Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

Stroke adalah tanda-tanda klinis yang berkembang cepat akibat gangguan fungsi otak
fokal atau global dengan gejala yang berlangsung selama 24 jam atau lebih ataupun
menyebabkan kematian tanpa adanya penyebab lain selain vaskular.
1

Klasifikasi stroke
Menurut new neurogical institute dibagi atas :
1,2
1. Stroke iskemik atau stroke infark ( stroke non hemoragik )
2. Stroke perdarahan ( stroke hemoragik )
Berdasarkan perjalanan penyakit :
1,2

1. Transient ischemic attacks
2. Reversible ischemic neurogical deficit
3. Progressing stroke
4. Complete stroke
Insiden pada setiap Negara berbeda dan meningkat dengan bertambahnya usia. Insiden
pada 10 negara penduduk usia 45-80 tahun pada tahun 1980-1990, terendah di Prancis dan
tertinggi di Rusia.
1,2
Insiden di beberapa Negara Asia :
- Taiwan : 330/100.000 ( usia >35tahun )
- Korea : 200/100.000
- Hongkong : 100-200/100.000
Di Indonesia dari survey kesehatan rumah tangga dilaporkan proporsi stroke di Rumah
Sakit pada 27 propinsi antara tahun 1984-1986 adalah 0,96/100.
Di RSUP Manado 1997-2000 jumlah penderita stroke rawat inap adalah 1604 penderita
atau 60% dari seluruh penderita rawat inap di bagian saraf.
1,2
Di negara berkembang khususnya Indonesia, walaupun penyakit gangguan pembuluh
darah yang mengakibatkan stroke ini adalah keadaan kritisnya telah dapat diatasi tetapi masih
ada permasalahan dan penanganan gangguan motorik dan sensori setelah penderita stroke
melewati masa kritis tersebut.
1,2

Rehabilitasi adalah semua upaya yang ditujukan untuk mengurangi dampak dari semua
keadaan yang menimbulkan disabilitas/handicap serta memungkinkan penyandang
disabilitas/handicap untuk berpartisipasi secara aktif dalam lingkungan keluarga atau
masyarakat.
Manfaat rehabilitasi stroke bukannya mengubah deficit neurologis melainkan menolong
penderita untuk mencapai fungsi kemandirian semaksimal mungkin di dalam konteks
lingkungannya. Dengan perkataan lain lebih ke arah meningkatkan kemampuan fungsional.
1,2
















BAB II
TINJAUAN PUSTAKA


II.1 Definisi
Stroke merupakan suatu sindrom yang disebabkan oleh putusnya aliran darah ke otak
yang disebabkan oleh tersumbat atau pecahnya pembuluh darah. Terputusnya aliran darah
tersebut menyebabkan area otak mengalami kekurangan O
2
dan makanan yang mengakibatkan
sel-sel otak tersebut mengalami kerusakan atau kematian. Dengan kata lain, stroke adalah tanda-
tanda klinis yang berkembang cepat akibat gangguan fungsi otak fokal atau global dengan
gejala-gejala yang berlangsung selama 24 jam ataau lebih ataupun menyebabkan kematian, tanpa
adanya penyebab lain yang jelas selain vaskuler ( WHO, 1986).
1,2,3
II.2 Epidemiologi
Di Negara industri 10-12 % dari seluruh penyebab kematian adalah stroke dan
menduduki ketiga dari seluruh penyebab kematian. Angka kejadian stroke meningkat seiring
bertambahnya usia. Survey kesehatan dilaporkan jumlah penderita stroke rawat inap di RSUP
Manado tahun 1997-2000 adalah 1604 penderita atau 60 % dari seluruh penderita rawat inap
bagian saraf.
3

II.3 Faktor Resiko
Resiko stroke meningkat seiring dengan berat dan banyaknya faktor resiko. Data
epidemiologi menyebutkan resiko untuk timbulnya serangan ulang stroke adalah 30 %, sehingga
upaya untuk mencegah serangan ulang stroke perlu mengenal dan mengontrol fakor resiko
tersebut. Hasil- hasil penelitian menyebutkan adanya faktor-faktor resiko atau yang disebut
dengan stroke prone person mempunyai resiko tinggi terjadi stroke. Adapun yang termasuk
faktor resiko dari stroke meliputi :
3,4
1. Faktor biologik yang tidak dapat dimodifikasi
Umur
Jenis kelamin
Ras
Genetik/herediter




2. Faktor fisiologik yang dapat dimodifikasi
Hipertensi
Diabetes
Lipid
Penyakit jantung
Stenosis karotis
TIA
Homosisteinemia
Ateroma aorta

3. Faktor gaya hidup dan pola perilaku
Merokok
Obesitas
Aktifitas fisik
Diet
Alcohol
Kontrasepsi oral
II.4 Klasifikasi
Menurut New Neuroligical Institute, stroke dibagi atas 2 golongan besar, yaitu :
5

1) Stroke iskemik atau stroke infark ( stroke non hemoragik ) yang disebabkan
karena trombosis dan emboli.
2) Stroke perdarahan ( stroke hemoragik ) yang terdiri dari perdarahan intraserebral
dan perdarahan subarachnoid.
Berdasarkan perjalanan penyakit, stroke terbagi atas :
5

1) Transient ischemic attacks, yaitu stroke dengan defisit neurologik yang terjadi
dan akan kembali normal dalam 24 jam.
2) Reversible ischemic neurologic deficit, yaitu stroke dengan defisit neurologik
lebih dari 24 jam yang akan kembali normal dalam waktu 3 minggu.
3) Progressing stroke, yaitu stroke dengan defisit neurologik menjadi lebih berat
dan jelas dalam beberapa jam atau hari.
4) Complete stroke, yaitu stroke dengan defisit neurologik yang telah stabil atau
tidakbertambah lagi sejak awal serangan.




Berdasarkan daerah vaskularisasi otak, stroke dibagi atas 2 golongan besar, yaitu :
5

1) Stroke pada sistem karotis ( stroke hemisferik = stroke kortikal = stroke sirkulasi
anterior ).
2) Stroke pada sistem vertebrobasilaris ( stroke fossa posterior = stroke sirkulasi
posterior ).
Menurut klasifikasi bamford, stroke iskemik akut diglolongkan atas :
5

1) Lacunar Infarct ( LACI )
2) Total Anterior Circulation Infarct ( TACI )
3) Partial Cisculation Infarct ( PACI )
4) Posterior Circulation Infarct ( POCI )
II.5 Patofisiologi
Yang menjadi persoalan pokok pada stroke adalah gangguan peredaran darah pada
daerah otak tertentu. Beberapa hal yang menyebabkan lesi vaskuler serebral antara lain :
5,6

1) Penyumbatan aliran darah otak karena vasospasme langsung dan menimbulkan gejala
defisit atau perangsangan sesuai dengan fungsi daerah otak yang terkena.
2) Penyumbatan aliran darah yang disebabkan oleh thrombus. Akibatnya aliran darah otak
regional tidak memadai dalam memenuhi kebutuhan darah otak yang terganggu.
3) Penyumbatan aliran darah otak oleh embolus. Sumber embolisasi dapat terletak di arteri
karotis atau vertebralis tapi dapat juga di jantung dan system vaskuler sistemik.
4) Lesi daerah otak akibat ruptur dinding pembuluh darah. Penyebab ruptur pembuluh darah
bisa akibat dari suatu stroke ambolik, perdarahan lobaris spontan dan perdarahan
intraserebral akibat hipertensi.
II.6 Manifestasi klinik
1)
Gejala klinis pada stroke iskemik atau infark :
6
Terjadi pada saat santai atau disadari saat bangun pagi
Ada riwayat TIA sebelumnya
Tidak biasanya ditemui nyeri kepala, muntah, kejang, dan kesadaran menurun
Tidak ditemui adanya rangsangan meningeal
2)
Gejala klinis yang bisa ditemui pada stroke perdarahan :
6
Serangan pada saat aktif disertai nyeri kepala hebat
Kelumpuhan wajah dan anggota gerak yang mendadak
Mual, muntah
Gangguan sensibilitas di daerah yang mengalami kelumpuhan


Gangguan kesadaran, kejang
Gangguan penglihatan
Ataksia, disartria
Kaku kuduk dan tanda rangsangan meningeal
II.7 Diagnosis
Diagnosis stroke mancakup diagnosis klinis ( sesuai perjalan penyakit atau kawasan
pembuluh darah ), topis ( kortikal, subkortikal, atau batang otak ) dan etiologis ( infark atau
perdarahan ).
5,6

Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan neurologis serta
pemeriksaan penunjang. Untuk mendapatkan diagnosis stroke seawal mungkin perlu adanya
anamnesis yang terarah.
6
Pada pemeriksaan fisik/neurologis penting mengetahui keadaan kardiovaskuler, fungsi
vital, perkembangan kesadaran sejak kejadian dan kelainan neurologis yang terjadi.
6

Pemeriksaan penunjang juga diperlukan untuk menentukan stroke atau bukan serta
membedakan stroke karena perdarahan intraserebral/subarachnoid, thrombosis, emboli, dan
untuk mengungkapkan adanya faktor resiko.
5,6

II.8 Penatalaksanaan Rehabilitasi Medik
Prinsip rehabilitasi medik pada penderita stroke adalah sedapat mungkin penderita tidak
tergantung pada orang lain sesuai dengan definisi WHO, bahwa rehabilitasi medik adalah semua
tindakan yang betujuan untuk mengurangi dampak disabilitas/handicap penyandang cacat dapat
berintegrasi dalam masyarakat, maka jelaslah yang ditanggulangi meliputi masalah fisik dan
psikis. Masalah fisik pada stroke yaitu kesukaran ambulasi, kesukaran komunikasi, kesukaran
merawat diri sendiri, serta kesukaran dalam melakukan kegiatan mencari nafkah. Sedangkan
masalah psikis yang sering dijumpai adalah berupa rasa malu, rendah diri, sulit menerima
kenyataan, sulit menyesuaikan diri dengan disabilitasnya dan pada beberapa penderita juga
mengalami penurunan intelegensia. Dalam penanganan penderita diperlukan adanya satu tim
yang terdiri berbagai disiplin keahlian yaitu dokter, fisioterapis, terapi okupasi, ortotis prostetis,
pekerja sosial medik, psikolog, ahli bina bicara, dan perawat rahabilitasi. Untuk keberhasilan
program rehabilitasi medis ini bukan hanya pada banyaknya jiwa yang tertolong, tapi lebih pada
berapa banyak penderita yang dapat kembali berfungsi di masyarakat. Adapun evaluasi penderita
stroke yang dilakukanoleh tim rehabilitasi terhadap penderita, meliputi 4 bidang evaluasi :
7


a) Evaluasi neuromuskuloskeletal. Evaluasi ini harus mencakup evaluasi neurologis secara
umum dengan perhatian khusus pada :
Tingkat kesadaran
Fungsi mental termasuk intelek, emosi dan isi pikiran
Kemampuan bicara
Nervus kranialis
Pemeriksaan sensorik
Pemeriksaan fungsi persepsi
Pemeriksaan gerak sendi
Pemeriksaan fungsi vegetatif
b) Evaluasi medik umum
System kardiovaskuler
System pernapasan
System endokrin
System saluran urogenitalia
c) Evaluasi kemampuan fungsi. Meliputi aktivitas kegiatan hidup sehari-hari ( AKS )
seperti makan, minum, mencuci, berpakaian, kebersihan diri, dan ambulasi.
d) Evaluasi psikososial dan vokasional. Mencakup faktor psikologis, vokasional dan
aktifitas rekreasi, hubungan dengan keluarga, sumber daya ekonomi dan sumber daya
lingkungan.






II.9 Prognosis
Banyak penderita yang mengalami kesembuhan dan kembali menjalankan fungsi
normalnya. Penderita lainnya mengalami kelumpuhan fisik dan mental serta tidak mampu
bergerak, berbicara atau makan secara normal. Sekitar 50 % penderita yang mengalami
kelumpuhan separuh badan dan gejala berat lainnya, bisa memenuhi kebutuhan dasarnya sendiri.
Mereka biasa berfikirdengan jernih dan berjalan dengan baik, meskipun penggunaan lengan atau
tungkai yang terkena agak terbatas. Sekitar 20 % penderita meninggal di rumah sakit. Yang
berbahaya adalah stroke yang disertai dengan penurunan kesadran dan gangguan pernafasan atau
gangguan fungsi jantung. Kelainan neurologis yang menetap, meskipu beberapa mengalami
perbaikan.
6,7



















LAPORAN KASUS

Identitas
Nama : Ny. M.M
Umur : 67 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Jl. Pumorow, Banjer Lk.I
Agama : Kristen Protestan
Pekerjaan : Pensiunan
MRS : 1 04 2011
Tanggal periksa : 5 04 2011

Anamnesis
Keluhan utama : Kelemahan anggota gerak kiri
Riwayat penyakit sekarang :
Kelemahan anggota gerak kiri dialami penderita 4 hari SMRS. Secara tiba-tiba, pagi
hari saat penderita sedang duduk santai dirumah. Saat itu tangan dan kaki penderita masih
bisa digerakkan. Keesokan harinya penderita berobat ke poli saraf dan telah mendapat
pengobatan, namun setelah 3 hari, kelemahan anggota gerak kiri semakin menghebat,
tangan dan kaki sukar untuk digerakkan diikuti mulut mencong ke kanan dan mulai
berbicara pelo.
Penurunan kesadaran tidak dialami penderita. Penderita juga tidak mengalami kejang.
Sakit kepala, pusing, mual/muntah, mata kabur tidak dirasakan penderita. Sukar menelan
juga tidak dikeluhkan penderita.
Riwayat penyakit dahulu :
Hipertensi (+) sejak 4 tahun lalu dengan obat captopril, tidak teratur.
Stroke I : tahun 2007 sembuh sempurna
Stroke II : tahun 2010 (sekitar bulan Juli) sembuh sempurna
DM, hati, ginjal, kolesterol, asam urat disangakal
Riwayat keluarga :
Hanya penderita yang sakit seperti ini
Riwayat kebiasaan
Merokok (-)
Alkohol (-)
Senang makan makanan yang berminyak
Riwayat sosial ekonomi
Penderita tinggal dengan suami, terdapat 2 kamar. Anak anak sebanyak 6 orang, semua
sudah bekerja dan tinggal sendiri. Rumah permananen, 1 lantai, terdapat 1 WC yang
berada di dalam rumah ( WC jongkok ). Biaya di tanggung ASKES.
Pemeriksaan fisik
Status generalis
Keadaan umum : Tampak sakit
Kesadaran : Compos Mentis
GCS : E4M6V5
Tanda vital : Tekanan darah = 130/90 mmHg
Nadi = 80 x/menit
Respirasi = 24 x/menit
Suhu = 36,6C
Kepala : Conjungtiva anemis -/- Sklera Ikteris -/-
Leher : Trakhea letak di tengah, pembesaran KGB (-)
Thorax : Cor/Pulmo = dbn Rhonki -/- Wheezing -/-
Abdomen : Cembung, lemas BU (+) Normal
Ekstremitas : Akral hangat

Status neurologis
Tanda rangsangan meningeal : (-)
Nn.cranialis : parese N.VII sentral sinistra, N.XII sentral sinistra
Status motorik
Pemeriksaan Ekstremitas Superior Ekstremitas Inferior
D S D S
Gerakan N N
Kekuatan 5/5/5/5 1/1/1/1 5/5/5/5 2/2/2/2
Tonus otot N N
Refleks
Fisiologis
+ + + +
Refleks
Patologis
- - - -
Atrofi Otot -

- - -


Status sensorik
Pemeriksaan Ekstremitas Superior Ektremitas Inferior
D S D S
Protopatik N N
Proprioseptik N N

Status Otonom
BAB/BAK disadari penderita tapi penderita menggunakan pampers karena susah berjalan
ke WC

Indeks Barthel
Bladder : 10
Bowel : 10
Toilet : 5
Kebersihan diri : 5
Berpakaian : 5
Makan : 5
Transfer/berpindah : 5
Mobilitas : 5
Naik turun tangga : 0
Mandi : 0
Total : 50 (disabilitas sedang)

Mini Mental Score Examination
Kognitif : 10
Registrasi : 3
Perhatian dan kalkulasi : 5
Mengenal kembali : 3
Bahasa : 9
Total : 30 (tidak terdapat gangguan kognitif)

Resume
Seorang perempuan 67 tahun, suku Minahasa, bangsa Indonesia, agama Kristen
protestan, pekerjaan pensiunan, masuk rumah sakit dengan keluhan utama kelemahan
anggota gerak kiri dialami sejak 4 hari yang lalu, kelemahan dirasakan tiba-tiba, pagi
hari saat penderita sedang duduk santai.
Keesokan harinya penderita berobat ke poli saraf dan telah mendapat pengobatan, namun
setelah 3 hari, kelemahan anggota gerak kiri semakin menghebat, tangan dan kaki sukar
untuk digerakkan diikuti mulut mencong ke kanan dan mulai berbicara pelo.
Penurunan kesadaran (-), kejang (-), sakit kepala (-), pusing (-), mual/muntah (-), mata
kabur (-), sukar menelan (-).

Riwayat penyakit dahulu :
Hipertensi (+) sejak 4 tahun lalu dengan obat captopril, tidak teratur.
Stroke I : tahun 2007 sembuh sempurna
Stroke II : tahun 2010 (sekitar bulan Juli) sembuh sempurna
Riwayat keluarga
Hanya penderita yang sakit seperti ini
Riwayat kebiasaan
Merokok (-)
Alkohol (-)
Senang makan makanan berminyak

Riwayat sosial ekonomi
Penderita tinggal dengan suami, terdapat 2 kamar. Anak anak sebanyak 6 orang, semua
sudah bekerja dan tinggal sendiri. Rumah permananen, 1 lantai, terdapat 1 WC yang
berada di dalam rumah ( WC jongkok ). Biaya di tanggung ASKES.


Pemeriksaan fisik
GCS : E4M6V5, pupil bulat isokor 3mm, RC +/+ RCTL +/+
Pem nn. Cranialis : parese N. VII sentral sinistra, N.XII sentral sinistra
Tanda vital : Tekanan darah = 130/90 mmHg
Nadi = 80 x/menit
Respirasi = 24 x/menit
Suhu = 36,6C
Indeks barthel : disabilitas sedang
Diagnosis
Diagnosis klinis : hemiparesis sinistra + hemihipestesi sinistra + disatria
Diagnosis topis : kortikal
Diagnosis etiologi : stroke non hemoragik
Fungsional : disabilitas sedang
Problem Rehabilitasi :
Kelemahan anggota gerak kiri
Gangguan sensibilitas sisi tubuh sebelah kiri
Gangguan bicara ( disatria )
Gangguan imobilisasi, transfer, & ambulasi
Gangguan aktifitas kegiatan sehari-hari

Penanganan :
a) Fisioterapi
Evaluasi :
Kelemahan anggota gerak kiri
Gangguan ambulasi
Kontak ada, komunikasi ada
Program :
Breathing exercise aktif
Proper bed position
Mobilisasi bertahap
latihan LGS pasif ekstremitas superior dan ekstremitas inferior sinistra
alih baring tiap 2 jam
b) terapi okupasi
evaluasi : kelumpuhan anggota gerak kanan, gangguan ambulasi dan AKS
program : latihan peningkatan AKS dengan aktifitas dan keterampilan
c) terapi wicara
evaluasi : bicara pelo (+)
program
latihan bicara yaitu melatih penderita untuk bicara secara lancar dan
artikulasi yang baik
latihan otot-otot lidah dan pengucapan huruf-huruf vocal dan konsonan
d) psikologi
evaluasi
kontak, komunikasi dan pengertian baik, motivasi untuk berobat dan latihan baik,
tidak ada masalah dalam keluarga.
Program
memberi pengertian pada penderita dan keluarga mengenai proses
rehabilitasi yang memerlukan waktu yang lama.
Memberikan dukungan mental agar penderita rajin melakukan latihan.
Memberi support mental pada penderita agar lebih percaya diri
e) Sosial medik
Evaluasi
Penderita seorang pensiunan, suami juga seorang pensiunan, biaya pengobatan di
tanggung ASKES.
Program
Memberi motivasi, edukasi, dan bimbingan kepada penderita untuk tetap
semangat dalam hidup, berobat dan berlatih dengan semangat.
Mengajak penderita untuk berbicara dan bersosialisasi dengan masyarakat
Modifikasi environment
Prognosis
Ad vitam : dubia ad bonam
Ad fungtionam : dubia ad bonam
Ad sanationam : dubia ad bonam















DAFTAR PUSTAKA

I. Karema, W. klasifikasi dan diagnosis stroke. Dalam : Stroke Up date. Manado : SMF FK
UNSRAT 2001.
II. Siwi, R.C. Epidemiologi stroke. Dalam Strike Up date. Manado : SMF FK UNSRAT
2001.
III. PERDOSRI. Klasifikasi Stroke. Dalam Konsensus Nasional Rehabilitasi Stroke. Jakarta.
PERDOSRI 2004.
IV. Martono H. Kusmawardani RA stroke dan penatalaksanaannya oleh internis. Dalam
buku ajar ilmu penyakit dalam jilid III edisi IV 2006 jakarta : pusat penerbitan
departemen ilmu penyakit dalam fakultas kedokteran UI.
V. Angliadi L, rehabilitasi stroke dalam : Bahan kuliah Rehabilitasi Medik FK UNSRAT.
VI. Waleleng TH. Factor resiko dan pencegahan> proceeding symposium stroke up date.
Manado . perdosi, 2001.
VII. Sinaki M, dorsher PT. rehabilitation after stroke. In : basic clinical rehabilitation
medicine. Philadelpia. Mosby, 1993;p.87-88.

Anda mungkin juga menyukai