Sebagai Anggota Gerakan Pramuka, kita harus bisa memahami hakekat dari kepramukaan serta menghayati bagaimana pelaksanaan kepramukaan itu dalam Gerakan Pramuka. Dengan memahami dan menghayati kepramukaan, diharapkan kita dapat bersikap dan bertindak sesuai hakekat kepramukaan itu. Lord Baden Powell pernah menuliskan dalam bukunya B.P.s Out Look bahwa Kepramukaan bukanlah suatu ilmu yang harus dipelajari secara tekun, bukan pula merupakan suatu kumpulan dari ajran dan naskah buku. Bukan! Kepramukaan adalah suatu permainan yang menyenangkan di alam terbuka, tempat orang dewasa dan anak-anak pergi bersama, mengadakan pengembaraan seperti kakak beradik, membina kesehatan dan kebahagiaan, keterampilan dan kesediaan memberi pertolongan. Dengan mengetahui defenisi kepramukaan menurut BP kita bisa menyimpulkan bahwa dalam Kepramukaan kita bukan hanya membina diri kita sendiri namun ada bagian dimana kita membina orang lain dan tentu saja mengamalkan segala keterampilan yang kita peroleh dengan bersedia memberikan pertolongan kepada orang lain. Tujuan dari Gerakan Pramuka sendiri sebagaimana dijelaskan dalam UU No.12 tahun 2010 adalah untuk membentuk setiap pramuka agar memiliki kepribadian yang beriman, bertakwa, berakhlak mulia, berjiwa patriotik, taat hukum, disiplin, menjunjung tinggi nilai-nilai luhur bangsa, dan memiliki kecakapan hidup sebagai kader bangsa dalam menjaga dan membangun Negara Kesatuan Republik Indonesia, mengamalkan Pancasila, serta melestarikan lingkungan hidup. Kita ambil saja contoh sifat kegiatan penggalang dimana pendidikan kepramukaan diarahkan pada lima area pengembangan diri peserta didik meliputi area perkembangan spiritual, emosional, sosial, intelektual dan fisik ( sesosif ). Dari pengertian kepanduan/kepramukaan dari Bapa Pandu Dunia dan tujuan Gerakan Pramuka yang ada pada Undang-undang No. 12 Tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka maka telah jelas bahwa Gerakan Pramuka bisa menjadi pelopor perubahan karena diharapkan dengan pola pembinaan yang ada di Pramuka bisa merubah Pola pikr dan kebiasaan seorang Pramuka yang selanjutnya menjadi sebuah kebudayaan yang membawa dampak perubahan di lapisan masyarakat. Pramuka di tuntut untuk menjadi Agent of Change mulai dari dini sehingga saat dewasa mereka bisa menjadi agent of change yang berpengaruh lebih besar dengan perubahan-perubahan yang ada di dunia Pada dasarnya Gerakan Pramuka membina peserta didiknya untuk menjadi agent of change. Untuk mencapai itu semua tentu saja diperlukan pembina yang berkualitas oleh karena itu Perguruan Tinggi sebagai lembaga pendidikan dapat membentuk gugus depan yang berbasis satuan pendidikan, sebagaimana ditetapkan dalam Pasal 21 Undang-Undang RI Nomor 12 tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka, dijelaskan bahwa gugus depan berbasis satuan pendidikan dan gugus depan berbasis komunitas. ( Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor: 180 A Tahun 2011) Seperti yang kita ketahui dalam SK Kwarnas No. 86 Tahun 1987 yang telah disempurnakan menjadi SK Kwarnas 180.A Tahun 2011 bahwa tujuan dibentuknya Pramuka yang berpangkalan di perguruan tinggi adalah Perguruan Tinggi sebagai lembaga pendidikan ilmiah mempunyai potensi yang menguntungkan dalam pembinaan dan pengembangan Gugusdepan Pramuka yang berpangkalan di Kampus Perguruan Tinggi, antara lain dengan banyaknya mahasiswa yang pernah menjadi anggota Gerakan Pramuka dan adanya minat di kalangan mahasiswa pada kegiatan kepramukaan. (SK Kwarnas No. 86 Tahun 1987 ) Disini saya akan melakukan pandangan dari sisi tujuan Pramuka di perguruan tinggi pertama dari SK Kwarnas No. 86 tahun 1987 yang mempunyai tujuan: a. Menyiapkan anggotanya agar menjadi kader Gerakan Pramuka. b. Menigkatkan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, ketrampilan, kecerdasan, budi pekerti, kepribadian, semangat kebangsaan dan cinta tanah air serta yakin akan kesaktian Pancasila, rela berkorban untuk negara dan meningkatkan kemampuan awal bela negara melalui pendidikan kepramukaan; c. Ikut berperan secara aktif pada kegiatan kepramukaan di luar Kampus Perguruan Tinggi.
Sedangkan perubahan dari tujuan berdasar SK Kwarnas 180A tahun 2011 adalah: Tujuan diadakannya gugus depan Gerakan Pramuka yang berpangkalan di perguruan tinggi adalah untuk membentuk dan mengembangkan karakter bangsa dengan meningkatkan peranan perguruan tinggi dalam melaksanakan Tridarma Perguruan Tinggi di bidang pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat melalui kegiatan pendidikan kepramukaan.
Gambar 1. Hubungan antara Pramuka Perti, Mahasiswa Dengan Agent of Change Terlihat jelas perubahan dari surat keputusan tentang Petunjuk Pelaksanaan Pembinaan dan Pengembangan Gugusdepan Pramuka yang Berpangkalan di Kampus Perguruan Tinggi dimana SK No. 86 tahun 1987 ini lebih mengarahkan pramuka yang berpangkalan di perguruan tinggi menghasilkan sarjana yang sujana yang mengabdikan dirinya sebagai pembina Gerakan Pramuka di Tanah Air Indonesia. Dengan kata lain Pramuka yang berpangkalan di perguruan tinggi ini menjadi tempat persemaian Pembina yang berkualitas. Seedangkan di SK Kwarnas No 180. A tahun 2011 yang sekaligus Mencabut Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor 054 Tahun 1982 dan Nomor 086 Tahun 1987 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pembinaan dan Pengembangan Gugus Depan yang Berpangkalan di Kampus Perguruan Tinggi itu lebih mengaitkan keberadaan Pramuka yang berpangkalan di perguruan tinggi dengan tridarma Perguruan tinggi di bidang pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat melalui kegiatan pendidikan kepramukaan. Namun pandangan Saya karena SK Kwarnas No 180/A tahun 2011 ini merupakan penyempurnaan dari SK Kwarna No. 86 tahun 1987 maka tentu saja Keluaran dari Pramuka Perguruan tinggi itu adalah pembina yang berkualitas dan juga seorang mahasiswa yang melaksanakan tridarma perguruan tinggi melalui kegiatan pendidikan kepramukaan. Tri Dharma perguruan tinggi merupakan tiga pilar dasar pola pikir dan menjadi kewajiban bagimahasiswa sebagai kaum intelektual di negara ini. Adapun Tri Dharma Perguruan tinggi itu sendiri meliputi : a. Pendidikan Mahasiswa dan pendidikan merupakan 1 kesatuan yang tidak dapat dipisahkan sehingga ketik amahasiswa melakukan segala kegiatan dalam hidupnya, semua harus didasari pertimbangan rasional. b. Penelitian melalaui proses pendidikan di perguruan tinggi harus diimplementasikan dan diterapkan. Salah satunya dengan langkah ilmiah, seperti melalui penelitian. c. Pengabdian Pada Masyarakat Mahasiswa menempati lapisan kedua dalam relasi kemasyarakatan, yaitu berperan sebagai penghubung antara masyarakat dengan pemerintah. Mahasiswa adalah yang paling dekat dengan rakyat dan memahami secara jelas kondisi masyarakat tersebut. Kewajiban sebagai mahasiswa menjadi. Selain adanya Tridarma perguruan tinggi mahasiswa yang tergabung dalam Pramuka Perti ini juga mempunyai tribina yang merupakan pembinaan Pramuka Penegak dan Pandega. Pembinaan ini dapat dikelompokkan menjadi : a. kegiatan Bina Diri : pembinaan pribadi, baik jasmani maupun rohani b. kegiatan Bina Satuan : pembinaan kepemimpinan dan keterampilan pengelolaan satuan/kwartir dalam Gerakan Pramuka, serta darma baktinya kepada Gerakan Pramuka. c. kegiatan Bina Masyarakat : pembinaan kepemimpinan dan keterampilan pembangunan masyarakat, serta darma baktinya kepada masyarakat, bangsa dan negara. Bisa dilihat bahwa ada suatu keterikatan antara tridarma perguruan tinggi dengan tribina yang merupakan Prinsip pembinaan Pramuka Penegak dan Pandega. Terlihat bahwa ada kesamaan diantara keduanya yaitu Pengabdian kepada Masyarakat yang ada di Tridarma dan Bina Masyarakat yang ada di Tribina sehingga jelas bahwa Masyarakat menjadi subjek pembangunan. bukan tidak mungkin dengan keduanya mahasiswa yang berperan juga sebagai Pramuka yang berpangkalan di Perguruan Tinggi menjadi Agent of Change. Namun dengan hanya menerapkan semua itu tidak serta merta membuat meraka menjadi Agent of Change karena diperlukan analisa lebih lanjut terkait permasalahan-permasalahan yang ada di msayarakat yang selanjutnya di cari pemecahannya sehingga perubahan-perubahan yang ada di masyarakat bisa di kontrol dan terarah.
Sumber: Undang-undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor: 086 Tahun 1987 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pembinaan dan Pengembangan Gugusdepan Pramuka yang Berpangkalan di Kampus Perguruan Tinggi. Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor: 180 A Tahun 2011 tentang Petunjuk Pelaksanaan Gugusdepan Gerakan Pramuka yang Berpangkalan di Kampus Perguruan Tinggi. www.ensiklopediapramuka.com/2012/09/tri-bina-model-pembinaan-pramuka-pandega.html (diakses pada tanggal 7 September 2014)