Glaukoma dibedakan dalam 2 bentuk penyakit berdasarkan susunan anatominya. Bentuk-
bentuk glaukoma dibedakan dalam bentuk glaukoma sudut terbuka (glaukoma kronis), dan glaukoma sudut tertutup (glaukoma akut). Dengan bentuk dasar ini terdapat berbagai bentuk variasinya. Penyakit glaukoma sudut terbuka dimasukkan kedalam penyakit maling penglihatan yang berjalan perlahan tanpa memberikan rasa sakit. Perjalanan penyakit berlangsung tanpa dirasakan dan tanpa teramati akan memberikan kerusakan yang berat pada saraf optik. Glaukoma sudut tertutup merupakan kelainan akut, jarang dan berjalan dengan akibatnya secara cepat. Untuk mengerti maksud dengan pengaliran terbuka dan tertutup cairan dalam mata pada glaukoma maka sebaiknya mata digambarkan sebagai kotak tertutup. Cairan mata dihasilkan didalam bola mata terus-menerus selama 24 jam sehari membuat bola mata menjadi bulat akibat tekanan cairan mata didalamnya. Selain dari pada itu cairan mata ini juga memberikan makanan pada isi bola mata. Cairan didalam bola mata ini seperti darah akan tetapi tidak mempunyai butir-butir darah sehingga ia bersifat bening. Cairan bola mata yang dibentuk perlu diganti atau dikeluarkan terus-menerus untuk memberikan mutu makanan yang lebih baik. Apa yang akan terjadi bila terdapat penyumbatan pengaliran keluar cairan bola mata ini. Cairan yang berlebihan ini akan melimpah dan akibat tidak ada jalan keluar maka cairan yang melimpah ini akan terbendung didalam bola mata yang mempunyai batas kemampuan tampung tertentu. Perlimpahan cairan mata ini dapat terhalang sedikit atau mendadak. Pada keadaan ini tekanan bola mata didalam mata akan meningkat yang akan menekan dan merusak serabut saraf optik dan menimbulkan apa yang disebut sebagai glaukoma Glaukoma Sudut Terbuka Glaukoma yang sering ditemukan adalah glaukoma sudut terbuka. Pada orang normal jalan keluar cairan mata seimbang, sedangkan pada glaukoma sudut terbuka terjadi pembendungan. Bila hal ini terjadi maka cairan akan tertimbun didalam bola mata sehingga tekanan bola mata akan meningkat. Pada glukoma sudut terbuka cairan mata setelah melalui pupil masuk kedalam bilik mata depan dantidak dapat melalui anyaman trabekulum. Keadaan ini menyebabkan tekanan bola mata naik dan merusak saraf optik. Glaukoma sudut terbuka dan tertutup dapat dalam bentuk primer dan sekunder. Pada glaukoma sekunder maka penyebabnya dapat diketahui, seperti trauma dan penyakit mata lainnya. Pada glaukoma sudut terbuka terjadi perubahan didalam jaringan mata akibat tekanan yang tinggi merusak serabut penglihatan halus dalam mata yang berguna untuk penglihatan. Sering glaukoma ini tidak memberikan gejala. Biasanya penderita tidak menyadari menderita glaukoma sudut terbuka karena pada permulaannya tidak memberikan keluhan. Pada akhir dari penyakitnya biasanya baru disadari pasien yang mengeluh pada dokternya bahwa penglihatannya mulai kabur. Biasanya glaukoma sudut terbuka mulai timbul keluhan pada usia 40 tahun, walaupun bisa timbul pada usia berapa saja. Benda yang terletak dibagian sentral masih terlihat jelas akan tetapi yang terletak diperifer tidak terlihat sama sekali.pada keadaan ini lapangan penglihatan secara perlahan akan menyempit. Bila keaadaan ini berlanjut penglihatan akan terus berkurang sehingga dapat menjadi buta sama sekali. Tekanan bola mata biasanya lebih dari 25 dan terus-menerus merusak saraf optik sehingga disebut maling penglihatan. Glukoma sudut terbuka tidak memberikan keluhan dengan tekanan bola mata yang tinggi perlahan-lahan merusak serabut saraf optik, walaupun tekanan bola mata sidah teratasi penglihatan yang telah hilang tidak dapat diperbaiki lagi. Pada pemeriksaan goniokopi pemeriksaan sudut bili mata dengan goniolens dapat dilihat sudut bilik mata depan tempat mengalirnya cairan mata keluar terbuka lebar. Bila sudut ini terbuka lebar sedangkan tekanan bola mata tinggi maka dapat diduga pembendungan cairan mata keluar berada jauh didalam atau dibelakang sudut pengeluaran ini. Daerah penyaringan keluar cairan mata ini disebut anyaman trabekulum. Pada glaukoma sudut terbuka primer tidak terlihat kelainan anyaman trabekula akan tetapi mungkin terdapat kerusakan fungsi sel trabekula atau jumlahnya berkurang akibat bertambahnya usia. Pendapat lain adanya gangguan dari enzim pada trabekula. Bila telah dilakukan pemeriksaan tekanan bola mata dan papil saraf optik maka sebaiknya dilakukan pemeriksaan gonioskopi. Pemeriksaan ini diperlukan untuk mengetahui apakah glaukoma adalah glaukoma primer sudut terbuka atau sekunder. Gambaran gonioskopi pada glaukoma sudut terbuka primer memberikan susunan anatomi yang normal. Pada glaukoma sudut terbuka primer bila telah terjadi kerusakan sel saraf maka akan berakibat terbentuk skotoma (bercak hitam) disertai penurunan fungsi penglihatan dan lapangan pandangan. Glaukoma sudut tebuka primer merupakan penyakit kronis yang tidak dapat diobati. Hanya dapat diperlambat dengan pengobatan.
Glaukoma Sudut Tertutup Terdapat dua tipe glaukoma sudut tertutup yaitu akut dan kronis. Glaukoma sudut tertutup akut dimana tempat mengalir keluar cairan mata tertutup mendadak. Bila terjadi penutupan dapat mengakibatkan peningkatan tekanan bola mata mendadak. Hal ini merupakan keadaan gawat karena akan etrjadi kerusakan saraf optik disertai gangguan penglihatan. Glaukoma akut akan datang mendadak dengan penglihatan sangat kabur, mata merah disertai rasa sakit sekeliling mata, pelangi disekitar lampu, mual dan kadang-kadang muntah. Gejala ini sama sekali tidak boleh diabaikan. Kadang penyakit ini betrjalan kronis sehingga dinamakan glukoma sudut tertutup sempit kronis yang akan seperti glaukoma sudut terbuka tanpa memperlihatkan gejala dan keluhan. Glaukoma sudut tertutup biasanya bersifat: Herediter Lebih sering terdapat pada pasien rabun dekat (hipermetropia) Bilik mata depan dangkal Makin dangkal bilik mata makin dekat hubungan iris dengan kornea tepi Pada gonioskopi terlihat iris menempel pada tepi kornea Bila tekanan bola mata cukup tinggi iris akan lebih terdorong kedepan sehingga makin tertutup jalan keluar cairan mata dan akibatnya da[at menimbulkan serangan glaukoma akut Iris terletak dekat anyaman trabekula Pada usia lanjut ukuran lensa bertambah Dua bentuk glaukoma sudut tertutup: Glakoma sudut tertutup akut. Berbeda dengan glaukoma sudut terbuka primer, pada glaukoma sudut tertutup akut tekanan bola mata naik dengan tiba-tiba. Pada glaukoma sudut tertutup akut terjadi penutupan pengaliran keluar cairan mata secara mendadak. Tekanan yang mendadak ini akan memberikan rasa sakit ysng sangat, yang dapat mengakibatkan timbulnya rasa muntah dan mual. Kepala sekan dipukul dengan martil pada sisi mata yang dapat serangan akut. Mata menjadi merah, kornea keruh dan edematus, penglihatan kabur disertai adanya halo (pelangi disekitar lampu). Pemeriksaan rutin gonioskopi dapat dilihat sudut tertutup atau memberikan dugaan seseorang akan mengalami glaukoma sudut tertutup. Bila telah diatasi tekanan bola mata yang tinggi dapat terlihat: Jaringan parut pada trabekula (sinekia) sehingga glaukoma lebih sukar dikontrol Katarak Kerusakan saraf optik sehingga tajam penglihatan akan tetap rusak Serangan glaukoma mudah terjadi pada keadaan: Ruang gelap, (bioskop) yang memungkinkan pupil melebar Akibat beberapa obat tertentu (antidepresan, influenza, antihistamin, anti muntah) Obat yang melebarkan pupil Glaukoma sudut tertutup kronis Pada glaukoma sudut tertutup kronis iris berangsur-angsur menutupi jalan keluar tanpa gejala yang nyata. Pada keadaan ini perlahan-lahan terbentuk jaringan parut antara iris dan jalur keluar cairan mata. Tekanan bola mata akan naik jika terjadi gangguan jumlah cairan keluar akibat bertambahnya jaringan parut. Dengan pengobatan pilokarpin maka serangan akut tidak akan terjadi dengan bentuk kronis yang tetap berjalan. Pengobtan hanya menghindarkan kebutaan kebutaan yang dapat terjadi pada glaukoma.
LASER PADA GLAUKOMA Bedah laser pada glaukoma sudut terbuka Bedah laser pada glaukoma dengan argon laser trabekuloplasti bertambah populer pada saat ini. Dahulu dilakukan untuk mendahului semua pengobatan glaukoma. Prosedur palaksanaan memakan waktu kira-kira 20 menit tanpa rasa sakit dan tidak perlu dirawat. Dilakukan 50-100 pembakaran pada anyaman trabekulum 180-360 derajat. Dengan melakukan laser pada bagian ini akibat panas maka sebagian trabekulum mengkerut yang akan menarik dan membukanya sehingga cairan mata mudah mengalir keluar. Ada yang mengatakan sinar ini mengakibatkan pertumbuhan kembali sel trabekulumyang mengatur pengaliran cairan mata. Umumnya hail tidak jelas pada glaukoma sudut terbuka dan tidak dapat dilakukan pada pasien glaukoma dibawah usia 40 tahun. Tindakan laser akan menurunkan tekanan pada 80% pasien dengan glaukoma sudut terbuka. Pada pasien yang tidak berhasil laser tidak akan memberikan kesulitan baru. Trabekuloplasti laser Trabekuloplasti laser sering dilakukan pada glaukoma sudut terbuka. Trabekuloplasti laser cairan mata keluar. Hasil trabekuloplasti laser akan lebih baik pada keadaan berikut: Pasien usia lanjut Belum pernah mendapat pembedahan Glaukoma bertekanan rendah Tidak ada peradangan
Bedah laser pada glaukoma sudut tertutup Iridotomi laser Pada glaukoma sudut tertutup terdapat hambatan relatif pengaliran keluar cairan dari bilik mata belakang melalui pupil ke bilik mata depan. Iridotomi merupakan suatu tindakan bedah glaukoma yag sering dilakukan pada glaukoma sudut tertutup. Iridotomi laser merupakan bentuk lain bedah laser pada glaukoma. Tindakan laser digunakan untuk mendapatkan lubang pada bagian iris yang berwarna. Pada keadaan ini dbuat lubang kecil pada selaput pelangi perifer. Iridektomi laser adalah prosedur yang terbaik dilakukan pada glaukoma sudut tertutup. Bila hal ini tidak dilakukan maka dengan dapat terjadi serangan akut glaukoma sudut tertutup.
TEST DIAGNOSTIK GLAUKOMA Pemeriksaan khusus pada glaukoma 1. Digital tonometri Pemeriksaan ini adalah untuk menentukan tekanan bola mata dengan cepat yaitu dengan memakai ujung jari pemeriksa tanpa memmakai alat khusus (tonometer). Dengan menekan bola mata menggunakan jari pemeriksa diperkrakan besarnya tekanan didalam bola mata. Pemeriksaan dilakukan dengan cara sebagai berikut: Penderita disuruh melihat kebawah Kedua telunjuk pemeriksa diletakkan pada kulit kelopak mata tarsus penderita Jari-jari lain bersandar pada dahi penderita Satu telunjuk menginmbangi tekanan sedang telunjuk lain menekan bola mata. Penilaian dialkukan dengan pengalaman sebelumnya yang dapat dinyatakan tekanan mata N+1, N+2, N+3, atau N-1, N-2, N-3 yang menyatakan tekanan lebih tinggi atau lebih rendah dari pada normal. Cara ini sangat baik pada kelainan mata bila tonometer tidak dapat dipakai atau dinilai seperti pada sikatrik kornea, kornea irregular dan infeksi kornea. Cara ini memerlukan pengalaman pemeriksa karena terdapat faktor subyektif. 2. Tonometri schiotz Tonometer schiotz merupakan tonometer indentasi atau menekan permukaan kornea dengan beban yang dapt bergerak bebas pada sumbunya. Bila tekanan rendah atau bola mata empuk maka beban akan dapat mengidetasi lebih dalam dibanding tekanan bola mata tinggi atau bola mata keras. Teknik pemeriksaan:
Penderita diminta tidur telentang Mata ditetesi dengan tetrakain Ditunggu sampai penderita tidak merasa pedas Penderita diminta meletakkan ibu jari tegak lurus didepan mukanya Kelopak mata penderita dibuka denga telunjuk dan ibu jari( jangn menekan bola mata). Penderita diminta untuk ,melihat ibu jari yang terletak didepanya. Telapak tonometer diletakkan pada permukaan kornea mata yang akan diperiksa Setelah tapak terletak dengan baik pada permukaa kornea maka dilihat angka yang ditunjuk pada tonometer Hasil pembacaan pada skala tonometer dokonversi pada tabel untuk mengetahui tekanan bola mata dalam milimeter air raksa. Pada tekanan lebih tinggi dari 20 mmhg dicurigai adanya glaukoma. Bila tekanan lebih dari 25 mmhg pasien menderita glaukoma.
3. Pemeriksaan kekakuan sklera (sclera rigidity) Pada pemeriksaan tonometri sering pengukuran tidak tepat akibat terdapatnya kekakuan sclera. Pada uji kekakuan sclera dapat diketahui besarnya kekauan dengan menggunakan tabel nomogram friendenwald. Pemeriksaan dilakukan dengan menggunakan beban 5,5 dan 10 gram atau 7,5 dan 15 gram. Nilai kekakuan sclera normal = 0.0125. 4. Tonometri aplanasi Teknik pemeriksaan: Diberi anastesi lokal tetrakain pada mata yang akan diperiksa Kertas Fluoresein diltakkan pada selaput lendir Diletakkan alat tonometer aplanasi pada selaput bening Setelah terlihat lingkran telapak tonometer pada selaput bening maka tekanan dinaikkan sehingga lingkran tersebut mendekat sehingga bagian dalam terhimpit. Dibaca tekanan pada tombol putaran tonometer aplanasi yang memberi gambaran setengah lingkaran berimpit. Tekanan tersebut merupakan tekanan bola mata. Dengan tonometer aplanasi bila tekanan bola mata lebih dari 20 mmHg dianggap sudah menderita glaukoma. 5. Oftalmoskopi Pemeriksaan kelainan pail saraf optik, dengan oftalmoskop dapat dilihat saraf optik didalam mata dan akan dapat ditentukan apakah tekanan bola mata telah mengganggu saraf optik. Kelainan pada pemeriksaan ini dapat terlihat: Kelainan papil saraf optik - Saraf optik pucat atau atrofi - Saraf optik tergaung Kelainan serabut retina, serat yang pucat atau atrofi akan berwarna hijau Tanda lainnya seperti perdarahan peripapilar. 6. Tonografi Tonografi bertujuan untuk mengukur daya kemampuan pengaliran akueous humor atau daya pengosonga cairan mata (fasility of outflow) pada sudut bilik mata. Telah lama diketahui bila kita melakukan massage atau memberikan tekanan bola mata akan mengakibatkan turunya tekanan bola mata, akibat terdorongnya akueous humor melalui sdaluran keluar. Dengan mempergunakan tonometer schiotz elektrik dihubungkan dengan alat pencatat untuk mengetahui hasil tekanan yang menurunkan tekanan bola mata bila diberi tekanan berkesimnambungan. Pemeriksaan dilakukan sebagai berikut : Penderita tidur terlentang dan dengan santai atau nafas yang teratur Telapak tonometer didekatkan pada kornea perlahan-lahan tanpa mengenai jaringan lain, sampai terletak pada permukaan kornea Tangan pemeriksa istirahat pada dahi penderita Telapak tonometer diletakkan selama 4 menit Alat tonografi dipasangkan akan melakukan pencatatan selama 4 menit tersebut Dari pencatatan dibaca Po, tekanan intra okular permulaan Pt, tekanan intra okular akhir 4 menit Ditentukan delta R = Pt Po, dilihat pada gambaran tonografi dihitung beda tekanan Pt Po Dari tabel perhitungan langsung fasilitas pencurahan atau C (direct determination facyliti of outflow) dengan memakai tabel untuk beban tertentu apakah 5,5 atau 7,5 atau pun 10 gr ditentukan : Pembacaan pertama atau Ro 0 menit Pembacaan tekanan pertama atau Po Perhitungan Pt-Po atau delta R Dari tabel dapat dilihat C Nilai : o C = 0,18 normal o C < 0,13 patologik o Glaukoma sudut terbuka C nya rendah o Glaukoma berat C < 0,05 o Po/C normal < 100 mata normal o Flow atau F = Po 9 X C mu I/menit Dianjurkan pada penderita selama pemeriksaan tidak boleh bicara. Kepercayaan beberapa ahli pada alat ini agak berkurang. 7. Gonioskopi Pemeriksaan gonioskopi adalah tindakan untuk melihat sudut bilik mata dengan goneolens. Goneoskopi adalah suatu cara untuk melihat langsung keadaan patologik sudut bilik mata, juga untuk melihat hal-hal yang terdapat pada sudut bilik mata seperti benda asing. Dengan goneoskopi dapat ditentukan klasifikasi glaukoma sudut tertutup atau sudut terbuka dan malahan dapat menerangkan penyebab suatu glaukoma sekunder. Dengan pemeriksaan ini dapat dilihat sudut bilik mata yang merpakan tempat keluarnya cairan mata dari bola mata. Gonioskopi : Gonioskopi statik yaitu goniokopi yang dilakukan tanpa penekanan Gonioskopi dinamik, gonioskopi yang dilakukan penekanan anteroposterior sumbu bola mata yang akan membuka sudut bilik mata dan melihat adanya sinekia yang akan menurunkan glaukoma perlu dibedah. Teknik: 1. Pemeriksaan dilakukan dikamar gelap 2. Mata yang akan diperiksa diberi tetes anastesi topikal 3. Pasien duduk menahan dagu didepan lampu celah atau slit lamp 4. Goniolens diletakkan pada permukaan kornea 5. Disatukan sinar pada prisma goniolens, dengan pandangan. 6. Dilihat melalui prisma goniolens, bagian-bagian pada sudut bilik mata : o Garis schwalbe, bagian akhir dari memban decement o Trabekulum anyaman penyaring akueous keluar dasri sudut bilik mata o Saluran schelemm, lingkaran saluran akuous setelah trabekulum o Scleral spur, akhir sklera tempat insersi M.silier o Badan siliar Pada akhirnya dapat dinilai kelainan patologi yang terlihat seperti : o Sudut bilik mata sempit o Sudut bilik mata terbuka o Tertutup pigmen o Tumbuhan jaringan patologik Dapat dinilai besar atau terbukanya sudut : Derajat 0, bila tidak terlihat struktur sudut dan terdapat kontak kornea dengan iris, disebut sudut tertutup. Derajat 1, bila tidak terlihat setengah bagian jalinan trabekulum sebelah belakang dan garis schuwalbe terlihat, disebut sudut sangat sempit. Sudut sangat sempit sangat mungkin menjadi sudut tertutup. Derajat 2, bila sebagian kanal schlemm terlihat, disebut sudut sempit ssedang kelainan ini mempunyai kemampuan untuk tertutup. Derajat 3, bila segaian belakang kanal schlemm masih terlihat termasuk scleral spur, disebut sudut terbuka sedang. Pada keadaan ini tidak akan terjadi sudut tertutup. Derajat 4, bila badan siliar terlihat, disebut sudut terbuka.
8. Pemeriksaan lapangan pandang Kampimetri-kampus Perimetri dilakukan untuk mencari batas luar persepsi sinar perifer dan melihat kemampuan penglihatan daerah yang sama dan dengan demikian dapat dilakukan pemeriksaan defek lapangan pandang. Dasar Saraf yang mempunyai fungsi sama akan mempunyai kemampuan mmelihat yang sama. Bila ada rangsangan sinar pada retina maka retina akan melihat rangsangan tersebut. Teknik 1. Pemeriksa menerangkan terlebih dahulu tentang perlunya kerja sama pada pemeriksaan , perlunya fiksasi terus menerus dan diminta untuk bereaksi cepat bila sudah melihat sinar datang dari perifer. 2. Pasien diminta duduk didepan perimetri g goldman dengan dagu terletak pada bantalan dagu. 3. Mata ditutup sebelah 4. Mata yang tidak ditutup diberi koreksi untuk jauh disertai kaca mata adisi dan diminta fiksasi pada target yang terletak di 33 cm didepan mata pasien. 5. Pasien harus segera memberi tahu bila melihat cahaya, yang dicatat pada kartu kampus. Bila ditemukan defek lapang pandangan maka pemeriksaan diulang paling sedikit 2x. 6. Hal ini dilakukan pada18-20 meridian. 7. Selama pemeriksaan pemeriksa dapat melihat kemampuan fiksasi pasien melalui lobang pengintip.