UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA KRIDA WACANA CHRISTIAN UNIVERSITY FAKULTAS KEDOKTERAN FACULTY OF MEDICINE JL.. Arjuna Utara No. 6, Tel. 56942061 (Hunting), Fax. 5631731, jakarta 11510 E-mail: tu.fk@ukrida.ac.id
Implikasi Orang Tua terhadap Penyakit Thalasemia Lidomon* Mahasiswa Fakultas Kedokteran Ukrida
Pendahuluan Sel darah merah, apa yang muncul pertama kali di benak kita mengenai sel darah merah. Tentu saja fungsinya yang fital yaitu menyalurkan oksigen ke seluruh tubuh, agar seluruh tubuh dapat melakukan fungsinya dengan baik. Selain fungsinya yang fital, sel darah merah juga merupakan sel darah terbanyak yang berada dalam tubuh manusia. Di dalam sel darah merah terdapat protein hemoglobin, sebenarnya protein inilah yang melakukan fungsi yang fital tersebut. Selain fungsinya yang mengantarkan oksigen ke seluruh tubuh, hemoglobin juga berperan dalam memberi warna merah pada darah. Apa yang terjadi ketika protein hemoglobin dalam darah mengalami masalah, tentu saja pemasokan oksigen dalam tubuh akan berkurang, dan menggangu kinerja organ tubuh yang lainnya. Secara umum, gangguan yang parah dan terjadi pada penurunan kuantitas protein hemoglobin yang dinamakan talasemia Tujuan saya mengambil pokok bahasan ini agar semua orang yang membaca makalah ini dapat leb ih mengerti apa itu talasemia, bagaimana mengatasinya dan menyembuhkannya. Talasemia adalah penyakit turunan(genetik) yang jarang terdengar dan jarang tersosialikan kepada masyarakat, khususnya masyarakat awam yang tidak mengenal pendidikan biologi dengan baik. Di era yang serba praktis ini kita dituntut untuk mengerti dan memahami jenis- jenis penyakit serta mengetahui langkah-langkah yang perlu ditempuh agar penyakit tersebut dapat ditanggulangi. Di kesempatan ini saya ingin membahas mengenai penyakit keturunan yaitu penyakit yang dinamakan Talasemia. *Mahasiswa Fakultas Kedokteran UKRIDA angkatan 2012
Talasemia sendiri berasal dari kombinasi kata yunani, Thalassa(laut) dan haima(darah). Nama awal untuk bentuk penyakit yang paling parah adalah anemia mediterranca. (1) Semoga dengan tulisan ini kita semua yang sudah membaca makalah ini dapat mengerti lebih jauh lagi akan penyakit talasemia.
Skenario Setelah melakukan pemeriksaan darah, seorang anak kecil dengan kulit berwarna pucat dan mengalami anemia dengan perut membesar dinyatakan menderita talasemia . Oleh dokter dianjurkan agar anak tersebut melakukan transfusi darah. Talasemia merupakan penyakit genetic, yang disebabkan oleh kelainan gen globin, sehingga produksi protein hemoglobin menurun. Ibu ini sangat menginginkan kesembuhan anaknya. Anamnesis Dalam hal ini saya menanyakan beberapa pertanyaan kepada ibu tersebut, apa yang terjadi pada anak ibu itu. Apa saja yang sudah terjadi pada anak ibu tersebut. Ibu tersebut pun menjawab bahwa anaknya kerap kali mengalami rasa lemas. Dan seolah-olah dari pengambaran ibu ini bahwa anak ini mengalami kekurangan sel darah merah atau kadar protein hemoglobin dalam darah. Untuk lebih lanjut saya menanyakan beberapa hal lagi. Apa ciri-ciri fisik yang berubah atau ditimbulkan setelah anak ibu itu terkena penyakit ini. Ibu itu menjawab bahwa kulitnya berwarna pucat, dan perut mengalami pembesaran. Saya pikir merupakan ciri-ciri dari penyakit yang bernama talasemia. Gejala klinis Dari keterangan yang didapat dari proses anamnesis, gejala klinis yang timbul adalah kulit sang penderita berubah menjadi pucat atau menjadi warna yang lebih muda, memiliki perut yang membesar dari ukuran normal. Etiologi Penyakit(syndrom) talasemia disebabkan menurunnya sifat-sifat genetik dari orang tua yang memiliki sejarah menderita penyakit talasemia. Secara spesifik talasemia disebabkan oleh timbulnya kelainan gen globin, yaitu gen yang berfungsi sebagai penyalur oksigen ke seluruh tubuh. Umumnya berupa subtitusi nukleotida tunggal atau mutasi titik yang mempengaruhi daerah kritis untuk sintesis gen globin yang terletak di kromosom 11(rantai epsilon,gama,delta, dan beta) dan kromosom 16(rantai alfa dan embrionik).
Penyakit talasemia dapat terjadi akibat adanya kelainan atau gangguan pada sekuens pengkode, transkripsi, atau pengolahan, atau defek pada translasi gen. Akibatnya adalah gangguan atau tidak adanya pembentukan rantai globin. (2)
Patofisiologi Penyakit talasemia ditandai dengan penurunan kecepatan produksi rantai globin. Dimana produksi rantai betanya menurun. Apabila produksi rantai globin menurun maka kegiatan penyaluran oksigen ke seluruh tubuh akan berkurang, sehingga proses respirasi dan ekspirasi organ-organ tubuh yang lainnya akan terganggu begitu pula dengan kinerja organ-organ tubuh yang lainnya. Jika produksi rantai globin berkurang maka pembentukan protein hemoglobin juga akan berkurang sehingga warna darah (sel darah merah) akan berubah menjadi warna yang agak sedikit lebih muda, inilah yang menyebabkan berubahnya warna kulit sang penderita yang menjadi lebih pucat. Epidemiologi Penyakit talasemia banyak dijumpai pada bangsa di sekitar laut tengah (mediterania), di Indonesia sendiri, talasemia banyak dijumpai pada anak-anak, bahkan merupakan penyakit darah yang paling banyak diderita. Gejala talasemia terlihat sejak anak berusia kurang dari 1 tahun. Sedangkan pada talasemia yang gejalanya lebih ringan, biasanya anak baru datang berobat pada umur sekitar 4-6 tahun. Gejala talasemia dapat dilihat dari anak yang selalu terlihat lemah dan tidak selincah anak seusianya, anak yang lebih banyak tidur atau beristirahat, karena bisa beraktifitas seperti anak normal sudah merasa lelah. Gejala talasemia akan timbul jika ada orang tua yang menderita talasemia atau mempunyai gen yang mempunyai sifat heterzigot maupun homozigot yang dominan terhadap sifat talasemia. (3) Penatalaksanaan -Medika mentosa Hingga kini belum ada obat yang tepat untuk menyembuhkan pasien talasemia. Transfusi darah diberikan jika kadar Hb telah rendah (kurang dari 6gr%) atau bila anak tersebut terlihat lemah dan tidak ada nafsu makan. Pemberian transfusi hingga Hb mencapai 10gr/dl. Komplikasi dari pemberian transfusi darah yang berlebihan akan menyebabkan terjadinya penumpukan zat besi yang disebut hemosiderosis. Hemosiderosis dapat dicegah dengan pemberian deferoxamine(desferal) Splenektomi dilakukan pada anak yang lebih tua dari 2 tahun sebelum terjadi pembesaran limpa/hemosiderosis, disampng itu diberikan berbaga i vitamin tanpa preparat besi.
-Non medika mentosa Terapi bertujuan mempertahankan kadar hb yang cukup untuk mencegah ekspansi sum-sum tulang dan deformitas tulang yang diakibatkannya, serta menyediakan eritrosit dengan jumlah cukup untuk mendukung pertumbuhan dan aktifitas fisik yang normal. a) Peningkatan kesehatan fisik dan psikologis karena anak mampu turut serta dalam aktivitas normal. b) Penurunan kardiomegali dan hepatosplenomegali c) Perubahan pada tulang lebih sedikit d) Pertumbuhan dan perkembangan normal atau mendekati normal sampai mendekati pubertas e) Frekuensi infeksi lebih sedikit. (4)
Kesimpulan Talasemia merupakan penyakit genetik yang disebabkan adanya mutasi terhadap kromosom yang ada, sehingga menyebabkan ketidaknormalan pada protein globin yang terdapat dalam gen. Talasemia belum mempunyai obat yang benar-benar dapat menyembuhkannya, kini talasemia hanya dapat dicegah lajunya dengan menggunakan metode transfer darah, ataupun dengan terapi. Yang bertujuan untuk memicu atau menaikan kembali kadar hemoglobin dalam darah, jika kadar hemoglobin dalam darah normal kembali maka proses penyampaian oksigen ke seluruh tubuh akan berlangsung normal kembali.
Saran Talasemia ini sudah harus didiagnosis sejak dini dan diharapkan kepada penderita untuk peduli terhadap penyakitnya, karena gejala awalnya hanyalah sekedar lemas seperti gejala anemia biasa. Bila anak anda memiliki ciri-ciri seperti lemas, lesu,lunglai,jarang suka bergerak, bawalah anak anak ke dokter untuk diperiksa kesehatannya. Janganlah tunggu sampai talasemia menyerang, konsultasikan segera gejala-gejalanya kepada dokter. Sehingga penyakit talasemia dapat teranggulangi dengan baik.
Penutup Dengan dibuatnya makalah ini saya harap dapat membantu para pembaca dan dapat lebih mengerti secara mendalam apa itu penyakit talasemia, bagaimana ciri-cirinya,cara menanggulanginya, dan cara mengobatinya, sekian kata bagi penulis. Jika ada kata-kata yang kurang berkenan dan ada penulisan yang kurang sempurna mohon dimaklumi. Seperti pepatah tiada gading yang tak retak, begitu pula dengan makalah saya. Tiada yang sempurna, kesempurnaan adalah hanya milik Tuhan semata, Terimakasih.
Daftar pustaka (1) Sacher,Ronald A. 2000. widmanns clinical interpretation of laboratory test. USA:
Davis company (2) Susan,Martin. 1998. standar perawatan pasien-proses keperawatan,diagnosis dan
evaluasi. jakarta:EGC (3) Suriadi,Yuluiani. 2001. Asuhan keperawatan pada anak. Edisi I. Jakarta. Cv sagung