Anda di halaman 1dari 8

Insidensi dermopati diabetik

J Kalsy, S.K. Malhotra, S. Malhotra


Departemen Ilmu Penyakit Kulit, Kelamin dan Leprosy, Sekolah Kedokteran Negeri
Amritsar, Punja, India
Abstrak
Objektif !ntuk mengkaji insidensi dermopati diaetik dan untuk menghuungkan kasus
terseut pada pasien diaetik dan non diaetik.
Pasien dan metode. Penelitian ini dilakukan pada "#$ pasien yang erkunjung pada
agian ra%at jalan di rumah sakit kami. Pemeriksaan &isik se'ara umum dan pemeriksaan
dermatologikus telah dilakukan di setiap kasus. Semua kasus telah di'atat dan juga telah
dilakukan perandingan antara pasien diaetes dan non diaetes telah dilakukan.
Hasil. Insidensi dari diaetes dermopathy di dalam penelitian kami adalah "( )(*,+,-
pada kasus diaetes dan . kasus )/,",- pada kasus non diaetes, yang se'ara statistik
'ukup signi&ikan.
Kesimpulan. Setiap orang dengan oesitas dan eerapa shin spot yang mempunyai gula
darah puasa yang meleihi kadar normal ersamaan dengan adanya ri%ayat diaetes
mellitus pada keluarga seaiknya melakukan pemeriksaan leih lanjut untuk mengetahui
kemungkinan dari diaetes dini dan kelainan mikroangiopati lainnya, karena penemuan
ini merupakan kun'i dari diagnosis dini, pen'egahan dan tatalaksana dari penyakit kronik
seperti diaetes.
Kata kunci. Diaetes dermopathy, shin spot, diaetes.
1
Latar Belakang
Penggunaan istilah diaetes dermopati pertama kali digunakan oleh 0inkley pada tahun
(.*# untuk karakteristik, ruam ke'okelatan melingkar di agian depan dan samping
tungkai a%ah pada penderita diaetes. 1al terseut merupakan tipe dari in&lamasi
2askuler yang mempengaruhi pemuluh darah ke'il pada kulit dan paling sering terlihat
pada tungkai a%ah atau di agian depan paha dan jarang terlihat pada agian kulit
kepala, lengan maupun atang adan. 3erkadang ruam ini terlihat mun'ul pada pasien
nondiaetes setelah mengalami trauma. 1al ini sering dianggap seagai salah satu
kelainan kulit yang sering mun'ul pada diaetes, dan ini ditandai dengan adanya ruam
erentuk ulat yang ireguler atau o2al, sirkumskrip, lesi4lesi dangkal dengan eragai
ma'am 2ariasi jumlah dari sedikit hingga anyak, iasanya ilateral tetapi tidak
terdistriusi se'ara simetris dan asimtomatik. 0eerapa penulis mendeskripsikan seagai
erupsi kemerahan erentuk papula yang ukan erasal dari trauma pada kulit, tetapi
Lithner telah erhasil menduplikasi lesi4lesi seperti ini dengan trauma thermal lokal.
Diaetik dermopati mungkin menggamarkan atro&i post4trauma dan hiperpigmentasi
post4in&lamasi pada kulit yang 2askularisasinya uruk. Laporan teraru menunjukkan
ah%a keanyakan pasien mempunyai peningkatan dalam hemogloin glikosilasi dan
ri%ayat diaetes yang lama. 1al ini dua kali lipat sama aik pada pria maupun %anita.
Lei4lesi ini juga dapat ditemukan pada orang lanjut usia yang normal.
Penyea pasti dari diaetik dermopati tidak diketahui, tetapi dapat erhuungan dengan
in&eksi, trauma karena panas5 dingin5 enda tumpul atau mikroangiopati pada pasien
dengan diaetes, pasien lanjut usia, atau mereka yang sudah menderita diaetes selama
kurang leih ($ sampai "$ tahun. 1al ini juga mun'ul erkaitan dengan peningkatan
hemogloin glikosilasi, yang merupakan indikator dari uruknya pengontrolan kadar gula
darah. Pasien4pasien seperti ini juga mempunyai huungan dengan penyakit
aterosklerosis 2as'ular pada tungkai seperti kulit mengkilat tanpa ramut 6 , distro&i
kuku, ketergantungan pada sianosis dan kemerahan 6 , pu'at dengan ele2asi pada
ekstremitas 6 , kaki yang dingin, penurunan atau hilangnya denyut nadi pada palpasi dan
ulkus neurtropik. Mikroangiopati iasanya timul ersamaan dengan keterliatan
pemuluh darah esar.
Se'ara histologis, lesi a%al menunjukkan adanya edema pada papiler dermis, ekstra2asasi
eritrosit dan in&iltrasi lim&osit yang ringan. 7arna dari lesi terseut ergantung dari
timunan hemosiderin pada histiosit yang dekat pada pemuluh darah terseut.
Penelitian teraru diran'ang untuk menentukan insidensi dari diaetik dermopati pada
orang diaetes dan perandingannya dengan pasien nondiaetik8.
Pasien dan metode
2
Pada penelitian ini seanyak "#$ pasien die2aluasi pada kulit dan penyakit menular
seksual pada pasien ra%at jalan pada departemen kulit di rumah sakit terseut8. Pasien
diagi sama rata menjadi dua grup dari ("# pasien per grup )grup A dan grup 0- pada
grup dengan usia 9$ : *$ tahun. ;rup A erisikan dengan ("# pasien diaetes dan grup 0
erisikan dengan ("# pasien nondiaetes yang dipilih se'ara a'ak.
Pasien diaetes terseut di diagnosa dengan menga'u kepada kriteria Al2in yang dire2isi.
Pasien dengan oesitas menga'u kepada indeks massa tuuh yang menga'u pada
3rus%ell.
<i%ayat pasien yang detail dengan spesi&ik menga'u kepada usia, jenis kelamin, latar
elakang di pedesaan atau perkotaan, status sosioekonomi, oesitas, hipertensi, durasi
dari diaetes, jenis tatalaksana yang sudah pernah dilakukan, ri%ayat komplikasi dan
ri%ayat keluarga pada diaetes sudah ditanyakan pada setiap pasien di kedua grup dan
sudah di'atat.
Pemeriksaan rutin sudah dilakukan di kedua grup seperti 1, 3L=, DL=, gula darah
puasa, pemeriksaan urin lengkap, pemeriksaan khusus seperti tes toleransi glukosa, serum
kolesterol, urin "> jam untuk protein dan pemeriksaan &undus6 3elah dilakukan. Insidensi
dari diaeti' dermopati telah dikaji pada diaetes dan non diaetes grup dan telah
diandingkan diantara kedua grup untuk mengetahui keterkaitan antara diaetes dan shin
spot.
Hasil
Pada grup A, ada sekitar +9 %anita )**,>,- kasus dan >" pria )99,*,- kasus sementara
pada grup 0 terdapat sekitar ./ kasus %anita )//,*,- dan "+ kasus pria )"",>,-. Pada
penelitian ini mayoritas kasus pada grup A merupakan orang dengan usia #$4*$ tahun
)>>,+,- sementara pada grup 0 merupakan orang dengan rentang usia 9$4>$ tahun
)#",+,- )3ael (-.
3
Insidensi dari dermopati pada penelitian ini sekitar "( )(*,+,- kasus pada grup diaetes
dan . )/,",- kasus pada grup non diaetes )3ael "-. Peredaannya se'ara statistik 'ukup
signi&ikan. Diantara grup diaetes )grup A- mayoritas kasus mempunyai diaetes mellitus
yang tidak terkontrol, ri%ayat keluarga dengan diaetes mellitus, dan lamanya menderita
diaetes kurang dari # tahun. Sedikit dari mereka juga mempunyai penyakit 2askular
peri&er. Diantara kasus non diaetes mellitus )grup 0-, keanyakan kasus pernah
mempunyai kadar gula darah yang meleihi normal, ri%ayat diaetes mellitus pada
keluarga, dan pernah mengalami oesitas atau o2er%eight.
Tabel 1 Pro&il Demogra&ik pada ;rup A dan ;rup 0
Tabel Perandingan pola Dermopati Diaetik, Penyakit ?askuler Peri&er dan oesitas
pada ;rup A dan ;rup 0
!iskusi
Diaetes mellitus merupakan penyakit endokrin tersering yang diperkirakan akan
mengenai #,>, dari populasi dunia pada tahun "$"#. Insidensi dari mani&estasi kulit
diperkirakan men'apai 9$, pada pasien diaetes selama pengoatan dari penyakit
4
kroniknya. 0eerapa keadaan kulit yang timul merupakan keadaan kulit yang khusus
pada diaetes, tetapi keanyakan keadaan kulit terseut juga dapat timul pada populasi
nondiaetes. 1iperpigmentasi atro&i makula pada shin, yang sering diseut seagai
dermopati diaetik, telah dipergunakan seagai penemuan pada kelainan kulit yang la@im
ditemukan pada diaetes. 1al ini iasanya ditunjukkan dengan entuk ulat yang ireguler
atau o2al, lesi dangkal sirkumskrip yang er2ariasi dalam jumlah dari sedikit hingga
anyak, dimana iasanya terdapat ilateral namun tidak terdistriusi se'ara simetris.
Kelainan ini timul tanpa gejala dan sering diaaikan. 7alaupun lesi ini dapat timul
pada siapa saja, terutama apaila setelah terkena perlukaan atau trauma pada area
terseut, hal ini merupakan masalah kulit yang paling sering terjadi pada pasien dengan
diaetes mellitus. 1al ini menjelaskan dermopati diaetik seagai satu atau leih shin
spot seagai hasil dari sensiti&itas yang tinggi, spesi&isitas yang rendah pada diagnosis
diaetes.
Insidensi dermopati diaetes pada penelitian kami adalah "( kasus )(*,+,- pada diaetes
dan . kasus )/,",- pada pasien nondiaetes, yang merupakan peredaan yang signi&ikan
)3ael ( dan 3ael "-. Pada penelitian yang serupa insidensi dari dermopati diaetes telah
ditemukan sekitar (>, pada pasien diaetes dimana hal ini dapat diandingkan dengan
penelitian kami tetapi tidak ada kasus pada pasien nondiaetes yang di'atat. Sedangkan
pada penelitian lainnya ditemukan "$, insidensi dermopati diaetes pada pasien dengan
tes toleransi glukosa yang normal, yang 'ukup ertolak elakang dengan penelitian kami.
Leih anyak lagi jumlah pasien yang o2er%eight atau oesitas pada pasien non diaetes
)grup 0-, *+ )#>,#,- diandingkan dengan pasien diaetes )grup A-, #" )>(,*,- yang
'ukup signi&ikan se'ara statistik. Aesitas sudah lama diterima seagai &aktor resiko
untuk diaetes noninsulin4dependent dan resiko terseut juga ergantung kepada durasi
dan derajat dari oesitas terseut. Aesitas juga erkaitan dengan terganggunya &ungsi
mikro2askular aik seagai keutuhan asalis dan selama terjadinya hiperinsulinemia
&isiologis dan dis&ungsi ini juga terkait dengan meningkatnya tekanan darah dan resistensi
insulin.
5
Penyakit 2askular peri&er timul se'ara erulang kali yang erkaitan dengan diaetes
mellitus seagian karena hasil dari penyakit terseut dan seagian merupakan re&leksi
dari kelompok usia terseut. 1al ini mun'ul sepuluh tahun leih a%al pada orang dengan
diaetes diandingkan dengan populasi se'ara umum. Pada penelitian kami insidensi dari
penyakit 2askular peri&er adalah (> kasus )((,",- pada grup diaetes dan tidak
ditemukan pada grup non diaetes. Mayoritas kasus diatas merupakan usia #$4*$ tahun
dengan lamanya diaetes leih dari # tahun. Ke'uali satu kasus semuanya mempunyai
kadar gula darah puasa erkisar antara (""49(+ mgBdl, > kasus erhuungan dengan
hipertensi.
Pada satu penelitian insidensi dari penyakit 2askular peri&er ditemukan men'apai *,9,
pada diaetes dan ",/, pada non diaetes, merupakan penemuan yang leih rendah
dianding penelitian kami. Pada penelitian lain (*, pasien mempunyai dermopati
diaetes dimana seanding dengan hasil kami tetapi presentasenya 'ukup tinggi pada
penelitian di negara 0arat, yaitu erkisar antara "", sampai dengan >#,.
Kesimpulan
Dari pengamatan di atas sangat jelas ah%a 'ukup sering kulit terkait dalam diaetes dan
leih dulu dialami diandingkan oleh populasi se'ara umum. Lesi diaetik dermopati
atau shin spot tidak erahaya. 1al ini iasanya tidak memutuhkan pera%atan apapun
dan 'enderung untuk menghilang setelah eerapa tahun, mengikuti dari peraikan
kontrol kadar gula darah. 7alau egitu setiap pasien yang oesitas mun'ul dengan
eerapa shin spot yang mempunyai kadar gula darah puasa leih dari normal ersamaan
dengan ri%ayat diaetes mellitus positi& pada keluarga harus melakukan pemeriksaan
leih lanjut untuk mengetahui kemungkinan adanya diaetes dan mikroangiopati lainnya,
karena penemuan ini merupakan kun'i dari diagnosis dini dan pen'egahan dari penyakit
kronik seperti diaetes dan mikroangiopati.
"eferensi
6
1. Binkley GW. Dermopathy in the diabetic syndrome. Arch Dermatol.
1965;92:625-34.
2. K Ron, Rosa S, Complications of diabetes. Available at www.medical-
library.net/content/view/1494/9/ - cited on 30/1/12 at 7:30 pm.
3. Bernstein JE. Cutaneous manifestations of diabetes mellitus. Curr Concepts Skin
Disord. 1980;1:3.
4. Bauer M, Levan NE. Diabetic dermangiopathy. A spectrum including pretibial
pigmented patches and necrobiosis lipoidica diabeticorum. Br J Dermatol.
1970;83:528-35.
5. Lithner F. Cutaneous reactions of the extremities of diabetics to local thermal
trauma. Acta Med Scand. 1975;198:319-25.
6. Sueki H, Fugisawa R. Pigmented pretibial patches with special references to the
clinical classifications and the correlation to HbAc 1 which serves as an index to
the diabetic control.
7. Van Hattem S, Bootsma AH, Thio HB. Skin manifestations of diabetes. Cleve
Clin J Med. 2008;75:788-92.
8. Alvin C. Powers. Diabetes Mellitus. In: Braunwald E, Fauci AS, Kasper DL et al,
editors. Harrisons Principle of Internal Medicine. 15
th
ed. New York: McGraw-
Hill; 2001. P. 2109-37.
9. Truswell AS. Nutritional factors in disease. In: Edwards CRW, Boucher AD,
Haslett C, Chilvers ER, editors.
Davidsons Principles and Practice of Medicine. 17
th
ed. London: Churchill
Livingstone; 1996. p. 548-84.
10. Mutairi NA. Skin diseases seen in diabetes mellitus. Bull Kuwait Inst Med
Special. 2006;5:30-9.
11. Braverman IM. Cutaneous manifestations of diabetes mellitus. Med Clin North
Am. 1971;55:1019-29.
12. Mackool BT, Lowitt MH, Dover JS. Skin manifestations of diabetes mellitus in
Kahn CR, editor. New Delhi: BI Waverly; 1996. P. 900-11.
13. Danowski TX, Sabeh G, Sarver ME et al. Shin spots and diabetes mellitus. Am J
Med Sci. 1966;251:570-5.
14. Murphy RA. Skin lesions in diabetes patients. The spotted leg syndrome.
Lahey Clin Found Bull. 1965;14:10-4.
15. Park K.. Epidemiology of chronic non communicable diseases and conditions. In:
Park K, editor. Parks Textbook of Preventive and Social Medicine 16
th
Ed.
Jabalpur: M/S Banarsi Das Bhanot; 2000. P. 292-5.
16. Jongh RT, Serne EH, Ijzerman RG et al. Impaired microvascular function in
obesity: implications for obesity-associated microangiopathy, hypertension, and
insulin resistance. Circulation. 2004;109: 2529-35.
17. Jelinek JE: The skin in diabetes mellitus: Cutaneous manifestations,
complications and associations. Year Book of Dermatology. 1970:5-35.
18. Premlata G, Santhirani S, Deepa R et al. Prevalence and risk factors of
7
PVD in a selected South Indian population: Chennai urban population study.
Diabetes Care 2000;23:1295-300.
19. Janaka HU, Stand E, Mehnert H. Peripheral vascular disease in diabetes
mellitus and its relation to cardiovascular risk factors: Screening with Doppler
ultrasonic technique. Diabetes Care 1980;3:207.
8

Anda mungkin juga menyukai