Anda di halaman 1dari 13

Laporan Praktikum Biologi Uji Respirasi

Respirasi pada Hewan dan Tumbuhan


BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Pernapasan atau Respirasi adalah proses pengambilan oksigen (O2) untuk
oksidasi biologis ,dan pengeluaran karbon dioksida(CO 2),serta pembentukan energy yang
terjadi di dalam sel-sel organisme. Oksigen diperlukan oleh semua organisme karena
berfungsi sebagai akseptor hidrogen dan akseptor elektron terakhir dalam proses
pernafasan sel. Tanpa oksigen, produksi energi pada organisme aerob akan berhenti.
Karbondioksida merupakan salah satu metaboit terbesar berasal dari oksidasi karbohidrat,
protein, dan lemak. Gas yang bersifat asam ini harus dibuang dari dalam tubuh
organisme.
Hewan bernafas dengan mengambil O2 dari lingkungan dan hasil CO2
dilepaskan ke lingkungannya. Pada hewan berukuran besar terdapat alat respirasi
pernafasan yang sesuai dengan lingkungannya, sedangkan pada hewan kecil,
pengambilan O2 cukup dengan cara difusi.
Pengambilan O2 pada banyak hewan rendah (invertebrata) mempunyai
hubungan langsung dengan tekanan parsial O2. Kecepatan pengambilan O2 dari
lingkungannya tergantung pada kecepatan penggunaan O2 pada proses pernafasan sel.
Biasanya difusi CO2 ke lingkungannya lebih cepat, daripada difusi O2 dari lingkungan
kedalam tubuhnya. Pada vertebrata, konsentrasi CO 2 akan merangsang kecepatan
pernafasan.
2. Rumusan Masalah
1) Bagaimana sistem respirasi pada jangkrik dan kecambah?
2) Bagaimana penggunaan oksigen pada respirasi jangkrik dan kecambah?
3) Apa fungsi KOH dalam percobaan respirasi jangkrik dan kecambah?
4) Mengapa lubang pada ujung pipa respirometer harus ditutup selama 1-2 menit?
3. Tujuan
1) Membuktikan bahwa respirasi pada hewan insekta membutuhkan oksigen
2) Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi respirasi

BAB Sistem Respirasi XI/2 Akselerasi SMAN 2 Kediri

Laporan Praktikum Biologi Uji Respirasi


BAB II
KAJIAN TEORI / PUSTAKA
4. Kajian Teori
Pengertian Pernapasan (Respirasi)
Pernapasan mutlak diperlukan makhluk hidup agar dapat tetap hidup. Istilah
pernafasan sering diartikan sama dengan respirasi, sebenarnya istilah tersebut secara
harfiah berbeda. Pernafasan (breathing) berarti menghirup dan menghembuskan nafas,
atau memasukkan udara dari lingkungan luar ke dalam tubuh dan mengeluarkan udara
sisa dari dalam tubuh ke lingkungan luar. Sedangkan respirasi (respiration) berarti suatu
proses pembakaran (oksidasi) senyawa organik (bahan makanan) di dalam sel guna
memperoleh energi. Pada hewan hewan tingkat tinggi terdapat alat untuk proses
pernafasan, yakni berupa paru paru, insang atau trakea, sementara pada hewan hewan
tingkat rendah dan tumbuhan proses pertukaran udara tersebut dilakukan secara langsung
dengan difusi melalui permukaan sel sel tubuhnya (Campbell, 2000).
Ditinjau dari kebutuhannya akan oksigen, respirasi dapat dibedakan menjadi
respirasi aerob dan respirasi anaerob. Respirasi aerob yaitu respirasi yang menggunakan
oksigen bebas untuk mendapatkan energi dan respirasi anaerob atau biasa disebut dengan
proses fermentasi yaitu respirasi yang tidak menggunakan oksigen namun bahan bakunya
adalah seperti karbohidrat, asam lemak, asam amino sehingga hasil respirasi berupa
karbondioksida, air dan energi dalam bentuk ATP (Anonim, 2009).
Ada 2 macam pernapasan yaitu pernapasan eksternal (luar) dan internal (dalam).
Pernapasan eksternal meliputi proses pengambilan O2 dan pengeluaran CO2 dan uap air
antara organisme dengan lingkungan. Sedangkan pengeluaran internal atau seluler terjadi
di dalam sel (sitoplasma dan mitokondria).1[1]
Secara sederhana reaksi kimia yang terjadi dalam pernapasan dapat ditulis
sebagai berikut :
C6H12 + O2(gas) CO2(gas) + H2O + energi
Klasifikasi Kelas Insekta dan Hewan Jangkrik
Insecta (Latin, insekti = serangga) meliputi 90% dari sekitar satu juta jenis filum
hewan Arthropoda dan salah satu jenis invertebrata yang dapat terbang. Insekta umumnya
memiliki ciri berkaki 6 buah, sehingga juga dinamakan Hexapoda (hexa: enam, podos:
kaki). Jenis hewan ini berhabitat di air tawar, laut, dan darat dan sering dijumpai di
1

BAB Sistem Respirasi XI/2 Akselerasi SMAN 2 Kediri

Laporan Praktikum Biologi Uji Respirasi


sekitar kita, misalnya lalat, capung, jangkrik, semut dan sebagainya. Tubuh Insekta terdiri
3 bagian, yaitu kaput (kepala: sepasang mata majemuk dan tunggal, sepasang antena),
toraks (terdiri 3 segmen: kaki dan sayap), dan abdomen (tidak terdapat anggota tubuh,
ada spirake, bada malpigi dan alat kelamin). Insekta sebagian besar mengalami perubahan
ukuran dan bentuk saat dari muda menjadi dewasa atau disebut metamorfosis.2[2]
Salah satu contoh hewan insekta yang hidup di darat adalah jangkrik atau dalam
bahasa Latin disebut Liogryllus Sp. Jangkrik memiliki sepasang sayap, sepasang antena
di atas kepala, dan 3 pasang kaki. Tubuhnya terdiri dari 3 bagian, yaitu kepala dengan
kaput, toraks (dada), dan abdomen. Habitat jangkrik hidup di sawah, kebun dan
lingkungan dengan banyak pepohonan. Berikut klasifikasi hewan jangkrik secara rinci:
KLASIFIKASI JANGKRIK
Kingdom: Animalia
Filum

: Arthropoda

Class

: Insecta

Ordo

: Orthoptea

Famili

: Gryllidae

Genus

: Liogryllus

Spesies

: Liogryllus Sp.

Pernapasan pada Insekta


Sistem pernapasan hewan salah satunya pada serangga (insect) berupa sistem
pembuluh trakea. Trakea merupakan tabung udara atau pembuluh udara yang
bercabang-cabang (trakeola) menjadi pembuluh-pembuluh udara yang halus ke seluruh
bagian tubuh hingga percabangan terakhir (0,1 nanometer) tenggelam ke membran sel
tubuh. Pada hewan insekta, spirakel pada segmen pertama dan ketiga masing-masing
terdapat satu pasang pada tiap sisi toraks (dada) dan delapan pasang lainnya terdapat pada
abdomen. Spirakel dilindungi oleh bulu-bulu halus yang berfungsi menahan debu dan
benda asing pada saat sebelum udara masuk memasuki trakea. Selain itu, spirakel juga
dilindungi oleh katup yang dikontrol oleh otot sehingga dapat membuka dan menutup.

Mekanisme Sistem Pembuluh Trakhea


2

BAB Sistem Respirasi XI/2 Akselerasi SMAN 2 Kediri

Laporan Praktikum Biologi Uji Respirasi


Corong hawa (trakea) adalah alat pernapasan yang dimiliki oleh serangga dan
arthopoda lainya. Pembuluh trakea bermuara pada lubang kecil yang ada di kerangka luar
(eksosleketon) yang disebut spirakel. Spirakel berbentuk pembulu silindris yang berlapis
zat kitin, dan terletak berpasangan pada setiap segmen tubuh. Spirakel mempunyai katup
yang dikontrol oleh otot sehingga membuka dan menutupnya spirakel terjadi secara
teratur. Pada ummunya spirakel terbuka selama serangga terbang, dan tertutup saat
serangga beristirahat.
Oksigen dari luar masuk lewat spirakel. Kemudian udara dari spirakel menuju
pembuluh-pembuluh trakea dan selanjutnya trakea bercabang lagi bercabang lagi menjadi
cabang halus yang disebut trakeolus sehingga dapat mencapai seluruh jaringan dan alat
tubuh bagian dalam.Trakeolus tidak berlapis kitin, berisi cairan, dan dibentuk oleh sel
yang disebut trakeoblas. Pertukaran gas terjadi antara trakeolus dengan sel-sel tubuh.
Trakeolus ini mempunyai fungsi yang sama dengan kalpiler pada sistem pengangkutan
(transportasi) pada vertebrata.
Makanisme pernapasan pada serangga, misalanya belalang, adalah sebagai berikut :
Jika otot perut belalang berkontraksi, maka trekea mexrupih sehingga udara
kaya CO2 keluar. Sebaliknya, kerja otot perut belalang berelaksasi maka trakea kembali
pada volume semula sehingga tekanan udara menjadi lebih kecil dibandingkan tekanan di
luar sebagai akibatnya udara di luar yang kaya O2 masuk ke trakea.
Sistem trakea berfungsi mengangkut O2 dan mengedarkannya ke seluruh tubuh,
dan sebaliknya mengangkut CO2 basil respirasi untuk dikeluarkan dari tubuh. Dengan
demikian, darah pada serangga hanya berfungsi mengangkut sari makanan dan bukan
untuk mengangkut gas pernapasan.
Di bagian ujung trakeolus terdapat cairan sehingga udara mudah berdifusi ke
jaringan. Pada serangga air seperti jentik nyamuk udara diperoleh dengan menjulurkan
tabung pernapasan ke permukaan air untuk mengambil udara.
Serangga air tertentu mempunyai gelembung udara sehingga dapat menyelam
ke dalam air dalam waktu lama. Misalnya, kepik Notonecta sp. Mempunyai gelembung
udara di organ yang menyerupai rambut pada permukaan vertikal. Selama menyelam,
O2 dalam gelembung dipindahkan melalui sistem trakea ke sel-sel pernapasan.
Selain itu, ada pula serangga yang mempunyai insang trakea yang berfungsi
menyerap udara dari air atau pengambilan udara melalui cabang-cabang halus serupa
insang. Selanjutnya dari cabang halus ini oksigen diedarkan melalui pembuluh trakea.
Respirasi pada tumbuhan (kecambah kacang hijau)
4

BAB Sistem Respirasi XI/2 Akselerasi SMAN 2 Kediri

Laporan Praktikum Biologi Uji Respirasi


Respirasi banyak memberikan manfaat bagi tumbuhan. Manfaat tersebut
terlihat dalam proses respirasi dimana terjadi proses pemecahan senyawa organik, dari
proses pemecahan tersebut maka dihasilkanlah senyawa-senyawa antara yang penting
sebagai Building Block. Building Block merupakan senyawa-senyawa yang penting
sebagai pembentuk tubuh. Senyawa-senyawa tersebut meliputi asam amino untuk
protein; nukleotida untuk asam nukleat; dan prazat karbon untuk pigmen profirin (seperti
klorofil dan sitokrom), lemak, sterol, karotenoid, pigmen flavonoid seperti antosianin,
dan senyawa aromatik tertentu lainnya, seperti lignin.
Laju respirasi dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain yaitu :
Ketersediaan substrat, tersedianya substrat pada tanaman merupakan hal yang penting
dalam melakukan respirasi. Tumbuhan dengan kandungan substrat yang rendah akan
melakukan respirasi dengan laju yang rendah pula. Demikian sebaliknya bila substrat
yang tersedia cukup banyak maka laju respirasi akan meningkat.
Ketersediaan Oksigen, ketersediaan oksigen akan mempengaruhi laju respirasi, namun
besarnya pengaruh tersebut berbeda bagi masing-masing spesies dan bahkan berbeda
antara organ pada tumbuhan yang sama. Fluktuasi normal kandungan oksigen di udara
tidak banyak mempengaruhi laju respirasi, karena jumlah oksigen yang dibutuhkan
tumbuhan untuk berrespirasi jauh lebih rendah dari oksigen yang tersedia di udara.
Suhu, pengaruh faktor suhu bagi laju respirasi tumbuhan sangat terkait dengan faktor
Q10, dimana umumnya laju reaksi respirasi akan meningkat untuk setiap kenaikan suhu
sebesar 10o C, namun hal ini tergantung pada masing-masing spesies.
Tipe dan umur tumbuhan, masing-masing spesies tumbuhan memiliki perbedaan
metabolsme, dengan demikian kebutuhan tumbuhan untuk berespirasi akan berbeda pada
masing-masing spesies. Tumbuhan muda menunjukkan laju respirasi yang lebih tinggi
dibanding tumbuhan yang tua. Demikian pula pada organ tumbuhan yang sedang dalam
masa pertumbuhan.
Kadar CO2 dalam udara, kurangnya O2 atau kelebihan CO2 tampak pada kegiatan
respirasi biji-bijian, akar maupun batang yang terpendam dalam tanah. Jika kadar CO 2
naik sampai 10 % dan kadar O2 turun sampai 0 % maka respirasi akan terhenti.
Persediaan

air,

Jika

(direndam

biji

jika

kadar
air)

air
maka

sedikit
respirasi

maka
menjadi

respirasi
lebih

kecil
giat

Pada daun yang layu maka respirasi lebih giat ++ gula (timbunan tepung/KH).
Cahaya, cahaya fotosintesis + substrat repirasi. Cahaya menambah panas, panas
menambah kegiatan respirasi.
5

BAB Sistem Respirasi XI/2 Akselerasi SMAN 2 Kediri

Laporan Praktikum Biologi Uji Respirasi


Luka, jaringan yg luka/terbuka ++ respirasi aktivitas sel parenkim untuk menutup luka.
Pengaruh bahan kimia, zat penghambat respirasi diantaranya sianida, fluoride, Iodo
asetat, CO diberikan pada jaringan. Dalam Konsentrasi rendah (eter, kloroform, aseton,
formaldehida) menambah respirasi dalam waktu singkat.
5. Metode Penelitian
Eksperimen
6. Alat dan Bahan
No
.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11

Nama Alat dan Bahan


Respirometer sederhana
Kapas
Pipet
Larutan eosin
Kristal KOH
Jangkrik besar
Kecambah
Plastisin
Kertas tisu
Jarum suntik
Stopwatch

Kuantitas
1
secukupnya
1
25ml
2 sendok teh
1 ekor
20 buah
secukupnya
1 lembar
1

7. Tempat dan waktu


Praktikum ini dilakukan dengan keterangan sebagai berikut,
Tempat : Laboratorium Biologi SMAN 2 Kediri
Waktu
: Selasa, 19 Agustus 2014 pukul 12.45 sampai dengan 14.15.
8. Prosedur kerja
1. Siapkan alat dan bahan yang telah disediakan untuk eksperimen.
2. Sobek kapas secukupnya.
3. Lepaskan tabung respirometer dari sambungan tabung-pipa respirometer karena
nantinya akan diisi kapas yang telah ditetesi KOH.
4. Teteskan kristal KOH pada kapas, lalu dibalut dengan kapas di atasnya. Fungsinya
sebagai pembatas agar hewan tidak terkena racun KOH.
5. Kapas yang telah ditetesi KOH diletakkan pada dasar tabung.
6. Lalu, masukkan jangkrik tabung respirometer dan pasang kembali

sambungan

tabung-pipa respirometer
7. Kemudian tutupi lubang udara menggunakan plastisin agar udara tidak keluar.
8. Tutupi lubang kecil di ujung pipa respirometer dengan menggunakan tangan selama
1-2 menit
9. Suntikkan secara perlahan larutan eosin secukupnya pada pipa respirometer sampai
skala 0 pertama.
10. Susunlah semua alat dan bahan seperti terlihat pada gambar!
6

BAB Sistem Respirasi XI/2 Akselerasi SMAN 2 Kediri

Laporan Praktikum Biologi Uji Respirasi


Gambar:

11. Amati

pergeseran

larutan

berwarna

sampai ke mulut botol ! catat waktu yang dibutuhkan saat pergeseran itu dalam tabel
di bawah ini!
Organisme
1

Jarak perpindahan posisi larutan eosin (dalam cm)


Waktu pengamatan perpindahan eosin (dalam menit)
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1) Jangkrik
2) kecambah

12. Setelah percobaan selesai, bersihkan atau cuci semua alat dengan bersih agar siap
digunakan kembali.
13. Untuk percobaan pada kecambah ulangi langkah 1-12 dengan organisme diganti
dengan kecambah.

BAB Sistem Respirasi XI/2 Akselerasi SMAN 2 Kediri

Laporan Praktikum Biologi Uji Respirasi


9. Hasil penelitian
Tabel 1.0 Hasil penelitian percobaan respirasi pada jangkrik dan kecambah
Jarak perpindahan posisi larutan eosin (dalam cm)
Organisme
1

Waktu pengamatan perpindahan eosin (dalam menit)


2
3
4
5
6
7
8
9 10 11 12

Jangkrik

0,2

3,2

4,7

8,2

9,2

10

Kecambah

0,1

0,8

1,8

2,3

3,2

4,1

4,4

4,8

6,3

7,3

10,9 11,6
8

8,5

Keterangan: Dalam percobaan ini kami menggunakan satuan panjang cm bukan ml


dikarenakan skala 0 ml pada pipa yang sukar ditentukan letaknya namun peluang terbesar
posisi dapat ditentukan dengan menghitung berapa cm tiap ml-nya dari skala 0,2 ml yang
terlihat yang kemudian ditandai dengan sticky note.
Penghitungan rata-rata jarak yang ditempuh per menit larutan eosin :
Organisme

Penghitungan rata-rata

Jangkrik
Kecambah
20 buah

jarak
waktu

Rerata
(cm/menit)

0,2+1+2+3,2+ 4,7+6+ 7+8,2+9,2+10+10,9+11,6


12

6,1667

0,1+ 0,6+1,8+2,3+2.9+ 4,1+4,4 +4,8+ 6,3+ 7,3+8+8,5


12

4,2583

Tabel 1.1 Selisih perpidahan posisi (x) larutan eosin tiap menit
Organism
e
Jangkrik
Kecambah

1
0,2
0,1

2
0,8
0,7

3
1
1

4
1,2
0,5

x dalam cm
5
6
7
8
1,5 1,3
1
1,2
0,9 0,9 0,3 0,4

9
1
1,5

10
0,8
1

11
0,9
0,7

12
0,7
0,5

Penghitungan kecepatan pergerakan larutan eosin :


Organisme

Penghitungan rata-rata

( )
x
waktu

Rerata
(cm/menit)

Jangkrik

11,6
12

0,9667

Kecambah
20 buah

8,5
12

0,7083

BAB Sistem Respirasi XI/2 Akselerasi SMAN 2 Kediri

Laporan Praktikum Biologi Uji Respirasi


10. Analisa Data
Jika organiseme yang bernapas itu disimpan dalam ruang tertutup dan
karbondioksida yang dikeluarkan oleh organisme dalam ruang tertutup itu diikat, maka
penyusutan udara akan terjadi. Kecepatan penyusutan udara dalam ruang itu dapat di
amati pada pipa kapiler berskala.lalu menggunakan KOH. Fungsi dari larutan ini adalah
untuk mengikat CO2, sehingga pergerakan dari larutan eosin benar-benar hanya
disebabkan oleh konsumsi oksigen. Adapun reaksi yang terjadi antara KOH dengan CO2
adalah sebagai berikut:
KOH + CO2 K2CO3 + H2O (Chang, 1996)
Selanjut nya menggunakan Larutan eosin yang berfungsi sebagai indikator
oksigen yang dihirup oleh organisme pada respirometer. Larutan eosin selama percobaan
selalu bergerak mendekati botol respirometer sederhana, karena organisme dalam
percobaan dalam respirometer dapat menghirup udara O2 melalui pipa sederhana
sehingga larutan eosin yang berwarna dapat bergerak.
Pada percobaan pertama, yaitu menggunakan jangkrik. Jangkrik ini dimasukkan
ke dalam tabung respirometer kemudian dimasukkan KOH yang berfungsi untuk
mengikat CO2, namun KOH harus dibungkus terlebih dahulu dengan menggunakan kapas
sebelum dimasukkan ke dalam tabung. Hal ini dimaksudkan untuk memisahkan belalang
dengan zat kimia. Kemudian pada ujung pipa kapiler diberi cairan larutan eosin sebagai
indikator sekaligus memisahkan udara yang ada di dalam tabung dan udara yang ada di
luar tabung. Pada menit pertama eosin bergerak 0,2 cm. Perpindahan eosin semakin cepat
mulai dari menit ke-2 hingga menit ke-5. Perpindahan eosin maksimal yaitu bergeser
sebesar 1,5 cm adalah dari menit ke-4 menuju menit ke-5. Hal ini menunjukkan intensitas
kebutuhan oksigen semakin tinggi. Setelah menit ke-5, pergeseran posisi eosin semakin
lambat hingga hanya bergeser sekitar 0,7 cm dan terus menurun. Selama 12 menit berada
di dalam pipa respirometer eosin menunjukkan jarak 11,6 cm. Kecepatan pergerakan
eosin oleh seekor jangkrik adalah 0,9667 cm/menit.
Pada kecambah, nampak ada selisih perpindahan posisi eosin yang kurang
konsisten. Pada menit pertama eosin bergerak 0,1. Pergeseran eosin semakin cepat hingga
menit ke-3 kemudian semaki lambat pada menit berikutnya. Perpindahan eosin maksimal
yaitu bergeser sebesar 1,5 cm adalah dari menit ke-8 menuju menit ke-9. Hal ini
menunjukkan intensitas kebutuhan oksigen semakin tinggi. Setelah menit ke-9,
pergeseran posisi eosin semakin lambat hingga hanya bergeser sekitar 0,5 cm dan terus
menurun. . Selama 12 menit berada di dalam pipa respirometer eosin menunjukkan jarak
9

BAB Sistem Respirasi XI/2 Akselerasi SMAN 2 Kediri

Laporan Praktikum Biologi Uji Respirasi


8,5 cm. Kecepatan pergerakan eosin oleh populasi 20 individu kecambah adalah 0,7083
cm/menit dan 0,3542 cm/menit tiap individu kecambah
11. Kesimpulan
a) KOH berfungsi sebagai peningkat suhu agar respirasi terpicu menjadi cepat. Selain itu
KOH juga berfungsi sebagai pengikat CO2. Kristal KOH dapat mengikat CO2 karena
bersifat hidroskopis. Reaksi antara KOH dengan CO2, sebagai berikut:
KOH + CO2 KHCO3
KHCO3 + KOH K2CO3 + H2O
b) Respirasi dipengaruhi oleh massa tubuh, suhu dan jenis hewan/tumbuhan.
c) Pada proses respirasi menghasilkan karbondioksida (CO2), uap air (H2O) dan sejumlah
energi. Cairan larutan eosin sebagai indikator sekaligus memisahkan udara yang ada
di dalam tabung dan udara yang ada di luar tabung.
d) Berdasarkan eksperimen ini, cepat lambatnya respirasi pada hewan tergantung pada
berat tubuh dan intensitas aktivitas tubuh, sedangkan pada tumbuhan tergantung pada
jumlah individu yang ada dalam populasi sampel percobaan.
e) Faktor-faktor yang mempengaruhi respirasi, yaitu ukuran tubuh, suhu tubuh, posisi
tubuh, dan aktivitas tubuh.
12. Bahan Diskusi
1. Belalang mana yang membutuhkan waktu lebih cepat? Apa artinya? Adakah kaitannya
dengan ukuran tubuh?
2. Perhatikanlah orang yang sedang senam dan orang yang sedang menonton televisi !
mana yang lebih banyak membutuhkan oksigen dalam waktu yang sama? Mengapa
demikian?
3. Tuliskan faktor-faktor yang berpengaruh dalam respirasi !
Jawaban :
1. Belalang besar lebih cepat menghabiskan oksigen yang ada dalam respirometer
sehingga eosin bergerak lebih cepat. Karena semakin berat tubuh organisme, maka
semakin banyak oksigen yang dibutuhkan.
2. Orang yang sedang menonton televisi lebih membutuhkan banyak oksigen. Karena
tidak ada aktivitas yang dilakukan. Sedangkan orang yang sedang senam lebih banyak
membutuhkan oksigen, karena intensitas aktifitas tubuh lebih tinggi daripada orang
yang hanya menonton televisi sehingga kebutuhan energi dari respirasi lebih tinggi.
Energi dari respirasi untuk oksidasi adalah oksigen diangkut dalam darah. Orang yang
senam, detak jantung meningkat untuk memompa darah yang membawa oksigen.
Sementara oksigen diperoleh dari respirasi. Berarti semakin berat aktivitasnya, maka
semakin banyak kebutuhan energinya sehingga respirasinya semakin cepat.
3. Faktor yang mempengaruhi antara lain:
10

BAB Sistem Respirasi XI/2 Akselerasi SMAN 2 Kediri

Laporan Praktikum Biologi Uji Respirasi


a) Ukuran tubuh
Semakin besar atau berat tubuh organisme, maka semakin banyak oksigen yang
dibutuhkan dan semakin cepat proses respirasinya.
b) Usia
Balita memiliki frekuensi pernapasan lebih cepat dibandingkan manula. Semakin
bertambah usia, intensitas pernapasan akan semakin menurun.
c) Suhu tubuh
Semakin tinggi suhu tubuh maka frekuensi pernapasan akan semakin cepat. Di
lingkungan yang panas tubuh mengalami peningkatan metabolisme untuk
mempertahankan suhu agar tetap stabil. Untuk itu tubuh harus lebih banyak
mengeluarkan keringat agar menurunkan suhu tubuh. Aktivitas ini membutuhkan
energi yang dihasilkan dari peristiwa oksidasi dengan menggunakan oksigen
sehingga akan dibutuhkan oksigen yang lebih banyak untuk meningkatkan
frekuensi
d) Posisi tubuh
Frekuensi pernapasan meningkat saat berjalan atau berlari dibandingkan posisi
diam. Frekuensi pernapasan posisi berdiri lebih cepat dibandingkan posisi duduk.
Frekuensi pernapasan posisi tidur terlentar lebih cepat dibandingkan posisi
tengkurap
e) Aktivitas
Organisme hidup yang melakukan aktivitas tubuh memerlukan energi. Berarti
semakin berat aktivitasnya maka semakin banyak kebutuhan energinya. Sehingga
semakin tinggi aktivitas, maka frekuensi pernapasan akan semakin cepat

11

BAB Sistem Respirasi XI/2 Akselerasi SMAN 2 Kediri

Laporan Praktikum Biologi Uji Respirasi


LAMPIRAN
Gambar 1.0 Alat dan bahan dalam percobaan

KOH

Stopwatc
h

Eosin

Gambar 1.1 Proses penetesan KOH pada kapas, lalu diletakkan dasar tabung

Gambar 1.2 Jangkrik dan kecambah dimasukkan tabung respirometer, tabung ditutup
plastisin

12

BAB Sistem Respirasi XI/2 Akselerasi SMAN 2 Kediri

Laporan Praktikum Biologi Uji Respirasi


Gambar 1.3 Lubang di ujung pipa respirometer ditutup selama 1-2 menit

Gambar 1.4 Larutan eosin disuntikkan secara perlahan

Gambar 1.5 Pengukuran pergerakan eosin

Gambar 1.6 Pencucian alat

13

BAB Sistem Respirasi XI/2 Akselerasi SMAN 2 Kediri

Anda mungkin juga menyukai