antara manusia dengan manusia, manusia dengan alam sekitarnya, dan manusia
dengan sang Pencipta. Dalam masyarakat Indonesia, hukum Islam sendiri meiliki
berbagai istilah. Istilah-istilah itu mempunyai persamaan dan perbedaan satu sama
lain. Istilah yang dimaksud adalah syari’at Islam dan fikih Islam. Syariat Islam
berarti hukum syara’, sedangkan fikih Islam berarti hukum fikih atau terkadang
malah disebut hukum Islam. Dalam praktiknya, sering kali kedua istilah itu
digunakan sama seperti hukum Islam.
Sebenarnya, syari’at adalah suatu hukum atau ketetapan yang bersumber dari Allah
SWT baik melalui Al-Qur’an, ataupun juga dari Hadist. Sedangkan, fikih
merupakan elaborasimelalui kegiatan ijtihad, oleh karena itu dapat disebut sebagai
yurisprudensi Islam. Ijtihad adalah sebuah upaya merumuskan hukum berdasarkan
sumber hukum Al-Qur’an dan Hadist, untuk diterapkan dalam keadaan tertentu.
Oleh karena itu, seseorang yang akan memahami hukum Islam dengan baik dan
benar harus dapat membedakan antara fikih Islam dengan syari’at Islam.
Syari’at
mana yang salah. Sebagaimana falam firman-Nya surat Al- Baqarah 256 :
1. Fungsi Ibadah
Fungsi yang paling utama dari hukum islam adalah untuk beribadah. Hukum
islam adalah ajaran Tuhan yang harus diatuhi oleh umat manusia, dan
kepatuhannya merupakan ibadah sekaligus merupakan indikasi keimanan
seesorang.
Dalam adz-Dzariyat: 56, Allah berfirman: "Dan tidak aku ciptakan jin dan
manusia melainkan untuk beribadah kepadaKu".
3. Fngsi Zawajir
Adanya sanksi hukum mencerminkan hukum islam sebagai saranan
pemaksaan yang melindungi warga masyarakat dari segala ancaman dan
perbuatan yang membahayakan. Fungsi ini disebut zawajir (penjeraan).
Contohnya adalah hukumnan qisas-diyat untuk tidak pidanan terhadap
badan/jiwa, hudud untuk tindak pidana tertentu (pencurian, perzinahan, dll).
4. Fungsi Tanzim wa Islah al-Ummah
Ketentuan hukum sanksi tersebut bukan sekedar sebagai batas ancaman dan
untuk menakut-nakuti masyarakat saja, akan teteapi juga sebagai untuk
rehabilitasi dan pengorganisasian umat menjadi lebih baik. Dalam literatur
ilmu hukum hal ini dikenal dengan istilah fungsi enginering sosial.
Keempat fungsi hukum tersebut tidak dapat dipilah-pilah begitu saja untuk bidang
hukum tertentu tetapi satu dengan yang lain juga saling terkait.
D. IMPLEMENTASI HUKUM ISLAM
La ikraha fiddin …
Musyawarah
Musyawarah merupakan prinsip dan sistem Islam yang sangat ditekankan dalam
Islam dan dipraktikkan oleh Rasul Saw. Allah berfirman:
Ketika Rasulullah Saw mendengar bahwa pasukan Quraisy sampai di Uhud, beliau
bermusyawarah dengan sahabat, apakah bertahan di dalam kota untuk bertahan atau
harus menghadapinya di luar kota. Demikian, Rasul Saw bermusyawarah sebagai
pelajaran bagi umat. Padahal tanpa musyawarah pun Rasul Saw telah dibimbing
langsung oleh Allah.
Persamaan
Islam datang dalam kondisi manusia berkasta-kasta, berbeda suku dan status sosial.
Kaum wanita tidak memiliki derajat dalam pandangan masyarakat saat itu. Islam
datang menghapus kebanggaan keturunan dan kepangkatan. Islam menempatkan
posisi yang mulia bagi kaum wanita. Dan semua manusia disisi Allah SWT
memiliki kedudukan yang sama, yang membedakannya hanyalah amal saleh dan
ketakwaannya.
“Kamu semua anak cucu Adam dan Adam diciptakan dari tanah.”
“Manusia sama rata bagaikan gigi sisir.Tiada keutamaan bagi orang Arab
melebihi non Arab kecuali dengan taqwa”.
Keadilan
Tugas yang diemban Rasul SAW antara lain berbuat adil kepada seluruh lapisan
manusia.
“Dan katakanlah; aku beriman terhadap apa yang Allah turunkan dari kitab dan
aku diperintahkan untuk berbuat adil diantara kalian”
Contoh kongkret yang dilakukan Rasul Saw ketika Nu’man bin Basyir mengadu
padanya: “Bapakku memberiku hadiah, ibu tidak rela hingga disaksikan Rasul
Saw Datanglah kepada Rasul Saw agar disaksikannya Rasul Saw bersabda:
“Apakah semua anakmu kamu beri yang sama.” Ia menjawab, “Tidak.” Rasul
Saw bersabda: “Bertakwalah kepada Allah dan bersikap adillah di antara
anakmu, saya tidak mau menjadi saksi atas kezaliman, maka ayah mengambil lagi
pemberian tersebut.”
Kontrol
Islam sangat menghargai kebebasan individu, kolektif, politik sosial, ekonomi dan
keagamaan. Namun demikian kebebasan yang diberikan Islam bukanlah
kebebasan yang tanpa batas melainkan kebebasan yang sesuai dengan prinsip-
prinsip keadilan dan kebenaran. Sehingga dalam mengekspresikan kebebasan
diperlukan kontrol. Dalam sistem Islam bentuk kontrol tersebut adalah amar
ma’ruf dan nahi munkar. Hal itu merupakan puncak agama, serta merupakan tugas
yang diemban oleh para Nabi dan Rasul as.
Dalam hadits Riwayat Muslim dikatakan bahwa Umar ra berkata: “Rasulullah
Saw membagi barang. Aku berkata:’Ya Rasulullah Saw selain orang-orang itu ada
yang lebih berhak.’ Rasul Saw menjawab: ‘Mereka memberikan pilihan
kepadaku, antara meminta kepadaku dengan kasar atau mengatakan aku orang
bakhil, padahal aku tidak bakhil.’”
Hukum Islam di Indonesia belum bisa ditegakkan secara menyeluruh, karena belum
adanya dukungan yang penuh dari segenap lapisan masyarakat secara demokratis
baik melalui pemilu atau referendum maupun amandemen terhadap UUD 1945
secara tegas dan konsisten. Aceh merupakan satu-satunya provinsi yang banyak
menerapkan hukum Islam melalui Pengadilan Agama, sesuai pasal 15 ayat 2
Undang-Undang RI No. 4 Tahun 2004 Tentang Kekuasaan Kehakiman yaitu :
Peradilan Syariah Islam di Provinsi Nanggroe Aceh Darrussalam merupakan
pengadilan khusus dalam lingkungan peradilan agama sepanjang kewenangannya
menyangkut kewenangan peradilan agama, dan merupakan pengadilan khusus
dalam lingkungan peradilan umum sepanjang kewenangannya menyangkut
kewenangan peradilan umum.
Ahmad, Amrullah. 1996, Dimensi hukum Islam dalam sistem hukum nasional.
Depok : Gema Insani Press