Anda di halaman 1dari 110

SALINAN

MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 57 TAHUN 2011

TENTANG

PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA ALOKASI KHUSUS BIDANG


PENDIDIKAN TAHUN ANGGARAN 2012
UNTUK SEKOLAH MENENGAH PERTAMA/
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA LUAR BIASA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa upaya peningkatan akses dan mutu pendidikan


merupakan salah satu prioritas pembangunan nasional,
sehingga perlu mendorong pemerintah kabupaten/kota
melakukan tindakan nyata dalam mewujudkan peningkatan
akses bagi masyarakat terhadap pendidikan yang lebih
berkualitas;
b. bahwa untuk membantu pemerintah kabupaten/kota
mewujudkan peningkatan akses masyarakat terhadap
pendidikan yang lebih berkualitas, Pemerintah
mengalokasikan Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang
Pendidikan Tahun Anggaran 2012;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
pada huruf a dan huruf b serta dalam rangka pemanfaatan
Dana Alokasi Khusus Bidang Pendidikan Tahun Anggaran
2012, perlu menetapkan Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional tentang Petunjuk Teknis Penggunaan Dana
Alokasi Khusus (DAK) Bidang Pendidikan Tahun Anggaran
2012 untuk Sekolah Menengah Pertama/Sekolah Menegah
Pertama Luar Biasa (SMP/SMPLB);
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan
Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003
Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4286);

2. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem


Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4301);

3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang


Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana
telah beberapa kali diubah terakhir dengan UU Nomor 12
Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4844);

4. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang


Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4438);

5. Undang-Undang Nomor 22Tahun 2011 tentang Anggaran


Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2012,
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor
113, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5254);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang


Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2005 Nomor 41, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 4496 );

7. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana


Perimbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2005 Nomor 137, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4575);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang


Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);

2
9. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang
Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4593);

10. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang


Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 20,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4609);

11. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang


Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kepada
Pemerintah, Laporan Keterangan Kepala Daerah Kepada
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, dan Informasi
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
Kepada Masyarakat (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2007 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4693);

12. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang


Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah,
Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah
Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4737);

13. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang


Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4741);

14. Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2008 tentang Wajib


Belajar; (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008
Nomor 90, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4863);

15. Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2008 tentang


Pendanaan Pendidikan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 91, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4864);

16. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang


Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 23,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5105) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 66 Tahun 2010 (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 112, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5157);

3
17. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang
Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden
Nomor 77 Tahun2011 ;

18. Keputusan Presiden Nomor 84/P Tahun 2009 tentang


Pembentukan Kabinet Indonesia Bersatu II sebagaimana
telah diubah dengan Keputusan Presiden Nomor 59/P
Tahun 2011;

19. Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2011 tentang


Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2012;

20. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang


Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah;

21. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun


2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar
dan Menengah;

22. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun


2007 tentang Standar Sarana dan Prasarana untuk Sekolah
Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI), Sekolah Menengah
Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs), dan Sekolah
Menengah Atas/Madrasah aliyah(SMA/MA);

23. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 36 Tahun


2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Pendidikan Nasional;

24. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 15 Tahun


2010 tentang Standar Pelayanan Minimal Pendidikan Dasar
di Kabupaten/Kota;

25. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2009


tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Dana Alokasi
Khusus (DAK) di Daerah sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2010;

26. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 22 Tahun 2011


tentang Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah (APBD) Tahun 2012;

4
MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA
ALOKASI KHUSUS (DAK) BIDANG PENDIDIKAN TAHUN
ANGGARAN 2012 UNTUK SEKOLAH MENENGAH
PERTAMA/SEKOLAH MENENGAH PERTAMA LUAR BIASA
(SMP/SMPLB).

Pasal 1

DAK Bidang Pendidikan Tahun Anggaran 2012 untuk SMP/SMPLB digunakan


untuk membiayai rehabilitasi ruang belajar dan pengadaan sarana peningkatan
mutu pendidikan dengan proporsi:
a. rehabilitasi ruang belajar sebesar 80%; dan
b. Pengadaan sarana peningkatan mutu pendidikan sebesar 20%.

Pasal 2

(1) Rehabilitasi ruang belajar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 huruf a


adalah ruang belajar yang rusak berat termasuk perabotnya.
(2) Pengadaan sarana peningkatan mutu pendidikan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 1 huruf b dilaksanakan sesuai kebutuhan satuan pendidikan
berdasarkan pendataan dan pemetaan yang dilakukan oleh Dinas
Pendidikan Kabupaten/Kota, terdiri dari:
a. Peralatan Laboratorium Ilmu Pengetahuan Alam (IPA);
b. Peralatan Laboratorium Bahasa; dan
c. Peralatan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).

Pasal 3

Penggunaan DAK bidang pendidikan Tahun Anggaran 2012 untuk SMP/SMPLB


dilaksanakan sebagaimana tercantum pada lampiran I , II, dan III Peraturan
Menteri ini.

Pasal 4

Kabupaten/Kota penerima DAK Bidang Pendidikan harus menyampaikan laporan


pelaksanaan DAK kepada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

5
Pasal 5

Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangannya


Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ini dengan penempatannya
dalam Berita Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 13 Desember 2011
MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
REPUBLIK INDONESIA,

TTD.

MOHAMMAD NUH

Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 16 Desember 2011
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,

TTD.

AMIR SYAMSUDIN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2011 NOMOR 840

Salinan sesuai dengan aslinya.


Kepala Biro Hukum dan Organisasi,

Dr. A. Pangerang Moenta, S.H.,M.H.,DFM


NIP 196108281987031003

6
SALINAN
LAMPIRAN I
PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 57 TAHUN 2011 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA
ALOKASI KHUSUS (DAK) BIDANG PENDIDIKAN TAHUN ANGGARAN 2012 UNTUK
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA/SEKOLAH MENENGAH PERTAMA LUAR BIASA
(SMP/SMPLB)

PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA ALOKASI KHUSUS (DAK)


BIDANG PENDIDIKAN TAHUN ANGGARAN 2012
UNTUK SEKOLAH MENENGAH PERTAMA/SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
LUAR BIASA (SMP/SMPLB)

I. KETENTUAN UMUM
Dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ini yang dimaksud dengan
Dana Alokasi Khusus Bidang Pendidikan yang selanjutnya disebut DAK Bidang
Pendidikan adalah dana yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara (APBN) yang dialokasikan kepada daerah tertentu untuk mendanai
kegiatan khusus yang merupakan bagian dari program yang menjadi prioritas
Nasional, khususnya untuk membiayai kebutuhan sarana dan prasarana satuan
pendidikan dasar 9 (sembilan) tahun yang belum mencapai standar tertentu atau
percepatan pembangunan daerah di Bidang Pendidikan dasar.
Alokasi DAK Bidang Pendidikan per daerah dan pedoman umum DAK ditetapkan
oleh Menteri Keuangan. Berdasarkan penetapan alokasi dan pedoman umum
DAK tersebut, Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan menyusun petunjuk teknis
penggunaan DAK Bidang Pendidikan.
Alokasi DAK Bidang Pendidikan Tahun Anggaran 2012 untuk
SMP/SMPLBsebesar Rp. 2.008.260.000.000,- (dua triliyun delapan miliyardua
ratus enam puluh juta rupiah).Setiap kabupaten/kota penerima DAK Bidang
Pendidikan Tahun Anggaran 2012 wajib menyediakan dana pendamping dari
APBD minimal sebesar 10% (sepuluh persen) dari alokasi dana yang diterima.

II. KEBIJAKAN DAK BIDANG PENDIDIKAN


1. DAK Bidang Pendidikan dialokasikan untuk menunjang program wajib
belajarpendidikan dasar 9 (sembilan) tahun yang bermutu dan merata.
2. Sasaran program DAK Bidang Pendidikan Tahun Anggaran 2012 untuk SMP
dialokasikan bagi SMP/SMPLB negeri dan swasta.
3. DAK Bidang Pendidikan Tahun Anggaran 2012 untuk SMP/SMPLBsebesar
Rp.2.008.260.000.000,- (dua triliun delapan miliar dua ratus enam puluh juta
rupiah) digunakan untuk kegiatan yang meliputi:
a. rehabilitasi ruang belajartermasuk perabotnya sebesar80%dari dana yang
dialokasikan; dan

1
b. peningkatan mutu pendidikan berupa pengadaan peralatan laboratorium
IPA, peralatan laboratorium Bahasa dan peralatan IPSsebesar 20% dari
dana yang dialokasikan.
4. Kegiatan DAK Bidang Pendidikan Tahun Anggaran 2012 untuk SMP/SMPLB
digunakan untuk: 1) peningkatan prasarana yaituRehabilitasi ruang belajar
termasuk perabotnya. 2) Peningkatan mutu pendidikan yang terdiri dari (a)
Peralatan Laboratorium IPA; (b) Peralatan Laboratorium Bahasa; dan (c)
Peralatan IPS.
5. Target yang akan dicapai dalam kegiatan DAK Bidang Pendidikan Tahun
Anggaran 2012 untuk SMP/SMPLBadalah:
a. tersedianya ruang belajar dalam kondisi layak sebagai
tempatterselenggaranya proses belajar mengajar;
b. Tersedianya sarana pendidikan penunjang peningkatan mutu pendidikan
SMP/SMPLB.
6. Asas umum dalam pelaksanaan DAK Bidang Pendidikan Tahun Anggaran 2012
meliputi:
a. efisien, berarti pelaksanaan DAK Bidang Pendidikan harus diusahakan
dengan menggunakan dana dan daya yang terbatas untuk mencapai
sasaran yang ditetapkan dalam waktu sesingkat-singkatnya dan dapat
dipertanggungjawabkan;
b. efektif, berarti pelaksanaan DAK Bidang Pendidikan harus sesuai dengan
kebutuhan yang telah ditetapkan dan dapat memberikan manfaat yang
sebesar-besarnya sesuai dengan sasaran yang ditetapkan;
c. transparan, berarti menjamin adanya keterbukaan yang memungkinkan
masyarakat dapat mengetahui dan mendapatkan informasi mengenai
pengelolaan DAK Bidang Pendidikan;
d. akuntabel, berarti pelaksanaan kegiatan DAK Bidang Pendidikan dapat
dipertanggungjawabkan;
e. kepatutan, yaitu penjabaran program/kegiatan DAK Bidang Pendidikan
harus dilaksanakan secara realistis dan proporsional; dan
f. manfaat, berarti pelaksanaan program/kegiatan DAK Bidang Pendidikan
yang sejalan dengan prioritas nasional yang menjadi urusan daerah dalam
kerangka pelaksanaan desentralisasi dan secara riil dirasakan manfaatnya
bagi kesejahteraan masyarakat.

III. PERENCANAAN TEKNIS


Mekanisme pengalokasian DAK Bidang Pendidikan Tahun Anggaran 2012 untuk
SMP/SMPLB dilaksanakan melalui tahapan sebagai berikut:
A. Program Rehabilitasi Berat Ruang Belajar SMP.
1. Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar mengirim surat edaran kepada
seluruh Dinas Kabupaten/Kota tentang program block grant rehabilitasi
berat ruang belajar.

2
2. Direktorat Pembinaan SMP merekapitulasi kebutuhan rehabilitasi ruang
belajar berdasarkan data sensus data pokok pendidikan tahun 2010-2011.
3. Direktorat Pembinaan SMP melakukan pemetaan sekolah yang
membutuhkan rehabilitasi berat dalam rangka pemenuhan rehabilitasi baik
melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) maupun APBN 2012.
4. Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar mengadakan sosialisasi dan
memberikan data hasil pemetaan kepada seluruh Dinas Pendidikan
Provinsi dan Kabupaten/Kota tentang program block grant rehabilitasi berat
ruang belajar.
5. Direktorat Pembinaan SMP, Dinas Pendidikan Provinsi dan Kabupaten/Kota
mereview dan memverifikasi data tersebut yang selanjutnya dijadikan dasar
pemberian block grant.
6. Pelaksanakan DAK Bidang Pendidikan Tahun Anggaran 2012 Program
Rehabilitasi Ruang Belajar menggunakan mekanisme swakelola kepada Panitia
Pembangunan di Sekolah;
7. Bupati/Walikota atau pejabat yang ditunjuk, menetapkan sekolah penerima
rehabilitasi berat yang dibiayai melalui DAK.

B. Program Sarana Peningkatan Mutu


1. Sekolah membuat usulan khusus untukprogram sarana peningkatan mutu
pendidikan ke Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota;
2. Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota melakukan seleksi terhadap usulan dari
masing-masing sekolah khusus untuk sarana peningkatan mutu
pendidikan sesuai kriteria-kriteria yang ditetapkan dalam Petunjuk Teknis
DAK Bidang Pendidikan Tahun Anggaran 2012 beserta peraturan
pelaksanaannya. Dengan memperhatikan:
a. pemenuhan sarana pendidikan penunjang peningkatan mutu
pendidikan SMP;
b. jumlah alokasi dana yang tersedia;
3. Pelaksanaan DAK Bidang Pendidikan Tahun Anggaran 2012 Program
Peningkatan MutuPendidikan menggunakan mekanisme pengadaan
barang/jasa dengan mengikuti Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010
dan peraturan perundangan lainnya yang berlaku;
4. Bupati/Walikota atau pejabat yang ditunjuk, menetapkan sekolah penerima
sarana peningkatan mutu pendidikan yang dibiayai melalui DAK.
5. Sekolah menginventarisasi barang-barang dan/atau fisik yang
diperolehnya dari kegiatan DAK Bidang Pendidikan Tahun Anggaran
2012;

3
IV. KRITERIA SMP/SMPLB PENERIMA DAK BIDANG PENDIDIKAN TAHUN
ANGGARAN 2012

A. Kriteria Umum:
1. Sekolah mempunyai jumlah siswa yang cenderung stabil atau meningkat.
2. Bagi sekolah swasta memiliki statusminimal terakreditasi;

B. Kriteria Khusus Sekolah penerima DAK untuk Rehabilitasi Ruang belajar:


1. Semua sekolah yang membutuhkan rehabilitasi ruang belajar dengan
tingkat kerusakan berat (lebih dari45%);
2. Sekolah dibangun di atas lahan milik sendiri (milik Pemerintah atau
Pemerintah Daerah untuk sekolah negeri; milik yayasan untuk sekolah
swasta) yang dibuktikan dengan bukti kepemilikan berupa sertifikat atau
surat kepemilikan lain yang disahkan oleh pejabat yang berwenang;

C. Kriteria Khusus Sekolah penerima DAK untuk Peralatan Laboratorium IPA,


Peralatan Laboratorium Bahasa, dan Peralatan IPS:
1. Alat Laboratorium IPA, yaitu diperuntukkan bagi sekolah yang
membutuhkan dan belum mempunyai alat tersebut atau jumlah alat yang
dimiliki kurang dari kebutuhan, serta sekolah tersebut mempunyai Ruang
Laboratorium IPA;
2. Alat Laboratorium Bahasa, yaitu diperuntukkan bagi sekolah yang
membutuhkan dan belum mempunyai peralatan tersebut, sertasekolah
tersebut mempunyai ruang untuk digunakan sebagai Laboratorium
Bahasa;
3. Peralatan IPS, yaitu diperuntukkan untuk sekolah yang membutuhkan dan
belum mempunyai peralatanIPS atau jumlah peralatan yang dimiliki
kurang dari kebutuhan.

V. PENYALURAN DANA DAN PELAKSANAAN DAK BIDANG PENDIDIKAN


TAHUN ANGGARAN 2012

A. Penyaluran Dana:
1. DAK Bidang Pendidikan Tahun Anggaran 2012 disalurkan dengan cara
pemindahbukuan dari Rekening Kas Umum Negara (Pemerintah Pusat
c.q Kementerian Keuangan) ke Rekening Kas Umum Daerah
(kabupaten/kota).
2. Mekanisme dan tata cara mengenai penyaluran DAK Bidang Pendidikan
Tahun Anggaran 2012 dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

4
B. Pelaksanaan
Pelaksanaan DAK Bidang Pendidikan Tahun Anggaran 2012:
1. Program Peningkatan Prasarana Pendidikan menggunakan mekanisme
Swakelola oleh sekolah sesuai peratuan perundang-undangan dengan
melibatkan partisipasi masyarakat sesuai dengan prinsip manajemen
berbasis sekolah.
2. Program Peningkatan MutuPendidikan menggunakan mekanisme
penyedia barang/jasasesuai peraturan perundang-undangan yang
berlaku.

C. Pelaksana
1. Sekolah melaksanakan program peningkatan prasarana pendidikan
dengan metode swakelola sesuai peraturan perundang-undangan.
2. Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota melaksanakan program peningkatan
mutu pendidikan dengan metode penyedia barang/jasa sesuai peraturan
perundang-undangan.

VI. PENGGUNAAN DAK BIDANG PENDIDIKAN TAHUN ANGGARAN 2012


UNTUK SEKOLAH MENENGAH PERTAMA/SEKOLAH MENENGAH
PERTAMA LUAR BIASA (SMP/SMPLB)

A. DAK Bidang Pendidikan SMP digunakan untuk:


1. Peningkatan prasarana pendidikan yaitu rehabilitasi ruang belajartermasuk
perabotnya;
2. Peningkatan mutu pendidikan:
a. Pengadaan Peralatan Laboratorium IPA
b. Pengadaan Peralatan Laboratorium Bahasa
c. Pengadaan Peralatan IPS
B. Alokasi biaya untuk masing-masing kegiatan/komponen sebagai berikut :

No. Kegiatan/Komponen Satuan Alokasi Biaya

1. Rehabilitasi Berat Paket Rp 90.000.000.-

2. Peralatan Laboratorium Paket Rp. 50.000.000,-


IPA

3. Peralatan Laboratorium Paket Rp. 125.000.000,-


Bahasa

4. Peralatan IPS Paket Rp. 9.000.000,-

5
C. Besarnya alokasi rehabilitasi berat ruang belajar untuk tiap-tiap sekolah
dapat berbeda antara satu sekolah dengan sekolah lainnya sesuai kebutuhan
berdasarkan hasil pendataan.
D. Jumlah paket rehabilitasi ruang belajar yang diterima sekolah dihitung
dengan cara:

Total kebutuhan biaya rehabilitasi untuk seluruh ruang


Jumlah Paket =
Alokasi biaya per paket

E. Sekolah harus memanfaatkan dana yang telah diterima secara optimal. Bila
seluruh pekerjaan rehabilitasi ruang belajar yang disepakati sudah selesai
tetapi masih terdapat sisa dana maka sisa dana tersebut harus digunakan
untuk merehabilitasi prasarana lain sesuai prioritas sekolah.

VII. ACUAN PENGGUNAAN DAK BIDANG PENDIDIKAN TAHUN ANGGARAN


2012
1. PenggunaanDAK Bidang Pendidikan untuk SMP/SMPLB dalam rehabilitasi
ruang belajar termasuk perabot mengacu pada spesifikasi teknis
sebagaimana tercantum dalam Lampiran II peraturan ini. Sedangkan
dalam pengadaan Peralatan Laboratorium IPA, Peralatan Laboratorium
Bahasa, dan Peralatan IPS mengacu pada spesifikasi teknis sebagaimana
tercantum dalam lampiran III.
2. Ketentuan sebagaimana dimaksud pada butir 1 merupakan acuan minimal
dalam pelaksanaan rehabilitasi/pengadaan.
3. Penggunaan dana sebagaimana dimaksud pada butir 1 harus menghindari
dan mencegah terjadinya pemborosan dan kebocoran keuangan negara,
untuk itu perlu mempertimbangkan:
a. kemanfaatan dan keberdayagunaan bagi sekolah;
b. kualitas;
c. kemudahan perawatan;
d. ketersediaan bahan dan alat; dan
e. jangka waktu penggunaan (masa pakai/umur teknis).
4. Alokasi dana sebagaimana dimaksud pada angka VI huruf B butir 1 adalah
merupakan harga satuan paket rehabilitasi.
5. Alokasi dana sebagaimana pada angka VI huruf Bbutir 2, 3 dan 4
merupakan besaran patokan biayatertinggi yang menjadi dasar acuan bagi
pelaksana DAK Bidang Pendidikan dalam menyusun Harga Perkiraan
Sendiri (HPS).
6. Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana
Perimbangan, DAK Bidang Pendidikan Tahun Anggaran 2012 hanya boleh
digunakan untuk membiayai kegiatan sesuai denganPetunjuk Teknis DAK
Bidang Pendidikan Tahun Anggaran 2012 ini.

6
VIII. KEGIATAN-KEGIATAN YANG TIDAK DAPAT DIBIAYAI DAK DAN
PEMENUHANNYA
A. Kegiatan yang tidak dapat dibiayai DAK:
1. Administrasi kegiatan;
2. Kegiatan persiapan pelaksanaan;
3. Penelitian;
4. Pelatihan; (kecuali pelatihan penggunaan alat yang disyaratkan)
5. Perjalanan dinas; dan
6. Kegiatan-kegiatan lain, seperti izin mendirikan bangunan,
pembebasan tanah, pematangan lahan, dan sebagainya.
B. Pemenuhan biaya yang tidak dapat dibiayai DAK
Kegiatan-kegiatan yang tidak dapat dibiayai DAK sebagaimana dimaksud
pada huruf A, dibebankan padaAPBD atau sumber pembiayaan lain sesuai
dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Pembiayaan
tersebut di luar dana pendamping DAK.

IX. TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB


A. Pemerintah Provinsi
1. Mengkoordinasikan sosialisasi pelaksanaan DAK bagi kabupaten/kota
sebagai tindak lanjut sosialisasi di tingkat pusat dengan mengundang
nara sumber dari institusi yang relevan;
2. Melaksanakan supervisi dan monitoring serta penilaian terhadap
pelaksanaan DAK di kabupaten/kota; dan
3. Melaporkan hasil supervisi dan monitoring kepada Direktur Jenderal
Pendidikan Dasar, u.p. Direktur Pembinaan Sekolah Menengah Pertama.
B. Pemerintah Kabupaten/Kota
1. Menganggarkan dana pendamping dalam APBD sekurang-kurangnya
10% (sepuluh persen) dari besaran alokasi DAK yang diterimanya,
sesuai dengan Pasal 61 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun
2005 tentang Dana Perimbangan;
2. Menyediakan anggaran/dana biaya umum untuk kegiatan perencanaan,
sosialisasi, pengawasan, biaya lelang, IMB, dan biaya operasional
lainnya sesuai dengan kebutuhan;
3. Menetapkan nama-nama SMP penerima DAK Bidang Pendidikan Tahun
Anggaran 2012 dalam Keputusan Bupati/Walikota dan salinannya
disampaikan kepada Direktur JenderalPendidikan Dasar up. Direktur
Pembinaan Sekolah Menengah Pertama untuk SMP, serta Kepala Dinas
Pendidikan Provinsi setempat;
4. Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan program DAK di tingkat
kabupaten/kota;

7
C. Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota
1. Membuat rencana alokasi jumlah SMP yang akan menerima program
DAKtahun 2012 dengan mempertimbangkan data kebutuhan yang
terbaru;
2. Membentuk Tim Teknis untuk melakukan pemetaan dan pendataan
kondisi prasarana sekolah dan sarana penunjang peningkatan mutu
pendidikan di sekolah;
3. Melakukan sosialisasi kegiatan DAK bidang pendidikan kepada seluruh
sekolah.
4. Mengusulkan nama-nama SMPsasaran Program Peningkatan Prasarana
Pendidikan Tahun 2012 kepada Kepala Daerah Kabupaten/Kota,
berdasarkan hasil pendataan dan pemetaan;
5. Melaksanakan kegiatan pengadaan barang/jasa sesuai dengan
Peraturan Presiden nomor 54 Tahun 2010 dan perundang-undangan
yang berlaku untuk pengadaan sarana peningkatan mutu pendidikan;
6. Membentuk Tim Pendukung dan Panitia Penerima Hasil Pekerjaan;
7. Melaksanakan monitoring dan evaluasi serta menyusun pelaporan
kegiatan DAK dengan mengacu pada Surat Edaran Bersama Menteri
Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan
Perencanaan Pembangunan Nasional, Menteri Keuangan, dan Menteri
Dalam Negeri Nomor 0239/M.PPN/11/2008, SE 1722/MK 07/2008,
900/3556/SJ Tanggal 21 November 2008 perihal Petunjuk Pelaksanaan
Pemantauan Teknis Pelaksanaan dan Evaluasi Pemanfaatan DAK;
8. Menggandakan Petunjuk Teknis Pelaksanaan Program DAK Bidang
Pendidikan tahun 2012 yang telah ditetapkan Mendikbuddan
mendistribusikan kepada seluruh sekolah penerima Program DAK tahun
2012;
9. Melaporkan penggunaan DAK Bidang Pendidikan Tahun Anggaran 2012
kepada Dinas Pendidikan Provinsi dan Direktur Jenderal Pendidikan
Dasar up. Direktur Pembinaan Sekolah Menengah Pertama.

D. Dewan Pendidikan Kabupaten/Kota


Dewan Pendidikan Kabupaten/Kota melakukan tugas dan fungsi sesuai
dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nomor 17 Tahun 2010 tentang
Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan. Dalam konteks program
DAK Bidang Pendidikan Tahun Anggaran 2012, Dewan Pendidikan
Kabupaten/Kota memiliki tugas dan tanggungjawab melakukan
pengawasan dalam rangka transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan
DAK Bidang Pendidikan di tingkat kabupaten/kota.

8
E. Satuan Pendidikan
1. Mengangkat Panitia Pembangunan Sekolah yang bertugas
melaksanakan rehabilitasi ruang belajar;
2. Mencatat hasil DAK bidang pendidikan sebagai inventaris sekolah;
3. Memanfaatkan bangunan/barang hasil DAK untuk menunjang kegiatan
belajar mengajar;
4. Merawat dan memelihara bangunan/barang hasil DAK.

F. Komite Sekolah
Komite Sekolah melakukan tugas dan fungsi sesuai dengan Peraturan
Menteri Pendidikan Nomor 044 Tahun 2002 tentang Dewan Pendidikan dan
Komite Sekolah. Dalam konteks DAK Bidang Pendidikan Tahun Anggaran
2012, Komite Sekolah memiliki tugas dan tanggung jawab melakukan
pengawasan dalam rangka transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan
DAK Bidang Pendidikan di tingkat sekolah.

G. Panitia Pembangunan Sekolah


1. Memilih dan menetapkan Kepala Pelaksana;
2. Melaksanakan program rehabilitasi ruang belajar dengan mekanisme
swakelola sesuai panduan DAK 2012;
3. Mengadministrasikan dan mendokumentasikan segala kegiatan
berkenaan dengan kegiatan rehabilitasi, baik administrasi keuangan
maupun teknis. Buku-buku yang digunakan untuk mencatat keluar
masuknya dana dan dokumentasi lainnya harus berada di sekolah dan
dapat dilihat sewaktu-waktu oleh semua anggota masyarakat;
4. Menyusun laporan teknis dan mempertanggungjawabkan realisasi
penggunaan dana dan pelaksanaan rehabilitasi ruang sekolah yang
menggunakan dana tersebut serta hasil pembangunan kepada seluruh
anggota masyarakat, Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota.

X. PELAPORAN, PEMANTAUAN, EVALUASI, DAN SANKSI


A. Pelaporan
Laporan pelaksanaan DAK Bidang Pendidikan Tahun Anggaran 2010
dilakukan secara berjenjang, mulai dari laporan panitia tingkat sekolah,kepala
sekolah, laporan kab/kota, dan laporan pusat.

9
1. Laporan Tingkat Sekolah

a. Ketua Panitia Pembangunan Sekolah(P2S) membuat laporan


bulanan dan laporan akhir.
1) Laporan Bulanan
Laporan bulanan meliputi laporan keuangan dan laporan fisik
dengan menggunakan format sebagaimana terlampir.
2) Laporan Akhir:
Laporan akhir meliputi laporan keuangan dan laporan fisik
dengan menggunakan format sebagaimana terlampir disertai
dengan uraian masalah yang dihadapi dan solusi yang ditempuh,
serta melampirkan foto hasil pembangunan/ rehabilitasi (0%),
(50%), dan (100%) pelaksanaan kegiatan. Di dalam laporan
akhir, agar disertakan juga file foto kegiatan dalam CD.
b. Laporan ketua P2S disampaikan kepada Kepala Sekolah.

2. Laporan Kepala Sekolah


Berdasar laporan panitia, Kepala Sekolah menyusun laporan bulanan
dan laporan akhir untuk disampaikan kepada Bupati/Walikota melalui
Dinas Pendidikan;

3. Laporan Kabupaten/kota
a. Bupati/walikota menyusun laporan triwulanan yang memuat laporan
pelaksanaan kegiatan dan penggunaan DAK Bidang Pendidikan
kepada:
1) Menteri Keuangan
2) Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
3) Menteri Dalam Negeri
b. Penyampaian laporan triwulan sebagaimana dimaksud huruf (a)
dilakukan selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari setelah
triwulan yang bersangkutan berakhir.
c. Rincian pelaporan sebagaimana dimaksud huruf (a) mengacu pada
ketentuan yang tercantum dalam Surat Edaran Bersama Menteri
Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan
Perencanaan Pembangunan Nasional, Menteri Keuangan, dan
Menteri Dalam Negeri Nomor 0239/M.PPN/11/2008, SE 1722/MK
07/2008, 900/3556/SJ Tanggal 21 November 2008 perihal Petunjuk
Pelaksanaan Pemantauan Teknis Pelaksanaan dan Evaluasi
Pemanfaatan Dana Alokasi Khusus (DAK).

10
B. Pemantauan, Evaluasi, dan Pengawasan
1. Pemantauan dan Evaluasi
Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan DAK Bidang Pendidikan
dilakukan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Pemerintah
Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota serta institusi lain sesuai
dengan ketentuan yang tercantum dalam Surat Edaran Bersama
Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan
Perencanaan Pembangunan Nasional, Menteri Keuangan, dan Menteri
Dalam Negeri Nomor 0239/M.PPN/11/2008, SE 1722/MK 07/2008,
900/3556/SJ Tanggal 21 November 2008 perihal Petunjuk Pelaksanaan
Pemantauan Teknis Pelaksanaan dan Evaluasi Pemanfaatan Dana
Alokasi Khusus (DAK).
2. Pengawasan.
Pengawasan fungsional/pemeriksaan tentang pelaksanaan kegiatan
dan administrasi keuangan program DAK Bidang Pendidikan Tahun
Anggaran 2012 dilaksanakan oleh Inspektorat Jenderal Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan dan Inspektorat Daerah.

C. Sanksi
1. Setiap orang atau sekelompok orang di setiap tingkat pelaksana
(Kabupaten/Kota, Sekolah, masyarakat) yang melakukan tindakan
penyalahgunaan, dan/atau penyimpangan pelaksanaan kegiatan dan
keuangan sebagaimana tertuang dalam petunjuk teknis ini serta
peraturan perundang-undangan yang terkait, ditindak sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
2. Pemerintah kabupaten/kota yang melakukan kegiatantidak berpedoman
pada petunjuk teknis ini serta peraturan perundangan lain yang terkait,
dipandang sebagai penyimpangan yang akan dikenai sanksi hukum.

XI. KETENTUAN LAIN

1. Bagi Daerah yang terkena dan/atau dalam hal terjadi bencana alam, dana
DAK Bidang Pendidikan dapat digunakan secara keseluruhan sesuai dengan
kebutuhan daerah terkait dengan bidang pendidikan, setelah mengajukan
usulan perubahan dan mendapat persetujuan tertulis dari Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan.
2. Bencana alam sebagaimana dimaksud pada angka 1 merupakan bencana
alam yang dinyatakan secara resmi oleh kepala daerah setempat.

11
3. Mekanisme pengajuan usulan kegiatan tersebut adalah sebagai berikut:
a. Pemerintah kabupaten/kota mengajukan usulan perubahan kegiatan
kepada Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dengan tembusan Direktur
Jenderal Pendidikan Dasar.
b. Berdasarkan pertimbangan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar, Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan memberikan surat rekomendasi kepada
pemerintah Kabupaten/Kota untuk melakukan perubahan kegiatan
tersebut.

MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


REPUBLIK INDONESIA,

TTD.

Salinan sesuai dengan aslinya.


Kepala Biro Hukum dan Organisasi, MOHAMMAD NUH

Dr. A. Pangerang Moenta, S.H.,M.H.,DFM


NIP 196108281987031003

12
SALINAN
LAMPIRAN II
PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 57 TAHUN 2011 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA
ALOKASI KHUSUS (DAK) BIDANG PENDIDIKAN TAHUN ANGGARAN 2012 UNTUK
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA/SEKOLAH MENENGAH PERTAMA LUAR BIASA
(SMP/SMPLB)

REHABILITASI BERAT RUANG BELAJAR UNTUK SMP/SMPLB

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Peningkatan mutu pendidikan dan pemerataan kesempatan belajar pada jenjang


pendidikan dasar dan menengah dapat dicapai apabila didukung oleh sarana
dan prasarana yang memadai.

Seiring dengan upaya pemerintah untuk terus meningkatkan pelayanan di bidang


akses dan mutu SMP, masih banyak sekolah-sekolah yang saat ini dilaporkan
dalam kondisi rusak dan kurang memenuhi syarat. Data tahun 2010
menunjukkan bahwa 298.268 ruang belajar pada 31.183 SMP baik negeri
ataupun swasta yang ada di Indonesia, tercatat kurang lebih 14.23% dalam
keadaan rusak berat. Kondisi ruang-ruang kelas tersebut kurang lebih juga
memberikan gambaran umum kondisi fisik sarana dan prasarana SMP yang
bersangkutan.

Dalam rangka menunjang pelaksanaan program Wajar Dikdas 9 Tahun yang


Bermutu, Pemerintah Republik Indonesia, mengalokasikan Dana Alokasi Khusus
(DAK) bidang pendidikan untuk rehabilitasi ruang belajar bagi sekolah yang
memenuhi syarat.

B. Tujuan
Tujuan kebijakan penggunaan DAK bidang pendidikan ini adalah:
1) Mewujudkan pengelolaan pendidikan yang transparan, profesional dan
akuntabel;
2) Mewujudkan pelibatan masyarakat secara aktif dalam kegiatan pendidikan;
3) Mendorong adanya pengawasan langsung dari masyarakat;
4) Menggerakkan roda perekonomian masyarakat bawah melalui jalur
pendidikan.

1
C. Sasaran
Sasaran program DAK bidang pendidikan ini adalah Sekolah Menengah
Pertama/Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa (SMP/SMPLB) negeri dan
swasta.

II. PENDANAAN
A. Peruntukan Dana
Sekolah penerima DAK untuk rehabilitasi, dana yang diterima hanya bolehuntuk
merehabilitasi ruang belajar:
Besarnya dana swakelola yang dialokasikan untuk tiap-tiap sekolah dapat
berbeda antara satu sekolah dengan sekolah yang lain dan disesuaikan dengan
besaran kegiatan rehabilitasi yang disetujui berdasar tingkat kerusakan yang
terjadi di sekolah.

B. Pengelolaan Dana
Sebagai bentuk pertanggungjawaban dan akuntabilitas pengelolaan dana,
sekolah penerima DAK berkewajiban membuat laporan, baik pada saat
penerimaan dana bantuan, realisasi pemanfaatan dana, dan perkembangan
pelaksanaan serta hasil rehabilitasi. Laporan tersebut disampaikan ke
Bupati/Walikota u.p Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota.
Pengelolaan dana sepenuhnya menjadi tanggung jawab sekolah. Pada
prinsipnya kegiatan pengelolaan dana mencakup pencatatan penerimaan dan
pengeluaran uang sehingga memudahkan proses pelaporan dan pengawasan
penggunaan dana. Adapun pengelolan dana antara lain meliputi :
1. Pembukuan
a. Setiap transaksi harus didukung dengan bukti yang sah.
b. Bukti pengeluaran uang dalam sejumlah tertentu harus dibubuhi
materai yang cukup, sesuai dengan ketentuan tentang bea materai.
c. Dalam bukti pengeluaran harus jelas uraian mengenai barang/jasa yang
dibayar, tanggal, dan nomor bukti.
d. Realisasi pengadaan barang, dan Jasa yang diterima tidak boleh lebih
kecil dari uang yang yang dikeluarkan.
e. Seluruh penerimaan dan pengeluaran uang agar dicatat/dibukukan
dalam buku penerimaan dan pengeluaran.
f. Semua transaksi baik penerimaan maupun pengeluaran
dibukukan/dicatat sesuai urutan kejadiannya.
g. Setiap akhir bulan, buku tersebut ditutup, dihitung saldonya, dicocokkan
dengan saldo fisik uang yang ada, baik di kas atau di bank.
h. Buku harian ditulis, penulisan rapih, lengkap dan bersih.
i. Memenuhi semua ketentuan dalam pengelolaan keuangan termasuk di
dalamnya peraturan pajak yang berlaku.

2
Tata cara pengelolaan keuangan P2S secara garis besar yang meliputi:
pembukuan keuangan, pengelompokan jenis pengeluaran, cara
pengisian buku kas Umum, rekapitulasi pengeluaran, laporan keuangan
dan pengarsipan dokumen keuangan.

2. Dokumen Pendukung Pembukuan


a. Kuitansi/tanda bukti pembayaran/nota/bon asli dari pihak yang
menerima pembayaran.
b. Bukti transaksi keuangan lainnya.
c. Semua dokumen yang ditandatangani P2S harus distempel oleh
sekolah.

3. Saldo Pembukuan
Dana yang belum dibutuhkan harus tetap disimpan di Bank, tidak boleh
dipindahkan pada rekening lain atau disimpan lain. Jumlah saldo
pembukuan setiap harinya tidak lebih dari Rp. 5 juta.

III. PELAKSANAAN PEKERJAAN

A. Persiapan Pelaksanaan Pekerjaan


Sambil menunggu cairnya dana, sekolah segera melakukan persiapkan
pelaksanaan rehabilitasi, antara lain :
1. Mempelajari buku panduan pelaksanaan dan teknis secara lebih seksama
dan menyiapkan format-format administrasi, keuangan dan teknis
pelaksanaan serta pelaporan;
2. Membuat papan informasi, dengan ketentuan sebagai berikut :
3. Papan informasi ukuran minimal 80 x 120 cm.
4. Papan Informasi dipasang/ditempatkan disekitar lokasi pekerjaan, mudah
dilihat oleh masyarakat/pihak yang berkepentingan dan tidak
terkena/tertimpa air hujan, serta tidak rusak selama pelaksanaan.
5. Papan Informasi paling tidak memuat hal-hal sbb:
a) Lokasi pembangunan pada peta site plan sekolah,
b) Informasi tentang jenis program, besar dana dan sumber dana,
c) Informasi tentang progres pelaksanaan rehabilitasi,
d) Bagan organisasi Panitia dilengkapi dengan nama-nama
anggotanya,
e) Gambar kerja dan rencana biayanya,
f) Jadwal pelaksanaan pekerjaan dan rencana kerja.

3
6. Mengecek harga bahan, alat bantu kerja dan pemilihan tenaga kerja yang
terdiri atas, mandor, tukang dan pekerja.
7. Membuat rencana keselamatan lingkungan saat pekerjaan rehabilitasi
dilaksanakan

Dana yang diperlukan untuk pembiayaan kegiatan persiapan harus disediakan


oleh sekolah dan tidak boleh dibebankan kepada DAK yang diterima oleh
sekolah. Pelaksanaan pekerjaan harus segera dimulai setelah DAK dari
pemerintah diterima oleh sekolah.

B. Pelaksanaan rehabilitasi
Langkah-langkah yang perlu dilakukan oleh sekolah pada saat pelaksanaan
pekerjaan antara lain:
1. Mencairkan dana dari rekening sekolah sesuai dengan kebutuhan rehabilitasi
dan jadual kerja yang telah dibuat;
2. Melaksanakan rehabilitasi sesuai dengan dokumen teknis yang telah
disusun;
3. Mencatat pengeluaran dan pemasukan dicatat dalam Buku Kas Umum
(BKU) dengan rapi, dilengkapi bukti-bukti transaksi yang disusun runtut
sesuai tanggal kejadiannya, dan mudah diakses/diperiksa oleh pihak-pihak
terkait dengan pelaksanaan program;
4. Membuat laporan bulanan pelaksanaan pekerjaan secara disiplin dan tertib
sesuai dengan keadaan yang sesungguhnya (laporan dibuat rangkap dua,
rangkap pertama untuk dikirimkan ke Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota dan
yang lain untuk diarsipkan);
5. Membuat dan mengirimkan laporan pertanggunjawaban pelaksanaan
pekerjaan kepada Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota antara lain:
1) Realisasi kemajuan pekerjaan;
2) Catatan lain yang berkenaan dengan pelaksanaan pekerjaan.
6. Sekolah wajib membuat dokumentasi progres selama masa pelaksanaan
pekerjaan, berupa foto-foto kegiatan rehabilitasi, minimal:
1) Foto kondisi sebelum rehabilitasi dimulai (0%);
2) Foto pada saat pelaksanaan rehabilitasi mencapai progres fisik 50%,
dan 75%;
3) Foto kondisi akhir setelah rehabilitasi selesai dikerjakan (100%).

4
IV. PERSYARATAN UMUM DAN PERSYARATAN TEKNIS REHABILITASI RUANG
BELAJAR.

A. Persyaratan Umum
Rehabilitasi ruang belajar bertujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran
dalam rangka upaya penuntasan Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9
Tahun yang Bermutu. Perencanaan rehabilitasi ruang belajar bagi sekolah
penerima program, dilakukan berdasarkan hasil verifikasi dan pendataan
komponen bangunan yang mengalami kerusakan pada masing-masing sekolah.
Instrumen pendataan rehabiltasi ruang belajar mengacu format terlampir.
Agar rehabilitasi ruang belajar dapat tepat sasaran dan tepat guna maka harus
mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:

1. Seluruh SMP Negeri dan Swasta yang memerlukan rehabilitasi berat ruang
belajar.
2. Sekolah dengan status minimal terakreditasi;
3. Sekolah yang mempunyai jumlah siswa yang cenderung stabil.
4. Sekolah dibangun di atas lahan milik sendiri (milik Pemerintah atau
Pemerintah Daerah untuk sekolah negeri; milik yayasan untuk sekolah
swasta) yang dibuktikan dengan bukti kepemilikan berupa sertifikat atau surat
kepemilikan lain yang disahkan oleh pejabat yang berwenang.

B. Persyaratan Teknis
1. Pemahaman Teknis
a. Pemahaman Tentang Gambar Teknis Pekerjaan Rehabilitasi
Pemahaman mengenai “Gambar Teknis” sangat penting. Hal ini
dimaksudkan agar P2S dapat mengetahui komponen bangunan apa saja
yang akan dikonstruksikan dan bahan apa saja yang perlu dipersiapkan
untuk setiap komponen bangunan. Dengan demikian selain bisa mambaca
gambar teknis, diharapkan P2S mampu pula melakukan kontrol terhadap
realisasi pelaksanaan pekerjaan di lapangan termasuk kontrol
penggunaan bahan maupun pemakaian biayanya.

Tabel 1
Pemahaman Terhadap Gambar Teknis

Keterangan
No. Penjelasan
Gambar

Denah Lokasi Gambar lokasi keberadaan tanah milik sekolah


1.
(Site) yang bersangkutan.

Rencana Tapak Tata letak bangunan-bangunan yang ada dalam


2.
(Site Plan) lokasi bidang tanah sekolah.

5
Gambar yang menunjukkan bagian-bagian ruangan
pada bangunan yang akan dikerjakan dilengkapi
3. Gambar Denah dengan berbagai keterangan antara lain ukuran
ruang, ketinggian lantai, tata letap pintu dan jendela
dan lain-lain.
Tampak Gambar yang menunjukkan bentuk bangunan
4.
Depan/Belakang dilihat dari arah depan dan belakang.
Gambar yang menunjukkan bentuk bangunan
Tampak Samping
5. dilihat dari arah sebelah kiri dan kanan denah
(Kiri/Kanan)
bangunan.
Gambar yang menunjukkan bentuk dan bagian-
bagian bangunan pada posisi potongan, pada
gambar denah umumnya ditunjukkan dengan tanda:
A
6. Gambar Potongan

A
Arah panah menunjukkan arah pandang bidang
potongan
Gambar mengenai bagian bangunan seperti:
pondasi, kusen pintu/jendel, sambungan konstruksi
kayu dan lain-lain yang dianggap perlu. Gambar
7. Gambar Detail
tersebut dibuat berskala besar misalnya 1 banding
10 (1:10), atau 1 banding 5 (1:5), untuk menunjukan
detail-detail bagian bangunan tersebut.
Gambar/simbol yang menunjukkan posisi bangunan
terhadap arah mata angin (Utara), misalnya:
8. Petunjuk Arah U

b. Pemahaman Tentang Bahan Bangunan


Pemahaman tentang bahan bangunan meliputi bagaimana melihat dan
mengetahui kualitas dan manfaat bahan bangunan. Untuk lebih jelasnya
secara ringkas disajikan pada tabel berikut:

6
Tabel 2

Pemahaman Terhadap Bahan Bangunan

No. Jenis Bahan Penjelasan

Kegunaan:
 Pasir urug digunakan sebagai bahan pengisi dan
dudukan suatu komponen struktur bangunan, antara
lain: pasangan pondasi batu kali, bahan penutup lantai,
Pasir Urug dan buis beton untuk saluran air.
1. atau  Berfungsi sebagai bahan pengering/pematus
Timbunan (drainase).
 Sebagai bahan penambah kestabilan konstruksi.
Jenis pasir yang digunakan:
 Pasir berkualitas sedang atau pasir oplosan.
Kegunaan:
 Digunakan untuk bahan campuran spesi/adukan
pasangan, baik pasangan pondasi batu kali maupun
dinding bata, dan plesteran dinding.
Jenis pasir yang digunakan:
 Pasir sungai, yaitu pasir yang diambil dari dasar
sungai. Memiliki ciri-ciri butiran keras dan bersisi tajam.
Jenis pasir ini sangat baik terutama untuk bahan
2. Pasir Pasang campuran spesi/adukan untuk pekerjaan pasangan.
 Pasir gunung, yang diperoleh dari hasil galian. Memiliki
ciri-ciri butiran kasar dan tidak terlalu keras, sisi-sisinya
tidak terlalu tajam. Jenis pasir ini sangat baik terutama
untuk pekrejaan plesteran.
 Untuk dipergunakan pasir pasang harus diayak dahulu.
Disarankan pasir harus bersih dari butiran tanah liat
maupun kotoran organik lain yang dapat menurunkan
kualitas pekerjaan.

Kegunaan:
 Digunakan untuk bahan campuran pembuatan struktur
beton.
Jenis pasir yang digunakan:
 Pasir yang memiliki butiran keras dan bersisi tajam.
3. Pasir Cor Butirannya lebih besar dari butiran pasir pasang.
 Apabila digenggam dalam keadaan basah tidak lengket
di tangan karena jenis pasir ini memiliki kadar lumpur
sangat kecil.
 Umumnya berwarna lebih hitam dibandingkan jenis
pasir yang lainnya.

7
Kegunaan:
 Digunakan sebagai bahan utama pondasi, baik
aanstamping (pasangan batu kosong) maupun
pasangan pondasi batu dengan pengikat spesi.
Jenis batu yang digunakan:
 Batu kali yang dibelah dengan ukuran sesuai
kebutuhan (berdiamater ± 25 cm). Jenis batu ini paling
4. Batu belah baik digunakan untuk pekerjaan pondasi karena
apabila tertanam dalam tanah kekuatannya relative
tidak berubah.
 Dipersyaratkan batu yang akan digunakan tidak
berbentuk bundar (bersisi tumpul). Oleh karena itu
harus dibelah.
 Disarankan batu kali yang akan digunakan harus bersih
dari kotoran yang dapat menurunkan kualitas
pekerjaan
Kegunaan:
 Digunakan untuk bahan campuran pembuatan struktur
beton
 Untuk membantu meningkatkan kekuatan tanah.
Jenis kerikil/split yang digunakan:
 Kerikil/split berasal dari batu alam dipecah
5. Kerikil/split (manual/masinal).
 Untuk bahan campuran pekerjaan beton (sloof, kolom,
dan balok) digunakan kerikil ø 0,5 cm s/d 2 cm
 Untuk pekerjaan beton yang lain (plat, rabat) dapat
digunakan kerikil/split dengan butiran lebih besar, yaitu
ø 3 cm s/d 5 cm.
Dipersyaratkan kandungan lumpur sesedikit mungkin.

Kegunaan:
 Digunakan bahan utama pasangan dinding bata.
 Bisa digunakan untuk pondasi pada konstruksi yang
bersifat ringan.
Jenis bata yang digunakan:
6. Batu Bata  Terbuat dari tanah liat dicetak dan dibakar cukup
matang (berwarna merah kehitaman).
 Terbuat dari batuan putih (alam).
 Terbuat dari tanah padas/keras (alam).
 Berbentuk prisma segi empat panjang dengan ukuran
standar setempat.
 Cukup padat dan tidak banyak porous (berpori besar).

8
 Memiliki rusuk-rusuk yang siku-siku dan tajam.
 Memiliki bidang datar dengan permukaan kasar dan
tidak menunjukkan tanda-tanda retak dan mudah
patah.
 Bata cetak (batako), Batu Tela, dlsb hanya digunakan
untuk pekerjaan dinding yg berfungsi sbg partisi (bukan
pemikul beban).
Kegunaan:
 Sebagai bahan perekat spesi maupun adonan beton).
Semen Jenis semen yang digunakan:
7. Portland
 Semen produksi pabrik dengan tipe sesuai kebutuhan.
(PC)
 Jika menggunakan semen curah, harus memiliki
tempat dan alat penyimpan standar sehingga semen
tidak mengeras sebelum digunakan.
Kegunaan:
 Sebagai bahan utama pelarut campuran/adukan spesi
dan beton.
8. Air Jenis air yang digunakan:
 Air bersih, tidak mengandung kotoran organik ataupun
kimia.
 Air laut, air selokan, dan air limbah industri tidak
diperkenankan dipergunakan untuk pekerjaan beton.
Kegunaan:
 Digunakan sebagai bahan konstruksi (Kap: kuda-kuda,
nok, gording, usuk dan reng, balok tembok).
 Digunakan sebagai bahan kusen dan daun
pintu/jendela.
 Digunakan sebagai bahan perabot.
 Digunakan untuk pondasi tiang pancang.
 Digunakan untuk struktur dan dinding bangunan kayu.
 Digunakan untuk lantai bangunan kayu.
9. Kayu  Digunakan untuk cetakan/acuan atau bekisting.
Jenis kayu yang digunakan:
 Untuk pondasi tiang pancang, minimal jenis kayu besi
atau yang setara (kelas kuat I, kelas awet I).
 Untuk struktur bangunan atau struktur kap, minimal
kayu kelas kuat II, seperti kamper, keruing yang
berasal dari Kalimantan atau kayu lokal dengan
kualitas setara.
 Memiliki tingkat kekeringan yang cukup sehingga tidak
mudah berubah bentuk yang dapat mengakibatkan
menurunya kualitas pekerjaan.

9
 Seyogyanya digunakan kayu mutu A (lurus, tidak
banyak memiliki cacat kayu seperti: mata kayu, retak,
dan sebagainya).
 Untuk pekerjaan bekisting dapat digunkan kayu papan
lunak (kayu kelas III) atau multiplek.
Kegunaan:
 Digunakan untuk tulangan pada pekerjaan beton
bertulang.
10. Besi beton  Digunakan sebagai angkur pada pemasangan kusen..
Jenis besi yang digunakan:
 Besi standar untuk beton bertulang (SII), ukuran
diameter penuh/tepat (tidak banci) dan tidak berkarat.
Jenis cat yang digunakan:
 Halus, rata dan tidak luntur apabila terkena air (dapat
dilap dengan lap basah).
 Untuk bagian luar yang langsung berhubungan dengan
11. Cat Dinding cuaca (matahari dan hujan), digunakan jenis cat yang
tahan terhadap perubahan cuaca (weathershield).
Disarankan sebelum pengecatan, dinding dilapisi plamir
dengan kualitas baik sehingga cat tidak mudah
mengelupas atau luntur.

Jenis cat yang digunakan:


 Halus, rata dan berwarna cerah (tidak kusam).
 Tahan terhadap perubahan cuaca (tidak mudah
Cat mengelupas akibat perubahan cuaca).
12.  Cepat kering dan tidak luntur.
Kayu/Besi
Disarankan permukaan bidang yang akan dicat dilapisi
plamir berkualitas baik sehingga cat tidak mudah
mengelupas atau kusam

Jenis politur yang digunakan:


 Halus, rata, cepat kering dan tidak mudah luntur atau
13. Politur Kayu warna pudar.
 Sebelum dipolitur, permukaan kayu harus diratakan
dengan menggunakan dempul kayu.

Digunakan sebagai bahan finishing setelah dipolitur


14. Vernis sehingga lebih mengkilat dan tahan terhadap cuaca
ataupun goresan.

10
Jenis penutup atap yang digunakan:
 Genteng tanah, seng gelombang, atau jenis penutup
15. Penutup atap yang lain.
 Masing-masing jenis penutup atap harus memiliki
Atap
ukuran yang sama, tidak retak yang menyebabkan
bocor atau rembesan air, tidak mudah pecah dan
cukup kuat menahan injakan kaki pada saat
dikerjakan/dipasang, dan tidak mudah berjamur/lumut.
Jenis penutup lantai yang digunakan:
Penutup  Keramik, tegel, atau jenis penutup lantai lainnya yang
16. memiliki kualitas setara, papan kayu.
Lantai
 Dipakai kualitas No. 1/kw-1/kw-A (memiliki ukuran yang
seragam/sama, sudut-sudutnya siku/presisi,
permukaan bidang datar/tidak baling).
Jenis kaca yang digunakan:
17. Kaca  Kaca dengan ketebalan 5 mm, berwarna bening atau
jenis reyband (maks 40%) satu sisi, permukaan bidang
rata/tidak bergelombang).
 Untuk beton struktur (sloof, kolom, balok, dan ringbalk)
dingunakan perbandingan campuran 1 bagian semen :
2 bagian pasir : 3 bagian kerikil dengan mutu beton
minimal K.175.
Kualitas
18.  Untuk beton non struktur atau beton rabat, digunakan
Beton perbandingan campuran 1 bagian semen : 3 bagian
pasir : 3 5 bagian kerikil dengan mutu beton minimal
K.125.
 Untuk mempercepat proses dan meningkatkan kualitas
pekerjaan, dimungkinkan pemakaian bahan aditif.

c. Pemahaman Tentang Item Pekerjaan Rehabilitasi


Dalam pembangunan konstruksi gedung/ruang termasuk pekerjaan
rehabilitasi dikenal istilah item pekerjaan pembangunan, item pekerjaan
pembangunan ini adalah pengelompokan kegiatan yang diklasifikasikan
sesuai komponen-komponen yang ada didalam konstruksi bangunan.
Pemahaman terhadap item pekerjaan akan mempermudah P2S dalam
menyusun RAB dan menyusun rencana kerja. Item-item pekerjaan
tersebut antara lain adalah:

1). Pekerjaan Persiapan


Pada tahap persiapan ini kegiatan yang dilaksanakan antara lain
adalah:
a) Mempersiapkan gambar dan Jadwal Kerja
b) Pembersihan lokasi (site clearing).

11
c) Pembuatan bedeng kerja (direksi keet) untuk gudang bahan dan
los kerja untuk melakukan pembuatan dan perakitan komponen-
komponen bangunan.
d) Membuat papan informasi untuk penempelan informasi proses
pelaksanaan rehabilitasi yang dipasang di depan direksi keet dan
terlindung dari hujan.
e) Pengukuran bagian-bagian rencana bangunan (setting out).

2). Pekerjaan Galian dan Urugan Tanah (jika ada)


Pekerjaan galian dan urugan (untuk pemasangan fondasi)
dilaksanakan setelah pengukuran dan pemasangan bouwplank atau
patok (tanda) selesai. Kedalaman galian tanah untuk pondasi
tergantung struktur kekerasan tanah. Pekerjaan galian dan urugan
tanah ini biasanya dilakukan dengan tenaga manusia dan
dilaksanakan mengikuti tanda/bouwplank yang sudah dipasang.
Pelaksanaan pekerjaan ini harus hati-hati, terutama apabila ada
dinding atau lantai yang tetap dipertahankan, untuk itu perlu disiapkan
perancah atau penopang untuk pengamanan konstruksi. Detail
pekerjaan galian dan urugan tanah dapat dilihat pada bagian Rencana
Kerja dan Syarat (RKS).
3). Pekerjaan Fondasi (jika ada)
Setelah pekerjaan galian selesai pekerjaan selanjutnya adalah
pemasangan fondasi. Pekerjaan fondasi memakan biaya yang cukup
besar, bila bangunan baru maka volume pekerjaan fondasi ini berkisar
antara 8-12% dari total biaya pembangunan, namun setelah selesai
tidak terlihat karena tertimbun didalam tanah. Jenis fondasi
bermacam-macam tergantung dari kondisi tanah dimana pondasi
tersebut akan dibuat.
Jenis fondasi yang paling umum dipakai adalah fondasi batu kali atau
tiang pancang kayu atau tongkat untuk daerah-daerah tertentu yang
kondisi tanahnya berlumpur atau berair. Detail pekerjaan fondasi
dapat dilihat dalam RKS.

4). Pekerjaan Beton


Bagian-bagian bangunan/ruang yang akan dibangun yang merupakan
pekerjaan beton terutama adalah sloof, kolom, balok dan balok ring
harus dilaksanakan secara hati-hati sesuai dengan ketentuan teknis
yang berlaku. Campuran yang dipakai untuk pembuatan beton yaitu
Semen, Pasir dan kerikil dengan perbandingan 1:2:3. Ukuran besi
tulangan sesuai dengan gambar pelaksanaan. Detail pekerjaan beton
dapat dilihat pada RKS.

12
5). Pekerjaan Pemasangan Dinding
Dinding pada umumnya terbuat dari pasangan batu bata, namun pada
daerah-daerah tertentu dinding bangunan dapat dibuat dari bahan lain
yang terdapat disekitar lokasi proyek, misalnya papan kayu,
ferosemen/dinding simpai, dinding sandwich fibersemen, atau bahan
yang lainnya.
Pada dasarnya apapun bahan material yang digunakan untuk
pembuatan dinding, semaksimal mungkin harus dapat memberikan
rasa aman dan nyaman bagi pengguna ruangan tersebut.
Apabila dinding bangunan terbuat dari papan kayu, maka hendaknya
papan-papan kayu tersebut tersusun dengan rapi, rapat dan kuat
sehingga dapat menciptakan rasa aman dan nyaman bagi pemakai
ruangan tersebut serta dapat mengurangi kebisingan atau gangguan
suara sehingga aktivitas pada masing-masing ruangan tidak saling
mengganggu.

6). Pekerjaan Kusen, Pintu dan Jendela


Pekerjaan kusen dan daun pintu/jendela merupakan bagian bangunan
yang dipasang bersama-sama atau parallel dengan pemasangan
dinding, namun demikian karena sifatnya yang peka terhadap gores
dan air, maka dalam pemasangannya memerlukan alat-alat bantu dan
alat-alat pelindung. Pada saat pekerjaan fondasi dimulai, sebaiknya
kusen pintu dan jendela sudah mulai dipesan atau diproduksi. Dengan
demikian pada saat dinding mulai dikerjakan, kusen pintu dan jendela
sudah siap untuk dipasang.
Semua pekerjaan kayu yang dicat, harus dimeni dan diplamir terlebih
dahulu. Pengecatan dilakukan dengan pelapisan lebih dari satu kali
sehinga diperoleh hasil yang baik, rapi, halus dan rata.

7). Pekerjaan Atap


Penutup atap yang biasa dipakai adalah genteng tanah (liat), dipasang
diatas reng, sedangkan atap metal (seng gelombang, corrugated
sheet, atap multi roof dll) dipasang diatas rangka atap (biasanya
diatas gording). Bentuk atap jika masyarakat menghendaki, dapat
disesuaikan dengan budaya daerah masing-masing lokasi sekolah.
8). Pekerjaan Langit-Langit /Plafond
Plafond atau langit-langit adalah bidang penutup konstruksi atap,
sehingga ruang akan terlihat rapih dan terasa lebih segar karena
plafond juga berfungsi sebagai isolator radiasi panas matahari dari

13
penutup atap. Ketinggian plafond minimum adalah 3,5 m atau
menyesuaikan dengan fungsi ruangan agar memenuhi kecukupan
penghawaan bagi pengguna ruang yang bersangkutan dan
disarankan untuk dicat dengan warna terang.
Pemasangan plafond hendaknya dilakukan setelah penutup atap
selesai dipasang.
9). Pekerjaan Lantai
Lantai pada umumnya berupa permukaan tanah yang diratakan dan
diberi perkuatan, kemudian dilapisi dengan penutup lantai, lantai bisa
berupa beton rabat (beton tanpa tulangan), plester semen PC/acian,
tegel abu-abu, keramik, lantai papan kayu, atau bahan lainnya.
Beberapa catatan penting dalam urutan pelaksanaan pakerjaan lantai
antara lain: Pekerjaan lantai dilaksanakan setelah pekerjaan atap,
plafond, plesteran dan acian dinding selesai.
10). Pekerjaan Penggantung dan Pengunci
Pekerjaan penggantung berupa engsel-engsel pintu dan jendela,
sedangkan pengunci adalah grendel, pengunci untuk pintu, serta hak
angin untuk jendela.
Semua bahan yang digunakan minimal harus memenuhi syarat
kekuatan dan awet sehingga dapat menahan beban dan berfungsi
dalam waktu cukup lama. Setiap daun pintu/jendela minimal dipasang
2 (dua) buah engsel dan untuk daun pintu dipasang 3 (tiga) buah
engsel. Pada daun pintu dipasang pengunci lengkap dengan
handelnya (lock case, back plate, handle), sedangkan pada daun
jendela dipasang grendel dan hak angin. Semua pekerjaan harus
dilakukan dengan rapi sehingga pintu dan jendela dapat berfungsi
dengan sempurna.
11). Pekerjaan Instalasi Listrik
Pekerjaan instalasi listrik adalah seluruh pekerjaan yang berkaitan
dengan pemasangan kabel-kabel, lampu-lampu, switch/ skaklar dan
stop kontak serta sistim pemutus arus termasuk pentanahannya.

Pada prinsipnya pemasangan instalasi listrik harus benar-benar


memenuhi persyaratan teknis, dan semua bahan yang digunakan
hendaknya berkualitas cukup sehingga dapat berfungsi dengan baik
dalam waktu cukup lama.

14
12). Pekerjaan Plumbing dan Drainasi (jika ada)
Pekerjaan plumbing dan drainasi disini dimaksudkan adalah seluruh
pekerjaan pamasangan pipa air bersih dan air kotor dari wastafel atau
zink/bak cuci yang ada di ruang laboratorium IPA, pemasangan kran-
kran dan wastafel/ zink termasuk dalam hal ini adalah penyaluran air
hujan secara sistematis sehingga tidak mengganggu kenyamanan
pemakai atau merusak konstruksi bangunan.
13). Pekerjaan Finishing dan Perapihan
Pekerjaan finishing meliputi pekerjaan antara lain: pengecatan
dinding, pengecatan plafond, pengecatan pintu dan Jendela,
pengecatan Listplang, sedangkan pekerjaan perapihan pada dasarnya
merupakan penyempurnaan atau perapihan pekerjaan yang pada
hakekatnya telah selesai namun masih diperlukan penyempurnaan.
Sebagai contoh, misalnya terdapat pintu yang tidak dapat dibuka/tutup
dengan sempurna; jika terdapat cat yang masih kurang rata, plesteran
retak-retak, plafond melendut dan sebagainya.
d. Menyusun Rencana Anggaran Biaya (RAB)
Untuk menghitung perkiraan biaya rehabilitasi atau Rencana Anggaran
Biaya (RAB), Panitia Pembangunan Sekolah harus mempunyai perkiraan
volume pekerjaan.
Berdasarkan perkiraan volume setiap item pekerjaan panitia bisa
membuat penyesuaian perhitungan berdasarkan kondisi maupun bahan-
bahan yang dipakai.
Tahap pekerjaan yang ditempuh untuk mendapatkan volume pekerjaan
adalah sebagai berikut:
1) Merinci seluruh jenis pekerjaan yang akan dilaksanakan berdasarkan,
hasil survai lapangan, gambar dan spesifikasi teknis/RKS.
2) Mengelompokkan jenis pekerjaan berdasarkan kelompok pekerjaan
sejenis, dimulai dari pekerjaan persiapan, pekerjaan bongkaran,
pekerjaan tanah dan galian pondasi, pekerjaan struktur, pekerjaan
finishing (lantai, dinding, kusen dan plafond), pekerjaan atap,
pekerjaan M/E dan lain-lain
3) Memulai perhitungan jenis pekerjaan di atas dengan satuan m, m 2,
m3, kg, buah, unit dan lumpsum yang didasarkan jenis pekerjaan
sesuai dengan gambar kerja.
4) Daftar harga bahan/material yang dipakai dalam setiap item pekerjaan
yang berlaku disekitar wilayah dimana pekerjaan dilaksanakan.
5) Rumus perhitungan harga satuan item pekerjaan, disajikan pada
Tabel “Analisa Harga Satuan Pekerjaan”.
Analisa harga satuan pekerjaan adalah perhitungan harga satuan setiap
jenis pekerjaan dalam satuan tertentu (m’, m 2, m3, kg, buah). Analisis

15
harga satuan ini terdiri dari analisis harga bahan bangunan, harga upah
dan harga alat bantu yang disesuaikan dengan banyaknya kebutuhan
dalam satu satuan pekerjaan tersebut. Banyaknya keperluan bahan, upah
dan alat dihitung berdasarkan pada formula SNI yaitu indeks atau faktor
pengali pada masing-masing jenis satuan pekerjaan.
Panitia bisa menambahkan item analisa di sesuaikan dengan kondisi dan
bahan-bahan yang dipakai dimasing-masing lokasi pembangunan.
Perhitungan anggaran biaya adalah hasil perkalian antara volume
pekerjaan dengan harga satuan pekerjaan dari masing-masing jenis
pekerjaan. Untuk lebih jelas, pengertian di atas dapat dijabarkan dalam
rumus berikut :

Rencana Anggaran Biaya = Volume Pekerjaan x Harga Satuan Pekerjaan

Dengan format yang disediakan, Panitia dapat menyusun perkiraan biaya


dalam format Rencana Anggaran Biaya (RAB) untuk melaksanakan
pekerjaan pembangunan.
e. Menyusun Jadual Pelaksanaan Pekerjaan
Penjadwalan merupakan penerjemahan tahapan-tahapan pekerjaan
konstruksi yang digambarkan dalam skala waktu. Dalam penyusunan
jadwal perlu ditentukan kapan masing-masing kegiatan dimulai dan
diselesaikan, sehingga pembiayaan dan pemakaian sumberdaya dapat
diatur waktunya sesuai keperluannya. Selain itu penjadwalan ini dapat
digunakan untuk pengendalian atau pengawasan pelaksanaan pekerjaan
di lapangan.
Dari beberapa cara yang biasa digunakan untuk mengontrol dan
memonitor kemajuan pekerjaan di lapangan, salah satu cara yang
sederhana dan cukup dikenal adalah diagram balok (Bar Chart) seperti
dicontohkan berikut.

16
Tabel 3

JADWAL PELAKSANAN REHABILITASI

Nama Sekolah : .......................................

Desa : .......................................

Kecamatan : .......................................

Kabupaten/Kota : .......................................

Provinsi : .......................................

B U L A N ke
No. URAIAN PEKERJAAN I IIIII
D
a 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
l I Pekerjaan Persiapan,
a pembongkaran
m II Pekerjaan Galian dan Urugan
III Pekerjaan Pondasi
tIV Pekerjaan Dinding
a Pekerjaan Kusen, Pintu dan
V Jendela
b
VI Pekerjaan Atap
e
VII Pekerjaan Plafond
l
VIII Pekerjaan Lantai
3IX Pekerjaan Penggantung dan
Pengunci
.
X Pekerjaan Instalasi Listrik
Pekerjaan Instalai Plumbing &
dXI Drainasi
i
XII Pekerjaan Finishing dan
a Perapihan
t
Dalam tabel 3. diatas bisa dilihat bahwa ada beberapa pekerjaan yang
dilaksanakan dalam waktu bersamaan. Akan tetapi yang dimaksud adalah
misalnya pekerjaan pondasi dapat dilakukan setelah pekerjaan galian tanah
mencapai hasil tertentu dan tidak harus menunggu sampai pekerjaan galian
tanah selesai semuanya. Pekerjaan dinding misalnya, dapat dilakukan pada saat

17
pekerjaan pondasi mencapai hasil tertentu (tidak harus selesai semuanya).
Contoh lain; pembuatan/fabrikasi kusen pintu/jendela dapat dilakukan lebih awal
sehingga pada saat harus dipasang sudah siap. Demikian pula pekerjaan-
pekerjaan yang lain dapat dilakukan dengan cara yang sama sehingga tidak
saling ketergantungan satu sama lainnya dan waktu penyelesaian pekerjaan
lebih efisien.
2. Rencana Kerja dan Syarat Teknis
a. Uraian Umum
1). Pengelolaan Pekerjaan
Pengelolaan pekerjaan yang dilakukan oleh pihak Panitia Pembangunan
Sekolah (P2S), meliputi antara lain mendatangkan semua bahan,
pengerahan tenaga kerja, mengadakan alat bantu dan sebagainya.
Mekanisme pengadaannya langsung atau tidak langsung termasuk dalam
usaha penyelesaian dan penyerahan pekerjaan dalam keadaan sempurna
dan lengkap. Termasuk pekerjaan yang tidak ditentukan dengan jelas
dalam persyaratan teknis dan gambar, tetapi masih dalam lingkup
pekerjaan yang harus dilaksanakan sesuai dengan panduan pelaksanaan
kegiatan perluasan akses, Direktorat Pembinaan SMP, Ditjen Dikdas,
Kemdikbud.
2). Lapangan pekerjaan, termasuk segala sesuatu yang berada didalamnya
diserahkan sebagai tanggung jawab P2S.
3). P2S harus menyerahkan pekerjaan dengan sempurna dan dalam keadaan
selesai, termasuk pembersihan lokasi pekerjaan.
4). Pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh P2S secara swakelola tidak boleh
diborongkan kepada pihak ketiga (pemborong/rekanan) meliputi pekerjaan
:
a) Pekerjaan Persiapan, Pembongkaran.
b) Pekerjaan Pelaksanaan.
c) Pekerjaan Administrasi dan Pelaporan.
d) Pekerjaan Perawatan, termasuk pembersihkan lokasi sebelum
penyerahan pekerjaan antara lain pembersihan bahan-bahan bangunan
yang tidak terpakai, sampah, kerusakan-kerusakan atau hal-hal yang
merupakan akibat dari pekerjaan P2S.
e) Pekerjaan lain yang tercantum ataupun yang dimaksudkan dalam
Juklak, gambar-gambar dan spesifikasi teknis.
5). Ukuran-Ukuran.
a) Ukuran-ukuran telah ditetapkan seperti dalam gambar.
b) Jika terdapat perbedaan antara ukuran yang terdapat didalam gambar
utama dengan ukuran yang terdapat didalam gambar detail, maka yang
mengikat adalah ukuran yang berada didalam gambar detail.
c) Pengambilan dan pemakaian ukuran-ukuran yang keliru dan tidak
sesuai dengan gambar perencanaan baik sebelum dan selama

18
pelaksanaan pekerjaan ini adalah menjadi tanggung jawab P2S
sepenuhnya.
d) Sebagai patokan/ukuran pokok ± 0.00 diambil dilapangan, yaitu diambil
tinggi lantai (± 60 cm dari muka jalan raya).
e) Ukuran tinggi yang tetap terhadap ukuran pokok (± 0.00) ditentukan
oleh patok yang sudah ada diatas lahan sekolah, dan tanda patokan ini
harus terlindung dan jangan sampai berubah.

b. Syarat-syarat Pelaksanaan Teknis Bahan


1). Air.
Untuk seluruh pelaksanaan pekerjaan dipakai air tawar bersih dan tidak
mengandung minyak, asam alkali, garam, bahan-bahan organis atau
bahan-bahan lain yang merusak bangunan, memenuhi syarat-syarat
pelaksanaan yang ditentukan dalam PUBI-1970/NI-3.
2). Pasir Urug.
Pasir untuk pengurugan, peninggian, dan lain-lain tujuan, harus bersih dan
keras atau memenuhi syarat-syarat pelaksanaan yang ditentukan dalam
PUBI-1970/NI-3 pasir laut untuk maksud-maksud tersebut tidak dapat
digunakan.
3). Pasir Pasang.
Pasir untuk adukan pasangan, adukan plesteran dan beton bitumen, harus
memenuhi syarat-syarat pelaksanaan yang ditentukan dalam PUBI-
1970/NI-3. Butiran-butiran harus tajam dan keras, tidak dapat dihancurkan
dengan jari. Kadar lumpur tidak boleh melebihi 5%. Butiran butirannya
harus dapat melalui ayakan berlubang 3 mm persegi. Pasir laut tidak
boleh digunakan.
4). Portland Cement (PC).
a) Portland Cement (PC) yang digunakan harus PC sejenis (NI-8) dan
masih dalam kantong utuh atau baru serta memenuhi persyaratan
yang ditentukan dalam SNI 03-2847-2002.
b) Bila mengunakan Portland Cement (PC) yang telah disimpan lama
harus diadakan pengujian terlebih dahulu oleh laboratorium yang
berkompeten.
c) Dalam pengankutan Portland Cement (PC). ketempat pekerjaan harus
dijaga agar tidak menjadi lembab, dan penempatannya harus ditempat
yang kering.
d) Portland Cement (PC) yang sudah membatu (menjadi keras) tidak
boleh dipakai.
5). Pasir Beton.
Pasir harus terdiri dari butir-butir yang bersih dan bebas dari bahan-bahan
organik lumpur dan sebagainya. Kadar lumpur tidak boleh melebihi 5%.

19
6). Koral Beton/Split.
a) Digunakan koral yang bersih, bermutu baik, tidak berpori serta
mempunyai gradasi kekerasan sesuai dengan syarat-syarat
pelaksanaan Tatacara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan
Gedung SNI 03-2847-2002.
b) Butiran-butiran split harus dapat melelaui ayakan berlubang persegi
76mm dan tertinggal diatas ayakan berlubang 20mm.
c) Koral/split hitam mengkilap keabu-abuan.
7). Kayu.
a) Pada umumnya kayu bersifat baik dan sehat dengan ketentuan, bahwa
segala akibat dari kekurangan-kekurangan yang berhubungan dengan
pemakaian tidak akan merusak atau mengurangi nilai konstruksi,
memenuhi syarat-syarat pelaksanaan yang ditentukan dalam Peraturan
Perencanaan Kayu Struktur SNI-T-02-2003.
b) Mutu kayu ada 2 (dua) macam yaitu mutu A dan mutu B.
c) Yang dimaksud kayu mutu A adalah memenuhi syarat-syarat
pelaksanaan sebagai berikut:
 Harus kering udara (kadar lengas 5%).
 Besar mata kayu tidak melebihi 1/6 dari lebar balok dan juga tidak
boleh lebih dari 3,5 cm.
 Balok tidak boleh mengandung lubang radial kayu yang lebih besar
dari 1/10 dari tinggi balok.
 Retak dalam arah radial tidak boleh melebihi ¼ tebal kayu, dan
retak-retak menurut lingkaran tidak melebihi 1/5 tebal kayu.
 Miring arah serat (tangensial) tidak melebihi 1/10.
d) Yang dimaksud dengan kayu mutu B, kayu yang tidak termasuk dalam
mutu A, tetapi memenuhi syarat-syarat Pelaksanaan sebagai berikut :
 Kadar lengas kayu 30%.
 Besar mata kayu tidak melebihi ¼ dari lebar balok dan juga tidak
boleh lebih dari 5 cm.
 Balok tidak boleh mengandung lubang radial kayu radial kayu yang
lebih besar 1/10 dari tinggi balok.
 Retak dalam arah radial tidak boleh melebihi 1/3 tebal kayu, dan
retak-retak menurut lingkaran tidak melebihi ¼ tebal kayu.
 Miring arah serat (tangensial) tidak melebihi 1/7.
8). Beton Non Struktural.
a) Pekerjaan ini meliputi beton sloof, kolom praktis, beton ring balok untuk
pekerjaan beton bukan struktur, seperti yang ditunjukan dalam gambar.
b) Mutu campuran beton yang dicapai dalam pekerjaan non struktur/
struktur pendukung menggunakan campuran1 Pc ; 2 Psr : 3 Split.
hingga setara dengan mutu beton K-175 dan harus memenuhi

20
persyaratan dalam Tatacara Perhitungan Struktur Beton untuk
Bangunan Gedung SNI 03-2847-2002.
c) Campuran beton menggunakan perbandingan volume.
d) Untuk mencapai mutu Beton setara K-175 pada umumnya
menggunakan campuran 1 pc: 2 psr: 3 split.

9). Besi Beton.


a) Besi beton yang digunakan mutu U-24, dan seterusnya sesuai yang
ditentukan, yang penting harus dinyatakan oleh test laboratorium resmi
dan sah.
b) Besi harus bersih dan tidak mengandung minyak/lemak, asam, alkali
dan bebas dari dari cacat seperti serpi-serpi. Penampung besi harus
bulat serta memenuhi persyaratan NI-2(PBI-1971).
10). Batu Bata Merah.
Persyaratan bata merah harus melalui persyaratan seperti tertera dalam NI-
10 atau dengan persyaratan-persyaratan sebagai berikut :
a) Bata merah harus satu pabrik, satu ukuran, satu warna, satu kualitas.
b) Ukuran yang digunakan disesuaikan dengan ketersediaan di lapangan
c) Penyimpangan terbesar dari ukuran seperti tersebut diatas adalah
panjang maksimal 3%, lebar maksimal 4% tebal maksimal 5% dengan
selisih maksimal ukuran antara bata terkecil.
d) Warna, satu sama lain harus sama, dan apabila dipatahkan warna
penampang harus sama merata kemerah-merahan.
e) Bentuk, bidang-bidang harus rata atau rusuk-rusuknya harus siku atau
bersudut 90 derajat. Bidangnya tidak boleh retak-retak.
f) Suara apabila dipukul oleh benda keras suaranya nyaring.
g) Pemasangan batu bata setiap maksimal 12 m 2 = (3m x 4m) luas bidang
harus diberi kolom praktis.
h) Batako atau Batu Tela, bisa dipakai sepanjang dipakai sebagai dinding
pengisi yang tidak bersifat struktural.
11).Multipleks.
Kayu lapis tebal 4 mm, ukuran 120x240 cm, potongan tepi multipleks rapih
tidak ada yang retak. Permukaan tidak cacat dan bekas dempulan.
12). Keramik.
Ukuran 30 x 30 cm untuk lantai dan 20 x 20 cm untuk meja laboratorium,
Ketebalan minimum 8 mm, Kuat tekan minimu 900 kg/cm, produk Roman,
Diamond, Asia Tile atau yang setara
13). Kaca
Kaca bening, jenis float glass, tebal 5 mm, produk Sinar Rasa, Asahi Glass
atau setara

21
c. Pekerjaan Galian dan Urugan
Meliputi penggalian tanah untuk pondasi dan pekerjaan lainnya yang
memerlukan penggalian tanah, kemudian mengurug kembali galian disisi
kanan-kiri pondasi atau bagian lain dari bangunan.
Pengurugan yang tebalnya lebih dari 20 cm harus dilaksanakan selapis demi
selapis setiap 10 cm, dan setiap lapisan harus dipadatkan menggunakan alat
pemadat (misal mesin compactor) ataupun dikerjakan secara manual sehingga
tidak terjadi penurunan tanah yang dapat mengakibatkan kerusakan pada
pondasi, seperti pondasi patah/putus, pondasi menggantung, ataupun
kerusakan pada lantai bangunan.
d. Pekerjaan Fondasi dan Beton
1). Lingkup Pekerjaan.
a) Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat bantu
lainnya untuk melaksanakan pekerjaan seperti dinyatakan dalam
gambar, dengan hasil yang baik dan rapih.
b) Pengadaan dan pemasangan fondasi batu kali, pelat fondasi beton beton
bertulan, sloof, rollag, stek besi untuk kolom, dibawah pasangan dinding
batu bata dan selasar.
c) Pengadaan besi beton dan merakit tulangan untuk sloof, pelat fondasi
beton, kolom dan lain-lain komponen yang ditunjukkan pada gambar
antara lain wastafel, meja laboratorium, dan lain-lain
2). Syarat-syarat Bahan (lihat syarat-syarat pelaksanaan teknis bahan).
3). Syarat-syarat Pelaksanaan.
a) Pondasi Batu Kali
 Sebelum memasang pondasi, Kondisi tanah dibawah fondasi perlu
mendapat perhatian, bila kurang baik/ berlumpur/berair, tanah didasar
fondasi diperbaiki dengan urugan sirtu (pasir batu)
 Agar pondasi benar-benar stabil, maka galian tanah untuk pondasi
harus mencapai tanah keras dan sekurang-kurangnya sesuai dengan
gambar teknis.
 Pada bagian bawah galian diberi lapisan pasir setebal ± 10 cm,
kemudian dihampar aanstamping (pasangan batu kosong), baru
diatasnya dipasang pondasi batu dengan menggunakan spesi sebagai
perekat.
b) Beton
 Kualitas beton yang digunakan adalah dengan campuran
/perbandingan 1Pc: 2 Psr : 3 Split hingga mempunyai kekuatan tekan
setara dengan mutu beton K. 175 dan harus memenuhi ketentuan-

22
ketentuan lain sesuai dengan Peraturan Beton Bertulang’ 1971 (PBI-
1971) dan SK. SNI. T-15. 1991-03
 Pembuatan tulangan untuk batang-batang yang lurus atau
dibengkokkan, (tiap ujung besi diberi hak/tekukan) sambungan dan
kait-kait dalam pembuatan sengkang-sengkang harus sesuai dengan
persyaratan yang tercantum pada PBI-1971 dan SK.SNI.T. T-15.
1991-03
 Pemasangan tulangan besi beton harus sesuai dengan gambar
konstruksi. Tulangan besi beton harus diikat dengan kawat beton
untuk menjamin besi tersebut tidak berubah anyamannya selama
pengecoran, dan tebal selimut beton ± 2cm.

 Pengecoran Beton.
 Cara pengadukan bisa menggunakan mesin molen atau diaduk
dengan cara manual.
 Sebelum pengecoran, cetakan harus bersih dari kotoran baik
sampah bekas bekisting maupun kotoran.
 Ukuran-ukuran dan ketinggian, penulangan dan penempatan
penahanan jarak harus selalu diperiksa sebelum pengecoran
dilaksanakan.
 Pengecoran harus dilakukan sebaik mungkin dengan
menggunakan alat penggetar untuk menjamin beton cukup padat
dan harus dihindarkan terjadinya cacat pada beton seperti kropos
yang dapat memperlemah konstruksi.
 Pekerjaan Bekisting.
 Bekisting harus dipasang sesuai dengan bentuk dan ukuran-
ukuran yang telah ditetapkan dalam gambar.
 Bekisting harus dipasang sedemikian rupa dengan perkuatan-
perkuatan cukup kokoh dan dijamin tidak berubah bentuk dan
tetap pada kedudukan selama pengecoran. Bekisting harus rapat
dan tidak bocor permukaanya, bebas dari kotoran seperti serbuk
gergaji, potongan-potongan kayu, tanah dan sebagainya, agar
mudah pada saat dibongkar tanpa merusak permukaan beton.
 Pembukaan bekisting baru dilakukan setelah memenuhi syarat-
syarat yang dicantumkan dalam PBI-1971 dan SNI.T-15-1991-
01.yaitu kurang lebih 21 hari.
4). Syarat-syarat Pengiriman dan Penyimpanan
a) Bahan didatangkan ke tempat pekerjaan dalam keadaan utuh dan tidak
cacat.
b) Bahan harus disimpan ditempat terlindung, kering, tidak lembab dan
bersih sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan oleh pabrik.
c) Tempat penyimpanan harus cukup, bahan ditempatkan dan dilindungi
sesuai dengan jenisnya.

23
d) Panitia Pembangunan Sekolah (P2S) bertanggung jawab terhadap
kerusakan selama pengiriman dan penyimpanan, bila ada kerusakan
P2S wajib mengganti atas biaya P2S.
5). Syarat-syarat Pengamanan Pekerjaan
a) Beton yang telah dicor dihindarkan dari benturan benda keras selama
3x24 jam setelah pengecoran.
b) Beton harus dilindungi dari kemungkinan cacat yang diakibatkan dari
pekerjaan-pekerjaan lain.
c) Bila terjadi kerusakan, P2S diwajibkan untuk memperbaiki dengan tidak
mengurangi kualitas pekerjaan.
d) Bagian-bagian beton setelah dicor selama dalam masa pengerasan
harus selalu dibasahi dengan air terus menerus selama 1 mingu atau
lebih sesuai ketentuan dalam peraturan beton bertulang, PBI-1971 dan
SK.T-15.1991-03.
e. Pekerjaan Dinding
1). Lingkup Pekerjaan.
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan dan alat bantu
untuk:
a) Pekerjaan pasangan batu bata dinding bangunan dan didinding didalam
ruangan,
b) Pekerjaan pemasangan kolom dan ring balk beton dan kolom beton
praktis dan balok latai,
c) Plesteran dibagian luar dan dalam ruang serta nat, acian dan
sekonengan di seluruh bagian dinding ruang/bangunan,
d) Peralatan yang diperlukan termasuk alat bantu dan alat angkut yang
diperlukan untuk melaksanakan pekeerjaan ini sesuai dengan yang
ditentukan.
e) Sesuai dengan gambar yang telah disepakati untuk dilaksanakan.
2). Persyaratan Bahan (lihat syarat-syarat pelaksanaan teknis bahan).
3). Syarat-syarat Pelaksanaan.
a) Pasangan Bata
 Sebagian besar dinding dari batu bata merah, dengan menggunakan
adukan campuran 1 pc : 4 pasir.
 Untuk semua dinding luar maupun dalam, dilantai dasar maupun
lantai tingkat, mulai dari permukaan sloof/balok sampai ketinggian
30 cm, diatas permukaan lantai dan daerah basah digunakan adukan
kedap air dengan campuran 1 pc : 3 pasir.
 Sebelum digunakan batu bata merah harus direndam dalam bak air
atau drum hingga basah merata.
 Setelah batu bata merah terpasang dengan adukan, nat/siar-siar
harus dikorek sedalam 1 cm dan dibersihkan dengan sapu lidi dan
kemudian disiram air.

24
 Pasangan dinding bata sebelum diplester harus dibasahi dengan air
terlebih dahulu dan siar telah dikorek serta dibersihkan dari aduk
yang tersisa.
 Pemasangan dinding dilakukan bertahap, setiap tahap terdiri
maksimum 24 lapis atau maksimum tinggi 1 m, diikuti dengan cor
kolom praktis.
 Bidang dinding ½ bata yang luasnya lebih besar 9 m 2 = (3m x 3m)
maksimal 12 m2 = (3m x 4m) harus ditambahkan kolom dan balok
penguat (kolom praktis) dengan ukuran 15x15 cm dengan tulangan
pokok 4 Ø– 12 m begel Ø 8 – 12 mm, jarak antara kolom 3-3,5 m.
 Bagian pasangan bata yang berhubungan dengan setiap bagian
pekerjaan beton (kolom) harus diberi penguat stek-stek besi beton Ø
– 8 mm, jarak 40 cm, yang terlebih dahulu ditanam dengan baik pada
bagian pekerjaan beton dan bagian yang terlebih dahulu ditanam
dalam pasangan bata sekurang-kurangnya 30 cm.
 Pasangan batu bata merah untuk dinding ½ batu harus
menghasilkan dinding finis setebal 15 cm dan untuk dinding 1 (satu)
batu finis adalah 25 cm. Pelaksanaan pasangan harus cermat rapi
dan benar-benar tegak lurus.
b) Pekerjaan Plesteran
 Bersihkan permukaan sampai benar-benar siap menerima adukan
plesteran, singkirkan semua hal yang dapat merusak atau
mengganggu pekerjaan.
 Pada permukaan dinding yang akan diplester, siar-siar sebelumnya
harus dikerok sedalam 1 cm untuk memberikan pegangan pada
plesteran.
 Dinding disikat sampai bersih dan disiram air, barulah plesteran lapis
pertama dapat dikerjakan.
 Plesteran kedua berupa acian semen (PC).
 Tebal plesteran dinding tidak boleh kurang dari 1 cm atau lebih dari 2
cm, kecuali ditetapkan lain.
 Pekerjaan plesteran akhir harus lurus, sama rata, datar, dan tegak
lurus.
 Untuk bidang yang kedap air/pasangan dinding batu bata yang dekat
dengan tanah (diatas slof), semua pasangan dinding batu bata diberi
trasram dengan adukan 1 pc : 3 dengan ketinggian 40 cm dari
permukaan lantai.
 Jika hasil plesteran menunjukkan hasil yang tidak memuaskan, tidak
rata, tidak tegak lurus, bengkok adanya pecahan atau retak, keropos,
maka bagian tersebut harus dibongkar untuk diperbaiki.
 P2S bertanggung jawab atas penentuan prosedur/cara perbaikan
dan hal-hal lain yang terjadi selama pelaksanaan, seperti plesteran
retak, rusak selama waktu pelaksanaan.

25
4). Syarat-syarat Pelaksanaan Pengiriman dan Penyimpanan Barang.
Selain batu bata merah, pasir, batu kali, dan kerikil, bahan bangunan yang
dikirim ke lokasi (site), terutama semen harus dalam keadaan tertutup atau
dalam dalam kantong yang masih disegel dan berlabel pabrik, bertuliskan
tipe dan tingkatannya, dalam keadaan tidak cacat. Bahan harus diletakan
ditempat yang kering, berventilasi baik, terlindung, bersih. terlindung,
bersih. P2S bertanggung jawab atas kerusakan bahan-bahan yang
disimpan baik sebelum dan selama pelaksanaan. Bila ada hal-hal yang
tidak pada tempatnya, bahan rusak P2S harus mengganti dengan
persetujuan Pimpro atau wakil yang ditunjuk.

5). Syarat-syarat Pelaksanaan Pengamanan Pekerjaan.


Panitia Pembangunan Sekolah (P2S) diwajibkan melindungi pekerjaan
tersebut dari kerusakan. Apabila terjadi kerusakan pada ruang/gedung
tersebut, P2S diwajibkan untuk memperbaikinya dengan tidak mengurangi
mutu pekerjaan.

f. Pekerjaan Kusen, Pintu, dan Jendela


1). Lingkup Pekerjaan.
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan
dan alat-alat bantu yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan ini untuk
mendapatkan hasil yang baik. Pekerjaan ini meliputi:

a) Kusen pintu dan jendela termasuk alat-alat Bantu dalam


pemasangannya di lapangan.
b) Daun pintu (panel pintu) solid dan panel teakwood dan jendela.
c) Setel pintu dan jendela berikut asesorisnya.
2). Persyaratan Bahan.
a) Jenis kayu yang dipakai adalah Kayu Kamper Samarinda atau Kayu
kelas II kering (diawetkan), mutu A digunakan untuk seluruh pekerjaan
kayu yang disebutkan diatas.
b) Dihindarkan adanya cacat kayu antara lain yang berupa putik kayu,
pecah-pecah, mata kayu, melintang, basah dan lapuk.
c) Syarat-syarat kelembaban kayu yang dipakai harus memenuhi syarat
PPKI. Untuk kayu kelas II kering setempat kelembaban tidak
dibenarkan melebihi 12%.
d) Jenis kayu yang dipakai harus sesuai dengan pekerjaan kayu yang
disebutkan diatas, terkecuali untuk seluruh jenis kayu lain seperti
dinyatakan dalam gambar.
e) Daun pintu dengan konstruksi lapis teakwood, ukuran disesuaikan
dengan gambar-gambar detail, tidak diperkenankan menggunakan

26
sambungan, harus utuh untuk dilapis formika, tebal rangka kayu daun
pintu minimum 3.20 cm.
f) Bahan Perekat :
 Untuk perekat digunakan lem kayu yang bermutu baik.
 Semua permukaan rangka kayu harus diserut halus, rata, lurus dan
siku.
g) Bahan Finishing, untuk permukaan teakwood dari cat kayu yang
bermutu baik.

3). Syarat-syarat Pelaksanaan.


a) Semua ukuran kayu yang tertera pada gambar adalah ukuran jadi
(sesudah diserut dan difinishing) dan harus lurus tanpa cacat, tidak
bengkah dan lain-lain, yang dapat menurunkan kualitas kayu serta
kualitas pekerjaan.
b) Untuk semua kayu seperti diuraikan diatas, dipotong dan diserut
dengan kualitas terbaik, halus dan licin.
c) Pelaksanaan pekerjaan harus ditempat yg baik, ruang yang kering dan
terjaga agar tidak terkena cuaca langsung dan rusak yang diakibatkan
oleh benturan.
d) Harus diperhatikan semua sambungan siku/sudut untuk rangka kayu
dan penguat lain yang diperlukan hingga terjamin kekuatannya, dengan
memperhatikan/menjaga kerapihan terutama untuk bidang-bidang yang
tampak, tidak boleh ada lubang-lubang atau bekas penyetelan.
e) Setelah dipasang, Panitia Pembangunan Sekolah (P2S) wajib
memberikan perhatian sepenuhnya dan memberikan perlindungan
terhadap benturan benda-benda lain.
f) Bahan kayu halus tidak diperkenankan dipasang dengan cara dipaku.
g) Permukaan kayu yang terlihat bekas pemakuan harus didempul atau
sejenisnya sehingga permukaan menjadi rata kembali.
h) Daun pintu teakwood yang dipasang pada rangka kayu adalah dengan
cara dilem, permukaan jika diperlukan harus menggunakan sekrup
galvanized tanpa meninggalkan bekas cacat pada permukaan yang
tampak. Khususnya untuk pintu yang dilapis formica, tata cara
merekatkan digunakan lem pada permukaan bidang dan di press.
i) Pada bagian daun pintu lapis teakwood harus dipasang rata tidak
bergelombang dan merekat dengan sempurna
j) Semua pekerjaan kayu harus memenuhi syarat, jika ada yang tidak
memenuhi syarat, maka P2S harus mengganti atas tanggung
jawabnya.
4). Syarat-syarat Pengiriman dan Penyimpanan Barang.
Bahan harus didatangkan ketempat pekerjaan dalam keadaan utuh dan
tidak cacat/rusak. Bahan harus disimpan ditempat yang kering, berventilasi
baik, terlindung dari cuaca, benturan-benturan dan bersih.

27
Tempat penyimpanan bahan harus cukup luas, bahan ditimbun dan
dilindungi sesuai dengan jenisnya.
P2S bertanggung jawab terhadap kerusakan dalam pengiriman,
penyimpanan dan pelaksanaan. Bila ada kerusakan, P2S wajib
menggantinya.
5). Syarat-syarat Pengamanan Pekerjaan.
Bahan-bahan kayu di hindarkan/dilindungi dari hujan dan terik matahari
juga terhadap penggunaan yang tidak sesuai dengan kebutuhan.
Kayu yang sudah terpasang dilindungi dari kemungkinan cacat atau rusak
yang diakibatkan dari pekerjaan-pekerjaan lain. Bila terjadi kerusakan, P2S
diwajibkan memperbaikinya dengan tidak mengurangi kualitas pekerjaan.
g. Pekerjaan Atap
Pekerjaan atap meliputi pembuatan dan pemasangan kuda-kuda, nok, gording,
usuk dan reng, balok tembok (murplat) dan plisir (lisplank), serta pemasangan
penutup atap (genteng/seng gelombang/atap metal lainnya, dsb).
Oleh karena lebar ruangan 7 atau 8 m sedangkan kayu yang ada di pasaran
pada umumnya ukuran panjang 4 m, maka diperlukan sambungan pada rangka
kuda-kuda, balok bubungan/nok, maupun gording. Untuk penyambungan
rangka kuda-kuda kayu, yang harus diperhatikan adalah arah gaya yang terjadi
pada masing-masing batang pada rangka tersebut. Gaya yang terjadi berupa
gaya tekan dan gaya tarik. Pada batang yang menerima gaya tekan, dapat
dibuat sambungan lubang dan pen. Apabila batang menerima gaya tarik,
sambungan dapat berbentuk sambungan miring berkait atau menggunakan alat
penyambung baut. Untuk perkuatan pada sambungan kayu disarankan
dipasang plat besi (beugel) dan dibaut.
Ukuran kayu yang digunakan untuk kuda-kuda umumnya 8/12 cm atau 8/15 cm
dan atau disesuaikan dengan kebutuhan. Untuk usuk umumnya digunakan
kayu berukuran 5/7 cm, dan untuk reng dapat digunakan kayu ukuran 2/3 cm
atau 3/5 cm. Pemasangan usuk dan reng hendaknya dipasang pada jarak
sesuai dengan kebutuhan. Masing-masing jenis penutup atap memiliki ukuran
yang berbeda sehingga penggunaan ukuran kayu, baik untuk kunda-kuda, nok
dan gording serta jarak usuk dan reng harus menyesuaikan. Apabila
menggunakan penutup atap standar pabrik/pabrikan, disarankan untuk
memeriksa ketentuan pemasangan usuk dan reng yang tertera pada brosur.
Beberapa catatan penting dalam urutan pelaksanaan pakerjaan atap antara
lain:
1) Perakitan kuda-kuda harus sudah selesai pada saat balok ring selesai
dicor.
2) Pemasangan rangka atap dilakukan setelah beton balok ring mengering.
Pekerjaan pemasangan atap ini dilakukan secara berurutan yang dimulai

28
dari pemasangan kuda-kuda, gording, usuk dan yang terakhir adalah reng.
Untuk jenis atap seng atau metal sheet yang lain tidak menggunakan usuk
dan reng.
3) Sangat penting penggunaan residu pada rangka atap agar kayu awet
(sebagai anti rayap).
4) Pemasangan penutup atap dapat dilakukan secara bertahap setelah reng
terpasang (untuk penutup atap genteng), untuk penutup atap jenis seng
atau metal sheet, pemasangan bisa dilakukan setelah gording terpasang.
h. Pekerjaan Plafond
1). Lingkup Pekerjaan.
a) Termasuk dalam pekerjaan ini adalah pengadaan tenaga kerja,
penyediaan bahan/material, peralatan serta alat bantu lainnya yang
diperlukan dalam pelaksanaaan pekerjaan ini, sehingga pekerjan langit-
langit multiplek dapat dilaksanakan dengan hasil yang baik dan
sempurna.
b) Yang termasuk dalam pekerjaan ini adalah seluruh ruangan.
c) Pekerjaan ini meliputi pekerjaan pemasangan plafon multipleks dengan
seluruh detail seperti yang disebutkan/disyaratkan dalam dokumen
gambar.
d) Cara pengerjaan, bentuk, volume serta detail ukuran lainya sesuai
dengan yang tercantum dalam gambar dan RAB.
e) Kecuali ditentukan lain, dalam spesifikasi ini maka semua pekerjaan
maupun tambahan-tambahan bahan yang berhubungan dengan
pekerjaan ini adalah menjadi P2S.
2). Persyaratan Bahan.
a) Bahan yang digunakan adalah multiplek/kayu lapis dengan ketebalan 4
mm. Bahan-bahan yang digunakan harus benar-benar halus, bebas
dari cacat kayu yang ada seperti sobek serat, lubang bekas paku, dll.
b) Ukuran multiplek yang digunakan adalah modul 60 x 120 cm.
c) Spesifikasi bahan lain yang digunakan seperti tercantum dalam syarat-
syarat teknis bahan tentang kayu.
d) Bahan rangka penggantung panel multiplek, dari kayu kelas II mutu A
(setempat) kering, lurus, tidak cacat, bersih dari retakan lubang.
e) Rangka langit-langit yang digunakan adalah kayu 5/7 untuk balok
pembagi dan balok induk sebagai balok utama adalah 6/12. Dan rangka
ini dicat dengan meni kayu sebanyak 2 x laburan.
f) Semua penggunaan kayu rangka langit-langit ini harus diberi bahan anti
rayap.
3). Syarat-syarat Pelaksanaan.
a) Sebelum dilaksanakannya pemasangan langit-langit ini, semua
pekerjaan lain yang terletak diatas langit-langit harus sudah terpasang
secara sempurna.

29
b) Sebelum pekerjaan pemasangan langit-langit dimulai, diwajibkan
mengadakan pengecekan /pemeriksaan kembali terhadap pekerjaan
yang erat hubungannya dengan pekerjaan langit-langit ini antara lain
instalasi kabel listrik penerangan dan daya, pemasngan atap dll,
diwajibkan adanya kerja sama (koordinasi) yang baik antara semua
unsur Pelaksana Lapangan.
c) Tepi, sudut tiap potongan multiplek setelah pemotongan adalah harus
rapi dan halus.
d) Jarak antara tiap panel plafon adalah 0,5 cm (Nat).
e) Sisi bawah dari tiap rangka langit-langit tersebut harus halus (diserut),
agar pemasangan panel multiplek menjadi rata.
f) Rangka langit-langit yang digunakan adalah kayu 5/7 untuk balok
pembagi dan balok induk sebagai balok utama adalah 6/12. Dan rangka
ini dicat dengan meni kayu sebanyak 2 x laburan.
i. Pekerjaan Lantai
1). Pekerjaan Dibawah Lantai
a) Lingkup Pekerjaan.
 Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga, bahan dan alat-alat bantu
yang dibutuhkan untuk pekerjaan ini untuk mendapatkan hasil
pekerjaan yang baik.
 Pekerjaan bawah lantai ini meliputi seluruh detail yang
disebutkan/ditunjukan dalam gambar sebagai dasar dari lantai
finishing keramik.
b) Persyaratan Bahan.
 Sub-base lantai menggunakan lantai kerja rabat beton dengan
campuran 1 pc : 3 ps : 5 kr.
 Bahan-bahan yang dipakai, harus sesuai dengan persyaratan bahan.
 Bahan lain yang tidak terdapat pada daftar diatas akan tetapi
dibutuhkan untuk menyelesaikan/penggantian dalam pekerjaan ini
harus baru, kualitas terbaik dari jenisnya.
c) Syarat-syarat Pelaksanaan.
 Tanah yang akan dijadikan dasar lantai harus dipadatkan sehingga
terdapat permukaan yang rata dan untuk memperoleh daya dukung
tanah yang maksimal, dengan menggunakan alat timbris.
 Pasir urug dibawah lantai disyaratkan harus keras, bersih dan bebas
alkali, asam maupun bahan organik lainnya.
 Tebal yang diisyaratkan 10 cm atau setebal sesuai dengan gambar
dan disiram dengan air kemudian ditimbris untuk memperoleh
kepadatan yang maksimal.
 Diatas pasir urug diberi adukan rabat beton setebal 5 cm dengan
campuran 1pc: 3psr: 5krl.
 Untuk pasangan diatas plat beton (lantai tingkat) diberi lapisan
plester (screed) campuran 1 pc: 3 psr setebal 5 cm dengan
memperhatikan kemiringan lantai.

30
d) Syarat-syarat Penerimaan dan Penyimpanan Bahan.
 Bahan harus didatangkan ketempat pekerjaan harus berkualitas baik
dan tidak cacat.
 Beberapa bahan tertentu masih dalam kantong/kemasan aslinya
yang masih disegel dan berlabel pabrik.
 Bahan harus disimpan ditempat yang terlindung dan tertutup kering
tidak lembab dan bersih, sesuai persyaratan yang telah ditentukan.
e) Syarat-syarat Pengamanan Pekerjaan.
 Selama 7 hari setelah pekerjaan dilaksanakan, tempat pelaksanaan
pekerjaan harus dilindungi dari lalu lintas orang dan barang.
 P2S diwajibkan melindungi pekerjaan tersebut dari kerusakan yang
diakibatkan oleh pekerjaan yang lain.
 Bila terjadi kerusakan, P2S diwajibkan untuk memperbaikinya
dengan tidak mengurangi kualitas pekerjaan.

2). Lantai Keramik dan Plint Lantai.


a) Lingkup Pekerjaan.
 Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga, bahan-bahan dan
peralatan yang dibutuhkan untuk terlaksananya pekerjaan ini, serta
mencapai hasil yang baik.
 Pekerjaan keramik pada lantai dilaksanakan pada seluruh ruangan
termasuk selasar dan meja meja laboratorium.
 Pelaksanaan pekerjaan harus mengacu pada gambar dan detill yang
disebutkan/ditunjukkan dalam daftar finishing bahan.
b) Persyaratan Bahan.
 Lantai Keramik yang digunakan, sesuai dengan persyaratan bahan
 Semen Portland, Pasir dan Air, sesuai dengan persyaratan bahan
 Bahan lain yang tidak terdapat dalam daftar diatas akan tetapi
dibutuhkan untuk penyelesaian/penggantian pekerjaan dalam bagian
ini, harus diadakan baru dan berkualitas terbaik dari jenisnya.
c) Syarat-syarat Pelaksanaan.
 Keputusan bahan, jenis warna, tekstur dan produk akan diambil
dalam musyawarah P2S. Spesifikasi teknis bahan harus tetap sesuai
dengan persyaratan diatas.
 Alas dari lantai keramik adalah lantai beton tumbuk dengan
ketebalan 5 cm sesuai dengan gambar.
 Adukan pengikat dengan campuran 1 pc : 3 pasir ditambah bahan
perekat, atau dapat digunakan acian PC ditambah bahan perekat.
 Bidang lantai keramik yang terpasang harus benar-benar rata, jika
dianggap perlu dengan memperhatikan kemiringan lantai untuk
memudahkan pengaliran air.
 Lebar siar-siar harus sama dan kedalaman maksimum 3 mm
membentuk garis lurus atau sesuai dengan gambar, siar-siar diisi
dengan bahan pengisi berwarna/grout semen.

31
 Pemotongan keramik harus menggunakan alat potong khusus
sehingga hasil potongan presisi dan tidak retak-retak.
 Keramik yang sudah terpasang harus dibersihkan dari segala
macam noda yang melekat, sehingga benar-benar bersih.
d) Syarat-syarat Pengiriman dan Penyimpanan Bahan.
 Selain pasir, semen, yang dikirim ke lokasi pelaksanaan harus dalam
keadaan tertutup, atau kantong yang masih disegel dan berlabel dari
pabrik, bertuliskan tipe dan tingkatannya, dalam keadaan utuh dan
tidak cacat.
 Bahan-bahan diletakkan ditempat yang kering berventilasi baik,
terlindung dan bersih.
 P2S bertangggung jawab atas kerusakan bahan-bahan yang
disimpan baik sebelum maupun selama pelaksanaan.
 Bila ada hal-hal yang tidak pada tempatnya, bahan rusak dan hilang,
P2S harus menggantinya.
e) Syarat-syarat Pengamanan Pekerjaan.
 Bahan keramik yang telah terpasang dihindarkan dari injakan selama
3x 24 jam setelah pemasangan.
 Bila terjadi kerusakan P2S diwajibkan untuk memperbaiki dengan
tidak mengurangi kualitas pekerjaan.
j. Pekerjaan Penggantung, Pengunci, dan Kaca
1) Lingkup Pekerjaan.
a) Termasuk dalam pekerjaan ini adalah pengadaan tenaga kerja,
penyediaan bahan/material, peralatan serta alat bantu lainnya yang
diperlukan, sehingga pekerjaan Alat Penggantung dan Pengunci ini
dapat dilaksanakan dengan hasil yang baik dan sempurna.
b) Pekerjaan ini meliputi semua pekerjaan penggantung dan pengunci
untuk pintu-pintu, jendela dan tempat lain yang disyaratkan dalam
gambar.
c) Cara pengerjaan, bentuk, volume serta detail-detail ukuran lainnya
sesuai dengan yang tercantum dalam gambar dan RAB.
d) Kecuali ditentukan lain dalam spesifikasi ini, maka semua pekerjaan
maupun tambahan-tambahan bahan yang berhubungan dengan
pekerjaan ini adalah menjadi tanggung jawab P2S.

2). Persyaratan Bahan.


a) Produksi pabrik kualitas baik setara Logo atau Solid.
b) Kunci 2 (dua) slaag dan berkotak baja, baut-baut dan ungkitnya terbuat
dari stainless steel.
c) Tipe kunci harus sesuai dengan fungsi ruangannya.
d) Pegangan (handle) dari bahan stainless steel dan solid nylon, engsel-
engsel stainless steel dengan memakai ring nylon ukuran 3x4 inch.

32
e) Engsel pintu dipakai engsel kupu-kupu, dipasang sekurang-kurangnya
3 (tiga) buah untuk setiap daun pintu dan 2 untuk daun jendela dengan
menggunakan sekrup kembang dengan warna yang sama, jumlah
engsel yang dipasang harus diperhitungkan menurut beban dan berat
daun pintu, setiap engsel memikul beban maximum 20 kg.
3). Syarat-syarat Pelaksanaan.
a) Pekerjaan harus dilakukan oleh tenaga ahli yang berpengalaman
dalam bidang tersebut.
b) Pelaksana Lapangan harus memberikan contoh terlebih dahulu
untuk disetujui bersama oleh P2S.
c) Semua kunci, engsel harus dilindungi dan dibungkus plastik atau
tempat aslinya setelah di coba, pemasangannya dilakukan setelah
bangunan selesai di cat.
d) Sekrup harus cocok dengan barang yang dipasang, jangan
memukul sekrup, cara menyocokkan hanya diputar sampai ujung,
sekrup yang rusak waktu dipasang harus dicabut kembali dan
diganti.
e) Engsel untuk pintu kayu dipasang 30cm dari tepi atas dan bawah
sedang untuk engsel ke 3 (tiga) dipasangan ditengah.
f) Semua kunci tanam haru terpasang dengan kuat pada rangka daun
pintu, dipasang setinggi 90 cm dari lantai atau sesuai gambar.
k. Pekerjaan Instalasi Listrik
1). Lingkup Pekerjaan Listrik.
a) Pekerjaan yang termasuk pekerjaan instalasi ini merupakan pekerjaan
seluruh sistem listrik secara lengkap, sehingga instalasi ini dapat
bekerja dengan sempurna dan aman.
b) Pekerjaan tersebut harus dapat menjamin bahwa pada saat
penyerahan pertama (serah terima pekerjaan pertama), instalasi
pekerjaan tersebut sudah dapat dipergunakan.
c) P2S dengan di bantu oleh Kepala Pelaksanan harus mengurus
penyambungan daya listrik ke PLN termasuk pengurusan
administrasinya, semua biaya resmi akan dibayar oleh P2S.

2). Kabel Daya.


a) Instalasi dan pemasangan kabel.
1) Bahan.
Semua kabel yang akan dipergunakan untuk instalasi listrik harus
memenuhi peraturan SII dan SPLN. Semua kabel harus baru dan
harus jelas ukuran, jenis kabel, nomor dan jenis pintalannya.
Semua kabel dengan penampang 6 mm 2 keatas harus jenis pilin
(stranded) dan instalasi tidak boleh memakai kabel dengan
penampang lebih lecil dari 2,5 mm2.

33
Kecuali dipersyaratkan lain, konduktor yang dipakai adalah dari tipe:
(i). Untuk instalasi penerangan adalah NYA/NYM dengan conduit
pipa PVC.
(ii). Untuk kabel distribusi digunakan NYA dan penerangan taman
dengan mengunakan kabel NYFGBY.
Semua kabel NYA yang ditanam di dalam perkerasan (tembok, jalan,
beton dll) harus berada didalam conduit PVC kelas AW yang
disesuaikan dengan ukurannya, dan harus diklem.
2) Splice/pencabangan.
(i). Tidak diperkenankan adanya “splice” pencabangan ataupun
sambungan-sambungan baik dalam feeder maupun cabang-
cabang, kecuali pada outlet atau pada kotak-kotak penghubung
yang bisa dipakai.
(ii). Semua sambungan kabel baik didalam junction box, panel
ataupun tempat lainnya harus mempergunakan connector yang
terbuat dari lembaga yang diisolasi dengan porselen atau
bakelit ataupun PVC, yang diameternya di sesuaikan dengan
diameter kabel.
3) Bahan isolasi.
Semua bahan isolasi untuk pencabangan, conection dan lain-lain
seperti karet, PVC, tape sintetis, resin, splice case, composit dan
lain-lain harus dari tipe yang disetujui, untuk penggunaan, lokasi
voltage dan lain nya harus dipasang memakai cara yang disetujui
oleh pabrik atau menurut anjuran yang ada.
4) Penyambungan kabel.
(i). Semua penyambungan kabel harus dilakukan dalam kotak-
kotak penyambungan yang sudah ditentukan (misalnya junction
box).
(ii). Kabel-kabel disambung sesuai dengan warna atau nama
masing-masing, serta sebelum dan sesudah penyambungan
harus dilakukan pengetesan tahanan isolasi
(iii). Penyambungan kabel tembaga harus mempergunakan dan
dilapisi dengan timah putih dan kuat.
(iv). Penyambungan kabel yang berisolasi PVC harus diisolasi
dengan pipa PVC/protolen yang khusus untuk listrik.

3) Penerangan dan Stop Kontak.


a) Lampu dan Armatur.
 Semua armatur lampu yang terbuat dari metal harus mempunyai
terminal pentanahan (grounding).
 Box tempat ballast, kapasitor, dudukan stater dan terminal box
harus cukup besar dan dibuat sedemikian rupa sehingga panas

34
yang ditimbulkan tidak menggangu kelangsung kerja dan unsur
teknis komponen lampu itu sendiri.
 Ventilasi didalam box harus dibuat dengan sempurna. Kabel dalam
box harus diberikan saluran klem-klem tersendiri, sehingga tidak
menempel pada balast atau kapasitor.
 Box terbuat dari plat baja tebal minimum 0,7 mm, dicat dasar tahan
karat, kemudian di cat oven warna putih.
 Ballast harus dari jenis “low loss ballast” dan harus dapat
dipergunakan single lampu balast (satu lampu flourentscent).

b) Stop Kontak Biasa.


Stop kontak biasa yang dipakai untuk pemasangan di dinding adalah
stop kontak satu phasa, ranting 250 volt, 13 ampere.
c). Stop Kontak Khusus (SKK).
Stop kontak khusus yang dipakai adalah stop kontak satu phasa, untuk
pemasangan rata dinding dengan ketinggian 120 cm diatas lantai, SKK
harus mempunyai terminal phasa, netral dan pentanahan.
d). Saklar Dinding.
Saklar harus dari tipe untuk pemasangan rata dinding, tipe in bouw
dengan rating 250 volt, 10 ampere, single gang, double gang.
e). Junction Box Untuk Saklar dan Stop Kontak.
 Junction box harus dari bahan metal dengan kedalaman tidak
kurang dari 35 mm.
 Kontak dari metal harus mempunyai terminal pentanahan.
 Saklar atau stop kontak dinding terpasang pada juction box dengan
menggunakan baut atau ditanamkan dalam dinding.
f). Kabel Instalasi.
 Pada umumnya kabel untuk instalasi penerangan dari instalasi stop
kontak harus dari kabel inti tembaga dengan insulasi PVC, satu inti
atau lebih (kabel jenis NYM).
 Kabel harus mempunyai penampang minimal 2,5 mm2.
 Kode warna insulasi kabel harus mengikuti ketentuan PUIL sebagai
berikut :
(i). Fasa 1 : Merah
(ii). Fasa 2 : Kuning
(iii). Fasa 3 : Hitam
(iv). Netral : Biru
(v). Tanah (ground) : hijau-kuning
g). Pipa Instalasi Pelindung Kabel.
 Pipa instalasi pelindung kabel feeder yang dipakai adalah pipa PVC
klas AW atau GIP.

35
 Pipa, elbow, socket, junction box, klem dan accessories lainnya
harus sesuai antara satu dengan yang lainnya, yaitu dengan
diameter minimal ¾“.
 Pipa fleksible harus dipasang untuk melindungi kabel antara kontak
sambung (junction box) dan armatur lampu.
h). Pengujian (Testing).
Pengujian (testing) dilakukan dan disyahkan oleh lembaga yang
berwenang, pengujian tersebut meliputi :
 Test ketahanan isolasi.
 Test kekuatan tegangan impuls.
 Test kenaikan temperature.
 Test kontinuitas.
l. Pekerjaan Plumbing
1). Lingkup Pekerjaan
a). Lingkup Pekerjaan Instalasi Air Bersih.
 Pengadaan, pemasangan dan pengujian secara sempurna unit-unit
peralatan utama yang diperlukan dalam sistem penyediaan air bersih
yaitu instalasi pipa beserta alat bantunya.
 Pengadaan dan pemasangan kran-kran air terdapat di washtafel dan
meja laboratorium.
 Pemasangan dan pengujian pipa-pipa distribusi kesetiap peralatan
sanitasi dan lain-lain seperti tercantum dalam gambar.
 Memperbaiki semua kerusakan, yang diakibatkan baik oleh bobokan-
bobokan, galian-galian maupun oleh kecerobohan para pekerja.
 Pengujian terhadap kebocoran dan tekanan dari sistem plambing air
bersih secara keseluruhan dan mengadakan pengamatan sampai
sistem berjalan baik sesuai dikehendaki yaitu suatu sistem instalasi
yang sempurna dan terpadu.
 Sebelum sistem penyediaan air bersih atau bagian dari sistem ini
dipakai harus dilakukan cara pengurasan yaitu air yang ada dalam
sistem dibuang lebih dahulu.
b) Lingkup Pekerjaan Instalasi Air Kotor.
 Pengadaan dan pemasangan pipa beserta perlengkapannya yang
diperlukan dalam sistem pembuangan, dan semua alat sanitasi yang
ada sampai penyaluran akhir.
 Pengadaan dan pemasangan pipa dari alat sanitasi sampai
keseluruh jaringan air buangan (riol).
 Memperbaiki semua kerusakan, yang diakibatkan baik oleh adanya
bobokan-bobokan, galian-galian maupun oleh kecerobohan para
pekerja.

36
 Pengujian sistem perpipaan terhadap kebocoran sistem plambing air
kotor secara keseluruhan dan mengadakan pengamatan sampai
sistem bekerja baik.
 Pengadaan dan pemasangan instalasi drainasi dari talang atap
sampai kepada saluran pembuangan diluar lokasi.
2). Persyaratan Pelaksanaan Pekerjaan.
Tata cara pelaksanaan dan petunjuk lain yang berhubungan dengan
peraturan pembangunan yang berlaku di Republik Indonesia selama
pelaksanaan, kontrak harus betul-betul ditaati.
Persyaratan umum pelaksanaan pekerjaan harus sesuai dengan pernyataan
dalam pasal pekerjaan plumbing.
Panitia Pembangunan Sekolah (P2S) dianggap telah cukup mengerti dan
mengetahui maksud dari peraturan-peraturan dan syarat-syarat tersebut diatas.
a) Persyaratan Instalasi Air Bersih.
 Pipa air bersih harus menggunakan pipa dari bahan PVC tipe D, kualitas
bik, setara dengan produk Rucika atau Paralon,
 Fiting harus dari bahan yang sama dengana pipa diatas (dengan
kualitas baik.
 Gantungan-gantungan, klem-klem dan lain-lain, harus terbuat dari bahan
yang sama.
 Valve/Stop Kran untuk instalasi air bersih harus dipakai mutu yang
terbaik/kualitas no 1 atau setara Produk San-Ei.
 Kran-kran harus dipakai yang terbaik, setara dengan produk San-Ei.
 Bak kontrol untuk Valve/Stop Kran dibuat dari pasangan bata dengan
adukan kuat dan ditutup beton
b) Untuk Pekerjaan Instalasi Air Kotor.
 Semua pipa air kotor baik pipa utama maupun pipa cabang terbuat dari
bahan PVC dengan tekanan kerja 10 Kg/Cm2 standar JIS k 674/
kualitas baik, setara dengan produk Rucika atau Paralon.
 fiting-fiting untuk pemipaan ini juga terbuat dari bahan dan merk yang
sama.
 Avur dan leher angsa dari bahan stinless steel kualitas no 1 atau setara
dengan produk San-Ei.
c) Sistem Pemipaan Air Bersih dan Air Kotor.
Sistem penyambungan pipa.
 Sambungan pipa PVC untuk air bersih dengan sambungan lem PVC
(Solvent) untuk pipa diameter 3“ kebawah.
 Untuk katup/Valve/ Stop Kran yang mempunyai 2” ke bawah
mengunakan katup penutup dengan sistem penyambungan pakai
ulir/screwed.
 Selanjutnya untuk katup 3/4” kebawah dipakai katup tipe bola (global).

37
 Yang lebih besar dari 3/4” dipakai katup pintu (Gate Valve/Stop Kran)
yang berkualitas baik.
Pemasangan penyambungan pipa-pipa.
 Untuk fiting-fiting sambungan harus dari jenis standar yang dikeluarkan
oleh pabrik dan disetujui oleh Pimbagpro dan Konsultan Lapangan.
 Sistem sambungan bisa memakai Ring Gaskets/ Rubbert Ring Join,
untuk dimensi 2” digunakan lem/solvent semen.
Pemasangan fixtures, fiting dan sebagainya.
 Semua Fixtures harus dipasang dengan baik dan didalamnya bebas dari
kotorang yang akan menggangu aliran atau kebersihan air dan harus
terpasang dengan kokoh (rigit) ditempatnya dengan tumpuan yang
mantap.
 Semua fixtures fiting, pipa-pipa air pemasangannya harus rapih, kuat
dalam kedudukannya dan tidak mengganggu pada waktu pemasangan
dinding keramik dan sebagainya. P2S bertanggung jawab untuk
melengkapi jaringan instalasi.
Penggantungan/penumpu pipa/klem-klem.
 Semua pipa harus diikat kuat dengan penggantung atau angker yang
kokoh (rigit), agar inklinasinya tetap. Untuk mencegah timbulnya
getaran, penggantung, penumpu /klem-klem harus bahan produksi
pabrik (bukan buatan sendiri).
 Penggantung atau penumpu pipa diskrup terikat pada bagian bangunan
dengan insert/angker yang dipasang pada waktu pengecoran beton atau
ramset dari fisher.Semua alat-alat penggantung harus dikerjakan
sedemikian rupa sehingga tidak merusak pipa dan tidak
merusak/meyebabkan turunnya pipa yang terpasang.
Pipa tegak dalam tembok dan diluar tembok.
Pipa tegak yang menuju ke fixtures harus dimasukan dalam tembok. Panitia
Pembangunan Sekolah (P2S) harus membuat alur-alur atau lubang yang
diperlukan pada tembok sesuai dengan kebutuhan pasangan pipa dan
diklem, harus ditutup kembali sehinga pipa tidak kelihatan dari luar. Cara-
cara penutupan kembali harus seperti semula dengan penyelesaian yang
rapi sehingga tidak terlihat bekas pasangan.
Pemasangan pipa-pipa harus dilaksanakan dengan ketentuan sebagai
berikut:
 Pemasangan pipa harus dilaksanakan sebelum finising dinding
/plesteran dan langit-langit dilaksanakan.
 Pemasangan sparing untuk pipa-pipa yang mungkin akan menembus
struktur bangunan harus dilaksanakan beresama-sama pada waktu
pelaksanaan struktur yang bersangkutan.
 Persilangan antara air bersih dan air limbah harus dihindarkan.

38
Pengecatan.
 Semua pipa dari besi yang tidak tertanam didalam tanah/tembok dilapisi
dengan cat anti karat dan tanda arah aliran dipakai warna biru.
 Semua Valve/ Stop Kran harus diberi tanda yang menyebutkan nomor
identifikasi sesuai dengan fungsinya.
Pengujian.
 Setelah semua pipa dan perlengkapannya terpasang harus diuji dengan
tekanan hidrostatik selama 24 jam terus menurus tanpa terjadi
penurunan tekanan.
 Peralatan pengujian ini harus dilakukan dengan disaksikan oleh pihak
yang dianggap perlu/dikuasakan untuk itu, dan selanjutnya dibuat Berita
Acara.
 Dalam pengetesan semua kran-kran harus dalam keadaan tertutup
untuk melihat kebocoran.
 Testing pemipaan harus dilaksanakan sebelum pipa tertutup dengan
tanah (untuk pipa diluar gedung) atau tertutup dengan plesteran dinding
dan sebelum langit-langit didaerah tersebut terpasang. Untuk sistem air
kotor, air kotoran, vent dan air hujan harus diuji terhadap kebocoran.
 Apabila terjadi kegagalan dalam pengujian Panitia Pembangunan
Sekolah (P2S) harus memperbaiki bagian–bagian yang rusak dan
kekurangan-kekurangan yang ada kemudian melakukan pengujian
kembali sampai berhasil dengan baik.
m. Pekerjaan Perabot
Pekerjaan rehabilitasi adalah termasuk perbaikan perabot lama atau pembelian
perabot baru. Jenis perabot dan tata letaknya mengacu pada Pembakuan
Bangunan dan Perabot Sekolah Menengah Pertama yang diterbitkan oleh
Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah tahun 2004.

MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


REPUBLIK INDONESIA,

TTD.

Salinan sesuai dengan aslinya.


Kepala Biro Hukum dan Organisasi, MOHAMMAD NUH

Dr. A. Pangerang Moenta, S.H.,M.H.,DFM


NIP 196108281987031003
39
SALINAN
LAMPIRAN III
PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 57 TAHUN 2011 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA
ALOKASI KHUSUS (DAK) BIDANG PENDIDIKAN TAHUN ANGGARAN 2012
UNTUK SEKOLAH MENENGAH PERTAMA/SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
LUAR BIASA (SMP/SMPLB)

STANDAR DAN SPESIFIKASI TEKNIS SARANA PENINGKATAN MUTU


PENDIDIKAN DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) TAHUN ANGGARAN 2011
UNTUK SEKOLAH MENENGAH PERTAMA/SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
LUAR BIASA (SMP/SMPLB)

I. PENJELASAN PENGADAAN SARANA PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN

A. Alat laboratorium IPA SMP


Sesuai dengan tuntutan Permendiknas No 22 dan 23 Tahun 2006 tentang
Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL), pembelajaran IPA
harus secara proporsional mengembangkan kemampuan deklaratif dan
kemampuan prosedural maka fungsi laboratorium tidak hanya sekedar untuk
kegiatan praktikum saja tetapi merupakan bagian dari kegiatan pembelajaran
IPA. Untuk itu, harus diupayakan ketersediaan alat laboratorium IPA dengan
mutu yang baik dan dalam jumlah yang cukup di sekolah. Dalam rangka
pemenuhan kebutuhan alat laboratorium IPA SMP Peralatan IPA yang
diadakan melalui DAK tahun 2011 meliputi:

1. Fisika
Peralatan Fisika terdiri dari: kit mekanika, kit optik, kit listrik dan magnet, kit
panas dan hidrostatika, serta alat penunjang.
2. Biologi
Peralatan biologi terdiri dari: mikroskop, alat umum, bahan, model, dan
carta.

Besaran dana DAK untuk pengadaan alat laboratorium IPA SMP tahun 2011
per paket per sekolah sebesar maksimum Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta
rupiah). Dana tersebut sudah termasuk biaya pengiriman sampai sekolah,
pelatihan penggunaan dan pemanfaatan oleh penyedia barang atau produsen
dan pajak-pajak yang berlaku. Dengan dana tersebut alat laboratorium IPA
yang diadakan merupakan salah satu upaya pemenuhan standar pelayanan
minimal pembelajaran IPA yang mengacu pada Permendiknas No 22 dan 23
Tahun 2006 tentang Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL)

Dalam penyediannya pengadaan alat laboraturium IPA mempertimbangkan


persyaratan sebagai berikut:

1
1. Persyaratan Umum
a. Persyaratan penerima
1) Prioritas pertama sekolah sudah memiliki ruang laboratorium IPA
dan belum memiliki alat.
2) Prioritas kedua sekolah yang sudah memiliki ruang laboratorium IPA
dan memiliki alat IPA tetapi belum lengkap untuk pemenuhan
Standar Pelayanan Minimal (SPM).

b. Persyaratan proses pengadaan


1) Penyedia barang harus melengkapi surat dukungan dari
pabrikan/produsen di atas materai Rp. 6.000,- yang ditujukan khusus
untuk keperluan pengadaan alat DAK ini.
2) Penyedia barang harus dapat memberikan surat garansi purna jual
selama 12 bulan dari pabrikan/produsen untuk kerusakan alat yang
bukan disebabkan oleh kelalaian pemakaian dan menjamin
ketersediaan suku cadang peralatan selama 3 tahun dengan surat
jaminan dari pabrikan/produsen. Surat garansi dan surat jaminan
dari pabrikan/produsen berlaku sejak barang diserahterimakan.
3) Penyedia barang/produsen memberikan surat jaminan tentang akan
dilaksanakan pelatihan tentang bagaimana penggunaan peralatan
kepada minimal 2(dua) orang guru IPA (satu orang guru berlatar
belakang fisika dan satu orang guru berlatar belakang biologi) dari
setiap sekolah penerima barang selama minimal 2 x 8 jam (atau
waktu yang setara).

2. Persyaratan Teknis
Setiap alat IPA diharapkan memenuhi kebutuhan yang sesuai dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta tuntutan Standar Isi
(SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) IPA SMP.Karakteristik tersebut
dirumuskan dengan melihat dua aspek utama, yaitu aspek umum dan
aspek khusus dengan mempertimbangkan nilai edukatif, keamanan
penggunaan, dan bahan/material.
a. Aspek umum yang harus dipenuhi dalam setiap alat laboratorium IPA
adalah sebagai berikut.
1) Setiap alat yang dibeli merupakan alat baru
2) Tanpa kerusakan atau cacat
3) Peralatan harus aman terhadap pemakai, lingkungan, dan peralatan
itu sendiri
4) Setiap alat terdapat identitas permanen (lambang/merk) dari
produsen kecuali yang secara teknis sulit misalnya bendanya terlalu
kecil, prisma, lensa dan lain-lain.

b. Aspek khusus berupa spesifikasi masing-masing komponen alat


laboratorium IPA yang sesuai dengan Permendiknas No 22 dan 23
Tahun 2006 tentang Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan
(SKL), dengan mempertimbangkan: ukuran, bahan, fungsi, dapat
mengukur apa yang akan diukur, mudah digunakan/dirakit, kelengkapan
alat, mudah perawatan, menunjukkan gejala sesuai dengan konsep,
dan memiliki kompatibilitas (kesesuaian dan dapat dirakit dengan alat
lain). Daftar nama, jenis alat minimal, spesifikasi minimal dan jumlah

2
minimal alat laboratorium IPA SMP yang diadakan selengkapnya dapat
dilihat dalam butirII.A.

B. Alat Laboratorium Bahasa


Berdasarkan Permendiknas No 22 dan 23 Tahun 2006 tentang Standar Isi (SI)
dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL), tujuan pembelajaran bahasa Inggris
di SMP adalah mengembangkan kemampuan berwacana, yakni kemampuan
memahami dan/atau menghasilkan teks lisan dan/atau tulis yang direalisasikan
dalam empat keterampilan berbahasa, yaitu mendengarkan, berbicara,
membaca, dan menulis.
Permendiknas No 22 dan 23 Tahun 2006 tentang Standar Isi (SI) dan Standar
Kompetensi Lulusan (SKL) menyatakan bahwa dalam pembelajaran Bahasa
Inggris keempat keterampilan tersebut dilakukan secara terpadu dengan
menerapkan pendekatan komunikatif. Berdasarkan pendekatan ini,
pembelajaran bahasa Inggris yang efektif adalah pembelajaran yang
melibatkan aktivitas-aktivitas yang menjadikan peserta didik melakukan
komunikasi yang riil (real communication), melakukan kegiatan-kegiatan
berbahasa yang bermakna, dan menggunakan bahasa Inggris yang relevan
dengan kebutuhan siswa. Peserta didik diberi kesempatan sebanyak-
banyaknya untuk menggunakan bahasa Inggris melalui berbagai aktivitas di
kelas seperti interaksi, information sharing, role play, permainan, information
gap, dan sebagainya baik di ruang kelas maupun di laboratorium bahasa.
Salah satu prinsipnya adalah „belajar bahasa Inggris melalui menggunakan
bahasa Inggris‟ sebanyak-banyaknya. Selain itu, pembelajaran keempat
keterampilan berbahasa (listening, speaking, reading, dan writing) dilakukan
secara terintegrasi, tidak secara terpisah-pisah.
Kondisi tersebut di atas menuntut sumber-sumber pembelajaran bahasa
Inggris sudah tidak lagi hanya berbentuk bahan-bahan cetak seperti buku
siswa, lembar kerja siswa, dan buku-buku referensi tetapi banyak sekali yang
berbentuk kaset, CD-ROM, CD, VCD, DVD, dan bahkan sangat banyak yang
tersedia on-line dalam internet yang di-update setiap saat sesuai dengan
perkembangan sains dan teknologi. Sehubungan dengan adanya inovasi
dalam bentuk sumber-sumber pembelajaran tersebut, dalam proses
pembelajaran pun terjadi inovasi – dari siswa sekedar berinteraksi dengan
bahan-bahan cetak bergeser ke interaksi dengan bahan-bahan cetak ditambah
dengan bahan-bahan yang tersedia dalam kaset, CD-ROM, VCD, DVD, dan
internet.
Sebagai salah satu upaya untuk memenuhi standar proses pendidikan
sebagaimana diamanatkan pada PP No. 19 tahun 2005 tentang SNP, sekolah
perlu difasilitasi dengan pengadaan alat laboratorium bahasa yang dapat
memfasilitasi pembelajaran keempat keterampilan berbahasa secara terpadu,
dilakukannya aktivitas berkomunikasi dalam bahasa Inggris secara bermakna,
pembelajaran bahasa Inggris dengan berbagai sumber, termasuk sumber-
sumber belajar yang tersedia on-line, memfasilitasi dilaksanakannya e-learning
yang saat ini sedang dikembangkan, mengembangkan autonomous learning
yang merupakan kecakapan hidup yang penting.

3
Besaran dana DAK untuk pengadaan peralatan laboratorium Bahasa SMP
tahun 2011 per sekolah sebesar maksimum Rp. 125.000.000,- (seratus dua
puluh lima juta rupiah), dana tersebut sudah termasuk biaya pengiriman

sampai sekolah, instalasi dan pelatihan pemanfaatan dan pemeliharaan


peralatan di sekolah serta pajak-pajak yang berlaku. Peralatan laboratorium
Bahasa yang diadakan tersebut merupakan salah satu upaya pemenuhan
standar pelayanan minimal pembelajaran bahasa sesuai dengan
Permendiknas No 22 dan 23 Tahun 2006 tentang Standar Isi (SI) dan Standar
Kompetensi Lulusan (SKL).

1. Persyaratan Umum
Pengadaan peralatan laboratorium Bahasa untuk pemenuhan kebutuhan
peralatan laboratorium Bahasa SMP dengan beberapa persyaratan
sebagai berikut:
a. Persyaratan umumpenerima
1) Sekolah sudah memiliki ruangan yang akan dipakai sebagai lab
bahasa minimal luas 54 m2tetapi belum memiliki peralatan
laboratorium bahasa.
2) Sekolah memiliki daya listrik yang mencukupi atau bila tidak,
bersedia menambah daya listrik sehingga memadai untuk
mengoperasikan laboratorium dan/atau peralatan Laboratorium
Bahasa, dibuktikan dengan analisis perkiraan daya listrik
kebutuhan keseluruhan (Lab Bahasa Berbasis Komputer minimal
membutuhkan daya sekitar 4200 VA)

2. Peralatan laboratorium Bahasa mencakup:


Komputer client (18 unit), komputer server (1 unit), instalasi jaringan (1
paket), UPS (Uninterruptible Power Supply) (7 unit), LCD projector (1 unit),
Meubelair (19 set), Air Conditioner Split 1 PK (2 set)
a. Komputer Client (18 unit), digunakan oleh siswa dimana satu set PC
akan dipakai oleh 2 orang siswa secara bersamaan sehingga dalam
satu kali pembelajaran dapat digunakan maksimal 36 orang siswa
(setiap PC memiliki 2 headset).
b. Komputer server (1 unit), digunakan oleh guru untuk mengatur seluruh
komputer client.
c. Installasi jaringan (1 paket), digunakan untuk menghubungkan seluruh
komputer baik client maupun server. Teknologi yang digunakan adalah
wireless (tanpa kabel). Teknologi ini dipakai untuk memudahkan
sekolah dalam melakukan pemeliharaan laboratorium.
d. UPS (7 unit), digunakan untuk menyimpan arus listrik apabila arus
listrik dari sumber listrik mengalami gangguan, selain menyimpan arus
listrik juga untuk menstabilkan tegangan listrik apabila terjadi turun
atau naiknya tegangan listrik dari sumber listrik. Masing-masing UPS
akan dibebani oleh 3 set PC beserta monitornya.
e. LCD projector (1 unit), digunakan apabila guru akan melakukan diskusi
dengan siswa yang harus diperhatikan secara bersamaan, LCD
projector akan terhubung dengan komputer server.

4
f. Air Conditioner (AC) 2 set, berfungsi sebagai pendingin ruangan.
Instalasi AC sudah termasuk pipa, kabel dan bracket.
g. Meubeler terdiri dari: meja kursi yang digunakan untuk menempatkan
komputer baik server maupun client.

3. Persyaratan proses pengadaan


a. Penyedia barang harus melengkapi surat dukungan dari
pabrikan/produsen di atas materai Rp. 6.000,- yang ditujukan khusus
untuk keperluan pengadaan alat DAK ini;
b. Penyedia barang harus dapat memberikan surat garansi purna jual
selama 12 bulan untuk kerusakan alat yang bukan disebabkan oleh
kelalaian pemakaian dan menjamin ketersediaan suku cadang
peralatan selama 3 tahun dengan surat jaminan dari pabrikan/
produsen. Garansi berlaku sejak barang diserahterimakan.
c. Penyedia barang/produsen memberikan surat jaminan tentang akan
dilaksanakan instalasi dan pelatihan tentang bagaimana penggunaan
peralatan sampai dengan seluruh peralatan berfungsi dengan baik.

4. Persyaratan Teknis
Setiap alat laboratorium bahasa diharapkan memenuhi standar
berdasarkan kebutuhan (siswa dan guru), perkembangan metodologi
pembelajaran bahasa, serta tuntutan Standar isi mata pelajaran bahasa
Inggris 2006 SMP. Standar yang dimaksud meliputi persyaratan,
karakteristik, dan kualitas minimum yang harus terkandung di dalam suatu
alat laboratorium bahasa. Standar-standar dimaksud tertuang dalam
spesifikasi. Standar tersebut dirumuskan dengan melihat dua aspek utama,
yaitu aspek umum dan aspek khusus dengan mempertimbangkan nilai
edukatif, keamanan penggunaan, dan bahan/material.
a. Aspek umum yang harus ada dalam setiap peralatan laboratorium
bahasa adalah sebagai berikut.
1) Setiap alat yang dibeli merupakan alat baru
2) Tampilan visual menarik, kuat, dan kokoh
3) Tanpa kerusakan atau cacat
4) Peralatan harus aman terhadap pemakai dan peralatan itu sendiri
5) Setiap peralatan harus dijamin kualitasnya berupa garansi dari
produsen
6) Setiap alat terdapat identitas permanen (lambang/merk) dari
produsen.

b. Aspek Khusus merupakan karakteristik spesifik masing-masing


komponen peralatan laboratorium bahasa yang sesuai dengan
spesifikasi yang diminta dengan mempertimbangkan kesesuaian fungsi,
kemudahan dalam penggunaan, perakitan, dan perawatan, kehandalan,
kelengkapan, ketersediaan suku cadang, dan memiliki kompatibilitas
(kesesuaian dan dapat dirakit dengan alat lain). Daftar nama, jumlah
minimal, jenis alat, dan spesifikasi minimal peralatan laboratorium
Bahasa SMP yang diadakan selengkapnya dapat dilihat dalam angka
II.B.

5
C. Peralatan IPS
Sesuai dengan Permendiknas No 22 dan 23 Tahun 2006 tentang Standar Isi
(SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL), ruang lingkup mata pelajaran IPS
antara lain meliputi aspek-aspek manusia, tempat, waktu, dan lingkungan.
Berdasarkan ruang lingkup tersebut, pembelajaran IPS memerlukan alat bantu
pembelajaran diantaranya berupa buku, media masa, internet, peta, globe,
cartadan yang lainnya. Ketersediaan alat bantu dapat mendekatkan siswa
pada aspek-aspek dalam ruang lingkup pelajaran IPS. Tidak tersedianya alat
bantu pembelajaran tersebut akan mengakibatkan terhambatnya proses
pembelajaran. Dengan kata lain alat bantu pembelajaran IPS sangat
diperlukan dalam pembelajaran IPS. Untuk itu, harus diupayakan ketersedian
peralatan IPS dengan mutu yang baik dan dalam jumlah yang cukup di
sekolah. Dalam rangka pemenuhan kebutuhan peralatan IPS SMP pemerintah
membantu penyediaannya dengan DAK Pendidikan tahun 2011
mempertimbangkan persyaratan sebagai berikut:

1. Paket Peralatan IPS SMP


Besaran dana DAK untuk pengadaan peralatan IPS SMP tahun 2012 per
paket per sekolah adalah sebesar maksimum Rp. 9.000.000,- (sembilan
juta rupiah), dana tersebut sudah termasuk biaya pengiriman sampai
sekolah dan pajak-pajak yang berlaku. Dengan dana tersebut peralatan
pembelajaran IPS yang diadakan merupakan salah satu upaya
pemenuhan standar pelayanan minimal pembelajaran IPS yang
mengacupada Permendiknas No 22 dan 23 Tahun 2006 tentang Standar
Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL). Peralatan IPS yang
diadakan melalui DAK tahun 2011 ini meliputi: peta, carta IPS, atlas,
globe, kompas, dan spesimen batuan.
2. Persyaratan Umum
Pengadaan peralatan IPS untuk pemenuhan kebutuhan peralatan IPS
SMP dengan beberapa persyaratan sebagai berikut:
a. Persyaratan penerima
1). Prioritas pertama adalah sekolah yang belum memiliki peralatan
IPS;
2). Prioritas kedua adalah sekolah yang sudah memiliki peralatan
IPS tetapi belum lengkap untuk pemenuhan Standar Pelayanan
Minimal (SPM).
b. Persyaratan proses pengadaan
1) Penyedia barang harus melengkapi surat dukungan dari
pabrikan/produsen/penerbit di atas materai Rp. 6.000,- yang
ditujukan khusus untuk keperluan pengadaan alat DAK ini.
2) Penyedia barang harus dapat memberikan surat garansi purna
jual selama 12 bulan untuk kerusakan alat yang bukan
disebabkan oleh kelalaian pemakaian atau terhadap kesalahan
cetak dan menjamin ketersediaan suku cadang peralatan selama
3 tahun dari pabrikan/produsen/penerbit. Garansi berlaku sejak
barang diserahterimakan.
3. Persyaratan Teknis
Setiap peralatan IPS diharapkan memenuhi kebutuhan yang sesuai
dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta tuntutan
Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) IPS. Kebutuhan

6
dimaksud tertuang dalam deskripsi teknis yang disebut spesifikasi.
Karakteristik tersebut dirumuskan dengan melihat dua aspek utama, yaitu
aspek umum dan aspek khusus dengan mempertimbangkan nilai edukatif,
keamanan penggunaan, dan bahan/ material.
a. Aspek umum yang harus ada dalam setiap peralatan IPS adalah
sebagai berikut.
1). Setiap alat yang dibeli merupakan alat baru
2). Tanpa kerusakan atau cacat
3). Peralatan harus aman terhadap pemakai dan peralatan itu sendiri
4). Setiap alat terdapat identitas permanen (lambang/merk) dari
pabrikan/produsen/ penerbit.
b. Aspek khusus berupa spesifikasi masing-masing komponen peralatan
Peralatan IPS yang sesuai dengan Permendiknas No 22 dan 23
Tahun 2006 tentang Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan
(SKL), dengan mempertimbangkan: ukuran, bahan, fungsi, mudah
digunakan/ dirakit, kelengkapan alat, mudah perawatan, kebenaran
isi, dan memiliki kompatibilitas (kesesuaian dan dapat dirakit dengan
alat lain). Daftar nama, jenis alat minimal, spesifikasi minimal dan
jumlah minimal peralatan IPS SMP yang diadakan selengkapnya
dapat dilihat dalam butir II.C.

II. SPESIFIKASI TEKNIS


Penggunaan DAK Bidang Pendidikan untuk SMP mengacu pada spesifikasi
teknis sebagai berikut :
A. Alat Laboratorium IPA
Alat-alat laboratorium IPA-Fisika disusun dalam 4 boks Kit, yakni Kit Mekanika,
Kit Hidrostatika & Panas, Kit Optika dan Kit Listrik & Magnet serta peralatan
pendukung. Di dalam Kit berisi banyak komponen yang cocok satu sama lain
atau dapat digunakan bersama untuk bermacam-macam percobaan.
Komponen-komponen pada setiap kit ditempatkan pada suatu dudukan yang
terbuat dari vacum plastik warna putih/abu-abu muda, tebal minimal 1.6 mm
dan ditempatkan dalam kotak boks kit yang kokoh yang warnanya sesuai jenis
kit-nya. Jumlah dan bentuk dudukan sesuai dengan komponen-komponen
yang menempati. Boks kit mudah dibersihkan, dilengkapi pengunci yang
kokoh.
Alat laboratorium IPA-Biologi terdiri dari, mikroskop siswa dan
kelengkapannya, alat umum, bahan, model, dan carta.
Seluruh komponen harus diberi identitas permanen nama/logo produsen
kecuali yang sangat sulit. Dilengkapi dengan garansi dan jaminan purna jual
dari produsen, alamat, no telp, alamat e-mail harus tertera dalam surat garansi
dan surat jaminan.
Peralatan IPA harus dijamin dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran.
Penyedia barang/produsen harus mentransfer pengetahuan tentang
penggunaan, perawatan dan perbaikan sederhana serta beberapa contoh
penggunaan dalam pembelajaran kepada minimal 2 orang guru IPA yaitu 1
orang yang berlatar belakang pendidikan fisika dan 1 orang yang berlatar
belakang pendidikan biologi selama minimal 2 x 8 jam atau waktu yang setara.

7
1. FISIKA

Jumlah
No. Nama Alat dan Spesifikasi minimal satuan
Min.
Alat-alat laboratorium IPA-Fisika disusun dalam 4 boks Kit, yakni Kit
Mekanika, Kit Hidrostatika & Panas, Kit Optika dan Kit Listrik &
Magnet dan peralatan umum. Di dalam Kit berisi banyak komponen
yang cocok satu sama lain atau dapat digunakan bersama untuk
bermacam-macam percobaan. Komponen-komponen pada setiap
kit ditempatkan pada suatu dudukan yang terbuat dari vacum plastik
warna putih/abu-abu muda, tebal minimal 1.6 mm dan ditempatkan
dalam kotak boks kit yang kokoh yang warnanya sesuai jenis kit-
nya. Jumlah dan bentuk dudukan sesuai dengan komponen-
komponen yang menempati. Boks kit mudah dibersihkan, dilengkapi
pengunci yang kokoh. Seluruh komponen harus diberi identitas
permanen nama/logo produsen kecuali yang sangat sulit.

KIT MEKANIKA
Ukuran sistem lubang-poros 4 mm, lubang 4 mm (+ 0,1), steaker
3,9 (-0,1). Untuk ukuran lubang poros 10 mm, lubang 10 mm
(+0,15), poros 10 mm (-0,1). Seluruh komponen peralatan harus
halus/tanpa ada permukaan tajam sehingga tak mudah melukai
pemakai.
1. Dasar Statif, Pak isi 2 2 pak
Bahan: Plastik ABS
Ukuran: Sekitar 185 x 36 x 35 mm, ukuran lubang poros 10 mm
Dengan 3 buah mur kuningan yang ditanam dan 3 baut pengencang
dari stainless steel yang tidak dapat dilepas dengan bagian
ujungnya halus rata. Bagian bawah dilengkapi karet penahan
kestabilan. Ketiga lubang kompatibel dengan batang statif dan
khusus pada lubang untuk posisi batang vertikal terdapat 3 titik
kontak. Posisi lubang horizontal harus sama tinggi dengan lubang
kaki statif. Terdapat 3 lubang sistem 4 mm pada permukaan dasar
statif.
2. Kaki Statif, Pak isi 2 2 pak
Bahan: Plastik ABS
Ukuran: Sekitar 50 x 30 x 36 mm, bagian landasan dilengkapi karet
penahan kestabilan. Lubang kompatibel dengan batang statif dan
posisi lubang sama tinggi dengan lubang dasar statif.
3. Balok Pendukung, Pak isi 2 2 pak
Bahan: Plastik ABS
Ukuran: Sekitar 45 x 36 x 27 mm
Lubang khusus dengan 3 titik kontak dan terdapat tempat untuk
disisipi engsel dari Bidang miring dan dilengkapi lubang 4 mm.
Dengan 1 buahmur kuningan yang ditanam dan 1 buah baut

8
Jumlah
No. Nama Alat dan Spesifikasi minimal satuan
Min.
pengencang dari Stainless Steel tidak lepas
4. Batang Statif Pendek, Pak isi 2 2 pak
Bahan: Stainless Steel (tidak tertarik magnet)
Ukuran: Panjang 250 mm ± 2 mm, dia. batang 10 mm. Kedua ujung
batang diberi champers: 1 x 45°/Radius 1 mm
5. Batang Statif Panjang, Pak isi 2 2 pak
Bahan: Stainless Steel (tidak tertarik magnet)
Ukuran: Panjang 500 mm ± 2 mm, dia. batang 10 mm. Kedua ujung
batang diberi champers: 1 x 45°/Radius 1 mm

6. Penyambung Batang statif 2 buah


Bahan: Plastik ABS, panjang sekitar 100 mm, dengan 4 mur/baut
dari kuningan yang ditanam dan 4 baut/mur pengencang bentuk
kupu-kupu. Baut/mur pengencang tidak dapat dilepas. Digunakan
sebagai penyambung batang statif diameter 10 mm dengan cara
menjepitnya
7. Penggaris Logam 2 buah
Bahan: Baja pegas tahan karat (steinless steel), bersifat elastis.
Ukuran: panjang 50 cm dengan ukuran skala cm dan mm dalam
bentuk gravier/skala tidak mudah hilang, lebar sekitar 25 mm, tebal
min 1 mm.
8. Neraca Pegas 1.5 N 2 buah
Pembagian skala 0,05 N, toleransi pembacaan ± 0,05 N sablon
permanen. Pegas terbuat dari baja pegas dan penggantung terbuat
dari stainless steel, tabung terbuat dari polycarbonate bening. Pada
saat diam tanpa beban penunjuk pada posisi 0, setelah dibebani
harus kembali ke posisi 0.
9. Penunjuk Pasang, sepasang 2 pasang
Bahan: Plastik ABS
Ukuran: sekitar 62.5 x 20 x 19 mm, tebal sekitar 2 mm kompatibel
dengan batang statif diameter 10 mm
Tak rusak/pecah saat batang statif dimasukkan/dipasang dari
samping, tidak terlalu sulit untuk digeser-geser di sepanjang batang
statif.
10. Tali pada Roda 2 rol
Bahan: Tali Nylon, digulung pada roda plastik
Dia. Tali 1 mm, digulung pada roda plastik, panjang tali min. 10
meter

9
Jumlah
No. Nama Alat dan Spesifikasi minimal satuan
Min.
11. Beban Pemberat 50 gr ± 0,5 gr, Pak isi 6 2 pak
Bahan: Zinc Alloy die casting, terdapat tulisan 50 g permanen.
Masing-masing beban dapat dirangkai satu dengan lainnya, dapat
juga dirangkai dengan batang pengait, tuas dan steaker perangkai.
Dilengkapi lubang untuk gantungan neraca pegas atau tali.
Sepanjang poros terdapat lubang dengan dia. 4 mm.
12. Beban Pemberat 25 gr ± 0,2 gr, Pak isi 6 2 pak
Bahan: Plastik Polyacetal injection metal insert/Alumunium Alloy,
terdapat tulisan 25 gr permanen (injection). Masing-masing beban
dapat dirangkai satu dengan lainnya, dapat juga dirangkai dengan
batang pengait, tuas dan steaker perangkai. Dilengkapi lubang
untuk gantungan neraca pegas atau tali. Sepanjang poros terdapat
lubang dengan dia. 4 mm.
13. Neraca Pegas 3.0 N, Pak isi 2 2 pak
Pembagian skala 0.1 N, toleransi pembacaan ± 0,1 N sablon
permanen. Pegas terbuat dari baja pegas dan penggantung terbuat
dari stainless steel, tabung terbuat dari polycarbonate bening. Pada
saat diam tanpa beban penunjuk pada posisi 0, setelah dibebani
harus kembali ke posisi 0.
14. Jangka Sorong 2 buah
Bahan: Stainless Steel
Ukuran: Panjang 150 mm; ketelitian 0.05 mm
Untuk pengukuran diameter dalam, diameter luar dan kedalaman.
Saat kedua rahang berhimpit, kedua skla “0” menunjukan segaris
dan tanpa celah
15. Balok Aluminium 2 buah
Bahan: Aluminium pejal
Ukuran: 18 x 18 x 57 mm (±0,2), lengkap dengan kawat baja
penggantung.
16. Jepit Penahan, pak isi 3 2 pak
Bahan: Plastik Polypropylene
Berfungsi untuk penahan/penggantung misalnya neraca pegas.
kompatibel dengan balok pendukung, dasar statif dan lain-lain.
Lengkap dengan steker 4 mm, yang diberi spring hull terbuat dari
baja pegas divernikel. Tak rusak bila objek dimasukkan lewat
samping
17. Roda Katrol diameter 50 mm, pak isi 2 2 pak
Bahan: Plastik ABS, diameter luar sekitar 58 mm, tebal bagian tepi
18 mm, diameter celah "V" 50mm (±0,2). Poros berpuli diameter 18
dengan celah "U" lengkap lubang melintang 4 mm yang kompatibel
dengan batang perangkai; ujung poros berlubang sistem 4 mm,
kedalaman 18 mm (0,+1). Sisi lain dilengkapi steker berpegas dia 4

10
Jumlah
No. Nama Alat dan Spesifikasi minimal satuan
Min.
mm Pada tepi bidang katrol terdapat 2 pasang lubang sistem 4 mm
dengan jarak antar lubang berseberangan 50 mm (± 0,2), untuk
memasang steker pemutar roda dan lain-lain. Panjang lubang 18
mm (sesuai dengan tebal katrol). Katrol dapat diputar bebas dengan
gesekan rendah pada porosnya tanpa goyang. Poros kuningan dan
pegas baja divernikel.
18. Roda Katrol diameter 100 mm, pak isi 2 2 pak
Bahan: Plastik ABS, diameter luar sekitar 108 mm, tebal bagian tepi
18 mm, diameter celah "V" 100 mm (±0,2). Poros berpuli diameter
18 mm dengan celah "U" lengkap lubang melintang 4 mm yang
kompatibel dengan batang perangkai; ujung poros berlubang
sistem4 mm, kedalaman 18 mm (0,+1). Sisi lain dilengkapi steker
berpegas dia 4 mm. Pada tepi bidang katrol terdapat 3 pasang
lubang sistem 4 mm dengan jarak antar lubang berseberangan 100
(± 0,2) mm dan 1 pasang lubang dengan jarak antar lubang 50 (±
0,2) mm segaris dengan salah satu pasang lubang tepi (untuk
memasang steker pemutar roda dan lain-lain). Panjang lubang 18
mm (sesuai dengan tebal katrol). Katrol dapat diputar bebas dengan
gesekan rendah pada porosnya tanpa goyang. Poros kuningan dan
pegas baja divernikel
19. Steker Poros 2 buah
Berfungsi sebagai poros untuk tuas, poros/batang pemutar dan lain-
lain.
Bahan: kuningan divernikel
Ukuran: poros dia. 4 mm, panjang 38 mm (± 0,5)
Steker 4 mm, dilengkapi spring hull divernikel
20. Batang Pengait, pak isi 2 2 pak
Berfungsi sebagai pengait beban saat dirakit dengan katrol dan lain-
lain
Bahan: kuningan divernikel, dia. 4 mm
Ukuran: sekitar 60 x 26 x dia 4 mm.
Steker 4 mm, dilengkapi spring hull divernikel
21. Tuas 2 buah
Bahan: Plastik ABS,lurus dan kaku
Ukuran: sekitar 375 x 20 x 5 mm (p x l x t), tebal bagian lubang
poros 13 mm.
Dilengkapi pengatur keseimbangan dan penunjuk, terdiri dari 24
lubang + 1 lubang tengah dengan jarak antarlubang 15 mm. Dapat
digunakan untuk menggantungkan Beban Pemberat 50 gr ataupun

11
Jumlah
No. Nama Alat dan Spesifikasi minimal satuan
Min.
25 gr, tanpa alat bantu. Terdapat angka 1-12 (terinjeksi langsung)
pada kedua sisi dan berada di bawah setiap lubang.

22. Steker Perangkai, pak isi 2 2 pak


Berfungsi sebagai perangkai 2 katrol pada posisi horizontal, beban
dengan kereta
Bahan: Kuningan divernikel, dia. 5 mm (± 0,2)
Ukuran: Panjang 42 mm (± 0,4)
Steker 4 mm pada kedua ujungnya lengkap dengan spring hull
divernikel
23. Batang Perangkai, pak isi 2 2 pak
Berfungsi sebagai perangkai 2 katrol pada posisi vertikal; dilengkapi
dengan 2 pasak pada kedua ujung sehingga 2 katrol yang dirangkai
pada posisi sejajar.
Bahan: Kuningan divernikel, dia. 5 mm (± 0,2)
Ukuran: Panjang 115 mm (± 0,4); pasak panjang 7,5 mm, diameter
2 mm. Steker 4 mm pada kedua ujungnya lengkap dengan spring
hull divernikel
24. Bidang Miring 2 buah
Bahan: Aluminium dengan engsel dari plat baja yang diberi lubang
dia. 4.5 mm
Ukuran: Panjang 50 cm, lebar 45 mm, tebal 2 mm tebal dinding
tengah 7,5 mm; tinggi 7 mm. Engsel dapat disisipkan secara mudah
pada Balok pendukung. Dilengkapi skala pada kedua sisi dan angka
0 terdapat pada kedua ujung berlawanan; terdapat alur memanjang
ditengah-tengah untuk melurus gerak 2 katrol diameter 50 mm.
25. Pegas Spiral, 0.1N / cm 2 buah
Bahan: Baja pegas tahan karat
Panjang lingkaran pegas (tanpa beban) minimal 60 mm. Setiap
penambahan beban 50 gram, pegas bertambah panjang 50 mm
linier sampai beban 300 gram. Pada ujung atas (pangkal) dibuat
lingkaran dengan diameter sekitar 5 mm untuk menggantungkan
pegas dan bagian bawah dibuat bentuk pengait untuk
mengantungkan beban.

26. Balok Gesekan 2 buah


Bahan baja, ukuran: sekitar 39 x 24 x 24 mm.
Permukaan sisi panjang dilapisi oleh empat jenis bahan, yaitu: kayu,
karet, plastik dan kaca dengan tebal sekitar 3 mm. Pemasangan
harus rapi dan ukuran permukaan keempat bahan harus sama,
dengan toleransi (±0,5 mm)
Dilengkapi dengan pengait pada salah satu sisi, sedangkan sisi
yang lain diberi lubang dengan dia. 4 mm kedalaman 18 mm (0,+1).
Pada satu permukaan hanya satu bahan yang bergesekan, tepi

12
Jumlah
No. Nama Alat dan Spesifikasi minimal satuan
Min.
0
yang memanjang dichampers 3 mm x 45 dan permukaan baja
yang tidak tertutup lapisan divernis bening.
27. Kubus Materi 2 set
Terdiri dari 6 macam kubus pejal yang berbeda bahannya, yaitu:
Kayu, Kuningan, Besi, Tembaga, plastik dan Aluminium. Permukaan
materi mulus dan khusus kubus besi di vernis bening. Ukuran
kubus: 20 x 20 x 20 mm (± 0,2), dikemas dalam kotak plastik
dengan penutup. Sisi-sisi kubus harus siku-siku dan rata.
28. Stopwatch/Jam Henti Analog satu tombol 2 buah
Bahan: Stainless steel. Skala dan jarum ganda: dari skala 0 (nol)
sampai 60 x 0.2 detik dan 0-30 x 1 menit. Satu tombol berfungsi
untuk start, stop dan reset (kembali ke "0"). Terdapat penghenti
putaran lebih.

29. Kereta Dinamika 2 buah


Kereta dari plastik/Aluminium dicat, tebal dinding min 1,7 mm
dilengkapi 4 roda plastik ABS, berpenjepit. Di bagian atas, belakang
dan depan terdapat lubang sistem 4 mm. Roda dapat berputar
lancar bersama porosnya dengan menggunakan sistem poros arloji,
kompatibel dengan rel presisi. Posisi bibir roda tak boleh menonjol
keluar dari badan kereta. Ukuran kereta sekitar 94 x 47 x 36 mm.

30. Kereta Dinamika dengan Motor 2 buah


Kereta dari plastik/Aluminium dicat, tebal diding min 1,7 mm,
dilengkapi 4 roda plastik ABS,
Roda menggunakan poros model sistem poros arloji, kompatibel
dengan rel presisi. Posisi bibir roda tak boleh menonjol keluar dari
badan kereta.
Ukuran kereta sekitar 94 x 47 x 56 mm. Dilengkapi 2 lubang sistem
4 mm (depan dan atas), penjepit, 2 buah baterai AA size (1,5 V),
motor listrik DC dengan sistem transmisi roda gigi dan saklar
pengatur laju kereta. Laju kereta 2 jenis: sekitar 10 dan 20 cm/s; ada
tanda +/- untuk dudukan baterai. Baterai mudah dipasang/diganti.

31. Balok Bertingkat 2 buah


Bahan: Plastik ABS,
Ukuran: ± 64 x 39 x 45 mm
Memiliki tiga tingkat posisi (tinggi tangga): 25 mm; 35 mm; dan 45
mm.
Celah/lekukan di tiap tingkat kompatibel dengan alas kaki rel presisi

32. Pengetik Waktu + Pita Kertas 2 buah


Perangkat pengetik waktu terpasang permanen pada kotak terbuat
dari plastik ABS yang dapat ditancapkan pada tumpakanberpenjepit

13
Jumlah
No. Nama Alat dan Spesifikasi minimal satuan
Min.
untuk dipasang pada rel presisi. Dilengkapi 3 atau 4 plug listrik
sistem 4 mm lengkap dengan tanda 6V dan AC-DC. Terpasang
rangkaian elektronik pengubah arus DC menjadi AC frekwensi 50
Hz. Vibrasi ketikan dibangkitkan oleh adanya interaksi magnet tetap
(kecil, kuat magnetnya) dengan kumparan berarus listrik AC. Pada
alat sudah terpasang kertas karbon berbentuk lingkaran beserta
paku payung. Alat bekerja pada tegangan: 6V AC/DC,
menghasilkan 50 titik/detik pada pita kertas (sama dengan frekuensi
listrik AC PLN). Dilengkapi gulungan pita kertas lebar 9 - 9.5 mm.
Pita dapat dimasukkan dengan mudah ke celah dari pengetik waktu,
selanjutnya dapat bergerak lancar. Panjang pita seluruhnya
minimal150 m
33. Buku Panduan Penggunaan Alat 2 buah
Dalam Bahasa Indonesia, dicetak dan dijilid rapi. Terdiri dari minimal
26 (dua puluh enam) eksperimen/percobaan berbasis KTSP dan
menggunakan seluruh alat yang tersedia atau ditambah dari luar kit,
terdapat pengenalan alat, cara merakit, serta ada langkah-langkah
percobaan. secara rinci dan mudah difahami. Kertas ukuran A4,
gramatur min 70 gr/m2. Sampul artpaper 120 mg, warna biru.
Terdapat nama, alamat, nomer telepon, alamat e-mail pada sampul
belakang.
34. Tray (Dudukan) alat: 2 buah
Bahan vacuum plastic tebal minimal 1,6 mm, kokoh, memiliki
lekukan-lekukan (celah-celah) yang jumlah dan bentuknya sesuai
dengan jumlah dan bentuk item yang ditempatkan. Ukuran sesuai
dengan ukuran bagian dalam boks kit, ada merk (simbol produsen).
Kedua tingkat tray mudah dikeluarkan dan dimasukkan ke boks kit.
Pinggiran kedua lembar vacuum plastic dari setiap tray disatukan
(dengan system lem atau ultrasonic welder) secara rapih dan kokoh
(tak ada yang lepas).
Boks Kit:
Boks kit merupakan boks injection moulding bahan plastik atau
bahan lain yang lebih kokoh, ukuran 60 x 26 x 16 cm, warna biru.
Bentuk kotak kokoh, penutup boks dilengkapi dengan engsel dan
pengunci yang kuat di dua tempat. Penutup bok pada posisi terbuka
membentuk sudut 120 sampai 130 derajat. Dilengkapi pegangan
(bukan tali) pada kedua sisi samping untuk memudahkan mobilitas.
Nama kit dan nama/logo perusahaan (ukuran proporsional,
nama/logo perusahaan tidak menonjol) disablon permanen pada 4
sisi boks (atas, samping kanan, samping kiri dan depan).
Pada sisi tutup bagian dalam disablon gambar, tata letak dan nama
setiap komponen.

14
Jumlah
No. Nama Alat dan Spesifikasi minimal satuan
Min.
KIT HIDROSTATIKA & PANAS
Ukuran sistem lubang-poros 4 mm, lubang 4 mm (+ 0,1), steaker 3,9
(-0,1). Seluruh komponen peralatan harus halus/tanpa ada
permukaan tajam sehingga tak mudah melukai pemakai.
1. Tabung Berpancuran 2 buah
Bahan: Plastik transparan (SAN/acrylic)
Ukuran: sekitar 163 mm (tinggi), dia. 60 mm. Panjang Pancuran:
sekitar 24 mm dengan sudut kemiringan 15°, Tebal dinding minimal
2 mm. Dapat berdiri tegak dan kokoh, kompatibel dengan silinder
ukur (Bibir pancuran bagian bawah tidak lebih rendah dari posisi
bibir silinder ukur)
2. Gelas Kimia (Beaker) 2 buah
Bahan: Kaca Borosilikat
Volume: 250 ml, memiliki skala minimal sampai 200 mL, dengan
jarak antar skala 50 mL. Dapat berdiri tegak, kaca bening, pada
bagian atasnya terdapat cerat (bibir tuang).
3. Silinder Ukur 2 buah
Bahan: Plastik transparan (SAN/acrylic)
Volume: 100 mL, dilengkapi skala dengan ketelitian 2.0 mL. Saat
diisi air maka permukaan airnya bisa terlihat secara jelas. Pada
bagian atasnya terdapat cerat (bibir tuang) sedangkan pada bagian
badannya terdapat skala ukur dengan ketelitian 2,0 mL dan skala
maksimum 100 mL.
4. Selang Plastik, Pak isi 2 2 pak
Bahan: PVC lunak/lentur, transparan
Ukuran: dia. dalam 7 mm, dia. luar 11 mm, panjang 500 mm
Tidak terjadi kebocoran saat disambungkan pada Gelas tiga arah
maupun Penghubung selang, warna plastiknya transparan dan
elastis (lentur) sehingga tidak mudah terlipat maupun sobek saat
dipasang pada celah/lekukan dari penanda air/pelacak tekanan
5. Corong 2 buah
Bahan: Plastik bening PVC/Acrillic/SAN/PC
Ukuran: dia. Atas 70 mm, dia. Bawah 20 mm
Panjang total: 67 mm
Pada lubang bawahnya dapat dipasangi sumbat karet kecil satu
lubang dan dapat ditopang oleh penjepit pendukung.
6. Penjepit Pendukung 2 buah
Bahan: Plastik Polypropylene,dia. dalam 18 mm, lebar 12 mm, tebal
2 mm

15
Jumlah
No. Nama Alat dan Spesifikasi minimal satuan
Min.

Lengkap dengan steker 4 mm, bahan kuningan divernikel dan pegas


berillium divernikel, kompatibel dengan corong. Tak rusak bila objek
(contoh: corong) dimasukkan lewat samping.
7. Penghubung Selang, Pak isi 2 2 pak
Bahan: Plastik Polypropylene
dia. terkecil 5 mm, dia. terbesar 10 mm
Panjang keseluruhan sekitar 54 mm, kompak dengan selang
plastik/lubang sumbat karet
8. Penanda kedalaman air (Pelacak Tekanan), Pak isi 2 2 pak
Bahan: Plastik ABS
Dilengkapi skala cm timbul permanen
Memungkinkan pendeteksian tekanan dari 4 arah (atas, bawah,
kanan, kiri)
Ukuran: 150 mm x 45 mm x 12 mm (p x l x t) diberi 2
cekungan/lekukan dengan lebar dan dalam masing-masing 10 mm.
Dilengkapi steker 4 mm, bahan kuningan divernekel dan pegas
berillium divernekel, untuk penyambung ke balok pendukung
9. Tabung Plastik dengan Penggantung 2 buah
Bahan: Plastik translusent (Polyethylene), diameter 30 mm, tinggi 50
mm.
Tabung berpenutup rapat (dalam air tidak bocor), dilengkapi lubang
gantungan
10. Tabung Plastik dengan Beban 120gr 2 buah
Bahan: Plastik translusent (Polyethylene), diameter 30 mm, tinggi 50
mm. Tabung berpenutup, berisi beban berupa butiran-butiran timah
hitam/peluru senjata angin/bola baja yang massa seluruhnya
minimal 120 gr.
11. Labu Erlenmeyer, mulut lebar, pak isi 3 2 pak
Bahan: Kaca Borosilikat
Volume: 100 mL
Mulut labu kompatibel dengan sumbat karet besar (29 x 35 x 30)
mm.
12. Pipa lubang kecil, pak isi 3 2 pak
Bahan: Kaca borosilikat
Ukuran: 250 x 7 (-0,5) mm (Panjang x diameter luar)
Diameter lubang dalam sekitar 2 mm, dengan skala Ml

16
Jumlah
No. Nama Alat dan Spesifikasi minimal satuan
Min.
13. Bak Plastik 2 buah
Ukuran: sekitar 250 x 90 x 60 mm. Tebal bahan minimal 2,5 mm,
plastik ABS .
Dengan dudukan dan penghalang agar3 labu erlenmeyer yang
dipasang tidak saling bersentuhan. Terdapat lubang dudukan
termometer 2 buah pada sebelah kiri dan kanan. Bagian bawah
dilengkapi penahan termometer dengan tinggi 10 mm dari dasar
bak. Pada sisi panjang terdapat indikator pembatas tinggi air.
Dilengkapi pegangan pada dua sisi untuk mengangkat dan
bantalan/penumpu.
14. Penunjuk Khusus 2 buah
Terdiri dari badan, penunjuk, poros steaker dan poros penjepit pipa,
digunakan untuk percobaan muai panjang. Perbandingan antara
jarak poros steaker ke poros penjepit pipa dengan jarak poros
steker ke ujung penunjuk adalah 1: 50. Kedua poros harus lancar
perputar tetapi tidak goyang. Poros steaker dapat dirakit pada dasar
statif dan poros penjepit dari baja pegas dapat dirakit dan sesuai
untuk menjepit pipa baja,pipa aluminium atau pipa tembaga.
Bahan:Penunjuk dari stainles steel, badan dari plastik ABS dan
poros dari kuningan divernikel dan penjepit pipa dari baja pegas.
15. Pipa Baja 2 buah
Ukuran: 6 x 8 x 500 mm (dia. dalam x dia. luar x panjang)
Dilengkapi celah/lekukan dia. 7,4 mm (+0,1), lebar 7 mm, pada jarak
20 mm dari ujung. Kompatibel dengan selang plastik silikon, ujung
pipa dichamper.
16. Pipa Aluminium 2 buah
Bahan: Aluminium
Ukuran: 6 x 8 x 500 mm (dia. dalam x dia. luar x panjang)
Dilengkapi celah/lekukan dia. 7,4 mm(+0,1), lebar 7 mm, pada jarak
20 mm dari ujung. Kompatibel dengan selang plastik silikon, ujung
pipa dichamper.
17. Pipa Tembaga 2 buah
Bahan: Tembaga
Ukuran: 6 x 8 x 500 mm (dia. dalam x dia. luar x panjang)
Dilengkapi celah/lekukan dia. 7,4 mm(+0,1), lebar 7 mm, pada jarak
20 mm dari ujung. Kompatibel dengan selang plastik silikon, ujung
pipa dichamper.
18. Selang Silikon 2 buah
Bahan: Silikon translucent
Ukuran: dia. dalam 7 mm ± 0,5. dia. luar min 10 mm. Panjang min
740 mm

17
Jumlah
No. Nama Alat dan Spesifikasi minimal satuan
Min.
19. Pembakar Spiritus 2 buah
Bahan: Stainless Steel
Volume: 80 mL
Lengkap dengan sumbu, pemutar sumbu dan penutup. Sambungan
antara bagian badan dengan kepala pembakar spirtus diberi paking
supaya tidak bocor.
20. Termometer Celsius dengan skala -10 s/d 110 °C, pak isi 2 2 pak
Berisi Alkohol merah, panjang sekitar 300 mm, dgn lubang
penggantung, lengkap dengan wadah/rumah penyimpanan, akurasi
± 2° C.
Alkohol tidak "terputus" bila terjadi perubahan suhu mendadak.
Pada termometer terpasang "stopper" agar tak dapat bergulir bebas
ketika diletakkan pada bidang datar
Skala permanen dan jelas dengan skala 1 derajat
21. Termometer Fahrenheit dengan skala 0 s/d ≥ 230 °F 2 buah
Berisi Alkohol merah, panjang sekitar 300 mm, dengan lubang
penggantung,lengkap dengan wadah/rumah penyimpanannya.
akurasi ± 4° F
Alkohol tidak "terputus" bila terjadi perubahan suhu mendadak.
Pada termometer terpasang "stopper" agar tak dapat bergulir bebas
ketika diletakkan pada bidang datar.
Skala permanen dan jelas dengan skala 1 atau 2 derajat
22. Termometer tanpa skala 2 buah
Berisi Alkohol merah, panjang sekitar 300 mm, dengan lubang
penggantung,lengkap dengan wadah/rumah penyimpanannya.
Alkohol tidak "terputus" bila terjadi perubahan suhu mendadak.
Pada termometer terpasang "stopper" agar tidak bergulir bebas
ketika diletakkan pada bidang datar

23. Tabung Reaksi pak isi 2 2 pak


Bahan kaca borosilikat, dinding medium, bibir dilipat
Ukuran: diameter luar 12 ± 1 mm, panjang 100 ± 3 mm, tebal
dinding 0,35 ± 0,1 mm
Spesifikasi umum Sumbat Karet terbuat dari karet kualitas baik,
tidak makin mengeras atau pecah. Karet dengan kekerasan 45 ± 5
(shore test A)
24. Sumbat Karet kecil, 1 Lubang, Pak isi 2 2 pak
Ukuran: 17 x 22 x 25 mm (dia. bawah x dia. atas x tinggi)
diameter lubang 6 mm

18
Jumlah
No. Nama Alat dan Spesifikasi minimal satuan
Min.
25. Sumbat Karet Besar, 2 Lubang, pak isi 2 2 pak
Ukuran: 29 x 35 x 30 mm (dia. bawah x dia. atas x tinggi).
diameter lubang 6 mm
26. Sumbat Karet Besar, 1 Lubang, pak isi 3 2 pak
Ukuran: 29 x 35 x 30 mm (dia. bawah x dia. atas x tinggi).
diameter lubang 6 mm
27. Sumbat Karet Kecil Tanpa Lubang, pak isi 2 2 pak
Ukuran: 17 x 22 x 25 mm (dia. bawah x dia. atas x tinggi)

28. Gelas Tiga Arah, Pak isi 2 2 pak


Bahan: Kaca borosilikat, diameter tabung utama 20 mm, tebal
dinding 2 ± 0,5 mm. Diameter luar mulut tabung percabangan 10
mm; Panjang seluruhnya: 100 ± 5 mm, percabangan berada sekitar
40 mm dari mulut besar. Diameter pipa keluaran air (bawah &
samping) 8 mm. Saat diberi bola gelas, dapat menahan air, atau
menetes perlahan. Seluruh permukaan bibir halus.
29. Bola dari gelas (kelereng), Pak isi 2 2 pak
Bahan: Gelas, ukuran sesuai untuk Gelas Tiga Arah, dapat menutup
relatif rapat lubang gelas tiga arah(air menetes pelahan).
30. Siring 50 ml 2 buah
Bahan: Plastik (Polyethilene) tranparant dengan piston terbuat dari
karet
Ukuran bejana: sekitar 32 mm x 120 mm (dia. luar x panjang)
Menggunakan skala permanen dan dilengkapi dengan lubang
keluaran di tengah untuk dapat dirakit dengan selang plastik
berdiameter dalam 7 mm
31. Siring 10 ml 2 buah
Bahan: Plastik (Polyethilene) tranparant dengan piston terbuat dari
karet
Ukuran bejana: sekitar 17 mm x 80 mm (dia. luar x panjang)
Menggunakan skala permanen dan dilengkapi dengan lubang
keluaran untuk selang plastik, dapat dirakit dengan selang plastik
berdiameter dalam 7 mm

32. Klem Universal, Pak isi 2 2 pak

Bahan: Aluminium die casting, dengan batang dari stainless steel


(tak tertarik magnet). Dapat

menjepit benda dengan dia. 2 mm-70 mm. Pada ujung dilapis


cork/gabus tebal 2-4 mm. Dilengkapi pegas spiral/plat dan mur baut

19
Jumlah
No. Nama Alat dan Spesifikasi minimal satuan
Min.
sistem kupu-kupu, tidak mudah lepas. Panjang keseluruhan sekitar
220 mm

33. Penjepit Klem / Boss Head, Pak isi 2 2 pak


Bahan: Aluminium die casting. Celah bentuk V untuk 3 kontak titik
pada batang yang berdiameter 2 sampai 13 mm, lengkap dengan 2
buah baut pengencang dari logam divernikel atau steinless steel,
baut tidak mudah lepas dan pada bagian ujung di Champer atau
radius. Panjang tanpa baut sekitar 65 mm
34. Buku Panduan Penggunaan Alat 2 buah
Dalam Bahasa Indonesia, dicetak dan dijilid rapi. Terdiri dari minimal
18 (delapan belas) eksperimen/percobaan berbasis KTSP dan
menggunakan seluruh alat yang tersedia atau ditambah dari luar kit,
terdapat pengenalan alat, cara merakit, serta ada langkah-langkah
percobaan. secara rinci dan mudah difahami. Kertas ukuran A4,
gramatur min 70 gr/m2. Sampul artpaper 120 mg, warna merah.
Terdapat nama, alamat, nomer telepon, alamat e-mail pada sampul
belakang.
35. Tray (Dudukan) alat: 2 buah
Bahan vacuum plastic tebal minimal 1,6 mm, kokoh, memiliki
lekukan-lekukan (celah/lekukan-celah/lekukan) yang jumlah dan
bentuknya sesuai dengan jumlah dan bentuk item yang
ditempatkan. Ukuran sesuai dengan ukuran bagian dalam boks kit,
ada merk (simbol produsen). Kedua tingkat tray mudah dikeluarkan
dan dimasukkan ke boks kit. Pinggiran kedua lembar vacuum plastic
dari setiap tray disatukan (dengan system lem atau ultrasonic
welder) secara rapih dan kokoh (tak ada yang lepas).
Boks Kit:
Boks kit merupakan boks injection moulding bahan plastik atau
bahan lain yang lebih kokohukuran 60 x 26 x 16 cm, warna merah.
Bentuk kotak kokoh, penutup boks dilengkapi dengan engsel dan
pengunci yang kuat di dua tempat. Penutup bok pada posisi terbuka
membentuk sudut 120 sampai 130 derajat. Dilengkapi pegangan
(bukan tali) pada kedua sisi samping untuk memudahkan mobilitas.
Nama kit dan nama/logo perusahaan (ukuran proporsional,
nama/logo perusahaan tidak menonjol) disablon permanen pada 4
sisi boks (atas, samping kanan, samping kiri dan depan). Pada sisi
tutup bagian dalam disablon gambar, tata letak dan nama setiap
komponen.

20
Jumlah
No. Nama Alat dan Spesifikasi minimal satuan
Min.
KIT OPTIKA
1. Meja Optik 2 buah
Meja miring dengan ukuran sekitar 200 x 120 x (100 dan 110) mm
(p x l x t), untuk mengamati lintasan cahaya, kompatibel dengan rel
presisi.
Bahan: Aluminium tebal sekitar 2 mm (±0,1), di-cat putih tak
mengkilap, anti gores.
2. Rel Presisi, Pak isi 3 2 pak
Bahan: Aluminium, powder coating/anodisasi warna hitam
Ukuran: panjang 500 mm; Lengkap dengan skala cm pada kedua
sisi
Dipergunakan untuk percobaan optik dan mekanika (kereta
dinamika); Rel dapat disambung dengan rel lain dan sambungan
harus mulus.
3. Penyambung Rel, Pak isi 2 2 pak
Bahan: Plastik (ABS)
Ukuran: 195 x 70 x 20.5 mm
Digunakan untuk menyambung Rel Presisi
Dilengkapi bantalan karet pada kaki-kakinya
4. Kaki Rel, Pak isi 2 2 pak
Bahan: Plastik (ABS)
Ukuran: 50 x 70 x 20.5 mm
Digunakan sebagai dudukan Rel Presisi
Dilengkapi bantalan karet pada kaki-kakinya
5. Lampu Cadangan, 12 V/18 W, Pak isi 2 2 pak
Model kapsul dengan panjang sesuai untuk rumah lampu.
6. Rumah Lampu Bertangkai 2 buah
Bahan: Plastik (ABS) warna hitam,tempat memasang lampu 12 V,
18 W. Di dalam tempat lampu tidak ada bahan bersifat reflektor
Ukuran Bingkai: 129 x 100 mm, dengan tiang penyangga dia. 8 mm.
Lengkap dengan lampu 12 V; 18 W. Dapat dipasang dengan baik
pada tumpakan berpenjepit; tempat lampu dapat diputar untuk
mendudukan posisi filamen lampu menjadi vertikal.
7. Pemegang Slide Diafragma 2 buah
Bahan: Plastik ABS dengan tiang penyangga dia. 8 mm, warna
hitam tak mengkilap
Ukuran Bingkai: 129 x 100 mm

21
Jumlah
No. Nama Alat dan Spesifikasi minimal satuan
Min.
Digunakan untuk memegang diafragma pada dua sisi. Kompatibel
dengan tumpakan berpenjepit. Jepitan diafragma harus kuat dan
akurat. Dilengkapi sepasang penutup celah
8. Diafragma, 5 celah 2 buah
Bahan: Plastik ABS (kaku dan tahan terhadap panas), warna hitam,
tak mengkilap
Ukuran: 50 x 50 x 1.5 mm (p x l x t), lebar celah 1 mm, celah rapi
dan lurus, kompatibel dengan pemegang slide diafragma
9. Diafragma, 1 celah 2 buah
Bahan: Plastik ABS (kaku dan tahan terhadap panas),warna hitam,
tak mengkilap
Ukuran: 50 x 50 x 1.5 mm (p x l x t), lebar celah 1 mm, celah rapi
dan lurus kompatibel dengan pemegang slide diafragma
10. Diaphragma Anak Panah 2 buah
Bahan: Plastik ABS (kaku dan tahan terhadap panas), warna hitam,
tak mengkilap
Ukuran: 50 x 50 x 1.5 mm (p x l x t), celah rapi dan lurus
Anak panah tinggi 10 mm terletak di tengah.
kompatibel dengan pemegang slide diafragma
11. Layar Translusen 2 buah
Bahan: Plastik translusen, tidak licin (mengkilap) dengan tiang
penyangga dia. 8 mm.
Ukuran sekitar: 110 x 100 mm, tebal 1,5 mm, membentuk bidang
datar
Dapat terpasang/dilepas secara mudah pada Tumpakan Berpenjepit
12. Lensa, + 50 mm 2 buah
Lensa: Optical Glass, jarak fokus lensa + 50 mm. Bahan bingkai dari
plastik ABS warna hitam dengan tiang penyangga dia. 8 mm.
Ukuran bingkai sekitar: 110 x 100 mm, Kompatibel dengan
tumpakan berpenjepit. Lensa terpasang dengan rapih dan kuat.
13. Lensa, + 100 mm 2 buah
Lensa: Optical Glass, jarak fokus lensa + 100 mm. Bahan bingkai
dari plastik ABS warna hitam dengan tiang penyangga dia. 8 mm.
Ukuran bingkai sekitar: 110 x 100 mm, Kompatibel dengan
tumpakan berpenjepit. Lensa terpasang dengan rapih dan kuat.

14. Lensa, + 200 mm 2 buah

Lensa: Optical Glass, jarak fokus lensa + 200 mm. Bahan bingkai
dari plastik ABS warna hitam dengan tiang penyangga dia. 8 mm.

22
Jumlah
No. Nama Alat dan Spesifikasi minimal satuan
Min.
Ukuran bingkai sekitar: 110 x 100 mm, Kompatibel dengan
tumpakan berpenjepit. Lensa terpasang dengan rapih dan kuat.

15. Lensa, -100 mm 2 buah


Lensa: Optical Glass, jarak fokus lensa - 100 mm. Bahan bingkai
dari plastik ABS warna hitamdengan tiang penyangga dia. 8 mm.
Ukuran bingkai sekitar: 110 x 100 mm, Kompatibel dengan
tumpakan berpenjepit. Lensa terpasang dengan rapih dan kuat.
16. Tumpakan Berpenjepit, Pak isi 4 2 pak
Bahan: Plastik polycarbonate
Dilengkapi pengatur sudut untuk mendudukkan posisi lensa pada rel
presisi.
Terdapat tuas yang bila ditekan maka tumpakan berpenjepit dapat
bergerak lancar. Bila tidak ditekan maka tumpakan berpenjepit tak
dapat digerakkan.
Lubang pada tumpakan kompatibel dengan batang penyangga
sistem dia. 8 mm
17. Kaca ½ Lingkaran 2 buah
Bahan: Gelas Optik, semua permukaan bening (dipoles) atau salah
satu bidang datar setengah lingkaran buram (tidak dipoles). Ukuran:
R 30 x 30 (tebal) mm

18. Prisma, Siku-Siku 2 buah


Bahan: Gelas Optik, semua permukaan bening (dipoles) atau salah
satu bidang datar segi tiga siku-siku buram (tidak dipoles). Ukuran:
43,5 x 30 mm, 90° x 45° x 45°
19. Model Lensa Bikonvex 2 buah
Bahan: Gelas Optik, semua permukaan bening (dipoles) atau salah
satu bidang datar buram (tidak dipoles), dapat dikombinasikan
dengan lensa Bikonkaf. Ukuran: 60 x 15 mm, R60
20. Cermin Kombinasi 2 buah
Bahan: Plastik ABS diverkrom
Jarak fokus sekitar 60 mm, jarak setiap sisi sekitar 60 mm tebal
sekitar 15 mm
Berfungsi sebagai Cermin Cekung, Cembung dan Datar
Permukaan cermin mengkilap rata
21. Model Lensa Bikonkaf 2 buah
Bahan: Gelas Optik, semua permukaan bening (dipoles) atau salah
satu bidang datar buram (tidak dipoles). Ukuran: 60 x 19 x 15 mm,
R60. Radius bikonkaf dan radius bikonvex harus sesuai, tidak ada
celah bila digabungkan.

23
Jumlah
No. Nama Alat dan Spesifikasi minimal satuan
Min.
22. Balok Kaca 2 buah
Bahan: Gelas Optik semua permukaan bening (dipoles) atau salah
satu bidang buram (tidak dipoles). Ukuran: 60 x 40 x 20 mm.
23. Pemegang Lilin 2 buah
Bahan: Plastik ABSUkuran: dia 55 mm, tinggi 19 mm
24. Bak Persegi panjang 2 buah
Bak plastik bening ukuran sekitar 60 x 30 x 30 mm (p x l x t) tebal
maksimum 1,2 mm, digunakan untuk menentukan indek bias zat
cair. Bahan PMMA.

25. Bak Bujur Sangkar 2 buah


Bak plastik bening ukuran sekitar 60 x 60 x 30 mm (p x l x t) tebal
maksimum 1,2 mm, digunakan untuk menentukan indek bias zat
cair. Bahan PMMA.
26. Buku Panduan Penggunaan Alat 2 buah
Dalam Bahasa Indonesia, dicetak dan dijilid rapi. Terdiri dari minimal
19 (sembilan belas) eksperimen/percobaan berbasis KTSP dan
menggunakan seluruh alat yang tersedia atau ditambah dari luar kit,
terdapat pengenalan alat, cara merakit, serta ada langkah-langkah
percobaan. secara rinci dan mudah difahami. Kertas ukuran A4,
gramatur min 70 gr/m2. Sampul artpaper 120 mg, warna hijau.
Terdapat nama, alamat, nomer telepon, alamat e-mail pada sampul
belakang.
27. Tray (Dudukan) alat: 2 buah
Bahan vacuum plastic tebal minimal 1,6 mm, kokoh, memiliki
lekukan-lekukan (celah-celah) yang jumlah dan bentuknya sesuai
dengan jumlah dan bentuk item yang ditempatkan. Ukuran sesuai
dengan ukuran bagian dalam boks kit, ada merk (simbol produsen).
Kedua tingkat tray mudah dikeluarkan dan dimasukkan ke boks kit.
Pinggiran kedua lembar vacuum plastic dari setiap tray disatukan
(dengan system lem atau ultrasonic welder) secara rapih dan kokoh
(tak ada yang lepas).
Boks Kit:
Boks kit merupakan boks injection moulding bahan plastik atau
bahan lain yang lebih kokohukuran 60 x 26 x 16 cm, warna hijau.
Bentuk kotak kokoh, penutup boks dilengkapi dengan engsel dan
pengunci yang kuat di dua tempat. Penutup bok pada posisi terbuka
membentuk sudut 120 sampai 130 derajat. Dilengkapi pegangan
(bukan tali) pada kedua sisi samping untuk memudahkan mobilitas.
Nama kit dan nama/logo perusahaan (ukuran proporsional,
nama/logo perusahaan tidak menonjol) disablon permanen pada 4

24
Jumlah
No. Nama Alat dan Spesifikasi minimal satuan
Min.
sisi boks (atas, samping kanan, samping kiri dan depan). Pada sisi
tutup bagian dalam disablon gambar, tata letak dan nama setiap
komponen.
KIT LISTRIK & MAGNET
Ukuran sistem lubang-poros 4 mm, lubang 4 mm (+ 0,1), steaker 3,9
(-0,1). Steaker/poros dia. 3,9 mm (-0,1) dilengkapi Spring hull
terbuat dari berillium divernikel/pegas baja divernikel.
Untuk ukuran jarak sistem 19 mm, toleransi baik lubang maupun
steker ± 0,1 mm. Untuk ukuran jarak sistem 50 mm, toleransi baik
lubang maupun steker ± 0,1 med mer
1. Papan Rangkaian, 120 lubang 2 buah
Bahan: plastik ABS injectiondengan plug sheet 5 lubang yang tak
mudah melukai. Memiliki 2 permukaan, pada setiap permukaan
terdapat lubang untuk memasangkan komponen. Dalam satu
kelompok terdapat 5 buah soket yang secara kelistrikan saling
terhubung. Digunakan bersama komponen untuk berbagai
rangkaian; mulai rangkaian listrik sederhana sampai percobaan
lanjutan. Plugsheet terbuat dari tembaga yang divernikel dia. lubang
plugsheet 4 mm. Antar plugsheet, jarak antar lubang terdekat sistem
19 mm, jarak antar lubang tengah sistem 50 mm. Pada permukaan
papan, hubungan ke lima lubang disablon berupa garis hitam tebal 2
mm. Dilengkapi dengan plug pelindung (penumpu) sebanyak 4 titik
pada setiap permukaan agar seluruh permukaan tidak bersentuhan
langsung dengan meja. Tidak timbul bunyi saat papan digoyangkan.
Papan bagian atas dan bawah dapat mudah dibuka dan dipasang
kembali. Ukuran sekitar 300 x 200 x 25 mm.
2. Jembatan penghubung, pak isi 10 2 pak
Bahan: kuningan yang divernekel, diselubungi plastik ABS
(injection) dilengkapi steker sistem 4 mm dengan spring hull. Jarak
steker sistim 19 mm, Kompatibel dengan papan rangkaian,
Ukuran plastik: sekitar 26 x 7.5 x 35 mm
3. Jepit Buaya, sepasang 2 pasang
Seluruh permukaan diselubungi isolator plastik ABS. Dibagian
belakang berbentuk pipa dengan lubang sistem 4 mmyang
memungkinkan disambung ke kabel penghubung dia. 4 mm.
Penjepitan harus sempurna (kontak baik), bagian pegasnya bekerja
secara sempurna dengan bibir depan rata. Terdiri dari warna merah
dan hitam.
Ukuran sekitar 10 mm x 53 mm (dia x panjang)
4. Saklar Tukar, pak isi 2 2 pak
Saklar Sistem satu induk dua anak (Single Pole Double Throw)
Saklar terpasang pada kotak plastik (antara bagian bawah dan

25
Jumlah
No. Nama Alat dan Spesifikasi minimal satuan
Min.
samping yang bening, bahan PC), ukuran sekitar 64 x 64 x 28 mm,
dengan 4 steker sistem dia. 4 mm dan jarak 50 mm.
Simbol garis penghubung arus listrik disablon pada tutup atas. Pada
bagian steker dan kotak penutup mudah dibongkar pasang untuk
penggantian bila terjadi kerusakan.
5. Inti Besi Bentuk I 2 buah
Bahan: Plat besilaminasi/plat khusus untuk inti transformator/kern.
Ukuran: panjang 69 mm, ukuran penampang 19 x 19 mm
Inti Besi I dilengkapi plat baja pegas pada sisinya untuk penahan
bila sedang dirangkai dengan kumparan. Dapat dipasang dengan
inti Besi U sehingga membentuk inti tertutup yang diikat dengan
baut pengencang.
Seluruh permukaan dicat (powder coatting) kecuali yang
bersinggungan dengan Inti besi U, harus rata digerinda (surface
grinding).
6. Inti Besi Bentuk U 2 buah
Bahan: Plat besi laminasi/plat khusus untuk inti transformator/kern.
Ukuran: 69 x 64 x 19 mm, ukuran penampang 19 x 19 mm
Inti besi bentuk U dilengkapi 2 plat baja pegas yang dipasang pada
sisi batang yang sama untuk penahan bila sedang dirangkai dengan
kumparan. Dilengkapi baut pengunci antara inti besi U dan I.
Seluruh permukaan dicat (powder coatting), kecuali permukaan
yang bersingungan dengan inti besi I, harus rata digerinda (Surface
grinding). Bersama inti besi I dan 2 kumparan membentuk
transformator dengan efisiensi min. 90 %.
7. Kumparan, 250 Lilitan 2 buah
Kawat tembaga dia. 0,8 mm dililit rapih pada gulunganplastik ABS
atau Polykarbonat ] dengan terminal steker kuningan divernikel
lengkap dengan spring hull sistem 4 mm dengan jarak sistem 50
mm.
Dapat dipasang pada papan rangkaian dan dirangkai dengan Inti
besi U-I membentuk trafo dengan perbandingan tegangan sama
dengan perbandingan lilitan kumparan. Terdapat simbol arah lilitan
dan tulisan "250 lilitan" permanen.
8. Kumparan, 500 Lilitan 2 buah
Kawat tembaga dia. 0,5 mm dililit rapih pada gulunganplastik ABS
atau Polykarbonat dengan terminal steker kuningan divernikel
lengkap dengan spring hull sistem4 mm dengan jarak sistem 50
mm.

26
Jumlah
No. Nama Alat dan Spesifikasi minimal satuan
Min.
Dapat dipasang pada papan rangkaian dan dirangkai dengan Inti
besi U-I membentuk trafo dengan perbandingan tegangan sama
dengan perbandingan lilitan kumparan. Terdapat simbol arah lilitan
dan tulisan "500 lilitan" permanen.

9. Kumparan, 1000 Lilitan 2 buah


Kawat tembaga dia. 0,5 mm dililit rapih pada gulunganplastik ABS
atau Polykarbonat dengan terminal steker kuningan divernikel
lengkap dengan spring hull sistem4 mm dengan jarak sistem 50
mm.
Dapat dipasang pada papan rangkaian dan dirangkai dengan Inti
besi U-I membentuk trafo dengan perbandingan tegangan sama
dengan perbandingan lilitan kumparan. Terdapat simbol arah lilitan
dan tulisan "1000 lilitan" permanen.
10. Steker Jepit, Pak isi 4 2 pak
Bahan dari kuningan divernikel, bagiansteker 4 mm memakai spring
hull dan isolator plastik tahan panas (bahan plastik termosetting).
Dilengkapi dengan 2 lubang sistem dia. 4 mmpada bagian atas dan
samping.
Ukuran keseluruhan sekitar diameter 15, panjang 60 mm.
11. Steker Pegas, Pak isi 2 2 pak
Bahan: baja pegas tahan karat ukuran 50 x 22 x 10 mm dan Steker
4 mm memakai spring hull. Dipergunakan untuk memegang batang
dengan diameter 8 -15 mm.
12. Magnet Batang, sepasang 2 pasang
Bahan: Alniko, masing-masing dicat hitam-merah (ujung tanpa cat),
dilengkapi sepatu (tutup) kemagnetan. Ukuran: 19 x 70 x 6 mm
Ada lubang di tengah.
13. Model Kompas 2 buah
Bahan rumah: Plastik transparan (SAN), Jarum Magnet dari
magnetik steel
Ukuran rumah kompas: dia. 95 mm, tinggi 20 mm. Panjang jarum
52,5 mm.
Dilengkapi penutup dan petunjuk simpangan jarum kompas. Tutup
dapat dibuka dan pada saat tertutup jarum magnet tidak lepas dari
dudukan bilarumah kompas dibalik.
14. Wadah Sel (Bak Elektrolisis) 2 buah
Bahan: Plastik transparan Polycarbonate. Terdapat beberapa alur
pada kedua sisi bagian dalam untuk menempatkan elektroda yang
berukuran 76 x 40 x 0,5 s.d. 2 mm. Ukuran wadah: 83 x 64 x 36 mm
(p x l x t), transparan.

27
Jumlah
No. Nama Alat dan Spesifikasi minimal satuan
Min.
15. Elektroda Tembaga 2 buah
Bahan: Lempeng Tembaga (Cuprum), pada salah satu sisi di-
stemping/grafir kode bahan "Cu".
Ukuran: 76 x 40 x 1 mm; dapat dipasang tepat pada Bak elekrolisis
16. Elektroda Seng 2 buah
Bahan: Lempeng Seng Murni (Zincum), pada salah satu sisi di-
stemping/grafir kode bahan "Zn"
Ukuran: 76 x 40 x 0,5 mm; dapat dipasang tepat pada Bak
elekrolisis
17. Elektroda Besi 2 buah
Bahan: Lempeng Besi (Ferum), pada salah satu sisi di
stemping/grafir kode bahan "Fe".
Ukuran: 76 x 40 x 1 mm; dapat dipasang tepat pada Bak elekrolisis
18. Elektroda Timbal 2 buah
Bahan: Lempeng Timbal (Plumbum), pada salah satu sisi
distemping/grafir kode bahan "Pb".
Ukuran: 76 x 40 x 2 mm; dapat dipasang tepat pada Bak elekrolisis
Spesifikasi no 19 s.d. 24 yang terdiri dari tiga resistor, lampu LED,
Saklar Satu kutub dan Pemegang Lampu E 10 masing-masing
terpasang pada kotak plastik (badan berwarna bening bahan PC)
ukuran sekitar 34 x 34 x16 mm dengan steker kuningan dia. 4 mm
divernikel dan jarak sistem 19 mm lengkap dengan spring hull.
Simbol permanen pada tutup (tak mudah lepas). Antara bagian
bawah (bersteker) dan kotak penutup mudah dibongkar-pasang
untuk penggantian komponen bila terjadi kerusakan.
19. Resistor 47 , 2 W, 5% pak isi 2 ; 2 pak

20. Resistor 56, 2 W, 5% pak isi 2; 2 pak

21. Resistor 100 , 2W, 5% pakisi 2; 2 pak

22. Lampu LED 2 buah


23. Saklar Satu Kutub 2 buah
Saklar sistem nyala-padam (Single Pole Single Throw)

24. Pemegang Lampu E 10, Pak isi 2 2 pak


Berfungsi sebagai pemegang lampu E 10.
25. Bola Lampu, 6.2V 0.3A, E 10,Pak isi 4 2 pak
26. Kawat Konstantan 2 rol
Panjang: 25 m; dia. kawat: 0,3 - 0,4 mm, digulung rapi pada rol
plastic

28
Jumlah
No. Nama Alat dan Spesifikasi minimal satuan
Min.
27. Kawat Nikrom 2 rol
Panjang: 25 m; dia. kawat: 0,3 - 0,4 mm, digulung rapi pada rol
plastic
28. Kawat Sekering 2 rol
Dipergunakan untuk percobaan hubung singkat. Bahan kawat
dominan besi, putus dengan arus maksimal 2,5 A/DC; tegangan 6
V, digulung rapih pada rol plastik. Panjang kawat 25 m.
29. Kawat Tembaga 2 rol
Panjang: 15 m ; dia. kawat: dia 0,6 - 0,8 mm, digulung rapih pada rol
plastic

30. Serbuk Besi 2 botol


Serbuk besi halus kering, dalam botol penabur. Berat serbuk
minimal 100 gram. Dipergunakan untuk mengamati pola medan
magnit.
31. Pemegang Baterai, Pak isi 4 2 pak
Bahan: plastik transparan polycarbonate, dengan steker sistem
diameter 4 mm dengan spring hull divernikel, jarak steker sistem 50
mm. Ukuran 70 x 38 x 45 mm untuk batere ukuran D;
dapatdipasang pada papan rangkaian. Pada bagian bawah
pemegang batere ada simbol kutub baterai secarapermanen.
32. Kabel Penghubung, Merah, Pak isi 2 2 pak
Kabel penghubung berinti serabut kawat tembagahalus terisolasi
plastik merah lentur. Panjang 50 cm, arus maks 8A. Berisi sekitar 56
kawat tembaga lengkap dengan steker sistem dia.4 mm dengan
spring hull divernikel
Steker tertancap kokoh pada rumah plastik warna merah yang
bagian atasnya terdapat terminal dia. 4 mm untuk menumpuk steker
(menambah sambungan). Steker dapat dilepas dari rumahnya tapi
tidak mudah lepas.
33. Kabel Penghubung, Hitam, Pak isi 2 2 pak
Kabel penghubung berinti serabut kawat tembagahalus terisolasi
plastik hitam lentur. Panjang 50 cm, arus maks 8A. Berisi sekitar 56
kawat tembaga lengkap dengan steker sistem dia.4 mm dengan
spring hull divernikel
Steker tertancap kokoh pada rumah plastik warna hitam yang
bagian atasnya terdapat terminal dia. 4 mm untuk menumpuk steker
(menambah sambungan). Steker dapat dilepas dari rumahnya tapi
tidak mudah lepas.

29
Jumlah
No. Nama Alat dan Spesifikasi minimal satuan
Min.
34. Batang PVC, Pak isi 2 2 pak
Bahan: PVC, warna abu-abu
Ukuran: 250 mm x 10 mm (panjang x dia)
Dipergunakan minimal untuk percobaan listrik statis,
konduktor/nonkonduktor
35. Batang Flexiglass, Pak isi 2 2 pak
Bahan: Flexiglas, bening ; Ukuran: 250 mm x 10 mm (panjang x dia)
Dipergunakan minimal untuk percobaan listrik statis, konduktor /non
konduktor.
36. Kain Wol dan kain Sutra 2 set
Ukuran masing-masing sekitar 200 x 200 mm, warna polos

37. Magnet Pemetaan, Pak isi 10 2 pak


Magnet jarum panjang sekitar 15 mm terpasang permanen dalam
rumah plastik bening berdiameter sekitar 20 mm dilengkapi skala
dan arah mata angin.
38. Model Motor listrik/generator DC 2 buah
Ukuran kerangka sekitar 80 mm x 80 mm x 70 mm. Semua
komponen utama dapat terlihat langsung. Kumparan dapat berputar
bebas.
Bagian stator berkerangka plastik, dilengkapi 4 steker sistim 4 mm
jarak 50 mm, kompatibel dengan papan rangkaian. Pada poros ada
roda pully dia. 10 mm dari bahan plastik/logam. Dilengkapi tali pully
yang kompatibel dengan roda katrol dia. 100 mm. Sebagai motor
mampu berputar pada tegangan 3 s.d 6 Volt. Sebagai generator
minimal mampu menyalakan lampu LED. Dilengkapi tulisan
(indikator) tentang tegangan kerja (3 - 6 V), tanda kedua kutub
listrik, dan tempat magnet
39. Buku Panduan Penggunaan Alat 2 buah
Dalam Bahasa Indonesia, dicetak dan dijilid rapi. Terdiri dari minimal
23 (dua puluh tiga). Eksperimen/percobaan berbasis KTSP dan
menggunakan seluruh alat yang tersedia atau ditambah dari luar kit,
terdapat pengenalan alat, cara merakit, serta ada langkah-langkah
percobaan. secara rinci dan mudah difahami. Kertas ukuran A4,
gramatur min 70 gr/m2. Sampul artpaper 120 mg, warna kuning.
Terdapat nama, alamat, nomer telepon, alamat e-mail pada sampul
belakang.
40. Tray (Dudukan) alat: 2 buah
Bahan vacuum plastic, tebal minimal 1,6 mm, kokoh, memiliki
lekukan-lekukan (celah/lekukan-celah/lekukan) yang jumlah dan

30
Jumlah
No. Nama Alat dan Spesifikasi minimal satuan
Min.
bentuknya sesuai dengan jumlah dan bentuk item yang
ditempatkan. Ukuran sesuai dengan ukuran bagian dalam boks kit,
ada merk (simbol produsen). Kedua tingkat tray mudah dikeluarkan
dan dimasukkan ke boks kit. Pinggiran kedua lembar vacuum plastic
dari setiap tray disatukan (dengan sistem lem atau ultrasonic
welder) secara rapih dan kokoh (tak ada yang lepas).
Boks Kit:
Boks kit merupakan boks injection moulding bahan plastik atau
bahan lain yang lebih kokohukuran 60 x 26 x16 cm, warna kuning.
Bentuk kotak kokoh, penutup boks dilengkapi dengan engsel dan
pengunci yang kuat di dua tempat. Penutup bok pada posisi terbuka
membentuk sudut 120 sampai 130 derajat. Dilengkapi pegangan
(bukan tali) pada kedua sisi samping untuk memudahkan mobilitas.
Nama kit dan nama/logo perusahaan (ukuran proporsional,
nama/logo perusahaan tidak menonjol) disablon permanen pada 4
sisi boks (atas, samping kanan, samping kiri dan depan). Pada sisi
tutup bagian dalam disablon gambar, tata letak dan nama setiap
komponen.
ALAT UMUM FISIKA
1. Catu Daya 2 buah
Catu daya tegangan rendah untuk memasok tegangan 3/6/9/12V
AC dan DC. Seluruh kerangka/badan (body) bagian luar terbuat dari
plastik ABS sehingga pemakai aman terhadap kontak badan
maupun kejutan akibat arus listrik. Tegangan masukan 110/220
VAC, 50 Hz. Kabel utama (power) isi 3, panjang min. 1,7 meter
dengan kontak tanah (earthing/grounded), soket tidak dapat dilepas.
Pada penggunaan beban 3 A tegangan boleh turun maks 10 %.
Saklar utama ON/OFF dengan lampu indikator. Pada beban 3,5A
pengaman electronik harus berfungsi.
Dilengkapi dengan rangkaian elektronik pengaman beban lebih,
tombol reset pada output dengan lampu indikator beban lebih.
Dengan soket/terminal keluaran 4 mm untuk AC dan DC.Kedua
soket AC warna biru, soket DC merah dan hitam. Lubang soket
system dia. 4 mm dan steker dapat masuk ke soket seluruhnya.
Catu daya dapat ditumpuk untuk memudahkan dalam penyimpanan.
Ukuran body sekitar 245 x 190 x 100 mm. Data-data termasuk
nama/logo produsen (merk) harus disablon permanen secara rapi
dan jelas pada badan Catu daya. Kelengkpaan: 1. buku petunjuk
dalam Bahasa Indonesia, lengkap dengan diagram rangkaian
elektroniknya. 2. Sepasang kabel penghubung warna merah dan
hitam, berinti serabut serabut kawat tembagahalus terisolasi plastik.
Masing-masing panjang 50 cm, arus maks 8A. Berisi sekitar 56
kawat tembaga lengkap dengan steker sistem dia.4 mm berpegas
divernikel. Steker tertancap kokoh pada rumah plastik warna
merah/hitam yang bagian atasnya terdapat terminal dia. 4 mm untuk
menumpuk steker (menambah sambungan). Steker dapat dilepas
dari rumahnya tapi tidak mudah lepas.

31
Jumlah
No. Nama Alat dan Spesifikasi minimal satuan
Min.
2. Timbangan, 311 gram 1 buah
Empat lengan dengan beban pengatur yang dapat digeser-geser
(tidak boleh lepas), dilengkapi piring/cawan. Lengan bertumpu pada
pisau baja keras pada bantalan batu agat/yang kekerasannya
setara. Dilengkapi peredam magnetik, pada lengan pendek yang
membawa piring neraca,terdapat sekrup penyetel keseimbangan
(nol). Tersedia fasilitas untuk menimbang benda di dalam zat cair,
berupa landasan dengan ketinggian yang dapat diatur. Kapasitas
penimbangan 311gr; ketelitian 10 mg; ada merk (logo produsen).
Disertai buku petunjuk dalam Bahasa Indonesia.
Bahan Alumunium die casting
3. Multimeter, Analog 2 buah
Digunakan untuk mengukur tegangan, arus dan hambatan.
Dilengkapi pengatur "nol" Ohm dan sekering pengaman. Dengan
tanda-tanda yang jelas, mudah dibaca untuk siswa.
Spesifikasi umum
 Drop shock proof
 Dengan pengaman/pencegah pembebanan lebih
 Resistansi tinggi sampai 200 M Ohm dengan tegangan
rendah.
 Tersimpan dalam kotak plastik kokoh dilengkapi tutup plastik
(Protective full-face cover).
Batas-batas:
Volt d.c. 0,1 ~ 1000 V d.c, minimal dalam 5 langkah
Arus d.c. 50uA ~ 250 mA minimal 4 langkah
Volt a.c. 10 ~ 750 V a.c, minimal dalam 4 langkah
Hambatan x 1, x 10, x 100, x 1000 Ohm
Terdapat rangkaian pelindung dengan fuse
Akurasi plus minus 5% pada skala penuh, dilengkapi dengan 2
kabel probe terisolasi (merah-hitam).
Lengkap dengan baterai dan buku petunjuk penggunaan dalam
bahasa Indonesia; ada merk (logo produsen)
4. Tabung penyaringan 2 set
Bahan plastik tranparan (SAN), diameter 60 mm, tinggi sekitar 300
mm, tebal 2 mm. Dilengkapi dengan kasa Stainless kuat berbingkai
untuk menahan pasir, dipasang di dasar tabung. Di bagian tengah
dasar tabung terdapat lubang berpipa dengan diameter luar 8 mm,
panjang pipa 15 mm, kompatibel dengan selang plastik
5. Cermin Datar Lipat dengan busur 2 set
Terdiri dari 2 buah cermin datar
Ukuran masing-masing cermin sekitar 150 x 150 x 3 mm
Kedua cermin terpasang permanen pada dudukan plastik injection.
Kedua cermin tersambung dengan sistem engsel. Sudut putar
kedua cermin dapat diatur antara 0 - 180º. Dilengkapi busur yang
berfungsi sebagai landasan yang dilengkapi pengatur besarnya

32
Jumlah
No. Nama Alat dan Spesifikasi minimal satuan
Min.
sudut. Skala dan angka busur jelas terbaca. Busur dapat dirakit
dengan salah satu cermin secara kokoh dan dapat dibongkar
pasang untuk disimpan. Tebal busur 6 (± 0,5) mm, diameter minimal
30,5 cm
6. Meter Dasar (Basic meter), pak isi 2 2 pak
Digunakan sebagai alat ukur arus dan tegangan DC dengan shunt
dan pengganda terpasang pada alat. Dilengkapi dengan tutup geser
untuk mengubah fungsi sebagai amperemeter atau voltmeter. Pada
posisi A, alat berfungsi sebagai amperemeter dengan batas ukur
100A, 100 mA, 1 A, 5 A (DC). Pada posisi V, alat berfungsi
sebagai voltmeter dengan batas ukur 100 mV, 1 V, 10 V dan 50 V
(DC). Skala ganda, dengan batasan -10; 0; 100 dan -5; 0; 50.
Hambatan dalam sekitar 1000 Ohm dengan pencegah pembebanan
lebih, dilengkapi pengatur kalibrasi jarum. Ketelitian ± 2.5% pada
simpangan penuh. Terpasang dalam kotak plastik ABS, ukuran
sekitar 165 x 115 x 65 mm, disertai 2 konektor (merah-hitam), dan
buku manual penggunaan alat ukur. Dilengkapi dioda pengaman,
soket untuk ground warnanya hitam, untuk tegangan dan arus
warnanya merah. Setiap soket tak boleh lepas (dilengkapi
pengunci). Lubang soket sistem dia. 4 mm. Steker seluruhnya dapat
masuk ke soket.
7. Slinki 1 buah
Diameter 80 mm. Kumparan atau spiral mengkilap dari kawat baja
yang pipih tanpa karat, ukuran panjang bila dirapatkan ± 75 mm.
Digunakan untuk memberi pengertian mengenai gelombang dan
sifat-sifatnya.
2. BIOLOGI

Jumlah
No. Nama Alat dan Spesifikasi minimal satuan
min.
Alat-alat laboratorium IPA Biologiterdiri dari Mikroskop, Preparat
kering, perangkat bedah, Kancing genetika, Tensimeter digital,
Model, peralatan gelas, peralatan logam dan lain-lain.
Peralatan harus dikemas sedemikian rupa dengan memperhatikan
keselamatan peralatan, setiap kemasan harus terdapat informasi
minimal nama alat, jumlah, nama produsen
Seluruh komponen harus diberi identitas permanen nama/logo
produsen kecuali yang sangat sulit atau mengganggu fungsi.
1. Mikroskop Siswa 3 Buah
Mikroskop Siswa Monokular dengan 3 lensa okular: x 5, x 10, x
12.5. Okular 10x dengan penunjuk. Tiga lensa objektif akromatik: x
4, x 10, x 40. Diafragma disk, cermin datar dan cekung. Konstruksi
logam/besi padat, stabil dan kuat, meja horizontal dengan penjepit
mikrokro slide dapat digerakan X-Y (double layer mechanical
stage)ukuran minimal 30 x 60 mm. Kemiringan badan mikroskop

33
Jumlah
No. Nama Alat dan Spesifikasi minimal satuan
min.
terhadap penyangga bisa diatur, terdapat pengatur fokus halus dan
kasar, terdapat komponen pengunci sehingga lensa tidak
menyentuh kaca obyek. Komponen lensa dan asesoris disimpan
dalam kotak kayu atau plastik, dilengkapi dengan penutup khusus
dari plastik polythene transparan untuk penahan debu, kuat dan
tidak mudah robek serta dilengkapi silika gel. Dilengkapi dengan
buku petunjuk pemakaian dan pemeliharaan dalam Bahasa
Indonesia.
2. Perangkat Pemeliharaan Mikroskop 1 Set
Terdiri dari alat-alat sebagai berikut:Kertas untuk pembersih lensa (1
pack), Kunci Allen (1 set lengkap), Obeng halus (1 set lengkap), alat
khusus pembuka baut pengatur fokus yang sesuai dengan
mikroskop (no.1) atau peralatan lain yang sesuai mikroskop yang
dikirim, Alat semprot udara dilengkapi dengan sikat halus untuk
membersihkan lensa. Ditempatkan dalam dompet kanvas.
Preparat Kering 2 Buah
Disiapkan pada kaca mikroslaid jernih dengan ukuran sekitar: 75 x
25 x 1 mm. Ditutup dengan kaca penutup, lengkap dengan
keterangan spesimen. Spesimen terlihat jelas, tidak rusak,
transparan.
3. Preparat Kering, Tulang Rawan Hyalin 2 Buah
Memperlihatkan struktur jaringan tulang rawan atau hialin mamalia
sehingga terlihat sel dan intinya, sayatan utuh dan tidak robek
4. Preparat Kering, Tulang Keras 2 Buah
Memperlihatkan struktur jaringan tulang keras mamalia, terlihat
sistem havers, sayatan utuh tidak robek

5. Preparat Kering, Batang Dikotil 2 Buah


Memperlihatkan struktur batang, penampang melintang batang
dikotil (Heliantus/Hibiscus/Cucurbita). Sayatan utuh dan tidak robek,
Terlihat jelas epidermis, xilem dan floem yang dibatasi kambium.
(diberi dua macam pewarnaan)
6. Preparat Kering, Batang Monokotil 2 Buah
Memperlihatkan struktur batang, penampang melintang batang
mokotil (Zea mays). Sayatan utuh dan tidak robek, Terlihat jelas
xilem dan floem yang tersebar (diberi dua macam pewarnaan)
7. Preparat kering, akar dikotil. 2 Buah
Memperlihatkan struktur akar, penampang melintang akar dikotil dari
tanaman yang sama dengan struktur batang
(Helianthus/Hibiscus/Cucurbita). Sayatan utuh dan tidak robek,
Terlihat bagian rambut akar, silinder pusat. (diberi dua macam
pewarnaan)

34
Jumlah
No. Nama Alat dan Spesifikasi minimal satuan
min.
8. Preparat Kering, Akar Monokotil. 2 Buah
Memperlihatkan, struktur akar, penampang melintang akar
monokotil dari tanaman yang sama dengan struktur batang. Terlihat
bagian rambut akar dan silinder pusat (diberi dua macam
pewarnaan)
9. Preparat Kering, Daun dikotil 2 Buah
Memperlihatkan struktur daun, penampang melintang daun . Terlihat
jaringan epidermis dengan stomatanya, palisade, dan jaringan spon
serta jaringan pengangkut. (diberi dua macam pewarnaan)
10. Preparat Kering Daun Monokotil 2 Buah
Memperlihatkan struktur daun, penampang melintang daun
monokotil (Zea mays). Diberi dua macam pewarnaan.
11. Preparat Kering, Otot Lurik mamalia 2 Buah
Memperlihatkan struktur membujur jaringan otot lurik mamalia.
Terlihat bagian yang terang dan gelap serta inti. (diberi pewarnaan)
12. Preparat Kering, Otot Polos mamalia 2 Buah
Memperlihatkan struktur membujur jaringan otot polos pada usus
halus mamalia. Terlihat sel-sel otot polos dengan intinya. (diberi
pewarnaan)
13. Preparat Kering, Otot Jantung mamalia 2 Buah
Memperlihatkan struktur membujur jaringan otot jantung mamalia
dan diskus interkalaris. Terlihat serabut otot jantung dengan
percabangan. (diberi pewarnaan)
14. Preparat Kering, Sel Darah Merah 2 Buah
Memperlihatkan sel darah merah manusia.
15. Preparat Kering, Sel Darah Putih 2 Buah
Memperlihatkan sel darah putih manusia beserta inti sel.

16. Preparat Kering Paramaecium 2 Buah


Memperlihatkan Paramaecium dan alat geraknya, tidak tercampur
dengan organisme lain
17. Preparat kering Hydra 2 Buah
Memperlihatkan Hydra utuh dengan tentakelnya
18. Preparat kering Spirogyra 2 Buah
Memperlihatkan Spyrogyra dengan chloroplasnya bentuk spiral
19. Preparat kering Jamur aspergillus 2 Buah
Memperlihatkan jamur Aspergillus dengan konidianya
20. Kotak Penyimpanan Preparat 1 Buah
Bahan: Kayu/plastik, dengan penutup. Untuk penyimpanan 100 slaid
/ preparat kering

35
Jumlah
No. Nama Alat dan Spesifikasi minimal satuan
min.

21. Kaca Benda, (pak isi 50) 2 Pak


Kaca jernih berukuran 75 x 25 x 1 mm. Digunakan untuk meletakkan
objek yang akan diamati dengan mikroskop
22. Kaca Penutup (pak isi 50) 3 Pak
Kaca jernih berukuran 22 x 22 x 0,16 mm. Digunakan untuk
menutup objek yang akan diamati dengan mikroskop
23. Perangkat Alat Bedah 1 Set
Semua komponen terbuat dari stainless steel terdiri dari: 2 pisau
bedah dengan mata pisau berujung lancip dan lengkung, 1 pinset, 2
gunting dengan ujung lurus dan bengkok, 1 kaca pembesar, 1
rantai dengan 3 kawat pengait. Ditempatkan dalam dompet kanvas
dengan zipper.
24. Kancing Genetika 3 Set
Untuk mempelajari konsep genetika yang mewakili pasangan pada
lokus gen, dapat mudah dibongkar-pasang. Sehingga bisa dipakai
untuk mensimulasi persilangan dengan 2 sifat . Terdiri dari 5
macam warna: merah, putih, hijau, kuning dan hitam masing-masing
100 pasang serta memiliki bentuk dan ukuran yang sama. Semua
warna dapat saling berpasangan. Dengan petunjuk pemakaian
dalam Bahasa Indonesia. Seluruh komponen kit ditempatkan pada
wadah bersekat untuk memisahkan sertiap warna.
25. Lup/Kaca Pembesar 2 Buah
Pembesaran 3-5 kali, lensa kaca dia. 50 mm, berbingkai logam
stainless steel dan lengkap dengan pemegang.
26. Respirometer 2 Buah
Jenis sederhana, untuk menentukan banyaknya O2 yang
dikonsumsi oleh serangga atau tumbuhan. Pipa kaca kapiler dengan
skala ketelitian 0,01 mL berwarna mencolok serta tidak mudah
hilang.Terpasang pada bantalan dari plastik dengan penjepit spring
steel. Salah satu ujung pipa yang diperbesar tersambung (dapat
dipasang dan dilepas) ketabung dengan volume 40 - 60 mL sebagai
tempat makhluk hidup (spesimen).
27. Lumpang dan Alu 3 Set
Lumpang berbentuk mangkuk dari porselen dengan dasar lumpang
rata dan kasar, permukaan luar licin dengan alu yang ukurannya
bersesuaian. Diameter lumpang 80 mm.
28. Pelat / Lempeng Tetes 3 Buah
Bahan: Porselen putih dengan 12 lekukan, diameter lekukan sekitar
2 cm. Ukuran sekitar 120 x 90 x 10 mm. Dilengkapi dengan 4 kaki
karet untuk kestabilan.

36
Jumlah
No. Nama Alat dan Spesifikasi minimal satuan
min.
29. Tabung Reaksi 16 mm, pak isi 50 1 Pak
Bahan: Kaca Borosilikat, dinding medium, dengan ujung tabung
berbibir. Ukuran: 150 mm x dia. 16 mm, tebal dinding sekitar 1,2
mm.
30. Penjepit Tabung Reaksi, pak isi 10 1 Pak
Terbuat dari kayu, dengan jepitan pegas baja untuk memegang
tabung reaksi diameter 10-25 mm,panjang 180 mm.
31. Sikat Tabung Reaksi, pak isi 10 1 Pak
Kepala berbulu keras diameter 22-26 mm, pada tangkai dari kawat
yang dipuntir. Panjang sekitar 25 cm.
32. Rak Tabung Reaksi, 16 mm 3 Buah
Dari kayu keras (min kelas2), 6 lubang dalam dua baris (total 12
lubang) berdiameter sekitar 18 mm. Pada bagian dasar terdapat
lekukan sehingga tabung stabil ditempatkan.
Digunakan sebagai tempat untuk meletakkan tabung reaksi dengan
dia. 10 - 16 mm.
33. Vaseline/ Vaselin, T 1 X 500
Pasta, botol plastik berisi 500 gram. Untuk melapisi sambungan gr
kaca agar kedap udara.
34. Sodium Hydroxide/ Natrium Hidroksida, NaOH, T 1 X 500
Padatan berbentuk serpihan, atau butiran, botol berisi 500 gram. gr
Diberi label peringatan: Iritasi pada mata.
35. Kertas Lakmus 3 Pak
Lakmus merah dan lakmus biru. Tiap warna terdiri dari 3 pak. Tiap
pak berisi 5 buku, tiap buku terdiri dari 20 lembar lakmus.
36. Biuret, T, 500 ml 1 X 500
Berupa bahan untuk membuat larutan biuret untuk 1 resep 500 mL. mL
Digunakan dalam pemeriksaan kualitatif protein, Masing-masing
bahan dikemas secara terpisah dalam botol gelap, diberi label nama
bahan kimia, dilengkapi dengan petunjuk pembuatan larutan biuret.
37. Benedict 1 X 500
Satu paket 250 mL dalam botol gelap dengan label: Nama zat dan mL
tanggal pembuatan
38. Lugol 1 X 250
Dalam botol gelap 250 mL mL
39. Kapur Tohor 2 X 1 Kg
dikemas dengan plastik 1 kg
40. Termometer badan (klinik), Air raksa 1 Buah
Termometer raksa, Skala mudah di baca dan tidak mudah hilang,
dengan rentang suhu 35 - 42 derajat celcius skala 0.1. Dalam
wadah plastik dan tidak mudah lepas.

37
Jumlah
No. Nama Alat dan Spesifikasi minimal satuan
min.
41. Hygrometer 1 Buah
Type gantung, terdiri dari 2 termometer basah dan kering rentang -5
s.d. 50 derajat celcius, skala 1 derajat pada lempeng logam atau
plastik, dilengkapi dengan tabel untuk menentukan kelembaban,
dilengkapi dengan petunjuk pemakaian.
42. Auksanometer 1 Set
Untuk menentukan kecepatan pertumbuhan tanaman. Bahan alas
plastik atau logam, dengan tiang dari logam. Terdiri dari katrol
dengan penunjuk skala pertumbuhan. Rentang pengukuran minimal
10 cm, skala 0,1 cm, petunjuk pada skala harus menunjukkan
ukuran pertumbuhan sesungguhnya. Dilengkapi benang dengan
pemberat dan petunjuk pemakaian dalam bahasa indonesia.
43. Cawan Petri 3 Buah
Bahan: Borosilikat. Ukuran: tinggi 18 mm x dia. 95 mm, dengan dia.
tutup 101 mm
44. Pipet Tetes, pak isi 10 1 Pak
Kaca dengan pemompa dari latek. Panjang 150 mm
45. Gelas Kimia 1000 mL 3 Buah
Kaca Borosilikat, tahan panas, bibir tuang, volume: 1000 mL,
46. Gelas Kimia 250 mL 3 Buah
Kaca Borosilikat, bentuk rendah dengan bibir tuang Volume: 250 mL
47. Gelas Kimia 100 mL 3 Buah
Kaca Borosilikat, bentuk rendah dengan bibir tuang Volume: 100 mL
48. Labu Erlenmeyer 250 mL 6 Buah
Bahan: Kaca Borosilikat. Volume: 250 mL
49. Sumbat karet 2 lubang 6 Buah
Sumbat dapat terpasang pada labu erlemeyer 250 mL. Bahan
sumbat karet berkualitas baik, shore A 45 ± 5. Lubang pada sumbat
karet digunakan untuk memasang pipa kaca L.
50. Sumbat karet 1 lubang 6 Buah
Sumbat dapat terpasang pada labu erlemeyer 250 mL. Lubang pada
karet digunakan untuk memasang tumbuhan. Bahan sumbat karet
berkualitas baik, shore A 45 ± 5.
51. Silinder Ukur, 25 mL 3 Buah
Bahan: Kaca Borosilikat. Volume: 25 mL dengan skala 0.5 mL,
terdapat bibir tuang dan tidak mudah hilang
52. Silinder Ukur, 250 mL 2 Buah
Bahan: Kaca Borosilikat Volume: 250 mL dengan skala 2 mL,
terdapat bibir tuang dan tidak mudah hilang
53. Kaca Arloji 3 Buah
Bahan: kaca borosilikat, tahan panas diameter 75 mm

38
Jumlah
No. Nama Alat dan Spesifikasi minimal satuan
min.
54. Corong kaca 3 Buah
Diameter kurang lebih diameter 90 mm
55. Batang Pengaduk, Kaca 3 Buah
Ukuran: 175 x 6 mm (panjang x dia). Satu ujung bulat, ujung lainnya
pipih untuk meremukkan kristal
56. Pembakar Spiritus, Kaca 3 Buah
Wadah dari kaca volume 100 mL dengan tutup dari plastik, dan
bersumbu
57. Kertas Saring, pak isi 100 3 Pak
Diameter 100 mm
58. Pipa Y panjang 3 Buah
Bahan: kaca soda, Ukuran: panjang keseluruhan 150 mm,
bercabang pada salah satu ujungnya, dia. lubang pipa kaca 5 mm,
Digunakan untuk membuat model paru-paru
59. Pipa L 6 Buah
Terbuat dari kaca soda. Bentuk huruf L, ukuran panjang 25 cm,
tekukan 10 cm dengan diameter lubang 0,5 cm. Dapat masuk pada
sumbat karet 2 lubang.
60. Kuadrat. 2 Buah
Bahan: batang stainless steel, Ukuran: 500 x 500 mm, Dia. Batang
baja ± 3 mm. Sudut-sudut dikancing dengan sekrup palang (kupu-
kupu) yang tidak mudah lepas. Digunakan untuk pengambilan
contoh populasi tumbuhan / hewan di lapangan. Dapat dilipat.
61. Statif 2 Buah
Statif lengkap dengan landasan bentuk lempengan dan batang,
ukuran landasan sekitar 140 x 210 mm, diameter batang 10 mm
panjang 500 mm. Bahan batang stainles steel.
62. Klem Universal 2 Buah
Bahan: Aluminium die casting, dengan batang dari st. Steel, Dapat
menjepit benda dengan dia. 2mm - 70mm Pada ujung dilengkapi
cork/gabus tebal, dilengkapi baut kupu-kupu dari st. Steel; baut tidak
dapat dilepas
63. Boss Head 2 Buah
Celah bentuk V untuk 3 kontak titik pada batang dengan diameter
sampai 13 mm, lengkap dengan 2 buah baut pengencang dari baja
divernikel atau steinless stell baut tidak dapat dilepas
64. Tensi meter digital (otomatis tensi meter) 1 Buah
Digunakan untuk mengukur tekanan darah manusia, sistol dan
diastol dengan akurat. Menggunakan manset lengan yang tahan
lama, mudah dioperasikan. Rentang pengukuran : tekanan 0-280
mm Hg, penyimpangan maksimum 2%. Pulse: 40-180/menit
penyimpangan maksimum 5%. Dapat menggunakan baterai (AA)
atau AC adaptor. Lingkaran lengan 220-320 mm. Dilengkapi dengan
petunjuk pemakaian dalam bahasa Indonesia.

39
Jumlah
No. Nama Alat dan Spesifikasi minimal satuan
min.
MODEL ANATOMI
Terbuat dari plastik PVC durabel kualitas baik. Struktur mirip aslinya,
pengecatan menggunakan bahan cat anti toxin yang aman dan
diberi nomor dan dilengkapi dengan keterangan dalam bahasa
Indonesia.
65. Model, Mata Manusia 1 Buah
Ukuran minimal 4 x lebih besar dari ukuran asli, memperlihatkan
bola mata dan bagian-bagiannya termasuk tulang hidung, tulang
mata dan saraf, Kornea lensa dibuat dari bahan transparan, dapat
dibongkar pasang untuk menunjukkan bagian bagian mata, otot
penggerak mata. Terpasang pada alas yang stabil.
66. Model, Telinga Manusia 1 Buah
Ukuran minimal 4 x lebih besar dari ukuran aslinya memperlihatkan
telinga manusia bagian luar, tengah, dan dalam terpasang pada
alas yang stabil.
67. Model, Jantung Manusia 1 Buah
Ukuran minimal 3 x ukuran sesungguhnya, dapat dibuka untuk
memperlihatkan jantung dan bagian-bagiannya (serambi kanan dan
kiri, bilik kanan dan kiri, tricuspid, bicuspid) Dipergunakan untuk
mempelajari aliran darah. Terpasang pada alas yang stabil.
CARTA BIOLOGI
Spesifikasi umum carta, bahan carta: kertas minimal 135 gr dengan
laminasi/dilapisi UV vernis. Ukuran carta: sekitar 70 x 100 cm,
dicetak berwarna, berupa hasil foto atau desain grafis bukan lukisan
tangan, menggambarkan struktur dengan bagian-bagian dan
informasinya akurat. Keterangan bagian-bagian dan kedalamannya
mengacu atau sesuai dengan kurikulum SMP yang berlaku saat ini,
mencantumkan referensi yang digunakan. Bagian atas dan bawah
diberi lis dengan penggantung, skala harus proposional dengan
aslinya.
68. Carta, Hukum Mendel 1 Buah
Persilangan monohibrid dan dihibrid (contoh pada tumbuhan),
dominan, intermediet dan resesif.
69. Carta, Perkembangbiakan Tumbuhan Generatif 1 Buah
Menunjukan pembuahan pada tumbuhan berbunga dan
pertumbuhan biji sampai berkecambah membentuk siklus.
Pembuahan ganda. Struktur bunga terlihat jelas dengan bagian-
bagiannya, mengacu pada buku referensi (dicantumkan).
Penampang memanjang mewakili bunga sempurna yang
menunjukkan tabung buluh sari ketika pembuahan.
70. Carta, Perkembangbiakan Tumbuhan Vegetatif 1 Buah
Menunjukkan berbagai cara perkembangabiakan vegetatif alami
dengan cara tunas, rhizoma, geragih, tunas adventif, umbi batang.
71. Carta, Hewan Tinggi Generatif (vertebrata) 1 Buah
Menunjukan oogenesis dan spermatogenesis, fertilisasi eksternal

40
Jumlah
No. Nama Alat dan Spesifikasi minimal satuan
min.
dan internal, tipe penetasan telur dan inkubasi telur (vivipar, ovipar,
ovovivipar)
72. Carta, Sistim Saraf manusia 1 Buah
Menunjukan sistem saraf manusia, penampang membujur otak
manusia, medula spinalis, bagian-bagian sel saraf, bentuk sel saraf
sensorik, motorik dan penghubung. Mekanisme gerak refleks.
73. Carta, Peredaran Darah Manusia 1 Buah
Menunjukan contoh sel-sel darah manusia(sel darah merah, sel
darah putih dan keping-keping darah), sistem peredaran darah
besar dan kecil manusia. Diberi keterangan nama dari bagian-
bagiannya.
74. Carta, Pencernaan Manusia 1 Buah
Menunjukan sistem percernaan makanan manusia, penampang
membujur kepala dan leher, kelenjar dan organ pendukung,
penampang melintang usus halus menunjukkan pembuluh lymph,
pembuluh dan pembuluh darah.
75. Carta, Sistim Ekskresi Manusia 1 Buah
Menunjukan potongan membujur ginjal, dengan korteks, medula,
nefron, badan malpighi (simpai/kapsul bowman dan glomerulus),
tubulus
76. Carta, Pernapasan Manusia 1 Buah
Menunjukan sistem pernafasan manusia bagian frontal. Dilengkapi
bagian terkecil dari paru-paru (bronkiolus, alveolus). Proses
ekspirasi dan inspirasi
77. Carta, Jaringan Tumbuhan 1 Buah
Menunjukan struktur jaringan akar, batang dan daun monokotil dan
dikotil.
78. Carta, Macam-macam Penyerbukan 1 Buah
Menunjukan beberapa penyerbukan (penyerbukan sendiri, tetangga,
silang), dan beberapa contoh proses penyerbukan yang dibantu
hewan.
79. Carta, Otot Manusia 1 Buah
Menunjukan otot polos, lurik dan jantung, secara khusus ditunjukkan
bagian-bagian dari otot lurik (perut otot, berkas otot, serabut otot,
dan tendon). Ditunjukkan pula contoh otot trisep, bisep, fleksor,
ekstensor, pronator.

80. Carta, Alat Reproduksi Manusia 1 Buah


Menunjukan penampang pinggul pria dan wanita, testis dan ovarium
dilengkapi dengan nama-nama bagiannya.

41
Jumlah
No. Nama Alat dan Spesifikasi minimal satuan
min.
81. Carta Organisasi Kehidupan 1 Buah
Menunjukkan organisasi dari tingkat sel hingga organisme
82. Carta Metamorfosis 1 Buah
Menunjukkan metamorfosis sempurna dan tak sempurna
83. Carta tahapan perkembangan manusia 1 Buah
Menunjukkan tahapan perkembangan manusia mulai dari bayi
hingga dewasa dengan ciri-cirinya
84. Carta Alat Indra 1 Buah
Menunjukkan bagian-bagian dari mata, telinga, hidung, lidah dan
kulit
85. Carta Sistem Periodik 1 Buah
Dicetak pada plastik atau kertas berlaminasi. Ukuran sekitar 1000 x
750 mm. Edisi terbaru, terisi 111 unsur. Carta memperlihatkan
simbol atom, nomor atom, massa atom relatif, konfigurasi elektron,
energi ionosasi pertama, massa jenis, titik leleh atau titik didih untuk
setiap unsur. Pengelompokkan unsur-unsur (logam, non logam,
semi logam, gas, cair) dalam carta dibedakan berdasarkan warna.
86. Kartu Binatang 2 Set
Merupakan gambar hasil fotografi full color atau hasil editan desain
grafis dan bukan hasil lukisan. Terdiri dari 50 jenis hewan secara
individual dalam posisi tegak atau berdiri untuk mammalia dan aves
sehingga terlihat bagian-bagian utama tubuhnya. Dicetak pada
kertas yang diperkuat dengan plastik PVC ukuran 8 x 12 cm dan
dilaminasi. Menunjukan jenis sesuai dengan habitatnya, atau khas
geografis indonesia dan dunia atau merupakan hewan langka, Kartu
ini digunakan untuk pembelajaran klasifikasi, menjelaskan
keanekaragaman dan penyebaran berdasarkan kondisi geografis
dari binatang. Pada bagian belakang terdapat nama ilmiah,
klasifikasi dan deskripsi habitat.
15 Hewan Vertebrata khas geografis dan langka di dunia selain
Indonesia
15 Hewan Vertebrata (pices, reptile, mammalia, aves,,) langka dan
terancam punah di Indonesia
10 Hewan Invertebrata yang hidup di laut
10 Hewan Invertebrata yang hidup di darat
87. Kartu Tumbuhan 2 Set
Merupakan gambar 50 jenis tumbuhan khas dari hasil fotografi atau
editan desain grafis dalam kertas ukuran 8 X 12 cm. Dicetak full
color pada kertas yang diperkuat dengan plastik PVC sehingga
membentuk kartu dan dilaminasi. Menggambarkan tumbuhan yang
hidup pada ekosistem yang berbeda seperti tumbuhan air,
tumbuhan gurun/padang pasir, tumbuhan pantai, tumbuhan
mangrove. Terlihat sebagian besar profil tubuh utamanya, seperti
akar, batang, daun, atau yang menggambarkan karakter utama

42
Jumlah
No. Nama Alat dan Spesifikasi minimal satuan
min.
tumbuhan. Bukan menunjukkan bunga atau buahnya saja.
Mencakup tumbuhan alga, lumut, paku gymnospermae dan
angospermae yang hidup pada kondisi habitat tertentu seperti
mangrove, pantai pasir, gurun, perairan dsb. Kartu ini digunakan
untuk pembelajaran klasifikasi dan menjelaskan keanekaragaman
serta penyebaran berdasarkan kondisi geografis dari tumbuhan.
Pada bagian belakang terdapat nama ilmiah, klasifikasi dan
deskripsi habitat. Jenis tumbuhan yang diperlukan adalah:
10 Jenis Tumbuhan Alga (mikroskopis dan makroskopis)
10 Jenis Tumbuhan Lumut
10 Jenis Tumbuhan Paku-pakuan
5 Jenis Tumbuhan Gymnospermae
15 Jenis Tumbuhan Angiospermae (Dicotil dan nonokotil)
Peraga Bioplastik
Spesimen asli di blok dalam acrylic resin jernih atau polyester resin,
berbentuk balok persegi berukuran min 8 cm x12 cm yang tebalnya
minimal 1 cm atau disesuaikan dengan ukuran spesimen. Didalam
blok, terdapat skala, dan deskripsi singkat mengenai mengenai
habitat atau karakteristik jenis, tanpa label nama spesies, diberi
kode nomor, setiap set disertai dengan kunci determinasi atau
deskripsi.Deskripsi menjelaskan ciri-ciri, siklus hidup dan takson,
serta kunci determinasi dalam bentuk cetak
88. KIT Bryophyta 1 Set
Terdiri dari 3 blok masing-masing blok berisi 1-5 tumbuhan per
spesies pada setiap blok, harus terlihat bentuk individunya, ukuran
tumbuhan 3-10 cm, mewakili lumut daun atau lumut hati. Ada buku
deskripsi dan disertai kunci determinasi secara makroskopis, untuk
menuntun menemukan genus, dalam satu kesatuan, tidak terpisah
perspesies. Dikemas dalam satu kotak, diberi nama kit dan identitas
perusahaan.
Tiga jenis lumut dapat dipilih dari:
1. Marchantia sp., tallus dichotom lengkap dengan
athe/archegoniofor
2. Polytricum sp. atau Dicranum sp. lengkap dengan sporofit
3. Rhodobryum sp. atau Hypnodendron sp. dengan atau tanpa
sporofit
4. Fissiden sp. atau Plagiochila sp dengan atau tanpa sporofit
5. Leucobryum sp atau Campylopus sp. dengan atau tanpa
sporofit
6. Bryum sp./Rhizogonium sp. dengan sporofit
7. Dumortiera sp, tallus dichotom dan athe/archegonium
89. KIT Pteridophyta 1 Set
Terdiri dari 3 blok masing-masing berisi minimal 1 spesies, mewakili
jenis paku homosfor, heterosfor dan paku peralihan. Ukuran
spesimen 5-10 cm. Ada buku deskripsi dan dilengkapi kunci

43
Jumlah
No. Nama Alat dan Spesifikasi minimal satuan
min.
determinasi penunjuk genus dalam satu kesatuan, tidak perspesies.
Dikemas dalam satu kotak, diberi nama kit dan identitas perusahaan
Tiga jenis tumbuhan paku dapat dipilih dari:
1. Equisetum sp. lengkap akar, batang bercabang dan strobilus
2. Selaginella sp. lengkap akar, batang, daun dan strobilus
3. Lycopodium sp lengkap akar, batang daun dan strobilus
4. Hymenopillum splengkap akar, batang daun dan sorus
5. Drymoglossum sp. lengkap akar, batang, daun dan sorus
6. Salvinia sp./Marsilea sp. lengkap akar, batang dan daun
7. Adiantum sp. lengkap akar, batang daun dan sorus

90. Buku Panduan Penggunaan Alat Biologi 2 Buah


Berisi seluruh aktifitas penggunaan peralatan biologi lengkap
dengan petunjuk praktikum/kegiatan dilengkapi tujuan, langkah kerja
dan alat evaluasi. Aktifitas penggunaan alat berisi minimal 30
aktivitas. Buku dicetak pada kertas isi HVS min 70 gr, kertas
sampul art paper min 120 gr ukuran A4. Pada sampul halaman
belakang tertulis identitas Perusahaan minimal nama, alamat,
nomer telepon.

B. Peralatan Laboratorium Bahasa

JumLah
No Nama Alat dan Spesifikasi minimal
satuan min.
1. Komputer Client 18 Unit
Processor : Multicore Processor minimal speed 1.66
GHz L2 Cache 1MB
Chipset : Synchronized chipset with the system
Memory : 2 GB DDR2
Hard Drive : 250 GB SATA-II
Networking : Gigabit Ethernet 10/100/1000 Mbps dan
Wireless LAN 802.11 b/g/n
VGA Minimal 128 MB
Audio : Integrated Audio Adapter
I/O ports : 4x USB 2.0, VGA, LAN, Audio-In, Audio-
Out, Microphone
Peripheral : Keyboard, Optical Mouse & Uni-Directional
Headset with 40mm speaker (merk sama
dengan CPU)
Power Supply : Max. 65 Watt, AC-DC Power Adapter
Monitor : Minimal LCD 15" (merk sama dengan CPU)
Garansi : 1(satu) tahun, disertai Surat Pernyataan
Barang Asli & Garansi dari produsen
(bermeterai)
System Operasi : Microsoft Windows 7 Professional, berlisensi
legal dengan dibuktikan Certificate Of

44
JumLah
No Nama Alat dan Spesifikasi minimal
satuan min.
Authenticity (COA)
Software : Aplikasi perkantoran memiliki paket lengkap
Applikasi dengan pemroses kata-kata (word processing),
pengolah data / lembar kerja (spreadsheet)
dan presentasi.
Manual & Buku : Dalam bahasa Inggris dan bahasa
Petunjuk Indonesia
Standar : - Sertifikasi ISO 9001:2008 dan ISO
Kualitas 14001:2004
- Sertifikasi OHSAS 18001:2007
- Memiliki Sertifikasi Merk dari Kementerian
Hukum dan Hak Asasi Manusia RI untuk
produk dalam negeri
- Memiliki Surat Izin Industri Perakitan dari
Kementerian Perindustrian RI untuk
produk dalam negeri
Dokumen : - Melampirkan Surat Pernyataan Jaminan
Pendukung Keaslian Barang dari Pabrikan Komputer
- Melampirkan Surat Pernyataan Jaminan
Legalitas OS & Applikasi dari Pabrikan
Komputer
- Diutamakan produksi dalam negeri yang
mempunyai kantor pusat operasional &
tempat perakitan di Indonesia
Purna Jual : Daftar informasi dari pabrikan/distributor resmi
berisi alamat dan nomor telepon layanan purna
jual terdekat.
2. Komputer Server 1 Unit
Processor : Multicore Processor minimal speed 3.06 GHz L2
Cache 3MB, Dual Core / Quad Threads
Chipset : Synchronized chipset with the system
Memory : 2 GB DDR3
Hard Drive : 320 GB SATA-II 7200RPM Cache 16MB (2
partitions)
Optical Drive : DVD/CDRW Combo Drive
Networking : Ethernet Gigabit 10/100/1000Mbps
VGA : PCI-Express min. 512MB supports Dual View, (1
to LCD Monitor & 1 to LCD Projector)
Audio : Integrated Audio/Sound Adapter
I/O ports : Internal media card reader, 6x USB 2.0, Serial,
eSATA, UTP RJ-45
Peripheral : Keyboard, Optical Mouse & Uni-Directional
Headset with 40mm speaker (merk sama dengan
CPU)
Casing & Power : MicroATX form-factor, max. 300 watt
Supply
Monitor : Minimal LCD 15" (merk sama dengan CPU)
Garansi : 1(satu) tahun, disertai Surat Pernyataan Barang
Asli & Garansi dari produsen (bermeterai)

45
JumLah
No Nama Alat dan Spesifikasi minimal
satuan min.
System Operasi : Microsoft Windows 7 Professional, berlisensi
legal dengan dibuktikan Certificate Of
Authenticity (COA)
Software Applikasi : Aplikasi perkantoran memiliki paket lengkap
dengan pemroses kata-kata (word processing),
pengolah data / lembar kerja (spreadsheet) dan
presentasi.
Manual & Buku : Dalam bahasa Inggris dan bahasa Indonesia
Petunjuk
Standar Kualitas : - Sertifikasi ISO 9001:2008 dan ISO 14001:2004
- Sertifikasi OHSAS 18001:2007
- Memiliki Sertifikasi Merk dari Kementerian
Hukum dan Hak Asasi Manusia RI untuk
produk dalam negeri
- Memiliki Surat Izin Industri Perakitan dari
Kementerian Perindustrian RI untuk produksi
dalam negeri
Dokumen : - Melampirkan Surat Pernyataan Jaminan
Pendukung Keaslian Barang dari Pabrikan Komputer
- Melampirkan Surat Pernyataan Jaminan
Legalitas OS & Applikasi dari Pabrikan
Komputer
- Diutamakan produksi dalam negeri yang
mempunyai kantor pusat operasional & tempat
perakitan di Indonesia
Purna Jual : Daftar informasi dari pabrikan/distributor resmi
berisi alamat dan nomor telepon layanan purna
jual terdekat.
3. Instalasi Jaringan 1 Paket
Technology : Router, supports 802.11b/g/n 300 Mbps
Ports : 4-ports LAN 10/100Mbps + 1-port WAN
(Auto MDI/MDI-X)
Antenna : 2x Detachable Dipole Antenna.
Wireless Security : WPA, WPA-PSK, WPA2, WPA2-PSK
supports & WEP 64/128-bit, WPS support.
Wireless : Wireless Client Issolation, Universal
Features Repeater & WDS Repeater to increase
wireless coverage.
Wireless : Router Mode, AccessPoint, Bridge,
Operations Repeater & Client.
Configuration : Web-based Management
Installasi : Termasuk aksesoris installasi LAN
Garansi : 1(satu) tahun, disertai Surat Pernyataan
Garansi dari distributor resmi (bermeterai)
Standar Kualitas : - Sertifikasi ISO 9001:2008
- Sertifikasi Dirjen POSTEL dari
Kementerian Komunikasi & Informatika RI
Keterangan : Dilengkapi dengan Surat Keterangan
Dukungan Distributor Resmi

46
JumLah
No Nama Alat dan Spesifikasi minimal
satuan min.
4. 7 Unit
UPS (Uninterruptible Power Supply)
Output Power : 850 VA
Capacity
Power Factor : 70% or higher
Back-up Time : > 10 minutes (dibebani 3 set terdiri dari
PC+Monitor)
Output Waveform : Simulated Sine Wave
Output Power : 220 V
Voltage
Input Power : 140V - 250VAC
Voltage
Input Power : 50 - 60 Hz
Frequency
Protection : Overload & Short-circuit protection, Powerline
Noise protection
Smart AVR : Built-in Stabilizer(AVR)
Technology
Battery Type : Maintenance Free, Sealed Lead Acid, 12V, 10
AH or better
Outlet(s) : Minimal 2(two) universal outlets
Casing : Fire Resistence Case
Garansi : 1(satu) tahun, disertai Surat Pernyataan
Garansi dari Distributor Resmi (bermeterai)
Manual & Buku : Dalam bahasa Indonesia
Petunjuk
Standar Kualitas : Sertifikasi ISO 9001:2008
Keterangan : - UPS mampu dibebani dengan 3 set Komputer
yang terdiri dari PC+Monitor
: - Dilengkapi dengan Surat Keterangan
Dukungan dari Distributor Resmi

5. LCD Projector + Screen 1 Unit


Projection system : DLP or 3 LCD Technology
Brightness : Minimal 2500 ANSI Lumens
Native Resolution : SVGA (800x600)
Contrast Ratio : Minimal 3000 : 1 (Full On/Full Off)
Keystone : Manual Vertical + 40o
Aspect Ratio : 4:3 Native, 16:9 Selectable
Image Size : 24" to 300" (diagonal)
Throw Ratio : 53" @ 2M
Color : 16.7 millions color pallete
Lamp : 3000 / 4000 hours (Normal / Economic mode)
Input Terminals : 2x Analog RGB D-sub 15-pin
Computer Input
Computer : VGA (640x480) to UXGA (1600x1200)
Compatibility
Video : NTSC, PAL & SECAM
Compatibility
Accessories : Power cord, VGA Cable & Remote
Control with battery

47
JumLah
No Nama Alat dan Spesifikasi minimal
satuan min.
Layar Proyektor : Warna Matte White, bahan Vinyl,
ukuran 70"x70" dengan Tripod Stand
Garansi : 1(satu) tahun, disertai Surat
Pernyataan Garansi dari Distributor
Resmi (bermeterai)
Manual & Buku : Dalam bahasa Indonesia
Petunjuk
Standar Kualitas : - Sertifikasi ISO 9001:2008
- Sertifikasi Merk dari Kementerian
Hukum dan Hak Asasi Manusia RI
Keterangan : Dilengkapi dengan Surat Keterangan
Dukungan Distributor Resmi

6. Meubelair (Meja & Kursi) 19 Set


Air Conditioner (AC), 1 PK Split (Termasuk Pipa 5 Meter, Bracat dan
7. 2 Set
Installasi)

C. Peralatan IPS

JumLah
No. Nama Alat dan Spesifikasi Minimal satuan
min.
SPESIFIKASI UMUM PETA
 Peta disesuaikan dengan syarat-syarat kartografis yang berlaku
umum:
a. Catatan tepi lengkap (seperti judul, skala, orientasi arah, legenda)
b. Penggunaan simbol sesuai dan jelas
c. Letering benar dan jelas
d. Pewarnaan lazim dan jelas
e. Garis lintang dan garis bujur tepat
f. Menggunakan system proyeksi yang sesuai
 Informasi geografi tersaji secara jelas, benar, dan mutakhir.
 Pada peta harus tertera nama penerbit dan percetakan serta tahun
pembuatan. Tahun pembuatan sesudah tahun 2008.
 Bingkai dari kayu memiliki permukaan halus tercat/pelitur, menjepit
peta dengan kuat, dandilengkapi tali untuk penggantung sertadapat
untuk mengikat saat digulung.
 Pada salah satu ujung bingkai kayu diberi label sesuai judul peta, agar
ketika peta tergulung,dan akan digunakan, judul peta mudah terlihat.
 Permukaan peta dilaminasi atau dilapis plastik agar dapat ditulisi
dengan spidol whiteboard (dapat dihapus).
SPESIFIKASI JENISPETA UMUM/PETA GEOGRAFI
 Peta memuat informasi tentang bentang muka bumi:
 Fenomena bentangan alam, seperti sungai, danau, rawa, laut,
dataran tinggi, gunung, pegunungan, dataran rendah, dan
sebagainya.
 Fenomena bentangan budaya, seperti kota, jaringan jalan, rel kereta

48
JumLah
No. Nama Alat dan Spesifikasi Minimal satuan
min.
api, batas-batas wilayah administrasi/politik (perbedaan wilayah tidak
ditandai dengan perbedaan warna), dan sebagainya.
1 PETA DUNIA (Umum/Geografi) 1 buah
Ukuran Kertas sekitar 180 x 120 cm
Ukuran Gambar sekitar 170x 115 cm
Skala sekitar 1 : 18.000.000
Jenis Kertas, minimal Mc Art Paper 120 gram, berlapis kain.
2 PETA ASEAN (Umum/Geografi) 1 buah
Ukuran Kertas, sekitar 160 x 125 cm
Ukuran Gambar, sekitar 150 x 120 cm
Skala sekitar sekitar 1 : 4.000.000
Jenis Kertas, Mc Art Paper 120 gram, berlapis kain.

3 PETA ASIA (Umum/Geografi) 1 buah


Ukuran Kertas, sekitar 140 x 105 cm
Ukuran Gambar, sekitar 130 x 95 cm
Skala sekitar 1 : 11.000.000
Jenis Kertas, Mc Art Paper 120 gram, berlapis kain.

4 PETA AMERIKA (Umum/Geografi) 1 buah


Ukuran Kertas, sekitar 105 x 80 cm
Ukuran Gambar, sekitar 95 x 70 cm
Skala sekitar 1 : 16.000.000
Jenis Kertas, Mc Art Paper 120 gram, berlapis kain.
5 PETA AFRIKA(Umum/Geografi) 1 buah
Ukuran Kertas, sekitar 80 x 110 cm
Ukuran Gambar, sekitar 75 x 100 cm
Skala sekitar 1 : 12.000.000
Jenis Kertas, Mc Art Paper 120 gram, berlapis kain.
6 PETA AUSTRALIA & SELANDIA BARU (Umum/Geografi) 1 buah
Ukuran Kertas, sekitar 110 x 80 cm
Ukuran Gambar, sekitar 100 x 75 cm
Skala sekitar 1 : 6.000.000
Jenis Kertas, Mc Art Paper 120 gram, berlapis kain.
7 PETA EROPA (Umum/Geografi) 1 buah
Ukuran Kertas, sekitar 130 x 100 cm
Ukuran Gambar, sekitar 120 x 90 cm
Skala sekitar 1 : 5.000.000
Jenis Kertas, Mc Art Paper 120 gram, berlapis kain.
SPESIFIKASI JENIS PETA KHUSUS/TEMATIK
 Simbol pada peta terkait tema/judul peta harus benar dan jelas
 Unsur-unsur peta yang biasa digunakan pada peta umum, dapat tidak
dimunculkan atau dimunculkan tergantung pada urgensi yang terkait
dengan tema. Contoh: peta wilayah kerajaan Majapahit di jamannya,
maka tidak perlu memunculkan batas-batas administrasi dan kota-kota
pada wilayah Indonesia seperti saat ini; Peta Wawasan Nusantara

49
JumLah
No. Nama Alat dan Spesifikasi Minimal satuan
min.
harus menampilkan batas-batas wilayah yang jelas sesuai kriteria
zona, tetapi tetap memunculkan tampilan fenomena bentang alam
maupun bentang budaya lainnya sebagaimana spesifikasi peta umum.
8 PETA WAWASAN NUSANTARA 2 buah
Ukuran Kertas, sekitar 175 x 125 cm
Ukuran Gambar, sekitar 165 x 110 cm
Skala 1 : 3.500.000
Jenis Kertas, Mc Art Paper 120 gram, berlapis kain.
9 PETA PENYEBARAN AGAMA ISLAM DI INDONESIA 1 buah
Ukuran Kertas, sekitar, 120 x 90cm
Ukuran Gambar, sekitar 110 x 80 cm
Skala 1 : 4.500.000
Jenis Kertas, Mc Art Paper 120 gram, berlapis kain.
Menunjukkan jalur arah penyebaran Agama Islam ke berbagai daerah dan
letak kerajaan-kerajaan Islam yang pernah ada di Indonesia.Jalur-jalur
penyebaran dan situs-situs digambar dengan jelas dan dengan warna
yang kontras.

10 PETA PENJELAJAHAN SAMUDERA 1 buah


Ukuran Kertas, sekitar 120 cm x 90 cm
Ukuran Gambar, sekitar 110 cm x 80 cm
Skala 1 : 40.000.000
Jenis Kertas, Mc Art Paper 120 gram, berlapis kain.
Warna: minimal 4 warna
Menunjukkan jalur arah penjelajahan Samudera bangsa-bangsa Eropa
ke Indonesia dan berbagai tempat lain di dunia.Jalur-jalur/rute perjalanan
dan situs-situs digambar dengan jelas dan dengan warna yang kontras.
11 PETA WILAYAH KERAJAAN SRIWIJAYA 1 buah
Ukuran Kertas, sekitar 120 cm x 90 cm
Ukuran Gambar, sekitar 110 cm x 80 cm
Skala 1 : 4.500.000
Jenis Kertas, Mc Art Paper 120 gram, berlapis kain.
Masing-masing wilayah kerajaan diberi warna yang berbeda.
12 PETA WILAYAH KERAJAAN MAJAPAHIT 1 buah
Ukuran Kertas, sekitar 120 cm x 90 cm
Ukuran Gambar, sekitar 110 cm x 80 cm
Skala 1 : 4.500.000
Jenis Kertas, Mc Art Paper 120 gram, berlapis kain.
Masing-masing wilayah kerajaan diberi warna yang berbeda.
CARTA IPS
Spesifikasi umum carta, bahan carta: kertas minimal 135 gr dengan
laminasi/dilapisi UV vernis. Ukuran carta: sekitar 70 x 100 cm, dicetak
berwarna, berupa hasil foto atau desain grafis bukan lukisan tangan,
menggambarkan struktur dengan bagian-bagian dan informasinya akurat.

50
JumLah
No. Nama Alat dan Spesifikasi Minimal satuan
min.
Keterangan bagian-bagian dan kedalamannya mengacu atau sesuai
dengan kurikulum SMP yang berlaku saat ini. Bagian atas dan bawah
diberi lis dengan penggantung.
13 CARTA LAPISAN-LAPISAN ATMOSFER 1 buah
Menggambarkan lapisan-lapisan atmosfer terdiri dari lapisan: troposfer,
stratosfer, mesosfer, termosfer, dan eksosfer. Tercantum ketinggian
lapisan-lapisan tersebut dari permukaan laut, grafik temperatur, dan
diskripsi singkat karakteristik setiap lapisan.
14 Carta : Faktor Pendorong Interaksi Sosial 1buah
Isi gambar: situasi proses imitasi, Identifikasi, sugesti, dan simpati dan
deskripsi singkatnya.
15 Carta : Bentuk Proses Interaksi Sosial assosiatif dan dissosiatif 1buah
Isi gambar: situasi prosesassosiatif dan dissosiatif dan deskripsi
singkatnya.
16 Carta : Macam Status Sosial 1buah
Isi gambar: Contoh Macam Status Sosial : Asscribed Status, Achieved
Status, Simbol dan assigned status, serta deskripsi singkatnya.
17 Carta : Bentuk Perubahan Sosial dan Kebudayaan 1buah
Isi gambar: situasi Perubahan terencana dan tidak direncanakan,
berdampak kecil dan berdampak besar, perubahan cepat dan lambat,
serta deskripsi singkatnya.
18 Carta : Spesimen uang 1buah
Isi gambar: contoh spesimen jenis uang (giral dan kartal), mata uang
(termasuk mata uang asing yang penting), serta deskripsi singkatnya.
19 Carta : Pasar 1buah
Isi gambar: contoh jenis atau macam pasar, deskripsi singkatnya.
20 Carta : Lingkungan Hidup dan permasalahannya 1buah
Isi gambar: contoh situasi lingkungan rusak dan lingkungan terbina,
bentuk-bentuk pemeliharaan dan penanggulangan lingkungan, serta
deskripsi singkatnya.
21 Carta : Bentang alam dan Budaya 1buah
Isi gambar: contoh situasi bentang alami dan bentang rekayasa manusia,
serta deskripsi singkatnya.
22 Carta : Bagan Gunung Api dan Tipe-tipe gunung api 1 buah
Isi gambar: bagian-bagian intrusi, ekstrusi gunung api dan tipe-tipe
gunung api serta deskripsi singkatnya
23 ATLAS INDONESIA DAN DUNIA 28 buah
Ukuran Kertas: sekitar 31 x 24 cm
Jumlah halaman: minimal 72 halaman
Bahan Cover: Kertas Ivory 250 gr. Isi: Kertas HVS 100 gr
Warna: Full Color
Dilengkapi daftar isi, legenda, peta umum, peta khusus (tematik), dan

51
JumLah
No. Nama Alat dan Spesifikasi Minimal satuan
min.
indeks. Pada atlas harus tertera penerbit dan percetakannya, serta tahun
penerbitan.
24 ATLAS SEJARAH INDONESIA DAN DUNIA 28 buah
Ukuran sekitar 31 x 24 cm
Jumlah halaman: min. 110 halaman
Bahan Cover: Kertas Ivory 250 gr
Jenis Kertas minimal HVS 100 gram
Warna: Full Color
Dilengkapi daftar isi, legenda, photo,lukisan tokoh dan peristiwa sejarah,
dan indeks. Pada buku harus tertera tahun penerbitan, penerbit dan
percetakannya.
25 GLOBE 1 buah
Bahan: Bola bumi terbuat dari plastik
Ukuran: minimal diameter 30 cm
Globe menunjukkan wajah geografis dan politik. Gambar, garis-garis
astronomis, dan tulisan pada globe dapat terlihat jelas dan terbaca
dengan baik. Menggunakan Bahasa Indonesia. Pada globe harus tertera
nama penerbit, serta tahun pembuatannya.
Dipasang pada poros kerangka yang kokoh berbentuk setengah meridian
dengan alas yang stabil.
26 SPESIMEN BATUAN DAN MINERAL 1 Set
Terdiri atas:
a. Contoh Batuan Beku : 1. Granit, 2. Andesit, 3 Batu Apung, 4.
Obsidian
b. Contoh batuan sendimen/endapan : 1. Gamping, 2. Batu Lempung,
3. Gipsum, 4. Konglonerat, 5. Breksi, 6. Batu pasir, 7.Tufa, 8.
Batubara
c. Contoh batuan Metamorf/Malihan : 1. Kuarsit, 2. Marmer, 3. Batu
Sabak, 4. Mika Skis
d. Contoh Mineral : 1. Bauksit, 2. Feldspar, 3. Sulfur, 4.Kalkofirin , 5.
Kalsit, 6. Galena, 7. Kaolin, 8. Hematit,
Ukuran Batuan(p x l x t): minimal 3 x 3 x 3 (cm)
Ukuran Kotak wadah(p x l x t): sekitar 20 x 30 x 5(cm)
Batuan ditempatkan dalam satu boks yang kokoh dan diberi tutup. Bagian
dalam boks diberi sekat-sekat sebagai tempat masing-masing batuan.
Tutup boks dibuat dari bahan plastik transparan tidak berwarna. Masing-
masing batuan diberi nama/identitas agar mudah diidentifikasi. Koleksi
batuan dilengkapi dengan buku deskripsi tentang setiap batuan secara
lengkap, yang berisi antara lain peta persebaran, proses terbentuk,
kandungan mineral, tekstur, struktur, pemanfaatanya dalam kehidupan
sehari-hari, dan lain-lain.

52
JumLah
No. Nama Alat dan Spesifikasi Minimal satuan
min.
27 Kompas 10 buah
Jenis kompas Lensatik.
Kompas dilengkapi visir pembidik sasaran, kaca pembesar, dan
penggantung penyangkut ibu jari penopang kompas saat membidik. Tutup
dial dengan dua garis bersudut 45°. Tutup dilengkapi kawat pemandu
arah objek bidikan.
Ukuran: dia. 50 mm, Tebal 25 mm (keadaan tertutup)
Casing: Aluminium die casting

MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL


REPUBLIK INDONESIA,

Salinan sesuai dengan aslinya.


Kepala Biro Hukum dan Organisasi,
TTD.

MOHAMMAD NUH

Dr. A. Pangerang Moenta, S.H.,M.H.,DFM


NIP 196108281987031003

53

Anda mungkin juga menyukai