Jelaskan ringkasan kasus dari salah satu tugas individu
Pasien Ibu L, umur 60 tahun datang dengan keluhan utama pusing. Pasien mengeluh pusing sejak 3 hari yang lalu. Pusing dirasakan pada seluruh kepala terutama pada belakang kepala dan tambah hari tambah berat. Pusing biasanya timbul pagi hari setelah bangun tidur dan sifatnya hilang timbul, durasinya bervariasi sekitar 10-30 menit. Pusing juga disertai nyeri cekit-cekit di kepala kadang-kadang, tidak menjalar ke bagian tubuh yang lain. Setiap kali pasien beraktivitas seperti mengerjakan tugas rumah, pusingkan akan timbul. Pusing akan membaik dengan istirahat. Pasien mengeluh gangguan penglihatannya juga sejak 2 hari ini. Gangguan penglihatan yang bersifat mata kabur dirasakan waktu pasien pusing. Fungsi penglihatan pasien kembali menjadi normal bila pusingnya hilang. Riw. Dahulu Pasien sering merasakan pusing jika kecapekan sejak 1 tahun ini. Pasien jarang periksa ke dokter, Tekanan darah diperiksa 5 tahun yang lalu di Puskesmas dengan keluhan utama pusing, waktu itu tekanan darahnya sempat tinggi 150/ mmHg. Pasien tidak periksa lagi ke Puskesmas karena pusingnya membaik dan tidak kambuh lagi. Pasien tidak pernah periksa gula darah sebelumnya.
Pasien tidak ada keluhan buang air kecil dan buang air besar.
Nafsu makan pasien normal dan minum sekitar 5 gelas air putih. Kegiatan sehari-hari: Kegiatan pasien setiap hari adalah membeli sayur di pasar, masak, mencuci baju, menyapu, mengepel dan main dengan cucu. Riw. Keluarga : Ibu pasien meninggal pada tahun 2003, 10 tahun yang lalu karena hipertensi (170/100) dan sakit jantung. Umur ibu pasien waktu itu 90 tahun.
Ayah pasien meninggal pada tahun 2005, 8 tahun yang lalu karena sakit tua. Umur ayah pasien waktu itu 95 tahun. Riw. Pengobatan : Pasien pernah mengobati di Puskesmas Dau 5 tahun yang lalu, dapat 3 macam obat, satunya untuk menurunkan tekanan darah, satunya untuk pusing dan satunya vitamin. Pasien tidak hafal nama obat dan tidak mengobati ke Puskesmas lagi karena merasakan dirinya sudah sembuh. Riwayat Menstruasi: Pertama kali menstruasi pada usia 13 tahun, siklusnya teratur 28 hari, masa menstruasi 5 hari, tidak pernah didapatkan pemanjangan fase menstruasi, dan perdarahan berlebih (-), riwayat dismenorrhea (-)
Pasien sekarang sudah tidak menstruasi lagi, berhenti pada usia 50 tahun. Pada pemeriksaan fisik kepala hingga ekstremitas dalam batas normal. Pasien didiagnosis hipertensi stage II. Deskripsi Umum Kesan sakit: Tampak sakit ringan Gizi: Kesan gizi cukup (BMI normal) BB: 55 kg TB: 158 cm BMI: 22.09 kg/m 2 Tanda Vital: Kesadaran: Compos mentis, GCS 456 Tekanan darah: 170/100 mmHg Nadi: 94x/menit Pernafasan: 18x/menit Tax: 37.0 o C
2. Sebutkan dan jelaskan diagnosis yang anda tetapkan Pasien didiagnosis hipertensi stage II. Menurut JNC VII, Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah yang sama atau melebihi 140 mmHg sistolik dan/atau sama atau melebihi 90 mmHg diastolik pada seseorang yang tidak sedang makan obat antihipertensi. I. Dari Anemnesa ditemukan pusing. II. Dari pemeriksaan tanda-tanda vital, ditemukan bahwa pasien ini menderita hipertensi Stage II. Gejala dan tanda - Keluhan nyeri kepala(pagi hari dan terlokalisir pada region oksipital), keluhan tidak spesifik lainnya yang mungkin terkiat seperti dizziness, palpitasi, mudah lelah, impotensi - Keluhan yang lain mungkin menandakan kerusakan organ targer: gangguan penglihatan, nyeri dada (angina), gejala Transient Ischemic Attack (TIA), keluhan gagal jantung, gangguan fungsi ginjal.
3. Apa saja faktor resiko yang anda temukan pada kasus tersebut: a. Behaviour Pasien kebiasaan konsumsi makanan yang asin Pasien suka makan gorengan Pasien minum kopi kadang-kadang, 1-2 gelas/hari Pasien jarang kontrol ke Puskesmas bila keluhannya bisa sembuh sendiri b. Intrinsic Genetic: Riw. Ibu pasien dengan Hipertensi Usia pasien 60 tahun c. Health service Jarang periksa ke Puskesmas, takut untuk menerima kernyataan bahwa dirinya sakit Posyandu dekat dengan rumah pasien, tapi pasien tidak periksa ke sana karena pasien takut dan merasakan dirinya cuma sakit biasa
a. Apa beda faktor resiko dan etiologi Faktor resiko Faktor resiko adalah karakteristik, tanda dan kumpulan gejala pada penyakit yang diderita individu yang mana secara statistic berhubungan dengan peningkatan kejadian kasus baru berikutnya (beberapa individu lain pada suatu kelompok masyarakat). Dari faktor resiko inilah yang kemudian dijadikan dasar penentuan tindakan pencegahan dan penanggulangan Faktor resiko is a variable associated with an increased risk of disease or infection Risk factors are correlational and not necessarily causal, because correlation does not imply causation.
Etiologi Merupakan kuncinya atau penyebab biologis dari suatu penyakit infeksi, terjadi karena adanya infeksi mikro organism (misalnya virus, bakteri dll). Secara umum etiologi berarti apa yang menjadi penyebab suatu penyakit
b. Secara teoritik apa ukuran yang digunakan utk menetapkan suatu faktor resiko Fator resiko dievaluasi dengan membandingkan risiko mereka yang terkena faktor resiko dengan potensial terhadap mereka yang tidak terkena. Risk factors are evaluated by comparing the risk of those exposed to the potential risk factor to those not exposed.
Relative risk = Risk in exposed / Risk in non-exposed Jika RR = 1, Pembilang sama dengan penyebut, dan risiko pada orang terkena sama dengan risiko yang tidak terkena. Oleh karena itu, tidak ada bukti untuk setiap peningkatan resiko pada individu yang terpapar atau untuk setiap asosiasi dari penyakit dengan paparan yang bersangkutan If the RR = 1, The numerator equals to the denominator, and the risk in exposed persons equals the risk in non-exposed persons. Therefore, no evidence exists for any increased risk in exposed individuals or for any association of the disease with the exposure in question Jika RR > 1, Pembilang lebih dari penyebut, dan risiko pada orang terkena lebih besar daripada risiko yang tidak terkena. Ini adalah bukti hubungan positif, dan mungkin kausal. If the RR > 1, The numerator is greater than the denominator, and the risk in exposed persons is greater than the risk in non-exposed persons. This is evidence of a positive association, and may be causal. Jika RR < 1, Pembilang kurang dari penyebut, dan risiko pada orang yang terkena kurang dari risiko yang tidak kena. Ini adalah bukti hubungan negatif, dan itu mungkin menunjukkan efek perlindungan. If the RR < 1, the numerator is less than the denominator, and the risk in exposed persons is less than the risk in non-exposed persons. This is evidence of a negative association, and it may be indicative of a protective effect.
4. Jika anda ingin mengkaji apakah faktor resiko yang anda duga pada permasalahan kesehatan pada populasi di masyarakat bagaimana desain penelitian yang anda pilih a. Siapa populasi, sampel, dan pemilihan sampel Populasi : Warga kecamatan Dau Sampel : Warga kecamatan Dau yang berobat ke Puskesmas Dau dan didiagnosis sebagai hipertensi Pemilihan Sampel : Simple random sampling b. Apa desian yang paling tepat? Mengapa? Desain yang paling tepat adalah cohort study, bersifat periodic dan rutin. Menggali komplikasi penyakit yang mungkin timbul pada pasien dengan hipertensi. c. Variable apa yang akan anda ukur dan apa skala ukurnya? Usia Obesitas Konsumsi alkohol Gaya hidup sedentary Stres Asupan kalium rendah Asupan kalsium rendah
d. Analisis statistic apa yang akan anda gunakan dan mengapa?
5. Jelaskan rencana anda dalam mengelola permasalahan kesehatan tersebut a. Pencegahan primer, sekunder, dan tersier pada individu, keluarga, komunitas (Klarifikasi bahwa jawapan bersifat kontekstual (sesuai dengan kondisi kasus) dan bukan teoritis) Pencegahan Primer : I. Komunikasi, informasi, edukasi kepada penderita, keluarga pasien dan komunitas mengenai penyakit Hipertensi. Gejala dan tanda - Keluhan nyeri kepala(pagi hari dan terlokalisir pada region oksipital), keluhan tidak spesifik lainnya yang mungkin terkiat seperti dizziness, palpitasi, mudah lelah, impotensi - Keluhan yang lain mungkin menandakan kerusakan organ targer: gangguan penglihatan, nyeri dada (angina), gejala Transient Ischemic Attack (TIA), keluhan gagal jantung, gangguan fungsi ginjal. Faktor resiko:- - Non-modifiable a. Genetik b. Usia c. Gender d. Ras - Modifiable a. Obesitas b. Resistensi Insulin c. Konsumsi alcohol berlebih d. Konsumsi garam (Na) berlebih e. Gaya hidup sedentary f. Stres g. Asupan kalium yang rendah h. Asupan kalsium yang rendah Komplikasi:- - Hipertensi yang bekerpanjangan menyebabkan gangguan pembuluh darah. - Gangguan pembuluh darah besar a. Jantung (Serangan jantung, gagal jantung) b. Otak (Stroke, penyakit saraf yang lain) c. Ginjal (Penyakit ginjal kronik, gagal ginjal) - Gangguan pembuluh darah kecil a. Pembuluh darah (Kerusakan pembuluh darah) b. Retina mata (Kerusakan pembuluh darah mata >buta) Modifikasi gaya hidup:- - Target manajemen dari hipertensi adalah tekanan darah <140/90 mmHg - Mengatur menu makanan (Menghindari dan membatasi makanan dan dapat meningkatkan kadar kolesterol darah serta meningkatkan tekanan darah) - Makanan yang harus dihindari atau dibatasi adalah:- a. Makanan lemak jenuh tinggi (Otak, ginjal, paru, minyak kepala, gajih) b. Makanan menggunakan garam natrium (Biscuit, craker, kripik dan makanan kering yang asin) c. Makanan dan minuman dalam kareng (Sarden, sosis, korned, sayuran serta buah- buahan dalam kaleng, soft drink) d. Makanan yang diawetkan (dendeng, asinan sayur/buah, abon, ikan asin, pindang, udang kering, telur asin, salai kacang) e. Susu full cream, mentega, margarine, keju mayonnaise, serta sumber protein hewani yang tinggi, kolesterol seperti daging merah (sapi/kambing), kuning telur, kulit ayam. f. Bumbu- bumbu seperti kecap, magi, terasi, saus tomat, saus sambal, tauco serta bumbu penyedap lain yang pada umumnya mengandung garam natirum g. Alkohol dan makanan yang mengandung alkohol seperti durian, tape - Selain makanan, harus lakukan:- a. Waktu istirahat/tidur yang cukup b. Hiburan dan penyaluran hobi yang seimbang dengan tugas dan kewajiban c. Olahraga teratur, dianjurkan 2-3 kali seminggu sekurangnya 30 menit setiap kali olahraga d. Menghindari konsumsi rokok, alkohol e. Hindari stress - Asupan zat-zat seharian:- a. Sodium: Orang normal: Mak 2300 mg/hari Orang Hipertensi/DM/Umur>51 thn: < 1500 mg/hari b. Kalium: Orang normal: 4700mg/hari Orang Hipertensi: 5600mg/hari c. Calcium: 1250 mg/hari d. Magnesium: 500 mg/hari e. Fiber: 30g/ hari (*1 sendok teh= 2325 mg) Pengobatan:- - Pengobatan dimulai jika target tekanan darah tidak tercapai (<140/90 mmHg atau <130/90 mmHg pada pasien DM atau penyakit ginjal kronis) - Hipertensi tanpa compelling indication:- a. Hipertensi stage 1 Obat: Gol. Diuretic (tiazid) Pertimbangkan: ACE inhibitor Beta blocker Penghambat kalsium atau kombinasi b. Hipertensi stage 2 Kombinasi 2 obat, biasanya golongan diuretic tiazid dan ACE inhibitor atau Beta blocker atau penghambat kalsium - Hipertensi dengan compelling indication:- a. Lihat petunjuk pemilihan dengan compelling - Jika dengan pengobatan tetap target tekanan darah tidak tercapai, optimalisasi dosis atau tambahkan obat lain sampai target tekanan darah tercapai. - Pertimbangkan untuk konsultasi pada spesialis hipertensi . II. Menginformasikan anggota keluarganya penderita tentang kondisi ibu sekarang dan memerlukan dukungan dari keluarganya supaya tetap memeriksa rutin ke petugas kesehatan. III. Menganjurkan pasien untuk memeriksa gula darah, lipid profile, fungsi ginjal, fungsi hepar dan darah lengkap (General check up) setiap 1 tahun karena pasien sudah lanjut usia.
Pencegahan Sekunder : I. Menegaskan penderita untuk mengobati rutin dan mengikuti gaya hidup yang benar. II. Pihak dari puskesmas Dau harus melakukan screening hipertensi setiap tahun.
Pencegahan Tersier : I. Komunikasi, informasi dan edukasi penderita, bila mengalami keluhan seperti penurunan visus secara mendadak, kelemahan dan kesemutan anggota badan, nyeri dada, sesak nafas, sering bengkak atau ada gangguan kesadaran, dengan secepatnya dibawa ke pelayanan kesehatan yang terdekat karena gejala-gejala yang timbul mungkin disebabkan oleh komplikasi dari hipertensi.(Counceling) II. Diet control/ Konsultasi gizi III. Megikuti DASH
6. Apa saja program pemerintah dan upaya kesehatan masyarakat yang telah ada untuk mengelola permasalahan kesehatan tersebut Promosi kesehatan tentang hipertensi oleh petugas kesehatan di Puskesmas Dau (Promkes) Penyuluhan kepada masyarakat mengenai hipertensi
7. Apa kelemahan dan kelebihan dari upaya yang sudah ada dan apa saran anda? Kekurangan Penyuluhan kurang rutin diadakan Penyuluhan kurang tepat sasaran Upaya kesehatan sekunder terbatas karena hanya pada pasien yang berobat ke Puskesmas saja Kelebihan Sudah diadakan penyuluhan sebagai upaya meningkatkan kesadaran dan ilmu pengetahuan masyarakat Sudah diadakan upaya pencegahan sekunder terhadap pasien Hipertensi yang berobat ke pkm. Saran: Penyuluhan diadakan secara rutin dan dievaluasi secara rutin pula
2. Sebutkan potensi insiden keselamatan pasien dari alur dan kondisi yang ada di Puskesmas Pasien Loket pendaftaran Jenis pelayanan Poli Umum Poli Gigi KIA/KB Imunisasi Kesehatan Haji Poli gizi Surat sehat Laboratorium DLL Apotek Pulang Rujukan Jam buka loket pendaftaran pasien a. Senin s/d kamis: 0730-1130 WIB b. Jumat: 0730-1000 WIB c. Sabtu: 0730-1100 WIB
Di luar jam buka loket pendaftaran Pasien UGD Penyakit/kontrol luka yang memerlukan tindakan Hanya satu dokter fungsional di PKM Dau dan dokternya masih cuti hamil, tidak ada dokter di UGD dan pasien yang gawat darurat tidak dapat dirawat inap dan harus dirujuk ke rumah sakit Semua tindakan dilakukan di UGD, tapi terbatas alat dan tenaga. Alatnya disimpan kurang steril dan tidak rapi. Alat perlindungan diri petugas kesehatan kurang mendapatkan perhatian dan pengawasan yang ketat. 3. Apa yang menyebabkan potensi insiden tersebut Peraturan yang kurang ketat di PKM Dau Tidak ada aturan dan sanksi mengenai kewajipan memakai alat perlindungan diri waktu penanganan pasien Tidak adanya SOP diagnosis dan penanganan penyakit dengan baik Belum ada penambahan alat atau tenaga tambahan di UGD Alat harus disteril setelah dipakai habis tindakan. 4. Bagaimana strategi anda mencegah insiden tersebut Sosialisasi kepada kepala Pkm supaya peraturan mengenai SOP pemakaian alat perlindungan diri diketatkan bila menangani pasien, supaya mengurangi resiko infeksi pada pasien SOP dibuatkan dalam diagnosis dan pengobatan yang benar untuk penyakit terdaftar Dokter fungsional harus minimal satu di Pkm, dicarikan penganti bila dokter fungsional yang bertugas lagi cuti atau izin supaya mengurangi kesalahan diagnosis dan ruangan rawat inap dipakai bila pasien menbutuhkan. Alat yang habis dipakai dibersihkan dulu, biar kering dan disteril dengan waktu yang seharusnya. Setelah alatnya steril, barang2 di dalam diambil keluar dan disimpan di tempat yang seharusnya.
1. Jelaskan program apa yang dilakukan kelompok di Puskesmas a. Apa permasalahn kesehatan yang dikelola Tingginya angka open defecation sebesar 42% yang seharusnya 0%. b. Apa goal, objective, sub objective dari program tersebut Goal: Menurunkan angka open defecation sebesar 20% di RT1,2, dan 4 Dusun Banjar Tengah Dau dalam waktu 1 tahun. Risk Factor (Method) Objectif 100% responden menyatakan tidak adanya peraturan dan sanksi dari pemerintah mengenai BAB di sungai Dalam 6 bulan, telah membuat larangan membuang air besar di sungai disertai sanksi oleh perangkat Dusun Banjar Tengah Risk Factor (Material) Objective 91% responden yang belum memiliki WC tidak menjadikan pembangunan WC sebagai prioritas pengeluaran keluarga
50% warga yang belum memiliki WC menjadikan WC sebagai prioritas pengeluaran keluarga sampai akhir program Risk Factor (Environment) Objective 100% responden memiliki akses yang mudah ke sungai Dalam 6 bulan, telah menutup akses turun ke sungai dengan menggunakan pagar oleh perangkat Dusun Banjar Tengah. Risk Factor (Individu) Objective 21% responden tetap BAB di sungai walaupun sudah memiliki WC Menurunkan angka warga yang terbiasa BAB di sungai sejak kecil menjadi 10% dalam 1 bulan setelah akhir program. Risk Factor (Alat) Objective 32% responden tidak memiliki WC pribadi Menurunkan angka warga yang tidak memiliki WC pribadi menjadi 15% dalam 1 tahun setelah akhir program.
Risk Factor (Method) Contributing Risk Factor Sub Objective Tidak adanya peraturan dan sanksi mengenai BAB di sungai Tidak ada prioritas di pemerintah untuk membuat peraturan menganai larangan BAB di sungai Pemerintah menjadikan masalah BAB di sungai sebagai prioritas dalam pembuatan peraturan Risk Factor (Material) Contributing Risk Factor Sub Objective 91% responden yang belum memiliki WC tidak menjadikan pembangunan WC sebagai prioritas 91% warga Dusun Banjar Tengah merasa kesulitan untuk menyisihkan penghasilan untuk membangunkan WC 50% warga Dusun Banjar Tengah mampu untuk menyisihkan penghasilan untuk membangunkan WC dalam 1 tahun setelah akhir program pengeluaran keluarga Risk Factor (Environment) Contributing Risk Factor Sub Objective 100% responden memiliki akses yang mudah ke sungai 100% sungai tidak memiliki pembatas 50% sungai telah ditutup dengan menggunakan pagar oleh perangkat Dusun Banjar Tengah dalam 6 bulan setelah akhir program Risk Factor (Individu) Contributing Risk Factor Sub Objective 21% responden sudah terbiasa BAB di sungai sejak kecil 21% warga terbiasa BAB di sungai karena tidak ada peraturan dan sanksi mengenai BAB di sungai Warga yang terbiasa BAB di sungai diturunkan menjadi 10% dalam 1 bulan setelah akhir program Risk Factor (Alat) Contributing Risk Factor Sub Objective 32% responden tidak memiliki WC pribadi 49% warga Dusun Banjar Tengah berpenghasilan Rp 400.000-600.000 setiap bulan 30% warga Dusun Banjar Tengah dibiasakan untuk menyisihkan penghasilan untuk membangunkan WC dalam 1 tahun setelah akhir program.
c. Siapa target sasaran dan mengapa Sasaran kegiatan penyuluhan adalah Warga Dusun Banjar Tengah yang belum memiliki WC Supaya warga yang belum memiliki WC dapat celengan dan membiasakan dirinya untuk menabung dan menjadikan kepemilikan WC sebagai salah satu prioritas pengeluaran keluarga.
d. Apa metode yang dipilih dan mengapa I. Luna Baya Pembagian celengan Lumba-lumba pengumpul dana jamban swadaya untuk warga yang belum memiliki WC II. Pemicuan CTLS Demo peragaan proses pencemaran lingkungan akibat BAB di sungai berdasarkan Community Led Total Sanitation III. Penyuluhan ODF Penyuluhan mengenai bahaya BAB di sungai dan pengenalan program Open Defecation Free IV. Pelatihan Panda Manis Pelatihan Pengawas anggaran dana jamban istimewa Skoring dilakukan dengan metode NGT (Nominal Group Technique). Dengan mempertimbangkan prioritas masalah ini ada di desa, jumlah wakil yang dipilih untuk skoring sejumlah 6 orang yaitu 2 orang wakil dokter muda, 2 orang wakil puskesmas (dokter gigi dan petugas puskesmas), 2 orang wakil masyarakat desa.
2. Sumber daya apa yang diperlukan untuk pelaksanaan program tersebut Man: Dokter muda, Ibu Kasun, Ibu RT, Responden, Staff Puskesmas Material: Poster ODF 2015, Peta Dusun Banjar Tengah Machine: Mic (Sound system) Place: Rumah ibu RW 4 Dusun Banjar Tengah Metode: Pre test, penyuluhan, demo, Pemicuan, pelatihan panda manis Money: Rp 300.000 dari dokter muda semua
3. Bagaimana anda mengorganisasikan pelaksanaan program tersebut: (Fungsi apa saja yang diperlukan untuk perlaksanaan program, apa tugasnya, dan siapa yang anda tunjuk dengan pertimbangan apa. Note: uji pada salah satu fungsi aja) 4 Penangungjawab: PJ acara penyuluhan dan pelatihan panda manis Nanda: Pembukaan acara, mempersiapkan materi. Melatih panda manis supaya mengecek tabungan warga yang tidak memiliki WC pribadi setiap bulan PJ demo pemicuan Narin: Mempersiapkan bahan najis buatan dan vaskon PJ humas, publikasi, perlengkapan, perijinan, dan konsumsi Kavi: Mengurus perijinan, publikasi, serta persiapan perlengkapan dan konsumsi buat warga dusun, kasun, staff puskesmas, dan dokter muda. PJ Dokumentasi Tenny: Koordinasi dengan pihak dusun kasun, dan mempersiapkan daftar hadir, merekam videa dan mengambil foto.
4. Apa ukuran keberhasilan dari program anda, jelaskan a. Apa saja indicator yang direncanakan untuk mengevaluasi pelaksanaan program tersebut dan apa tujuannya? (input, proses, output, outcome) sejak perencanaan, pelaksanaan, evaluasi Evaluasi input: Hadir 33 warga dari yang ditargetkan 33 orang dari RT 1,2 dan 4 Mempersiapkan materi penyuluhan, demo pemicuan
Evaluasi proses: Post test Penyuluhan Pelatihan panda manis 100% peserta aktif ikut serta dalam kegiatan pemetaan pencemaran air akibat defekasi terbuka Berdasarkan wawancara acak pada 10 peserta pasca pemicuan, mereka merasa jijik dengan kebiasaan BAB di sungai dan ingin membantu kesuksesan ODF dengan cara menabung untuk memiliki WC ataupun dengan cara mengingatkan warga lain yang masih BAB di sungai
Evaluasi Output/Impact: Post test Ibu-Ibu meningkatkan ilmu pengetahuan dgn cara pre-post test Merasa jijik dgn wawancara
Evaluasi outcome Panda manis Ibu2 dilatih untuk mengecek tabungan Tidak ada yg BAB sembarangan
b. Bagaimana cara anda mengukur indicator tersebut: Metode, waktu, analisis Input: Jumlah peserta yang lahir Proses: Focus group interview Output: Peningkatan nilai dari hasil pre test Outcome: angka ODF pada masyarakat dusun menurun (sesuai dengan target) 5. Bagaimana cara anda memastikan keberhasilan dari program tersebut? (Fungsi dan siklus manajemen mutu) Pemantauan uang di dalam celengan setiap bulan supaya memastikan mereka menabungkan uang ke dalam, selain mengecek, juga memotivasikan warga yang kurang mampu supaya tetap menabung. Dari puskesmas Dau divisi Kesling, akan melanjutkan penyuluhan terhadap ODF sehingga tahun 2015, dari mereka bisa memastikan apakah kader melakukan tugas mereka dengan bener.
6 Program pokok Pkm 1. Pengobatan 2. KIA 3. KB 4. Promkes 5. Gizi 6. P2M 7. Kesling Program tambahan 1. Kes. Gigi dan mulut 2. PHN & Lansia 3. UGD 4. Rawat Inap 5. Laboratorium 6. UKS & KRR
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Malang Kepala Puskesmas Dau 1) Koordinator Tata Usaha > Urusan Keuangan/umum/Obat,farmasi/ Kepegawatan 2) Pelayanan kesehatan Dasar > Program Pokok Pkm 3) Pelayanan kesehatan pengembangan > Program tambahan Polindes Pustu
Apa Milikan PKM kepada program anda? Kesling dan Promkes Bagaimana dibilang target tercapai? Tercapai bila mencapai target pada jangka waktu yang ditetapkan