Anda di halaman 1dari 3

Definisi

Hipertensi merupakan peningkatan tekanan darah >140/90 mmHg. Hipertensi


diklasifikasikan atas hipertensi primer (esensial) (90-95%) dan hipertensi sekunder (5-10%).
Dikatakan hipertensi primer bila tidak ditemukan penyebab dari peningkatan tekanan darah
tersebut, sedangkan hipertensi sekunder disebabkan oleh penyakit/keadaan seperti
feokromositoma, hiperaldosteronisme primer (sindroma Conn), sindroma Cushing, penyakit
parenkim ginjal dan renovaskuler, serta akibat obat (Bakri, 2008).
The Joint National Community on Preventation, Detection evaluation and treatment
of High Blood Preassure dari Amerika Serikat dan badan dunia WHO dengan International
Society of Hipertention membuat definisi hipertensi yaitu apabila tekanan darah seseorang
tekanan sistoliknya 140 mmHg atau lebih atau tekanan diastoliknya 90 mmHg atau lebih atau
sedang memakai obat anti hipertensi. Pada anak-anak, definisi hipertensi yaitu apabila
tekanan darah lebih dari 95 persentil dilihat dari umur, jenis kelamin, dan tinggi badan yang
diukur sekurang-kurangnya tiga kali pada pengukuran yang terpisah (Bakri, 2008)

Bakri, S., Lawrence, G.S., 2008. Genetika Hipertensi. Dalam: Lubis, H.R.,dkk.,eds. 2008.
Hipertensi dan Ginjal: Dalam Rangka Purna Bakti Prof. Dr. Harun Rasyid Lubis, Sp.PDKGH. Medan: USU Press, 19-31
Department of Health and Human Services. 2003. The Seventh Report of The Joint National
Committee on Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure. The
National Heart, Lung, and Blood Institute, The Executive Committee.

Latar Belakang
Hipertensi merupakan penyakit yang timbul akibat adanya interaksi berbagai faktor
resiko yang dimiliki seseorang. Faktor pemicu hipertensi dibedakan menjadi yang tidak dapat
dikontrol seperti riwayat keluarga, jenis kelamin, dan umur. Faktor yang dapat dikontrol

seperti obesitas, kurangnya aktivitas fisik, perilaku merokok, pola konsumsi makanan yang
mengandung natrium dan lemak jenuh.
Hipertensi dapat mengakibatkan komplikasi seperti stroke, kelemahan jantung,
penyakit jantung koroner (PJK), gangguan ginjal dan lain-lain yang berakibat pada
kelemahan fungsi dari organ vital seperti otak, ginjal dan jantung yang dapat berakibat
kecacatan bahkan kematian. Hipertensi atau yang disebut the silent killer yang merupakan
salah satu faktor resiko paling berpengaruh penyebab penyakit jantung (cardiovascular).
Hipertensi sering ditemukan pada usia lanjut, diperkirakan 23 % wanita dan 14 % pria
berusia lebih dari 65 tahun menderita hipertensi dan angka kematian akibat penyakit jantung
pada usia lanjut dengan hipertensi, 3 kali lebih sering dibandingkan usia lanjut tanpa
hipertensi pada usia yang sama. Di Amerika 15 % golongan kulit putih dan 25 30 %
golongan kulit hitam menderita hipertensi, menurut Boedi Darmojo di Indonesia 1,8-28 %
penduduk yang berusia di atas 20 tahun menderita hipertensi Presentasi prevalensi dari
seluruh Puskesmas di Propinsi Jawa Tengah pada tahun 2001 adalah menempati urutan
kelima dengan jumlah 90 -785 kasus (3,97%) dari sepuluh jumlah kasus penyakit. Hal ini
terjadi karena pada usia lanjut organ organ tubuh secara keseluruhan menurun terutama
fungsi ginjal dan hati. Dengan menurunnya fungsi tersebut hipertensi pada usia lanjut perlu
penanganan khusus (Darmojo, 2001).
Gejala hipertensi pada umumnya tidak nyata sering sudah terlambat dan
berkomplikasi barulah diketahui penyebab utamanya. Mereka yang menderita hipertensi
mempunyai risiko besar bukan saja terhadap penyakit jantung tetapi juga terhadap penyakit
lain seperti penyakit syaraf, ginjal, dan vaskuler (Anderson, 1999).

23. Brashers, Valentina. Aplikasi Klinis Patofisiologi: Pemeriksaan & Manajemen, Ed 2


(Terjemahan). Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta; 2004.
24. Soedirjo. Hipertensi dan Klinis. Farmacia. Jakarta; 2008.
25. WHO. Hypertension Report. WHO Technical Report Series. Geneva; 2007.
Boedhi, Darmojo.2001.Mengamati perjalanan epidemiologi hipertensi di Indonesia.Medika.
Anderson, G.H., 1999. Effect of Age on Hypertension: Analysis of Over 4.800 Referred
Hypertensive Patients. Saudi J. Kidney Dis. Transplant 10(3): 286-297.

Anda mungkin juga menyukai