0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
1K tayangan44 halaman
Peraturan ini mengatur tentang petunjuk teknis penggunaan dana alokasi khusus bidang pendidikan tahun anggaran 2014. Dana alokasi khusus ini dialokasikan untuk mendukung program wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun dan pendidikan menengah universal dengan menyediakan sarana prasarana pendidikan yang berkualitas. Secara khusus, dana ini akan digunakan untuk pengadaan dan distribusi buku pelajaran kurikulum 2013 serta peningkatan
Peraturan ini mengatur tentang petunjuk teknis penggunaan dana alokasi khusus bidang pendidikan tahun anggaran 2014. Dana alokasi khusus ini dialokasikan untuk mendukung program wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun dan pendidikan menengah universal dengan menyediakan sarana prasarana pendidikan yang berkualitas. Secara khusus, dana ini akan digunakan untuk pengadaan dan distribusi buku pelajaran kurikulum 2013 serta peningkatan
Peraturan ini mengatur tentang petunjuk teknis penggunaan dana alokasi khusus bidang pendidikan tahun anggaran 2014. Dana alokasi khusus ini dialokasikan untuk mendukung program wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun dan pendidikan menengah universal dengan menyediakan sarana prasarana pendidikan yang berkualitas. Secara khusus, dana ini akan digunakan untuk pengadaan dan distribusi buku pelajaran kurikulum 2013 serta peningkatan
TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA ALOKASI KHUSUS BIDANG PENDIDIKAN TAHUN ANGGARAN 2014 SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 100 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA ALOKASI KHUSUS BIDANG PENDIDIKAN TAHUN ANGGARAN 2014 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk memberikan pengaturan lebih lanjut mengenai kriteria teknis sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Menteri Keuangan tentang Pedoman Umum dan Alokasi Dana Alokasi Khusus Tahun Anggaran 2014 perlu menetapkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tentang Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Alokasi Khusus Bidang Pendidikan Tahun Anggaran 2014; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301); 2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang Undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2013 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2013 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 182, ); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 4496) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 71, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5410); 5.
Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 137, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4575); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2008 tentang Wajib Belajar (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 90, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4863); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2008 tentang Pendanaan Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 91, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4864); 8. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaandan Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 23, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5105) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2010 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5157); 9. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara, sebagaimana beberapa kali telah diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2013; 10. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara, sebagaimana beberapa kali telah diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 56 Tahun 2013; 11. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 1 Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 69 Tahun 2012 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 1 Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan;
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA ALOKASI KHUSUS BIDANG PENDIDIKAN TAHUN ANGGARAN 2014.
BAB I KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan : 1. Dana Alokasi Khusus, selanjutnya disebut DAK, adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada daerah tertentu dengan tujuan untuk membantu mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan daerah dan sesuai dengan prioritas nasional. 2. Dana Alokasi Khusus Bidang Pendidikan Tahun Anggaran 2014 yang selanjutnya disebut DAK Bidang Pendidikan adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada daerah dengan tujuan untuk membantu mendanai kegiatan bidang pendidikan di daerah sesuai dengan prioritas nasional bidang pendidikan Tahun Anggaran 2014. 3. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
BAB II TUJUAN DAN RUANG LINGKUP
Pasal 2
DAK dialokasikan bertujuan untuk: a. mendukung penuntasan program wajib belajar pendidikan dasar 9 (sembilan) tahun yang bermutu dan merata dalam rangka memenuhi standar pelayanan minimal dan secara bertahap memenuhi Standar Nasional Pendidikan; dan b. mendukung pelaksanaan pendidikan menengah universal melalui penyediaan sarana prasarana pendidikan yang berkualitas dan mencukupi.
Pasal 3
(1) Ruang lingkup DAK Bidang Pendidikan meliputi jenjang: a. Pendidikan Dasar; dan b. Pendidikan Menengah. (2) DAK Bidang Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar yang selanjutnya disebut DAK Bidang Pendidikan Dasar diperuntukkan bagi: a. SD/SDLB; dan b. SMP/SMPLB (3) DAK Bidang Pendidikan Jenjang Pendidikan Menengah yang selanjutnya disebut DAK Bidang Pendidikan Menengah diperuntukkan bagi: a. SMA; dan b. SMK.
BAB III DAK BIDANG PENDIDIKAN DASAR Pasal 4
Kegiatan DAK Bidang Pendidikan Dasar untuk SD/SDLB: a. diprioritaskan untuk membiayai pengadaan dan distribusi buku teks pelajaran sesuai kurikulum 2013 untuk Sekolah Dasar sehingga kebutuhan buku seluruh peserta didik kelas I, II, IV dan V semester II pada tahun pelajaran 2014-2015 terpenuhi. b. sisa DAK Bidang Pendidikan Dasar untuk SD/SDLB setelah digunakan untuk membiayai pengadaan dan distribusi buku teks pelajaran sebagaimana dimaksud pada huruf a digunakan untuk membiayai peningkatan prasarana pendidikan dan pengadaan sarana peningkatan mutu pendidikan. Pasal 5
(1) Peningkatan prasarana pendidikan sebagaimana dimaksud pada Pasal 4 huruf b antara lain: a. rehabilitasi ruang kelas/ruang belajar dengan tingkat kerusakan paling rendah rusak sedang beserta perabotnya. b. pembangunan ruang kelas baru (RKB) termasuk sanitasi dan perabotnya; dan/atau c. pembangunan ruang perpustakaan termasuk sanitasi dan perabotnya. d. pembangunan asrama siswa dan/atau rumah dinas guru untuk daerah khusus beserta perabotnya.
(2) Pengadaan sarana peningkatan mutu pendidikan sebagaimana dimaksud pada Pasal 4 huruf b antara lain: a. peralatan pendidikan Matematika; b. peralatan pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA); c. peralatan pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS); d. peralatan pendidikan Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan; e. peralatan pendidikan Bahasa; dan/atau f. peralatan pendidikan Seni Budaya dan Keterampilan.
Pasal 6
Kegiatan DAK Bidang Pendidikan Dasar untuk SMP/SMPLB: a. diprioritaskan untuk membiayai pengadaan dan distribusi buku teks pelajaran sesuai kurikulum 2013 untuk Sekolah Menengah Pertama sehingga seluruh peserta didik kelas VII dan VIII semester II tahun pelajaran 2014-2015 terpenuhi kebutuhan bukunya.
b. sisa DAK Bidang Pendidikan Dasar untuk SMP/SMPLB setelah digunakan untuk membiayai pengadaan dan distribusi buku teks pelajaran sebagaimana dimaksud pada huruf a digunakan untuk membiayai peningkatan prasarana pendidikan dan pengadaan sarana peningkatan mutu pendidikan. Pasal 7
(1) Peningkatan prasarana pendidikan sebagaimana dimaksud pada Pasal 6 huruf b antara lain: a. rehabilitasi ruang kelas/ruang belajar dengan tingkat kerusakan paling rendah rusak sedang termasuk perabotnya; b. pembangunan ruang kelas baru (RKB) termasuk sanitasi dan perabotnya; c. pembangunan ruang perpustakaan termasuk sanitasi dan perabotnya; dan/atau d. pembangunan ruang kelas/ruang belajar lain (RBL) termasuk sanitasi dan perabotnya. e. pembangunan asrama siswa dan/atau rumah dinas guru untuk daerah khusus beserta perabotnya. (2) Pengadaan sarana peningkatan mutu pendidikan sebagaimana dimaksud Pasal 6 huruf b antara lain: a. peralatan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS); b. peralatan Matematika; c. peralatan Laboratorium Ilmu Pengetahuan Alam (IPA); d. peralatan Laboratorium Bahasa; dan/atau e. peralatan pendidikan Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan.
Pasal 8
Ketentuan lebih lanjut mengenai petunjuk pelaksanaan penggunaan DAK Bidang Pendidikan Dasar diatur oleh Direktur Jenderal Pendidikan Dasar.
BAB IV DAK BIDANG PENDIDIKAN MENENGAH
Pasal 9
(1) Kegiatan DAK Bidang Pendidikan Menengah untuk SMA meliputi antara lain: a. penggandaan dan distribusi buku teks pelajaran sesuai kurikulum 2013 untuk Sekolah Menengah Atas (SMA) untuk seluruh peserta didik kelas X dan XI semester II tahun pelajaran 2014-2015; b. pembangunan prasarana pendidikan; dan c. pengadaan sarana peningkatan mutu pendidikan.
(2) Pembangunan prasarana pendidikan sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 huruf b antara lain: a. rehabilitasi ruang kelas/ ruang belajar yang rusak beserta perabotnya; b. pembangunan ruang kelas baru (RKB) beserta perabotnya; c. pembangunan ruang perpustakaan beserta perabotnya; d. pembangunan laboratorium beserta perabotnya; e. pembangunan ruang penunjang beserta perabonya; dan/atau f. pembangunan arama siswa dan/atau rumah dinas guru untuk daerah khusus beserta perabotnya. (3) Pengadaan sarana peningkatan mutu pendidikan sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 huruf c antara lain: a. pengadaan peralatan laboratorium; b. pengadaan buku referensi/materi refenrensi; dan/atau c. Pengadaan peralatan olahraga dan kesenian.
Pasal 10
(1) Kegiatan DAK Bidang Pendidikan Menengah untuk SMK meliputi antara lain: a. penggandaan dan distribusi buku teks pelajaran sesuai kurikulum 2013 untuk Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) untuk seluruh peserta didik kelas X dan XI semester II tahun pelajaran 2014-2015; b. pembangunan prasarana pendidikan; dan c. pengadaan sarana peningkatan mutu pendidikan. (2) Pembangunan prasarana pendidikan sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 huruf b antara lain: a. rehabilitasi ruang kelas/belajar yang rusak beserta perabotnya; b. pembangunan ruang kelas baru (RKB) beserta perabotnya; c. pembangunan ruang praktik siswa beserta perabotnya; d. pembangunan ruang perpustakaan beserta perabotnya; a. pembangunan laboratorium beserta perabotnya; e. pembangunan ruang penunjang beserta perabonya; dan/atau f. pembangunan asrama siswa dan/atau rumah dinas guru untuk daerah khusus beserta perabotnya. (3) Pengadaan sarana peningkatan mutu pendidikan sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 huruf c antara lain: b. pengadaan peralatan laboratorium; c. pengadaan peralatan praktik siswa; d. pengadaan buku referensi/materi refenrensi; dan/atau e. Pengadaan peralatan olahraga dan kesenian.
Pasal 11
Ketentuan lebih lanjut mengenai petunjuk pelaksanaan penggunaan DAK Bidang Pendidikan Menengah diatur oleh Direktur Jenderal Pendidikan Menengah.
BAB V KETENTUAN PENUTUP
Pasal 12
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 29 November 2013 MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA
TTD.
MOHAMMAD NUH
Diundangkan di Jakarta pada tanggal 29 November 2013 MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,
TTD.
AMIR SYAMSUDIN BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2013 NOMOR 1409
Salinan sesuai dengan aslinya, Kepala Biro Hukum dan Organisasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,
TTD.
Ani Nurdiani Azizah NIP 19581201 198503 2 001
PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERMENDIKBUD NOMOR 100 TAHUN 2013 PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA ALOKASI KHUSUS BIDANG PENDIDIKAN TAHUN ANGGARAN 2014 1 SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN NOMOR 100 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA ALOKASI KHUSUS BIDANG PENDIDIKAN TAHUN ANGGARAN 2014 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk mengoptimalkan pelaksanaan Dana Alokasi Khusus Tahun Anggaran 2014 perlu menetapkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Pendidiakn dan Kebudayaan Nomor 100 tahun 2013 tentang Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Alokasi Khusus Bidang Pendidikan Tahun Anggaran 2014; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301); 2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang Undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2013 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2013 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 182, ); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 4496) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 71, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5410); 5.
Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 137, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4575); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2008 tentang Wajib Belajar (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 90, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4863); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2008 tentang Pendanaan Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 91, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4864); 8. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaandan Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 23, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5105) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2010 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5157); 9. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara, sebagaimana beberapa kali telah diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2013; 10. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara, sebagaimana beberapa kali telah diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 56 Tahun 2013; 11. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 1 Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 69 Tahun 2012 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 1 Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan;
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN NOMOR 100 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA ALOKASI KHUSUS BIDANG PENDIDIKAN TAHUN ANGGARAN 2014.
Pasal I
Beberapa ketentuan dalam Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Nomor 100 Tahun 2013 Tentang Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Alokasi Khusus Bidang Pendidikan Menengah Tahun Anggaran 2014, diubah sebagai berikut:
1. Ketentuan Pasal 9 ayat (1) huruf a diubah sehingga Pasal 9 berbunyi sebagai berikut:
Pasal 9
(1) Kegiatan DAK Bidang Pendidikan Menengah untuk SMA meliputi antara lain: a. pengadaan dan distribusi buku teks pelajaran sesuai kurikulum 2013 untuk Sekolah Menengah Atas (SMA) untuk seluruh peserta didik kelas X dan XI semester II tahun pelajaran 2014-2015; b. pembangunan prasarana pendidikan; dan c. pengadaan sarana peningkatan mutu pendidikan.
(2) Pembangunan prasarana pendidikan sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 huruf b antara lain: a. rehabilitasi ruang kelas/ ruang belajar yang rusak beserta perabotnya; b. pembangunan ruang kelas baru (RKB) beserta perabotnya; c. pembangunan ruang perpustakaan beserta perabotnya; d. pembangunan laboratorium beserta perabotnya; e. pembangunan ruang penunjang beserta perabonya; dan/atau f. pembangunan arama siswa dan/atau rumah dinas guru untuk daerah khusus beserta perabotnya. (3) Pengadaan sarana peningkatan mutu pendidikan sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 huruf c antara lain: a. pengadaan peralatan laboratorium; b. pengadaan buku referensi/materi refenrensi; dan/atau c. Pengadaan peralatan olahraga dan kesenian.
2. Ketentuan Pasal 10 ayat (1) huruf a diubah sehingga Pasal 10 berbunyi sebagai berikut:
Pasal 10
(1) Kegiatan DAK Bidang Pendidikan Menengah untuk SMK meliputi antara lain: a. pengadaan dan distribusi buku teks pelajaran sesuai kurikulum 2013 untuk Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) untuk seluruh peserta didik kelas X dan XI semester II tahun pelajaran 2014-2015; b. pembangunan prasarana pendidikan; dan c. pengadaan sarana peningkatan mutu pendidikan.
(2) Pembangunan prasarana pendidikan sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 huruf b antara lain: a. rehabilitasi ruang kelas/belajar yang rusak beserta perabotnya; b. pembangunan ruang kelas baru (RKB) beserta perabotnya; c. pembangunan ruang praktik siswa beserta perabotnya; d. pembangunan ruang perpustakaan beserta perabotnya; a. pembangunan laboratorium beserta perabotnya; e. pembangunan ruang penunjang beserta perabonya; dan/atau f. pembangunan arama siswa dan/atau rumah dinas guru untuk daerah khusus beserta perabotnya. (3) Pengadaan sarana peningkatan mutu pendidikan sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 huruf c antara lain: b. pengadaan peralatan laboratorium; c. pengadaan peralatan praktik siswa; d. pengadaan buku referensi/materi refenrensi; dan/atau e. Pengadaan peralatan olahraga dan kesenian.
Pasal II Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia
Ditetapkan diJakarta pada tanggal 17 Februari 2014 MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA
TTD
MOHAMMAD NUH
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH NOMOR: 1006/D/KP/2014 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENGGUNAAN DANA ALOKASI KHUSUS BIDANG PENDIDIKAN MENENGAH TAHUN ANGGARAN 2014
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 1006/D/KP/2013 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENGGUNAAN DANA ALOKASI KHUSUS BIDANG PENDIDIKAN MENENGAH TAHUN ANGGARAN 2014 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 11 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 100 Tahun 2013 tentang Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Alokasi Khusus Bidang Pendidikan Menengah Tahun Anggaran 2014, perlu menetapkan Peraturan Direktur Jenderal Pendidikan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tentang Petunjuk Pelaksanaan Penggunaan Dana Alokasi Khusus Bidang Pendidikan Menengah Tahun Anggaran 2014; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 2. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301); 3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang Undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 4. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 5. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2012 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2013 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 228, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5361); KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH Komplek Kemdikbud, Gedung D Lt.11, Jl. Pintu 1 Senayan, Jakarta Pusat Telepon, Fax. 021-57955141, 57955141 DRAFT 6.
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2013 Nomor 71 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5410); 7.
Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 137, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4575); 8. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578); 9. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593); 10. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4609); 11. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kepada Pemerintah, Laporan Keterangan Kepala Daerah Kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, dan Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kepada Masyarakat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4693); 12. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 13. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741); 14. Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2008 tentang Wajib Belajar (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 90, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4863); 15. Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2008 tentang Pendanaan Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 91, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4864); 16. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 23, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5105) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2010 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5157); 17. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara,sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 91 Tahun 2011; 18. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah sebagaimana telah dua kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 70 Tahun 2012; 19. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2012 tentang Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2013 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 119); 20. Peraturan Presiden Nomor 84 Tahun 2012 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Dalam Rangka Percepatan Pembangunan Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat; 21. Keputusan Presiden Nomor 84/P Tahun 2009 tentang Pembentukan Kabinet Indonesia Bersatu II, sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Presiden Nomor 5/P Tahun 2012; 22.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah; 23. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007 tentang Pedoman Pengelolaan Barang Milik Daerah; 24. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2007 tentang Standar Sarana dan Prasarana untuk Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI), Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs), dan Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA); 25. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 40 Tahun 2008 tentang Standar Sarana dan Prasarana untuk Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan (SMK/MAK); 26. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2009 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Dana Alokasi Khusus (DAK) di Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2010; 27. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 1 Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 69 Tahun 2012; 28. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 80 Tahun 2013 tentang Pendidikan Menengah Universal; 29. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 180/PMK.07/2013 tentang Pedoman Umum dan Alokasi Dana Alokasi Khusus Tahun Anggaran 2014; 30. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 100 Tahun 2013 tentang Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Alokasi Khusus Bidang Pendidikan Tahun Anggaran 2014
MEMUTUSKAN: Menetapkan: PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENGGUNAAN DANA ALOKASI KHUSUS BIDANG PENDIDIKAN MENENGAH TAHUN ANGGARAN 2014. Pasal 1 Petunjuk Pelaksanaan Penggunaan Dana Alokasi Khusus Bidang Pendidikan Menengah Tahun Anggaran 2014 yang selanjutnya dalam Peraturan Direktur Jenderal ini disebut Juklak DAK bidang Dikmen digunakan sebagai pedoman bagi daerah penerima DAK bidang Dikmen. Pasal 2 Ketentuan lebih lanjut mengenai Peraturan Direktur Jenderal ini diatur dalam Panduan Pelaksanaan DAK SMA dan Panduan Pelaksanaan DAK SMK yang mengatur tentang spesifikasi teknis bangunan dan barang yang akan diadakan. Pasal 3 Juklak DAK bidang Dikmen sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 tercantum dalam Lampiran Peraturan Direktur Jenderal ini serta spesifikasi teknis sarana dan prasarana tercantum dalam Panduan Pelaksanaan DAK SMA dan Panduan Pelaksanaan DAK SMK sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Direktur Jenderal ini. Pasal 4 Peraturan Direktur Jenderal ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 27 Desember 2013 DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN, TTD ACHMAD JAZIDIE
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH NOMOR: 702/D/KEP/KP/2014 TENTANG PERUBAHAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL NOMOR 1006/D/KP/2013 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENGGUNAAN DANA ALOKASI KHUSUS BIDANG PENDIDIKAN MENENGAH TAHUN ANGGARAN 2014
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 702/D/KEP/KP/2014 TENTANG PERUBAHAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH NOMOR 1006/D/KP/2013 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENGGUNAAN DANA ALOKASI KHUSUS BIDANG PENDIDIKAN MENENGAH TAHUN ANGGARAN 2014 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal I Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 13 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 100 Tahun 2013 tentang Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Alokasi Khusus Bidang Pendidikan Tahun Anggaran 2014, perlu menetapkan Peraturan Direktur Jenderal Pendidikan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tentang Perubahan Peraturan Direktur Jenderal Nomor 1006/D/KP/2013 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penggunaan Dana Alokasi Khusus Bidang Pendidikan Menengah Tahun Anggaran 2014; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 2. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301); 3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang Undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH Komplek Kemdikbud, Gedung D Lt.11, Jl. Pintu 1 Senayan, Jakarta Pusat Telepon, Fax. 021-57955141, 57955141 4. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2013 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2014 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 182); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2013 Nomor 71 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5410); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 137, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4575); 8. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578); 9. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593); 10. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4609); 11. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kepada Pemerintah, Laporan Keterangan Kepala Daerah Kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, dan Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kepada Masyarakat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4693); 12. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 13. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741); 14. Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2008 tentang Wajib Belajar (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 90, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4863); 15. Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2008 tentang Pendanaan Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 91, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4864); 16. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 23, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5105) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2010 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5157); 17. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara,sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 91 Tahun 2011; 18. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah sebagaimana telah dua kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 70 Tahun 2012; 19. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2012 tentang Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2013 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 119); 20. Peraturan Presiden Nomor 84 Tahun 2012 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Dalam Rangka Percepatan Pembangunan Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat; 21. Keputusan Presiden Nomor 84/P Tahun 2009 tentang Pembentukan Kabinet Indonesia Bersatu II, sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Presiden Nomor 5/P Tahun 2012; 22. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah; 23. Peraturan Menteri Dalam Negeri nomor 13 tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah terakhir pada Peraturan Menteri Dalam Negeri nomor 21 tahun 2011; 24. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007 tentang Pedoman Pengelolaan Barang Milik Daerah; 25. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2007 tentang Standar Sarana dan Prasarana untuk Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI), Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs), dan Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA); 26. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 40 Tahun 2008 tentang Standar Sarana dan Prasarana untuk Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan (SMK/MAK); 27. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2009 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Dana Alokasi Khusus (DAK) di Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2010; 28. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 06/PMK.07/2012 tentang Pelaksanaan dan Pertanggungjawaban Anggaran Transfer ke Daerah; 29. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 1 Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 69 Tahun 2012; 30. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 80 Tahun 2013 tentang Pendidikan Menengah Universal; 31. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 180/PMK.07/2013 tentang Pedoman Umum dan Alokasi Dana Alokasi Khusus Tahun Anggaran 2014; 32. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 13 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 100 Tahun 2013 tentang Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Alokasi Khusus Bidang Pendidikan Tahun Anggaran 2014
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TENTANG PERUBAHAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH NOMOR 1006/D/KP/2013 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENGGUNAAN DANA ALOKASI KHUSUS BIDANG PENDIDIKAN MENENGAH TAHUN ANGGARAN 2014.
Pasal I
Ketentuan Lampiran dalam Peraturan Direktur Jenderal Pendidikan Menengah Nomor 1006/D/KP/2013 tentang petunjuk pelaksanaan Penggunaan Dana Alokasi Khusus Bidang Pendidikan Menengah Tahun Anggaran 2014, diubah sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Direktur Jenderal ini.
Pasal II
Peraturan Direktur Jenderal ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 21 Februari 2014
DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN,
TTD
ACHMAD JAZIDIE
19 LAMPIRAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH NOMOR 702/D/KEP/KP/2014 TENTANG PERUBAHAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH NOMOR 1006/D/KP/2013 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENGGUNAAN DANA ALOKASI KHUSUS BIDANG PENDIDIKAN MENENGAH TAHUN ANGGARAN 2014 PETUNJUK PELAKSANAAN I. KETENTUAN UMUM Dalam Peraturan Direktur Jenderal Pendidikan Menengah ini yang dimaksud dengan Dana Alokasi Khusus bidang Pendidikan Menengah yang selanjutnya disebut DAK bidang Dikmen adalah dana yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Dana tersebut dialokasikan pada daerah tertentu untuk mendanai kegiatan khusus yang merupakan bagian dari program prioritas nasional, untuk membiayai kebutuhan sarana dan prasarana satuan pendidikan menengah yang belum mencapai standar pendidikan atau percepatan pembangunan bidang Dikmen di daerah. Alokasi DAK bidang Pendidikan setiap daerah dan pedoman umum DAK ditetapkan oleh Menteri Keuangan. Berdasarkan penetapan alokasi dan pedoman umum DAK tersebut, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan menyusun petunjuk teknis penggunaan DAK bidang Pendidikan Tahun 2014. Alokasi DAK bidang Dikmen Tahun 2014 untuk SMA dan SMK sebesar Rp. 3.514.455.000.000 (tiga triliun lima ratus empat belas miliar empat ratus lima puluh lima juta rupiah). Kabupaten/Kota penerima DAK bidang Dikmen Tahun 2014 menyediakan dana pendamping dari APBD sesuai peraturan perundang-undangan. II. TUJUAN DAN SASARAN Kebijakan DAK bidang Dikmen Tahun 2014 bertujuan untuk : 1. Menyiapkan layanan pendidikan melalui peningkatan ketersediaan dan 20
keterjangkauan akses untuk jenjang pendidikan menengah. 2. Menyiapkan layanan pendidikan yang bermutu, berkesetaraan, serta relevan untuk jenjang pendidikan menengah. 3. Melengkapi sarana dan prasarana pendidikan menengah menuju pencapaian standar sarana dan prasarana. 4. Melengkapi sarana dan prasarana jenjang pendidikan menengah guna meningkatkan daya saing dan pemberdayaan potensi daerah.
Sasaran DAK bidang Dikmen Tahun 2014 adalah seluruh kabupaten/kota yang memperoleh alokasi DAK bidang Dikmen Tahun 2014 dalam upaya meningkatkan pelayanan pendidikan menengah. Sedangkan sasaran secara khusus diprioritaskan untuk meningkatkan pelayanan pendidikan menengah sebagai berikut: 1. Daerah terluar/terdepan, terpencil, dan tertinggal (daerah 3T). 2. Daerah rawan bencana, daerah pesisir, dan pulau-pulau kecil. 3. Daerah yang memiliki indeks properti rendah. 4. Daerah yang memiliki pendapatan asli daerah yang rendah. 5. Daerah yang memiliki Angka Partisipasi Kasar (APK) sekolah menengah rendah. 6. Daerah yang paling banyak ruang belajar sekolahnya rusak berat dan/atau sedang. 7. Daerah yang paling banyak kekurangan ruang kelas pada sekolah menengah. 8. Daerah yang paling banyak kekurangan ruang perpustakaan pada sekolah menengah. 9. Daerah yang paling banyak kekurangan ruang laboratorium pada sekolah menengah. 10. Daerah yang paling banyak kekurangan ruang praktik siswa pada SMK. 11. Daerah yang paling banyak kekurangan ruang penunjang pada sekolah menengah. 12. Daerah yang paling banyak kekurangan asrama siswa/rumah dinas guru pada sekolah menengah. 13. Daerah yang paling banyak kekurangan peralatan laboratorium pada sekolah menengah. 14. Daerah yang paling banyak kekurangan peralatan praktik siswa pada SMK. 15. Daerah yang paling banyak kekurangan buku referensi/materi referensi untuk sekolah menengah.
21
Penetapan sasaran dan alokasi DAK Dikmen mengacu pada PMK Nomor 180/PMK.07/2013 tentang Pedoman Umum dan Alokasi DAK tahun 2014.
III. KEBIJAKAN DAK BIDANG PENDIDIKAN MENENGAH
1. DAK bidang Dikmen Tahun 2014 untuk SMA dan SMK dialokasikan untuk menunjang program Pendidikan Menengah Universal yang bermutu dan merata.
2. Sasaran program DAK bidang Dikmen Tahun 2014 dialokasikan bagi SMA dan SMK untuk sekolah negeri maupun swasta.
3. DAK bidang Dikmen Tahun 2014 untuk SMA dan SMK digunakan untuk kegiatan meliputi: a. Pengadaan dan distribusi buku teks pelajaran kurikulum 2013. b. Pengadaan sarana peningkatan mutu pendidikan: (1) pengadaan peralatan laboratorium IPA/Sains; (2) pengadaan peralatan praktik siswa SMK; (3) pengadaan buku referensi/materi referensi; dan (4) pengadaan peralatan olahraga dan kesenian. c. Pembangunan prasarana peningkatan akses dan mutu pendidikan: (1) rehabilitasi ruang kelas/ruang belajar yang rusak beserta perabotnya; (2) pembangunan ruang kelas baru beserta perabotnya; (3) pembangunan ruang perpustakaan beserta perabotnya; (4) pembangunan laboratorium IPA/Sains beserta perabotnya; (5) pembangunan ruang praktik siswa SMK beserta perabotnya; (6) pembangunan ruang penunjang beserta perabotnya; dan (7) pembangunan asrama siswa dan/atau rumah dinas guru beserta perabotnya dengan prioritas bagi daerah 3T, Papua, dan Papua Barat.
4. Target yang akan dicapai dalam kegiatan DAK bidang Dikmen Tahun 2014 untuk SMA/SMK adalah: a. Tersedianya buku teks pelajaran kurikulum 2013. b. Tersedianya sarana peningkatan mutu pendidikan, terdiri atas: (1) peralatan laboratorium IPA/Sains; (2) peralatan praktik siswa SMK; (3) buku referensi/materi referensi; dan (4) peralatan olahraga dan kesenian. 22
c. Tersedianya prasarana peningkatan akses dan mutu pendidikan: (1) ruang belajar/ruang kelas dalam kondisi layak sebagai tempat terselenggaranya proses belajar mengajar; (2) ruang kelas baru beserta perabotnya; (3) ruang perpustakaan beserta perabotnya; (4) laboratorium IPA/Sains beserta perabotnya; (5) ruang praktik siswa SMK beserta perabotnya; (6) ruang penunjang beserta perabotnya; dan (7) asrama siswa dan/atau rumah dinas guru beserta perabotnya dengan prioritas bagi daerah 3T, Papua, dan Papua Barat.
5. Asas umum dalam pelaksanaan DAK bidang Dikmen Tahun 2014 meliputi: a. Efisien, berarti pelaksanaan DAK bidang Dikmen harus diusahakan dengan menggunakan dana dan daya yang terbatas untuk mencapai sasaran yang ditetapkan dalam waktu sesingkat-singkatnya dan dapat dipertanggungjawabkan. b. Efektif, berarti pelaksanaan DAK bidang Dikmen harus sesuai dengan kebutuhan yang telah ditetapkan dan dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya sesuai dengan sasaran yang ditetapkan. c. Transparan, berarti menjamin adanya keterbukaan yang memungkinkan masyarakat dapat mengetahui dan mendapatkan informasi mengenai pengelolaan DAK bidang Dikmen. d. Akuntabel, berarti pelaksanaan kegiatan DAK bidang Dikmen dapat dipertanggungjawabkan. e. Kepatutan, yaitu penjabaran program/kegiatan DAK bidang Dikmen harus dilaksanakan secara realistis dan proporsional. f. Manfaat, berarti pelaksanaan program/kegiatan DAK bidang Dikmen yang sejalan dengan prioritas nasional yang menjadi urusan daerah dalam kerangka pelaksanaan desentralisasi dan secara riil dirasakan manfaatnya bagi kesejahteraan masyarakat.
IV. PERENCANAAN TEKNIS
Mekanisme pengalokasian DAK bidang Dikmen Tahun 2014 untuk SMA dan SMK dilaksanakan melalui tahapan sebagai berikut: 1. Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah merekapitulasi indeks teknis berdasarkan masukan dari Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota. 2. Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah mengusulkan indeks teknis 23
program DAK bidang Dikmen tahun 2014 kepada Kementerian Keuangan. 3. Berdasarkan indeks fiskal, indeks wilayah, dan indeks teknis, Kementerian Keuangan menentukan alokasi anggaran untuk masing- masing Kabupaten/Kota dengan persetujuan DPR. 4. Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota melakukan pemetaan kondisi sarana dan prasarana sekolah. 5. Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota melakukan seleksi terhadap sekolah calon penerima DAK bidang Dikmen berdasarkan hasil pemetaan sarana dan prasarana sekolah. 6. Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota melakukan verifikasi terhadap sekolah calon penerima DAK bidang Dikmen. 7. Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota menetapkan sasaran sekolah penerima DAK bidang Dikmen 2014 sesuai dengan kondisi dan kebutuhan sekolah melalui Surat Keputusan Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota.
V. KRITERIA SMA DAN SMK PENERIMA DAK BIDANG PENDIDIKAN MENENGAH TAHUN 2014
A. Kriteria Umum: 1. Diprioritaskan bagi sekolah yang mempunyai jumlah siswa yang cenderung stabil atau meningkat. 2. Sekolah memiliki kepala sekolah definitif. Untuk kepala sekolah swasta tidak boleh dirangkap oleh pembina/pengurus/pengawas yayasan. 3. Khusus untuk sekolah yang dikelola oleh masyarakat harus memiliki izin operasional dan diprioritaskan bagi sekolah yang sudah terakreditasi. 4. Bangunan sekolah berada di atas lahan milik sendiri (milik Pemerintah Daerah untuk sekolah negeri, milik yayasan untuk sekolah swasta) yang dibuktikan dengan sertifikat atau bukti peralihan hak (akte jual beli, akte hibah, akte ikrar wakaf, akte peralihan hak dan/atau akte pelepasan hak) yang disahkan oleh pejabat yang berwenang atau Surat pernyataan pelepasan hak atas tanah adat (Khusus Provinsi Papua/Papua Barat) oleh pihak yang berwenang/dokumen lain sesuai dengan peraturan dan ketentuan daerah atas nama Pemda/ Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota/Yayasan. 24
5. Sekolah telah mengisi Data Pokok Pendidikan Menengah (Dapodikmen) dalam sistem pendataan online yang dikembangkan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah. Pada laman http://pendataan.dikmen.kemdikbud.go.id.
B. Kriteria Khusus: 1. Pengadaan dan distribusi buku teks pelajaran untuk kelas X dan kelas XI semester II tahun pelajaran 2014/2015 sesuai dengan kurikulum 2013, sehingga buku kurikulum 2013 terpenuhi kebutuhannya. 2. Rehabilitasi diperuntukkan bagi sekolah yang membutuhkan rehabilitasi ruang belajar dengan tingkat kerusakan sedang dan/atau berat. Dalam hal terdapat ruang penunjang yang rusak sedang dan/atau rusak berat dan menyatu dengan ruang belajar yang akan direhabilitasi maka ruang tersebut dapat disertakan dalam program rehabilitasi ruang belajar. Perhitungan biaya estimasi rehabilitasi ruang belajar dilakukan oleh Konsultan Pembangunan, Tim Teknis, dan/atau SMK yang memiliki Program Studi Keahlian Bangunan telah dan ditetapkan oleh Dinas Pendidikan Kab/Kota. 3. Pembangunan ruang kelas baru (RKB) diprioritaskan bagi sekolah yang ruang kelasnya belum mencukupi dan memiliki lahan yang cukup untuk pembangunan ruang kelas baru. 4. Pembangunan laboratorium IPA/Sains diprioritaskan bagi sekolah yang belum mempunyai laboratorium IPA/Sains dan memiliki lahan yang cukup untuk pembangunan laboratorium IPA/Sains. 5. Pembangunan ruang praktik siswa diprioritaskan bagi SMK yang belum mempunyai ruang praktik siswa sesuai paket keahlian yang dibuka dan memiliki lahan yang cukup untuk pembangunan ruang praktik siswa. 6. Pembangunan perpustakaan diprioritaskan bagi sekolah yang belum mempunyai perpustakaan dan memiliki lahan yang cukup untuk pembangunan perpustakaan. 7. Pembangunan ruang penunjang diprioritaskan bagi sekolah yang belum mempunyai ruang penunjang sesuai standar sarana dan prasarana serta memiliki lahan yang cukup untuk pembangunan ruang penunjangan. 8. Jika sekolah tidak memiliki lahan yang cukup, maka pembangunan prasarana dapat dilakukan bertingkat, dengan ketentuan konstruksi bangunan yang sudah ada telah memenuhi persyaratan untuk bangunan bertingkat. 25
9. Pembangunan asrama siswa/rumah dinas guru dapat dilaksanakan jika kebutuhan rehabilitasi ruang belajar telah selesai dan terpenuhi. Pembangunan asrama siswa/rumah dinas guru diprioritaskan bagi daerah 3T, Papua, dan Papua Barat yang sekolahnya membutuhkan, memiliki lahan yang cukup, dan Pemda sanggup menyediakan dana operasional asrama siswa/rumah dinas guru. 10. Pengadaan peralatan laboratorium IPA/Sains, peralatan praktik siswa SMK, peralatan olah raga, dan/atau peralatan kesenian diprioritaskan bagi sekolah yang belum mempunyai peralatan tersebut. 11. Pengadaan buku referensi/materi referensi diprioritaskan untuk sekolah yang belum mempunyai buku referensi/materi referensi atau sekolah yang memiliki buku referensi/materi referensi dalam jumlah yang kurang dari kebutuhan.
VI. PENYALURAN DANA DAN PELAKSANAAN DAK BIDANG PENDIDIKAN MENENGAH TAHUN 2014
A. Penyaluran Dana: 1. DAK bidang Dikmen Tahun 2014 disalurkan dengan cara pemindahbukuan dari Rekening Kas Umum Negara (Pemerintah Pusat c.q Kementerian Keuangan) ke Rekening Kas Umum Daerah (kabupaten/kota); 2. Mekanisme dan tata cara mengenai penyaluran DAK bidang Dikmen Tahun 2014 dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-perundangan.
B. Pelaksanaan Pelaksanaan DAK bidang Dikmen Tahun 2014 diatur sebagai berikut: 1. Pengadaan Buku Teks Pelajaran kurikulum 2013 menggunakan mekanisme pemilihan penyedia barang/jasa sesuai Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah dan perubahannya; 2. Pengadaan Sarana Peningkatan Mutu Pendidikan menggunakan mekanisme pemilihan penyedia barang/jasa sesuai Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah dan perubahannya; 3. Pembangunan Prasarana peningkatan akses dan mutu pendidikan menggunakan mekanisme Swakelola oleh kelompok masyarakat di lingkungan sekolah sesuai Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah dan perubahannya. Pembangunan dilaksanakan dengan melibatkan partisipasi masyarakat melalui Panitia Pembangunan Sekolah (P2S) sesuai dengan prinsip 26
manajemen berbasis sekolah. Khusus untuk daerah 3T, daerah Papua, dan daerah Papua Barat dapat menggunakan mekanisme pemilihan penyedia barang/jasa sesuai Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah dan perubahannya.
VII. ACUAN PENGGUNAAN DAK BIDANG PENDIDIKAN MENENGAH TAHUN 2014
1. Penggunaan DAK bidang Dikmen Tahun 2014 untuk SMA dan SMK, untuk pengadaan sarana serta pembangunan prasarana peningkatan akses dan mutu pendidikan mengacu pada pedoman teknis yang ditetapkan oleh Direktur Pembinaan SMA dan Direktur Pembinaan SMK. 2. Ketentuan sebagaimana dimaksud pada butir 1 merupakan acuan minimal dalam pelaksanaan DAK bidang Dikmen untuk SMA dan SMK. 3. Penggunaan dana untuk merealisasi program sebagaimana dimaksud pada butir 1 harus menghindari dan mencegah terjadinya pemborosan dan kebocoran keuangan negara, untuk itu perlu mempertimbangkan: a. kemanfaatan dan keberdayagunaan bagi sekolah; b. kualitas; c. kemudahan perawatan; d. ketersediaan bahan dan alat; dan e. jangka waktu penggunaan (masa pakai/umur teknis). 4. Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan, DAK bidang Dikmen Tahun 2014 digunakan untuk membiayai kegiatan sesuai dengan Petunjuk Teknis DAK bidang Dikmen Tahun 2014.
VIII. KEGIATAN YANG TIDAK DAPAT DIBIAYAI DAK BIDANG PENDIDIKAN MENENGAH DAN PEMENUHANNYA
A. Kegiatan yang tidak dapat dibiayai DAK bidang Dikmen: 1. administrasi kegiatan; 2. penyiapan kegiatan fisik; 3. penelitian; 4. pelatihan (kecuali pelatihan penggunaan alat yang diadakan dan disyaratkan); dan 5. perjalanan dinas.
B. Pemenuhan biaya yang tidak dapat dibiayai DAK bidang Dikmen Kegiatan-kegiatan yang tidak dapat dibiayai DAK bidang Dikmen sebagaimana dimaksud pada huruf A, dibebankan pada APBD atau 27
sumber pembiayaan lain yang sah sesuai dengan ketentuan perundang- undangan.
IX. TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB
A. Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah Dalam pelaksanaan DAK bidang Dikmen, Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai berikut: 1. Menyusun kebijakan dan program pendidikan yang dibiayai melalui DAK bidang Dikmen. 2. Menyusun Petunjuk Pelaksanaan. 3. Menyusun Pedoman Teknis. 4. Melakukan Sosialisasi. 5. Melakukan Supervisi. 6. Menerima Laporan.
B. Pemerintah Provinsi Pemerintah provinsi dalam hal ini Dinas Pendidikan Provinsi mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut: 1. Mengkoordinasikan sosialisasi pelaksanaan DAK bidang Dikmen bagi kabupaten/kota sebagai tindak lanjut sosialisasi di tingkat pusat dengan mengundang narasumber dari institusi yang relevan. 2. Melaksanakan supervisi dan monitoring serta penilaian terhadap pelaksanaan DAK bidang Dikmen di kabupaten/kota. 3. Menerima laporan dari dinas pendidikan kabupaten/kota. 4. Melaporkan hasil analisis supervisi dan monitoring pelaksanaan program DAK bidang Dikmen kepada Menteri Pendidkan dan Kebudayaan c.q. Direktur Jenderal Pendidikan Menengah.
C. Pemerintah Kabupaten/Kota 1. Menganggarkan dana pendamping dalam APBD sekurang-kurangnya 10% (sepuluh persen) dari besaran alokasi DAK yang diterimanya, sesuai dengan Pasal 61 Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan. 2. Menyediakan anggaran/dana biaya umum untuk kegiatan perencanaan, sosialisasi, pengawasan, dan biaya operasional lainnya sesuai dengan kebutuhan. 3. Bertanggung jawab mutlak terhadap pelaksanaan program DAK bidang Dikmen di tingkat kabupaten/kota. 28
4. Melaporkan rangkuman pelaksanaan program DAK bidang Dikmen Tahun 2014 kepada Kementerian Keuangan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, dan Kementerian Dalam Negeri.
D. Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota 1. Membuat rencana alokasi jumlah SMA dan SMK yang akan menerima program DAK bidang Dikmen tahun 2014 dengan mempertimbangkan data kebutuhan yang terbaru. 2. Membentuk Tim Teknis untuk melakukan pemetaan dan pendataan kondisi sarana dan prasarana peningkatan akses dan mutu pendidikan di sekolah serta menyiapkan dokumen perencanaan awal. 3. Melakukan sosialisasi kegiatan DAK bidang Dikmen kepada seluruh sekolah. 4. Menetapkan nama-nama SMA dan SMK penerima DAK bidang Dikmen Tahun 2014 dalam Keputusan Kepala Dinas Pendidikan dan salinannya disampaikan kepada Direktur Jenderal Pendidikan Menengah, Bupati/Walikota, serta Dinas Pendidikan Provinsi setempat. 5. Melakukan perjanjian kerja sama dengan panitia pembangunan sekolah (P2S) dalam pelaksanaan pembangunan prasarana peningkatan akses dan mutu pendidikan yang dilakukan dengan swakelola. Khusus untuk daerah 3T, daerah Papua, dan daerah Papua Barat yang menggunakan mekanisme pemilihan penyedia barang/jasa sesuai Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah dan perubahannya, maka perjanjian kerjasama dilakukan antara Dinas Pendidikan Kab./Kota dengan Pihak Penyedia Barang/Jasa; 6. Melaksanakan kegiatan program DAK bidang Dikmen sesuai dengan mekanisme yang diatur dalam Peraturan Presiden nomor 54 Tahun 2010 dan perubahannya serta bertanggung jawab mutlak atas proses dan hasil pengadaan barang/jasa. 7. Melaksanakan monitoring dan evaluasi serta menyusun pelaporan kegiatan DAK bidang Dikmen dengan mengacu pada Surat Edaran Bersama Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas, Menteri Keuangan, dan Menteri Dalam Negeri Nomor 0239/M.PPN/11/2008, SE 1722/MK 07/2008, 900/3556/SJ Tanggal 21 November 2008 perihal Petunjuk Pelaksanaan Pemantauan Teknis Pelaksanaan dan Evaluasi Pemanfaatan DAK.
29
8. Menggandakan Petunjuk Teknis, Petunjuk Pelaksanaan, dan Panduan Pelaksanaan Program DAK bidang Dikmen Tahun 2014 yang telah ditetapkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan mendistribusikan kepada seluruh sekolah penerima program DAK bidang Dikmen Tahun 2014. 9. Melaporkan penggunaan DAK bidang Dikmen Tahun 2014 kepada Bupati/Walikota dengan tembusan kepada Dinas Pendidikan Provinsi. 10. Membentuk Panitia Pemeriksa dan Penerima Hasil Pekerjaan sesuai dengan ketentuan dalam Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 dan perubahannya. 11. Mencatat hasil DAK bidang Dikmen Tahun 2014 sebagai aset daerah bagi sekolah negeri dan menyerahkan aset kepada yayasan bagi sekolah swasta. 12. Melaporkan hasil perencanaan penganggaran serta keterlaksanaan kegiatan dan penyerapan anggaran pada Sistem Aplikasi DAK (SIDAK) Pendidikan Menengah.
E. Dewan Pendidikan Kabupaten/Kota Dewan Pendidikan Kabupaten/Kota melakukan tugas dan fungsi sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan. Terkait program DAK bidang Dikmen Tahun 2014, Dewan Pendidikan Kabupaten/Kota memiliki tugas dan tanggung jawab melakukan pengawasan dalam rangka transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan DAK bidang Dikmen Tahun 2014 di tingkat Kabupaten/Kota.
F. Satuan Pendidikan 1. Menyusun analisis kebutuhan dan kondisi sarana dan prasarana yang ada di sekolahnya untuk disampaikan ke Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota dengan tembusan kepada Dinas Pendidikan Provinsi. 2. Membentuk dan menetapkan P2S yang terdiri atas unsur sekolah dan unsur kelompok masyarakat di lingkungan sekolah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Susunan P2S terdiri dari penanggung jawab (kepala sekolah), ketua (unsur kelompok masyarakat), sekretaris, bendahara, serta tim perencana, pelaksana dan pengawas. 3. Mencatat hasil pelaksanaan DAK bidang Dikmen Tahun 2014 sebagai inventaris sekolah. 4. Memanfaatkan bangunan/barang hasil pelaksanaan DAK untuk 30
menunjang kegiatan belajar mengajar. 5. Merawat dan memelihara bangunan/barang hasil pelaksanaan DAK. 6. Menyampaikan laporan pelaksanaan dan hasil pembangunan prasarana peningkatan akses dan mutu pendidikan.
G. Komite Sekolah Komite Sekolah melakukan tugas dan fungsi sesuai dengan Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 044/U/2002 tentang Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah. Terkait program DAK bidang Dikmen Tahun 2014, Komite Sekolah memiliki tugas dan tanggung jawab melakukan pengawasan dalam rangka terciptanya transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan DAK bidang Dikmen Tahun 2014 dalam lingkup sekolah.
H. Panitia Pembangunan Sekolah (P2S) Panitia Pembangunan Sekolah (P2S) terdiri atas unsur sekolah dan masyarakat, yang mempunyai tugas sebagai berikut: 1. Melakukan persiapan dan perencanaan teknis pelaksanaan rehabilitasi ruang belajar rusak termasuk perabotnya dan/atau pembangunan ruang kelas baru (RKB) termasuk perabotnya dan/atau pembangunan ruang laboratorium termasuk perabotnya dan/atau pembangunan ruang praktik siswa SMK termasuk perabotnya dan/atau ruang perpustakaan termasuk perabotnya dan/atau pembangunan ruang penunjang termasuk perabotnya. 2. Melaksanakan rehabilitasi ruang belajar rusak termasuk perabotnya dan/atau pembangunan ruang kelas baru (RKB) termasuk perabotnya dan/atau pembangunan ruang laboratorium termasuk perabotnya dan/atau pembangunan ruang praktik siswa SMK termasuk perabotnya dan/atau ruang perpustakaan termasuk perabotnya dan/atau pembangunan ruang penunjang termasuk perabotnya dengan mekanisme swakelola, serta sesuai dengan standar dan spesifikasi teknis yang telah ditentukan. 3. Mengadministrasikan dan mendokumentasikan segala kegiatan berkenaan dengan kegiatan rehabilitasi atau pembangunan baik administrasi keuangan maupun teknis. Buku-buku yang digunakan untuk mencatat keluar masuknya dana dan dokumentasi lainnya harus berada di sekolah. 4. Menyusun laporan teknis dan mempertanggungjawabkan realisasi penggunaan dana dan pelaksanaan rehabilitasi atau pembangunan 31
yang menggunakan dana tersebut serta hasil pembangunan kepada kepala sekolah, dan anggota masyarakat.
X. PENGGUNAAN DAK BIDANG PENDIDIKAN MENENGAH TAHUN 2014 UNTUK SMA DAN SMK
1. DAK Bidang Pendidikan Menengah Tahun 2014 diprioritaskan untuk pengadaan dan distribusi buku teks pelajaran kurikulum 2013 dan sisanya digunakan untuk: a. pengadaan sarana peningkatan mutu pendidikan; dan/atau b. pembangunan prasarana peningkatan akses dan mutu pendidikan. 2. Alokasi biaya satuan kegiatan/komponen untuk SMA dan SMK (sudah termasuk biaya pendamping minimal 10 %) mengacu pada rincian tabel berikut:
Tabel 1.2 Biaya Satuan Kegiatan SMA NO KEGIATAN/KOMPONEN SATUAN BIAYA SATUAN 1 Pengadaan buku kurikulum 2013 (9 mata pelajaran (mapel) per siswa termasuk buku pegangan guru 9 mapel @ 2 set/sekolah) 1 ) Paket Rp. 150.000,- 2 Pembangunan Ruang Kelas Baru termasuk perabot 2 ) Proporsi Perabot Maksimal 13% Ruang Rp. 175.000.000,- 3 Rehabilitasi Berat termasuk perabot 2 ) Proporsi Perabot Maksimal 5% Paket Rp. 105.000.000,- 4 Rehabilitasi Sedang termasuk perabot 2 ) Proporsi Perabot Maksimal 5% Paket Rp. 65.000.000,- 5 Pembangunan Perpustakaan termasuk perabot 2 ) Proporsi Perabot Maksimal 15% Ruang Rp. 240.000.000,- 6 Pembangunan Laboratorium IPA termasuk perabot 2 ) Proporsi Perabot Maksimal 10% Ruang Rp. 290.000.000,- 7 a. Pembangunan ruang penunjang fungsi kantor 2 ) Proporsi Perabot Maksimal 10% Ruang Rp. 350.000.000,- b. Pembangunan ruang penunjang , Ruang guru) 2 ) Proporsi Perabot Maksimal 10% Ruang Rp. 350.000.000,- 32
NO KEGIATAN/KOMPONEN SATUAN BIAYA SATUAN 8 Asrama siswa 2 ) Proporsi Perabot Maksimal 13% Unit Rp. 410.000.000,- 9 Rumah Dinas Guru 2 ) Proporsi Perabot Maksimal 14% Unit Rp. 185.000.000,- 10 Peralatan Laboratorium IPA 3 ) Paket Rp. 100.000.000,- 11 Peralatan Olah raga dan/atau kesenian 3 ) Paket Rp. 20.000.000,- 12 Buku Referensi/materi referensi 4 ) Paket Rp. 10.000.000,- Keterangan: 1 ) Alokasi biaya satuan tersebut di atas merupakan harga estimasi besaran biaya yang dapat disesuaikan dengan unit cost harga eceran tertinggi (HET). 2 ) Alokasi biaya satuan untuk masing-masing kab/kota dihitung dengan mengalikan biaya satuan masing-masing kegiatan dengan Indeks Kemahalan Konstruksi Provinsi dan kabupaten/kota Tahun 2013 sesuai dengan Katalog BPS: 7102025 dibagi angka 100 (seratus). Khusus untuk daerah 3T, daerah Papua, dan daerah Papua Barat, alokasi biaya satuan tersebut diatas berfungsi sebagai estimasi yang merupakan perkiraan besaran biaya yang dapat disesuaikan dengan harga yang ditetapkan oleh dinas pekerjaan umum setempat dan disahkan oleh bupati/walikota dengan mengacu pada ketentuan peraturan perundang-undangan. 3 ) Alokasi biaya satuan untuk masing-masing kab/kota dihitung dengan mengalikan biaya satuan peralatan laboratorium, olah raga, dan kesenian dengan Indeks Biaya Pendidikan sesuai dengan Permendiknas Nomor 69 Tahun 2009, bagi daerah pemekaran mengikuti indeks daerah asal pemekaran. Alokasi biaya satuan tersebut merupakan biaya maksimal untuk satu sekolah per kelompok peralatan laboratorium, olah raga, dan kesenian yang diadakan sesuai dengan kebutuhan sekolah. Khusus untuk daerah 3T, daerah Papua, dan daerah Papua Barat, alokasi biaya satuan tersebut diatas berfungsi sebagai estimasi yang merupakan perkiraan besaran biaya yang dapat disesuaikan dengan harga yang ditetapkan oleh dinas pekerjaan umum setempat dan disahkan oleh bupati/walikota dengan mengacu pada ketentuan peraturan perundang-undangan. 4 ) Alokasi biaya satuan maksimal per paket
Tabel 1.3 Biaya Satuan Kegiatan SMK NO KEGIATAN/KOMPONEN SATUAN BIAYA SATUAN 1 Pengadaan buku kurikulum 2013 (9 mapel per siswa termasuk buku pegangan guru 9 mapel @ 2 set/sekolah) 1 ) Paket Rp. 150.000,- 2 Pembangunan Ruang Kelas Baru termasuk perabot 2 ) Proporsi Perabot Maksimal 13% Ruang Rp. 159.000.000,- 3 Rehabilitasi Berat termasuk perabot 2 ) Proporsi Perabot Maksimal 5%
Paket Rp. 92.000.000,- 33
NO KEGIATAN/KOMPONEN SATUAN BIAYA SATUAN 4 Rehabilitasi Sedang termasuk perabot 2 ) Proporsi Perabot Maksimal 5% Paket Rp. 60.000.000,- 5 Pembangunan Perpustakaan termasuk perabot 2 ) Proporsi Perabot Maksimal 15% Ruang Rp. 242.000.000,- 6 Pembangunan Laboratorium Sains termasuk perabot 2 ) Proporsi Perabot Maksimal 10% Ruang Rp. 155.000.000,- 7 Pembangunan Ruang Praktik Siswa termasuk perabot 2 ) Proporsi Perabot Maksimal 10% Ruang Rp. 232.000.000,- 8 a. Pembangunan ruang Administrasi dan Perkantoran 2 ) Proporsi Perabot Maksimal 10% Ruang Rp. 540.000.000,- b. Pembangunan ruang guru 2 ) Proporsi Perabot Maksimal 10% Ruang Rp. 232.000.000,- 9 Asrama siswa 2 ) Proporsi Perabot Maksimal 13% Unit Rp. 410.000.000,- 10 Rumah Dinas Guru 2 ) Proporsi Perabot Maksimal 14% Unit Rp. 185.000.000,- 11 Peralatan Laboratorium Sains 3 ) Paket Rp. 100.000.000,- 12 a. Pengadaan peralatan praktik siswa Bidang keahlian teknologi dan rekayasa 4 dan 5 ) Paket Rp. 200.000.000,- b. Pengadaan peralatan praktik siswa Bidang keahlian non teknologi dan rekayasa 4 dan 5 ) Paket Rp. 100.000.000,- 13 Peralatan Olah raga dan/atau kesenian 3 ) Paket Rp. 20.000.000,- 14 Buku Referensi/materi referensi 5 ) Paket Rp. 10.000.000,- Keterangan 1 ) Alokasi biaya satuan tersebut di atas merupakan harga estimasi besaran biaya yang dapat disesuaikan dengan unit cost harga eceran tertinggi (HET). 2 ) Alokasi biaya satuan untuk masing-masing kab/kota dihitung dengan mengalikan biaya satuan masing-masing kegiatan dengan Indeks Kemahalan Konstruksi Provinsi dan kabupaten/kota Tahun 2013 sesuai dengan Katalog BPS: 7102025 dibagi angka 100 (seratus). Khusus untuk daerah 3T, daerah Papua, dan daerah Papua Barat, alokasi biaya satuan tersebut diatas berfungsi sebagai estimasi yang merupakan perkiraan besaran biaya yang dapat disesuaikan dengan harga yang ditetapkan oleh dinas pekerjaan umum setempat dan disahkan oleh bupati/walikota dengan mengacu pada ketentuan peraturan perundang-undangan. 3 ) Alokasi biaya satuan untuk masing-masing kab/kota dihitung dengan mengalikan biaya satuan peralatan laboratorium, olahraga, dan kesenian dengan Indeks Biaya 34
Pendidikan sesuai dengan Permendiknas Nomor 69 Tahun 2009, bagi daerah pemekaran mengikuti indeks daerah asal pemekaran. Alokasi biaya satuan tersebut merupakan biaya maksimal untuk satu sekolah per kelompok peralatan laboratorium, olahraga, dan kesenian atau yang diadakan sesuai dengan kebutuhan sekolah. Khusus untuk daerah 3T, daerah Papua, dan daerah Papua Barat, alokasi biaya satuan tersebut diatas berfungsi sebagai estimasi yang merupakan perkiraan besaran biaya yang dapat disesuaikan dengan harga yang ditetapkan oleh dinas pekerjaan umum setempat dan disahkan oleh bupati/walikota dengan mengacu pada ketentuan peraturan perundang-undangan. 4 ) Jumlah paket yang dapat diterima sekolah maksimal 2 (dua) paket disesuaikan dengan kebutuhan pada masing-masing paket keahlian yang ada pada sekolah. 5) Biaya satuan maksimal per paket
XI. SOSIALISASI DAN SUPERVISI
Implementasi DAK bidang Dikmen harus dapat dilaksanakan tepat sasaran dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku, mengingat DAK bidang Dikmen memiliki peran penting dalam penyediaan layanan dasar pendidikan menengah. Oleh karena itu diperlukan sosialisasi dan supervisi sebagai sarana Quality Assurance.
Sosialisasi dan supervisi memiliki peran penting untuk peningkatan efektifitas dan efisiensi pelaksanaan DAK bidang Dikmen. Hal tersebut memiliki korelasi yang erat, pemahaman program DAK bidang Dikmen antara lain tugas dan tanggung jawab, mekanisme pelaksanaan, pelaporan serta peraturan-peraturan yang terkait dengan DAK bidang Dikmen dengan implementasi. Dengan adanya sosialisasi yang benar diharapkan dapat meminimalisir kesalahan dalam implementasi. Pelaksanaan sosialisasi dan supervisi dapat dilakukan secara berjenjang mulai dari tingkat pusat yaitu Direktorat Jenderal Pendidikan menengah melalui Direktorat Pembinaan SMA dan Direktorat Pembinaan SMK sampai dengan tingkat daerah yaitu dinas pendidikan provinsi dan kabupaten/kota sesuai dengan tupoksi masing-masing instansi.
XII. PENGENDALIAN DAN PENGAWASAN
A. Pelaporan Laporan pelaksanaan DAK bidang Dikmen Tahun 2014 dilakukan secara berjenjang, mulai dari laporan tingkat sekolah, laporan kabupaten/kota, dan laporan pusat sesuai dengan peraturan perundangan:
35
1. Tingkat Sekolah a. Panitia Pembangunan Sekolah membuat laporan mingguan, bulanan dan laporan akhir. 1) Laporan Mingguan Laporan mingguan merupakan laporan kemajuan pekerjaan fisik. 2) Laporan Bulanan Laporan bulanan meliputi laporan keuangan dan laporan fisik. 3) Laporan Akhir Laporan akhir meliputi laporan keuangan dan laporan fisik, disertai dengan uraian masalah yang dihadapi dan solusi yang ditempuh, serta melampirkan dokumentasi foto hasil rehabilitasi ruang belajar, pembangunan ruang kelas baru, pembangunan laboratorium, pembangunan ruang praktik siswa, pembangunan perpustakaan, pembangunan ruang penunjang lainnya dan pembangunan asrama siswa/rumah dinas guru pada kemajuan pekerjaan 0%, 30%, 60% dan 100% dari total pelaksanaan kegiatan. Dalam laporan akhir, disertakan file foto kegiatan dalam CD. b. Panitia Pembangunan Sekolah menyerahan hasil pekerjaan yang dituangkan dalam bentuk Berita Acara Serah Terima Hasil Pekerjaan kepada Kepala Sekolah. c. Kepala Sekolah melaporkan hasil pelaksanaan rehabilitasi dan pembangunan prasarana program DAK kepada Dinas Pendidikan kabupaten/kota.
2. Tingkat Kabupaten/Kota a. Kepala Dinas Pendidikan kabupaten/kota merangkum laporan program pengadaan sarana oleh panitia/pejabat pengadaan dan pembangunan prasarana yang dilakukan oleh satuan pendidikan. b. Kepala Dinas Pendidikan kabupaten/kota menyampaikan laporan kemajuan pelaksanaan kegiatan setiap triwulan dan laporan akhir hasil pelaksanaan program DAK bidang Dikmen kepada Bupati/Walikota dan Dinas Pendidikan Provinsi. c. Bupati/Walikota menyampaikan laporan triwulan dan laporan akhir yang memuat laporan pelaksanaan kegiatan dan penggunaan DAK bidang Dikmen kepada: 1) Menteri Keuangan; 2) Menteri Pendidikan dan Kebudayaan; 36
3) Menteri Dalam Negeri. d. Penyampaian laporan triwulan sebagaimana dimaksud huruf (c) dilakukan selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari setelah triwulan yang bersangkutan berakhir. e. Rincian pelaporan sebagaimana dimaksud huruf (c) mengacu padaketentuan yang tercantum dalam Surat Edaran Bersama MenteriNegara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala BadanPerencanaan Pembangunan Nasional, Menteri Keuangan, danMenteri Dalam Negeri Nomor 0239/M.PPN/11/2008, SE 1722/MK07/2008, 900/3556/SJ Tanggal 21 November 2008 perihal PetunjukPelaksanaan Pemantauan Teknis Pelaksanaan dan EvaluasiPemanfaatan Dana Alokasi Khusus (DAK). f. Melaporkan hasil perencanaan penganggaran serta keterlaksanaan kegiatan dan penyerapan anggaran pada Sistem Aplikasi DAK (SIDAK) Pendidikan Menengah
3. Tingkat Provinsi a. Menganalisis dan merangkum laporan pelaksanaan program DAK bidang Dikmen yang dikirimkan Dinas Pendidikan kabupaten/kota. b. Melaporkan hasil analisis laporan pelaksanaan program DAK bidang Dikmen kabupaten/kota dan hasil supervisi serta monitoring pelaksanaan program DAK bidang Dikmen kepada Menteri Pendidikan dan Kebudayaan c.q. Direktur Jenderal Pendidikan Menengah.
4. Tingkat Pusat a. Menganalisis dan merangkum laporan pelaksanaan program DAK bidang Dikmen yang diterima dari Bupati/Walikota dan Dinas Pendidikan Provinsi. b. Menyampaikan laporan pelaksanaan kegiatan DAK bidang Dikmen pada Menteri Keuangan, Menteri Perencanaan dan Pembangunan Nasional dan Menteri Dalam Negeri.
B. Pemantauan, Evaluasi, dan Pengawasan 1. Pemantauan dan Evaluasi Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan DAK bidang Dikmen Tahun 2014 dilakukan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota serta institusi lain sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam Surat Edaran 37
Bersama Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, Menteri Keuangan, dan Menteri Dalam Negeri Nomor 0239/M.PPN/11/2008, SE 1722/MK 07/2008, 900/3556/SJ tanggal 21 November 2008 perihal Petunjuk Pelaksanaan Pemantauan Teknis Pelaksanaan dan Evaluasi Pemanfaatan Dana Alokasi Khusus (DAK). 2. Pengawasan. Pengawasan fungsional/pemeriksaan tentang pelaksanaan kegiatan dan administrasi keuangan program DAK bidang Dikmen Tahun 2014 dilaksanakan oleh Inspektorat Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan Inspektorat Daerah.
C. Sanksi 1. Setiap orang atau sekelompok orang di setiap tingkat pelaksana (kabupaten/kota, sekolah, masyarakat) yang melakukan tindakan penyalahgunaan, dan/atau penyimpangan pelaksanaan kegiatan dan keuangan sebagaimana tertuang dalam petunjuk Pelaksanaan ini serta peraturan perundang-undangan yang terkait, ditindak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. 2. Pemerintah kabupaten/kota yang melakukan kegiatan dengan tidak berpedoman pada petunjuk Pelaksanaan ini serta peraturan perundangan lain yang terkait, merupakan penyimpangan yang akan dikenai sanksi hukum.
DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN,