Obat-obatan anestesi lokal yang digunakan secara garis besar dibagi menjadi 2 golongan, yaitu golongan aminoester dan amino amida. Golongan amino ester adalah: 1. Benzokain ( ethyl 4-aminobenzoate) 2. Prokain/novokain (2-diethylamino ethyl 4-aminobenzoat) 3. Tetrakain (-dimethyl amino ethyl 4 buthyl aminobenzoate) 4. Kloroprokain/nesakain (2-diethylamino ethyl 4-amino 2- chlorobenzoat) 5. Kokain Golongan amino amida adalah: 1. Lidokain/xylocain/lignokain (2-diethyl aminoacetat-2,6xylidine) 2. Prilokaine/citanest (propylamino-2propionotoluidine) 3. Bupivacaine marcaine (1-buthyl-2,6-hexahydropicolixylidide) 4. Etidokain/duranest(2-N-Ethylpropylamino-26butyroxylidide)
Kecuali kokain, semua anestesi lokal bersifat vasodilator sehingga zat anestesi cepat diserap yang akan meninggikan toksisitas dan memperpendek masa kerja obatnya (duration of action). Untuk memperpanjang kerja obat dan menurunkan toksisitasnya biasanya ditambahkan vasokonstriktor, misalnya dengan menambahkan adrenalin dengan konsentrasi 1:100.000 atau 1:500.000. Tetapi pada khitanan atau pada organ end arteri lainnya, penggunaan vasokonstriktor tidak dibenarkan. Obat anestesi yang sering digunakan pada bedah minor adalah lidocain karena mempunyai masa kerja yang lama (DOA 60-90 menit) dan awitan yang cepat (3-5 menit). Daya anestesinya pun lebih kuat jika dibandingkan dengan prokain dan jarang menimbulkan reaksi alergi. Konsentrasi yang sering digunakan adalah lidokain HCl 2%. Menurut hasil penelitian beberapa ahli bahwa pada pemakaian anestesi lokal secara infiltrasi tidak didapatkan perbedaan yang bermakna antara pemakaian lidocain HCl 0,5% dan 2% terhadap derajat anestesi yang ditimbulkannya. Bahkan dengan menggunakan lidocain HCl 0,5% secara bermakna akan mengurangi risiko timbulnya intoksikasi obat. Sediaan yang ada di pasaran lidocain HCl dengan konsentrasi 2% dikemas dalam flacon dan ampul. Untuk mendapatkan konsentrasi yang lebih rendah kita harus mencampurnya dengan aqua bidestilata. Untuk mendapatkan hasil optimal antara onset yang cepat dan durasi yang lama, dapat digunakan campuran obat anestesi antara lidocain (onset cepat) dan bupivacaine (durasi lama) dengan perbandingan 1 :1. Reaksi toksis dapat terjadi karena kesalahan penyuntikan sehingga obat masuk ke pembuluh darah atau dosis yang terlalu tinggi. Gejala yang timbul akibat toksisitas adalah: 1. Terhadap SSP : gelisah, nyeri kepala, pusing, dan penglihatan kabur 2. Terhadap Respirasi : nafas cepat dan dangkan kemudian tak teratur sampai apneu 3. Terhadap sistem kardiovaskular : hipotensi dan bradikardi
Indikasi Amoksisilin digunakan untuk mengatasi infeksi yang disebabkan oleh bakteri gram negatif (Haemophilus Influenza, Escherichia coli, Proteus mirabilis, Salmonella). Amoksisilin juga dapat digunakan untuk mengatasi infeksi yang disebabkan oleh bakteri positif (seperti; Streptococcus pneumoniae, enterococci, nonpenicilinase-producing staphylococci, Listeria) tetapi walaupun demikian, aminophenisilin, amoksisilin secara umum tidak dapat digunakan secara sendirian untuk pengobatan yang disebabkan oleh infeksi streprococcus dan staphilococcal.
Dosis, Cara Pemberian dan Lama Pemberian Dosis Oral : Umum: Anak < 3 bulan: 20-30 mg/kgBB/hari terpisah setiap 12 jam. Anak >3 bulan dan <40kg; dosis antara 20-50 mg/kg/hari dosis terpisah setiap 8-12 jam. Khusus: Infeksi hidung, tenggorokan, telinga, saluran kemih dan kulit: ringan sampai sedang: 25 mg/kg/hari terbagi setiap 12 jam atau 20 mg/kg/hari setiap 8 jam. Gawat: 45 mg/kg/hari setiap 12 jam atau 40 mg/kg/hari setiap 8 jam. DOSIS DEWASA: Umum: Rentang dosis antara 250 500 mg setiap 8 jam atau 500 875 mg dua kali sehari. Antibiotik amoksisilin termasuk antibiotik time dependent sehingga untuk menjaga konsentrasi obat dalam plasma tetap berada pada kadar puncak, maka obat diberikan sesuai dengan jadwal waktu yang telah dibuat. Obat dapat diberikan bersamaan dengan makanan.
Kontraindikasi Kontraindikasi untuk pasien yang hipersensitif terhadap amoksisilin, penisilin, atau komponen lain dalam obat.
Metronidazol Nama Dagang Corsagyl, Elyzol, Fladex, Flagyl, Fortagyl, Gravazol, Mebazid, Metrofusin dll. Indikasi Infeksi anaerobik (termasuk gigi) , lihat pada bagian dosis, infeksi protozoa, eradikasi Helicobacter pylori; infeksi kulit.
Dosis, Cara Pemberian dan Lama Pemberian Infeksi anaerobik (pengobatan biasanya selama 7 hari dan 10 hari untuk penggunaan antibiotika pada pengobatan kolitis), peroral dengan dosis awal 800 mg kemudian 400 mg setiap 8 jam atau 500 mg setiap 8 jam; anak-anak 7,5 mg/kg setiap 8 jam; kemudian pemberian dilanjutkan tiap 12 jam, anak-anak setiap 8 jam selama 3 hari, kemudian pemberian dilanjutkan tiap 12 jam, umur hingga 1 tahun 125 mg, 1 5 tahun 250 mg, 5 10 tahun 500 mg, lebih dari 10 tahun dosis dewasa; selama 3 hari, pemberian secara infus intravena lebih dari 20 menit, 500 mg setiap 8 jam; anak-anak 7,5 mg/kg setiap 8 jam. Kontraindikasi Hipersensitivitas terhadap metronidazol, turunan nitroimidazol, atau komponen yang ada dalam sediaan, kehamilan (trimester pertama didapatkan efek karsinogenik pada tikus)
Efek Samping Mual, muntah, gangguan pengecapan, lidah kasar dan gangguan saluran pencernaan; rash; mengantuk (jarang terjadi), sakit kepala, pusing , ataksia, urin berwarna gelap, erytema multiform, pruritus, urtikaria, angioedema dan anafilaksis; juga dilaporkan abnormalitas tes fungsi hati, hepatitis, jaundice, trombositopenia, anemia aplastic, myalgia, athralgia; pada pengobatan intensif dan jangka panjang dapat terjadi peripheral neuropathy, transient epilepsi-form seizure dan leukopenia. Pengaruh Terhadap Kehamilan : Produsen menyarankan untuk menghindari penggunaan obat pada dosis tinggi. Faktor risiko : B (dikontraindikasikan pada trimester pertama) Obat dapat menembus plasenta ( efek karsinogenik pada tikus); dikontraindikasikan terhadap pengobatan trichomoniasis pada trimester pertama, kecuali jika pengobatan alternatif tidak adekuat. Untuk keamanan dan efikasi pada indikasi yang lain, gunakan obat pada ibu hamil hanya jika keuntungan pada ibu hamil lebih banyak daripada potensial risiko terhadap janinnya. Terhadap Ibu Menyusui : Ditemukan dalam air susu, produsen menyarankan untuk menghindari penggunaan obat dengan dosis tunggal yang besar. Masuk kedalam air susu ibu/tidak direkomendasikan (AAP rates of concern) Terhadap Anak-anak : Keamanan dan efikasi penggunaan obat pada anak-anak belum diketahui dengan jelas, kecuali untuk pengobatan amoebiasis. Bayi baru lahir menunjukkan keterbatasan dalam eliminasi metronidazole. Pada bayi berumur 28 hingga 40 minggu, waktu paro eliminasi 10,9 22,5 jam.
Indikasi Untuk pengobatan infeksi saluran urin yang disebabkan E.coli, Klebsella dan Enterobacter sp, M.morganii, P.mirabilis dan P.vulgaris; otitis media akut pada anak; eksaserbasi akut pada bronchitis kronis pasien dewasa yang disebabkan oleh bakteri yang sensistif seperti H.influenzae,atau S.pneumoniae; pencegahan dan pengobatan Pneumocitis carinii pneumoniae (PCP); traveler diarrhea yang disebabkan oleh enterotoksigenik E.coli; pengobatan entritis yang disebabkan oleh Shigella flexneri atau Shigella sonnei.
Dosis, Cara Pemberian dan Lama Pemberian Dosis: dihitung berdasarkan perbandingan dasar obat, dengan komposis sulfametoxazole 800 mg dan trimethoprim 160 mg. Anak >2 tahun , dengan panduan : Infeksi ringan berat: oral; 8-12 mg TMP/kg/hari dalam dosis terbagi setiap 12 jam. Infeksi serius: Oral: 20mg TMP/kg/hari dalam dosis terbagi setiap 6 jam. IV: 8-12 mg TMP/kg/hari dalam dosis terbagi setiap 6 jam.
Kontraindikasi Hipersensitif pada obat golongan sulfa, trimethoprim atau komponen lain dalam obat; profiria; anemia megaloblastik karena kekurangan asam folat; bayi dengan usia <2 bulan; adanya tanda kerusakan pada hepar pasien; gagal ginjal parah; kehamilan
Efek Samping Reaksi efek samping yang paling banyak adalah gangguan pencernaan (mual, muntah, anorexia), reaksi dermatologi (rash atau urticaria); efek samping yang jarang dan dapat hilang dengan sendirinya terkait dengan penggunaan co-trimoxazole meliputi : reaksi dermatologi gawat dan hepatotoxic. Endokrin dan metabolit : miperkalemia (pada penggunaan dosis besar), hipoglikemik. Gastrointestinal : Mual, muntah, anorexia, stomatitis, diare, pseudomembranous collitis, pankreatitis.
Indikasi Sistemik: Pengobatan infeksi ringan, sedang dan berat yang disebabkan oleh organisme yang sensitive, meliputi CAP (community-acquired penumoniae), termasuk juga MDRSP (multidrug resistant strains of S.pneumoniae); pneumoniae nosokomial; bronchitis kronis; sinusitis bakteri akut; infeksi saluran urin dengan atau tanpa komplikasi, termasuk juga pyelonepritis akut yang disebabkan oleh E.coli; prostatitis (cronic bacterimia); infeksi kulit (dengan atau tanpa komplikasi); untuk profilaksis serangan anthrak (setelah terpapar)
Dosis, Cara Pemberian dan Lama Pemberian Oral, IV: dewasa Sinusitis bakteri (akut): 500 mg setiap 24 jam untuk 10-14 hari atau 750 mg setiap 24 jam untuk 5 hari. Bronkitis kronis (bakteri eksaserbasi akut): 500 mg setiap 24 jam untuk 7 hari. Pneumonia: Community acquired: 500 mg setiap 24 jam untuk 7-14 hari atau 750 mg setiap 24 jam untuk 5 hari (efikasi obat pada pemberian 5 hari untuk MDRSP tidak dapat dipastikan). Infeksi kulit: infeksi tanpa komplikasi: 500 mg setiap 24 jam untuk 7-10 hari. Dengan komplikasi: 750 mg setiap 24 jam selama 7-14 hari.
Siprofloksasin Golongan/Kelas Terapi : Anti Infeksi Nama Dagang Baquinor, Bernoflox, Bidiprox, Bimaflox, Cetafloxo, Ciflos, Ciproxin, Ciproxin XR, Corcasin, Coroflox, Cylowam, Cyrox, Disfabac, Duflomex, Fimoflox, Floxid, Floxifar, Floxigra, Girabloc, Gurolone dll. Indikasi Untuk pengobatan infeksi yag disebabkan bakteri: infeksi saluran urin; cistitis akut tanpa komplikasi pada wanita; prostatitis bakteri kronik; infeksi saluran nafas bawah (termasuk eksaserbasi akut dan bronchitis kronik); sinusistis akut; infeksi kulit; tulang dan persendian; infeksi intraabdominal komplek; diare karena infeksi; demam tyfoid karena Salmonella typhi; pneumonia nosokomial, terapi empiris febrile neutrophenic (kombinasi dengan piperacillin).
Dosis, Cara Pemberian dan Lama Pemberian Infeksi 500-750 mg dua kali sehari 4-6 minggu, tergantung kegawatan dan kepekaan dari bakteri penginfeksinya.
Sefiksim Golongan/Kelas Terapi : Anti Infeksi Nama Dagang Cefspan, Ceptik, Comsporin, Fixacef, Fixep, Fixiphar, Lanfix, Maxpro, Sarcef, Simcef, Sofix, Spancef, Spaxim, Tocef, Cefixime OGB Dexa dll. Indikasi Pengobatan infeksi pada kulit, saluran urin, otitis media, infeksi saluran nafas termasuk suspek dari S. pneumonia dan S. Pyogenes, H. Influenza dan beberapa Enterobacteriaceae; tidak termasuk N. Gonorrhoeae gonorrhea pada serviks dan ureter Dosis, Cara Pemberian dan Lama Pemberian Oral : Anak 6 bulan : 8 mg/kgBB/hari dibagi setiap 12-24 jam. Anak> 50 kg atau > 12 tahun dan dewasa 400 mg/hari dibagi setiap 12-24 jam; Untuk infeksi S. Pyogenes : pengobatan selama 10 hari
Indikasi Infeksi saluran napas, kulit dan struktur kulit, tulang dan sendi, saluran urin, ginekologi seperti, septisemiam dugaan meningitis, aktif terhadap basil Gram negative (kecuali Pseudomonas), Gram positif cocci (kecuali enterococcus). Aktif terhadap beberapa penicillin yang resisten pneumococcus.
Dosis, Cara Pemberian dan Lama Pemberian Infant dan anak : 1-12 bulan : I.M., I.V. : <50 k : 50-180 mg/kg BB/hari dibagi dalam dosis setiap 4-6 jam. Anak > 12 tahun dan dewasa : Infeksi tanpa komplikasi : I.M., I.V. : 1g setiap 12 jam. Infeksi sedang-parah : I.M., I.V. : 1-2 g setiap 8 jam. Preop : I.M., I.V. : 1 g , 30-90 menit sebelum pembedahan.
Kontraindikasi Hipersensitif terhadap sefotaksim, komponen lain dalam sediaan dan sefalosporin lainnya.
Efek Samping Kulit : rash, pruritus Saluran cerna : Saluran cerna : kolitis, diare, mual dan muntah Lokal : sakit pada tempat suntikan Anafilaksis dan aritmia (setelah pemberian injeksi I.V kateter pusat), peningkatan BUN, kanidiasis,kreatinin meningkat, eusinophilila, erythema multiforme, demam, sakit kepala, interstitial nephritis, neutropenia, phlebitis, pseudomembranous colitis, sindrom Stevens- Johnson, trombositopenia, transaminases meningkat, toxic epidermal necrolysis, urtikaria, vaginitis.
Sefadroksil Golongan/Kelas Terapi : Anti Infeksi Nama Dagang Ancefa, Bidicef, Biodroxil, Cefadroxil Hexpharm, Dexacef, Doxef, Duricef, Erphadrox, Ethicef, Kelfex, Lapicef, Librocef, Longcef, Opicef, Osadrox, Pyricef, Qcef, Qidrox, Renasistin, Sedrofen, Tisacef, Widrox, Alxil dll. Indikasi Pengobatan suspek infeksi bakteri, termasuk yang disebabkan oleh Group A beta- hemolitic Streptococcus. Profilaksis bakteri endokarditis pada pasien yang alergi terhadap penisilin dan pasien yang operasi dan tindakan pada gigi.
Dosis, Cara Pemberian dan Lama Pemberian Oral :Anak : 30 mg/kg BB/hari dibagi dalam 2 dosis maksimal 2g/hari. Dewasa : 1-2 g/hari dibagi dalam 2 dosis. Profilaksis endokarditis : Anak : 50 mg/kg BB 1 jam sebelum tindakan. Dewasa : 2 gram 1 jam sebelum tindakan Interval pada pasien gangguan ginjal ClCr 10-25 mL/menit : diberikan setiap 24 jam. ClCr <10 mL/menit : diberikan setiap 36 jam.
Gentamisin Golongan/Kelas Terapi : Anti Infeksi Nama Dagang Diprogenta, Gentak, Gentamerc, Gentamisin, Gentana, Genoptik
Indikasi Infeksi gram negatif (Pseudomonas, Proteus, Serratia) dan Gram positif (Staphylococcus), infeksi tulang, infeksi saluran nafas, infeksi kulit dan jaringan lunak, infeksi saluran urin, abdomen, endokarditis dan septikemia , penggunaan topical, dan profilaksis untuk bakteri endokarditis dan tindakan bedah.
Dosis, Cara Pemberian dan Lama Pemberian Dosis diberikan secara individu karena indek terapinya relatif sempit Dosis umum : Bayi dan anak < 5 tahun : 2,5 mg/kg BB setiap 8 jam secara i.v. atau i.m. Anak > 5 tahun : 2 - 2,5 mg/kg BB setiap 8 jam secara i.v. atau i.m. Anak dan dewasa : Intratekal : 4 8 mg/hari Topikal : Salep : Salep dioleskan pada kulit yang sakit 3 4 kali sehari Dewasa : Diberikan secara i. v. atau i. m.
Kontraindikasi Hipersensitif terhadap Gentamisin dan Aminoglikosida lain
Efek Samping - Susunan syaraf pusat : Neurotosisitas (vertigo, ataxia) - Neuromuskuler dan skeletal : Gait instability - Otic : Ototoksisitas (auditory), Ototoksisitas(vestibular) - Ginjal : Nefrotoksik ( meningkatkan klirens kreatinin) 1% 10%
Asam Mefenamat Golongan/Kelas Terapi : Anti Inflamasi Non Steroid Nama Dagang Analspec, Mefinal, Asimat, Ponstan, Benostan, Cetalmic, Corstanal, Dolfenal, Dolodon, Dolos, Dystan, Fargetix, Gitaramin, Lapistan, Licostan, Mectan, Mefast dll.
Indikasi Nyeri. Dismenore (gangguan nyeri saat haid). Anti-piretik (demam pada anak karena infeksi)
Dosis, Cara dan Lama Pemberian Untuk nyeri : Dosis awal 500mg, dilanjutkan dengan dosis 250mg setiap 6 jam jika diperlukan. Penggunaan sebaiknya tidak lebih dari 1 minggu.
Kontraindikasi Adanya riwayat hipersensitif berupa gatal-gatal, angioedem, bronchospasm, rhinitis berat, atau syok oleh Aspirin atau golongan AINS lain. Pasien dengan riwayat gangguan saluran cerna. Pasien hamil trimester ke-3. Pasien menyusui (atau hentikan menyusui).
Efek Samping Gangguan lambung : tidak nafsu makan, sakit abdomen, sembelit, diare, dispepsi, kembung, rasa terbakar, mual, tukak lambung, muntah, mulut kering hingga pendarahan lambung. Efek pada darah : penurunan hematokrit (pemakaian jangka lama), anemia, memperpanjang waktu pendarahan, eusinopili, epstaxis, leucopenia, thrombo, cytopenia, trombositopenia, menghambat agregasi platelet.
Bentuk Sediaan Kapsul 250 mg, Kaplet 500 mg
Peringatan Hati-hati Pasien Lansia. Pasien dengan kondisi terjadinya retensi cairan Pasien sedang menggunakan obat-obat yang berinteraksi dengan Asam Mefenamat Pasien anak di bawah usia 14 tahun. Sebaiknya tidak digunakan secara rutin sebagai obat antipiretik.
Indikasi Nyeri & radang pada penyakit artritis (rheumatoid arthritis, juvenile arthritis, osteoarthritis) & gangguan non sendi (otot kerangka), nyeri ringan sampai berat termasuk dismenorea, paska bedah, nyeri & demam pada anak-anak
Dosis, Cara Pemberian dan Lama Pemberian Dewasa : Artritis : 400-800 mg 3-4 kali sehari (maksimun 3.2 g/hari) Juvenile artritis : 30-40 mg/kg berat badan per hari dalam 3-4 dosis terbagi (maksimum 50 mg/kg berat badan) Nyeri ringan s/d sedang : 200-400 mg tiap 4-6 jam, bila perlu (max 1,2 g/hari)
Ketopropen Golongan/Kelas Terapi : Anti Inflamasi Non Steroid Nama Dagang Kaltrofen, Profenid , Pronalges dll.
Indikasi Penyakit inflamasi : Rheumatoid arthritis, Juvenile Arthritis, Osteo, Arthritis, Ankylosing Spondilitis. Kondisi inflamasi lain : Penanganan nyeri ringan sampai sedang setelah operasi, melahirkan,ortopedi & nyeri karena kanker. Dismenore (rasa krg nyaman/nyeri saat haid). Demam untuk Pasien usia 16thn atau lebih. Pemakaian lain : menurut studi cohort pemakaian dosis rendah Ketoprofen selama 2 tahun atau lebih pada Pasien Geriatri dapat menurunkan prevalensi penyakit alzheimer
Dosis, Cara Pemberian dan Lama Pemberian Dosis disesuaikan dengan keadaan Pasien (sangat individual) Penyakit inflamasi : Dosis awal untuk penanganan gejala rheumatoid arthritis & osteo arthritis akut maupun kronis adalah 75mg, 3X sehari atau 50 mg 4 kali sehari atau kapsul lepas lambat 200mg sekali sehari. Dosis ini dapat digunakan untuk penanganan ankylosing spondilitis,Nyeri & Dismenore : Pasien dewasa : 25mg atau 50mg setiap 6-8 jam jika diperlukan Pasien dengan gangguan fungsi ginjal & hati : Untuk Pasien dengan kerusakan ginjal/hati sedang, dosis tertinggi sehari adalah 150mg.
Farmakologi Menghambat sintesa prostaglandin dengan cara menghambat kerja enzym cyclooxygenase (COX), COX-1 & COX-2 pada jalur arachidonat tidak melalui jalur opiat
Efek Samping Saluran cerna : (terjadi pada 10-30% Pasien) Keluhan saluran cerna, tukak peptik, mual, diare, sakit pada bagian abdomen, sembelit, kembung, tidak ada nafsu makan, mulut kering, gastritis, pankreatitis, sampai pendarahan pada saluran cerna. Sistim Syaraf Pusat : (lebih dari 3% Pasien) Sakit kepala, eksitasi (insomnia, bermimpi, cemas, takut), pusing, depresi, sulit berkonsentrasi, lelah, bingung, migrain, rasa berputar, halusinasi. Ginjal & Saluran kemih : (3-8% Pasien) Meningkatkan serum kreatinin, BUN, pendarahan saluran kemih, edema. Mata & telinga : (1-3% Pasien) Gangguan penglihatan & tinitus. Gangguan jantung : (2% Pasien) peripheral edema. Kulit : (1-3% Pasien) Gatal, eksim dll
Pengaruh Terhadap Kehamilan : Tidak direkomendasikan untuk digunakan oleh wanita hamil. Terutama pada akhir masa kehamilan atau saat melahirkan karena efeknya pada sistem kardiovaskular fetus (penutupan prematur duktus arteriosus) & kontraksi uterus. Terhadap Ibu Menyusui : Didistribusikan melalui air susu ibu, sehingga tidak direkomendasikan untuk digunakan oleh ibu yg sedang menyusui. Peringatan Keamanan & efikasi belum jelas untuk penggunaan pada anak di bawah usia 12 tahun. Penyesuaian dosis untuk Pasien Lansia karena eliminasi obat lambat. Pasien dengan kondisi terjadinya retensi cairan. Pasien menggunakan obat-obat yang berinteraksi dengan Ketoprofen.
Ketorolac Golongan/Kelas Terapi : Anti Inflamasi Non Steroid Nama Dagang Carpuject In, Remopain Inj, Rolac Inj, Scelto Inj, Toradol Inj, Torasic Inj, Torpain Inj, Trolac Inj, Toradol dll. Indikasi Nyeri : Nyeri akut, penanganan nyeri setelah operasi. Indikasi untuk sediaan mata : Inflamasi konjungtivitis alergi musiman
Dosis, Cara Pemberian dan Lama Pemberian Parenteral : (IV/IM)dosis tunggal dewasa : 30-60 mg, lansia dan dewasa dengan BB<50 kg: I5-30mg, dapat dilanjutkan dengan oral. Anak-anak usia 2-16thn : 0,5-1mg/Kg BB, max. 15-30mg. Oral : Ketorolac oral hanya digunakan sebagai terapi lanjutan dari ketorolac parenteral. Dewasa, Dosis pertama 20mg dilanjutkan, 10mg sehari, dapat sampai 4X (setiap 4-6jam), meskipun demikian dosis lebih tinggi masih dimungkinkan. Total lama pemakaian terapi kombinasi parenteral dan oral tidak boleh lebih dari 5 hari
Farmakologi Menghambat sintesa prostaglandin dengan cara menghambat kerja enzym cyclooxygenase (COX), COX-1 & COX-2 pada jalur arachidonat tidak melalui jalur opiat. Efek pada darah : Menghambat proses agregasi platelet & dapat memperpanjang waktu pendarahan. Konsentrasi tromboxan B2 serum ?
Kontraindikasi Tidak diindikasikan untuk : Pasien dengan hipersensitivitas urtikaria, angioudema, bronkospasme, rinitis yang parah, pasien yg alergi terhadap golongan salisilat, penderita polip, asma, hipotensi, penanganan kondisi nyeri yang minor atau kronik, pasien dengan penyakit tukak lambung aktif, pasien yg sedang menggunakan obat gol. AINS, anak di bawah usia 2 tahun,pasien hamil trimester ke-3, pasien menyusui (atau hentikan menyusui)
Efek Samping Sistem Syaraf (23% dari pemberian IV) : Sakit kepala, pusing, cemas, depresi, sulit berkonsentrasi, nervous, kejang , tremor bermimpi, halusinasi, insomnia vertigo, psikosis. GastroIntestinal : (12-13% ) Mual, diare, konstipasi, sakit lambung, perasaan kenyang, muntah, kembung, luka lambung, tidak ada nafsu makan, sampai pendarahan lambung & saluran pembuangan. Kulit : (2-4% dari pemberian IV) Sakit di daerah tmp. Penyuntikan (IM), kemerahan, hematoma gatal, berkeringat,
Meloksikam Golongan/Kelas Terapi : Anti Inflamasi Non Steroid Nama Dagang Artrilox, Loxil, Loxinic, Meloxicam, Meloxin, Mevilox, Mexpharm, Mobiflex, Movicox, Moxam, Moxic, Nulox, Ostelox, X-cam, Artricom dll.
Dosis, Cara Pemberian dan Lama Pemberian Osteoartritis : Dosis awal & pemeliharaan Pasien dewasa adalah dosis tunggal 7,5mg/hari. Dosis tertinggi adalah 15mg sekali sehari. Tidak ada penyesuaian dosis untuk Pasien dengan gangguan fungsi ginjal/hati. Tidak disarankan untuk Pasien dengan kerusakan ginjal/hati.
Farmakologi Lebih banyak menghambat kerja enzim COX-2 & sedikit menghambat COX-1 pada sintesa prostaglandin
Kontraindikasi Hipersensitif terhadap Meloxicam, atau komponen lain dalam formulasi sediaan meloxicam Adanya riwayat gatal-gatal, angioedem, bronchospasm, rhinitis berat, atau syok oleh Aspirin atau golongan AINS lain. Pasien hamil trimester ke-3 Pasien menyusui (atau hentikan menyusui)
Efek Samping Dispepsi, sakit kepala, mual, diare, infeksi saluran cerna atas, sakit abdomen, pusing, bengkak, kembung, kemerahan. Efek pada saluran pencernaan : Pendarahan, tukak, perforasi yang serius Efek pada hati : SGOT, SGPT meningkat Adanya anemia pada penggunaan jangka panjang.
Indikasi Rheumatoid arthritis & Osteo arthritis sebagai anti-inflamasi & analgetik Dosis, Cara Pemberian dan Lama Pemberian Rheumatoid arthritis & Osteo arthritis : Dewasa : Dosis awal : 20mg/hari, dosis pemeliharaan : 20-40mg/hari
Farmakologi Menghambat sintesa prostaglandin dengan cara menghambat kerja enzym cyclooxygenase (COX), COX-1 & COX-2 pada jalur arachidonat tidak melalui jalur opiat
Kontraindikasi Hipersensitif terhadap golongan AINS. Adanya riwayat gatal-gatal, angioedem, bronchospasm, rhinitis berat, atau syok oleh Aspirin atau golongan AINS lain. Pasien hamil trimester ke-3. Pasien menyusui (atau hentikan menyusui)
Efek Samping Gangguan lambung (1-10% Pasien) : krg nafsu mkn, skt abdomen, sembelit, diare, dispepsi, kembung, rasa terbakar, mual, tukak lambung, muntah, mulut kering hingga pendarahan lambung. Efek pada darah (1-10% Pasien) : anemia, memperpanjang waktu pendarahan, eusinopili,epstaxis, leucopenia, thrombo, cytopenia, trombositopenia, menghambat agregasi platelet.
Dosis, Cara Pemberian dan Lama Pemberian Nyeri kronis sedang sampai berat yg tdk memerlukan efek analgesik yg cepat : awal 25 mg/hari kemudian dinaikkan 25 mg per 3 hari hingga 25 mg 4x sehari. Maksimum 400mg. Sesudah itu dapat dinaikkan sesuai toleransi dan kebutuhan: 50mg setiap 3 hari hingga 50mg 4 x sehari. Untuk efek yg cepat : 50 100 mg setiap 4 6 jam, jika perlu ( maksimum 400 mg/hari). Pasien dengan gangguan ginjal dan hati dosis disesuaikan dengan mengurangi frekuensi pemberian.
Farmakologi Aktivitas analgetik yg bekerja di pusat
Kontraindikasi Pasien dengan hipersensitivitas,depresi napas akut,peningkatan tekanan kranial atau cedera kepala.
Dosis, Cara Pemberian dan Lama Pemberian Dewasa & anak >12 thn; oral 650 mg atau 1 g tiap 4-6 jam bila perlu, maksimum 4 g per hari. Oral : Anak untuk tiap 4-6 jam (maksimum 5 dosis per 24 jam) : 10 mg/kgBB/kali
Farmakologi Memiliki aktifitas sebagai analgetik dan antipiretik
Kontraindikasi Hipersensitivitas
Efek Samping Efek samping dalam dosis terapi jarang; kecuali ruam kulit, kelainan darah, pankreatitis akut pernah dilaporkan setelah penggunaan jangka panjang Peringatan Hati-hati pada pasien yang sudah berkurang fungsi hati & ginjal, dan ketergantungan pada alkohol. Toksisitas parasetamol dapat disebabkan dari penggunaan dosis tunggal yang toksik, dari penggunaan berulang dosis yang besar, atau penggunan obat yang kronis
Indikasi Gangguan endokrin, penyakit Rheumatoid, sebagai terapi tambahan untuk penggunaan jangka pendek pada terapi penyakit-penyakit, tenosynovitis nonspesifik akut, gouty arthritis akut, osteoarthritis pasca-traumatik
Kontraindikasi Infeksi jamur sistemik dan hipersensitivitas terhadap prednison atau komponen- komponen obat lainnya.
Metil Prednisolon Golongan/Kelas Terapi :Hormon, obat Endokrin Lain dan Kontraseptik Nama Dagang Depo Medrol, Intidrol, Lameson, Lexcomet, Medixon, Medrol
Indikasi Penyakit Rheumatoid Sebagai terapi tambahan untuk penggunaan jangka pendek pada terapi penyakit-penyakit penyakit-penyakit kolagen. Pada keadaan penyakit makin memburuk atau sebagai terapi perawatan pada kasus-kasus tertentu. Mengendalikan kondisi alergi yang parah yang tidak memberikan hasil yang memadai pada terapi konvensional: Pemakaian intrasinovial atau pemakaian pada jaringan halus, diindikasikan sebagai terapi tambahan pada penggunaan jangka pendek (untuk membantu pasien melewati episode akut atau episode dimana penyakit makin parah) dalam pengobatan: Synogitis pada osteoarthritis, Rheumatoid arthritis, Bursitis akut dan subakut, Gouty arthritis akut, Epicondylitis, tenosynovitis nonspesifik akut, Osteoarthritis pasca trauma
Dosis, Cara Pemberian dan Lama Pemberian Oral: 2-40 mg/hari. Injeksi im, iv lambat, infus iv: 10-100 mg/hari
Deksametason Golongan/Kelas Terapi : Antialergi
Indikasi Antialergi dan obat untuk anafilaksis
Dosis, Cara Pemberian dan Lama Pemberian Untuk pengobatan alergi : Pemberian oral :Dewasa : Awal, 0,75-9 mg/hr PO, terbagi dalam 2-4 dosis. Penyesuaian dapat dilakukan tergantung respon pasien. Anak-anak : 0,024-0,34 mg/kg/hari PO atau 0,66-10 mg/m2/hari PO, terbagi dalam 2-4 dosis. Pemberian parenteral : Dewasa : Awal, 0,5-9 mg/hr IV atau IM, terbagi dalam 2-4 dosis. Penyesuaian dapat dilakukan tergantung respon pasien. Anak-anak : 0,06-0,3 mg/kg/hr atau 1,2-10 mg/m2/hr IM atau IV dalam dosis terbagi tiap 6-12 jam. Untuk pengobatan anafilaksis akut atau reaksi anafilaksis : Dosis oral dan IM : Dewasa : 4-8 mg IM dosis tunggal pada hari pertama. Kemudian diberikan dosis oral, 1.5 mg PO 2X sehari pada hari ke 2 dan ke 3; kemudian 0,75 mg PO 2X sehari pada hari ke 4; kemudian 0,75 mg PO sekali sehari pada hari ke 5 dan 6, kemudian hentikan. Untuk pengobatan syok anafilaksis : IV. Dewasa : dosis bervariasi 1-6 mg/kg IV atau 40 mg IV tiap 4-6 jam. Alternatif lain, 20 mg IV dilanjutkan dengan infus IV 3 mg/kg dalam waktu 24 jam.
Peringatan Gunakan hati-hati pada pasien hipotiroid, sirosis, hipertensi, gagal jantung atau gangguan tromboemboli, pasien diabetes, glaukoma, katarak, TBC atau pasien berisiko osteoporosis. Hati-hati pada pasien dengan gangguan pencernaan (divertikulitis, ulkus peptik, kolitis ulseratif) karena potensial terjadi perforasi. Hati-hati digunakan pada infark miokard akut (kortikosteroid dikaitkan dengan ruptur miokard). Gunakan hati-hati pada penurunan fungsi ginjal dan hati. Karena risiko efek samping pada usila, gunakan kortikosteroid dengan dosis sekecil mungkin dan periode sesingkat mungkin.
Betametason Golongan/Kelas Terapi : Obat Topikal untuk Kulit Nama Dagang Benczema, Betnovate, Betodermin, Betopic, Celestoderm V, Cleniderm, Corsaderm, Diproson OV, Mesonta, Metonate, Molason, Orsaderm, Oviskin, Skizon, Vason, Alphacort
Indikasi Terapi topikal pruritus eritema dan pembengkakan dikaitkan dengan dermatosis, dan sebagian lesi psoriasis.
Dosis, Cara Pemberian dan Lama Pemberian Pemberian Topikal : Anak - anak : < 12 tahun : penggunaannya tidak direkomendasikan. > 13 tahun : gunakan seminimal mungkin untuk periode yang singkat untuk menghindari supresi aksis HPA. Krim : gunakan sekali atau dua kali sehari,pemakaian jangan melebihi 2 minggu atau 45 mg/minggu. Lotion : gunakan sekali atau dua kali sehari, pemakaian jangan melebihi 50 mL/minggu. Dewasa : Krim : gunakan sekali atau dua kali sehari,pemakaian jangan melebihi 2 minggu atau 45 mg/minggu.Lotion : gunakan sekali atau dua kali sehari, pemakaian jangan melebihi 50 mL/minggu.
Kontraindikasi Infeksi virus, spt varisela dan vasinia, sirkulasi tak sempurna dengan nyata. Tidak dianjurkan untuk pruritus dan jerawat.
Efek Samping Absorpsi melalui kulit dapat mensupresi adrenal dan sindrom cushing tergantung luas permukaan kulit dan lama pengobatan. Pada kulit dapat terjadi peningkatan lebar dan buruknya infeksi yang tidak diobati, penipisan kulit dan perubahan struktur kulit, dermatitis kontak, dermatitis perioral. Timbul jerawat atau memperparah jerawat, depigmentasi sedang dan hipertrikosis.
Dosis, Cara Pemberian dan Lama Pemberian Dosis Dewasa (3) : Benign gastric ulcer : 30 mg sehari pada pagi hari selama 8 minggu. Tukak duodenal : 30 mg sehari pada pagi hari selama 4 minggu; dosis penjagaan 15 mg per hari. Tukak lambung atau duodenal akibat NSAID : 30 mg sekali sehari selama 4 minggu, dilanjutkan 4 minggu lagi jika belum sembuh total, profilaksis : 15-30 mg sekali sehari.
Kontraindikasi Hipersensitif terhadap Lansoprazol.
Efek Samping Efek samping yang umum / paling sering muncul yaitu nyeri abdomen, diare, mual, sakit kepala, kemerahan pada kulit. Efek samping yang lain meliputi gatal, pusing, konstipasi, mual, muntah, kembung, nyeri pada perut / abdomen, mulut kering. Efek samping yang serius yaitu retak pada tulang panggul (hip fracture)
Hidrokortison Golongan/Kelas Terapi Hormon, obat Endokrin Lain dan Kontraseptik Nama Dagang Solu Cortef, ilacort
Indikasi Insufisiensi adrenokortikoid, Reaksi hipersensitifitas, seperti syok anafilaktik dan angioudema, Radang usus, Hemoroid, Reumatik, Penyakit mata, Penyakit kulit.
Dosis, Cara Pemberian dan Lama Pemberian Oral, untuk terapi pengganti (replacement therapy) 20-30 mg/hari dalam dosis terbagi untuk orang dewasa, anak-anak 10-30 mg/hari dalam dosis terbagi, Injeksi im atau iv lambat atau infus: 100-500 mg, 3-4 kali sehari. Anak sampai usia 1 tahun, 25 mg. Anak 1-5 tahun, 50 mg. Anak 6-12 tahun, 100 mg, Hidrokortison topikal (salep atau krim) digunakan sebagai anti radang dan antipruritis.
Efek Samping Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit : Retensi cairan, retensi natrium. Gangguan jantung kongestif : Kehilangan kalium, Alkalosis hipokalemia, Hipertensi. Gangguan Muskuloskeletal : pada ujung tulang paha dan tungkai,fraktur patologis dari tulang panjang. Lemah otot : miopati steroid, hilangnya masa otot, osteoporosis, putus tendon, terutama tendon Achilles, fraktur vertebral. Gangguan pencernaan : Iritasi dan rasa tidak enak di lambung, kembung, borok lambung
Salbutamol Golongan/Kelas Terapi Obat Untuk Saluran Napas Nama Dagang Azmacon Buventol Easyhaler, Combivent, Cybutol, Fartolin, Fartolin Expectorant, Glisend, Hivent, Lasal, Lasal Expectorant, Librentin, Proventol Expectorant, Ventide, Ventolin
Indikasi Pengobatan dan pencegahan asma serta pencegahan timbulnya asma akibat olah tubuh. (2) Dosis, Cara Pemberian dan Lama Pemberian Oral (Lebih dipilih dengan inhalasi) : Dewasa : dosis 4mg (orang lanjut usia dan penderita yang peka awali dengan dosis awal 2 mg) 3-4 kali sehari; dosis maksimal 8mg dalam dosis tunggal ( tetapi jarang memberikan keuntungan ekstra atau dapat ditoleransi dengan baik). Anak-anak dibawah 2 tahun : 100 mcg/kg 4 kali sehari (unlicensed); 2-6 tahun 1-2 mg 3-4 kali sehari; 6-12 tahun 2 mg 3-4 kali sehari. Injeksi s.c / i.m 500mcg ulangi tiap 4 jam bila perlu. Injeksi IV bolus pelan 250 mcg diulangi bila perlu. IV infus, dosis awal 5mcg/menit, disesuaikan dengan respon dan nadi, biasanya dalam interval 3-20 mcg/menit, atau lebih bila perlu. Anak-anak 1-12 bulan 0,1-1 mcg/kg/menit (unlicensed).
Kontraindikasi Reaksi hipersensitivitas terhadap salbutamol/albuterol, adrenergic amines. (2)
Efek Samping Efek samping yang sering terjadi antara lain : Kardiovaskular : Palpitasi, Takiaritmia Endocrine metabolic : Hipokalemia Neurologic : Tremor Psychiatric : Nervousness Sedangkan efek samping yang cukup parah meliputi : Dermatologic : Erythema multiforme, Stevens-Johnson syndrome.
Traneksamat Golongan/Kelas Terapi : Obat Yang mempengaruhi darah Nama Dagang Clonex, Ditrane, Intermic, Klanex, Lunex, Pytramic, Ronex, Theranex, Tranexid, Transamin, Tranxa, Asamnex dll.
Indikasi Asam traneksamat adalah obat antifibrinolitik yang menghambat pemutusan benang fibrin. Asam traneksamat digunakan untuk profilaksis dan pengobatan pendarahan yang disebabkan fibrinolisis yang berlebihan dan angiodema hereditas.
Dosis, Cara Pemberian dan Lama Pemberian Dosis oral : 1-1.5 gram (atau 15-25 mg/kg) 2 sampai 4 kali sehari. Dosis injeksi intravena perlahan : 0.5 -1 g (atau 10 mg/kg) 3 kali sehari. Dosis infus kontinyu : 25-50 mg/kg setiap hari. Dosis anak : 25 kg/mg melalui oral atau 10 mg/kg melalui intra vena setiap 2 atau 3 kali sehari.
Farmakologi Asam traneksamat diabsorbsi dari saluran cerna dengan konsentrasi plasma puncak tercapai setelah 3 jam. Bioavailabilitasnya sekitar 30-50%, didistribusikan hampir ke seluruh permukaan tubuh dan mempunyai ikatan protein yang lemah. Berdifusi ke plasenta dan air susu. Waktu paruh eliminasi adalah 3 jam, diekskresikan dalam urin sebagai obat tidak berubah.
Kontraindikasi Pasien tromboembolik.
Efek Samping Mual, muntah, diare, pusing dan rash.
Indikasi Rinitis alergi dan gejala alergi lain termasuk urtikaria
Dosis, Cara Pemberian dan Lama Pemberian Dewasa dan remaja : Dosis oral : Dosis yang disarankan adalah 4 mg tiap 4-6 jam, hingga 24 mg/hari. Usia lajut : Mulai dengan dosis serendah mungkin. Pasien usila lebih sensitif terhadap efek antikolinergik. Anak-anak 6-12 tahun: Dosis yang disarankan adalah 2 mg setiap 4-6 jam, hingga 12 mg/hr. Anak-anak umur 2-5 tahun: Dosis yang disarankan adalah 1 mg setiap 4-6 jam, maksimal 4 mg/hari.
Kontraindikasi Hipersensitif terhadap klorfeniramin maleat atau komponen lain dalam formulasi; glukoma sudut sempit; gejala hipertrofi prostat; sewaktu terjadi serangan asma akut; ulkus peptikum; obstruksi pyloroduodenal. Hindari penggunaan pada bayi prematur atau baru lahir karena kemungkinan mengalami SIDS.
Efek Samping Susunan saraf pusat : mengantuk. Saluran pernapasan : mengentalkan sekresi bronkial Susunan saraf pusat : Sakit kepala, eksitabilitas, rasa lelah, pusing.
Dosis, Cara Pemberian dan Lama Pemberian Dosis oral (tablet, dan sirup) : Dewasa dan remaja : 10 mg sekali sehari. Anak-anak 6-12 tahun : 10 mgsekali sehari. Anak-anak 2-5 tahun : 5 mg (5 ml sirup) sekali sehari. Anak-anak < 2 tahun : Keamanan dan efektivitas belum diketahui.
Kontraindikasi Keamanan dan efektivitas penggunaan loratadin pada anak kurang dari 2 tahun belum diketahui. Umumnya antihistamin tidak digunakan pada bayi baru lahir karena kemungkinan menstimulasi SSP paradoksikal atau kejang.
Efek Samping Dewasa : SSP : Sakit kepala (12%), somnolen (8%), rasa lelah (4%). Gastrointestinal : Xerostomia (3%). Anak-anak :
Indikasi Pemakaian jangka pendek pada ansietas atau insomnia, tambahan pada putus alkohol akut, status epileptikus, kejang demam, spasme otot.
Dosis, Cara Pemberian dan Lama Pemberian Oral : Ansietas, 2 mg 3 kali sehari jika perlu dapat dinaikkan menjadi 15-30 mg sehari dalam dosis terbagi; Lansia (atau yang sudah tidak mampu melakukan aktivitas) setengah dosis dewasaInsomnia yang disertai ansietas, 5-15 mg sebelum tidur. Anak-anak, night teror dan somnambulisme, 1-5 mg sebelum tidur. Injeksi i.m atau injeksi i.v lambat (kedalam vena besar dengan kecepatan tidak lebih dari 5 mg/menit), untuk ansietas akut berat, pengendalian serangan panik akut, penghentian alkohol akut, 10 mg, jika perlu ulangi setelah 4 jam. Catatan rute i.m hanya digunakan jika rute oral dan i.v tidak mungkin diberikan. Kontraindikasi Depresi pernafasan, gangguan hati berat, miastenia gravis, insufisiensi pulmoner akut, glaukoma sudut sempit akut, serangan asma akut, trimester pertama kehamilan, bayi prematur; tidak boleh digunakan sebagai terapi tunggal pada depresi atau ansietas yang disertai dengan depresi. (IONI)
Efek Samping Efek samping pada susunan saraf pusat : rasa lelah, ataksia, rasa malas, vertigo, sakit kepala, mimpi buruk dan efek amnesia. Efek lain : gangguan pada saluran pencernaan, konstipasi, nafsu makan berubah, anoreksia, penurunan atau kenaikan berat badan, mulut kering, salivasi, sekresi bronkial atau rasa pahit pada mulut. (AHFS p.2389-2392)
Bentuk Sediaan Tablet, Cairan Injeksi, Sirup. (IONI h.131)
Indikasi Pirai primer & sekunder : Hyperuricemia karena penggunaan chemoterapi "Recurrent Renal Calculi". Lain-lain : Menurunkan hiperuricemia sekunder akibat ke-kurangan glucose-6-phosphatedehydrogenase, "Lesch-Nyhan syndrome", "Polycythemia vera", "Sarcoidosis", pemakaian thiazid & ethambutol.
Dosis, Cara Pemberian dan Lama Pemberian Oral : Dosis tunggal, sebaiknya setelah makan & harus minum air yg banyak paling tidak 2L dalam sehari (kecuali Pasien CHF/penyakit lain yang tidak boleh minum banyak). Jika dosis melebihi 300mg, sebaiknya dalam dosis terbagi Gout : dosis awal 100mg/hr dapat ditingkatkan 100mg setiap minggu sampai kadar asam urat 6mg/dL atau sampai dosis mencapai 800mg/hr. Hyperuricemia karena penggunaan chemoterapi : Dewasa : 600- 800mg/hr untuk 2-3 hr. Mulai 1-2 hr sebelum mulai khemoterapi.
Kontraindikasi Alergi terhadap allopurinol.
Efek Samping Efek terhadap kulit & efek lokal : Gatal, kemerahan, eksim, bentol, demam, selulit, bengkak, berkeringat.. Efek terhadap hati : Meningkatkan SGOT & SGPT, nekrosis, kerusakan hati, hepatitis, hiperbilirubinemia, sakit kuning. Efek terhadap Saluran cerna : Mual, muntah, diare, sakit abdomen, sembelit, kembung, gastritis, dispepsi, pendarahan lambung & pankreas, bengkak kantung saliva, lidah bengkak. Efek terhadap Sistem syaraf : nyeri pada ujung syaraf, sakit kepala, epilepsi, agitasi, perubahan mental, koma, paralisi, pusing, limbung, depresi, bingung,amnesia, sulit tidur
Bentuk Sediaan Tablet, Kapsul, Kaplet, Tablet Salut Film 100mg, 300mg.
Peringatan Pasien anak, wanita hamil & menyusui, penggunaan allopurinol hanya jika betul-betul diperlukan. Untuk Pasien lansia, perhatikan penyesuaian dosis akibat penurunan fugsi hati, ginjal & jantung. Pasien dengan asimtomatik hiperurisemia dengan kadar asam urat < 9mg/dL.
Serum Anti Bisa Ular (Polivalen) Kuda Golongan/Kelas Terapi : Obat Yang mempengaruhi Sistem Imun
Indikasi : Untuk pengobatan terhadap gigitan ular berbisa
Dosis, Cara Pemberian dan Lama Pemberian Pemilihan anti bisa ular tergantung dari spesies ular yang menggigit. Dosis yang tepat sulit untuk ditentukan karena tergantung dari jumlah bisa ular yang masuk peredaran darah korban dan keadaan korban sewaktu menerima anti serum. Dosis pertama sebanyak 2 vial @ 5 ml sebagai larutan 2% dalam garam faali dapat diberikan sebagai infus dengan kecepatan 40 - 80 tetes per menit, kemudian diulang setiap 6 jam. Apabila diperlukan (misalnya gejala-gejala tidak berkurang atau bertambah) anti serum dapat terus diberikan setiap 24 jam sampai maksimum (80 - 100 ml). Anti serum yang tidak diencerkan dapat diberikan langsung sebagai suntikan intravena dengan sangat perlahan-lahan. Dosis anti serum untuk anak-anak sama atau lebih besar daripada dosis untuk dewasa.
Stabilitas Penyimpanan Disimpan pada suhu 2 - 8C dalam lemari es, jangan dalam freezer. Daluarsa = 2 tahun.
Kontraindikasi Tidak ada kontraindikasi absolut pada terapi anti bisa ular untuk envenoming sistemik yang nyata; terapi diperlukan dan biasanya digunakan untuk menyelamatkan jiwa.
Efek Samping 1. Reaksi anafilaktik; jarang terjadi, tetapi bila ada timbulnya dapat segera atau dalam waktu beberapa jam sesudah suntikan. 2. Serum sickness; dapat timbul 7-10 hari setelah suntikan berupa demam, gatal-gatal, eksantema, sesak napas dan gejala alergi lainnya 3. Demam disertai menggigil yang biasanya timbul setelah pemberian serum secara intravena 4. Rasa nyeri pada tempat suntikan; yang biasanya timbul pada penyuntikan serum dalam jumlah besar. Reaksi ini biasanya terjadi dalam 24 jam.
Bentuk Sediaan Vial 5 ml, Tiap ml Sediaan Dapat Menetralisasi : 10-15 LD50 Bisa Ular Tanah (Ankystrodon Rhodostoma) 25-50 LD50 Bisa Ular Belang (Bungarus Fasciatus) 25-50 LD50 Bisa ular kobra (Naja Sputatrix), dan mengandung fenol 0.25% v/v
Peringatan Karena tidak ada netralisasi-silang (cross-neutralization) serum antibisa ular ini tidak berkhasiat terhadap gigitan ular yang terdapat di Indonesia bagian Timur (misalnya jenis- jenis Acanthopis antarticus, Xyuranus scuttelatus, Pseudechis papuanus dll) dan terhadap gigitan ular laut (Enhydrina cysta).
Informasi Pasien Informasikan pada pasien mengenai kemungkinan efek samping yang tertunda, terutama serum sickness (demam, rash, arthralgias).Tindakan pertama pada gigitan ular: 1. Luka dicuci dengan air bersih atau dengan larutan kalium permanganat untuk menghilangkan atau menetralisir bisa ular yang belum terabsorpsi. 2. Insisi atau eksisi luka tidak dianjurkan, kecuali apabila gigitan ular baru terjadi beberapa menit sebelumnya. Insisi luka yang dilakukan dalam keadaan tergesa-gesa atau dilakukan oleh orang yang tidak berpengalaman justru seing merusak jaringan dibawah kulit dan akan meninggalkan luka parut yang cukup besar. 3. Anggota badan yang digigit secepatnya diikat untuk menghambat penyebaran racun. 4. Lakukan kemudian imobilisasi anggota badan yang digigit dengan cara memasang bidai karena gerakan otot dapat mempercepat penyebaran racun. 5. Bila mungkin anggota badan yang digigit didinginkan dengan es batu. 6. Penderita dilarang untuk bergerak dan apabila perlu dapat diberikan analgetika atau sedativa. 7. Penderita secepatnya harus dibawa ke dokter atau rumah sakit yang terdekat untuk menerima perawatan selanjutnya.
Serum Anti Rabies Golongan/Kelas Terapi : Obat Yang mempengaruhi Sistem Imun Nama Dagang Verorab
Indikasi Untuk pengobatan terhadap rabies Dosis, Cara Pemberian dan Lama Pemberian 0.5 ml (50 IU) per kg berat badan, sebagian kecil diinfiltrasikan di sekitar luka gigitan dan selebihnya di intramuskuler
Stabilitas Penyimpanan Disimpan pada suhu 2 - 8C dalam lemari es. Jangan dalam freezer. Daluarsa = 2 tahun.
Efek Samping 1. Reaksi anafilaktik; jarang terjadi, tetapi bila ada timbulnya dapat segera atau dalam waktu beberapa jam sesudah suntikan. 2. Serum sickness; dapat timbul 7-10 hari setelah suntikan berupa demam, gatal-gatal, eksantema, sesak napas dan gejala alergi lainnya. 3. Demam disertai menggigil yang biasanya timbul setelah pemberian serum secara intravena. 4. Rasa nyeri pada tempat suntikan; yang biasanya timbul pada penyuntikan serum dalam jumlah besar. Reaksi ini biasanya terjadi dalam 24 jam
Serum Anti Tetanus Golongan/Kelas Terapi : Obat Yang mempengaruhi Sistem Imun Nama Dagang
Indikasi Pencegahan dan pengobatan tetanus.
Dosis, Cara Pemberian dan Lama Pemberian Pencegahan tetanus : 1 dosis profilaktik (1.500 IU) atau lebih, diberikan secara intramuskuler secepat mungkin kepada seseorang yang luka dan terkontaminasi dengan tanah, debu jalan atau bahan lainnya yang dapat menyebabkan infeksi Clostridium tetani. Dua minggu kemudian diberikan kekebalan aktif dengan vaksin jerap tetanus, supaya jika mendapat luka lagi tidak perlu diberi serum anti tetanus profilaktik, tetapi cukup diberi booster vaksin jerap tetanus. Untuk pencegahan tiap ml mengandung : antioksin tetanus 1.500 IU, Fenol 0,25% v/v. Untuk pengobatan tiap ml mengandung : antioksin tetanus 5.000 IU, fenol 0,25% (2) Untuk pengobatan : 10.000 IU atau lebih, secara intramuskuler atau intravena, tergantung keparahan keadaan penderita.
Farmakologi Menetralkan toksin yang dihasilkan oleh Clostridium tetani dan digunakan untuk memberikan kekebalan pasif sementara terhadap tetanus, tetapi imunoglobulin tetanus lebih disukai. (1)
Stabilitas Penyimpanan Disimpan pada suhu 2 - 8C. Daluarsa 2 tahun
Efek Samping 1. Reaksi anafilaktik: jarang terjadi, tetapi bila ada timbulnya dapat segera atau dalam waktu beberapa jam sesudah suntikan. 2. Serum sickness: dapat timbul 5 hari setelah suntikan berupa demam,gatal-gatal, eksantema, sesak napas dan gejala alergi lainnya Sebelum memberi suntikan serum antitetanus dengan dosis penuh, sebaiknya dilakukan tes hipersensitifitas subkutan terutama bagi mereka yang mempunyai penyakit alergi (asma, dll).
Bentuk Sediaan Ampul 1 ml (1.500 IU), 2 ml (10.000 IU) Vial 5 ml (20.000 IU)
Peringatan Suatu dosis uji antitoksin tetanus seharusnya selalu diberikan untuk mengenali pasien yang mungkin mengalami reaksi hipersensitivitas.
Mekanisme Aksi Menetralkan toksin yang dihasilkan oleh Clostridium tetani dan digunakan untuk memberikan kekebalan pasif sementara terhadap tetanus, tetapi imunoglobulin tetanus lebih disukai