3 Br) Selain fosfin fumigant yang banyak digunakan untuk membunuh serangga yang menyerang komoditas pangan di gudang penyimpanan adalah metal bromide. Metal bromide adalah fumigant yang mempunyai titik didih rendah dan disimpan dalam bentuk cairan dalam silinder dengan tekanan tinggi. Fumigan metal bromide mempunyai sifat-sifat sebagai berikut : 1. Pada suhu di atas 3-6 o C akan berbentuk gas 2. Tidak berbau dan tidak berwarna 3. Pada konsentrasi 20 ppm sangat beracun bagi manusia dan konsentrasi 100 ppm dapat menyebabkan kematian. 4. Untuk keselamatan kerja waktu fumigasi, metal bromide biasanya dicampur dengan kloropikrin 2 persen. Kloropikrin menyebabkan mata terasa perih dan berair sehingga operator dapat mengetahui kalau ada kebocoran gas. Fumigasi metal bromide memerlukan keterampilan khusus serta alat keselamatankerja yang lebih lengkap. Pada waktu fumigasi pengeluaran gas dari silinder harus hati-hati agar tumpukan komoditas pangan yang difumigasi tidak menjadi basah sehingga menimbulkan residu yang berbahaya.untuk mendeteksi kebocoran gas pada waktu fumigasi digunakan lampu gas halide yang akan berubah warnanya menjadi hijau dan akhirnya berubah menjadi biru tua apabila konsentrasi metal bromide semakin meninggi. 2. Insektisida Insektisida yang digunakan untuk pengendalian serangga hama gudang pada umumnya adalah komponen sintetis yang digolongkan dalam empat kelompok yaitu : organoklorin, organofosforus, pyrethroid dan karbamat. Di samping itu digunakan pula insektisida alami yang berasal dari ekstrak tumbuh-tumbuhan seperti pyrethrum. a. Insektisida organoklorin Insektisida dari golongan organoklorin dikenal sebagai insektisida yang mempunyai unsure kimia yang stabil, persistensi yang panjang serta mempunyai daya racun yang tinggi terhadap binatang menyusui. Kini insektisida ini jarang digunakan karena sifat-sifat kimiawi dan factor resistensi serangga hama gudang penting terhadap insektisida organoklorin. Contoh insektisida ini adalah Lindane.
b. Insektisida organofosforus (organo fosfat) Insektisida ini membunuh serangga dengan cara menghambat aktivitas enzim kolisnerase, sehingga transmisi impuls saraf normal terhambat. Beberapa jenis insektisida dari golongan ini digunakan langsung pada biji-bijian asalkan residu yang ditinggalkan tidak melebihi batas residu maksimum (MRL) yang ditetapkan oleh FAO/WHO. Insektisida dari golongan organofosforus yang banyak digunakan dalam usaha pengendalian serangga hama gudang hingga saat ini antara lain Pirimiphosmethyl, Chlorpyrifosmethyl, Fenitrothion dan Methacrifos.
c. Pyrethroid sintetis Insektisida golongan ini dibuat sebagai pengganti pyrethrum yang dibuat dari ekstrak tumbuh-tumbuhan. Insektisida ini umumnya sangat mudah terurai oleh sinar matahari. Agar insektisida ini bekerja lebih efektif biasanya ditambahkan senyawa kimia lain sebagai synergist. Synergist yang biasanya dipakai ialah piperonyl butoxide. Insektisida golongan Pyrethroid yang lebih stabil terhadap sinar matahari dan mempunyai daya bunuh tinggi terhadap serangga diantaranya permethrin, cypermethrin, delta methrin dan fenvalerate.
d. Insektisida karbamat Insektisida golongan ini pada umumnya digunakan untuk penyemprotan bagunan gudang saja. Hal ini disebabkan oleh persistensi dan daya racun yang tinggi terhadap hewan menyusui.
PENENTUAN DOSIS PESTISIDA
1. Fumigan Dosis fumigant yang akan digunakan tergantung pada : a. Suhu komoditas yang akan difumigasi. b. Waktu eksposa (waktu minimal yang diperlukan agar dosis fumigant efektif) c. Jumlah gas fumigant yang hilang akibat kebocoran d. Keseragaman distribusi gas dan kedalaman penetrasi gas yang diperlukan e. Jenis serangga hama dan tingkat kehidupannya (telur, larva, pupa atau dewasa)
Perlakuan fumigasi yang efektif memerlukan konsentrasi gas fumigant yang cukup (C) pada suatu periode (T) tertentu pada seluruh bagian dari komoditas yang difumigasi. Kombinasi antara konsentrasi (C) dan waktu fumigasi biasanya disebut CT product. CT produk yang terendah merupakan tingkat kritis yang menentukan apakah serangga akan mati atau tetap hidup. Berbagai macam dosis fumigant dan waktu yang diperlukan untuk memfumigasi berbagai jenis komoditas seperti yang tercantum pada Tabel 11.
Tabel 11. Dosis fumigant yang diperlukan untuk fumigasi tumpukan komoditas pangan dengan penutup plastic (suhu 20 o C 25 o C) Komoditas Fumigan Dosis per ton komoditas Waktu ekspos minimum Gandum, beras, kacang-kacangan dan buah-buahan yang dikeringkan Metil bromida 38 g 1 hari Jagung, sorgum, millet Metil bromida 48 g 1 hari Tepung Metil bromida 48 g 1 hari Senua komoditas pangan Fosfin 3-4 g 3-4 hari
Penyesuaian untuk temperature lebih tinggi atau rendah.
Metil bromide : - diatas 25 o C : kurangi dosis dengan faktor perkalian 0,75 - dibawah 20 o C : naikkan dosis dengan faktor perkalian 1,25
Fosfin : - diatas 25 o C : kurangi dosis dengan faktor perkalian 0,75 - dibawah 20 o C : perpanjang waktu eksposa hingga 7 hari
2. Insektisida Banyaknya bahan aktif insektisida per satuan unit luas disebut dosis aplikasi. Insektisida untuk penyemprotan ini biasanya dibuat dalam formulasi tertentu seperti Emulsifiable Concentrate (EC) dan Wettable Powder (WP). Insektisida yang masih dalam kemasan ini biasanya disebut concentrate. Untuk mendapatkan dosis yang diinginkan, insektisida dalam bentuk EC dan WP harus diencerkan terlebih dahulu. Konsentrasi insektisida WP biasanya dinyatakan dalam bentuk persentase berat/berat (%W/W). Sedangkan konsentrasi insektisida EC diberikan dalam bentuk persentase berat/volume (%W/V) dan bahkan sering dinyatakan langsung dalam satuan gram per liter.
Secara umum dosis berbagai dosis insektisida yang digunakan untuk pengendalian serangga hama gudang seperti yang tercantum pada Tabel 12.
Tabel 12. Rekomendasi dosis insektisida untuk pengendalian hama gudang.
Seperti diketahui sistem penyimpanan adalah system yang bersifat artificial yang dapat diubah-ubah oleh manusia untuk pengendalian serangga hama. Oleh karena itu sering dianggap bahwa untuk mengendalikan hama gudang terutama serangga adalah merupakan suatu hal yang mudah jika dibandingkan dengan pemberantasan hama di lapangan. Infestasi serangga hama gudang seringkali terjadi jauh sebelum komoditas pangan disimpan di gudang-gudang penyimpanan. Infestasi serangga hama ini dapat terjadi segera setelah panen pada lokasi yang berbeda-beda. Seringkali infestasi serangga hama ini tidak dapat terdeteksi dengan mudah pada saat komoditas pangan diterima di gudang. Di samping itu dengan adanya pergerakan komoditas pangan dari tahap pascapanen yang satu ke tahap pasca panen lainnya, tidaklah mudah untuk menciptakan suatu sistem pengendalian serangga hama gudang yang efektif dan terpadu. Perlu dikembangkan suatu sistem pengendalian serangga terpadu dengan pendekatan-pendekatan ekologis. Dalam pelaksanaannya haruslah benar-benar disadari bahwa penggunaan pestisida adalah sebagai komponen penunjang saja. Komponen utama untuk mengendalikan serangga hama gudang adalah sistem pergudangan yang baik yang menyangkut hal-hal sebagai berikut : a. Sanitasi gudang yang baik b. Kualitas awal komoditas pangan yang prima c. Rotasi stok yang efisien