-Anbiya : 107)

Tafsir Al- Quran Surat Al-Anbiya Ayat 107


Kami tidak mengutusmu Wahai Muhammad- kecuali sebagai

rahmat bagi seluruh manusia. Siapa yang beriman


kepadamu, niscaya akan bahagia dan selamat (dari api
neraka) dan siapa yang tidak beriman, niscaya akan merugi
(di akhirat).[8]
Allah mengabarkan bahwa Dia telah menjadikan nabi
Muhammad sebagai rahmat bagi semesta alam. Yaitu, Dia
mengutusnya sebagai rahmat untuk kalian semua. Barang
siapa yang menerima rahmat dan mensyukuri nikmat ini,
niscaya dia akan berbahagia di dunia dan di akhirat.
Sedangkan barang siapa yang menolak dan menentangnya,
niscaya dia akan merugi di dunia dan di akhirat.[9]

Muslim di dalam shahihnya meriwayatkan bahwa Abu

Hurairah berkata : ya Rasulullah! Sumpahilah orangorang musrik beliau berkata :


Sesungguhnya Aku tidak diutus sebagai orang
yang melaknat, aku diutus hanyalah sebagai
rahmat (HR. Muslim)[10]
Imam Abul Qasim Al Ashbahani menyatakan
dalam muqaddimah kitab beliau: Segala puji bagi Allah
yang telah menampakkan tanda-tanda kebenaran lalu
menjelaskannya dan telah memunculkan manhaj agama
ini lalu menerangkannya. Dialah yang telah menurunkan
Al Quran lalu seluruh hujjah ada padanya dan mengutus
Muhammad sebagai Rasul, sehingga memutus seluruh
alasan (untuk berpaling). Kemudian Rasulullah telah
berdawah, bersungguh-sungguh dan berjihad serta
menjelaskan jalan kebenaran kepada umat ini. Beliau juga
menyampaikan syariat kepada mereka syariat agar
mereka tidak menyatakan: Belum datang kepada kami
pemberi kabar gembira (Basyir) dan pemberi peringatan
(Nadzir)[11]

HADIST TENTANG BERIMAN PADA RASUL


ALLAH


Beriman kepada Allah, malaikatNya, kitabkitab suciNya, para RasulNya dan hari akhirat
.serta taqdir yang baik dan yang buruk


telah mengabari kepadaku Yunus bin (Imam Muslim berkata)"
Abdil A'la, (Yunus berkata):'Telah mengabarkan kepada kami Ibnu
Wahab, dia (Ibnu Wahab) berkata: 'Telah mengabarkan kepadaku
Amr bahwa Abu Yunus telah mengabarkan kepadanya dari Abu
Hurairah, dari Rasulullah Shallallahu'alaihi wassalam bahwa beliau
bersabda: "Demi yang diri Muhammad ada di tangan Allah, tidaklah
mendengar seorang dari umat Yahudi dan Nasrani yang
mendengar diutusnya Muhammad, kemudian dia mati dalam
keadaan tidak beriman dengan apa yang diutus dengannya
" "(Islam), niscaya dia termasuk penghuni neraka














))

((










[]
Dari Ab Hurayrah Abd al-Rahmn bin Shakhr radhiallahu
anhu, dia menjelaskan bahwa dia mendengar Rasulullah
shallallahu alaihi wasallam bersabda:
Apa yang kularang bagi kalian hendaklah kalian
menghindarinya dan apa yang kuperintahkan kepada kalian
maka hendaklah kalian laksanakan semampu kalian.
Sesungguhnya kebinasaan orang-orang yang sebelum kalian
adalah karena ba-nyaknya pertanyaan mereka (yang tidak
berguna) dan merekapun banyak me-nentang nabi-nabi
mereka (HR. al-Bukhriy dan Muslim

Hikmah beriman kepada Rasul Allah SWT


Hikmah beriman kepada rasul Allah SWT dalam

kehidupan, antara lain sebagai berikut :


1. Bertambah iman kepada Allah SWT dengan mengetahui
bahwa rasul itu benar-benar manusia pilihan-Nya.
2. Mau mengamalkan apa yang disampaikan para rasul.
3. Bersyukur kepada Allah SWT atas segala nikmat yang
diberikan.
4. Memercayai tugas-tugas yang dibawanya untuk
disampaikan kepada umatnya.
5. Lebih mencintai, menghormati, dan mengagungkan rasul
atas perjuangannya dalam menyampaikan agama Allah SWT
kepada umatnya.
6.Akan selamat di dunia dan di akhirat dengan bimbingan
yang diberikan rasul.
7.Memperoleh teladan yang baik untuk menjalani hidup.

SEKIAN DAN TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai