Anda di halaman 1dari 3

Si Kecil Ivan

Di sebuah desa yang tenang dan damai, jauh dari polusi kendaraan dan pabrik. Ada seorang anak 14 tahun
yang saangat sederhana, bernama Ivan. Dia tinggal berdua dengan ayahnya yang bernama Alvan. Ibunya pergi menikah
dengan orang lain yang lebih kaya dan tinggal di kota besar. Ayah Ivan, sangat terobsesi dengan tokoh Tarzan, dia ingin
agar anaknya menjadi kuat seperti tarzan. Di suatu pagi yang cerah, seperti biasanya Ivan pergi untuk bersekolahnya.
Ivan? Bangunlah! Waktunya untuk sekolah. Tarzan tidak pernah terlambat untuk pergi kesekolah. Kau harus jadi
seperti tarzan! Kata ayahnya sambil membangunkan Ivan yang sedang tidur.
Aku tidak mau ayah, tarzan itu gemuk. Dan aku tidak mau pergi ke sekolah. Sanggah Ivan.
Apa? Tarzan gemuk? Dia tidak gemuk, dia kuat, dia besar dan kuat. Sudahlah, cepat bangun, jangan malas-malasan!
Tapi yah..
Tidak ada tapi-tapian, Cepat!!
Ivan pun berangkat sekolah dengan raut wajah yang murung. Di perjalanan, Ivan melihat seekor burung
berwarna biru yang sedang bertengger di pagar.
Betapa menyenangkan menjadi sepertimu, kau bisa terbang dengan bebas. Haa.. andaikan aku bisa terbang. Ivan
berbicara kepada burung itu.
Burung itu memperhatikan Ivan sejenak, kemudian terbang rendah mengitarinya. Ivan pun tertarik dan
bermain dengan burung itu sebentar. Kemudian Loli lewat dengan mengendarai sepedanya. Loli adalah anak kepala
sekolah, dia cantik, baik dan cerdas. Dia berhenti dan berbicara dengan Ivan
Hai Ivan! Apa yang kau lakukan ?
oh, hai Loli. Tidak ada, aku hanya bermain dengan burung itu.
baiklah kalau begitu, aku akan ke sekolah. Apa kau mau ikut?
kurasa tidak, aku tidak akan ke sekolah.
tapi kenapa? Kelas akan terasa sepi tanpamu Van.
sungguh?
ya, tentu saja.
kalau begitu aku akan ke sekolah hari ini, aku janji.
okee, sampai ketemu di kelas.
Ivan tiba-tiba menjadi bersemangat dan pergi ke sekolah. Setibanya disekolah, Ivan melihat Loli memarkirkan
sepedanya. Ivan pun menghampirinya. Namun tiba-tiba ada Kim dan dua temannya menghadang. Mereka adalah
preman di sekolah itu. Mereka sangat suka mengerjai Ivan.
Ini dia si kecil Ivan, bagaimana kabarmu teman kecil? sapa Kim sambil merangkul dan menggiring Ivan ke kamar
mandi sekolah.
Loli yang melihat kejadian itu di dalam hatinya ingin menolong Ivan, tapi dia terlalu takut untuk melakukannya.
Ivan pun dibawa ke dalam kamar mandi oleh Kim dan teman-temannya untuk dikerjai, Ivan yang berbadan kecil
bukanlah lawan Kim yang besar dan teman-temannya. Dengan mudah dia diangkat dan didudukkan di atas wastafel
yang diisi air dingin. Ivan pun terpaksa pulang dengan celana yang basah. Ketika pulang, Ivan dimarahi oleh ayahnya.
Celanamu basah, apa kau dikerjai lagi oleh mereka? tanya ayahnya
Tidak apa-apa ayah, aku akan mengeringknnya sendiri. Ivan mencoba menenangkan ayahnya
Bukan itu masalahnya, kau tahu Ivan? saat aku seusiamu, aku sangat kuat dan pemberani. Dulu ayah Kim pernah
merampas permenku, tapi aku tidak membiarkannya. Lalu aku hajar dia, sampai-sampai dia memohon ampun dan
meminta maaf kepadaku.
Apakah itu benar ayah? Wow, keren. Ivan terkagum-kagum
Tentu saja, tapi coba lihat dirimu! Astaga,, bagaimana mungkin aku punya anak sepertimu?
Maafkan aku ayah! Ivan menjawab dengan nada sedih
Sudahlah, cepat masuk kamarmu dan jangan keluar! Aku sedang sibuk. bentak ayahnya
Ivan sangat sedih, dia tidak bisa menjadi seperti yang diharapkan ayahnya. Diam-diam dia keluar lewat
jendela. Ivan pergi menuju sebuah rumah kosong tempat yang biasa didatanginya. Tapi Loli melihat Ivan berjalan
mengendap-ngendap dan diam-diam mengikutinya dari belakang. Ternyata disana ada banyak sekali barang bekas yang
dikumpulkan oleh Ivan, dia mengubahnya menjadi kerajinan tangan yang mangagumkan. Loli melihat keahlian Ivan itu
dan merasa kalau Ivan adalah anak yang sangat hebat.
Keesokan harinya disekolah, Ivan masuk ke kelas saat pelajaran baru dimulai. Saat itu adalah pelajaran bahasa,
dan Ivan ditunjuk untuk membaca. Namun Ivan tidak bisa. Saat membaca, dia selalu melihat huruf yang ada di buku itu
hidup dan berlarian kesana-kemari. Mungkin itu karena imajinasi Ivan yang sangat tinggi, namun orang lain tidak dapat
melihatnya dan menganggap dia aneh. Mereka pun menertawai Ivan. Hingga akhirnya Ivan
mendapat kelas tambahan khusus membaca.
Ayah Ivan sangat marah dan kesal, dia memarahi Ivan habis-habisan lalu mengambil semua barang-barang Ivan
dan membuang semuanya.
Apa yang ayah lakukan? Jangan buang barang-barangku!
tidak Ivan, setiap orang harus berubah menjadi dewasa. Kau sudah besar, kau harus maju. Mulai sekarang aku akan
melatihmu agar menjadi sukses! sambil memegang tangan Ivan dan mengajaknya keluar rumah.
Pertama, kau akan berlatih disini. Kau akan menjadi kuat seperti tarzan.sambil menunjuk sebuah gym
Tapi orang di gambar itu bukan tarzan, ayah!
Memang, tapi dia kuat seperti tarzan. Sekarag masuklah dan jangan pulang sebelum kau menjai kuat.
Ivan masuk dan bertemu dengan pelatih gym tersebut. Ternyata disana ada Loli dan temannya juga. Mereka
pun saling menyapa. Lalu Ivan mulai berlatih dengan arahan dari pelatih gym. Mereka mencoba semua alat yang ada,
namun tidak ada satupun yang mampu Ivan lakukan. Ivan terlalu kecil dan lemah, dia tidak cocok dengan semua itu.
Hingga akhirnya mereka pun menyerah, lalu Ivan dan Loli pulang bersama.
Jangan sedih, Van! Aku tahu kau pandai dalam banyak hal lain. Aku sudah melihatnya. Kata Loli
Apa? Kau melihat apa? Ivan pun penasaran
Kau sangat pandai mengumpulkan barang bekas dan yang lainnya.
Ohh.. Ivan masih saja sedih
Emm,, anu.., Van?
Apa?
Apa kau sudah mendapat surat?
Surat? dari siapa?
Entahlah, tapi mungkin hari ini kau akan mendapatkannya. Sambil tersenyum kepada Ivan
Baiklah kalau begitu, sampai jumpa Loli. Ivan membalas dengan senyum balik kepada Loli
Sampai jumpa.
Ivan pergi menuju rumah kosong untuk menghilangkan kesedihannya. Ternyata apa yang dikatakan Loli benar,
dia melihat ada sebuah surat diatas kursi. Ternyata dari Loli, itu adalah surat cinta yang ditulis Loli. Loli ingin agar Ivan
menjadi pacarnya. Ivan sangat senang dan terus melihati surat itu kemanapun dia pergi.
Oh,, kau sudah pulang, Ivan? Apa kau sudah kuat? tanya ayahnya ketika Ivan pulang dari gym
Umm,, ya.. begitulah. Ivan berbohong karena takut megecewakan ayahnya
Kalau begitu sekarang ayo ikut aku, kita akan pergi ke suatu tempat.
Ditengah perjalanan, Ivan terus melihati surat dari Loli. Lalu dia bertanya kepada ayahnya.
Ayah? Apa yang harus kau lakukan jika kau punya pacar?
Pacar? Yah,, kau akan segera punya pacar ketika kau sudah kuat dan bisa bersepeda. Para gadis akan mengejar-
ngejarmu. Mereka menyukai lelaki yang kuat dan berani.
Jadi apa itu sebabnya ibu menikah dengan orang Jakarta itu?
Apa? Tentu tidak. Dia tidak kuat, dia gemuk dan menjijikkan. Mulai sekarang jangan pernah membahas itu. ayah Ivan
marah
Ivan dan ayahnya pun sampai di taman kota. Ayahnya berteriak mengumpulkan semua orang.
Ayo ayo,, semua berkumpul! Saksikanlah! Tarzan yang perkasa. Dia kuat dan berani!
Sekarang panjatlah pohon tinggi itu, nak! Ayo, kau pasti bisa melakukannya karena kau sekarang sudah kuat. Ayo, nak!
Panjatlah!
Tapi, Yah? Aku tidak kuat, dan aku tidak berani seperti Tarzan.
Jangan berbohong Ivan! Aku tahu dan aku sudah melihatnya sendiri. Sekarang panjatlah!
Ivan pun memanjat pohon yang paling besar dan tinggi di taman. Meskipun takut, dia mencoba menghilangkan
ketakutannya itu. Semua orang menyoraki Ivan. Ivan, Ivan, Ivan... saat berada di cabang pohon yang cukup tinggi, dia
merasa gugup. Dia melihat kebawah dan ketakutan akan ketinggiannya. Loli yang sedang lewat melihatnya dan
terkejut. Dia mencoba meminta Ivan untuk turun karena dia sangat khawatir. Namun ayahnya malah menyuruhnya
untuk naik lebih tinggi lagi.
Ivan..! turunlah! Itu terlalu berbahaya..! teriak Loli
jangan, teruslah naik dan jangan lihat kebawah! Naik! teriak ayah Ivan
Namun sesuatu terjadi, batang pijakan Ivan patah. Dia bergelantungan di atas pohon itu. Semua orang histeris
khawatir kecuali ayahnya. Dia tetap menyuruh Ivan untuk bertahan dan naik. Karena tidak kuat, ranting yang dipegang
Ivan pun patah dan dia terjatuh. Untunglah dia tidak terluka parah. Karena merasa malu anaknya tidak bisa memanjat,
ayahnya sangat marah. Dia menendang semua barang yang ada disekitarnya, lalu pergi tanpa berkata
apa pun kepada Ivan. Ivan menjadi sangat sedih, dia berlari menjauh dari keramaian.
Ivan pergi menyendiri di tepi danau dan merenungi ketidak mampuannya. Dia menangis, bahkan langit pun
terharu dan ikut menangis dengannya. Langit menjadi gelap, awan mendung sangat tebal, dan hujan pun turun.
Kemudian seekor burung datang, dan ternyata itu adalah burung yang waktu itu. Dia mendekati Ivan dan bertengger di
dekatnya. Karena sedih, Ivan menceritakan kisahnya kepada burung itu. Tiba-tiba burung itu terbang dan bertingkah
aneh, seolah-olah ingin Ivan mengikutinya. Ivan pun berdiri dan mengikuti burung itu masuk kedalam hutan. Ivan
melihat seorang wanita yang agak aneh, berpakaian seperti seorang pengelana yang serba klasik dengan mobil Van
yang klasik juga. Ivan ingat dia pernah melihat wanita itu sebelumnya di jalan siang tadi, dia dapat membuat keajaiban.
Dia membuat seorang kakek tua yang lumpuh dapat berjalan dan berlari. Ivan pun mendekati wanita itu.
ohh, syukurlah kau sudah pulang. wanita itu berbicara dengan burung tadi yang ternyata adalah peliharaannya
permisi..! apakah anda bisa memberikanku keajaiban?
Apa? Siapa kau? tanya wanita itu dengan kaget
Aku Ivan.
Baiklah, karena peliharaanku yang membawamu. tapi aku hanya bisa memberimu satu keinginan. Sekarang katakan
apa yang paling kau inginkan? Pikirkanlah dengan baik.
Setelah berfikir begitu lama, Ivan akhirnya menjawab.
Aku ingin menjadi,, yang terbaik dalam segala hal.
kau yakin? Baiklah kalau begitu. Tapi kau hanya punya waktu satu hari dan tidak boleh lebih. Mulai dari matahari
terbit hingga terbenam, esok hari.
benarkah? Wohoooo, asyiik.Terima kasih banyak , aku sangat senang! Ivan sangat gembira
Wanita tersebut pun memberi Ivan sebuah minuman. Setelah itu Ivan bergegas pulang. Keesokan harinya
setelah bangun tidur, Ivan merasakan sesuatu yang berbeda. Dia menjadi lebih kuat dan cerdas. Dia menunjukkannya
kepada ayahnya, dia mengangkat sofa yang diduduki ayahnya dan menaruhnya kembali. Ayahnya sangat bingung. Lalu
Ivan pergi ke sekolah. Disekolah, teman-teman Kim ingin mengerjai Ivan seperti biasanya. tapi kali ini berbeda, dengan
ototnya yang besar dia mengalahkan mereka dengan mudah dan membuat mereka takut dan jera. Dan di dalam kelas,
dia mampu membaca buku yang sulit sekalipun dengan sangat lancar. Semua orang terkejut, sampai-sampai gurunya
jatuh pingsan. Ketika pulang sekolah, Ivan pulang dengan Loli dan mereka mengobrol.
Iyakata Ivan
Iya? Iya apanya? Loli bingung
Tentang menjadi pacarmu, aku mau.
kamu yakin Van?
100% yakin
Ivan dan Loli pun berpacaran, pada awalnya Loli merasa sangat senang. Ketika mereka jalan berdua, Loli
merasa ada yang berbeda dengan Ivan. Dia terus memamerkan otot-ototnya itu. Lalu dia melihat Kim dan mengajaknya
untuk balapan sepeda. Ivan balapan dengan membonceng Loli. Dengan ototnya yang kuat, itu adalah hal yang mudah.
Dia mengalahkan Kim sampai Kim tercebur ke Danau dan sepedanya tenggelam. Masih belum puas, dia mengambil
pancing dan mengangkat Kim lalu melemparnya jauh entah kemana. Loli sangat marah akan hal itu, dia tidak suka
dengan Ivan yang baru. Lalu mereka berdua berpisah. Matahari pun tenggelam dan hari itu telah usai.
Saat tiba dirumah, ayahnya sangat senang karena tahu anaknya yang begitu kuat. Ivan mengira kekuatannya
telah hilang, namun ternyata tidak. Wanita itu lupa mencampurkan salah satu ramuannya dan membuat Ivan kuat
selamanya. Mencoba mengambil keuntungan, ayah Ivan menulis sebuah buku tentang cara berlatih menjadi tarzan
dengan Ivan sebagai contohnya. Buku itu sangat laris dan mereka menjadi terkenal. Bahkan sekarang mereka
mempunyai mobil dan pesawat pribadi. Dengan ketenaran dan kekayaan itu, Ivan dilarang sekolah oleh ayahnya.
Mereka terus bepergian keluar negeri untuk mempromosikan bukunya. Namun setelah menjadi kaya, ayah Ivan
menjadi sangat sombong dan lupa diri. Hingga akhirnya wanita itu datang menemui Ivan dan ayahnya. Wanita itu
memaksa Ivan meminum sebuah ramuan ajaib, lalu semua kekuatannya tiba-tiba menghilang. Ayahnya sangat terpukul
hingga jatuh sakit. Namun Ivan selalu merawat ayahnya, siang dan malam dia tidak tidur menjaga ayahnya. Ayahnya
pun sadar bahwa anaknya selama ini adalah anak yang sangat baik, meskipun tidak kuat seperti tarzan, tetapi Ivan
memiliki kelebihan lain. Dan dia juga sadar, kekayaan dan ketenaran tidak akan membawa kebahagiaan. Kemudian
mereka kembali menjalani hidup yang sederhana dan menyumbangkan hartanya kepada orang yang membutuhkan.
Ivan kembali bersekolah seperti dulu. Di sekolah, Ivan bertemu dengan Loli. Dia masih terlihat marah pada Ivan, tapi
Ivan memberanikan diri untuk berbicara.
hey.. Loli !! Ivan berteriak sambil mendekati Ivan
Loli hanya melihat dan tidak menjawab Ivan
Loli tunggu! Aku minta maaf, aku tahu aku salah. Tapi aku janji, mulai sekarang tidak ada pamer-pamer otot lagi.
Kekuatanku sekarang sudah tidak ada lagi. Lihatlah! sambil menunjukkan lengannya yang kurus
Tetapi Loli masih belum menjawab. Lalu Kim datang untuk balas dendam mengetahui Ivan sudah tidak kuat lagi. Dia
langsung datang dan menarik Ivan menuju kamar mandi. Tetapi Loli menghalangi mereka.
hentikan!!! Turunkan Ivan, sekarang!! teriak Loli dengan tegas
Loli memandang ke arah Ivan dan tersenyum, mungkin dia sudah memaafkan Ivan. Namun karena kalah jumlah dan
kekuatan, Loli malah ikut dikerjai bersama Ivan. Mereka berdua diangkat dan didudukkan diatas wastafel dan disiram
air hingga basah. Meskipun begitu, Ivan tidak merasa sedih atau malu sedikitpun malah sangat bahagia. Setelah Kim
pergi, Ivan dan Loli tertawa bersama meskipun sudah dikerjai oleh Kim dan teman-temannya.
Kehidupan si kecil Ivan sudah kembali normal seperti dulu, tetapi sekarang berbeda karena dia sudah tidak
merasa sendiri dan kesepian lagi. Dia merasa bahagia meskipun dia tidak kuat dan selalu dikerjai karena ada ayah dan
temannya yang selalu mendukungnya.

~Selesai~

Anda mungkin juga menyukai