Anda di halaman 1dari 4

Klasifikasi Abortus

1) Abortus spontan
Abortus spontan adalah abortus yang terjadi tidak didahului faktor faktor
mekanis ataupun medialis, namun disebabkan oleh faktor alamiah. Biasanya
disebabkan karena kurang baiknya sel telur dan sperma.
- Abortus imminens (threaned abortion)
Abortus imminens adalah terjadinya perdarahan dari rahim sebelum kehamilan
mencapai usia 20 minggu, dimana janin masih berada di dalam rahim dan tanpa
disertai pembukaan dari leher rahim. Perdarahan biasanya sedikit dan nyeri perut
baah ringan. !erjadi pada sekitar "0# - $0 # kehamilan. Apabila janin masih
hidup maka kehamilan dapat dipertahankan, akan tetapi apabila janin mengalami
kematian, maka dapat terjadi abortus spontan. Penentuan kehidupan janin dapat
dilakukan dengan pemeriksaan %&' (%ltrasonografi) untuk melihat gerakan dan
denyut jantung janin. *enyut jantung janin dapat juga didengarkan melalui alat
*oppler atau +aennec apabila janin sudah mencapai usia ,2 ,- minggu.
!atalaksana yang dilakukan meliputi istirahat baring.
./aluasi abortus iminen harus meliputi pengukuran serial kadar h0' sampai
kehamilan intraurin dapat ditegakkan dengan %&'. 1al ini untuk mengeliminasi
kehamilan ektopk. %&' endo/aginal dapat mendeteksi adanya kantung gestasi
dengan kadar h0' plasma antara ,000 2000 m2%3ml.
*engan pengukuran kantung gestasi trans/aginal dapat menentukan prognosis
/iabilitas pada kehamilan intrauterine, dimana jika diameter kantung lebih dari ,"
mm tanpa adanya yolk sac atau diameter kantung lebih dari ,4 mm tanpa adanya
embrio dapat memprediksikan baha kehamilan tersebut nonviable.
- Abortus insipien
Abortus insipiens adalah peristia terjadinya perdarahan dari rahim pada
kehamilan sebelum 20 minggu, namun janin masih berada di dalam rahim. Pada
tahapan ini terjadi perdarahan dari rahim dengan kontraksi yang semakin lama
semakin kuat dan semakin sering, diikuti dengan pembukaan leher rahim.
*engan masih berlangsungnya abortus, /olume perdarahan semakin banyak dan
ostium ser/iks terbuka serta menipis. 5amun hasil konsepsi masih berada di dalam
uterus. 5yeri yang dikeluhkan berat.6ehamilan tidak dapat bertahan karena ostium
ser/iks yang telah dilatasi atau karena adanya perdarahan yang banyak
!atalaksana yang dilakukan adalah pengeluaran sisa hasil konsepsi pertemuan
sel telur dan sel sperma) dengan infus oksitosin, dan 3 atau dengan kuretase.
- Abortus Komplitus
Abortus kompletus ditandai dengan pengeluaran lengkap seluruh hasil konsepsi
yang diikuti dengan sedikit perdarahan, dan nyeri yang sangat berkurang.
!atalaksana yang dilakukan adalah peningkatan keadaan umum ibu.
- Abortus Inkomplitus
Pada kondisi ini didapatkan mulut rahim sudah membuka dan buah kehamilan
sebagian sudah keluar dari rongga rahim. Pada umumnya ditandai dengan
pengeluaran darah yang banyak dan nyeri perut yang lebih hebat.
Pada abortus inkompletus, produk konsepsi (janin) sebagian sudah keluar akan
tetapi masih ada sisa yang tertinggal di dalam rahim. 'ejala yang terjadi adalah
keram pada rahim disertai perdarahan rahim dalam jumlah banyak, terjadi
pembukaan, dan sebagian jaringan keluar. Penanganan yang dilaksanakan adalah
mengaasi kondisi ibu agar tetap stabil dan pengeluaran seluruh jaringan hasil
konsepsi yang masih tertinggal di dalam rahim (kuretase).
2) Abortus provokatus
Abortus pro/okatus adalah abortus yang disengaja. Baik itu karena indikasi
medis (abortus pro/okatus terapeutikus-AP!) atau karena indikasi non medis
(abortus pro/okatus kriminalis-AP6). %ntuk memutuskan apakah sebuah
kehamilan layak dilakukan AP!, tidak cukup hanya dengan keputusan seorang
dokter saja, melainkan , tim dokter yang terdiri dari dokter spesialis kebidanan dan
dokter lain terkait dengan penyakit yang diderita si ibu. 6arena indikasi medis yang
mendasari dilakukannya AP! adalah penyakit 3 kondisi ibu yang akan mengancam
jianya apabila kehamilan ini diteruskan.
6lasifikasi abortus lainnya 7
1. Blighted ovum
Blighted o/um terjadi karena gagalnya perkembangan embrio, yang ada hanya
kantung gestasi dengan atau tanpa yolk sac.
2. Missed abortion
Pada kasus missed abortion, kematian janin terjadi tanpa adanya pengeluaran
dari hasil konsepsi. Alasan mengapa janin yang meninggal tidak keluar masih
belum jelas. Biasanya didahului dengan tanda dan gejala abortus imminens yang
kemudian menghilang spontan atau menghilang setelah pengobatan. !es
kehamilan menjadi negatif, tanda-tanda kehamilan tidak ada, dan denyut jantung
janin tidak dapat terdeteksi.
Pengeluaran hasil konsepsi pada missed abortion merupakan satu tindakan
yang tidak lepas dari bahaya karena plasenta dapat melekat erat pada dinding
uterus dan kadang-kadang terdapat hipofibrinogenemia. Apabila diputuskan untuk
mengeluarkan hasil konsepsi itu, pada uterus yang besarnya tidak melebihi ,2
minggu sebaiknya dilakukan pembukaab ser/iks uteri dengan memasukkan
laminaria selama kira-kira ,2 jam dalam kanalis ser/ikalis, yang kemudian dapat
diperbesar dengan busi hegar sampai cunam o/um atau jari dapat masuk ke dalam
ca/um uteri, sehingga hasil konsepsi dapat dikeluarkan lebih mudah serta aman
dan sisanya kemudian dibersihkan dengan kuret tajam.
8ika besar uterus melebihi kehamilan ,2 minggu, maka pengeluaran hasil
konsepsi diusahakan dengan infus intra/ena oksitosin dosis cukup tinggi. *osis
oksitosin dapat dimulai dengan 20 tetes permenit dari cairan 900cc dengan ,0 unit
oksitosin, dosis ini dapat dinaikkan sampai ada kontraksi. *engan prostaglandin .
baik intra /aginal atau infuse keberhasilan cukup baik (:0#). Bila terdapat
hipofibrinogenemia, perlu diadakan persediaan darah segar atau fibrinogen.
3. Abortus terapeutik
Abortus yang dilakukan pada usia kehamilan kurang dari ,2 minggu atas
pertimbangan kesehatan anita, dimana apabila kehamilan itu dilanjutkan akan
membahayakan dirinya. ;isalnya pada anita dengan kelainan jantung. *apat
juga dilakukan atas pertimbangan kelainan janin yang berat.
4. Abortus septik
Abortus spontan dapat diikuti dengan komplikasi infeksi. 2nfeksi dapat terjadi
akibat tindakan abortus yang tidak sesuai dengan prosedur (misalnya oleh dukun).
2nfeksi yang terjadi pada umumnya endometritis, yang bisa berkembang menjadi
parametritis dan peritonitis.
5. Abortus berulang
Abortus berulang adalah abortus yang terjadi sebanyak " kali atau lebih pada "
bulan pertama kehamilan. Abortus berulang primer terjadi pada anita yang
belum pernah memiliki anak yang hidup sebelumnya. Abortus berulang sekunder
adalah abortus yang terjadi pada anita yang sebelumnya sudah pernah memiliki
anak lahir hidup.
*idefinisikan sebagai terjadinya 2 sampai " kali abortus secara berurutan
sebelum usia kehamilan 20 minggu, dan masing masing fetus beratnya kurang dari
900 gram. Penyebab terjadinya recurrent abortion yang paling banyak adalah
kelainan kromosom, malformasi uterus dan sindrom antipospholipid

Anda mungkin juga menyukai