Anda di halaman 1dari 22

BAB I.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Kualitas pendidikan, sebagai salah satu pilar pengembangan sumber daya manusia
yang bermakna, sangat penting bagi pembangunan nasional. Bahkandapat dikatakan masa
depan bangsa bergantung pada keberadaan pendidikan yang berkualitas yang berlangsung di
masa kini. Pendidikan yang berkualitas hanyaakan muncul dari sekolah yang
berkualitas. Oleh sebab itu, upaya peningkatan kualitas sekolah merupakan titik sentral
upaya menciptakan pendidikan yang berkualitas demi terciptanya tenaga kerja yang
berkualitas pula. Dengan kata lainupaya peningkatan kualitas sekolah adalah merupakan tindakan
yang tidak pernahterhenti, kapanpun, dimanapun dan dalam kondisi apapun.
Dalam upaya peningkatan kualitas sekolah, tenaga kependidikan yang
mel i put i , t enaga pendi di k, pengel ol a sat uan pendi di kan, peni l i k, pengawas, penel
iti, teknis sumber belajar, sangat diharapkan berperan sebagaimana mestinya dan sebagai tenaga
kependidikan yang berkualitas.
Tenaga pendidik/guru
yang berkual i t as adal ah t enaga pendi di k/ guru yang sanggup, dan t erampi l dal am
melaksanakan tugasnya. Tugas utama guru adalah bertanggung jawab membantu anak didik dalam
ha l be l a j a r . Da l a m pr os e s be l a j a r me nga j a r , gur ul a h ya ng me nya mpa i ka n
pel aj aran, memecahkan masal ah-masal ah yang t erj adi dal am kel as, membuat
e va l ua s i be l a j a r s i s wa , ba i k s e be l um, s e da ng ma upun s e s uda h pe l a j a r a n
b e r l a n g s u n g ( C o m b s , 1 9 8 4 : 1 1 - 1 3 ) .
U n t u k m e m a i n k a n p e r a n a n d a n melaksanakan tugas-tugas itu, seorang guru
diharapkan memiliki kemampuan professi onal yang t i nggi .
Dal am hubungan i ni maka unt uk mengenal siswa-
siswanya dengan baik, guru perlu memiliki kemampuan untuk melakukan
diagnosis serta mengenal dengan baik cara-cara yang paling efektif untuk membantu siswa
tumbuh sesuai dengan potensinya masing-masing. Proses pembelajaran yang dilakukan guru
memang dibedakan keluasan cakupannya, tetapi dalam konteks kegiatan belajar mengajar
mempunyai
tugasyang sama. Maka t ugas mengaj ar bukan hanya sekedar menuangkan bahan
pelajaran, tetapi t eachi ng i s pri mari l y and al ways t he st i mul at i on of l earner
(Wetherington, 1986: 131-136), dan mengajar tidak hanya dapat dinilai dengan hasil
penguasaan mata pelajaran, tetapi yang terpenting adalah
perkembangan pri badi anak, sekal i pun mempel aj ari pel aj aran yang bai k, akan memb
eri kan pengal aman membangki t kan bermacam-
macam si fat , si kap dan kesanggupanyang konstruktif. Dengan tercapainya tujuan dan
kualitas pembelajaran, maka
dikatakan ba hwa gur u t e l a h be r ha s i l da l a m me nga j a r .
Ke be r ha s i l a n ke gi a t a n be l a j a r mengajar tentu saja diketahui setelah diadakan evalusi
dengan berbagai factor yang sesuai dengan rumusan beberapa tujuan pembelajaran. Sejauh mana
tingkat keberhasi l an bel aj ar mengaj ar, dapat di l i hat dari daya serap anak
di di k dan persentase keberhasilan anak didik dalam mencapai tujuan pembelajaran khusus. Ji ka
hanya t uj uh pul uh l i ma persen at au l ebi h dari j uml ah anak di di k yangmengikuti proses
belajar mengajar mencapai taraf keberhasilan kurang (di bawah t araf mi ni mal ), maka proses
bel aj ar mengaj ar beri kut nya hendaknya di t i nj aukembali.Set i ap akan mengaj ar, guru
perl u membuat persi apan mengaj ar dal amrangka melaksanakan sebagian dari rencana
bulanan dan rencana tahunan. Dalam peri si apan i t u sudah t erkandung t ent ang, t uj uan
mengaj ar, pokok yang akandi aj arkan, met ode mengaj ar, bahan pel aj aran, al at
peraga dan t ekni k eval uasi yang digunakan.
Karena itu setiap guru harus memahami benar tentang tujuan
mengaj ar, secara khusus memi l i h dan menent ukan met ode mengaj ar sesuai
dengan tujuan yang hendak dicapai, cara memilih, menentukan dan menggunakan alat peraga, cara
membuat tes dan menggunakannya, dan pengetahuan tentang alat-alat evaluasi.
Se me nt a r a i t u t e kno l o gi p e mbe l a j a r a n a da l a h s a l a h s a t u da r i a s p e k tersebut
yang cenderung diabaikan oleh beberapa pelaku pendidikan, terutama bagi mereka yang
menganggap bahwa sumber daya manusia pendidikan, saranadan prasarana pendidikanlah
yang terpenting.
Padahal kalau dikaji lebih lanjut, set i ap pembelajaran pada semua tingkat pendidikan baik formal
maupun nonformal apalagi tingkat Sekolah Dasar, haruslah be r pus a t pa da ke but uha n
perkembangan anak sebagai calon individu yang unik, sebagai makhluk sosial, dan sebagai calon
manusia seutuhnya. Hal tersebut dapat dicapai apabila dalam aktivitas belajar mengajar, guru
senantiasa memanfaatkan teknologi pembelajaran yang mengacu pada metode pengaj aran dal am
penyampai an mat eri dan mudah di serap pesert a di di k at au siswa berbeda.
Khus us n ya da l a m pe mbe l a j a r a n Ke wi r a us a ha a n, a ga r s i s wa da pa t memahami
materi yang disampaikan guru dengan baik, maka proses gabungan metode ceramah dengan metode
sumbang saran, guru akan memulai membuka pel aj aran dengan menyampai kan kat a kunci ,
t uj uan yang i ngi n di capai , baru memaparkan isi dan diakhiri dengan memberikan soal-soal
kepada siswa. Dari l at ar bel akang masal ah t ersebut , maka penel i t i merasa t erdorong
unt uk mel i hat pengaruh gabungan met ode ceramah dengan met ode
sumbangs a r a n t e r ha da p pr e s t a s i be l a j a r s i s wa de nga n me nga mbi l j udul
Penerapan Gabungan Metode Ceramah dengan Metode Sumbang Saran untuk Meningkatkan
Prestasi Belajar Kewirausahaan pada Siswa Kelas SMK Tahun Pelajaran

B. B. Rumusan Masalah
Meruj uk pada urai an l at ar bel akang di at as, dapat di kaj i ada beberapa permasalahan
yang dirumuskan sebagai berikut:
1 . A p a k a h g a b u n g a n m e t o d e c e r a m a h d e n g a n m e t o d e s u m b a n g
s a r a n b e r p e n g a r u h t e r h a d a p h a s i l b e l a j a r K e w i r a u s a h a a n s i s w a
k e l a s .
2.Bagaimanakah pengaruh gabungan metode ceramah dengan metode sumbang saran
terhadap motivasi belajar siswa kelas .. .

C. C. Tujuan Penelitian
Berdasar at as perumusan masal aah di at as, maka t uj uan di l aksanakan penelitian ini
adalah:
1. Ingi n menget ahui peni ngkat an prest asi bel aj ar si swa set el ah di t erapkannya
ga bunga n me t ode c e r a ma h de nga n me t ode s umba ng s a r a n pa da s i s wa
SMK tahun pelajaran .....
2.Ingin mengetahui pengaruh motivasi belajar siswa setelah diterapkan gabungan
m e t o d e c e r a m a h d e n g a n m e t o d e s u m b a n g s a r a n p a d a s i s w a k e l a s
SMK tahun pelajaran .....

D. D. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan pada permasal ahan dal am penel i t i an t i ndakan yang berj udul
. . . ya ng di l a kuka n ol e h pe ne l i t i , da pa t dirumuskan hipotesis tindakan sebagai berikut:
" J i k a P r o s e s Be l a j a r Me n g a j a r S i s wa Ke l a s . m e n g g u n a k a
n m e t o d e . d a l a m m e n y a m p a i k a n m a t e r i pembelajaran, maka
dimungkinkan minat belajar dan hasil belajar siswa
kelas a ka n l e bi h ba i k di ba ndi ngka n de nga n pr os e s be l a j a r m
engajar yang dilakukan oleh guru sebelumnya".

E. E. Manfaat Penelitian
1. Ha s i l da n t e mua n pe ne l i t i a n i ni da pa t me mbe r i ka n i nf or ma s i t e nt a ng
g a b u n g a n m e t o d e c e r a m a h d e n g a n m e t o d e s u m b a n g s a r a n d a l a m pe
mbelajaran Kewirausahaan.
2. Guru-guru Kewi rausahaan perl u memanfaat kan t ekni k gabungan met ode
c e r a ma h de nga n me t ode s umba ng s a r a n unt uk me ni ngka t ka n kua l i t a s pembelaja
ran, baik dalam hal kualitas proses maupun kualitas hasil
3. Memberikan tanggung jawab dan rasa keadilan bagi guru dalam hal
proses pembel aj aran dengan t et ap berpegang pada suat u pengert i an ba hwa si swa
memerlukan perhatian guru.


F. F. Definisi Operasional Variabel Penelitian
1. Metode Ceramah adalah:
Cara penyampaian bahan pelajaran dengan komunikasi lisan yang digunakanuntuk
menyampaikan pelajaran yang sesuai dengan rumusan metode belajar mengajar.
2. Metode Sumbang Saran adalah :
Suatu teknik atau cara mengajar yang dilaksanakan oleh guru di dalam kelas. Ialah dengan
melontarkan suatu masalah ke kelas oleh guru, kemudian siswa
menj awab at au menyat akan pendapat , at au koment ar sehi ngga mungki n masalah
tersebut berkembang menjadi masalah baru, atau dapat diartikan pula sebagai cara
untuk mendapatkan banyak ide dari sekelompok manusia dalamwaktu yang sangat singkat.
3. Hasil Belajar Kewirausahaan, adalah:
Hasil yang diperoleh siswa setelah mengerjakan soal atau tes dari guru setelah proses mengajar
berlangsung dalam satu pokok bahasan selesai.

G. G. Batasan Masalah
Karena keterbatasan waktu, maka diperlukan pembatasan masalah yang meliputi:
1. Penelitian ini hanya dikenakan pada siswa kelas SMK
2. Pe n e l i t i a n i n i di l a ks a n a ka n pa da bul a n Se pt e mb e r . . s e me s t e r ga nj
i l t a hun pelajaran .....
3.Materi yang disampaikan adalah pokok bahasan ..

BAB II. KAJIAN PUSTAKA

A. Definisi Pembelajaran
Pembelajaran adalah proses, cara, menjadikan orang atau makhluk hidup belajar.
Sedangkan belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu, berubah tingka laku
atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman. (KBBI, 1996: 14).
S e p e n d a p a t d e n g a n p e r n y a t a a n t e r s e b u t S u t o m o ( 1 9 9 3 : 6 8 ) me
ngemukakan bahwa pembel aj aran adal ah proses pengel ol aan l i ngkungan seseorang
yang dengan sengaja dilakukan sehingga memungkinkan dia belajar untuk melakukan atau
mempertunjukkan tingkah laku tertentu pula. Sedangkan bel aj ar adal ah suat u peoses
yang menyebabkan perubahan t i ngkah l aku yang bukan disebabkan oleh
proses pertumbuhan yang bersifat fisik, tetapi perubahandalam
kebiasaan, kecakapan, bertambah, berkembang daya pikir, sikap dan lain-lain. (Soetomo,
1993: 120). Jadi pembelajaran adalah proses yang disengaja yang menyebabkan siswa bel aj ar pada
suat u l i ngkungan bel aj ar unt uk mel akukan kegi at an pada si t uasi tertentu

B. Metode Ceramah

1. PengertianMetode ceramah terkadang disebut sebagai metode kuliah, dapat jugadisebut
metode deskripsi. Sesuai dengan namanya, berceramah dipergunakansebagai metode
mengajar.Sedangkan menurut Hasibuan dan Mudjiono (1981), metode ceramahadalah cara
penyampain bahan pelajaran dengan komunikasi lisan.Jadi met ode ceramah adal ah met ode
bel aj ar yang di gunakan
unt uk me n ya mpa i ka n pe l a j a r a n ya ng s e s ua i de nga n r umus a n me t ode be l a j a r
mengajar. Penggunaan metode ceramah secara terus menerus dalam proses belajar kurang
tepat karena dapat menimbulkan kejenuhan pada
siswa.Gambaran pengaj aran dengan pendekat an ceramah adal ah sebagai beri kut ;
guru mendomi nasi kegi at an bel aj ar mengaj ar, defi ni si dan rumus diberikannya, contoh-
contoh soal diberikan dan dekerjakan sendiri oleh guru, langkah-langkah guru diikuti dengan teliti oleh
siswa.

2. Kebaikan Metode Ceramah
a . Da pa t me na mung ke l a s be s a r da n t i da p s i s wa me mpun ya i ke s e mpa t a n yang
sama untuk mendengarkan. Oleh karenanya biaya yang diperluan lebih murah.
b . Ba h a n p e l a j a r a n d a p a t d i b e r i k a n s e c a r a u r u t , i d e a t a u k o n s e p d a p a t di
rencanakan dengan baik.
c. Guru dapat menekankan hal -hal yang pent i ng, sehi ngga wakt u dan energi dapat
digunakan sehemat mungkin.
d. I s i s i l a bus da pa t di l a k u ka n me nur ut j a dwa l , ka r e na gur u t i d a k ha r us menyes
uaikan dengan kecepatan belajar siswa.
e . Ke kur a n ga n a t a u t i d a k a da n ya bu ku pe l a j a r a n da n a l a t ba nt u pe l a j a r a n tidak
menghambat jalanya pelajaran.

3. Kelemahan Metode Ceramah
a . P e l a j a r a n b e r j a l a n me mb o s a n k a n s i s wa k a r e n a me r e k a t i d a k d i b e r i
kesempatan untuk menemukan sendiri konsep yang diajarkan.
b.Siswa menjadi pasih hanya aktif membuat catatan saja.
c . Ke pa da t a n kons e p -
kons e p ya n g di a j a r ka n da pa t be r a ki b a t s i s wa t i da k mampu menguasai bahan yang
diajarkan.
d.Pengetahuan yang diperoleh melalui ceramah lebih cepat terlupakan.
e. Cer amah menyebabkan si st em bel aj ar si swa menj adi bel aj ar menghafal dan tidak
mengacu pada timbulnya pengertian.

4. Peranan Siswa dalam Metode Ceramah
Walaupun dalam metode ini, seluruh kegiatan didominasi oleh guru,siswa juga berperan dalam
metode ceramah yaitu;
a. Mengadakan i nt erpret asi t erhadap ket erangan guru.
b.Mendengarkan dan memperhatikan dengan baik keterangan guru.
c.Mengadakan asimilasi, apabila tidak ada interpertasi yang benar.
d. Mengadakan pencat at an yang di perl ukan.

5. Peranan Guru Dalam Metode Ceramah
Dalam metode ceramah, peran utama adalah guru.
Karena pelaksanaan metode ceramah merupakan komunikasi satu arah, dalam arti guru mendominasi
seluruh kegiatan belajar mengajar. Berhasil tidaknya metode ceramah tergantung sebagian
besar pada guru. Oleh karena itu ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh guru.
a. Sat uan bahan pel aj aran apa yang di saj i kan pada si swa.
b.Bagaimana menyajikan satuan bahan pelajaran tersebut.c. Al at -al at apa yang di gunakan
ol eh guru t ersebut .

6. Sepuluh Saran Untuk Mengefektifkan Pengajaran Dengan Ceramah.
Berceramah merupakan salah satu dari metode pengajaran yang paling lama digunakan, namun
apakah metode semacam ini memiliki tempat dalam lingkungan belajar aktif? Karema
terlalu sering digunakan, metode ceramah tidak akan mengantarkan pada pembelajaran, namun
ada kalanya cara ini bias efektif. Agar bisa efektif, guru harus terlebih dahulu membangkitkan
minat,memaksi mal kan pemahaman dan pengi ngat an, mel i bat kan si swa sel ama pencer
amahan, dan menekankan kembali apa yang telah disajikan. Berikut adalah sejumlah pilihan
untuk melakukan hal itu.

a. Membangkitkan Minat

-Paparkan ki sah at au t ayangan menari k:
Saj i kan anekdot yang rel evan, kisah fiksi, kartun, atau gambar grafis yang bisa menarik
perhatian siswa terhadap apa yang akan anda ajaran.
-Aj uan soal ceri t a:
Aj ukan soal yang nant i nya akan menj adi kan saj i an dalam ceramah pengajaran.
- P e r t a n y a a n p e n g u j i :
Aj u k a n p e r t a n y a a n k e p a d a s i s wa ( s e k a l i p u n mereka baru sedikit memiliki
pengetahuan tentang mata pelajaran) agar mereka termotivasi untuk mendengarkan ceramah
dalam rangka mendapatkan jawabannya.

b. Memaksimalkan Pemahaman dan Pengingatan
- He a d l i n e / k e p a l a b e r i t a :
S u s u n l a h k e mb a l i p o i n - p o i n u t a ma d a l a m ceramah menj adi kat a-kat a kunci
yang berfungsi sebagai sub j udul verbal atau bantuan mengingat.
- Cont oh da n a na l ogi :
Be r i ka n ga mba r a n n ya t a t e nt a ng ga ga s a n da l a m perencanaan dan, jika
memungkinkan, buatlah perbandingan antara materi dengan pengetahuan dan pengalaman yang
siswa miliki.
- Ca da nga n vi s ua l :
Guna ka n gr a f i k l i pa t , t r a ns pa r a ns i , buku pe ga nga n dan peraga yang
memungkinkan siswa melihat dan mendengar apa yang guru katakan.

c. Melibatkan Siswa Perceramahan
- T a n t a n g a n k e c i l :
La k u k a n i n t e r u p s i c e r a ma h s e c a r a b e r k a l a d a n tantanglah siswa untuk
memberikan contoh tentang konsep-konsep yang telah disajikan selama ini atau untuk menjawab
pertanyaan kuisringan.
- La t i h a n y a n g me mp e r j e l a s :
S e l a ma me n y a j i k a n ma t e r i s e l i n g i l a h dengan kegiatan yang memperjelas hal-hal yang
disampaikan.

d. Memperkuat Apa yang Telah Disampaikan
- Soa l pe ne r a nga n:
Aj uka n ma s a l a h a t a u pe r t a nya a n unt uk di pe c a hka n
o l e h s i s wa b e r d a s a r k a n i n f o r ma s i y a n g d i s a mp a i k a n s e l a ma pengajaran.
- T i n j a u a n s i s w a :
P e r i n t a h k a n s i s w a u n t u k m e n i n j a u t e s d a r i penyampaian pelajaran
kepada sesama siswa, atau berilah mereka tes penilaian diri.

C. Sumbang Saran (Brain-Storming)
Brain Storming adalah suatu teknik atau cara mengajar yang dilaksanakan oleh guru di dalam kelas.
Ialah dengan melontarkan suatu masalah ke kelas oleh guru, kemudian siswa menjawab
atau menyatakan pendapat, at au koment ar sehi ngga mungki n masal ah t ersebut
berkembang menj adi masal ah baru, at audapat diartikan pula sebagai cara untuk mendapatkan
banyak ide dari sekelompok manusia dalam waktu yang sangat singkat.

Tuj ua n pe ngguna a n t e kni k i ni i a l a h unt uk me ngur a s ha bi s a pa ya ng dipikirkan
para siswa dalam menanggapi masalah yang dilontarakan guru ke kelas tersebut.Dalam pelaksanaan
metode ini tugas guru adalah memberikan masalah yang mampu merangsang pikiran
siswa, sehingga mereka menanggapi, dan guru tidak boleh mengomentari bahwa pendapat siswa itu
benar/salah, juga tidak perlu komentar atau evaluasi. Murid bertugas menanggapi masalah dengan
mengemukakan pendapat, komentar atau bertanya, atau mengemukakan masalah batu,
mereka belajar danmelatih merumuskan pendapatnya dengan bahasa dan kalimat yang baik.
Siswa
ya n g kur a ng a kt i f pe r l u di pa nc i ng de nga n pe r t a nya a n da r i gur u a ga r t ur ut be
rpartisipasi aktif, dan berani mengemukakan pendapatnya.Teknik brain storming digunakan karena
memiliki banyak keunggulan seperti:
Anak-anak aktif berfikir untuk menyatakan pendapat.
Melatih siswa untuk selalu siap berpendapat yang berhubungan dengan masalah yang diberikan oleh
guru.
Meningkatkan partisipasi siswa dalam menerima pelajaran.
Siswa yang kurang aktif mendapat bantuan dari temannya yang pandai atau dari guru.
Terjadi persaingan yang sehat.
Anak merasa bebas dan gembira.
Suasana demokrasi dan disiplin dapat ditumbuhkan.
Dan yang perlu diatasi ialah :
Guru kurang member waktu yang cukup kepada siswa untuk berpikir dengan baik.
Anak yang kurang selalu ketinggalan.
Kadang-kadang pembicaraan hanya dimonopoli oleh anak yang pandai saja.
Guru hanya menampung pendapat, tidak pernah merumuskan kesimpulan.
Siswa tidak segera tahu apakah pendapatnya itu betul/salah.
Tidak menjamin hasil pemecahan masalah.

D. Hasil Belajar Kewirausahaan
Di dalam istilah hasil belajar, terdapat dua unsur di dalamnya, yaitu unsur hasil dan unsur
belajar. Hasil merupakan suatu hasil yang telah dicapai pembelajar dalam kegiatan belajarnya (dari
y a n g t e l a h d i l a k u k a n , d i k e r j a k a n , d a n sebagai nya), sebagai mana di j el askan
dal am Kamus Besar Bahasa Indonesi a, ( 1995: 787) . Da r i pe nge r t i a n i ni , ma ka
ha s i l be l a j a r a da l a h pe ngua s a a n pe nge t a hua nn a t a u ke t e r a mpi l a n ya ng di -
kembangkan oleh mata pelajaran, lajimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang
diberikan oleh guru.Belajar itu sebagai suatu proses perubahan tingkah laku, atau
memaknaisesuatu yang diperoleh. Akan tetapi apabila kita bicara tentang hasil belajar, makahal itu
merupakan hasil yang telah dicapai oleh si pebelajar.Istilah hasil belajar mempunyai hubungan yang
erat kaitannya dengan prestasi belajar. Sesungguhnya sangat sulit untuk membedakan pengertian
prestasi belajar dengan
hasi l bel aj ar. Ada yang berpendapat bahwa pengert i an hasi l bel aj ar di anggap sama
dengan pengert i an prest asi bel aj ar. Akan t et api l ebi h dahul u sebaiknya kita simak
pendapat yang mengatakan bahwa hasil belajar berbeda secara prinsipil
dengan prest asi bel aj ar. Hasi l bel aj ar menunj ukkan kual i t as j a n gka wa kt u ya n g
l e bi h pa nj a ng, mi s a l n ya s a t u c a wu, s a t u s e me s t e r da n sebagainya. Sedangkan
prestasi belajar menunjukkan kualitas yang lebih pendek, misalnya satu pokok bahasan, satu kali
ulangan harian dan sebagainya.
Nawawi (1981: 100) mengemukakan pengert i an hasi l adal ah sebagai berikut:
Keberhasilan murid dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam bentuk
nilai a t a u s kor d a r i ha s i l t e s me nge na i s e j uml a h pelajaran tertentu.
Pe nda pa t l a i n di ke mu k a k a n ol e h Sa dl y ( 1 9 77 : 904) , ya n g me mbe r i ka n
penjelasan tentang hasil belajar sebagai berikut, Hasil yang dicapai oleh tenaga atau daya
kerja seseorang dalam waktu tertentu, sedangkan Marimba (1978: 143) mengat akan
bahwa hasi l adal ah kemampuan seseorang at au kel ompok yang secara langsung dapat
diukur.Menurut Nawawi (1981: 127), berdasarkan tujuannya, hasil belajar dibagi menjadi
tiga macam, yaitu:
a. Hasil belajar yang berupa kemampuan keterampilan atau kecakapan di dalam melakukan atau
mengerjakan suatu tugas, termasuk di dalamnya keterampilan menggunakan alat.
b. Hasil belajar yang berupa kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan tentang apa yang dikerjakan.
c. Hasil belajar yang berupa perubahan sikap dan tingkah laku.
E. Materi Kewirausahaan
Pa da s a a t i ni s e di ki t pe r ha t i a n ya ng di t uj uka n pa da pe mbe l a j a r a n Ke wi r a -
us a ha a n de nga n me nge mba ngka n mode l - mode l ya ng s i s t e ma t i s . Pe be l a j a r a n
dengan ceramah dan Tanya jawab merupakan strategi yang paling
sering di gunakan dal am pembel aj aran Kewi rausahaan. Guru mendomi nasi pembicaraa
n dan buku-buku konvensional masih merupakan sumber belajar yang primer. Dengan cara yang
seperti ini tidak mengherankan kalau siswa cenderung secara umum apatis terhadap gejala
social. Ka r e na ya n g di t e muka n da l a m pembel aj aran Kewi rausahaan hanya fakt a -
fakt a dan bukan i de-i de (Arment o: 1986) sebagai mana dikutip Karwono (1993: 61)

Sebagi an besar penel i t i an t ent ang pembel aj aran Kewi rausahaan t el ahmengkaji
hubungan antara teknik-teknik pembelajaran dan pengaruhnya terhadap hasil belajar siswa.
Penelitian banyak dilakukan untuk menjelaskan hubungan-
hubungan yang st abi l ant ara fenomena-fenomena pembel aj aran yang di pi l i h.
Pe ne l i t i a n pa da va r i a be l pe mbe l a j a r a n c e nde r ung unt uk me ngga mba r ka n perha
tian umum di bidang teknik penyelidikan inovatif dan reflektif. Topik-topik yang lain
menggambarkan refleksi sifat dari pembelajaran Kewirausahaan dan kurangnya konsensus
pada definisi ya ng j e l a s da r i t uj ua n Ke wi r a us a ha a n. Perilaku siswa dianggap sebagai
hasil pembelajaran.

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN

Pe ne l i t i a n i ni me r upa ka n pe ne l i t i a n t i nda ka n ( act i on research) , ka r e na penelit
ian dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas. Penelitian ini
juga t ermasuk penel i t i an deskri pt i f, sebab menggambarkan bagai mana suat uteknik
pembelajaran diterapkan dan bagaimana hasil yang diinginkan dapat dicapai.
Menurut Oja dan Sumarjan (dalam Titik Sugiarti, 1997: 8) mengelompokkan penelitian tindakan
menjadi
empat macam yai t u,
(a) guru sebagai penel i t i ;
(b) penelitian tindakan kolaboratif;
(c) simultan terintegratif;
(d) administrasi social eksperimental.
Dalam penelitian tindakan ini menggunakan bentuk guru sebagai peneliti, penanggung
jawab penuh penelitian ini adalah guru. Tujuan utama dari penelitiantindakan ini adalah
untuk meningkatkan hasil pembelajaran di kelas dimana gurusecara penuh terlibat dalam
penelitian mulai dari perencanaan, tindakan, pengamatan,dan refleksi.
Dalam penelitian ini peneliti tidak bekerjasama dengan siapapun, kehadiran penel i t i
sebagai guru di kel as sebagai pengaj ar t et ap dan di l akukan sepert i
bi asa, sehingga siswa tidak tahu kalau diteliti. Dengan cara ini diharapkan didapatkan
datayang seobjektif mungkin demi kevalidan data yang diperlukan.

A. Tempat, Waktu dan Subyek Penelitian
1. Tempat Penelitian
Tempat penel i t i an adal ah t empat yang di gunakan dal am mel akukan penelitian untuk
memperoleh data yang diinginkan. Penelitian ini bertempat di .
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian adalah waktu berlangsungnya penelitian atau
saat pe ne l i t i a n i ni di l a ngs ungka n. Pe ne l i t i a n i ni di l a ks a na ka n pa da bul a nSept
ember semester ganjil .....
3. Subyek Penelitian
Subyek penelitian adalah siswa-siswi kelas .. SMK .. pada pokok bahasan ..


B. Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut
Ti m Pe l a t i h Pr o ye k PGSM, PTK a da l a h s ua t u be nt uk ka j i a n ya ng be r s i f a t
reflektif oleh pelaku tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional
dari
t i ndakan mereka dal am mel aksanakan t ugas, memperdal am pemahaman terhadap
tindakan-tindakan yang dilakukan itu, serta memperbaikikondisi dimana
praktek pembelajaran tersebut dilakukan (dalam Mukhlis, 2000:3). Sedangkah menurut
Mukhlis (2000: 5) PTK adalah suatu bentuk kajian yang bersifat sistematis reflektif oleh pelaku
tindakan untuk memperbaiki kondisi pembelajaran yang dilakukan.Adapun tujuan utama dari PTK
adalah untuk memperbaiki/meningkatkan praktek pembelajaran secara berkesinambungan, sedangkan
tujuan penyertaannya adalah menumbuhkan budaya meneliti di kalangan guru (Mukhlis, 2000: 5).
Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih, yaitu penelitian tindakan,maka penelitia n ini
menggunakan model penelitian tindakan dari Kemmis danTaggart (dalam Sugiarti, 1997: 6),
yaitu berbentuk spiral dari siklus yang satu
kes i kl us ya n g be r i kut n ya . Se t i a p s i kl us me l i put i
planning (rencana), action (tindakan), observation (pengamatan), dan reflection (refleksi).
Langkah pada siklus berikutnya adalah perncanaan yang sudah direvisi, tindakan,
pengamatan,dan refleksi. Sebelum masuk pada siklus 1 dilakukan tindakan pendahuluan yang berupa
i dent i fi kasi permasal ahan. Si kl us spi ral dari t ahap- t ahap penel i t i antindakan kelas
dapat dilihat pada gambar berikut :
..

1.Rancangan/rencana awal, sebelum mengadakan penelitian peneliti menyusun
r umus a n ma s a l a h, t uj ua n da n me mbua t r e nc a na t i nda ka n, t e r ma s uk d i
dalamnya instrumen penelitian dan perangkat pembelajaran.
2. Kegi at an dan pengamat an, mel i put i t i ndakan yang di l akukan ol eh penel i t i sebagai
upaya membangun pemahaman konsep siswa serta mengamati hasil at au dampak dari
di t erapkannya met ode pembel aj aran model gabunganceramah dan sumbang saran.
3. Re f l e ks i , pe ne l i t i me ngka j i , me l i ha t da n me mpe r t i mba ngka n ha s i l a t a u
da mpa k dari tindakan yang dilakukan berdasarkan lembar pengamatan yangdiisi oleh
pengamat.
4. Rancangan/ rencana yang di revi si , berdasarkan hasi l refl eksi dari
pengamat membuat rancangan yang direvisi untuk dilaksanakan pada siklus berikutnya. Observasi
dibagi dalam tiga putaran, yaitu putaran 1, 2 dan 3, dimanamasing putaran dikenai perlakuan yang
sama (alur kegiatan yang sama) danmembahas satu sub pokok bahasan yang diakhiri dengan tes
formatif di akhir masing putaran. Dibuat dalam tiga putaran dimaksudkan untuk memperbaikisistem
pengajaran yang telah dilaksanakan.

C. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari:
1. Silabus
Ya i t u s e p e r a n g k a t r e n c a n a d a n p e n g a t u r a n t e n t a n g k e g i a t a n pembelajaran
pengelolahan kelas, serta penilaian hasil belajar.
2 . Re nc a na Pe l a j a r a n ( RP)
Yai t u merupakan perangkat pembel aj aran yang di gunakan sebagai pedoman guru
dal am mengaj ar dan di susun unt uk t i ap put aran. Masi ng-masing RP berisi kompetensi
dasar, indikator pencapaian hasil belajar, tujuan pembelajaran khusus, dan kegiatan belajar mengajar.
3. Lembar Kegiatan Siswa
Lembar kegiatan ini yang dipergunakan siswa untuk membantu proses pengumpulan data hasil
kegiatan proses belajar mengajar.
4. Tes formatif
Tes ini disusun berdasarkan tujuan pembelajaran yang akan dicapai,
di gunakan unt uk mengukur kemampuan pemahaman kewi rausahaan pada mat eri
menyusun proposal usaha. Tes format i f i ni di beri kan set i ap
akhi r p u t a r a n . Be n t u k s o a l y a n g d i b e r i k a n a d a l a h p i l i h a n g u r u ( o b j e k t
i f ) . Sebelumnya soal-soal ini berjumlah 46 soal yang telah diujicoba, kemudian penul i s
mengadakan anal i si s but i r soal t es yang t el ah di uj i val i di t as danreliabilitas pada tiap
soal. Analisis ini digunakan untuk memilih soal
yang bai k dan memenuhi syarat di gunakan unt uk mengambi l dat a. Langkah-langkah
analisi butir soal adalah sebagai berikut :
a . V a l i d i t a s
T e s Va l i d i t a s b u t i r s o a l a t a u v a l i d i t a s i t e m d i g u n a k a n u n t u k mengetahui
tingkat kevalidan masing-masing butir soal. Sehingga dapat ditentukan butir soal yang gagal dan
yang diterima. Tingkat kevalidan inidapat dihitung dengan korelasi Product Moment:

b . R e l i a b i l i t a s
Reliabilitas butir soal dalam penelitian ini menggunakan rumus belah dua sebagai berikut:


c . T a r a f K e s u k a r a n
Bi l angan yang menunj ukkan sukar dan mudahnya suat u soal adalah indeks kesukaran.
Rumus yang digunakan untuk menentukan taraf kesukaran adalah: ..
D e n g a n :
P : I n d e k s k e s u k a r a n
B : b a n y a k s i s w a y a n g m e n j a w a b s o a l d e n g a n b e n a r
J s : J u m l a h s e l u r u h s i s w a p e s e r t a t e s
Kriteria untuk menentukan indeks kesukaran soal adalah sebagai berikut:
- Soa l de nga n P = 0, 000 s a mpa i 0, 300 a da l a h s uka r
- Soa l de nga n P = 0, 301 s a mpa i 0, 700 a da l a h s e da ng
- Soa l de nga n P = 0, 701 s a mpa i 1, 000 a da l a h muda h



d . D a y a P e m b e d a
Da y a p e mb e d a s o a l a d a l a h k e ma mp u a n s u a t u s o a l u n t u k membedakan antara
siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan
rendah. Angka ya n g me nunj ukka n be s a r n ya da ya pembeda di sebut i ndeks di skri m
i nasi . Rumus yang di gunakan unt uk menghitung indeks diskriminasi adalah sebagai berikut:
..

Dimana:
D : Indeks diskriminasi
A: Banyak peserta kelompok atas yang menjawab dengan benar
BB: Banyak peserta kelompok bawah yang menjawab dengan benar
JA : Jumlah peserta kelompok atas
JB: Jumlah peserta kelompok bawah
Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
Kriteria yang digunakan untuk menentukan daya pembeda butir soal sebagai berikut:
- Soa l de nga n D = 0, 000 s a mpa i 0, 200 a da l a h j e l e k
- Soa l de nga n D = 0, 201 s a mpa i 0, 400 a da l a h c ukup
- Soa l de nga n D = 0, 401 s a mpa i 0, 700 a da l a h ba i k
-Soal dengan D = 0, 701 sampai 1, 000 adal ah sangat bai k

D. Metode Pengumpulan Data
Da t a - da t a ya ng di pe r l uka n da l a m pe ne l i t i a n i ni di pe r ol e h me l a l ui observasi
pengolahan belajar aktif, dan tes formatif.

E. Teknik Analisis Data
Untuk mengetahui keefektivan suatu metode dalam kegiatan pembelajaran perlu diadakan analisa
data. Pada penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif, yaitu suatu metode
penelitian yang bersifat menggambarkankenyat aan at au fakt a sesuai dengan dat a yang
di perol eh dengan t uj uan unt uk mengetahui prestasi belajar yang dicapai siswa juga
untuk memperoleh respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran serta aktivitas
siswa s e l a ma pr os e s pembelajaran. Untuk menganalisis tingkat keberhasilan atau
perentase keberhasilan siswa setelah proses belajar mengajar setiap putarannya dilakukan
dengan cara memberikan evaluasi berupa soal tes tertulis pada setiap akhir putaran. Analisis ini
dihitung dengan menggunakan statistik sederhana yaitu :
1. Unt uk meni l ai ul angan at au t es format i f
Penel i t i mel akukan penj uml ahan ni l ai yang di perol eh si swa, yangselanjutnya dibagi
dengan jumlah siswa yang ada di kelas tersebut sehinggadiperoleh rata-rata tes formatif dapat
dirumuskan :

Dengan :
X = Nilai rata-rata
X = Jumlah semua nilai siswa
N = J u m l a h s i s w a
2. Untuk ketuntasan belajar
Ada dua kat egori ket unt asan bel aj ar yai t u secara perorangan dan s e c a r a kl a s i ka l .
Be r da s a r ka n pe t unj uk pe l a ks a na a n be l a j a r me nga j a r kurikulum 1994
(Depdikbud, 1994), yaitu seorang siswa telah tuntas belajar bila telah mencapai skor 65%
atau nilai 65, dan kelas disebut tuntas belajar bila di kelas tersebut terdapat 85% yang telah
mencapai daya serap lebih dariat au sama dengan 65%. Unt uk menghi t ung persent ase
ket unt asan bel aj ar di gunakan rumus sebagai berikut:
P = siswa yang tuntas belajar x 100 %
siswa
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dat a penel i t i an yang di perol eh berupa hasi l uj i coba i t em but i r soal , dat a observasi
berupa pengamatan pengelolaan gabungan metode ceramah dengan metodesumbang saran, dan data
tes formatif siswa pada setiap siklus.Data hasil uji coba item butir soal digunakan untuk
mendapatkan tes yang betul-betul mewakili apa yang diinginkan. Data ini selanjutnya
dianalisis tingkatvaliditas, reliabilitas, taraf kesukaran, dan daya pembeda.Data tes formatif untuk
mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa setelahditerapkan gabungan metode ceramah dengan
metode sumbang saran.

A. Anal i si s It em But i r Soal
Sebelum melaksanakan pengambilan data melalui instrumen penelitian berupa t es dan
mendapat kan t es yang bai k, maka dat a t es t ersebut di uj i dandianalisis. Uji coba
dilakukan pada siswa di luar sasaran penelitian. Analisis tes yang dilakukan meliputi:
1 . V a l i d i t a s
Val i di t as but i r soal di maksudkan unt uk menget ahui kel ayakan t essehi ngga dapat di
gunakan sebagai Inst rumen dal am penel i t i an i ni . Dari perhitungan 46 soal diperoleh 16
soal tidak valid dan 30 soal valid. Hasil dari validits soal-soal dirangkum dalam tabel di bawah ini.
Tabel 4.1. Soal Valid dan Tidak Valid Tes Formatif Siswa
..
2 . R e l i a b i l i t a s
Soal-soal yang telah memenuhi syarat validitas diuji reliabilitasnya. Dari hasil perhitungan
diperoleh koefisien reliabilitas
r11 sebesar 0, 732.
Harga i ni l ebi h besar dari harga r product moment . Unt uk j uml ah si swa (N = 16)
dengan r (95%) = 0,497. Dengan demikian soal-soal tes yang digunakan telah memenuhi syarat
reliabilitas.
3 . T a r a f Ke s u k a r a n ( P )
Taraf kesukaran digunakan untuk mengetahui tingkat kesukaran soal.Hasil analisis
menunjukkan dari 46 soal yang diuji terdapat:
- 2 1 s o a l m u d a h
- 1 5 s o a l s e d a n g
- 1 0 s o a l s u k a r
4 . D a y a P e m b e d a
Analisis daya pembeda dilakukan untuk mengetahui kemampuan soaldal am membedakan si swa
yang berkemampuan t i nggi dengan si swa yang berkemampuan rendah.Dari hasil analisis
daya pembeda diperoleh soal yang berkriteria jelek sebanyak 16 soal, berkriteria cukup 22 soal,
berkriteria baik 8 soal, dan yang berkriteria tidak baik 1 soal. Dengan demikian soal -soal
tes yang digunakantelah memenuhi syara-syarat validitas, reliabilitas, taraf
kesukaran, dan daya pembeda.

B. Analisis Data Penelitian Persiklus
1. Siklus I
a. Tahap Perencanaan Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang
terdiri dari rencana pelajaran 1, LKS 1, soal tes formatif 1 dan alat-alat pengajaran yang
mendukung. Selain itu juga dipersiapkan
lembar observasi pengolaan gabungan metode ceramah dengan metode sumbangsaran.
b. Tahap Kegiatan dan Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus I dilaksanakan pada tanggal 6 September .
di kelas . dengan jumlahsiswa 16 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak
sebagai guru.
Adapun proses bel aj ar mengaj ar mengacu pada rencana pel aj aran yang t el ah
dipersiapkan.
Pe n g a ma t a n ( o b s e r v a s i ) d i l a k s a n a k a n b e r s a ma a n d e n g a n pelaksaaan belajar
mengajar. Pada akhir proses belajar mengajar siswadiberi tes formatif I dengan tujuan untuk
mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar yang telah dilakukan.
Adapun data hasil penelitian pada siklus I adalah sebagai berikut:
Table 4.2. Distribusi Nilai Tes Siklus I
. .
Tabel 4.3. Rekapitulasi Hasil Tes Pada Siklus I


Da r i t a be l di a t a s da pa t di j e l a s ka n ba hwa de nga n me ne r a pka n gabungan metode
ceramah dan metode sumbang saran diperoleh nilai rata-rat a prest asi bel aj ar si swa
adal ah 69, 38 dan ket unt asan bel aj ar mencapai 62,50% atau ada 10 siswa dari 16 siswa
sudah tuntas belajar. Hasil tersebutmenunjukkan bahwa pada siklus pertama secara klasikal
siswa belum tuntas belajar, karena siswa yang memperoleh nilai 65 hanya sebesar 62,50%
lebihkecil dari persentase ketuntasan yang dikehendaki yaitu sebesar 85%. Hal ini disebabkan karena
siswa masih merasa baru dan belum mengerti apa
yangdi maksudkan dan di gunakan guru dengan menerapkan gabungan met odeceramah
dan metode sumbang saran.
c. Refleksi Dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar diperoleh informasidari hasil pengamatan
sebagai berikut:
1)Guru kurang bai k dal am memot i vasi si swa dan dal am menyampai kantujuan
pembelajaran
2)Guru kurang bai k dal am pengel ol aan wakt u
3)Siswa kurang begitu antusias selama pembelajaran berlangsung.d. RefisiPel aksanaan
kegi at an bel aj ar mengaj ar pada si kl us I i ni masi hterdapat kekurangan, sehingga perlu
adanya refisi untuk dilakukan padasiklus berikutnya.
1) Gu r u pe r l u l e bi h t e r a mpi l da l a m me mot i va s i s i s wa da n l e bi h j e l a s
dal am menyampai kan t uj uan pembel aj aran. Di mana si swa di aj ak untuk terlibat langsung
dalam setiap kegiatan yang akan dilakukan.
2)Guru perlu mendistribusikan waktu secara baik dengan menambahkaninformasi-informasi
yang dirasa perlu dan memberi catatan
3)Guru harus l ebi h t erampi l dan bersemangat dal am memot i vasi si swasehingga siswa
bisa lebih antusias.
2. Siklus II
a. Tahap perencanaan
Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaranyang t erdi ri dari rencana
pel aj aran 2, soal t es format i f II dan al at -al at pengajaran yang mendukung.
b. Tahap kegiatan dan pelaksanaan
P e l a k s a n a a n k e g i a t a n b e l a j a r m e n g a j a r u n t u k s i k l u s I I
di l a ks a na ka n pa da t a n gga l 13 Se pt e mbe r . di Ke l a s . . de nga n j uml ah
si swa 16 si swa. Dal am hal i ni penel i t i bert i ndak sebagai guru.
Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran
denganmemperhatikan revisi pada siklus I, sehingga kesalahan atau kekurangan pada siklus
I tidak terulang lagi pada siklus II. Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan
pelaksanaan belajar mengajar.Pada akhi r proses bel aj ar mengaj ar si swa di beri t es
format i f IIdengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar
mengajar yang telah dilakukan. Instrumen yang digunakan adalahtes formatif II. Adapun data hasil
penelitian pada siklus II adalah sebagai berikut:
Table 4.4. Distribusi Nilai Tes Siklus II
. .
Keterangan: T : Tuntas
TT : tidak tuntas.
Jumlah siswa yang tuntas : 12
Jumlah siswa yang belum tuntas : 4
Klasikal : Belum tuntas
Tabel 4.5. Rekapitulasi Hasil Tes Pada Siklus II
.
Dari tabel di atas diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar siswa adalah 74,38 dan
ketuntasan belajar mencapai 75,00% atau ada 12 siswa dari 16 siswa sudah tuntas belajar.
Hasil ini menunjukkan bahwa pada
s i k l u s I I i n i k e t u n t a s a n b e l a j a r s e c a r a k l a s i k a l t e l a h me n g a l a mi penin
gkatan sedikit lebih baik dari siklus I. Adanya peningkatan hasil bel aj ar si swa i ni karena
set el ah guru mengi nformasi kan bahwa set i ap
a khi r pe l a j a r a n a ka n s e l a l u di a da ka n t e s s e hi ngga pa da pe r t e mua n berikutnya
siswa lebih termotivasi untuk belajar. Selain itu siswa jugasudah mulai mengerti apa yang
dimaksudkan dan dinginkan guru denganmenerapkan gabungan metode ceramah dan metode
sumbang saran.

c. Refleksi Dalam pelaksanaan kegiatan belajar diperoleh informasi dari hasil pengamatan sebagai
berikut:
1 ) Me mo t i v a s i s i s wa
2)Membimbing siswa merumuskan kesimpulan/menemukan konsep
3 ) P e n g e l o l a a n wa k t u

d. Revisi Rancangan
Pel aksanaan kegi at an bel aj ar pada si kl us II i ni masi h t erdapat kekurangan-
kekurangan. Maka perlu adanya revisi untuk dilaksanakan pada siklus II antara lain:
1)Guru dal am memot i vasi si swa hendaknya dapat membuat si swa l ebi htermotivasi
selama proses belajar mengajar berlangsung.
2)Guru harus lebih dekat dengan siswa sehingga tidak ada perasaan takutdalam diri siswa baik
untuk mengemukakan pendapat atau bertanya.
3 ) Gu r u h a r u s l e b i h s a b a r d a l a m me mb i mb i n g s i s wa me r u mu s k a n kesimpula
n/menemukan konsep.
4) Gu r u ha r us me ndi s t r i bus i ka n wa k t u s e c a r a ba i k s e h i n gga ke gi a t a n pembelaja
ran dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan.
5) Gu r u s e ba i knya me na mba h l e bi h ba n ya k c on t o h s o a l da n me mb e r i soal -soal
l at i han pada si swa unt uk di kerj akan pada set i ap kegi at an belajar mengajar.
3. Siklus III
a. Tahap PerencanaanPada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang
t erdi ri dari rencana pel aj aran 3, soal t es format i f 3 dan al at -al at pengajaran yang
mendukung.
b. Tahap kegiatan dan pengamatan
P e l a k s a n a a n k e g i a t a n b e l a j a r m e n g a j a r u n t u k s i k l u s I I I
d i l a k s a n a k a n p a d a t a n g g a l 2 0 S e p t e m b e r d i K e l
a s . . de nga n j uml a h s i s wa 16 s i s wa .
Da l a m ha l i ni pe ne l i t i bertindak sebagai guru. Adapun proses belajar mengajar
mengacu pada rencana pelajaran dengan memperhatikan revisi pada siklus II, sehingga
kesalahan atau kekurangan pada siklus II tidak terulang lagi pada siklus III. Pengamatan
(observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan belajar mengajar. Pada akhir proses
belajar mengajar siswa diberi tes formatif III dengan tujuan untuk mengetahui tingkat
keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Instrumen yang digunakan
adalaht es format i f III. Adapun dat a hasi l penel i t i an pada si kl us III adal ah sebagai
berikut.
Table 4.6. Distribusi Nilai Tes Siklus III
..


Keterangan: T : Tuntas
TT : tidak tuntas.
Jumlah siswa yang tuntas : 15
Jumlah siswa yang belum tuntas : 1
Klasikal : Tuntas

Tabel 4.7. Rekapitulasi Hasil Tes Pada Siklus III

Berdasarkan t abel di at as di perol eh ni l ai rat a-rat a t es format i f sebesar 83,75 dan dari
16 siswa yang telah tuntas sebanyak 15 siswa dan
1 s i s wa be l um me nc a pa i ke t unt a s a n be l a j a r . Ma ka s e c a r a kl a s i ka l ketuntasan
belajar yang telah tercapai sebesar 93,75% (termasuk kategorituntas). Hasil pada siklus III ini
mengalami peningkatan lebih baik dari
s i k l u s I I . A d a n y a p e n i n g k a t a n h a s i l b e l a j a r p a d a s i k l u s I I I i n i
d i p e n g a r u h i o l e h a d a n y a p e n i n g k a t a n k e ma mp u a n g u r u d a l a mmenerapkan
belajar aktif sehingga siswa menjadi lebih terbiasa dengan pembelajaran seperti ini
sehingga siswa lebih mudah dalam memahami materi yang telah diberikan.

c. Refleksi
Pada tahap ini akah dikaji apa yang telah terlaksana dengan baik maupun yang masih
kurang baik dalam proses belajar mengajar dengan penerapan pembelajaran dengan metode
gabungan ceramah dan sumbangsaran pada materi pelajaran. Dari data-data yang telah
diperoleh dapat diuraikan sebagai berikut:
1 ) S e l a ma p r o s e s b e l a j a r me n g a j a r g u r u t e l a h me l a k s a n a k a n s e mu a pemb
elajaran dengan baik. Meskipun ada beberapa aspek yang belum
sempurna, t et api persent ase pel aksanaannya unt uk masi ng-masi ngaspek cukup besar.
2 ) Be r d a s a r k a n d a t a h a s i l p e n g a ma t a n d i k e t a h u i b a h wa s i s wa a k t i f selam
a proses belajar berlangsung.
3 ) K e k u r a n g a n p a d a s i k l u s -
s i k l u s s e b e l u m n y a s u d a h m e n g a l a m i perbaikan dan peningkatan sehingga menjadi
lebih baik.
4)Hasil belajar siswa pada siklus III mencapai ketuntasan.
d. Revisi Pelaksanaan
Pa da s i kl us I I I gur u t e l a h me ne r a p ka n pe mbe l a j a r a n d e nga n met ode gabungan
ceramah dan sumbang saran pada mat eri pel aj arandengan bai k dan di l i hat dari
akt i vi t as si swa sert a hasi l bel aj ar si swa pelaksanaan proses belajar mengajar sudah
berjalan dengan baik. Maka
t i dak di perl ukan revi si t erl al u banyak, t et api yang perl u di perhat i kan untuk tindakah
selanjutnya adalah memaksimalkan dan mempertahankan apa yang telah ada dengan tujuan agar
pada pelaksanaan proses belajar mengajar selanjutnya penerapan pembelajaran dengan
metode gabungan ceramah dan sumbang saran pada materi pelajaran dapat
meningkatkan proses belajar mengajar sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.
C. Pembahasan

1. Ketuntasan Hasil belajar Siswa Melalui hasil peneilitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran
dengan metode gabungan ceramah dan sumbang saran pada materi pelajaran memiliki dampak
posi t i f dal am meni ngkat kan prest asi bel aj ar s i swa. Hal i ni dapat
di l i hat dari semaki n mant apnya pemahaman si swa t erhadap mat eri yangdisampaikan
guru (ketuntasan belajar meningkat dari siklus I, II, dan III) yaitu masi ng-masi ng 62, 50%,
75, 00%, dan 93, 75%. Pada si kl us III ket unt asan belajar siswa secara klasikal telah tercapai.
2. Kemampuan Guru dalam Mengelola Pembelajaran
Berdasarkan anal i si s dat a, di perol eh akt i vi t as si swa dal am proses pembel aj aran
dengan met ode gabungan ceramah dan sumbang saran pada
ma t e r i pe l a j a r a n da l a m s e t i a p s i kl us me nga l a mi pe ni ngka t a n. Ha l i ni berdamp
ak positif terhadap prestasi belajar siswa yaitu dapat
ditunjukkandengan meni ngkat nya ni l ai rat a-rat a si swa pada set i ap si kl us yang t erus
mengalami peningkatan.
3. Aktivitas Guru dan Siswa Dalam Pembelajaran
Berdasarkan anal i si s dat a, di perol eh akt i vi t as si swa dal am proses pembelajaran
IPS dengan pembelajaran dengan metode gabungan ceramahdan sumbang saran pada materi
pelajaran yang paling dominan adalah bekerjadengan sesama siswa,
mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru, dandi skusi ant ar si swa/ ant ara si swa
dengan guru. Jadi dapat di kat akan bahwaaktivitas isiwa dapat dikategorikan aktif.
S e d a n g k a n u n t u k a k t i v i t a s g u r u s e l a m a p e m b e l a j a r a n t e l a h mel aksa
nakan l angkah-l angkah pembel aj aran dengan met ode gabungan ceramah dan
sumbang saran pada mat eri pel aj aran dengan bai k. Hal i ni terlihat dari aktivitas guru
yang muncul di antaranya aktivitas membimbing
d a n me n g a ma t i s i s wa d a l a m me n g e r j a k a n k e g i a t a n p e mb e l a j a r a n , m
enjelaskan, memberi umpan balik/evaluasi/tanya jawab dimana prosentase untuk aktivitas di
atas cukup besar.
BAB VPENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan selama tiga siklus, dan berdasarkan seluruh
pembahasan serta analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Pembel aj aran dengan met ode gabungan ceramah dan sumbang saran pada
mat eri pel aj aran memi l i ki dampak posi t i f dal am meni ngkat kan prest asi bel aj ar
si swa yang di t andai dengan peni ngkat an ket unt asan bel aj ar si swadal am set i ap
si kl us, yai t u si kl us I (62, 50%), si kl us II (75, 00%), si kl us III (93,75%).
2. Pe ne r a pa n pe mbe l a j a r a n de nga n me t ode ga bunga n c e r a ma h da n s umba ngs a
r a n pa da ma t e r i pe l a j a r a n me mpun ya i pe nga r uh pos i t i f , ya i t u da pa t
meni ngkat kan mot i vasi bel aj ar si swa yang di t unj ukan dengan rat a-rat a jawaban
siswa yang menyatakan bahwa siswa tertarik dan berminat dengan pembel aj aran dengan
met ode gabungan ceramah dan sumbang saran pada materi pelajaran sehingga mereka
menjadi termotivasi untuk belajar.
3. Pe ne r a pa n pe mbe l a j a r a n de nga n me t ode ga bunga n c e r a ma h da n s umba ngsar
an pada materi pelajaran efektif untuk mengingatkan kembali materi ajar yang t el ah
di t eri ma si swa sel ama i ni , sehi ngga mereka merasa si ap unt uk menghadapi ujian akhir
yang segera akan dilaksanakan.
B. Saran
Dari hasil penelitian yang diperoleh dari uraian sebelumnya agar proses belajar mengajar
Kewirausahaan lebih efektif dan lebih memberikan hasil yangoptimal bagi siswa, makan
disampaikan saran sebagai berikut:
1. Unt uk mel aksanakan pembel aj aran dengan met ode gabungan ceramah dan
sumbang saran pada mat eri pel aj aran memerl ukan persi apan yang cukupmatang,
sehingga guru harus mempu menentukan atau memilih topik yang benar-benar bisa
diterapkan dengan pembelajaran dengan metode gabunganceramah dan sumbang saran pada
materi pelajaran proses belajar mengajar sehingga diperoleh hasil yang optimal.
2. Dal am rangka meni ngkat kan prest asi bel aj ar si swa, guru hendaknya l ebi h seri ng
mel at i h si swa dengan berbagai met ode pembel aj aran, wal au dal am taraf
yang sederhana, dimana siswa nantinya dapat menemukan pengetahuan baru, memperol eh
konsep dan ket erampi l an, sehi ngga si swa berhasi l at au mampu memecahkan masalah-
masalah yang dihadapinya.
3. Perl u adanya penel i t i an yang l ebi h l anj ut , karena hasi l penel i t i an i ni hanya
dilakukan di . tahun pelajaran .....

DAFTAR PUSTAKA
Ali, Muhammad. 1996.Guru Dalam Proses Belajar Mengajar
. Bandung: Sinar BaruAlgesindon.
Ardana, Wayan. 1980. Beberapa Met ode St at i st i k Unt uk Keperl uan Penel i t i an Pendi
dikan. Malang: Swadaya.
Arikunto, Suharsimi. 1989. Penilaian Program Pendidikan. Proyek Pengembangan LPTK
Depdikbud. Dirjen Dikti.
Ari kunt o, Suharsi mi . 1993. Manaj emen Mengaj ar Secara Manusi awi
. J a ka r t a : Rineksa Cipta.
Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek . Jakarta:Rineksa Cipta.
Arikunto, Suharsimi. 2001. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan . Jakarta: Bumi Aksara.Combs.
Arthur. W. 1984. The Profesional Education of Teachers. Allin and Bacon, Inc. Boston.
Dahar, R.W. 1989. Teori-teori Belajar. Jakarta: Erlangga.
Depart emen Pendi di kan dan Kebudayaan, 1994. Pet unj uk Pel aksanaan Proses Belaja
r Mengajar , Jakarta. Balai Pustaka.
Djamarah, Syaiful Bahri. 1994. Guru dan Anak Di di k dal am Int eraksi Edukat i f
.Fakultas Tarbiyah IAIN Antasasi. Banjarmasin.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2000. Strategi Belajar Mengajar.Jakarta: Rineksa Cipta.
Hadi, Sutrisno. 1981. Metodogi Research.Yayasan Penerbitan Fakultas Psikologi Universitas
Gajah Mada. Yoyakarta.
Hamalik, Oemar. 1992. Psikologi Belajar dan Mengajar . Bandung: Sinar Baru.
Hamalik, Oemar. 1999. Kurikulum dan Pembelajaran . Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Hasibuan. J.J. dan Moerdjiono. 1998. Proses Belajar Mengajar . Bandung:
RemajaRosdakarya

KBBI. 1996. Edisi Kedua . Jakarta: Balai Pustaka.Ke mmi s , S. da n Mc . Ta gga r t , R. 1988.
The Act i on Research Pl anner . VictoriaDearcin University Press.
Margono, S. 1996. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta : Rineksa Cipta.
Ng a l i m, P u r wa n t o M. 1 9 9 0 . Psikologi Pendidikan. B a n d u n g : P T . R e m a j a R
osdakarya.
Purwant o, N. 1988. Prinsip-prinsip dan Teknis Evaluasi Pengajaran . Bandung. Remaja
Rosda Karya.
Rustiyah, N.K. 1991. Strategi Belajar Mengajar . Jakarta: Bina Aksara.
Sardi man, A. M. 1996. Int eraksi dan Mot i vasi Bel aj ar Mengaj ar. J a ka r t a : Bi na Aksa
ra.
Slameto, 1988. Evaluasi Pendidikan.Jakarta: Bina Aksara.
Soekamto, Toeti. 1997. Teori Belajar dan Model Pembelajaran . Jakarta: PAU-PPAI,Universitas
Terbuka.
Soetomo. 1993. Dasar-dasar Interaksi Belajar Mengajar . Surabaya Usaha Nasional.
Sudjana, N dan Ibrahim. 1989. Penelitian dan Penilaian Pendidikan . Bandung: Sinar Baru.
Surakhmad, Winarno. 1990. Metode Pengajaran Nasional . Bandung: Jemmars.
Suryabrata, Sumadi. 1990. Psikologi Pendidikan . Yogyakarta: Andi Offset.
Syah, Muhibbin. 1995. Psikologi Pendidikan, Suatu Pendekatan Baru. Bandung:Remaja
Rosdakarya.
Usman, Moh. Uzer. 2001. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya.
We t he r i ngt on. H. C. a nd W. H. Wa l t . Bur t on. 1986. Tekni k -
t ekni k Bel aj ar danMengajar (terjemahan) Bandung: Jemmars.

Anda mungkin juga menyukai