Anda di halaman 1dari 3

Skizofrenia merupakan suatu sindrom dengan variasi penyebab(banyak belum diketahui) dan perjalanan

penyakit yang luas serta sejumlah akibat yang tergantung pada pengaruh genetic, fisik, dan social
budaya.
Pada umumnya ditandai oleh penyimpangan yang fundamental dan karakteristik dari pikiran dan
persepsi, serta oleh afek yang tidak wajar atau tumpul. Kesadaran dan kemampuan intelektual biasanya
terpelihara walaupun kemunduran kognitif dapat berkembang kemudian.
Pedoman diagnostic :
Harus ada sedikitnya satu gejala berikut ini yang amat jelas dan biasanya dua gejala atau lebih
bila gejala-gejala itu kurang jelas :
a. Thought echo yaitu isi pikiran diri sendiri yang berulang atau bergema dalam kepalanya,
walaupun isinya sama namun kualitasnya beda

Thought insertion or withdrawal yaitu isi pikiran yang asing dari luar masuk ke dalam
pikirannya (insertion) atau isi pikirannya diambil keluar oleh sesuatu dari luar
dirinya(withdrawal)

Thought broadcasting yaitu isi pikirannya tersiar keluar sehingga orang lain mengetahuinya.

b. Waham pengendalian yaitu waham bahwa dirinya dikendalikan oleh suatu kekuatan
tertentu dari luar
Waham dipengaruhi yaitu waham bahwa dirinya dipengaruhi oleh suatu kekuatan dari luar
Waham passivity yaitu waham bahwa dirinya tidak berdaya dan pasrah terhadap suatu
kekuatan dari luar
c. Halusinasi
Suara halusinasi yang berkomentar secara terus menerus terhadap perilaku pasien, atau
mendiskusikan perihal pasien di antara mereka sendiri atau suara halusinasi lain yang
berasal dari salah satu bagian tubuh

d. Waham-waham menetap jenis lain yang menurut budaya dianggap tidak wajar serta sama
sekali mustahil seperti misalnya mengenai identitas keagamaan atau politik, atau kekuatan
dan kemampuan manusia super (misalnya mampu mengendalikan cuaca, atau
berkomunikasi dengan makhluk asing)

Atau paling sedikit dua gejala dibawah ini harus selalu ada secara jelas :
e. Halusinasi yang menetap dalam setiap modalitas, apabila disertai baik oleh waham yang
mengambang maupun yang setengah berbentuk tanpa kandungan afektif yang jelas,
ataupun ole hide-ide berlebihan yang menetap atau apabila terjadi setiap hari selama
berminggu-minggu atau berbulan bulan terus menerus.
f. Arus pikiran yang terputus atau yang mengalami sisipan yang berakibat inkoherensi atau
pembicaraan yang tidak relevan atau neologisme.
g. Perilaku katatonik seperti keadaan gaduh-gelisah, sikap tubuh tertentu, atau fleksibilitas
serea, negativism,mutisme, dan stupor
h. Gejala negative seperti sikap sangat masa bodo (apatis), pembicaraan yang terhenti, dan
respons emosional yang menumpul atau tidak wajar, biasanya yang mengakibatkan
penarikan diri dari pergaulan social dan menurunnya kinerja social tetapi harus jelas bahwa
semua hal tersebut tidak disebabkan oleh depresi atau medikasi neuroleptika
i. Suatu perubahan yang konsisten dan bermakna dalam mutu keseluruhan dari beberapa
aspek perilaku perorangan, bermanifestasi sebagai hilangnya minat, tak bertujuan, sikap
malas, sikap berdiam diri dan penarikan diri secara social

Adanya gejala-gejala khas tersebut diatas telah berlangsung selama kurun waktu satu bulan atau
lebih.

Skizofrenia hebefrenik
Pedoman diagnostic :
Memenuhi criteria umum diagnosis skizofrenia
Diagnosis hebefenik untuk pertama kali hanya ditegakkan pada usia remaja atau dewasa muda
(onset biasanya mulai 15-25 tahun)
Kepribadian premorbid menunjukkan ciri khas : pemalu dan senang menyendiri, namun tidka
harus demikian unttuk menentukan diagnosis.
Untuk diagnosis hebefrenik yang meyakinkan diperlukan pengamatan terus menerus selama 2
atau 3 bulan lamanya, untuk memastikan bahwa gambaran yang khas memang benar bertahan :
a. Perilaku yang tidak bertanggung jawab dan tidak dapat diramalkan, serta mannerism; ada
kecenderungan untuk selalu menyendiri dan perilaku menunjukkan hampa tujuan dan
hampa perasaan.
b. Afek pasien dangkal dan tidak sesuai dengan pembicaraan, sering disertai cekikikan,
perasaan puas diri, senyum sendiri, atau oleh sikap tinggi hati, tertawa menyeringai,
mannerism, mengibuli serta bersenda gurau, keluhan hipokondrial, dan ungkapan kata yang
diulang.
c. Proses piker mengalami disorganisasi dan pembicaraan tak menentu serta inkoheren.
Gangguan afektif dan dorongan kehendak serta gangguan proses pikir umumnya menonjol.
Halusinasi dan waham mungkin ada tapi biasanya tidak menonjol. Perilaku penderita
memperlihatkan gejala khas yaitu tanpa tujuan dan tanpa maksud. Adanya suatu preokupasi
yang dangkal dan bersifat dibuat-buat terhadap agama, filsafat, dan tema abstrak lainnya makin
mempersukar orang memahami jalan pikiran pasien.

Anda mungkin juga menyukai