penyakit pada pasien Lupus Eritematosus Sistemik (LES) Subbagian Alergi Imunologi Ardian PROPOSAL PENELITIAN AKHIR
Pendahuluan Eritematosus Sistemik ( LES ) adalah penyakit autoimun yang ditandai adanya inflamasi tersebar luas, yang mempengaruhi setiap organ atau sistem dalam tubuh. Penyakit ini berhubungan dengan deposisi autoantibodi dan kompleks imun sehingga mengakibatkan kerusakan jaringan Lupus Eritematosus Sistemik ( LES ) Cazenave dan Clausit di tahun 1852 Awal abad ke-20 William Osler dkk Bentuk klinis SLE melibatkan sendi, ginjal dan susunan syaraf pusat. Di tahun 1948 Hargreaves pertama kali menemukan sel LE Friou dkk tahun 1957-1958 Dengan bantuan teknik imunofluoresen ditemukan antibodi antinuklear Penyakit ini terutama menyerang wanita muda dengan insiden puncak pada usia 15-40 tahun selama masa reproduksi dengan rasio wanita dan laki-laki 6- 10:1.1,2Lupus Prevalensi LES di AS 15-50 per 100.000 populasi. Setiap tahun ditemukan lebih dari 100.000 penyandang LES baru di seluruh dunia. Dapat mengenai semua ras, wanita Afrika-Amerika mempunyai insidensi 3x lebih tinggi dibandingkan kulit putih. LES juga umum mengenai wanita hispanik dan asia 2
Prognosis dan harapan hidup penderita LES terus membaik dalam dua dekade terakhir. Diagnosis dini Kewaspadaan yang lebih baik Spesifisitas autoantibodi baru Perbaikan teknik serologik dan Imunologi. Perlunya terapi yang lebih efektif dengan efek samping lebih ringan dibandingkan dengan sitotoksik dan glukokortikoid Penelitian menunjukan sistim imunologik penting untuk self tolerance dari populasi limfosit T CD4 yang dinamakan T regulator memiliki kemampuan clonal delesi,anergy dan ignorance yang aktif menekan sel T autoreaktif/autoagresif Sel T regulator ekspresi CD4CD25Foxp3 memiliki peranan dalam pemeliharaan dan pengendalian self toleran pada penyakit autoimun serta berperan dalam sistim sel T regulator homeostasis. Pada LES terjadi kehilangan toleransi self-antigen berhubungan dengan sel T reg Identifikasi Masalah. Apakah terdapat korelasi antara aktivitas penyakit LES dengan Kadar Foxp3 T Regulator dan anti ds DNA pada pasien LES di RSUP dr.M Djamil Padang? Tujuan Penelitian. Umum. Mengetahui korelasi antara aktivitas penyakit LES dengan Kadar Foxp3 T Regulator dan anti ds DNA pasien LES Tujuan Khusus Mengetahui kadar Foxp3 T Regulator pada pasien LES Mengetahui korelasi Foxp3 dg aktifitas penyakit (SLEDAI) pada pasien LES Mengetahui korelasi Foxp3 dg anti ds DNA pada pasien LES
Hipotesis Penelitian Terdapat Korelasi yang positif antara kadar Foxp3 dengan aktifitas penyakit (SLEDAI) dan anti ds DNA pada pasien LES Manfaat Penelitian. Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu mengevaluasi aktifitas penyakit dengan diketahuinya korelasi kadar foxp3 dengan SLEDAI dan anti ds DNA pada LES
Patogenesis LES Manifestasi LES American College of Rheumatology (ACR) 1997 Kriteria tersebut adalah : 1. Ruam malar. 2. Ruam diskoid. 3. Fotosensitivitas. 4. Ulkus di mulut. 5. Arthritis non erosif. 6. Pleuritis atau perikarditis. 7. Gangguan renal, yaitu proteinuria persisten > 0,5gr/ hari, atau silinder sel dapat berupa eritrosit, hemoglobin, granular, tubular atau gabungan. 8. Gangguan neurologi, yaitu kejang-kejang atau psikosis. 9. Gangguan hematologik, yaitu anemia hemolitik dengan retikulosis, atau leukopenia atau limfopenia atau trombositopenia. 10. Gangguan imunologik, yaitu anti DNA posistif, atau anti Sm positif atau tes serologik untuk sifilis yang positif palsu. 11. Antibodi antinuklear (Antinuclear antibody, ANA) positif. Pemeriksaan Penunjang Minimal Lain yang Diperlukan untuk Diagnosis dan Monitoring LES
1. Hemoglobin, lekosit, hitung jenis sel, laju endap darah (LED)* 2. Urin rutin dan mikroskopik, protein kwantitatif 24 jam, dan bila diperlukan kreatinin urin. 3. Kimia darah (ureum, kreatinin, fungsi hati, proil lipid)* 4. PT, aPTT pada sindroma antifosfolipid 5. Serologi ANA, anti-dsDNA, komplemen (C3,C4)) 6. Foto polos thorax
Penilaian Aktivitas Penyakit SLE
Perjalanan penyakit SLE yang ditandai dengan eksaserbasi dan remisi, memerlukan pemantauan yang ketat akan aktivitas penyakitnya. Evaluasi aktivitas penyakit ini berguna sebagai panduan dalam pemberian terapi. Indeks untuk menilai aktivitaspenyakit : SLEDAI MEX-SLEDAI SLAM BILAG Score Pilar Pengobatan Lupus Eritematosus Sistemik
I. Edukasi dan konseling II. Program rehabilitasi III. Pengobatan medikamentosa OAINS Anti malaria Steroid Imunosupresan / Sitotoksik Perkembangan Sel T dan sel B Pembentukan sel T regulator Maturasi Sel T APC dan Molekul Asesori Mekanisme Respon Imun Fungsi T regulator
Mekanisme Supresi Gen Foxp3 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian Deskriptif analitik dengan desain cross sectional
Tempat dan waktu penelitian bangsal dan poliklinik penyakit dalam RSUP Dr M Djamil, oktober 2013-Maret 2014
Tabel Jadwal Penelitian Pemilihan sampel penelitian Diagnosis SLE kriteria dari the American College of Rheumbatology (ACR) revisi tahun 1997 pada Pasien dirawat dibangsal dan poliklinik penyakit dalam RSUP Dr M.Djamil Padang.
Besar sampel: Didapat jumlah sampel: 30 orang. Kriteria Inklusi Pasien yang masuk kriteria LES menurut kriteria ACR 1997 Setuju Mengikuti Penelitian Kriteria Eksklusi Pasien yang menderita Artritis Reumatoid (AR) MCTD(mix connected tissue dissease) Artritis Psoriatik Sistemik sklerosis Keganasan Syogren Sirosis hati
Cara Kerja
Pasien LES memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi dimintai persetujuan dan kesediaan penderita untuk mengikuti penelitian. Diambil darah vena dari lipatan siku penderita LES sebanyak 3 cc Darah dibiarkan membeku dalam vacutainer selama 30 menit, di sentrifus 15 menit , kecepatan 3500 rpm untuk mendapatkan serum. Serum yang didapat diperiksa konsentrasi foxp3 nya dengan menggunakan metode enzyme linked immunosorbent assay (ELISA). Pemeriksaan berat ringannya aktifitas penyakit LES dengan menggunakan skor MEX-SLEDAI
Analisa Statistik Data diolah dengan SPSS 17.0. Data ini diuji normalitasnya dengan uji Kolmogrov-Smirnov/ Shapiro Wilk. Apabila, p > 0.05. Hubungan antara variabel dilakukan analisa bivariat menggunakan uji korelasi Sommers atau uji alternatifnya ( Uji Pearson ).
Definisi Operasional
Lupus eritematosus sistemik : penyakit in lamasi autoimun kronis sesuai dengan kriteria ACR 1997. Sel T regulator: sel limfosit T yang ditandai dengan CD4+CD25+Foxp3 memegang peranan kunci pada sistem homeostasis sistim imunitas tubuh. Foxp3: gen pada sel T regulator yang berfungsi sebagai faktor transkripsi penting untuk perkembangan dan fungsi sel T regulator. Mex-SLEDAI: Indeks untuk menilai aktivitas penyakit LES Dikelompokkan : - Ringan : skor < 2. - Sedang : skor 2-5. - Berat : skor > 5.