Anda di halaman 1dari 6

A.

Definisi
Fraktur terbuka adalah fraktur dimana terdapat hubungan fragmen fraktur
dengan dunia luar, baik ujung fragmen fraktur tersebut yang menembus dari
dalam hingga ke permukaan kulit atau kulit dipermukaan yang mengalami
penetrasi suatu objek yang tajam dari luar hingga kedalam. Fraktur terbuka
sering timbul komplikasi berupa infeksi. Infeksi bisa berasal dari flora normal di
kulit ataupun bakteri pathogen khususnya bakteri gram (-). Golongan flora
normal kulit, seperti Staphylococus, Propionibacterium acne , Micrococus dan
dapat juga Corynebacterium. Selain dari flora normal kulit, hasil juga
menunjukan gambaran bakteri yang bersifat pathogen, tergantung dari paparan
(kontaminasi) lingkungan pada saat terjadinya fraktur.
1
Karena energi yang dibutuhkan untuk menyebabkan jenis patah tulang,
pasien sering memiliki luka tambahan, beberapa berpotensi mengancam nyawa,
yang memerlukan pengobatan. Terdapat 40-70% dari trauma berada di tempat
lain dalam tubuh bila ada fraktur terbuka.

Fraktur terbuka mewakili spektrum
cedera: Pertama, masalah mendasar dasar patah tulang; kedua, pemaparan dari
patah tulang terhadap lingkungan; dan kontaminasi dari situs fraktur.
2


B. Anatomi dan Fisiologi
Tulang adalah jaringan yang terstruktur dengan baik dan mempunyai 5 fungsi
utama
3
, yaitu:
1. Membentuk rangka badan
2. Sebagai tempat melekat otot
3. Sebagai bagian dari tubuh untuk melindungi dan mempertahankan alat-alat dalam,
seperti otak, sumsum tulang belakang, jantung dan paru-paru
4. Sebagai tempat deposit kalsium, fosfor, magnesium, dan garam
5. Sebagai organ yang berfungsi sebagai jaringan hematopoetik untuk memproduksi
sel-sel darah merah, sel-sel darah putih dan trombosit
Tulang dalam garis besarnya dibagi atas:

Tulang panjang, yang temasuk adalah femur, tibia, fibula, humerus, ulna. Tulang
panjang (os longum) terdiri dari 3 bagian, yaitu epiphysis, diaphysis, dan
metaphysis. Diaphysis atau batang, adalah bagian tengah tulang yang berbentuk
silinder. Bagian ini tersusun dari tulang kortikal yang memiliki kekuatan yang
besar. Metaphysis adalah bagian tulang yang
melebar di dekat ujung akhir batang. Daerah ini
terutama disusun oleh trabekular atau sel
spongiosa yang mengandung sel-sel hematopoetik.
Metaphysis juga menopang sendi dan
menyediakan daerah yang cukup luas untuk
perlekatan tendon dan ligamen pada epiphysis.
Epiphysis langsung berbatasan dengan sendi
tulang panjang. Seluruh tulang dilapisi oleh
lapisan fibrosa yang disebut periosteum.
3


Tulang pendek, contohnya antara lain tulang vertebra dan tulang-tulang carpal
Tulang pipih, antara lain tulang iga, tulang skapula, tulang pelvis
Tulang terdiri atas bagian kompak pada bagian luar yang disebut korteks dan bagian
dalam yang bersifat spongiosa berbentuk trabekular dan di luarnya dilapisi oleh
periosteum. Berdasarkan histologisnya maka dikenal
3
:
Tulang imatur (non-lamellar bone, woven bone, fiber bone), tulang ini pertma-
tama terbentuk dari osifikasi endokondral pada perkembangan embrional dan
kemudian secara perlahan-lahan menjadi tulang yang matur dan pada umur 1
tahun tulang imatur tidak terlihat lagi. Tulang imatur ini mengandung jaringan
kolagen dengan substansi semen dan mineral yang lebih sedikit dibandingkan
dengan tulang matur.
Tulang matur (mature bone, lamellar bone)
o Tulang kortikal (cortical bone, dense bone, compacta bone)
o Tulang trabekular (cansellous bone, trabecular bone, spongiosa)
Secara histologik, perbedaan tulang matur dan imatur terutama dalam jumlah sel,
jaringan kolagen, dan mukopolisakarida. Tulang mature ditandai dengan sistem
Harversian atau osteon yang memberikan kemudahan sirkulasi darah melalui korteks
yang tebal. Tulang matur kurang mengandung sel dan lebih banyak substansi semen dan
mineral dibanding dengan tulang imatur.
Tulang terdiri atas bahan antar
sel dan sel tulang. Sel tulang ada
3, yaitu osteoblas, osteosit, dan
osteoklas. Sedang bahan antar sel
terdiri dari bahan organik
(serabut kolagen, dll) dan bahan
anorganik (kalsium, fosfor, dll).
Osteoblas merupakan salah satu
jenis sel hasil diferensiasi sel
mesenkim yang sangat penting
dalam proses osteogenesis dan osifikasi. Sebagai sel osteoblas dapat memproduksi
substansi organik intraseluler atau matriks, dimana kalsifikasi terjadi di kemudian hari.
Jaringan yang tidak mengandung kalsium disebut osteoid dan apabila kalsifikasi terjadi
pada matriks maka jaringan disebut tulang. Sesaat sesudah osteoblas dikelilingi oleh
substansi organik intraseluler, disebut osteosit dimana kradaan ini terjadi dalam lakuna.
3

Osteosit adalah bentuk dewasa dari osteoblas yang berfungsi dalam recycling garam
kalsium dan berpartisipasi dalam reparasi tulang. Osteoklas adalah sel makrofag yang
aktivitasnya meresorpsi jaringan tulang. Kalsium hanya dapat dikeluarkan dari tulang
melalui proses aktivitas osteoklasis yang mengilangkan matriks organik dan kalsium
secara bersamaan dan disebut deosifikasi. Jadi dalam tulang selalu terjadi perubahan dan
pembaharuan.

Tulang dapat dibentuk dengan dua cara: melalui mineralisasi langsung pada matriks yang
disintesis osteoblas (osifikasi intramembranosa) atau melalui penimbunan matiks tulang
pada matriks tulang rawan sebelumnya (osifikasi endokondral).

Struktur tulang berubah sangat lambat terutama setelah periode pertumbuhan tulang
berakhir. Setelah fase ini perubahan tulang lebih banyak terjadi dalam bentuk perubahan
mikroskopik akibat aktivitas fisiologis tulang sebagai suatu organ biokimia utama tulang.
Komposisi tulang terdiri atas: substansi organik (35%), substansi anorganik (45%), air
(20%). Substansi organik terdiri atas sel-sel tulang serta substansi organik intraseluler
atau matriks kolagen dan merupakan bagian terbesar dari matriks (90%), sedangkan
sisanya adalah asam hialuronat dan kondrotin asam sulfur. Substansi anorganik terutama
terdiri atas kalsium dan fosfor dan sisanya oleh magnesium, sodium, hidroksil, karbonat,
dan fluorida. Enzim tulang adalah alkali fosfatase yang diproduksi oleh osteoblas yang
kemungkinan besar mempunyai peranan penting dalam produksi organik matriks
sebelum terjadi kalsifikasi.
3
C. Klasifikasi
Menurut Gustilo dan Anderson, fraktur terbuka dibagi menjadi 3
kelompok :
Grade I : kulit terbuka < 1 cm, bersih, biasanya dari luar ke dalam;
kontusio otot minimal; fraktur simple transverse atar short oblique.
Grade II : laserasi > 1 cm, dengan kerusakan jaringan lunak yang luas,
kerusakan komponen minimal hingga sedang; fraktur simple
transverse atau short oblique dengan kominutif yang minimal
Grade III : kerusakan jaringan lunak yang luas, termasuk otot, kulit, struktur
neurovaskularl seringkali merupakan cidera oleh energy yang
besar dengan kerusakan komponen yang berat.
III A : laserasi jaringan lunak yang luas, tulang tertutup secara
adekuat; fraktur segmental, luka tembak, periosteal stripping yang
minimal
III B : cidera jaringan lunak yang luas dengan periosteal stirpping
dan tulang terekspos, membutuhkan penutupan flap jaringan lunak;
sering berhubungan dengan kontaminasi yang massif
III C : cidera vaskuler yang membutuhkan perbaikan
1,2,4





Gambar 1. Klasifikasi Fraktur Terbuka Berdasarkan Gustilo dan Anderson


D. Etiologi
Fraktur terbuka disebabkan oleh energi tinggi trauma, paling sering dari
pukulan langsung, seperti dari jatuh atau tabrakan kendaraan bermotor. Dapat
juga disebabkan oleh luka tembak, maupun kecelakaan kerja. Tingkat keparahan
cidera fraktur terbuka berhubungan langsung dengan lokasi dan besarnya gaya
yang mengenai tubuh. Ukuran luka bisa hanya beberapa milimeter hingga
terhitung diameter.

Tulang mungkin terlihat atau tidak terlihat pada luka. Fraktur
terbuka lainnya dapat mengekspos banyak tulang dan otot, dan dapat merusak
saraf dan pembuluh darah sekitarnya. Fraktur terbuka ini juga bisa terjadi secara
tidak langsung, seperti cidera tipe energi tinggi yang memutar.
1,4




1. Apley A.G., Nagayam S., Solomon L., Warwick D. 2001. Apleys System of
Orthopaedics and Fractures: Arnold
2. Sjamsuhidajat R. and Jong W. 2005. Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi 2. Jakarta:
EGC
3. Carlos Junqueira, Jose Carniero, Robert Kelley. 1998. Histologi Dasar. Jakarta :
EGC.
4. Thomas M. S., Jason H.C. Open Fractures. Mescape Reference (update 2012,
May 21). Available from http://emedicine.medscape.com/article/1269242-
overview#aw2aab6b3. Accessed 12 July 2014

Anda mungkin juga menyukai