PEMBIMBING dr. Erman Sp.A Pendahuluan Berdasarkan data terakhir dari Badan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan , 250 juta penduduk dunia (4,5%) membawa genetik Thalasemia. Dari 250 juta, 80-90 juta di , antaranya membawa genetik Thalasemia Beta Sementara itu di Indonesia Jumlah penderita Thalasemia hingga tahun 2009 naik menjadi 8, 3 persen dari 3.653 penderita yang tercatat pada tahun 2006. Hampir 90% para penderita penyakit genetik sintesis Hemoglobin (Hb) ini berasal dari kalangan masyarakat miskin Thalasemia merupakan penyakit kelainan darah yaitu anemia hemolitik herediter yang diturunkan secara autosomal resesif dengan disebabkan oleh defek genetik pada pembentukan rantai globin. Melihat kenyataan ini, maka sebaiknya kita harus mewaspadai dengan cara mengetahui dengan benar informasi tentang penyakit ini. Definis
Thalasemia adalah penyakit genetik yang diwariskan orang tua kepada anaknya dimana terjadi kelainan sintesis hemoglobin yang heterogen akibat pengurangan produksi satu atau lebih rantai globin
Klasifikasi a. secara klinis thalasemia dibedakan atas 1. Thalasemia mayor (bentuk homozigot): gejala klinis jelas dan berat 2. Thalasemia minor : tanpa gejala 3. Thalasemia intermedia
b. sedangkan secara molekuler thalasemia di bedakan atas thalasemia gangguan pembentukan rantai thalasemia gangguan pembentukan rantai halasemia - gangguan pembentukan rantai dan thalasemia gangguan pembentukan rantai .2
Patofisiologi Thalasemia delesi gen
Gangguan satu atau lebih rantai Globin
Presipitasi dari rantai pasangany (rantai kurang terjadi presifitasi rantai kelebihan rantai ) pengendapan dari rantai pasangan dimemberan sel RBC dan prekursornya (RBC mudah rusak dan kelenturan akibat dari pelepasan heme dari denaturasi Hb dan Penumpukan Fe pada RBC mengakibatkan oksidasi membran sel, dan eritrosit peka terhadap fagositosi RES)
mudah dihancurkan usia RBC >> pendek pembentukan heme Mikrositik hipokrom Thalasemia alfa Thalasemia pada homozigot >> tida ada rantai >>(--/--)
Terbentuk Hb Barts Tinggi
Hb cukup tapi tidak bisa melepas O2 Pada tekanan fisiologis
Sangat hipoksik
Pada heterozigot >> (--/--) Terbentuk HbH
Anemia Hemolitik
Adaptasi sering tidak baik karena HbH tidak berfungsi sebagai O2
Mekanisme penurunan thalasemia
GEJALA KLINIS
Facies cooley Dahi lebar Jarak kedua mata lebar Hidung pesek Tidak punya pangkal hidung Tulang pipi menonjol Gigi atas menonjol kedepan Gejala klinis Pucat yang berlangsung lama Perut membuncit Gagal tumbuh dan mudah terkena infeksi Karena pendeknya umur eritroeit meyebabkan hiperurikemia dan gout skunder sering timbul Sering terjadi gangguan perdarahan akibat dari trombositopeni komplikasi
Pemeriksaan penunjang Darah rutin Gambaran darah tepi Serum iron & total iron binding capacity Elektroforesis Hb LFT >> kadar bilirubin akan meningkat 2-4mg % Elektroforesis Hb>> diagnosis definitif ditegakan dengan elektroforesis Hb. Pemeriksaan sumsum tulang penatalaksanaan Terapi trnfusi darah untuk mencegah dari anemia kronis Tranfusi diberikan bila Hb anak < 7gr/dl Namun bila gangguan disertai facies cooley,gangguan tumbang, fraktur tulang, maka tranfusi darah dipertahankan dg Hb8 sampai Hb 11-12gr/dl, darah diberikan dalam bentuk PRC 3ml/kgBB untuk kenaikan Hb 1gr/dl
Kelasi besi Suplemen asam folat Splenektomi Limpa yang terlalu besar sehingga membatasi gerak pasien, meningkatkan tekanan intraabdominal dan bahaya terjadinya rufture Meningkatnya kebutuhan tranfusi yang melebihi 250ml/kgBB dalam 1 tahun terakhir
Transplantasi sumsum tulang Pencegahan Karena karier thalasemia bias diketahui dengan mudahmaka skrining populasi dan konseling tentang pasangan bias dilakukan. Bila heterozigot menikah 1 dari 4 anak mereka bisa menjadi homozigot atau gabungan heterozigot. Bila ibu heterozigot sudah diketahui sebelum lahir maka, pasangan dapat diperiksa bila termasuk karier, pasangan tersebut ditawari diagnosis prenatal dan terminasi kehamilan pada fetus dengan thalasemia berat. 7
Prognosis Prognosis pada pasien tanpa tranfusi sangat buruk, pasien akan meninggal dalam 2 tahun. Dengan tranfusi hanya akan memperpanjang masa hidup pasien dengan cara mengatasi komplikasinya. kesimpulan Thalasemia merupakan penyakit genetic yang disebabkan karena ketidaknormalan pada protein globin yang terdapa di gen Gejala yang terjadi dimulai dari anemia hingga gangguan tumbuh kembang. Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan untuk mengakan diagnosis thalasemia pemeriksaan darah, pemeriksaan sumsum tulang, roentgen, Hb elektroforesa. Pengobatan yang dapat dilakukan adalah tranfusi darah, suplemen asam folat, terapi kelasi besi, splenektomi, hingga transplantasi sumsum tulang.