Anda di halaman 1dari 16

KOMUNIKASI DAN MASALAH SOSIAL

Pengantar.
Informasi yang benar dapat mencerahkan kehidupan dan dapat pula menjernihkan
pertimbangan untuk bisa mengambil keputusan yang tepat. Informasi yang tepat menjadi
sarana yang efektif, ia membuka peluang membangun dan memperkenalkan budaya masing
masing daerah, yang pada gilirannya membantu kita memahami budaya daerah lain yang dapat
membantu menghindarkan kita dari kesalah pahaman dan menjadi sarana penting untuk
menciptakan perdamaian.
Media adalah sarana utama untuk menyampaikan informasi dan dengan media inilah kita
dipermudah untuk mendapatkan informasi dari berbagai daerah bahkan negara lain secara
cepat. Peningkatan pendidikan tidak bisa dilepaskan dari sumbangan media. Seiring dengan
perkembangan jaman, maka media pun mengalami perkembangan pula. Dulu kala hanya ada
media cetak (koran, tabloit, majalah, dll) kemudian berkembang ke media elektronik seperti
radio, teleisi dan sekarang internet. Sayang hak publik untuk mendapatkan informasi tentang
budaya suatu daerah sangat kurang karena adanya pertarungan kepentingan dalam hal politik
ataupun ekonomi.
Indonesia merupakan salah satu di antara sedikit negara di dunia yang memiliki karakteristik
sebagai negara multietnik. Di Indonesia diperkirakan terdapat !"# etnik dengan $"# bahasa.
%da etnis yang besar dan ada yang kecil (lihat &ampiran #). 'tnis besar di Indonesia antara lain(
)a*a, Sunda, Madura, Melayu, +ali, Minangkabau, +atak, Dayak, +ugis, dan ,ina. Sebagai
-egara yang multietnis, tidak hanya bentuk fisik melainkan juga sistem religi, hukum, arsitektur,
obat.obatan, makanan, dan kesenian orang Indonesia pun berbeda.beda menurut etnisnya.
Indonesia juga merupakan sebuah negara yang mempunyai tradisi religi atau agama yang
cukup kuat. %da lima agama besar di Indonesia, yakni Islam, /atolik, Protestan, 0indu, dan
+uddha1 Setelah tahun #!!2, /ong 0u ,u juga mulai kembali berpengaruh di Indonesia.
Indonesia ibarat sebuah taman yang ditumbuhi aneka bunga ber*arna.*arni. %kan tetapi,
jika keragaman itu tidak dikelola dengan baik, konflik akan mudah pecah. 3uturolog terkemuka
seperti )ohn -aisbitt dan %lfin 4offler juga memprediksikan tentang menguatnya kesadaran
etnik (ethnic consciousnes) di banyak negara pada abad ke.5#. +erbagai peristi*a pada dua
dasa*arsa terkahir abad ke.56 memang perla*anan terhadap dominasi negara ataupun
kelompok.kelompok etnik lain. +erjuta.juta nya*a telah melayang dan banyak orang menderita
akibat pertarungan.pertarungan itu. Samuel 0untington (#!!$) merupakan futurolog yang
pertama kali mensinyalir bakal munculnya perbenturan antar masyarakat 7di masa depan7 yang
Sosiologi Komunikasi
Mira Oktaviana WW.,M.Si.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar
8niersitas Mercu +uana
11
0
akan banyak terjadi dalam bentuk perbenturan peradaban clash of civilisation. Sentimen
ideologis yang selama ini dominan dalam perang dingin, berubah dengan sentimen agama dan
budaya. +lok.blok dunia juga akan banyak ditentukan oleh kepemihakan terhadap agama dan
kebudayaan.
/utipan pernyataan para futurolog ini hanya untuk mengingatkan bah*a kebudayaan tidak
jarang membangun blok.blok yang dapat menimbulkan ketegangan dan bahkan peperangan.
Masyarakat terutama yang mempunyai karakter multi.etnis dan multi.agama perlu senantiasa
menggali *a*asan kebangsaannya untuk menghindari ketegangan.ketegangan baru. /onflik
horisontal antar kelompok masyarakat tertentu di Indonesia (%mbon, /upang, Sambas,
Palangkaraya, Sampit, Papua, Poso, &ombok, 4asikmalaya, )akarta, Solo, Surabaya, dll)
seharusnya menggugah bangsa ini untuk kembali merenungi pertanyaan.pertanyaan
mendasar. Pertanyaannya adalah apakah pola hidup dalam keberagaman sudah membudaya
dalam alam kesadaran orang Indonesia9 Sedalam apakah pemahaman kita akan keragaman
orientasi, referensi, dan tindakan.tindakan dalam pengambilan kebijakan9 %pakah kesadaran
etnik yang bermunculan di berbagai *ilayah tanah air akan mengarah pada perbenturan
peradaban bangsa kita9 Masalah.masalah sosial apa sajakah yang mudah memunculkan
konflik dalam masyaraat multietnik9 %dakah metode yang dapat digunakan untuk mengatasi
konflik berbasis etnik9 Makalah ini bermaksud membahas masalah.masalah tersebut, sekalipun
hanya bersifat permukaan saja. 4idak ada pretense untuk membahas dan memberi ja*aban
dan solusi yang tuntas. Makalah ini dimaksudkan sekedar untuk memancing diskusi dan
pembahasan lebih lanjut.
. Perbe!aan Bu!a"a !an Masalah Sosial
A. De#inisi Sosial Bu!a"a.
Dengan keaneka ragaman budaya di Indonesia akan memba*a dampak positif maupun
negatie bagi kehidupan berbangsa dan bernegara. /eaneka ragaman budaya tersebut jika
dikelola secara baik akan berdampak sangat positif, seperti kita dapat mempromosikan
keragam budaya kita untuk menarik *isata*an baik domestik maupun internasional, dengan
begitu maka pendapatan negara akan meningkat. %kan tetapi jika keanekaragaman
kebudayaan yang ada tidak dikelola dengan baik malahan akan menimbulkan dampak atau
pengaruh yang dapat menimbulkan gesekan gesekan antara perilaku sosial yang berubah
dengan kaidah kaidah kultural yang normatif yang pada akhirnya timbulnya masalah sosial,
yaitu suatu ketidak sesuaian antara unsur . unsur kebudayaan atau masyarakat yang
membahayakan kehidupan kelompok sosial, jika terjadi bentrokan unsur unsur yang ada dapat
Sosiologi Komunikasi
Mira Oktaviana WW.,M.Si.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar
8niersitas Mercu +uana
11
1
menimbulkan gangguan hubungan sosial seperti kegoyahan dalam kehidupan kelompok atau
masyarakat.
Sebelum kita bahas lebih jauh lagi mengenai masalah social yang ditimbulkan akibat dari
perbedaan social budaya di negeri tercinta kita Indonesia, ada baiknya kita lebih dahulu
mengetahui definisi dari social budaya.
Definisi social menurut /amus 8mum +ahasa Indonesia milik :.).S. Poer*adarminta, social
ialah segala sesuatu yang mengenai masyarakat atau kemasyarakatan atau dapat juga
diartikan suka memperhatikan kepentingan umum (kata sifat). Sedangkan budaya dari kata
Sans atau +odhya yang artinya pikiran dan akal budi. +udaya adalah segala hal yang dibuat
oleh manusia berdasarkan pikiran dan akal budinya yang mengandung cinta, rasa dan karsa.
Dapat berupa kesenian, pengetahuan,moral, hokum, kepercayaan, adat istiadat ataupun ilmu.
)adi, dapat disimpulan bah*a social budaya merupakan segala hal yang diciptakan oleh
manusia dengan pemikiran dan budi nuraninya untuk dan atau dalam kehidupan
bermasyarakat. %tau lebih singkatnya manusia membuat sesuatu berdasarkan budi dan
pikirannya yang diperuntukkan dalam kehidupan bermasyarakat.
4erciptanya sebuah kebudayaan bukan hanya dari buah piker dan budi manusia, tetapi juga
dikarenakan adanya interaksi antara manusia dengan alam sekitar. +ahkan dalam agama
dikatakan manusia sebagai khalifah atau pemimpin dibumi ini. Maka ia pun dianugerahi daya
cipta, rasa dan karsa yang luar biasa dari Sang Maha Pencipta.
Sebuah dialektika terjadi disini, sebab kebudayaan itu ada karena diciptakan oleh manusia
dan manusia hidup di antara kebudayaan yang diciptakannya sendiri. ;leh karenanya
kebudayaan akan terus menerus ada jika manusia pun ada.
Definisi social budayapun dapat dikembangkan dan tercipta karena adanya kaitan erat
antara kebudayaan dan social itu sendiri. Perubahan kebudayaan bias saja terjadi akibat
adanya perubahan social dalam masyaratakt, begitu pula hal uang sebaliknyapun dapat terjadi.
B. Peran Dan Dam$ak Negati# Sosial Bu!a"a.
Peran budaya dalam kehidupan sosial antara lain (
Sebagai pedoman dalam hubungan antara manusia dengan komunitas atau kelompoknya
Sebagai symbol pembeda antara manusia dengan binatang
Sebagai petunjuk atau tata cara tentang bagaimana manusia harus berperilaku dalam
kehidupan sosialnya
Sebagai modal dan dasar dalam pembangunan kehidupan manusia
Dalam penciptaan social budaya ada dampak negatie yang ditimbulkan. +ila kemudian
kebudayaan tersebut menimbulkan efek negatie bagi kehidupan social adalah sesuatu yang
Sosiologi Komunikasi
Mira Oktaviana WW.,M.Si.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar
8niersitas Mercu +uana
11
2
perlu dipikirkan ulang, jika ingin menciptakan sebuah budaya. Dampak negatie tersebut dapat
timbul menjadi masalah sosial yang muncul akibat terjadinya perbedaan mencolok antara nilai
dalam masyarakat dengan realita yang ada, maka akan dapat menjadi sumber masalah sosial
antara lain proses sosial dan bencana alam. %danya masalah sosial dalam masyarakat
biasanya akan diselesaikan oleh lembaga yang memiliki ke*enangan khusus seperti tokoh
masyarakat atau tokoh adat, pemerintah, organisasi sosial, musya*arah masyarakat dan lain
sebagainya.
Masalah sosial dapat dikategorikan atau dikelompokan secara umum menjadi < jenis faktor
antara lain (
3aktor ekonomi ( kemiskinan, pengangguran
3aktor budaya ( Perceraian, kenakalan remaja, perbedaan adat istiadat dan agama
3aktor biologis ( Penyakit menular, keracunan makanan
3aktor psikologi ( Penyakit syaraf, aliran sesat
/e empat faktor diatas tidak hanya terjadi di Indonesia saja, akan tetapi terjadi diseluruh
dunia, maka diperlukan peran aktif pemerintah dan masyarakat dalam menyelesaikan segala
permasalahan tersebut.
+eberapa dampak negatie budaya bagi kehidupan social manusia antara lain (
Menimbulkan kerusakan lingkungan dan kelangsungan ekosistem alam
Mengakibatkan adanya kesenjangan social yang kemudian menjadi penyebab munculnya
penyakit.penyakit social termasuk tingginya kriminalitas
Mengurangi bahkan dapat menghilangkan ikatan batin dan moral yang biasanya dekat
dalam hubungan social antar masyarakat
%. Keragaman Bu!a"a Pa!a Masa Or!e Lama& Or!e Baru& !an 'ra (e#ormasi.
Indonesia telah mengalami beberapa bentuk pemerintahan dengan nuansa demokrasi yang
berbeda.beda. Pemerintahan ;rde &ama melihat keragaman budaya di Indonesia sebagai
sebuah bentuk pluralisme. /onsep pluralisme adalah buah dari kompromi Sutan 4akdir
%lisjahbana dengan Sanusi Pane yang ditengahi oleh /i 0ajar De*antara, sehingga muncullah
rumusan seperti kebudayaan nasional adalah puncak.puncak kebudayaan daerah dan
seterusnya itu. /esadaran akan pluralisme kebudayaan membuat pemerintah ;rde &ama
berkeinginan mengkonserasi pencapaian budayabudaya daerah, sehingga mengabaikan
unsur dinamika dalam kebudayaan.
Selama tiga dekade kekuasaan re=im ;rde +aru, Indonesia dipaksa untuk menukar
kebebasan politik dengan kemajuan ekonomi. Selama pemerintahan yang otoriter dan
militeristik ini, pembicaraan seputar S%>% (Suku, %gama, dan >as) merupakan hal tabu.
Sosiologi Komunikasi
Mira Oktaviana WW.,M.Si.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar
8niersitas Mercu +uana
11
3
Permasalahan di ranah tersebut hampir tidak pernah diangkat atau didialogkan secara terbuka.
+angsa ini seolah.olah bersembunyi di balik slogan BhinekaTunggal Ika yang hanya sekedar
mengukuhkan otoritas penguasa dalam melakukan penyeragaman, uniformalitas dan
menyepelekan perbedaan. /ebijakan ;rde +aru menyimpan potensi konflik sebagai sebuah
bom *aktu. +egitu ;rde +aru runtuh, konflik bernuansa S%>% bermunculan dan me*arnai 'ra
>eformasi. Deretan peristi*a kerusuhan berbau S%>% itu sesungguhnya merupakan
per*ujudan dari menguatnya apa yang disebut reolusi identitas (identit revolution). +atas.
batas identitas (etnis, juga agama, ras, dan antar golongan) yang selama re=im orde baru
ditabukan sebagai S%>% dan dipercaya subersif justru sudah mulai bangkit sebagai sebuah
kekuatan basis.
/ebijakan 'ra >eformasi memberikan otonomi daerah tidak serta.merta menyelesaikan
masalah keragaman ini. Satu hal yang unik di Indonesia, sebuah pemerintahan di Daerah
4ingkat II umumnya didominasi satu suku. /ondisi masyarakat daerah seperti ini bisa
menjadikan orang daerah menjadi lebih sukuis1etnosentris. ,ontoh yang paling muda diamati
adalah Pilkada langsung, yang cenderung diikuti dengan demontrasi jalanan dan perusakan
fasilitas umum. Perilaku ini membuat budaya daerah tertentu kehilangan nilai.nilai, mereka
berubah jadi buas dan brutal. ,ontoh yang lain adalah konflik.konflik bermotif etnik, seperti(
%ceh, /alimantan, Poso, dan Maluku. Inilah kondisi yang telah terjadi di Indonesia dan masih
berpotensi untuk muncul. %pakah Indonesia dapat menjamin bah*a desentralisasi benar.benar
akan menjadi perekat bagi persatuan nasional dan memperkuat komitmen nasional terhadap
pembangunan manusia9.
D. Menguatn"a Primor!ialisme !an 'tnosentrisme.
Ikatan primodial pada dasarnya berakar pada identitas dasar yang dimiliki oleh para anggota
suatu kelompok etnis, seperti tubuh, nama, bahasa, agama atau kepercayaan, sejarah dan
asal.usul (Issac, #!!"( <2.?2). Identitas dasar ini merupakan sumber acuan bagi para anggota
suatu kelompok etnik dalam melakukan intreaksi sosialnya. ;leh karena itu, identitas dasar
merupakan suatu acuan yang sangat mendasar dan bersifat umum, serta menjadi kerangka
dasar bagi per*ujudan suatu kelompok etnik. Identitas dasar diperoleh secara askriptif dan
tidak mudah untuk mengingkarinya, identitas dasar muncul dalam interaksi sosial antar
kelompok etnik.
Dalam interaksi tersebut para pelaku dari berbagai kelompok etnik akan menyadari bah*a
terdapat perbedaan kelompok di antara mereka. Identitas dasar kemudian menjadi suatu
pembeda antara berbagai kelompok etnik yang sedang berinteraksi. Identitas dasar merupakan
Sosiologi Komunikasi
Mira Oktaviana WW.,M.Si.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar
8niersitas Mercu +uana
11
4
sumber adanya ikatan primodial, suatu ikatan yang lahir dari hubungan.hubungan keluarga atau
hubungan darah (garis keturunan), hubungan ras, lingkungan kepercayaan atau keagamaan,
serta bahasa atau dialek tertentu. Suatu persamaan hubungan darah, dialek, ras, kebiasaan
dan sebagainya yang melahirkan ikatan emosional (@reet=, #!!5( ") yang kadang kadarnya
berlebihan sehingga dapat menjadi sesuatu yang bersifat destruksif.
Ikatan.ikatan tersebut dapat dianggap sebagai A*arisanB dari sifat social yang telah ada dan
sebagian besar merupakan ikatan keluarga, namun lebih dari itu merupakan *arisan yang
berasal dari kelahiran di tengah.tengah masyarakat beragama tertentu, yang berbicara dalam
dialek bahasa tertentu, dan mengikuti praktik.praktik sosial tertentu (Isaacs, #!!"(<?). Dalam
kehidupan sehari.hari identitas dasar suatu kelompok etnik seringkali dimanipulasi (,ohen,
#!$#). Identitas dasar dapat dinon.aktifkan, diaktifkan, dipersempit dapat dimungkinkan karena
identitas dasar itu bukanlah sesuatu yang masih seperti batu melainkan cair, sehingga dapat
mengalir dan berkembang dalam rangka penyesuaian dalam kehidupan. -amun tidak jarang
aliran identitas dasar menerjang dengan kuat bagaikan air bah yang membobol bendungan.
bendungan, serta merusak segala sesuatu yang dilaluinya.
Pada keadaan.keadaan tertentu identitas dasar yang me*ujudkan keberadaaannya dalam
bentuk ikatan.ikatan primodial melahirkan kohesi emosional yang sangat kuat atau menjadi
etnosentrisme yang berlebihan, sehingga menjadi sumber malapetaka. Di sisi lain kohesi
emosional yang berasal dari ikatan primordial dapat menimbulkan rasa aman, kehangatan atau
kepercayaan di kalangan mereka sendiri. >asa kepercayaan di antara kalangan sendiri bagi
kelompok etnik tertentu dapat dijadikan dasar bagi kegiatan bisnis. +anyak kegiatan bisnis
dilakukan tanpa didukung oleh jaminan surat.surat perjanjian, kontrak hukum atau bahkan
secarik kertaspun. Mereka melakukannya berdasarkan rasa saling percaya, karena mereka
berasal dari kampung halaman yang sama, berbahasa atau berdialek yang sama, memiliki
nama keluarga yang sama, atau dari keturunan yang sama, singkatnya kesamaan identitas
dasar mendorong untuk saling mempercayai, minimal pada pertemuan pertama mereka
beranggapan bah*a mereka memiliki perilaku yang sama, karena berasal dari kalangan sendiri.
/esadaran etnik yang bersumber pada identitas dasar suatu kelompok etnik merupakan
suatu hal yang pasti dialami setiap orang. Identitas dasar ini merupakan sumber terbentuknya
ikatan primordial. Ikatan primordial dapat diekspresikan dalam berbagai bentuk aktiitas hidup
manusia. Indonesia telah memulai program desentralisasi yang cukup radikal yang telah
menimbulkan banyak permasalahan yang cukup rumit, khususnya tentang hubungan keuangan
antara pusat dan daerah, dan juga kemungkinan melebarnya jurang ketimpangan jika
Sosiologi Komunikasi
Mira Oktaviana WW.,M.Si.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar
8niersitas Mercu +uana
11
5
kabupaten.kabupaten yang lebih kaya maju sangat pesat, meninggalkan kabupaten.kabupaten
lainnya.
). Sebuah Masukan *entang Permasalahan Sosial& Sebagai Dam$ak !ari Komunikasi
A. Solusi*entang Isu Strategis Masalah Sosial Bu!a"a.
/ita tidak dapat mengatasi konflik antar budaya dan menghilangkan stereotip antar budaya
hanya menggembar gemborkan slogan kosong Bkesatuan dan persatuan IndonesiaB tanpa
melakukan usaha usaha konkrit.
Pertama tama kita harus merumuskan masalah S%>% (suku, ras, agama dan antar
golongan) sehingga menjadi lebih proporsional. Selama ini S%>% adalah hantu bergentayangan
yang membuat pembicaraan mengenai perbedaan suku, agama, atau ras menjadi tabu.
Perbedaan S%>% bukan untuk dihindari, melainkan untuk dikelola bersama tanpa pernah
menyentuh masalah S%>%, bahkan untuk sekedar membicarakannya, stereotip antar budaya
akan tetap kental, meskipun dipermukaan bersifat laten. Sekali gesekan terjadi bisa sedemikian
dahsyat, karena kita tidak terbiasa mengatasinya.
4anpa memperbaiki pandangan, kebijakan dan politik S%>%, konflik antar budaya akan
terulang lagi pada masa depan. Dalam konteks ini kita perlu menghapus istilah istilah yang
cenderung menutup nutupi persoalan yang sebenarnya, seperti pribumi, non pribumi, :-I
keturunan, dan istilah S%>% itu sendiri. Menurut Daniel S.&e, pakar politik %sia (Indonesia) di
8niersity of :ashington di seatle,%S BDari sejarah konflik S%>% selalu diciptakan dari atas. Itu
adalah taktik pemerintah kolonial supaya rakyat tidak pernah bersatu, karena persatuan adalah
kekuatan yang amat besar dan mengancam kekuasaanB.
Pemerintah perlu mengembangkan kebijakan multibudaya, yang memberikan kesempatan
kepada setiap kelompok budaya untuk melestarikan budayanya, seperti yang dilakukan
pemerintah %ustralia sejak tahun #!$6.an. 4idak perlu ada kekha*atiran bah*a pelestarian
budaya ini akan bertentangan dengan pengembangan budaya nasional. /eanekaragaman
budaya ini justru akan memperkaya kehidupan kita, baik sebagai indiidu ataupun sebagai
bangsa. Sebenarnya seorang manusia dapat mengembangkan parameter.parameter
budayanya lebih jauh lagi. Ia sekaligus bisa menjadi seorang sunda, seorang Indonesia
(nasionalis), seorang muslim yang saleh dan seorang *arga dunia yang baik tanpa harus
mempertentangkan berbagai identitas tersebut.
Dalam pengembangan kebijakan multibudaya itu, kita perlu membangun pusat.pusat
komunitas yang memungkinkan orang orang dari berbagai kelompok budaya bersosialisasi.
/omunitas adalah sekelompok orang yang mempunyai ikatan psikologis, yang secara sosial
Sosiologi Komunikasi
Mira Oktaviana WW.,M.Si.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar
8niersitas Mercu +uana
11
6
saling membutuhkan, berbagai kehidupan pribadi dan publik, dan berpartisipasi dalam
pengambilan keputusan demi kepentingan bersama. /omunitas sebagaimana dikemukakan
Cankeloich, melibatkan perasaan bah*a BDmereka adalah kelompokku, aku peduli pada
mereka, mereka peduli padaku, aku bagian dari merekaB (@udykunst dan /im,#!!5(5?!)
Membangun Hubungan Kekuatan.
Dalam masyarakat yang multietnik, pola dan model pergaulan yang etnosentrik dapat
berakibat kontraproduktif. 8saha bisnis yang maju pesat dan dikuasai oleh satu kelompok etnis
sama seperti menyimpan bom *aktu yang pada saat tertentu akan menimbulkan ledakan
sosial. Sosialisasi kesadaran multietnik dapat dilaksanakan melalui konsep proses sosial, yaitu
suatu cara berhubungan antarindiidu atau antarkelompok atau indiidu dengan kelompok yang
menimbulkan bentuk hubungan tertentu. Dari hubungan ini diharapkan mereka semakin saling
mengenal, semakin akrab, lebih mudah bergaul, lebih percaya pada pihak lain dan akhirnya
dapat bekerjasama dan bersinergi. /esemuanya ini dapat dipahami sebagai bagian dari
peradaban manusia.
Proses sosialisasi dimulai dari interaksi sosial dengan perilaku imitasi, sugesti, identifikasi,
dan simpati (Pidarta, #!!$(#<$). Interaksi sosial akan terjadi apabilamemenuhi dua syarat(
kontak sosial dan komunikasi. Setiap masyarakat salingberinteraksi satudengan lainnya, dan
saling beradaptasi pada lingkungan secaratotalitas. &ingkungan ini mencakup lembaga
sosiopolitik masyarakat dan elemenorganik lainnya. Dari hasil interaksi sosial diharapkan tidak
ada strata sosial antaretnik,dan seharusnya ada pembentukan peradaban atau akultrasi
antaretnik.
Peradaban adalah jaringan kebudayaan. +iasanya setiap budaya memiliki
*ilayah(,ohen,#!$6(E<). Peradaban itu dapat dibuat melalui saling ketergantungan
antaretnik.Saling ketergantungan ini dapat berupa program (kegiatan), dengan adanya
kegiatanhubungan kekuatan (!o"er relationshi!s) semakin erat. /egiatan tersebut dapat
berupa(perdagangan, kesenian dan pendidikan.
0ubungan kekuatan (0/) dalam bentuk saling ketergantungan akanmeningkatkan adaptasi
antaretnik, dan dapat menimbulkan peradaban baru. Peradabanitu adalah kebudayaan yang
sudah lebih maju (Pidarta, #!!$( #?2). +ila kebudayaandiartikan cara hidup yang
dikembangkan oleh anggota.anggota masyarakat, ini berartiFkerjasamaG adalah suatu
kebudayaan. Misalnya, kerjasama antar etnik ,ina dan )a*adalam distribusi mobil dapat
menciptakan hubungan kekuatan yang kokoh.
Sosiologi Komunikasi
Mira Oktaviana WW.,M.Si.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar
8niersitas Mercu +uana
11
7
Membangun Bu!a"a *oleransi.
Istilah budaya toleransi (culture of tolerance) tampaknya belum banyak dikenaldalam *acana
sosial.politik Indonesia, karena selama masa otoriter ;rde +aru, toleransimenjadi salah satu
nilai yang dimobilisasikan dan diintroduksikan secara represif dalampaket ideologiuniformitas
Pancasila. Dalam alam militeristik tersebut, setiap gerakanyang berbau keagamaan,
kedaerahan, ataupun kesukuan yang eksklusif cenderungdianggap sebagai pembangkangan
S%>%, dan biasanya ditindak dengan tegas oleh aparatnegara. /arena itu, toleransi lebih
banyak dipahami sebagai ideologi kaum penguasa danbukan bagian dari proses kebudayaan
masyarakat bangsa.
Sejalan dengan berakhirnya masa despotisme ;rde +aru, masa.masa romantisideologi
Pancasila juga berakhir. Penataran.penataran P< di berbagai leel denganbermacam.macam
pola pun dihentikan dengan berbagai dampak, baik positif maupunnegatif. Dalam alam
reformasi ini, issu.issu mengenai toleransi, identitas, dan pluralitasmenjadi persoalan
masyarakat dan bukan lagi tanggungja*ab HideologisH negara. %kantetapi, perubahan tersebut
berlangsung dengan sangat cepat, sehingga banyak pengamatbudaya Indonesia
mengkha*atirkan bakal hilangnya rantai pemersatu bangsa (chain ofnational unit). +arangkali
belum terlalu disadari bah*a harga sosial yang harus dibayarkarena hilangnya rantai
pemersatu itu sangat mahal.
+eberapa pakar kebudayaan (seperti @altung, Soedjatmoko) mengungkapkanbah*a nilai
toleransi bukanlah sebuah nilai yang hadir pada dirinya sendiri. /adartoleransi bersumber dari
adanya nilai empati yang secara inherent sudah ada dalam hatisetiap manusia. 'mpati
merupakan kemampuan hati nurani manusia untuk ikutmerasakan apa yang dirasakan oleh
orang lainI kemampuan untuk ikut bergembiraataupun berduka dengan kegembiraan dan
kedukaan orang lain. Semakin tinggi kadarempati seseorang, semakin tinggi pula kemampuan
orang itu membangun nilai toleransi, yaitu kemampuan untuk menerima dan menghargai
adanya perbedaan.
-ilai toleransi merupakan salah satu nilai dalam kha=anah budaya berpikir positif.+udaya
berpikir positifyakni cara berpikir manusia yang senantiasa melihatsisi positif, optimistik,
integratif dan realistik terhadap berbagai permasalahan hidup,sesungguhnya telah hidup dalam
kebudayaan setiap etnik di bumi -usantara ini.Semakin sering kita berpikir positif, semakin
banyak kita memiliki sahabat. Sekat.sekatprimordialisme di antara kita akan menjadi semakin
menipis. Sebaliknya, semakin seringkita berpikir negatif, semakin banyak pula kita memiliki
musuh. Dengan demikian,kehidupan bangsa kitapun akan menjadi semakin kerdil. Sebelum
Sosiologi Komunikasi
Mira Oktaviana WW.,M.Si.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar
8niersitas Mercu +uana
11
8
diideologikan, nilai toleransi, kasih dan persahabatan yang tulus antarkelompok komunitas
orang yang berbeda latar belakang S%>% sebetulnya sudahmembudaya.
Pen!i!ikan
Pendidikan adalah proses membuat orang berbudaya dan beradab. Pendidikanadalah kunci
bagi pemecahan masalah.masalah sosial dan melalui pendidikan masyarakatdapat
direkonstruksi. >ekonstruksi berarti reformasi budaya, dengan melalui pendidikanreformasi
dapat dijalankan, terutama reformasi budi pekerti, reformasi kebudayaan(keindonesiaan)dan
reformasi nasionalisme (-/>I).4olstoy berpendapat sasaran puncak pendidikan ada di luar
pendidikan(%chambault, dalam 3reire, 566#(<!#), yaitu kebudayaan. 4olstoy beranggapan nilai.
nilaimasyarakat AberadabB akan tetap bertahan meski dihujani aneka ragam konflik atauajang
klaim.klaim yang saling bertentangan.
Pendidikan yang dinginkan masyarakat ialah proses pendidikan yang bisamempertahankan
dan meningkatkan keselarasan hidup dalam pergaulan manusia./onsep sosialisasi pendidikan
yang dapat diterapkan adalah cara berhubunganantarindiidu atau antarkelompok atau indiidu
dengan kelompok yang menimbulkanbentuk hubungan tertentu.Sekolah dapat dijadikan sarana
pembauran multietnik. @uru harus membinasis*a agar bisa memiliki kebiasaan hidup yang
harmonis, bersahabat, dan akrab dengansesama teman dari berbagai latar belakang etnik.
Proses pembelajaran di kelas multietnikdapat menghasilkan peradaban baru sesuai dengan
harapan reformasi. 8ntuk ini, dapatdipakai teori, model, strategi pengajaran multietnik sebagai
sarana menjalankan reformasipendidikan dan kebudayaan (lihat :akhinudin, 566E).
Implementasi strategi pengajaran multietnik di kelas hendaklah bertujuan pembentukan
peradaban bangsa Indonesia yangmulia.Sampai saat ini, pengajaran multietnik belum
dilegalisasikan oleh pemerintah.Pengajaran bahasa daerah dilaksanakan dalam format
restorasi (menjaga bahasa1budayadari kepunahan) dan bukan dalam format pluralisme
(mengakui perbedaan bahasa).Dengan formattersebut, pengajaran bahasa daerah lebih
terkesan otoriter dan cenderungmengabaikan fakta keragaman etnik di dalam kelas.
+erbagai acara kemasyarakatan dan budaya, termasuk pendidikan nonformal, dapat
diadakan agar masyarakat yang berbeda budaya itu saling memahami, dengan bantuan aparat
setempat yang berperan sebagai fasilitator alih alih sebagai pengarah. Misalnya, pemerintah
lokal dapat mengadakan acara semacam festial antar budaya yang memberi kesempatan
kepada setiap kelompok budaya untuk menampilkan budayanya, seperti makanan tradisional,
pakaian tradisional, adat istiadat, hasil kerajinan tangan, kesenian,dsb. Pemerintah tidak perlu
Sosiologi Komunikasi
Mira Oktaviana WW.,M.Si.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar
8niersitas Mercu +uana
11
9
melarang semua aspek budaya, misalnya sekedar Adodol cinaB atau barongsaiB karena
ketakutan berlebihan atau tidak masuk akal.
/ebijakan multi budaya juga penting untuk di*ujudkan oleh lembaga lembaga pendidikan
formal dengan mengajarkan pelajaran pelajaran yang meneguhkan kerukunan antar budaya,
seperti budi pekerti (untuk tingkat SD hingga tingkat SM8) dan antropologi Indonesia, pelajaran
agama deskriptif (seperti yang diusulkan %l*i Shihab), serta komunikasi antar budaya (untuk
tingkat perguruan tinggi). /esalahpahaman kesalahpahaman antar budaya dapat dikurangi bila
kita sedikitnya mengetahui nilai nilai, ekspektasi dan perilaku budaya orang lain, dan
mempraktikannya dalam berkomunikasi dengan mereka.
Pendidikan multi budaya ini diharapkan dapat memupuk nilai nilai yang mengembangkan
kemampuan kerjasama antar budaya. Ini selaras dengan komitmen 8-'S,; yang telah lama
mempromosikan pendidikan global. Dalam sidangnya di jene*a ;ktober #!!<,8-'S,;
menegaskan lagi komitmennya dengan mencanangkan antara lain( Pendidikan seyogyanya
mengembangkan kemampuan untuk mengakui dan menerima nilai nilai yang ada dalam
kebhinekaan pribadi, jenis kelamin, masyarakatdan budaya serta mengembangkan kemampuan
untuk berkomunikasi, berbagi dan bekerja sama dengan yang lain (lihat juga Mulyana,#!!E(Jii).
Pendidikan di lembaga . lembaga pendidikan formal dan non formal di indonesia dapat kita
jadikan salah satu sarana untuk menciptakan Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia yang
unggul, yang tidak hanya mampu bergaul dengan suku suku lain sebangsa, melainkan juga
dengan orang orang lain dari bangsa lain. +agaimana mungkin kita bisa bergaul dengan
bangsa bangsa lain dalam menyukseskan %34% (tahun 566") dan %P', (tahun 5665), bila kita
bergaul dengan suku suku lain yang sebangsa saja kita tidak berhasil.
Membangun Kerukunan Antar Bu!a"a.
Dengan keragaman budaya, suku, kepercayaan, adat istiadat, dan bahasa yang ada di
Indonesia ini harus disikapi secara hati.hati, jika tidak bukannya memba*a kebaikan malahan
akan menimbulkan masalah sosial yang baru. Sebenarnya hal tersebut sudah dipikirkan dan
bahkan sudah diantisipasi dengan membuat bahasa pemersatu yaitu bahasa Indonesia. Dan
bahkan didalam dasar -egara Indonesia yaitu, Pancasila sudah memuat seluruh aspek penting
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
/ata +hineka 4unggal Ika dalam pancasila yang berarti berbeda beda tetapi satu,
mempunyai makna yang sangat dalam jika kita resapi. Dengan perbedaan suku, bahasa, adat
istiadat, kebudayaandan kepercayaan tetapi kita tetap satu dalam kesatuan -egara >epublik
Indonesia. Disamping itu kelima sila dalam pancasila melambangkan kehidupan berbangsa dan
Sosiologi Komunikasi
Mira Oktaviana WW.,M.Si.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar
8niersitas Mercu +uana
11
10
bernegara yang pokok dijamin oleh -egara. Seluruh sendi kehidupan dalam berbangsa dan
bernegara anatara lain (
- /etuhanan yang maha esa, ini melambangkan bah*a setiap *arga -egara Indonesia
meskipun berbeda.beda agama dan kepercayaannya dijamin dan bebas dalam menjalankan
peribadatan sesuai dengan agama dan kepercayaannya.
- /emanusiaan yang adil dan beradab, ini melambangkan bah*a manusia harus bersikap
saling hormat menghormati dan toleransi serta mendapatkan hak dan ke*ajiban yang sama
sesuai dengan norma yang berlaku dimasyarakat.
- Persatuan Indonesia, ini melambangkan dengan keaneka ragaman suku bangsa yang ada di
Indonesia harus tetap bersatu dan tunduk dengan hukum yang berlaku di Indonesia.
- /erakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusya*aratan per*akilan,
ini melambangkan bah*a kelembagaan pemerintah dengan per*akilan rakyat untuk
memperjuangkan kepentingan rakyat atau dengan kata lain dari rakyat, oleh rakyat dan
untuk rakyat dan melalui musya*arah dalam mengambil keputusan.
- /eadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia, ini melambangkan bah*a seluruh rakyat
Indonesia, ini melambangkan bah*a seluruh rakyat Indonesia berhak mendapatkan
kebebasan dalam bersosialisasi dan saling membina kerukunan dalam kehidupan
bermasyarakat serta mendapatkan penghidupan yang layak.
)ika kelima sila dalam pancasila itu dapat diamalkan didalam kehidupan berbangsa dan
bernegara maka apa yang menjadi harapan dari seluruh rakyat Indonesia akan ter*ujud. %kan
tetapi diIndonesia saat ini Pancasila belum diamalkan sebagaimana mestinya, ini dapat dilihat
dari keadaan ekonomi yang tidak berpihak kepada rakyat miskin baik dalam hal pendidikan,
kesehatan dan lain.lain. Dan untuk bidang hukum kita juga seringkali melihat bah*a hukum
akan tajam keba*ah tapi tumpul jika keatas. Dalam hal politik kita sekarang melihat para *akil
rakyat yang mengemban tugas untuk memperjuangkan kepentingan rakyat sekarang malah
memikirkan kepentingan golongan dan pribadinya.
Selain itu didalam bidang budaya dan agama atau kepercayaan kita juga sering dihadapkan
dengan pertikaian antar suku seperti pertikaian antara suku dayak (penduduk asli /alimantan)
dengan suku Madura yang menyebabkan kerugian yang sangat besar, baik dari segi moril
ataupun materiil. /erugian dari pertikaian antar suku ini dilihat dari segi moril tentunya akan
meninggalkan trauma yang sangat mendalam bagi para korban terutama *anita dan anak.
anak, sedangkan jika ditinjau dari segi materiil tentunya sangat merugikan karena banyak
rumah dan harta benda yang rusak dan hilang dan terlebih lagi roda perekonomian di daerah
konflik tersebut akan berhenti. ,ontoh lain dari konflik yang melibatkan S%>% yaitu, konflik di
ambon yang selalu memba*a.ba*a agama dalam setiap konfliknya. Padahal sering kali
Sosiologi Komunikasi
Mira Oktaviana WW.,M.Si.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar
8niersitas Mercu +uana
11
11
penyebab konflik itu sendiri biasanya hanya masalah sepele akan tetapi akan menjadi langsung
membesar dan berkepanjangan ketika pihak yang bertikai berasal dari agama yang berbeda.
/ejadian yang paling menghebohkan adalah ketika peristi*a mei #!!2, tentunya kita semua
tidak akan melupakan peristi*a tersebut karena peristi*a tersebut banyak sekali meninggalkan
luka dan trauma bagi sebagian rakyat Indonesia. Peristi*a yang konon berlatar belakan etnis
atau suku yaitu antara penduduk pribumi dan non pribumi (cina) yang menyebabkan
pengerusakan, pembakaran, penjarahan dan bahkan pemerkosaan di beberapa kota di
Indonesia. Peristi*a mei #!!2 itu memba*a dampak yang sangat buruk karena banyak sekali
menimbulkan korban ji*a dan lumpuhnya roda pemerintahan bahkan mengakibatkan krisis
yang berkepanjangan di Indonesia. /ejadian tersebut sangat kental dengan nuansa politik dan
melibatkan aparat pemerintahan yang berkuasa saat itu. /ejadian itu seperti sudah diorganisir
dan ada unsur pembiaran dari aparat keamanan, karena para pelaku pengrusakan, penjarahan,
dan pembakaran seolah.olah dibiarkan tanpa adanya tindakan yang tegas dari aparat hukum.
Peristi*a mei #!!2 itu adalah potret buruk dari perjalanan sejarah negri ini. +erbagai faktor
sosial.budaya, politik dan ekonomi menyebabkan konflik antar suku dan antar ras ini. Slogan
+hineka 4unggal Ika sekedar kosmetik dan tidak dihayati apalagi di*ujudkan dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara.
Penyebab lainnya seperti ditengarai &etjen 4-I (Purn) Sayidiman Suryohadiprojo,adalah
praktik pendidikan pada masa lalu yang kurang berperan dalam membangun kerukunan antar
etnik. Sayidiman mengusulkan agar praktik pendidikan diealuasi, lalu dirumuskan pendekatan
yang tepat dalam pendidikan *arga Indonesia,mengingat sering disebutkan penyebab konflik
antar etnik adalah masyarakat pendatang kurang mampu beradaptasi dengan penduduk
setempat (/ompas 5? maret #!!!). 8sulan sayidiman ini tampaknya perlu dipertimbangkan
oleh pihak pihak ber*enang yang mengelola pendidikan nasional.
Menjalin Komunikasi Antar Bu!a"a.
Meskipun berbagai kelompok budaya (ras, suku, agama) semakin sering berinteraksi,
bahkan dengan bahasa yang sama (bahasa Indonesia), tidak otomatis saling pengertian terjalin
diantara mereka, karena terdapat prasangka timbal balik antara berbagai kelompok budaya itu.
+ila tidak dikelola secara baik, kesalahpahaman antar budaya ini akan terus terjadidan
menimbulkan kerusuhan. Problem utamanya adalah meminjam ungkapan %rnett, Bkomunikasi
dari posisi posisi terpolarisasikanB (@udykunst dan /im,#!!5(5?2), yakni ketidakmampuan
mempercayai atau secara serius menganggap pandangan sendiri sebagai sesuatu yang keliru
dan pendapat orang lain sebagai sesuatu yang benar. /omunikasi ditandai dengan retorika
Sosiologi Komunikasi
Mira Oktaviana WW.,M.Si.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar
8niersitas Mercu +uana
11
12
Bkami yang benarB dan Amereka yang salah.B Dengan kata lain,setiap kelompok budaya
cenderung etnosentrikyakni menganggap nilai nilai budaya sendiri lebih baik dari pada budaya
lainnya dan mengukur budaya lain berdasarkan budayanya.
/etika kita berkomunikasi dengan orang dari suku, agama atau ras lain, kita dihadapkan
dengan sistem nilai atau aturan yang berbeda. Sulit memahami komunikasi mereka bila kita
sangat etnosentrik. Melekat dalam etnosentrisme ini adalah stereotip, yaitu generalisasi
(biasanya bersifat negatif) atas sekelompok orang (suku, agama, ras, dsb).dengan
mengabaikan perbedaan perbedaan indiidual.
Di Indonesia kita masih sering mendengar stereotip.stereotip kesukuan. Misalnya orang
orang ja*a dan sunda beranggapan bah*a mereka halus dan sopan dan bah*a orang orang
batak kasar, nekad, suka berbicara keras, pemberang dan suka berkelahi. 4etapi orang batak
sendiri menganggap bah*a mereka pemberani, terbuka dan suka berterus terang, pintar, rajin,
kuat dan tegar. Mereka menganggap orang orang ja*a dan sunda lebih halus dan sopan, tetapi
lemah dan suka tidak berterus terang. %pa yang orang sunda anggap kekerasan, bagi orang
batak justru kejujuran, apa yang orang sunda anggap kehalusan, bagi orang batak adalah
kemunafikan dan kelemahan (Mulyana,#!!E(iJ.J)
Dikalangan terdidik pun, stereotip antar etnik ini masih berlaku. Sch*ei=er (#!!E) misalnya
menemukan stereotip antar etnik dikalangan mahasis*a )a*a, +atak, dan +ugis.Makassar di
8niersitas @adjah Mada Cogyakarta. Dalam diskusi mahasis*a mahasis*a di 3akultas Ilmu
/omunikasi 8niersitas Padjadjaran dan 8niersitas Islam +andung, dalam perkuliahan
komunikasi antar budaya beberapa tahun belakangan ini, stereotip antar etnik muncul juga
dikalangan mahasis*a.
+agi penduduk urban terdidik, perbedaan etnik tidak terlalu penting. -amun hal itu boleh jadi
dianggap peka oleh masyarakat kurang terdidik yang merupakan sebagian besar penduduk
Indonesia, seperti di sambas, antara suku Dayak dan suku Madura. Disana seperti
dikemukakan >achbini (#!!!), suku Madura di pandang *arga setempat berkarakter kasar,
tidak sopan, dan tidak mudah beradaptasi dengan linggkungan.
Penggunaan Me!ia Se+ara '#ekti#.
/ita perlu menyebarkan pengetahuan antarbudaya ini le*at media cetak untuk
memperlancar pendidikan tersebut, antara lain le*at tulisan tulisan dan buku buku mengenai
adat istiadat dan nilai nilai yang dianut suku suku lain di Indonesia. Media elektronik (radio dan
teleisi) seyogyanya menyiarkan acara acara yang menyoroti kebudayaan (nilai nilai adat
Sosiologi Komunikasi
Mira Oktaviana WW.,M.Si.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar
8niersitas Mercu +uana
11
13
istiadat, kesenian, artefak, dsb) berbagai suku di Indonesia, dan pentingnya saling pengertian di
antara berbagai suku tersebut.
4eleisi tidak perlu kha*atir menayangkan acara acara yang menyangkut budaya tionghoa,
mulai dari kesenian, tradisi, hingga cara hidup mereka. +ila teleisi menayangkan budaya
batak, )a*a, Maluku, mengapa budaya tionghoa harus dikucilkan9 %cara acara lokal ini malah
bisa mengurangi ketergantungan pada acara acara impor yang sering mempromosikan
hedonism yang kurang sesuai dengan masyarakat kita. Suatu acara menarik, dalam bentuk
sinetron misalnya, dapat menayangkan cerita mengenai konflik dan solusinya antara pribumi
dengan *arga tionghoa, secara elegan, kreatif dan jenaka, baik dilingkungan tetangga, sekolah
ataupun pekerjaan. 4ema tema antar budaya ini sedemikian kaya dan tidak akan pernah habis
untuk digali. -amun tentu saja, rambu rambu perlu ditetapkan. )angan sampai suatu acara
bertentangan dengan pancasila atau ajaran suatu agama yang dianut masyarakat kita.
/ebijakan multibudaya tidak akan sepenuhnya mampu mengatasi konflik antar budaya
selama terdapat kendala struktural. /arena itu polotik S%>% yang baru juga harus berupaya
mengatasi kesenjangan struktural ini dengan membuka pintu lebih lebar bagi *arga tionghoa
untuk memasuki sekolah sekolah negeri, dan dunia kerja yang selama ini diisi oleh kaum
pribumi seperti pega*ai negeri dan 4-I. /esempatan hidup bersama itu akan memungkinkan
mereka saling mengerti. Saling pengertian ini pada gilirannya akan mengikis stereotip antar
etnik. )ika itu tidak dilakukan mereka akan tetap membangun sekolah sekolah sendiri, dan tetap
mendominasi pekerjaan dagang yang dianggap merugikan pribumi. &alu kitapun menuding
mereka sebagai eksklusif, padahal kitalah yang membuat mereka eksklusif. Dengan adanya
kesatuan, persatuan dan saling bahu membahu diseluruh elemen bangsa ini maka akan lebih
mudah untuk me*ujudkan cita.cita yang diidam.idamkan seluruh rakyat Indonesia yaitu,
perdamaian, keadilan dan kemakmuran bagi seluruh rakyat Indonesia.
&ast but not least, pemerintah tidak lagi meggunakan paradigma sentralistik dalam
memahami realitas ke Indonesiaan. Secara politik pemerintah harus memberikan otonomi yang
luas kepada daerah . daerah baik dalam bidang politik maupun dalam bidang ekonomi.
Pemerataan ekonomi khususnya harus diupayakan sebab berbagai upaya komunikasi, apapun
bentuknya bukanlah panacea untuk mengatasi masalah struktural tersebut. Salah satu
penyebab kesenjangan social dan ekonomi yang terjadi di Indonesia adalah sentralisasi
pembangunan. Selama pemerintahan orde baru pembangunan di Indonesia maju dengan
pesatnya, akan tetapi pembangunan itu hanya dirasakan oleh sebagian rakyat Indonesia
terutama yang tinggal di pusat pemerintahan dan sekitarnya. %kan tetapi untuk daerah.daerah
yang letaknya jauh dari pusat pemerintahan tidak dapat menikmati hasil pembangunan
Sosiologi Komunikasi
Mira Oktaviana WW.,M.Si.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar
8niersitas Mercu +uana
11
14
tersebut. /ita bisa melihat untuk kesejahteraan rakyat terutama dibagian Indonesia timur boleh
dikatakan masih jauh dari kata sejahtera baik dari segi ekonomi, pendidikan, kesehatan, dan
lain sebagainya. Dengan otonomi daerah permasalah tersebut diharapkan akan dapat
diminimalisir, karena dengan otonomi daerah segala potensi dari daerah tersebut akan dapat
digali dan dioptimalisasikan untuk membangun daerahnya baik dari segi sarana dan prasarana
untuk mensejahterakan masyarakat. Dengan begitu pembangunan akan lebih merata, dan
hasilnya juga dapat langsung dinikmati oleh masyarakat.
/eberagaman di Indonesia harus diakui sebagai kebenaran obyektif yang nyata di dalam
masyarakat. Perbedaan tidak perlu dieksploitasi guna memenangkan kepentingan. 4ekanan
berpotensi mengakumulasi ketidakpuasan dari kelompok tertekan karena ekspresi dan identitas
baik agama atau etnik tidak bisa dimunculkan.
Da#tar Pustaka
%sy.syad=ili, /arim. Teruntuk Se!asang #ekasih ($o" to control our e%otional life and
satisf our !artner of life. Maghfirah Pustaka
Ber&agi riset !ada orang ke%&ar.http(11t*itter.com1ryuhasan1status1<"5$?<!E"6##"$!56
Mulyana, Deddy (566#). Il%u #o%unikasi Suatu 'engantar, +andung. P4. >emaja
>osdakarya
>akhmat )alaludin (5666), 'sikologi #o%unikasi, +andung. P4. >emaja >osdakarya
(iset )en *ala% Menentukan Orientasi Seksual +aki,+aki -ang Secara Tidak +angsung
Menghasilkan 'er&edaan Otak. http(11t*itter.com1ryuhasan1status1<"522"#<!E5"!#6<6
>ohim, Syaiful. Teori #o%unikasi ('ers!ektif, (aga% dan .!likasi). >ineka ,ipta
:est, >ichard and 4urner, &ynn. /nderstanding Inter!ersonal 0o%%unication 1
nd
2dition.
International 'dition. :ads*orth ,engage &earning
Sosiologi Komunikasi
Mira Oktaviana WW.,M.Si.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar
8niersitas Mercu +uana
11
15

Anda mungkin juga menyukai