Anda di halaman 1dari 9

Herpes Zoster Oticus

Reynaldo Rizky Alexander / 102011042


Fakultas Kedokteran UKRIDA
Jl. Arjuna No.6 Jakarta Barat 11510
reynaldoalexander31@yahoo.com


Pendahuluan
Latar Belakang
Herpes Zooster Otikus atau Herpes Zooster Chepalicus atau dapat disebut juga Ramsay-Hunt
Syndrom tipe 1 yaitu kumpulan gejala yang terdiri dari erupsi herpetik pada telinga, nyeri
yang hebat, disertai paralise nervus fasialis akut, dan di awali dengan periode prodormal.
Menurut Koerner (1904) herpes zoster otikus, yaitu berupa sindroma yang terdiri dari bulla
pada daun telinga, paralise fasial dan gangguan telinga dalam.
Postulat pertama James Ramsay Hunt mengatakan bahwa Herpes zoster otikus disebabkan
oleh virus varicella zoster golongan herpes virus, yang mengalami reaktivasi dari infeksi
yang sebelumnya merupakan infeksi laten virus varicella pada ganglion genikulatum.
Herpes zoster otikus yang disertai dengan paralisis nervus fasialis menempati urutan kedua
kejadian paralisis fasialis akut setelah bells palsy. Di Amerika Serikat terjadi kasus 5
/100.000 populasi penduduk per tahun. Lebih sering terjadi pada umur diatas 60 tahun dan
sangat jarang terjadi pada anak anak. Sedangkan di RSUP H. Adam Malik Medan, sejak
tahun 2008 oktober 2010 terdapat 15 pasien herpes zoster otikus yaitu 7 wanita dan 8 laki-
laki dengan usia rata rata di atas 40 tahun.


Skenario : Seorang laki laki usia 27 tahun mengeluh telinga kanan sakit, pada
pemeriksaan terdapat vesikel berkelompok pada telinga bagian luar kanan.






Pembahasan
Anatomi telinga

Gambar 1. Anatomi Telinga

- Telinga luar (daun telinga) :

Gambar 2. Telinga Luar

- Telinga tengah dan telinga dalam

Gambar 3. Telinga tengah dan Telinga Dalam

Anamnesis
Pasien dengan gejala berupa :
o nyeri pada telinga,
o rasa tebakar di sekitar telinga, wajah, mulut, dapat juga terjadi di lidah.
o mual dan muntah dapat terjadi,
o disertai gangguan pendengaran, hiperakusis atau tinnitus.

Pemeriksaan fisik

Pada pemeriksaan didapatkan :
o Tampak vesikel pada liang telinga, konka dan daun telinga.
o Bintik-bintik merah juga dapat terlihat pada kulit di belakang telinga, dinding lateral
hidung, palatum molle dan lidah bagian anterolateral.
o Vertigo
o Tuli sensorineural dan
o Paralise saraf fasialis dapat terjadi.

Pemeriksaan penunjang
Umumnya untuk mendiagnosis herpes zoster tipe opticus ini tidak memerlukan pemeriksaan
penunjang karena memiliki gambaran klinis yang khas.
o CT scan
o Magnetic Ressonance Imaging (MRI) dengan menggunakan gadolinium diethylene-
triamine pentaacetic acid ( Gd-DTPA).

Diagnosis
Differential Diagnosis
Otitis Eksterna
Otitis eksterna adalah penyakit yang dapat diderita oleh semua orang dan berbagai usia. Otitis
eksterna biasanya ditunjukkan dengan adanya infeksi bakteri pada kulit liang telinga tetapi dapat
juga disebabkan oleh infeksi jamur. Meskipun demikian Otitis eksterna jarang menyebabkan
komplikasi yang serius. Infeksi ini ditandai dengan rasa nyeri yang hebat.

Working Diagnosis
Herpes Zooster Otikus atau Herpes Zooster Chepalicus atau dapat disebut juga Ramsay-Hunt
Syndrom tipe 1 yaitu kumpulan gejala yang terdiri dari erupsi herpetik pada telinga, nyeri
yang hebat, disertai paralise nervus fasialis akut, dan di awali dengan periode prodormal.
Menurut Koerner (1904) herpes zoster otikus, yaitu berupa sindroma yang terdiri dari bulla
pada daun telinga, paralise fasial dan gangguan telinga dalam.
Pengertian lain menyebutkan Herpes zoster otikus adalah infeksi virus yang mengenai
ganglion genikulatum. Herpes zoster otikus yang disertai dengan paralisis nervus fascialis
disebut Ramsay-Hunt Syndrom tipe I.

Etiologi
Herpes zoster otikus disebabkan oleh virus varicella zoster golongan herpes virus, yang
mengalami reaktivasi dari infeksi yang sebelumnya merupakan infeksi laten virus varicella
pada ganglion genikulatum.

Epidemiologi
Herpes zoster opikus sebenarnya cukup Jarang terjadi. Biasanya ditemuakan pada pasien
imunodefisiensi.

2-10% dari semua kasus paralisisfasialis
3-12% kasus terjadi pada orang dewasa
5% terjadi pada anak anak

Patofisiologi
Saat terinfeksi varicella, virus varicella zoster melewati lesi masuk ke permukaan kulit dan
mukosa menuju ujungujung saraf sensoris dan di transportasikan oleh seratserat saraf ke
ganglion sensoris. Di gangglion virus menetap dan mejadi infeksi laten sepanjang hidup.
Selama virus laten di gangglion tidak tampak gejala infeksi. Reaktifasi dari varicella-zoster
virus (VZV) yang terdistribus sepanjang saraf sensoris yang menginervasi telinga, termasuk
didalamnya ganglion genikulatum. Apabila gejala disertai kurang pendengaran dan vertigo,
maka ini adalah akibat penjalaran infeksi virus langsung pada N. VIII pada posisi sudut
serebelo pontin, atau melalui vasa vasorum. Mekanisme yang menyebabkan reaktivasi virus
varicella zoster ini masih belum jelas sering berhubungan dengan orang-orang dengan daya
tahan tubuh yang menurun, stress emosional, suatu keganasan, terapi radiasi, kemoterapi,
atau infeksi HIV mempunyai risiko yang tinggi untuk terjadinya reaktifasi herpes virus
zoster.

Gejala dan tanda klinis


Gejala awal.

Setelah masa inkubasi 4 20 hari, muncul gejala prodromal berupa demam, sakit kepala,
malaise, kadang-kadang mual dan muntah.
Kemudian diikuti dengan nyeri yang hebat pada daerah telinga dan mastoid yang biasanya
mendahului timbulnya lesi yang berupa vesikula
yang berada diatas kulit yang hiperemis.

Virus yang menyerang ganglion genikulatum akan menimbulkan gejala berikut ini :
o gangguan sekresi kelenjar lakrimalis,
o paralisis fasial
o gangguan sekresi kelenjar liur dan
o penurunan rasa pengecapan pada depan lidah.

- Lesi virus pada distal korda timpani akan menimbulkan kelumpuhan otot-otot wajah
unilateral.
- Lesi virus yang lebih proksimal pons sampai ke meatus akustikus internus akan
menyebabkan : strabismus dan gangguan pendengaran dan keseimbangan .





Tipe-tipe Herpes Zoster Otikus

Ada empat tipe herpes zoster otikus yaitu:

1) Penyakit yang hanya mengenai saraf sensoris nervus fasialis
2) Penyakit yang mengenai saraf sensorik dan motorik nervus fasialis
3) Penyakit yang mengenai saraf sensorik dan motorik nervus fasialis disertai gejala auditorik
4) Penyakit yang mengenai saraf sensorik dan motorik nervus fasialis disertai gejala auditorik
dan vestibuler


Penatalaksanaan

Standar terapi lini pertama untuk herpes zoster otikus adalah obat anti viral

o Acyclovir 5x800 mg/hari selama 5-7 hari + 10 mg/ kgbb/8 jam selama 1 minggu (IV)
o Acyclovir merupakan suatu antivirus yang mencegah sintese DNA
o Valacyclovir 3x1000 mg ( selama 10-14 hari)
o Famciclovir 3x500 mg/hari selama 10 hari.

Terapi simptomatis

o Kortikosteroid (seperti prednison) selama 3 -5 hari
o Analgetik
o Vitamin B kompleks


Komplikasi

Paralysis berat akan mengakibatkan tidak lengkap atau tidak sempurnanya
kesembuhan dan berpotensi untuk menjadi paralysis fasial yang permanen dan
synkinesis.
Adakalanya, virus dapat menyebar ke saraf-saraf lain atau bahkan ke otak dan
jaringan saraf dalam tulang punggung, menyebabkan sakit kepala, sakit punggung,
kebingungan, kelesuan dan kelemahan.
Serangan vertigo bisa muncul sebagai komplikasi Herpes Zoster di wajah.

Prognosis

Diagnosa yang ditegakkan lebih cepat dan mendapat terapi sebelum 72 jam setelah
onset memberikan hasil yang lebih baik.
Herpes zoster otikus yang mengalami vertigo dan tuli sensorineural prognosisnya
lebih jelek terutama pada pasien dengan umur lebih tua


Kesimpulan

zoster otikus yang disertai dengan paralisis nervus fascialis disebut Ramsay-Hunt Syndrom
tipe I.
sertai dengan paralisis nervus fasialis merupakan urutan kedua
paling sering dari kejadian paralisis fasialis akut.
penunjang.
obat anti viral adalah standar terapi lini pertama untuk herpes zoster otikus, Obat
lain seperti anti inflamasi dan analgetik juga diberikan sebagai terapi simptomatis.

apat terapi sebelum 72 jam setelah onset
memberikan hasil yang lebih baik. Herpes zoster otikus yang mengalami vertigo dan tuli
sensorineural prognosisnya lebih jelek terutama pada pasien dengan umur lebih tua.




Daftar Pustaka
1. Adams L, George dkk. 1997. Buku Ajar Penyakit THT.Jakarta:EGC
2. Soetirto I.,Hendarmin H., Bashiruddin J., 2007.Gangguan Pendengaran dan Kelainan Telinga
dalam Buku Ajar I lmu Kesehatan Telinga, Hidung,Tenggorok, Kepala dan Leher Edisi V I.Jakarta
: Balai Penerbit FKUI.
3. George L, Adams. 2007, BOEIS : Buku ajar Penyakit THT. Edisi 6, EGC,Jakarta.
4. Rukmin,Sri,Herawati,2009. Teknik Pemeriksaan THT, EGC, Jakarta.
5. Ludman, Harold, Petunjuk Penting pada Penyakit THT, Jakarta, Hipokrates, 2007.
6. Andrianto P, Penyakit telinga Hidung dan Tenggorokan, Penerbit buku Kedokteran EGC,
Jakarta, 2010.

Anda mungkin juga menyukai