Diabetes adalah penyakit kronik yang mempengaruhi 7,5% penduduk australia diatas 25 tahun dan 16,8 % diatas 65 tahun. Kemampuan Sel !are "pera#atan diri$ dan edukasi dalam %angka #aktu lama seperti monitor kadar glukosa darah dan pemberian obat dibutuhkan untuk mengontrol kadar glukosa darah dan mengurangi risiko komplikasi serta eek samping pengobatan. &egimen pera#atan diri "sel'!are$ meningkat pada klien diabetes dengan usia lan%ut atau terdapat gangguan penglihatan, pendengaran, kemampuan motorik, kemampuan mengingat dan memproses inormasi. Sehingga perubahan ini membuat indi(idu kesulitan mematuhi rekomedasi praktik pera#atan diri "sel !are$ seperti tes glukosa darah dan mana%emen obat "pemberian insulin$. )erdapat bukti bah#a banyak orang dengan diabetes yang tidak memiliki pengetahuan adekuat tentang pengobatan yang mereka ambil, penghentian pengobatan, dan pengubahan dosis yang tidak tepat "tanpa konsultasi dokter terlebih dahulu$ dan tidak memahami aksi obat, eek samping atau potensial interaksi dari pengobatan yang mereka ambil, yang bahkan mereka telah mengambil pengobatan itu selama bertahun tahun. *ada sebagian kasus, klien usia tua lebih mungkin mengalami masalah isik yang membuat mereka kesulitan dalam penggunaan penggobatan yang aman serta membuat kesalahan dosis pemberian insulin melalui syringe. Ketersediaan obat pada klien tidak men%amin obat tersebut benar benar digunakan+diminum. ,aktanya terdapat penelitian yang menun%ukkan bah#a setengah pengobatan yang diren!anakan+diresepkan pada penyakit kronik tidak diambil+gunakan. Kebanyakan penelitian dihubungkan dengan laporan pribadi indi(idu itu sendiri yang bersiat sub%ekti dan problematik. *raktik nyata tidak diobser(asi se!ara langsung dan peneliti tidak melaporkan tentang penggunaan terapi komplementer dan pengobatan yang diresepkan sendiri oleh klien. *adahal ada laporan tentang interaksi obat dengan penggunaan terapi komplementer pasien D-. Kepatuhan dipengaruhi banyak aktor dan bergantung pada kemampuan indi(idu menyelesaikan masalah, keper!ayaan, atitude, situasi sosial, dan dukungan. -ayoritas studi kepatuhan pengobatan berokus pada kepatuhan terhadap rekomendasi pengobatan, pengetahuan pengobatan, dan perilaku. .anya sedikit aktor inansial dan keterbatasan isik yang dieksplorasi pada seseorang dengan diabetes.*adahal hal tersebut %uga mempengaruhi dalam pemberihan /./ dan terapi insulin. Seseorang dengan diabetes sering mengalami komplikasi dan penyakit lain "bersamaan$ yang membuat mereka kesulitan untuk melalukan beberapa pera#atan diri "sel !are$ diabeti! maupun mana%emen pengobatan. 0ontoh komplikasi diabetes yaitu penurunan ungsi penglihatan dan retinopathy1 inormasi obat dan label sering di!etak huru ke!il yang membuat kesulitan untuk diba!a bahkan dengan menggunakan ka!amata sekalipun Kebutuhan untuk men!apai kadar glukosa yang baik, kontrol lipid dan tekanan darah, dapat menimbulkan konsekuensi berupa kebutuhan obat yang banyak "!omple2$ regimen pengobatan "polipharmasi$. 3kibatnya !enderung mengarah pada ketidakpatuhan pengobatan. *enelitian menun%ukkan adanya penggunaan obat obatan yang kurang optimal dan pera#at memiliki tanggung %a#ab proesional seperti monitor pengobatan klien, terutama penyakit kronik seperti diabetes dimana obat dibutuhkan sepan%ang hidupnya. -eskipun pengetahuan tentang pengontrolan glukosa darah dapat mengurangi komplikasi %angka pan%ang dan adanya teknologi untuk men!apai itu, namun kontrol glukosa yang baik tidak ter!apai dalam banyak kasus. ,aktor seperti, sikap, keper!ayaan, kemampuan pera#atan diri dan penggunaan obat'obatan adalah beberapa (ariabel yang berpengaruh terhadap kepatuhan pengobatan. 4utsman "1555$ menyatakan bah#a tu%uh dari 16 penyebab utama kematian terkait dengan perilaku. 7ika memang demikian pertimbangannya maka aktor perilaku yang terkait management obat diabetes tampaknya dibenarkan 2. TUJUAN )u%uan penelitian adalah untuk menggali pengetahuan tentang pengobatan dan praktik management diri pada pasien dengan diabetes tipe 2 yang berkenaan dengan pelayanan ra#at %alan diabetes oleh praktisi umum mereka. 8ntuk tu%uan dari penelitian berupa menggali pengetahuan tentang pengobatan, terdiri dari 7 item inormasi tertentu9 nama semua obat obatan yang digunakan, obat apa yang diresepkan, dosis yang diambil, kapan obat harus diminum+digunakan, eek samping potensial, bagaimana menyimpan obat, dan bagaimana untuk membuang obat obatan yang sudah tidak digunakan atau rusak. 8ntuk tu%uan dari penelitian berupa menggalipraktik management diri meliputi bagaimana membuka kemasan obat, membagi obat men%adi separo, pemberian insulin, dan monitor kadar glukosa darah. 3. METODE Sebuah sur(ey !ross se!tional menggunakan #a#an!ara terstruktur dan pengamatan perilaku responden yang rele(an dengan pengobatan dan praktik management diri, digunakan untuk mengumpulkan data. Kuisioner #a#an!ara dikembangkan se!ara khusus pada penelitian ini a) POPULASI SAMPEL DAN SAMPEL PENELITIAN Sampel populasi terdiri dari seluruh orang yang hadir pada pusat pendidikan diabetes di rumah sakit uni(ersitas kesehatan pusat kota, dimana mereka telah menggunakan pengobatan dan dapat memberikan inorm !onsent. 3ntara :6';5 pasien ra#at %alan dipantau setiap minggu, terutama oleh edukator diabetes. .ubungan yang dekat telah dibangun dengan para praktisi umum "<*s$ melalui ren!ana pera#atan diabetes di mana <*s melakukan mana%emen diabetes dalam hal konsultasi dengan edukator diabetes dan ahli endokrin.. Sebagian besar pasien yang datang berasal dari latar belakang multikultural, terutama =ietnam, >unani, )urki, ?talia dan 3sia )enggara *asien dia%ak untuk berpartisipasi ketika mereka bertemu dengan diabetes edu!ator dan diberi inormasi tertulis tentang studi ini. *ersetu%uan tertulis diperoleh %ika mereka sepakat untuk berpartisipasi dan ber%an%i untuk mereka kembali ke pusat pendidikan diabetes di mana data dikumpulkan. &esponden diminta untuk memba#a semua obat yang mereka gunakan, termasuk obat'obatan komplementer dan over- te-!o"#ter$ (itamin dan suplemen mineral dan peralatan tes glukosa darah yang biasa mereka gunakan. 3lat'alat tersebut telah ditulis pada sebuah kartu pertemuan bersama dengan petun%uk' petun%uk yang terpusat. %). KUISIONER Kuesioner ditu%ukan pada empat domain9 a$ Data demograi standar untuk memastikan apakah ada korelasi antara karakteristik demograi pasien dan praktek mana%emen pengobatan b$ %enis obat, rekuensi dosis, resep yang didapat dan resep yang digunakan !$ pendidikan dan pengetahuan d$ obat'obatan komplementer dan over- te-!o"#ter !). PENGAMATAN PARTISIPAN *artisipant diamati dalam melakukan pengobatan spesiik terkait kegiatan seperti membagi obat separo, membuka kemasan obat, menyiapkan dan pemberian dosis insulin dan pengu%ian glukosa darah mereka dan hasilnya di!atat pada data base. &).ANALISA DATA Data inter(al dan kategori dianalisis dengan menggunakan 3@/=3 dan 0hi SAuare untuk memastikan setiap hubungan signiikan antar (ariabel. Statistik deskripti yang meliputi mean, standar de(iasi, dan %umlah rekuensi digunakan untuk data demograis. 8%i korelasi *earson Koeisien digunakan untuk mengu%i dera%at hubungan antar data tingkat inter(al. 3nalisis isi digunakan dengan pertanyaan terbuka di mana setiap pertanyaan diba!akan garis per garis untuk men!atat setiap tema yang mun!ul. Kata, rasa dan kalimat diklasiikasikan ke dalam kategori, di mana %umlah ke%adian suatu kategori tertentu memberikan indikator dari kepentingan relati pada perilaku atau kegiatan yang dipaparkan '. HASIL PENELITIAN )iga puluh orang yang di#a#an!arai. )iap #a#an!ara berlangsung sekitar dua %am. a) DATA DEMOGRA(I 17 laki'laki dan 1: perempuan mengambil bagian, rentang usia :: ' 8; tahun, mean 68,7 B 1:,:5 SD. Cerbagai latar belakang etnis di#akili termasuk )urki, ?talia >unani, 0ina dan =ietnam. 12 peserta tidak berbahasa ?nggris dan #a#an!ara dibantu dengan seorang pener%emah. .b31!, yang memberikan ukuran yang akurat dari kontrol glukosa %angka pan%ang berkisar antara 5,7% '16,5% "normal ;,5'6%, menggunakan 0airan Kromatograi )ekanan )inggi D.*40E$. 27 responden setidaknya memilki satu komplikasi diabetes dan mayoritas memiliki tiga atau lebih. Kompilkasi yang sering ter%adi adalah retinopati, penyakit makro(askuler dan neuropati dan disungsi ereksi. ; menggunakan obat antidepresi. *enyakit penyerta yang paling umum adalah arthritis dan penyakit tiroid %).PENGGUNAAN OBAT Se!ara keseluruhan, 86 obat'obatan kon(ensional berbeda yang diresepkan dan 5 obat komplementer dan suplemen digunakan atas inisiasi sendiri. ?ndi(idu diambil rata'rata dari 7,; obat'obatan1 kisaran 1'12 B 2,57 SD. ::% menggunakan insulin, ;6% menggunakan /./ dan 26% sedang menggunakan kombinasi /.3 dan insulin. Se!ara keseluruhan, responden dengan 16 agen antihipertensi berbeda, 6 %enis agen penurun lipid, : ormulasi aspirin yang berbeda dan berbagai obat'obatan lainnya termasuk antikoagulan dan diuretik. -ayoritas, 66%, dua kali sehari pemberian /.3 + insulin. 2:% setiap hari dan 16 % :2 sehari regimen. 66% menggunakan obat'obatan sebelum mereka makanan, :6% setelah makan dan 16% bersamaan makanan. Sebagian besar telah menggunakan pengobatan untuk F 16 tahun, kisaran 1 ' F 16. !).TERAPI KOMPLEMENTER *artisipan menguraikan terapi komplementer sebagai Gpenggunaan obat' obatan %aman dulu untuk masalahnya saat ini G,G hal'hal yang meningkatkan kese%ahteraan dan kualitas hidup G, danG sesuatu lain dari obat'obatan rutin G. Dalam : kasus <* telah meru%uk pasien ke terapis komplementer untuk pi%at, !hiropra!ti! atau relaksasi. 2:% menggunakan obat komplementer dan obat inisiasi sendiri, termasuk suplemen (itamin dan mineral, aperients, analgesik, tablet Hat besi, obat lu, suplemen asam amino, ba#ang putih, lidah buaya dan minyak pohon teh esensial untuk ulkus kaki. &).MEMPEROLEH OBAT 7:% selalu memperoleh obat'obatan mereka dari apotek yang sama dan diambil mereka sendiri. :6% membutuhkan bantuan untuk mendapatkan obat' obatan mereka karena penglihatan yang buruk atau kesulitan ke apotek. *ada kasus ini 7 kerabat "pasangan, anak perempuan$ mengambiln obat'obatan dari apotek dan %uga membantu dalam hal pemberian dosis. Satu apoteker dan satu <* mengirimkan obat'obatan ke rumah pada dua responden. Dalam sebagian besar kasus "56%$, resep ditulis oleh <*, yang konsisten dengan kebi%akan pusat. 52% dokter menulis ulang resep tanpa menin%au pasien dan meninggalkan s!ript pada resepsionis untuk dikumpulkan atau dikirim se!ara langsung ke apoteker. Dilaporkan biaya obat per tahun berkisar kurang dari I 166 sampai lebih dari I 666 "modus I 166$. :6% membayar lebih banyak untuk obat daripada di tahun sebelumnya, terutama karena mereka membutuhkan obat'obatan lebih banyak dan biaya obat'obatan lebih meningkat. /rang'orang menggunakan berbagai strategi untuk membayar obat mereka termasuk melakukan peker%aan sesekali karena uang pensiun tidak memadai, menggunakan strategi anggaran dan membuat pengorbanan di daerah lain. 1 orang Gterkendala biaya dan 1 bosan dengan pengobatan, %adi saya berhenti. -ereka tidak melakukan !ara yang benar G. &esponden lain menghentikan semua obat karena biaya. )ak satu pun dari responden berkonsultasi dokter mereka sebelum mereka menghentikan obat'obatan mereka. 1 orang berbagi bersama obat'obatan diabetes mereka dan tablet tekanan darah dimana relati membantu biaya. 15 yang terdatar dalam 4ayanan Skema @ational Diabetes, satu di 8rusan =eteran Skema, yang merupakan skema dibentuk oleh 3ustralia *emerintah mensubsidi biaya beberapa produk non'obat . : memiliki asuransi kesehatan s#asta. e).Pe)%"a#*a# o%at-o%ata# +a#* t,&a- ter.a-a, &a# / ata" %e#&a ta0a) 8:% memonitor glukosa darah mereka di rumah dan mereka semua menggunakan alat -ayoritas, 86%, tidak melakukan tes kontrol pada alat untuk memastikan mereka memba!a se!ara akurat, tetapi mereka mengkalibrasi alat tersebut. ::% membuang %arum yang telah digunakan dan lan!ets "benda ta%am$ langsung ke sampah. /bat'obatan tidak digunakan umumnya ditinggalkan di lemari, dibuang oleh keluarga atau dibuang ke tempat sampah 1). EDUKASI TENTANG PENGOBATAN 8:% dari responden melaporkan memiliki pengetahuan spesiik tentang obat' obatan mereka ketika mereka diresepkan. )abel 2 menun%ukkan pengelompokan spesiik /bat'yang berhubungan dengan pendidikan yang diterima. -ayoritas diberi inormasi tentang bagaimana untuk mengambil "5:%$ dan kapan untuk mengambil "5:%$ obat'obatan dan F 56% dengan akurat melaporkan inormasi untuk sebagian besar obat'obatan mereka. @amun, hanya :7% diberi inormasi tentang nama dan eek samping yang mungkin dari obat'obatan mereka. &isiko hipoglikemia dengan insulin adalah eek samping obat yang paling diketahui. Selain itu, hanya 17% menerima semua tu%uh item yang mungkin. <* adalah penyedia pendidikan yang paling sering dilaporkan. )abel : menun%ukkan perbedaan rata'rata antara pasien yang mendapatkan edukasi dari <* mereka sendiri dan yang menerima edukasi dari <* dan penyedia edukasi yang lain. Dimana keduanya tidak terdapat perbedaan yang signiikan. 3da korelasi negati antara usia dan total bagian pendidikan yang disampaikan, menun%ukkan pasien yang lebih muda menerima inormasi lebih banyak tentang isu'isu seperti eek samping dan bagaimana untuk menyimpan obat dibandingkan pasien yang lebih tua, tetapi hubungan itu tidak signiikan se!ara statistik "p J 6,65$ *). KEMAMPUAN PEMBERIAN OBAT -ayoritas mampu membuka botol obat atau dosettes, tapi lima orang dari semua responden yang berumur lebih dari 65 tahun dan semua #anita yang hidup sendiri, tidak dapat membuka tutup !hildproo. 7 responden, yang memerlukan untuk meme!ah setidaknya satu tablet men%adi dua, tidak mampu melakukannya se!ara dengan benar, meskipun tiga menggunakan *il !utter "dua menggunakan pisau$. 16% responden menggunakan insulin tidak pada dosis yang benar. 26% lupa untuk menggunakan+meminum obat mereka dan memberikan beberapa alasan berikut9 "Saya semakin tua dan memori saya tidak seperti dulu." "Saya lupa untuk mengambil insulin saya untuk bekerja." "Saya tidak lupa insulin tapi lupa metformin cukup sering." "Saya ingin beristirahat dari pil ketika saya pada hari libur dan makan di luar. " "Ini adalah sifat manusia untuk lupa." "Terlalu sibuk untuk mengingat kadang, sering, selalu." &esponden ini mengambil se%umlah strategi saat mereka menyadari bah#a mereka telah mele#atkan dosis+lupa dosis. Sebagian besar tidak kha#atir dan mengambil obat'obatan ketika %ad#al dosis berikutnya. >ang lainnya mengambil semua atau sebagian dari dosis se#aktu mereka ingat, dan dua responden ditelon dokter mereka untuk nasehat *). PERSEPSI KONTROL GLUKOSA DARAH Semua responden telah melakukan penilaian .C31! setidaknya sekali dalam 12 bulan terakhir. 55% mengindikasikan bah#a mereka memiliki kontrol glukosa darah yang baik tetapi hanya satu responden dengan .b31! berada di kisaran target "K7%$ ). E(EK SAMPING PENGOBATAN 56% dari responden melaporkan serangan hipoglikemik , ;:% memiliki hipoglikemia tidak dan :% tidak yakin. Korelasi antara usia dan serangan hipoglikemik negati pada '6.1:. 3rtinya, usia yang lebih tua adalah terkait dengan kesempatan yang lebih rendah memiliki serangan hipoglikemik. )idak ada perbedaan yang signiikan dalam proporsi perempuan "5;%$ dibandingkan laki'laki "5;%$ yang melaporkan serangan hipoglikemik "0hi sAuare J 1,;6, p J 6,;8$. )idak ada hubungan antara merokok dan serangan hipoglikemik "p J 6,8:$, 67% untuk perokok dan 56% untuk non'perokok . )idak ada hubungan signiikan antara alkohol dan serangan hipoglikemia, peminum "56%$ dan non' peminum "52%$ yang melaporkan serangan hipoglikemik. &esponden melaporkan eek samping beberapa obat9 (enlaa2ine S& "mengantuk$, mononitrate mononitrate "-ual$, prednisolone "haus$, metormin "diare dan mual$, dan suntikan insulin menyebabkan memar. Semua Lek samping yang dilaporkan adalah benar dikaitkan dengan spesiik obat, namun beberapa, seperti rasa haus dan mengantuk bisa men%adi akibat dari hiperglikemia Se!ara keseluruhan hasil penelitian menun%ukkan bah#a terdapat beberapa ketidaksesuaian praktik medikasi pera#atan diri dan deisiensi pengetahuan pada pasien D- tipe 2. -ayoritas pasien telah menerima edukasi tentang beberapa medikasi, tetapi hanya minoritas yang telah menerima keseluruhan 7 item inormasi. .asil tersebut menekankan perlunya men%amin pengetahuan dan penggunaan medikasi yang merupakan bagian dari praktik rutin edukasi diabetes terutama pada saat tin%auan komplikasi rutin dan saat obat atau dosis obat berubah. Malaupun pasien telah mendapatkan edukasi oleh general pra!titioner ataupun edukator diabetes dan ahli endokrin, hasilnya masih kurang memuaskan. -asih ada responden yang lupa minum obat, menghentikan pengobatan tanpa resep dokter, %arum suntik langsung dibuang ketempat sampah, dll. /leh karena itu kesimpulan dari penelitian ini polipharmasi adalah hal umum namun pengetahuan pengobatan dan praktik managemen diri tidak adekuat dan dapat menyebabkan eek samping. *ada penelitian ini, peneliti %uga membahas sekilas tentang 0-? dan N8-.)api penelitian lebih lan%ut perlu dilakukan untuk menentukan apakah 0-? sangat berguna untuk pasien diabetes dan bagaimana menggabungkannya dengan strategi N8- untuk edukasi dan management diabetes 2.KELEBIHAN DAN KEKURANGAN JURNAL KELEBIHAN KEKURANGAN )idak hanya melakukan inter(ie# "laporan indi(idu bersiat sub%ekti dan dipengaruhi beberapa aktor$ tetapi pada penelitian ini %uga dilakukan obser(asi langsung. Sampel yang digunakan sedikit sehingga hasilnya tidak dapat digeneralisasikan. -elibatkan banyak tenaga kesehatan seperti dokter, edu!ator diabetes, endo!rinologist )idak ada ada keterangan obser(asi dan inter(ie# dilakukan sampai berapa lama pada responden )idak ada inormasi %ika ada responden yang tidak hadir se!ara teratur dalam re(ie# edukasi pengobatan diabetes 3.APLIKASI DI INDONESIA Di ?ndonesia telah terbentuk *erhimpunan Ldukator Diabetes ?ndonesia "*LD?$. *erhimpunan Ldukator Diabetes ?ndonesia "*LD?$ telah menyelenggarakan *elatihan @asional Ldukator Diabetes ?ndonesia sudah dilakukan 16 kali ,untuk pelatihan yang ke'16 nya diselenggarakan 7akarta "26+;+12$. Kementerian Kesehatan menyambut baik pelatihan ini, karena ; hal, yang pertama Diabetes -ellitus "D-$ merupakan masalah kesehatan penting di ?ndonesia, sebab D- merupakan penyebab kematian ke 6, pre(alensi D- perkotaan 5,7%, dan pre(alensi )oleransi <lukosa )erganggu 16,2%.3lasan kedua karena pengendalian D- haruslah merupakan !ontinum !are, dimana edukasi merupakan salah satu aktor amat penting. Kemudian para mereka yang sudah dilatih akan langsung dapat menangani pasien D- dan keluarganya sehingga mereka dapat tetap sehat, bugar dan mandiri. Sedangkan yang terakhir adalah pelatihan ini merupakan bentuk nyata partisipasi akti masyarakat kesehatan untuk bersama pemerintah menanggulangi masalah kesehatan di ?ndonesia, dalam hal ini Diabetes -ellitus.*elatihan dihadiri oleh dokter, pera#at, diietesien, dan petugas lain. *elatihan sudah ber%alan 16 tahun dan mempunyai : tingkatan yaitu dasar, lan%ut dan berkelan%utan. -etode pelatihan dalam bentuk 9 teori, loka karya, serta simulasi. *enelitian ini dilakukan pada pusat pendidikan+edukasi diabetes di rumah sakit uni(ersitas kesehatan pusat kota. *enelitian ini %uga memasukkan peran seorang edu!ator khusus diabetes. Di ?ndonesia %uga terdapat edu!ator khusus diabetes. 3da beberapa &S di ?ndonesia yang menyediakan pusat edukasi dan klinik diabetes dan pera#atan, !ontohnya &S 8sada ?nsani )angerang, &S Cakti )imah *angkalpinang. Direktur &SC) 3di Su!ipto mengatakan, ide untuk menyediakan asilitas ini mengingat %umlah pasien diabetes terus meningkat. )erbukti dengan banyaknya kun%ungan pasien di &SC) yang perharinya men!apai 15 orang. Sehingga metode penelitian dalam %urnal ini dapat dilakukan di ?ndonesia. *ada penelitian ini responden telah mendapatkan edukasi oleh general pra!titioner ataupun edukator diabetes dan ahli endokrin tetapi hasilnya 166 % belum memuaskan karena masih ada responden yang lupa minum obat, menghentikan pengobatan tanpa resep dokter, %arum suntik langsung dibuang ketempat sampah, dll. Sehingga %ika ingin dilakukan di indonesia dengan hasil yang optimal perlu untuk menggabung dengan metode yang lain !ontohnya aplikasi N8- dan 0?-. ###.kemenkes.!om