Anda di halaman 1dari 3

DASAR TEORI

Ciri fisiologi ataupun biokimia merupakan kriteria yang amat penting di dalam identifikasi spesimen
bakteri yang tak dikenal karena secara morfologis biakan atau pun sel bakteri yang berbeda dapat
tampak serupa, tanpa hasil pengamatan fisiologis yang memadai mengenai organik yang diperiksa
maka penentuan spesiesnya tidak mungkin dilakukan. Karakteristik dan klasifikasi sebagian mikroba
seperti bakteri berdasarkan pada reaksi enzimatik ataupun biokimia. Mikroba dapat tumbuh pada
beberapa tipe media memproduksi tipe metabolit tentunya yang dideteksi dengan interaksi mikroba
dengan reagen test yang mana menghasilkan perubahan warna reagen (Murray, 2005)
Biokimia bertujuan untuk memahami bagaimana interaksi biomolekul satu dengan lainnya
membawa sifat-sifat keadaan hidup ini. Belum pernah dalam pengamatan dalam logika molekul sel
hidup, kita menemukan suatu pelanggaran terhadap hukum hukum fisis yang telah dikenal, seiring
dengan itu pula, kita belum pernah memerlukan pendefinisian hukum baru. Mesin organik lunak sel
hidup berfungsi di dalam kerangka hukum hukum yang sama yang mengatur mesin buatan
manusia, akan tetapi, reaksi reaksi kimia dan proses pengaturan sel telah maju demikian pesat,
melampaui kemampuan kerja mesin buatan manusia (Lehninger, 1995).
.Uji fisiologi biasanya identik dengan uji biokimia. Uji-uji biokimia yang biasanya dipakai dalam
kegiatan identifikasi bakteri atau mikroorganisme yang antara lain uji katalase, koagulase, uji nitrit,
hidrolisis gelatin, uji hidrolisis kanji, uji hidrogen sulfit dan lain-lain. Pengujian biokimia merupakan
salah satu hal yang sangat penting dalam dunia mikrobiologi (Lim, 1998).
Uji-uji biokimia yang biasanya dipakai dalam kegiatan identifikasi bakteri atau mikroorganisme yaitu
antara lain adalah uji koagulase, uji katalase, uji MRVP, uji nitrit, hidrolisis gelatin, uji H2S dan lain-
lain. Salah satu uji yaitu adalah uji hidrolisis urea. Uji ini sangat penting dalam identifikasi bakteri-
bakteri patogen penghuni usus, begitu pula uji yang lain sebenarnya digunakan untuk
mengidentifikasi bakteri dengan karakter tertentu, yang mana dengan karakter tersebut ia dapat
dibedakan dengan jelas dari bakteri-bakteri yang lain yang hidup disekitarnya (Dwidjoseputro, 1994).
Kebanyakan bakteri aerobik dan anaerobik fakultatif akan memproduksi hidrogen peroksida yang
bersifat toksik terhadap bakteri yang masih hidup. Untuk menjaga kelangsungan hidupnya, sejumlah
bakteri mampu menghasilkan enzim katalase yang memecah H2O2 menjadi air dan oksigen sehingga
sifat toksiknya hilang (Pelczar dan Chan, 1986).
Matinya bakteri-bakteri anerobik obligat bila ada oksigen disebabkan karena tidak adanya
pembentukan enzim katalase sehingga H2O2 meracuni bakteri itu sendiri. Ada tidaknya
pembentukan enzim katalase dapat membantu pembedaan kelompok-kelompok bakteri tertentu.
Pada uji katalase, kebanyakan bakteri aerob dan anaerob menggunakan oksigen H2O2 yang
sesungguhnya bersifat racun bagi sistem-sistem enzim sendiri. Namun, mereka tetap dapat hidup
dengan adanya racun tersebut karena akan meghasilkan enzim katalase (Hadieotomo, 1993).
Uji katalase merupakan suatu pengujian terhadap bakteri tertentu untuk mengetahui apakah bakteri
tersebut merupakan bakteri aerob, anaerob fakultatif, atau anaerob obligat. Bakteri yang
memerlukan oksigen manghasilkan hidrogen peroksida (H2O2) yang sebenarnya beracun bagi
bakteri sendiri. Namun mereka dapat tetap hidup dengan adanya antimetabolit tersebut karena
mereka menghasilkan enzim katalase yang dapat mengubah hidrogen peroksida menjadi air dan
oksigen dengan reaksi sebagai berikut :
katalase
2H2O2 2 H2O + O2
(Volk & Wheeler, 1993)
Suatu enzim adalah suatu katalis biologis. Hampir tiap rekasi biokimia dikatalis oleh enzim. Enzim
merupakan katalis yang lebih efisien daripada kebanyakan katalis laboratorium atau industri. Enzim
juga memungkinkan suatu selektivitas pereaksi-pereaksi dan suatu pengendalian laju reaksi yang
tidak dimungkinkan oleh kelas katalis lain. Kespesifikan enzim disebabkan oleh bentuknya yang unik
dan oleh gugs-gugus polar (atau non polar) yang teedapat dalam struktur enzim tersebut. Beberapa
enzim bekerja bersama suatu kofaktor non protein, yang dapat berupa senyawa organik maupun
anorganik (Lehninger, 1995).
Enzim adalah katalisator sejati, dimana molekul ini meningkatkan dengan nyata kecepatan reaksi
kimia spesifik yang tanpa enzim akan berlangsung sangat lambat. Enzim tidak dapat mengubah titik
keseimbangan reaksi yang dikatalisnya, enzim juga tidak akan habis dipakai atau diubah secara
permanen oleh reaksi-reaksi ini. Enzim merupakan biokatalis yang berfungsi untuk membantu
proses metabolisme. Enzim memiliki kemampuan untuk mengkatalisis suatu reaksi (Lehninger,
1995).
Enzim-enzim yang menguraikan golongan potein disebut protenase/protease, kedua nama ini
dianggap sinonim. Contoh pada hidrolisis gelatin dimana protein diperoleh dari hidrolisis kalogen,
yaitu zat pada jaringan penghubung dan tendon dari hewan. Gelatin akan terurai oleh mikrobia yang
mensintesis enzim proteolisis. Larutan gelatin bersifat cair pada suhu ruang atau suhu kamar dan
padat apabila berada di dalam refrigerator. Dan apabila gelatin sudah dihidrolisis oleh mikroba,
maka akan tetap bersifat cair
(Hadioetomo, 1993).
Gelatin diperoleh dengan mendidihkan bahan hewani yang mengandung kolagen, namun gelatin
bukanlah protein yang sama tipenya dengan kolagen. Ternyata bobot molekul gelatin hanyalah
sepertiga kolagen. Agaknya dalam pembentukan gelatin, molekul tropokolagen terurai dan tiap helai
membuat ikatan-ikatan hidrogen dalam air, menghasilkan pembentukan gel yang khas (Fessenden &
Fessenden, 1998).
Di dalam sitoplasma E. coli terdapat sejumlah unsur granular. Yang paling jelas adalah ribosom yang
terlihat padat pada pewarnaan; pada prokaryotis, berdiameter kira-kira 18 nm. Ribosom yang
mengandung asam ribonukleat dan sejumlah molekul protein melangsungkan sintesa protein sel.
Organel ini seringkali berkelompok menjadi poliribosom atau polisom. Juga di dalam sitoplasma
kebanyakan bakteri terdapat granula yang mengandung simpanan nutrien; beberapa mengandung
pati, yang lain mengandung lemak. Sitosol, fase cair dari sitoplasma, juga mengandung berbagai
enzim yang terlarut, berbagai molekul pembangun yang berfungsi sebagai prekursor makromolekul
sel, dan sejumlah garam anorganik (Lehninger, 1995).


. DAFTAR PUSTAKA


Dwidjoseputro, 1994, Dasar-Dasar Mikrobiologi , Djambaran, Jakarta.

Fessenden, R. J. dan Fessenden, J. S., 1998, Kimia Organik Jilid 2 , Erlangga, Jakarta.

Hadioetomo, R.S., 1993, Teknik dan Prosedur Dasar Laboratorium Mikrobiologi, Gramedia, Jakarta.

Lehninger. 1995. Dasar dasar Biokimia, Jilid I. Erlangga. Jakarta.
Karakterisasi dan klasifikasi sebagian besar mikrobia seperti bakteri berdasarkan pada
reaksi enzimatik ataupun biokimia. Mikroba dapat tumbuh pada beberapa tipe media,
memproduksi tipe metabolit tertentu yang dideteksi dengan interaksi mikrobia dengan reagen
test yang menghasilkan warna reagen. Reaksi-reaksi dalam sel akan teridentifikasi dengan
melakukan pengujian-pengujian tertentu. Sel akan memberikan respon sesuai dengan
kemampuan yang dimilikinya, misalnya menghasilkan enzim katalase, enzim gelatinase atau
kemampuan untuk menghidrolisis lemak (Pelczar 1986).
Sifat metabolisme bakteri dalam uji biokimia biasanya dilihat dari interaksi metabolit-
metabolit yang dihasilkan dengan reagen-reagen kimia. Kemampuan bakteri menggunakan
senyawa tertentu sebagai sumber karbon dan sumber energi yang dapat digunakan untuk
identifikasi (Backmann,2006).Identifikasi Bakteri dapat dilakukan dengan beberapa uji
antara lain uji dalam melakukan fermentasi, uji oksidase, produksi katalase, uji motilase dan
uji oksidase (Funke 2004).
Dwidjoseputro. 1994. Dasar-Dasar Mikrobiologi Jakarta: Djambaran.
Hadioetomo,R.S.1993.Teknik dan Prosedur Dasar Laboratorium Mikrobiologi.Jakarta:
Gramedia.
Herland.2009. Mikrobiogi Dasar.[Terhubung berkala]. http://ekmon-saurus. com/2008/11/bab-9-
aktivitas-enzimatis.html.(29 November 2011 . 21:45 WIB)
Funke BR, Tortora GJ, Case CL . 2004. Microbiology: an introduction (8th ed, ed.). Benjamin :
Cummings. San Francisco.
Lehninger. 1995. Dasar dasar Biokimia, Jilid I. Erlangga :Jakarta.
Pelczar, M.J. Dan Chan, E.C.S. 1986, Dasar-Dasar Mikrobiologi.Jakarta :UI Press
Taringan, J. 1988. Pengantar Mikrobiologi. Jakarta: Depdikbud.
Volk S. 1988. Mikrobiologi Dasar. Jakarta: Erlangga.


Lim, D., 1995, Microbiology, WCB.Mc graw Hill, New York.

Murray, 1995, Biokimia Harper, EGC, Jakarta.

Pelczar, M.J. Dan Chan, E.C.S., 1986, Dasar-Dasar Mikrobiologi, UI Press, Jakarta.

Volk dan Wheeler. 1993. Mikrobiologi Dasar, Jilid 1, Edisi kelima. Erlangga.
Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai

  • Indikasi Dan Diagnosis
    Indikasi Dan Diagnosis
    Dokumen2 halaman
    Indikasi Dan Diagnosis
    Anonymous PQbBYdz
    Belum ada peringkat
  • Hipertensi
    Hipertensi
    Dokumen3 halaman
    Hipertensi
    Anonymous PQbBYdz
    100% (1)
  • Pertanyaan Pert. 2
    Pertanyaan Pert. 2
    Dokumen1 halaman
    Pertanyaan Pert. 2
    Anonymous PQbBYdz
    Belum ada peringkat
  • Tinjauan Farmakologi
    Tinjauan Farmakologi
    Dokumen6 halaman
    Tinjauan Farmakologi
    Anonymous PQbBYdz
    Belum ada peringkat
  • Analisis Kuantitatif Vit C
    Analisis Kuantitatif Vit C
    Dokumen4 halaman
    Analisis Kuantitatif Vit C
    Anonymous PQbBYdz
    Belum ada peringkat
  • Hipertensi
    Hipertensi
    Dokumen3 halaman
    Hipertensi
    Anonymous PQbBYdz
    100% (1)
  • Hasil
    Hasil
    Dokumen2 halaman
    Hasil
    Anonymous PQbBYdz
    Belum ada peringkat
  • Kepemimpinan
    Kepemimpinan
    Dokumen4 halaman
    Kepemimpinan
    Anonymous PQbBYdz
    Belum ada peringkat
  • Ketidakpastian Dalam Pengukuran
    Ketidakpastian Dalam Pengukuran
    Dokumen2 halaman
    Ketidakpastian Dalam Pengukuran
    Anonymous PQbBYdz
    Belum ada peringkat
  • Pemecahan Homolitik Dan Heterolitik
    Pemecahan Homolitik Dan Heterolitik
    Dokumen3 halaman
    Pemecahan Homolitik Dan Heterolitik
    Anonymous PQbBYdz
    Belum ada peringkat
  • Lalala
    Lalala
    Dokumen11 halaman
    Lalala
    Anonymous PQbBYdz
    Belum ada peringkat
  • Kepemimpinan
    Kepemimpinan
    Dokumen4 halaman
    Kepemimpinan
    Anonymous PQbBYdz
    Belum ada peringkat
  • Analisis
    Analisis
    Dokumen3 halaman
    Analisis
    Anonymous PQbBYdz
    Belum ada peringkat
  • Dasar Teori
    Dasar Teori
    Dokumen3 halaman
    Dasar Teori
    Anonymous PQbBYdz
    Belum ada peringkat
  • Teodas Dapus Kesimpulan
    Teodas Dapus Kesimpulan
    Dokumen4 halaman
    Teodas Dapus Kesimpulan
    Anonymous PQbBYdz
    Belum ada peringkat
  • Kimia
    Kimia
    Dokumen3 halaman
    Kimia
    Anonymous PQbBYdz
    Belum ada peringkat
  • Kunyit
    Kunyit
    Dokumen5 halaman
    Kunyit
    Anonymous PQbBYdz
    Belum ada peringkat
  • Bahasa Latin
    Bahasa Latin
    Dokumen40 halaman
    Bahasa Latin
    Anonymous PQbBYdz
    Belum ada peringkat
  • Reaksi
    Reaksi
    Dokumen3 halaman
    Reaksi
    Anonymous PQbBYdz
    Belum ada peringkat
  • Lupus
    Lupus
    Dokumen3 halaman
    Lupus
    Anonymous PQbBYdz
    Belum ada peringkat