Anda di halaman 1dari 36

Medikamentosa

Obat-obat anestesi lokal


Obat-obatan anestesi lokal yang digunakan secara garis besar dibagi menjadi 2
golongan, yaitu golongan aminoester dan amino amida.
Golongan amino ester adalah:
1. Benzokain ( ethyl 4-aminobenzoate)
2. Prokain/novokain (2-diethylamino ethyl 4-aminobenzoat)
3. Tetrakain (-dimethyl amino ethyl 4 buthyl aminobenzoate)
4. Kloroprokain/nesakain (2-diethylamino ethyl 4-amino 2- chlorobenzoat)
5. Kokain
Golongan amino amida adalah:
1. Lidokain/xylocain/lignokain (2-diethyl aminoacetat-2,6xylidine)
2. Prilokaine/citanest (propylamino-2propionotoluidine)
3. Bupivacaine marcaine (1-buthyl-2,6-hexahydropicolixylidide)
4. Etidokain/duranest(2-N-Ethylpropylamino-26butyroxylidide)

Kecuali kokain, semua anestesi lokal bersifat vasodilator sehingga zat anestesi cepat
diserap yang akan meninggikan toksisitas dan memperpendek masa kerja obatnya
(duration of action). Untuk memperpanjang kerja obat dan menurunkan toksisitasnya
biasanya ditambahkan vasokonstriktor, misalnya dengan menambahkan adrenalin dengan
konsentrasi 1:100.000 atau 1:500.000. Tetapi pada khitanan atau pada organ end arteri
lainnya, penggunaan vasokonstriktor tidak dibenarkan.
Obat anestesi yang sering digunakan pada bedah minor adalah lidocain karena
mempunyai masa kerja yang lama (DOA 60-90 menit) dan awitan yang cepat (3-5 menit).
Daya anestesinya pun lebih kuat jika dibandingkan dengan prokain dan jarang
menimbulkan reaksi alergi.
Konsentrasi yang sering digunakan adalah lidokain HCl 2%. Menurut hasil
penelitian beberapa ahli bahwa pada pemakaian anestesi lokal secara infiltrasi tidak
didapatkan perbedaan yang bermakna antara pemakaian lidocain HCl 0,5% dan 2%
terhadap derajat anestesi yang ditimbulkannya. Bahkan dengan menggunakan lidocain HCl
0,5% secara bermakna akan mengurangi risiko timbulnya intoksikasi obat. Sediaan yang
ada di pasaran lidocain HCl dengan konsentrasi 2% dikemas dalam flacon dan ampul.
Untuk mendapatkan konsentrasi yang lebih rendah kita harus mencampurnya dengan aqua
bidestilata.
Untuk mendapatkan hasil optimal antara onset yang cepat dan durasi yang lama,
dapat digunakan campuran obat anestesi antara lidocain (onset cepat) dan
bupivacaine (durasi lama) dengan perbandingan 1 :1.
Reaksi toksis dapat terjadi karena kesalahan penyuntikan sehingga obat masuk ke
pembuluh darah atau dosis yang terlalu tinggi. Gejala yang timbul akibat toksisitas adalah:
1. Terhadap SSP : gelisah, nyeri kepala, pusing, dan penglihatan kabur
2. Terhadap Respirasi : nafas cepat dan dangkan kemudian tak teratur sampai apneu
3. Terhadap sistem kardiovaskular : hipotensi dan bradikardi

Amoksisilin
Nama Dagang
Abdimox,Aclam, Amobiotic, Amocomb, Amosine, Amoxan, Amoxil, Amoxillin, Ancla,
Arcamox, Athimox, Auspilin dll.

Indikasi
Amoksisilin digunakan untuk mengatasi infeksi yang disebabkan oleh bakteri gram
negatif (Haemophilus Influenza, Escherichia coli, Proteus mirabilis, Salmonella).
Amoksisilin juga dapat digunakan untuk mengatasi infeksi yang disebabkan oleh bakteri
positif (seperti; Streptococcus pneumoniae, enterococci, nonpenicilinase-producing
staphylococci, Listeria) tetapi walaupun demikian, aminophenisilin, amoksisilin secara
umum tidak dapat digunakan secara sendirian untuk pengobatan yang disebabkan oleh
infeksi streprococcus dan staphilococcal.

Dosis, Cara Pemberian dan Lama Pemberian
Dosis Oral :
Umum: Anak < 3 bulan: 20-30 mg/kgBB/hari terpisah setiap 12 jam.
Anak >3 bulan dan <40kg; dosis antara 20-50 mg/kg/hari dosis terpisah setiap 8-12 jam.
Khusus: Infeksi hidung, tenggorokan, telinga, saluran kemih dan kulit: ringan sampai
sedang: 25 mg/kg/hari terbagi setiap 12 jam atau 20 mg/kg/hari setiap 8 jam.
Gawat: 45 mg/kg/hari setiap 12 jam atau 40 mg/kg/hari setiap 8 jam.
DOSIS DEWASA:
Umum: Rentang dosis antara 250 500 mg setiap 8 jam atau 500 875 mg dua kali sehari.
Antibiotik amoksisilin termasuk antibiotik time dependent sehingga untuk menjaga
konsentrasi obat dalam plasma tetap berada pada kadar puncak, maka obat diberikan
sesuai dengan jadwal waktu yang telah dibuat. Obat dapat diberikan bersamaan dengan
makanan.

Kontraindikasi
Kontraindikasi untuk pasien yang hipersensitif terhadap amoksisilin, penisilin, atau
komponen lain dalam obat.

Metronidazol
Nama Dagang
Corsagyl, Elyzol, Fladex, Flagyl, Fortagyl, Gravazol, Mebazid, Metrofusin dll.
Indikasi
Infeksi anaerobik (termasuk gigi) , lihat pada bagian dosis, infeksi protozoa, eradikasi
Helicobacter pylori; infeksi kulit.

Dosis, Cara Pemberian dan Lama Pemberian
Infeksi anaerobik (pengobatan biasanya selama 7 hari dan 10 hari untuk
penggunaan antibiotika pada pengobatan kolitis), peroral dengan dosis awal 800 mg
kemudian 400 mg setiap 8 jam atau 500 mg setiap 8 jam; anak-anak 7,5 mg/kg setiap 8
jam; kemudian pemberian dilanjutkan tiap 12 jam, anak-anak setiap 8 jam selama 3 hari,
kemudian pemberian dilanjutkan tiap 12 jam, umur hingga 1 tahun 125 mg, 1 5 tahun
250 mg, 5 10 tahun 500 mg, lebih dari 10 tahun dosis dewasa; selama 3 hari, pemberian
secara infus intravena lebih dari 20 menit, 500 mg setiap 8 jam; anak-anak 7,5 mg/kg
setiap 8 jam.
Kontraindikasi
Hipersensitivitas terhadap metronidazol, turunan nitroimidazol, atau komponen yang ada
dalam sediaan, kehamilan (trimester pertama didapatkan efek karsinogenik pada tikus)

Efek Samping
Mual, muntah, gangguan pengecapan, lidah kasar dan gangguan saluran
pencernaan; rash; mengantuk (jarang terjadi), sakit kepala, pusing , ataksia, urin berwarna
gelap, erytema multiform, pruritus, urtikaria, angioedema dan anafilaksis; juga dilaporkan
abnormalitas tes fungsi hati, hepatitis, jaundice, trombositopenia, anemia aplastic, myalgia,
athralgia; pada pengobatan intensif dan jangka panjang dapat terjadi peripheral
neuropathy, transient epilepsi-form seizure dan leukopenia.
Pengaruh
Terhadap Kehamilan : Produsen menyarankan untuk menghindari penggunaan obat pada
dosis tinggi. Faktor risiko : B (dikontraindikasikan pada trimester pertama) Obat dapat
menembus plasenta ( efek karsinogenik pada tikus); dikontraindikasikan terhadap
pengobatan trichomoniasis pada trimester pertama, kecuali jika pengobatan alternatif
tidak adekuat. Untuk keamanan dan efikasi pada indikasi yang lain, gunakan obat pada ibu
hamil hanya jika keuntungan pada ibu hamil lebih banyak daripada potensial risiko
terhadap janinnya.
Terhadap Ibu Menyusui : Ditemukan dalam air susu, produsen menyarankan untuk
menghindari penggunaan obat dengan dosis tunggal yang besar. Masuk kedalam air susu
ibu/tidak direkomendasikan (AAP rates of concern)
Terhadap Anak-anak : Keamanan dan efikasi penggunaan obat pada anak-anak belum
diketahui dengan jelas, kecuali untuk pengobatan amoebiasis. Bayi baru lahir menunjukkan
keterbatasan dalam eliminasi metronidazole. Pada bayi berumur 28 hingga 40 minggu,
waktu paro eliminasi 10,9 22,5 jam.




Kotrimoksazol
Golongan/Kelas Terapi : Anti Infeksi
Nama Dagang
Bactricid, Bactrim, Bactrizol, Cotrim, Cotrimol, Dumotrim, Erphatrim, Fsiprim, Ottoprim,
Primadex, Primsulfon, Septrin, Sulprim, Sultrimmix, Trimezol, Trimoxsul, Zoltrim, Zultrop,
Bactoprim Combi

Indikasi
Untuk pengobatan infeksi saluran urin yang disebabkan E.coli, Klebsella dan
Enterobacter sp, M.morganii, P.mirabilis dan P.vulgaris; otitis media akut pada anak;
eksaserbasi akut pada bronchitis kronis pasien dewasa yang disebabkan oleh bakteri yang
sensistif seperti H.influenzae,atau S.pneumoniae; pencegahan dan pengobatan Pneumocitis
carinii pneumoniae (PCP); traveler diarrhea yang disebabkan oleh enterotoksigenik E.coli;
pengobatan entritis yang disebabkan oleh Shigella flexneri atau Shigella sonnei.

Dosis, Cara Pemberian dan Lama Pemberian
Dosis: dihitung berdasarkan perbandingan dasar obat, dengan komposis sulfametoxazole
800 mg dan trimethoprim 160 mg.
Anak >2 tahun , dengan panduan :
Infeksi ringan berat:
oral; 8-12 mg TMP/kg/hari dalam dosis terbagi setiap 12 jam.
Infeksi serius:
Oral: 20mg TMP/kg/hari dalam dosis terbagi setiap 6 jam.
IV: 8-12 mg TMP/kg/hari dalam dosis terbagi setiap 6 jam.

Kontraindikasi
Hipersensitif pada obat golongan sulfa, trimethoprim atau komponen lain dalam
obat; profiria; anemia megaloblastik karena kekurangan asam folat; bayi dengan usia <2
bulan; adanya tanda kerusakan pada hepar pasien; gagal ginjal parah; kehamilan


Efek Samping
Reaksi efek samping yang paling banyak adalah gangguan pencernaan (mual,
muntah, anorexia), reaksi dermatologi (rash atau urticaria); efek samping yang jarang dan
dapat hilang dengan sendirinya terkait dengan penggunaan co-trimoxazole meliputi :
reaksi dermatologi gawat dan hepatotoxic. Endokrin dan metabolit : miperkalemia (pada
penggunaan dosis besar), hipoglikemik. Gastrointestinal : Mual, muntah, anorexia,
stomatitis, diare, pseudomembranous collitis, pankreatitis.

Levofloksasin
Golongan/Kelas Terapi : Anti Infeksi
Nama Dagang
Cravox, Difloxin, Inacid, Levocin, Levovid, Lexa, Mosardal, Nislev, Nufalev, Prolecin,
Prolevox, Volequin, Voxin, Cravat dll.

Indikasi
Sistemik: Pengobatan infeksi ringan, sedang dan berat yang disebabkan oleh
organisme yang sensitive, meliputi CAP (community-acquired penumoniae), termasuk juga
MDRSP (multidrug resistant strains of S.pneumoniae); pneumoniae nosokomial; bronchitis
kronis; sinusitis bakteri akut; infeksi saluran urin dengan atau tanpa komplikasi, termasuk
juga pyelonepritis akut yang disebabkan oleh E.coli; prostatitis (cronic bacterimia); infeksi
kulit (dengan atau tanpa komplikasi); untuk profilaksis serangan anthrak (setelah
terpapar)

Dosis, Cara Pemberian dan Lama Pemberian
Oral, IV: dewasa
Sinusitis bakteri (akut): 500 mg setiap 24 jam untuk 10-14 hari atau 750 mg setiap 24 jam
untuk 5 hari.
Bronkitis kronis (bakteri eksaserbasi akut): 500 mg setiap 24 jam untuk 7 hari.
Pneumonia: Community acquired: 500 mg setiap 24 jam untuk 7-14 hari atau 750 mg
setiap 24 jam untuk 5 hari (efikasi obat pada pemberian 5 hari untuk MDRSP tidak dapat
dipastikan).
Infeksi kulit: infeksi tanpa komplikasi: 500 mg setiap 24 jam untuk 7-10 hari. Dengan
komplikasi: 750 mg setiap 24 jam selama 7-14 hari.

Siprofloksasin
Golongan/Kelas Terapi : Anti Infeksi
Nama Dagang
Baquinor, Bernoflox, Bidiprox, Bimaflox, Cetafloxo, Ciflos, Ciproxin, Ciproxin XR, Corcasin,
Coroflox, Cylowam, Cyrox, Disfabac, Duflomex, Fimoflox, Floxid, Floxifar, Floxigra, Girabloc,
Gurolone dll.
Indikasi
Untuk pengobatan infeksi yag disebabkan bakteri: infeksi saluran urin; cistitis akut
tanpa komplikasi pada wanita; prostatitis bakteri kronik; infeksi saluran nafas bawah
(termasuk eksaserbasi akut dan bronchitis kronik); sinusistis akut; infeksi kulit; tulang dan
persendian; infeksi intraabdominal komplek; diare karena infeksi; demam tyfoid karena
Salmonella typhi; pneumonia nosokomial, terapi empiris febrile neutrophenic (kombinasi
dengan piperacillin).

Dosis, Cara Pemberian dan Lama Pemberian
Infeksi 500-750 mg dua kali sehari 4-6 minggu, tergantung kegawatan dan kepekaan dari
bakteri penginfeksinya.

Sefiksim
Golongan/Kelas Terapi : Anti Infeksi
Nama Dagang
Cefspan, Ceptik, Comsporin, Fixacef, Fixep, Fixiphar, Lanfix, Maxpro, Sarcef, Simcef, Sofix,
Spancef, Spaxim, Tocef, Cefixime OGB Dexa dll.
Indikasi
Pengobatan infeksi pada kulit, saluran urin, otitis media, infeksi saluran nafas
termasuk suspek dari S. pneumonia dan S. Pyogenes, H. Influenza dan beberapa
Enterobacteriaceae; tidak termasuk N. Gonorrhoeae gonorrhea pada serviks dan ureter
Dosis, Cara Pemberian dan Lama Pemberian
Oral :
Anak 6 bulan : 8 mg/kgBB/hari dibagi setiap 12-24 jam.
Anak> 50 kg atau > 12 tahun dan dewasa 400 mg/hari dibagi setiap 12-24 jam;
Untuk infeksi S. Pyogenes : pengobatan selama 10 hari

Efek Samping
Saluran cerna : Diare (16%) Abdominal pain, mual, dispepsia, perut
kembung(flatulense), Gagal ginjal akut, reaksi anafilaktik, angioderma, peningkatan BUN,
kandidiasis, peningkatan kreatinin, pusing, demam, sakit kepala, hepatitis,
hiperbilirubinemia, erythema multiforme, facial edema, demam, jaundice,
leucopenia,pruritus, colitis pseudomembran, rash, seizure, menyerupai serum sickness,
sindrome Stevens-Johnson, trombositopenia, urtikaria, vaginitis, muntah.

Sefotaksim
Golongan/Kelas Terapi : Anti Infeksi
Nama Dagang
Biocef, Cefor, Cefotaxim Hexpharm, Cefovell, Cefoxal, Clacef, Claforan, Clatax, Combicef,
Efotax, Goforan, Kalfoxim, Lancef, Lapixime, Procefa, Rycef dll.

Indikasi
Infeksi saluran napas, kulit dan struktur kulit, tulang dan sendi, saluran urin,
ginekologi seperti, septisemiam dugaan meningitis, aktif terhadap basil Gram negative
(kecuali Pseudomonas), Gram positif cocci (kecuali enterococcus). Aktif terhadap beberapa
penicillin yang resisten pneumococcus.

Dosis, Cara Pemberian dan Lama Pemberian
Infant dan anak :
1-12 bulan : I.M., I.V. : <50 k : 50-180 mg/kg BB/hari dibagi dalam dosis setiap 4-6 jam.
Anak > 12 tahun dan dewasa :
Infeksi tanpa komplikasi : I.M., I.V. : 1g setiap 12 jam.
Infeksi sedang-parah : I.M., I.V. : 1-2 g setiap 8 jam.
Preop : I.M., I.V. : 1 g , 30-90 menit sebelum pembedahan.

Kontraindikasi
Hipersensitif terhadap sefotaksim, komponen lain dalam sediaan dan sefalosporin lainnya.

Efek Samping
Kulit : rash, pruritus
Saluran cerna : Saluran cerna : kolitis, diare, mual dan muntah
Lokal : sakit pada tempat suntikan
Anafilaksis dan aritmia (setelah pemberian injeksi I.V kateter pusat), peningkatan BUN,
kanidiasis,kreatinin meningkat, eusinophilila, erythema multiforme, demam, sakit kepala,
interstitial nephritis, neutropenia, phlebitis, pseudomembranous colitis, sindrom Stevens-
Johnson, trombositopenia, transaminases meningkat, toxic epidermal necrolysis, urtikaria,
vaginitis.

Sefadroksil
Golongan/Kelas Terapi : Anti Infeksi
Nama Dagang
Ancefa, Bidicef, Biodroxil, Cefadroxil Hexpharm, Dexacef, Doxef, Duricef, Erphadrox,
Ethicef, Kelfex, Lapicef, Librocef, Longcef, Opicef, Osadrox, Pyricef, Qcef, Qidrox, Renasistin,
Sedrofen, Tisacef, Widrox, Alxil dll.
Indikasi
Pengobatan suspek infeksi bakteri, termasuk yang disebabkan oleh Group A beta-
hemolitic Streptococcus. Profilaksis bakteri endokarditis pada pasien yang alergi terhadap
penisilin dan pasien yang operasi dan tindakan pada gigi.

Dosis, Cara Pemberian dan Lama Pemberian
Oral :Anak : 30 mg/kg BB/hari dibagi dalam 2 dosis
maksimal 2g/hari.
Dewasa : 1-2 g/hari dibagi dalam 2 dosis.
Profilaksis endokarditis :
Anak : 50 mg/kg BB 1 jam sebelum tindakan.
Dewasa : 2 gram 1 jam sebelum tindakan
Interval pada pasien gangguan ginjal
ClCr 10-25 mL/menit : diberikan setiap 24 jam.
ClCr <10 mL/menit : diberikan setiap 36 jam.

Gentamisin
Golongan/Kelas Terapi : Anti Infeksi
Nama Dagang
Diprogenta, Gentak, Gentamerc, Gentamisin, Gentana, Genoptik

Indikasi
Infeksi gram negatif (Pseudomonas, Proteus, Serratia) dan Gram
positif (Staphylococcus), infeksi tulang, infeksi saluran nafas, infeksi kulit dan jaringan
lunak, infeksi saluran urin, abdomen, endokarditis dan septikemia , penggunaan topical,
dan profilaksis untuk bakteri endokarditis dan tindakan bedah.

Dosis, Cara Pemberian dan Lama Pemberian
Dosis diberikan secara individu karena indek terapinya relatif sempit
Dosis umum :
Bayi dan anak < 5 tahun : 2,5 mg/kg BB setiap 8 jam secara i.v. atau i.m.
Anak > 5 tahun : 2 - 2,5 mg/kg BB setiap 8 jam secara i.v. atau i.m.
Anak dan dewasa : Intratekal : 4 8 mg/hari
Topikal :
Salep : Salep dioleskan pada kulit yang sakit 3 4 kali sehari
Dewasa : Diberikan secara i. v. atau i. m.

Kontraindikasi
Hipersensitif terhadap Gentamisin dan Aminoglikosida lain

Efek Samping
- Susunan syaraf pusat : Neurotosisitas (vertigo, ataxia)
- Neuromuskuler dan skeletal : Gait instability
- Otic : Ototoksisitas (auditory), Ototoksisitas(vestibular)
- Ginjal : Nefrotoksik ( meningkatkan klirens kreatinin) 1% 10%

Asam Mefenamat
Golongan/Kelas Terapi : Anti Inflamasi Non Steroid
Nama Dagang
Analspec, Mefinal, Asimat, Ponstan, Benostan, Cetalmic, Corstanal, Dolfenal, Dolodon, Dolos,
Dystan, Fargetix, Gitaramin, Lapistan, Licostan, Mectan, Mefast dll.

Indikasi
Nyeri. Dismenore (gangguan nyeri saat haid). Anti-piretik (demam pada anak karena
infeksi)

Dosis, Cara dan Lama Pemberian
Untuk nyeri : Dosis awal 500mg, dilanjutkan dengan dosis 250mg setiap 6 jam jika
diperlukan. Penggunaan sebaiknya tidak lebih dari 1 minggu.

Kontraindikasi
Adanya riwayat hipersensitif berupa gatal-gatal, angioedem, bronchospasm, rhinitis berat,
atau syok oleh Aspirin atau golongan AINS lain. Pasien dengan riwayat gangguan saluran
cerna. Pasien hamil trimester ke-3. Pasien menyusui (atau hentikan menyusui).

Efek Samping
Gangguan lambung : tidak nafsu makan, sakit abdomen, sembelit, diare, dispepsi,
kembung, rasa terbakar, mual, tukak lambung, muntah, mulut kering hingga pendarahan
lambung.
Efek pada darah : penurunan hematokrit (pemakaian jangka lama), anemia,
memperpanjang waktu pendarahan, eusinopili, epstaxis, leucopenia, thrombo, cytopenia,
trombositopenia, menghambat agregasi platelet.

Bentuk Sediaan
Kapsul 250 mg, Kaplet 500 mg

Peringatan
Hati-hati Pasien Lansia. Pasien dengan kondisi terjadinya retensi cairan Pasien sedang
menggunakan obat-obat yang berinteraksi dengan Asam Mefenamat Pasien anak di bawah
usia 14 tahun. Sebaiknya tidak digunakan secara rutin sebagai obat antipiretik.

Ibuprofen
Golongan/Kelas Terapi : Analgesik Non Narkotik
Nama Dagang
Dofen, Dolofen Forte, Farsifen, Febryn, Fenris, Helafen, Iprox, Nofena, Ostarin, Profen,
Proris, Ribunalm Shelrofen, Anafen dll.

Indikasi
Nyeri & radang pada penyakit artritis (rheumatoid arthritis, juvenile arthritis,
osteoarthritis) & gangguan non sendi (otot kerangka), nyeri ringan sampai berat termasuk
dismenorea, paska bedah, nyeri & demam pada anak-anak

Dosis, Cara Pemberian dan Lama Pemberian
Dewasa :
Artritis : 400-800 mg 3-4 kali sehari (maksimun 3.2 g/hari)
Juvenile artritis : 30-40 mg/kg berat badan per hari dalam 3-4 dosis terbagi (maksimum 50
mg/kg berat badan)
Nyeri ringan s/d sedang : 200-400 mg tiap 4-6 jam, bila perlu (max 1,2 g/hari)

Kontraindikasi
Pasien dengan hipersensitivitas, asma, urtikaria, rinitis parah, angioudema
Efek Samping
Gangguan saluran cerna : dispepsia, heartburn, mual, muntah, diare, konstipasi, anoreksia
dll.

Ketopropen
Golongan/Kelas Terapi : Anti Inflamasi Non Steroid
Nama Dagang
Kaltrofen, Profenid , Pronalges dll.

Indikasi
Penyakit inflamasi :
Rheumatoid arthritis, Juvenile Arthritis, Osteo, Arthritis, Ankylosing Spondilitis.
Kondisi inflamasi lain :
Penanganan nyeri ringan sampai sedang setelah operasi, melahirkan,ortopedi &
nyeri karena kanker. Dismenore (rasa krg nyaman/nyeri saat haid). Demam untuk Pasien
usia 16thn atau lebih. Pemakaian lain : menurut studi cohort pemakaian dosis rendah
Ketoprofen selama 2 tahun atau lebih pada Pasien Geriatri dapat menurunkan prevalensi
penyakit alzheimer

Dosis, Cara Pemberian dan Lama Pemberian
Dosis disesuaikan dengan keadaan Pasien (sangat individual)
Penyakit inflamasi :
Dosis awal untuk penanganan gejala rheumatoid arthritis & osteo arthritis akut maupun
kronis adalah 75mg, 3X sehari atau 50 mg 4 kali sehari atau kapsul lepas lambat 200mg
sekali sehari. Dosis ini dapat digunakan untuk penanganan ankylosing spondilitis,Nyeri &
Dismenore :
Pasien dewasa : 25mg atau 50mg setiap 6-8 jam jika diperlukan
Pasien dengan gangguan fungsi ginjal & hati :
Untuk Pasien dengan kerusakan ginjal/hati sedang, dosis tertinggi sehari adalah 150mg.

Farmakologi
Menghambat sintesa prostaglandin dengan cara menghambat kerja enzym cyclooxygenase
(COX), COX-1 & COX-2 pada jalur arachidonat tidak melalui jalur opiat

Efek Samping
Saluran cerna : (terjadi pada 10-30% Pasien) Keluhan saluran cerna, tukak peptik, mual,
diare, sakit pada bagian abdomen, sembelit, kembung, tidak ada nafsu makan, mulut
kering, gastritis, pankreatitis, sampai pendarahan pada saluran cerna. Sistim Syaraf Pusat :
(lebih dari 3% Pasien) Sakit kepala, eksitasi (insomnia, bermimpi, cemas, takut), pusing,
depresi, sulit berkonsentrasi, lelah, bingung, migrain, rasa berputar, halusinasi. Ginjal &
Saluran kemih : (3-8% Pasien) Meningkatkan serum kreatinin, BUN, pendarahan saluran
kemih, edema. Mata & telinga : (1-3% Pasien) Gangguan penglihatan & tinitus. Gangguan
jantung : (2% Pasien) peripheral edema. Kulit : (1-3% Pasien) Gatal, eksim dll

Pengaruh
Terhadap Kehamilan : Tidak direkomendasikan untuk digunakan oleh wanita hamil.
Terutama pada akhir masa kehamilan atau saat melahirkan karena efeknya pada sistem
kardiovaskular fetus (penutupan prematur duktus arteriosus) & kontraksi uterus.
Terhadap Ibu Menyusui : Didistribusikan melalui air susu ibu, sehingga tidak
direkomendasikan untuk digunakan oleh ibu yg sedang menyusui.
Peringatan
Keamanan & efikasi belum jelas untuk penggunaan pada anak di bawah usia 12 tahun.
Penyesuaian dosis untuk Pasien Lansia karena eliminasi obat lambat. Pasien dengan
kondisi terjadinya retensi cairan. Pasien menggunakan obat-obat yang berinteraksi dengan
Ketoprofen.

Ketorolac
Golongan/Kelas Terapi : Anti Inflamasi Non Steroid
Nama Dagang
Carpuject In, Remopain Inj, Rolac Inj, Scelto Inj, Toradol Inj, Torasic Inj, Torpain Inj, Trolac
Inj, Toradol dll.
Indikasi
Nyeri : Nyeri akut, penanganan nyeri setelah operasi.
Indikasi untuk sediaan mata : Inflamasi konjungtivitis alergi musiman

Dosis, Cara Pemberian dan Lama Pemberian
Parenteral :
(IV/IM)dosis tunggal dewasa : 30-60 mg, lansia dan dewasa dengan BB<50 kg: I5-30mg,
dapat dilanjutkan dengan oral.
Anak-anak usia 2-16thn : 0,5-1mg/Kg BB, max. 15-30mg.
Oral : Ketorolac oral hanya digunakan sebagai terapi lanjutan dari ketorolac parenteral.
Dewasa, Dosis pertama 20mg dilanjutkan, 10mg sehari, dapat sampai 4X (setiap 4-6jam),
meskipun demikian dosis lebih tinggi masih dimungkinkan. Total lama pemakaian terapi
kombinasi parenteral dan oral tidak boleh lebih dari 5 hari

Farmakologi
Menghambat sintesa prostaglandin dengan cara menghambat kerja enzym cyclooxygenase
(COX), COX-1 & COX-2 pada jalur arachidonat tidak melalui jalur opiat. Efek pada darah :
Menghambat proses agregasi platelet & dapat memperpanjang waktu pendarahan.
Konsentrasi tromboxan B2 serum ?

Kontraindikasi
Tidak diindikasikan untuk :
Pasien dengan hipersensitivitas urtikaria, angioudema, bronkospasme, rinitis yang parah,
pasien yg alergi terhadap golongan salisilat, penderita polip, asma, hipotensi, penanganan
kondisi nyeri yang minor atau kronik, pasien dengan penyakit tukak lambung aktif, pasien
yg sedang menggunakan obat gol. AINS, anak di bawah usia 2 tahun,pasien hamil trimester
ke-3, pasien menyusui (atau hentikan menyusui)

Efek Samping
Sistem Syaraf (23% dari pemberian IV) : Sakit kepala, pusing, cemas, depresi, sulit
berkonsentrasi, nervous, kejang , tremor bermimpi, halusinasi, insomnia vertigo, psikosis.
GastroIntestinal : (12-13% ) Mual, diare, konstipasi, sakit lambung, perasaan kenyang,
muntah, kembung, luka lambung, tidak ada nafsu makan, sampai pendarahan lambung &
saluran pembuangan.
Kulit : (2-4% dari pemberian IV) Sakit di daerah tmp. Penyuntikan (IM), kemerahan,
hematoma gatal, berkeringat,

Meloksikam
Golongan/Kelas Terapi : Anti Inflamasi Non Steroid
Nama Dagang
Artrilox, Loxil, Loxinic, Meloxicam, Meloxin, Mevilox, Mexpharm, Mobiflex, Movicox,
Moxam, Moxic, Nulox, Ostelox, X-cam, Artricom dll.

Indikasi
Osteoarthritis, ankylosing spondilitis & Artritis Reumatoid

Dosis, Cara Pemberian dan Lama Pemberian
Osteoartritis :
Dosis awal & pemeliharaan Pasien dewasa adalah dosis tunggal 7,5mg/hari. Dosis tertinggi
adalah 15mg sekali sehari. Tidak ada penyesuaian dosis untuk Pasien dengan gangguan
fungsi ginjal/hati. Tidak disarankan untuk Pasien dengan kerusakan ginjal/hati.

Farmakologi
Lebih banyak menghambat kerja enzim COX-2 & sedikit menghambat COX-1 pada sintesa
prostaglandin

Kontraindikasi
Hipersensitif terhadap Meloxicam, atau komponen lain dalam formulasi sediaan
meloxicam Adanya riwayat gatal-gatal, angioedem, bronchospasm, rhinitis berat, atau syok
oleh Aspirin atau golongan AINS lain. Pasien hamil trimester ke-3 Pasien menyusui (atau
hentikan menyusui)

Efek Samping
Dispepsi, sakit kepala, mual, diare, infeksi saluran cerna atas, sakit abdomen, pusing,
bengkak, kembung, kemerahan. Efek pada saluran pencernaan : Pendarahan, tukak,
perforasi yang serius Efek pada hati : SGOT, SGPT meningkat Adanya anemia pada
penggunaan jangka panjang.

Piroksikam
Golongan/Kelas Terapi Anti Inflamasi Non Steroid
Nama Dagang
Faxiden, Felcam, Felcam Gel, Felden Gel, Felden Inj, Felden Supp, Infeld, Kifaden, Piroxicam,
Rexicam, Felden, Roxidene, Scandene, Scandene Gel, Sofden, Tropidene dll.

Indikasi
Rheumatoid arthritis & Osteo arthritis sebagai anti-inflamasi & analgetik
Dosis, Cara Pemberian dan Lama Pemberian
Rheumatoid arthritis & Osteo arthritis :
Dewasa :
Dosis awal : 20mg/hari, dosis pemeliharaan : 20-40mg/hari

Farmakologi
Menghambat sintesa prostaglandin dengan cara menghambat kerja enzym cyclooxygenase
(COX), COX-1 & COX-2 pada jalur arachidonat tidak melalui jalur opiat

Kontraindikasi
Hipersensitif terhadap golongan AINS. Adanya riwayat gatal-gatal, angioedem,
bronchospasm, rhinitis berat, atau syok oleh Aspirin atau golongan AINS lain. Pasien hamil
trimester ke-3. Pasien menyusui (atau hentikan menyusui)

Efek Samping
Gangguan lambung (1-10% Pasien) : krg nafsu mkn, skt abdomen, sembelit, diare, dispepsi,
kembung, rasa terbakar, mual, tukak lambung, muntah, mulut kering hingga pendarahan
lambung.
Efek pada darah (1-10% Pasien) : anemia, memperpanjang waktu pendarahan,
eusinopili,epstaxis, leucopenia, thrombo, cytopenia, trombositopenia, menghambat
agregasi platelet.

Tramadol
Golongan/Kelas Terapi : Analgesik Narkotik
Nama Dagang
Centrasic, Contram, Dolana, Dolgesik, Dolocap, Dolsic, Forgesic, Intradol, Tradonal,
Tradosik, Tradyl, Tramal, Trasidan, Traumasik, Trazodon HCl, Trazone dll.

Indikasi
Nyeri sedang sampai berat

Dosis, Cara Pemberian dan Lama Pemberian
Nyeri kronis sedang sampai berat yg tdk memerlukan efek analgesik yg cepat : awal 25
mg/hari kemudian dinaikkan 25 mg per 3 hari hingga 25 mg 4x sehari. Maksimum 400mg.
Sesudah itu dapat dinaikkan sesuai toleransi dan kebutuhan: 50mg setiap 3 hari hingga
50mg 4 x sehari. Untuk efek yg cepat : 50 100 mg setiap 4 6 jam, jika perlu ( maksimum
400 mg/hari). Pasien dengan gangguan ginjal dan hati dosis disesuaikan dengan
mengurangi frekuensi pemberian.

Farmakologi
Aktivitas analgetik yg bekerja di pusat

Kontraindikasi
Pasien dengan hipersensitivitas,depresi napas akut,peningkatan tekanan kranial atau
cedera kepala.



Efek Samping
Sistem saraf : pusing, vertigo (paling sering terjadi, > 26% pasien), stimulasi SSP: anxietas,
agitasi, tremor, gangguan, koordinasi, gangguan tidur, eforia dll (>7% pasien),
Pencernaan : konstipasi, mual (>24% pasien), muntah (>9% pasien), nyeri perut, anore

Parasetamol
Golongan/Kelas Terapi : Analgesik Non Narkotik
Nama Dagang
Erphamol, Farmadol,Fasidol, Hufagesic, Mirasik, Nalgesik, Nasamol, Novagesic, Omegrip,
Ottopan, Pacetik, Panadol, Paracetol, Paradyn, Procet, Progesic, Propyretic, Pyrexin,
Pyrexin, Pyridol, Samconal, Sanmol, Sumagesic, Tempra, Termagon, Tropigesic, Turpan, Uni
Cetamol, Alphamol, Xepamol, Xepamol, Zetamol dll

Indikasi
Nyeri ringan sampai sedang dan demam

Dosis, Cara Pemberian dan Lama Pemberian
Dewasa & anak >12 thn; oral 650 mg atau 1 g tiap 4-6 jam bila perlu, maksimum 4 g per
hari.
Oral : Anak untuk tiap 4-6 jam (maksimum 5 dosis per 24 jam) :
10 mg/kgBB/kali

Farmakologi
Memiliki aktifitas sebagai analgetik dan antipiretik

Kontraindikasi
Hipersensitivitas

Efek Samping
Efek samping dalam dosis terapi jarang; kecuali ruam kulit, kelainan darah, pankreatitis
akut pernah dilaporkan setelah penggunaan jangka panjang
Peringatan
Hati-hati pada pasien yang sudah berkurang fungsi hati & ginjal, dan ketergantungan pada
alkohol. Toksisitas parasetamol dapat disebabkan dari penggunaan dosis tunggal yang
toksik, dari penggunaan berulang dosis yang besar, atau penggunan obat yang kronis

Prednison
Golongan/Kelas Terapi : Hormon
Nama Dagang
Erlanison, Kokosone, Pehacort, Predsil, Sohoson, Trifacort, Dellacorta

Indikasi
Gangguan endokrin, penyakit Rheumatoid, sebagai terapi tambahan untuk penggunaan
jangka pendek pada terapi penyakit-penyakit, tenosynovitis nonspesifik akut, gouty
arthritis akut, osteoarthritis pasca-traumatik

Kontraindikasi
Infeksi jamur sistemik dan hipersensitivitas terhadap prednison atau komponen-
komponen obat lainnya.

Efek Samping
Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit, gangguan Muskuloskeletal, gangguan
pencernaan.

Metil Prednisolon
Golongan/Kelas Terapi :Hormon, obat Endokrin Lain dan Kontraseptik
Nama Dagang
Depo Medrol, Intidrol, Lameson, Lexcomet, Medixon, Medrol




Indikasi
Penyakit Rheumatoid Sebagai terapi tambahan untuk penggunaan jangka pendek
pada terapi penyakit-penyakit penyakit-penyakit kolagen. Pada keadaan penyakit makin
memburuk atau sebagai terapi perawatan pada kasus-kasus tertentu.
Mengendalikan kondisi alergi yang parah yang tidak memberikan hasil yang
memadai pada terapi konvensional:
Pemakaian intrasinovial atau pemakaian pada jaringan halus, diindikasikan sebagai terapi
tambahan pada penggunaan jangka pendek (untuk membantu pasien melewati episode
akut atau episode dimana penyakit makin parah) dalam pengobatan:
Synogitis pada osteoarthritis, Rheumatoid arthritis, Bursitis akut dan subakut, Gouty
arthritis akut, Epicondylitis, tenosynovitis nonspesifik akut, Osteoarthritis pasca trauma

Dosis, Cara Pemberian dan Lama Pemberian
Oral: 2-40 mg/hari. Injeksi im, iv lambat, infus iv: 10-100 mg/hari

Deksametason
Golongan/Kelas Terapi : Antialergi

Indikasi
Antialergi dan obat untuk anafilaksis

Dosis, Cara Pemberian dan Lama Pemberian
Untuk pengobatan alergi :
Pemberian oral :Dewasa : Awal, 0,75-9 mg/hr PO, terbagi dalam 2-4 dosis. Penyesuaian
dapat dilakukan tergantung respon pasien.
Anak-anak : 0,024-0,34 mg/kg/hari PO atau 0,66-10 mg/m2/hari PO, terbagi dalam 2-4
dosis.
Pemberian parenteral :
Dewasa : Awal, 0,5-9 mg/hr IV atau IM, terbagi dalam 2-4 dosis. Penyesuaian dapat
dilakukan tergantung respon pasien.
Anak-anak : 0,06-0,3 mg/kg/hr atau 1,2-10 mg/m2/hr IM atau IV dalam dosis terbagi tiap
6-12 jam.
Untuk pengobatan anafilaksis akut atau reaksi anafilaksis :
Dosis oral dan IM :
Dewasa : 4-8 mg IM dosis tunggal pada hari pertama.
Kemudian diberikan dosis oral, 1.5 mg PO 2X sehari pada hari ke 2 dan ke 3; kemudian 0,75
mg PO 2X sehari pada hari ke 4; kemudian 0,75 mg PO sekali sehari pada hari ke 5 dan 6,
kemudian hentikan.
Untuk pengobatan syok anafilaksis : IV.
Dewasa : dosis bervariasi 1-6 mg/kg IV atau 40 mg IV tiap 4-6 jam. Alternatif lain, 20 mg IV
dilanjutkan dengan infus IV 3 mg/kg dalam waktu 24 jam.

Peringatan
Gunakan hati-hati pada pasien hipotiroid, sirosis, hipertensi, gagal jantung atau
gangguan tromboemboli, pasien diabetes, glaukoma, katarak, TBC atau pasien berisiko
osteoporosis. Hati-hati pada pasien dengan gangguan pencernaan (divertikulitis, ulkus
peptik, kolitis ulseratif) karena potensial terjadi perforasi. Hati-hati digunakan pada infark
miokard akut (kortikosteroid dikaitkan dengan ruptur miokard). Gunakan hati-hati pada
penurunan fungsi ginjal dan hati. Karena risiko efek samping pada usila, gunakan
kortikosteroid dengan dosis sekecil mungkin dan periode sesingkat mungkin.

Betametason
Golongan/Kelas Terapi : Obat Topikal untuk Kulit
Nama Dagang
Benczema, Betnovate, Betodermin, Betopic, Celestoderm V, Cleniderm, Corsaderm,
Diproson OV, Mesonta, Metonate, Molason, Orsaderm, Oviskin, Skizon, Vason, Alphacort

Indikasi
Terapi topikal pruritus eritema dan pembengkakan dikaitkan dengan dermatosis, dan
sebagian lesi psoriasis.

Dosis, Cara Pemberian dan Lama Pemberian
Pemberian Topikal :
Anak - anak :
< 12 tahun : penggunaannya tidak direkomendasikan.
> 13 tahun : gunakan seminimal mungkin untuk periode yang singkat untuk menghindari
supresi aksis HPA.
Krim : gunakan sekali atau dua kali sehari,pemakaian jangan melebihi 2 minggu atau 45
mg/minggu.
Lotion : gunakan sekali atau dua kali sehari, pemakaian jangan melebihi 50 mL/minggu.
Dewasa : Krim : gunakan sekali atau dua kali sehari,pemakaian jangan melebihi 2 minggu
atau 45 mg/minggu.Lotion : gunakan sekali atau dua kali sehari, pemakaian jangan
melebihi 50 mL/minggu.

Kontraindikasi
Infeksi virus, spt varisela dan vasinia, sirkulasi tak sempurna dengan nyata. Tidak
dianjurkan untuk pruritus dan jerawat.

Efek Samping
Absorpsi melalui kulit dapat mensupresi adrenal dan sindrom cushing tergantung
luas permukaan kulit dan lama pengobatan. Pada kulit dapat terjadi peningkatan lebar dan
buruknya infeksi yang tidak diobati, penipisan kulit dan perubahan struktur kulit,
dermatitis kontak, dermatitis perioral. Timbul jerawat atau memperparah jerawat,
depigmentasi sedang dan hipertrikosis.

Lansoprazol
Golongan/Kelas Terapi : Obat Untuk Saluran Cerna
Nama Dagang
Compraz, Lansoprazole Hexpharm, Lapraz, Laproton, Lasgan, Laz, Loprezol,
Nufaprazol,Prazotec, Prolanz, Prosogan FD, Protica, Pysolan, Solans, Sopralan, Ulceran,
Betalans
Indikasi
Benign gastric ulcer, tukak duodenal, tukak lambung akibat NSAID, Zollinger-Ellison
Syndrome, refluks gastroesofageal, dispepsia.

Dosis, Cara Pemberian dan Lama Pemberian
Dosis Dewasa (3) : Benign gastric ulcer : 30 mg sehari pada pagi hari selama 8 minggu.
Tukak duodenal : 30 mg sehari pada pagi hari selama 4 minggu; dosis penjagaan 15 mg per
hari. Tukak lambung atau duodenal akibat NSAID : 30 mg sekali sehari selama 4 minggu,
dilanjutkan 4 minggu lagi jika belum sembuh total,
profilaksis : 15-30 mg sekali sehari.

Kontraindikasi
Hipersensitif terhadap Lansoprazol.

Efek Samping
Efek samping yang umum / paling sering muncul yaitu nyeri abdomen, diare, mual, sakit
kepala, kemerahan pada kulit. Efek samping yang lain meliputi gatal, pusing, konstipasi,
mual, muntah, kembung, nyeri pada perut / abdomen, mulut kering. Efek samping yang
serius yaitu retak pada tulang panggul (hip fracture)

Hidrokortison
Golongan/Kelas Terapi Hormon, obat Endokrin Lain dan Kontraseptik
Nama Dagang
Solu Cortef, ilacort

Indikasi
Insufisiensi adrenokortikoid, Reaksi hipersensitifitas, seperti syok anafilaktik dan
angioudema, Radang usus, Hemoroid, Reumatik, Penyakit mata, Penyakit kulit.



Dosis, Cara Pemberian dan Lama Pemberian
Oral, untuk terapi pengganti (replacement therapy) 20-30 mg/hari dalam dosis terbagi
untuk orang dewasa, anak-anak 10-30 mg/hari dalam dosis terbagi, Injeksi im atau iv
lambat atau infus: 100-500 mg, 3-4 kali sehari.
Anak sampai usia 1 tahun, 25 mg.
Anak 1-5 tahun, 50 mg.
Anak 6-12 tahun, 100 mg,
Hidrokortison topikal (salep atau krim) digunakan sebagai anti radang dan antipruritis.

Efek Samping
Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit : Retensi cairan, retensi natrium.
Gangguan jantung kongestif : Kehilangan kalium, Alkalosis hipokalemia, Hipertensi.
Gangguan Muskuloskeletal : pada ujung tulang paha dan tungkai,fraktur patologis dari
tulang panjang.
Lemah otot : miopati steroid, hilangnya masa otot, osteoporosis, putus tendon, terutama
tendon Achilles, fraktur vertebral.
Gangguan pencernaan : Iritasi dan rasa tidak enak di lambung, kembung, borok lambung

Salbutamol
Golongan/Kelas Terapi Obat Untuk Saluran Napas
Nama Dagang
Azmacon Buventol Easyhaler, Combivent, Cybutol, Fartolin, Fartolin Expectorant, Glisend,
Hivent, Lasal, Lasal Expectorant, Librentin, Proventol Expectorant, Ventide, Ventolin

Indikasi
Pengobatan dan pencegahan asma serta pencegahan timbulnya asma akibat olah tubuh. (2)
Dosis, Cara Pemberian dan Lama Pemberian
Oral (Lebih dipilih dengan inhalasi) :
Dewasa : dosis 4mg (orang lanjut usia dan penderita yang peka awali dengan dosis awal 2
mg) 3-4 kali sehari; dosis maksimal 8mg dalam dosis tunggal ( tetapi jarang
memberikan keuntungan ekstra atau dapat ditoleransi dengan baik).
Anak-anak dibawah 2 tahun : 100 mcg/kg 4 kali sehari (unlicensed); 2-6 tahun 1-2 mg 3-4
kali sehari; 6-12 tahun 2 mg 3-4 kali sehari.
Injeksi s.c / i.m 500mcg ulangi tiap 4 jam bila perlu.
Injeksi IV bolus pelan 250 mcg diulangi bila perlu.
IV infus, dosis awal 5mcg/menit, disesuaikan dengan respon dan nadi, biasanya dalam
interval 3-20 mcg/menit, atau lebih bila perlu. Anak-anak 1-12 bulan 0,1-1 mcg/kg/menit
(unlicensed).

Kontraindikasi
Reaksi hipersensitivitas terhadap salbutamol/albuterol, adrenergic amines. (2)

Efek Samping
Efek samping yang sering terjadi antara lain :
Kardiovaskular : Palpitasi, Takiaritmia
Endocrine metabolic : Hipokalemia
Neurologic : Tremor
Psychiatric : Nervousness
Sedangkan efek samping yang cukup parah meliputi :
Dermatologic : Erythema multiforme, Stevens-Johnson syndrome.

Traneksamat
Golongan/Kelas Terapi : Obat Yang mempengaruhi darah
Nama Dagang
Clonex, Ditrane, Intermic, Klanex, Lunex, Pytramic, Ronex, Theranex, Tranexid, Transamin,
Tranxa, Asamnex dll.

Indikasi
Asam traneksamat adalah obat antifibrinolitik yang menghambat pemutusan benang fibrin.
Asam traneksamat digunakan untuk profilaksis dan pengobatan pendarahan yang
disebabkan fibrinolisis yang berlebihan dan angiodema hereditas.

Dosis, Cara Pemberian dan Lama Pemberian
Dosis oral : 1-1.5 gram (atau 15-25 mg/kg) 2 sampai 4 kali sehari.
Dosis injeksi intravena perlahan : 0.5 -1 g (atau 10 mg/kg) 3 kali sehari.
Dosis infus kontinyu : 25-50 mg/kg setiap hari.
Dosis anak : 25 kg/mg melalui oral atau 10 mg/kg melalui intra vena setiap 2 atau 3 kali
sehari.

Farmakologi
Asam traneksamat diabsorbsi dari saluran cerna dengan konsentrasi plasma puncak
tercapai setelah 3 jam. Bioavailabilitasnya sekitar 30-50%, didistribusikan hampir ke
seluruh permukaan tubuh dan mempunyai ikatan protein yang lemah. Berdifusi ke
plasenta dan air susu. Waktu paruh eliminasi adalah 3 jam, diekskresikan dalam urin
sebagai obat tidak berubah.

Kontraindikasi
Pasien tromboembolik.

Efek Samping
Mual, muntah, diare, pusing dan rash.

Klorpheniramin
Golongan/Kelas Terapi : Antialergi
Nama Dagang
Cohistan, CTM, Orphen, Pehachlor, Chlorphenon

Indikasi
Rinitis alergi dan gejala alergi lain termasuk urtikaria

Dosis, Cara Pemberian dan Lama Pemberian
Dewasa dan remaja : Dosis oral : Dosis yang disarankan adalah 4 mg tiap 4-6 jam, hingga 24
mg/hari. Usia lajut : Mulai dengan dosis serendah mungkin. Pasien usila lebih sensitif
terhadap efek antikolinergik. Anak-anak 6-12 tahun: Dosis yang disarankan adalah 2 mg
setiap 4-6 jam, hingga 12 mg/hr. Anak-anak umur 2-5 tahun: Dosis yang disarankan adalah
1 mg setiap 4-6 jam, maksimal 4 mg/hari.

Kontraindikasi
Hipersensitif terhadap klorfeniramin maleat atau komponen lain dalam formulasi; glukoma
sudut sempit; gejala hipertrofi prostat; sewaktu terjadi serangan asma akut; ulkus
peptikum; obstruksi pyloroduodenal. Hindari penggunaan pada bayi prematur atau baru
lahir karena kemungkinan mengalami SIDS.

Efek Samping
Susunan saraf pusat : mengantuk.
Saluran pernapasan : mengentalkan sekresi bronkial
Susunan saraf pusat : Sakit kepala, eksitabilitas, rasa lelah, pusing.

Loratadin
Golongan/Kelas Terapi : Antialergi
Nama Dagang
Allohex, Alloris, Anhissen, Anlos, Clarihis, Claritin, Cronitin, Hislorex

Indikasi
Alergi rinitis dan urtikaria

Dosis, Cara Pemberian dan Lama Pemberian
Dosis oral (tablet, dan sirup) :
Dewasa dan remaja : 10 mg sekali sehari.
Anak-anak 6-12 tahun : 10 mgsekali sehari.
Anak-anak 2-5 tahun : 5 mg (5 ml sirup) sekali sehari.
Anak-anak < 2 tahun : Keamanan dan efektivitas belum diketahui.

Kontraindikasi
Keamanan dan efektivitas penggunaan loratadin pada anak kurang dari 2 tahun belum
diketahui. Umumnya antihistamin tidak digunakan pada bayi baru lahir karena
kemungkinan menstimulasi SSP paradoksikal atau kejang.

Efek Samping
Dewasa :
SSP : Sakit kepala (12%), somnolen (8%), rasa lelah (4%).
Gastrointestinal : Xerostomia (3%). Anak-anak :

Diazepam
Golongan/Kelas Terapi : Antiepilepsi, Antikonvulsi
Nama Dagang
Cetalgin, Danalgin, Hedix, Mentalium, Neurodial, Neuroval, Paralium, Proneuron,
Stesolid, Trankinon, Validex, Valisanb, Valium, Lovium

Indikasi
Pemakaian jangka pendek pada ansietas atau insomnia, tambahan pada putus alkohol akut,
status epileptikus, kejang demam, spasme otot.

Dosis, Cara Pemberian dan Lama Pemberian
Oral :
Ansietas, 2 mg 3 kali sehari jika perlu dapat dinaikkan menjadi 15-30 mg sehari dalam
dosis terbagi;
Lansia (atau yang sudah tidak mampu melakukan aktivitas) setengah dosis
dewasaInsomnia yang disertai ansietas, 5-15 mg sebelum tidur.
Anak-anak, night teror dan somnambulisme, 1-5 mg sebelum tidur.
Injeksi i.m atau injeksi i.v lambat (kedalam vena besar dengan kecepatan tidak lebih dari 5
mg/menit), untuk ansietas akut berat, pengendalian serangan panik akut, penghentian
alkohol akut, 10 mg, jika perlu ulangi setelah 4 jam.
Catatan rute i.m hanya digunakan jika rute oral dan i.v tidak mungkin diberikan.
Kontraindikasi
Depresi pernafasan, gangguan hati berat, miastenia gravis, insufisiensi pulmoner akut,
glaukoma sudut sempit akut, serangan asma akut, trimester pertama kehamilan, bayi
prematur; tidak boleh digunakan sebagai terapi tunggal pada depresi atau ansietas yang
disertai dengan depresi. (IONI)

Efek Samping
Efek samping pada susunan saraf pusat : rasa lelah, ataksia, rasa malas, vertigo, sakit
kepala, mimpi buruk dan efek amnesia. Efek lain : gangguan pada saluran pencernaan,
konstipasi, nafsu makan berubah, anoreksia, penurunan atau kenaikan berat badan, mulut
kering, salivasi, sekresi bronkial atau rasa pahit pada mulut. (AHFS p.2389-2392)

Bentuk Sediaan
Tablet, Cairan Injeksi, Sirup. (IONI h.131)

Allopurinol
Golongan/Kelas Terapi : Antipirai
Nama Dagang
Algut, Alofar, Benoxuric, Hanoric, Hycemia, Isoric, Kemorinol, Licoric, Llanol, Nilapur,
Omeric, Omeric, Puricemia, Puricemia, Reucid, Rinolic, Sinolic, Tylonic, Urica, Uricnol,
Uroquad, Uroquad, Xanturic, Zyloric

Indikasi
Pirai primer & sekunder : Hyperuricemia karena penggunaan chemoterapi "Recurrent
Renal Calculi". Lain-lain : Menurunkan hiperuricemia sekunder akibat ke-kurangan
glucose-6-phosphatedehydrogenase, "Lesch-Nyhan syndrome", "Polycythemia vera",
"Sarcoidosis", pemakaian thiazid & ethambutol.

Dosis, Cara Pemberian dan Lama Pemberian
Oral : Dosis tunggal, sebaiknya setelah makan & harus minum air yg banyak paling tidak 2L
dalam sehari (kecuali Pasien CHF/penyakit lain yang tidak boleh minum banyak). Jika dosis
melebihi 300mg, sebaiknya dalam dosis terbagi Gout : dosis awal 100mg/hr dapat
ditingkatkan 100mg setiap minggu sampai kadar asam urat 6mg/dL atau sampai dosis
mencapai 800mg/hr. Hyperuricemia karena penggunaan chemoterapi : Dewasa : 600-
800mg/hr untuk 2-3 hr. Mulai 1-2 hr sebelum mulai khemoterapi.

Kontraindikasi
Alergi terhadap allopurinol.

Efek Samping
Efek terhadap kulit & efek lokal : Gatal, kemerahan, eksim, bentol, demam, selulit, bengkak,
berkeringat.. Efek terhadap hati : Meningkatkan SGOT & SGPT, nekrosis, kerusakan hati,
hepatitis, hiperbilirubinemia, sakit kuning. Efek terhadap Saluran cerna : Mual, muntah,
diare, sakit abdomen, sembelit, kembung, gastritis, dispepsi, pendarahan lambung &
pankreas, bengkak kantung saliva, lidah bengkak. Efek terhadap Sistem syaraf : nyeri pada
ujung syaraf, sakit kepala, epilepsi, agitasi, perubahan mental, koma, paralisi, pusing,
limbung, depresi, bingung,amnesia, sulit tidur

Bentuk Sediaan
Tablet, Kapsul, Kaplet, Tablet Salut Film 100mg, 300mg.

Peringatan
Pasien anak, wanita hamil & menyusui, penggunaan allopurinol hanya jika betul-betul
diperlukan. Untuk Pasien lansia, perhatikan penyesuaian dosis akibat penurunan fugsi hati,
ginjal & jantung. Pasien dengan asimtomatik hiperurisemia dengan kadar asam urat <
9mg/dL.

Serum Anti Bisa Ular (Polivalen) Kuda
Golongan/Kelas Terapi : Obat Yang mempengaruhi Sistem Imun

Indikasi : Untuk pengobatan terhadap gigitan ular berbisa

Dosis, Cara Pemberian dan Lama Pemberian
Pemilihan anti bisa ular tergantung dari spesies ular yang menggigit. Dosis yang
tepat sulit untuk ditentukan karena tergantung dari jumlah bisa ular yang masuk
peredaran darah korban dan keadaan korban sewaktu menerima anti serum. Dosis
pertama sebanyak 2 vial @ 5 ml sebagai larutan 2% dalam garam faali dapat diberikan
sebagai infus dengan kecepatan 40 - 80 tetes per menit, kemudian diulang setiap 6 jam.
Apabila diperlukan (misalnya gejala-gejala tidak berkurang atau bertambah) anti serum
dapat terus diberikan setiap 24 jam sampai maksimum (80 - 100 ml). Anti serum yang
tidak diencerkan dapat diberikan langsung sebagai suntikan intravena dengan sangat
perlahan-lahan. Dosis anti serum untuk anak-anak sama atau lebih besar daripada dosis
untuk dewasa.

Stabilitas Penyimpanan
Disimpan pada suhu 2 - 8C dalam lemari es, jangan dalam freezer. Daluarsa = 2 tahun.

Kontraindikasi
Tidak ada kontraindikasi absolut pada terapi anti bisa ular untuk envenoming sistemik
yang nyata; terapi diperlukan dan biasanya digunakan untuk menyelamatkan jiwa.

Efek Samping
1. Reaksi anafilaktik; jarang terjadi, tetapi bila ada timbulnya dapat segera atau dalam waktu
beberapa jam sesudah suntikan.
2. Serum sickness; dapat timbul 7-10 hari setelah suntikan berupa demam, gatal-gatal,
eksantema, sesak napas dan gejala alergi lainnya
3. Demam disertai menggigil yang biasanya timbul setelah pemberian serum secara intravena
4. Rasa nyeri pada tempat suntikan; yang biasanya timbul pada penyuntikan serum dalam
jumlah besar. Reaksi ini biasanya terjadi dalam 24 jam.




Bentuk Sediaan
Vial 5 ml, Tiap ml Sediaan Dapat Menetralisasi :
10-15 LD50 Bisa Ular Tanah (Ankystrodon Rhodostoma)
25-50 LD50 Bisa Ular Belang (Bungarus Fasciatus)
25-50 LD50 Bisa ular kobra (Naja Sputatrix), dan mengandung fenol 0.25% v/v

Peringatan
Karena tidak ada netralisasi-silang (cross-neutralization) serum antibisa ular ini tidak
berkhasiat terhadap gigitan ular yang terdapat di Indonesia bagian Timur (misalnya jenis-
jenis Acanthopis antarticus, Xyuranus scuttelatus, Pseudechis papuanus dll) dan terhadap
gigitan ular laut (Enhydrina cysta).

Informasi Pasien
Informasikan pada pasien mengenai kemungkinan efek samping yang tertunda, terutama
serum sickness (demam, rash, arthralgias).Tindakan pertama pada gigitan ular:
1. Luka dicuci dengan air bersih atau dengan larutan kalium permanganat untuk
menghilangkan atau menetralisir bisa ular yang belum terabsorpsi.
2. Insisi atau eksisi luka tidak dianjurkan, kecuali apabila gigitan ular baru terjadi beberapa
menit sebelumnya. Insisi luka yang dilakukan dalam keadaan tergesa-gesa atau dilakukan
oleh orang yang tidak berpengalaman justru seing merusak jaringan dibawah kulit dan
akan meninggalkan luka parut yang cukup besar.
3. Anggota badan yang digigit secepatnya diikat untuk menghambat penyebaran racun.
4. Lakukan kemudian imobilisasi anggota badan yang digigit dengan cara memasang bidai
karena gerakan otot dapat mempercepat penyebaran racun.
5. Bila mungkin anggota badan yang digigit didinginkan dengan es batu.
6. Penderita dilarang untuk bergerak dan apabila perlu dapat diberikan analgetika atau
sedativa.
7. Penderita secepatnya harus dibawa ke dokter atau rumah sakit yang terdekat untuk
menerima perawatan selanjutnya.


Serum Anti Rabies
Golongan/Kelas Terapi : Obat Yang mempengaruhi Sistem Imun
Nama Dagang Verorab

Indikasi Untuk pengobatan terhadap rabies
Dosis, Cara Pemberian dan Lama Pemberian
0.5 ml (50 IU) per kg berat badan, sebagian kecil diinfiltrasikan di sekitar luka gigitan dan
selebihnya di intramuskuler

Stabilitas Penyimpanan
Disimpan pada suhu 2 - 8C dalam lemari es. Jangan dalam freezer. Daluarsa = 2 tahun.

Efek Samping
1. Reaksi anafilaktik; jarang terjadi, tetapi bila ada timbulnya dapat segera atau dalam waktu
beberapa jam sesudah suntikan.
2. Serum sickness; dapat timbul 7-10 hari setelah suntikan berupa demam, gatal-gatal,
eksantema, sesak napas dan gejala alergi lainnya.
3. Demam disertai menggigil yang biasanya timbul setelah pemberian serum secara
intravena.
4. Rasa nyeri pada tempat suntikan; yang biasanya timbul pada penyuntikan serum dalam
jumlah besar. Reaksi ini biasanya terjadi dalam 24 jam

Serum Anti Tetanus
Golongan/Kelas Terapi : Obat Yang mempengaruhi Sistem Imun Nama Dagang

Indikasi
Pencegahan dan pengobatan tetanus.

Dosis, Cara Pemberian dan Lama Pemberian
Pencegahan tetanus : 1 dosis profilaktik (1.500 IU) atau lebih, diberikan secara
intramuskuler secepat mungkin kepada seseorang yang luka dan terkontaminasi dengan
tanah, debu jalan atau bahan lainnya yang dapat menyebabkan infeksi Clostridium tetani.
Dua minggu kemudian diberikan kekebalan aktif dengan vaksin jerap tetanus, supaya jika
mendapat luka lagi tidak perlu diberi serum anti tetanus profilaktik, tetapi cukup diberi
booster vaksin jerap tetanus. Untuk pencegahan tiap ml mengandung : antioksin tetanus
1.500 IU, Fenol 0,25% v/v. Untuk pengobatan tiap ml mengandung : antioksin tetanus
5.000 IU, fenol 0,25% (2) Untuk pengobatan : 10.000 IU atau lebih, secara intramuskuler
atau intravena, tergantung keparahan keadaan penderita.

Farmakologi
Menetralkan toksin yang dihasilkan oleh Clostridium tetani dan digunakan untuk
memberikan kekebalan pasif sementara terhadap tetanus, tetapi imunoglobulin tetanus
lebih disukai. (1)

Stabilitas Penyimpanan
Disimpan pada suhu 2 - 8C. Daluarsa 2 tahun

Efek Samping
1. Reaksi anafilaktik: jarang terjadi, tetapi bila ada timbulnya dapat segera atau dalam waktu
beberapa jam sesudah suntikan.
2. Serum sickness: dapat timbul 5 hari setelah suntikan berupa demam,gatal-gatal,
eksantema, sesak napas dan gejala alergi lainnya
Sebelum memberi suntikan serum antitetanus dengan dosis penuh, sebaiknya dilakukan
tes hipersensitifitas subkutan terutama bagi mereka yang mempunyai penyakit alergi
(asma, dll).

Bentuk Sediaan
Ampul 1 ml (1.500 IU), 2 ml (10.000 IU)
Vial 5 ml (20.000 IU)

Peringatan
Suatu dosis uji antitoksin tetanus seharusnya selalu diberikan untuk mengenali pasien
yang mungkin mengalami reaksi hipersensitivitas.

Mekanisme Aksi
Menetralkan toksin yang dihasilkan oleh Clostridium tetani dan digunakan untuk
memberikan kekebalan pasif sementara terhadap tetanus, tetapi imunoglobulin tetanus
lebih disukai

Anda mungkin juga menyukai