Anda di halaman 1dari 31

Referat

Airway Management
SUB BAGIAN ANESTESI
SMF ILMU BEDAH
RSUD DR. MOHAMMAD SALEH KOTA PROBOLINGGO
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA
2014
07/09/2014 1
LATAR BELAKANG
RUMUSAN MASALAH
TUJUAN
BATASAN DEFINISI
ANATOMI RESPIRASI
PENGELOLAAN JALAN NAFAS TANPA ALAT
PENILAIAN OBSTRUKSI JALAN NAFAS
PENGELOLAAN JALAN NAFAS DENGAN ALAT
KESULITAN DALAM PENGELOLAAN
A
B
C
D
E
F
G
H
I
07/09/2014 2
LATAR BELAKANG
A
Bantuan hidup dasar terdiri dari beberapa cara sederhana yang dapat
membantu mempertahankan hidup seseorang untuk sementara.
Beberapa cara sederhana tersebut adalah bagaimana menguasai dan
membebaskan jalan nafas, bagaimana memberikan bantuan pernafasan
dan bagaimana membantu mengalirkan darah ke tempat yang penting
dalam tubuh korban, sehingga pasokan oksigen ke otak terjaga untuk
mencegah matinya sel otak.
Tugas terpenting di bidang anestesi adalah manajemen jalan napas
pasien. Meskipun banyak disiplin kedokteran yang menangani masalah
jalan napas berdasarkan masalah kegawatdaruratan, namun hanya
beberapa yang bertanggung jawab atas rutinitas, pertimbangan, pilihan
dari keadaan intrinsik pasien terhadap kontrol pernapasan.
07/09/2014 3
RUMUSAN MASALAH
B
Bagaimana cara manajemen jalan
nafas atau airway management yang
efektif dan efisien?
07/09/2014 4
TUJUAN
C
Tujuan Umum
Agar pembaca dapat mengetahui dan memahami apa itu Airway Management atau
manajemen jalan nafas.


Tujuan Khusus
Agar pembaca dapat mengaplikasikan:
a.Pengelolaan jalan nafas (airway management) dengan tanpa menggunakan alat
b.Tindakan pembebasan jalan nafas (airway management) dengan menggunakan alat
07/09/2014 5
BATASAN DEFINISI
D
Airway Management atau manajemen jalan nafas ialah
memastikan jalan napas terbuka. Tindakan paling penting
untuk keberhasilan resusitasi adalah segera melapangkan
saluran pernapasan. Dengan tujuan untuk menjamin jalan
masuknya udara ke paru secara normal sehingga menjamin
kecukupan oksigenase tubuh.
07/09/2014 6
BATASAN DEFINISI
D
Menurut The Commite on Trauma: American College of
Surgeon tindakan paling penting untuk keberhasilan
resusitasi adalah segera melapangkan saluran pernapasan,
yaitu dengan cara:
A. Triple manuever
B. Manuever Heimlich

07/09/2014 7
A. Hidung
B. Pharyngx

Saluran Pernafasan Atas
ANATOMI RESPIRASI
E
07/09/2014 8
Saluran Pernafasan Bawah
A. Trakea
B. Bronkus
C. Bronkiolus
D. Alveolus

07/09/2014 9
Lanjutan ...
Anatomi
07/09/2014 10
Lanjutan ...
Anatomi
PENILAIAN OBSTRUKSI JALAN NAFAS
F
Look :
Lihat gerak dada dan perut , ada tertinggal , paradoksal ?
Lihat tanda tanda distress pernafasan
Lihat warna kulit /mukosa : pucat , sianosis , kemerahan ?
Lihat tingkat kesadaran penderita dengan skala GCS atau AVPU

Listen :
Dengarkan gerak udara nafas dengan telinga

Feel :
Rasakan adanya hembusan napas dari hidung atau mulut dengan
pipi
Cara Menilai
07/09/2014 11
1. Stridor (nafasnya berbunyi), terdengar seperti ngorok, bunyi
kumur-kumur atau melengking.
2. Retraksi otot dada ke dalam di daerah supraclavicular,
suprasternal, sela iga dan epigastrium selama inspirasi
3. Nafas paradoksal (pada waktu inspirasi dinding dada
menjadi cekung/datar bukannya mengembang/ membesar).
4. Balon cadangan pada mesin anestesi kembang kempisnya
melemah.
5. Nafas makin berat dan sulit (kerja otot-otot nafas
meningkat).
6. Sianosis, merupakan tanda hipoksemia akibat obstruksi
jalan nafas yang lebih berat.
Lanjutan ...
Tanda-tanda obstruksi partial
07/09/2014 12
Serupa dengan obstruksi partial, akan tetapi gejalanya lebih
hebat dan stridor justru menghilang,
1. Retraksi lebih jelas
2. Gerak paradoksal lebih jelas
3. Kerja otot nafas tambahan meningkat dan makin jelas.
4. Balon cadangan tidak kembang kempis lagi.
5. Cyanosis lebih cepat timbul.
Lanjutan ...
Tanda-tanda obstruksi total
07/09/2014 13
Dapat dikenali tanda - tanda adanya hambatan jalan nafas.
1. Suara mendengkur (snoring) disebabkan obstruksi lidah
2. Suara berkumur (gargling) menunjukkan adanya sumbatan
berupa cairan di faring
3. stridor karena oedema di pita suara atau laring.
Lanjutan ...
Secara Klinis
07/09/2014 14
Lanjutan ...
07/09/2014 15
PENGELOLAAN JALAN NAFAS TANPA ALAT
G





Cross Finger Finger Sweep






head tilt-chin lift maneuver jaw thrust maneuver
07/09/2014 16
PENGELOLAAN JALAN NAFAS TANPA ALAT
G
1. Abdominal Thrust (Manuver Heimlich)
2. Abdominal Thrust (Manuver Heimlich) pada posisi
tergeletak (tidak sadar)
3. Abdominal Thrust (Manuver Heimlich) pada yang
dilakukan sendiri
4. Chest Thrust (untuk bayi, anak yang gemuk dan wanita
hamil)
5. Back Blow (untuk bayi)
07/09/2014 17
PENGELOLAAN JALAN NAFAS DENGAN ALAT
H
Face Mask
07/09/2014 18
PENGELOLAAN JALAN NAFAS DENGAN ALAT
H
Face Mask
07/09/2014 19
PENGELOLAAN JALAN NAFAS DENGAN ALAT
H
Laryngeal Mask Airway (LMA)
07/09/2014 20
PENGELOLAAN JALAN NAFAS DENGAN ALAT
H
Esophageal Tracheal Combitube (ETC)
07/09/2014 21
PENGELOLAAN JALAN NAFAS DENGAN ALAT
H
Esophageal Tracheal Combitube (ETC)
07/09/2014 22
PENGELOLAAN JALAN NAFAS DENGAN ALAT
H
Flexible Fiberoptic Bronchoscope (FOB)
07/09/2014 23
Kesulitan dalam Pengelolaan Jalan Nafas
I
1. Leher pendek
2. Gigi yang lengkap, gigi kelinci
3. Lengkung langit-langit (palate) yang tinggi
4. Pembukaan mulut yang buruk: jarak antara gigi atas dan gigi bawah
kurang dari tiga jari
5. Mandibula yang mundur
6. Tidak dapat menggerakkan / subluksasi rahang (penonjolan maju
dari gigi seri bawah melebihi gigi seri atas)
Secara Anatomi
07/09/2014 24
Kesulitan dalam Pengelolaan Jalan Nafas
I
1. Sistem Skoring Mallampati

Tes Klinis
07/09/2014 25
Kesulitan dalam Pengelolaan Jalan Nafas
I
2. Pergerakan kepala dan leher
Fleksi dan ekstensi >90
0
pada orang normal.
3. Pergerakan Temporomandibular Joint
Periksa apakah pembukaan mulut pada pasien
normal yaitu harus memiliki jarak interinsisivus >
5 cm (lebar sekitar tiga jari).
Tes Klinis
07/09/2014 26
Kesulitan dalam Pengelolaan Jalan Nafas
I
4. Jarak tiromental



Jarak tiromental (Tes Patil) adalah jarak dari
kartilago tiroid ke bagian paling menonjol dari dagu
saat leher dibentangkan penuh ke atas. Dalam
ketiadaan dari faktor anatomis lainnya, jika
jarak >6.5 cm, masalah seharusnya tidak ada saat
intubasi.


5. Jarak sternomental

Tes Klinis
07/09/2014 27
Kesulitan dalam Pengelolaan Jalan Nafas
I
5. Jarak sternomental
Jarak ini diklaim dapat memprediksi hingga 90%
untuk intubasi yang sulit. Jarak dari batas atas
manubrium sterni ke ujung dagu paling atas,
dengan mulut ditutup dan kepala dibentangkan
penuh keatas. Jarak <12.5 cm mengindikasikan
intubasi yang sulit.

Tes Klinis
07/09/2014 28
Kesimpulan
Airway merupakan komponen yang penting dari sistem
pernapasan adalah hidung dan mulut, faring, epiglotis,
trakea, laring, bronkus dan paru. Breathing (Bernapas)
adalah usaha seseorang secara tidak sadar/otomatis untuk
melakukan pernafasan. Tindakan ini merupakan salah satu
dari prosedur resusitasi jantung paru (RJP).
07/09/2014 29
Kesimpulan
Kondisi kekurangan oksigen merupakan penyebab kematian
yang cepat. Kondisi ini dapat diakibatkan karena masalah
sistem pernafasan ataupun bersifat sekunder akibat dari
gangguan sistem tubuh yang lain. Pasien dengan
kekurangan oksigen dapat jatuh dengan cepat ke dalam
kondisi gawat darurat sehingga memerlukan pertolongan
segera. Apabila terjadi kekurangan oksigen 6-8 menit akan
menyebabkan kerusakan otak permanen, lebih dari 10
menit akan menyebabkan kematian. Oleh karena itu
pengkajian pernafasan pada penderita gawat darurat
penting dilakukan secara efektif dan efisien.
07/09/2014 30
07/09/2014 31

Anda mungkin juga menyukai