Anda di halaman 1dari 28

Malnutrisi Energi Protein

dr. Shirley Leonita A, Sp. A



8 Maret 2011
Malnutrisi energi protein (MEP)

penyakit/ keadaan klinis yang
diakibatkan
tidak terpenuhinya kebutuhan protein
dan
energi, dapat karena asupan yang
kurang atau
kebutuhan/keluaran yang meningkat
atau
keduanya secara bersama

MEP hampir selalu disertai dengan
defisiensi nutrien lain
CONCEPTUAL FRAMEWORK FOR THE CAUSES OF
MALNUTRITION IN SOCIETY
Gambaran klinis yang terjadi mulai
dari derajat ringan sampai berat
tergantung pada gangguan
keseimbangan energi yang terjadi

MEP berat secara klinis terdapat
dalam 3 bentuk :
- kwashiorkor
- marasmus
- marasmik-kwashiorkor
Manifestasi Klinis

1. Anamnesis ???
Anamnesis Awal
Kejadian mata cekung yang baru saja muncul
Lama dan frekuensi muntah atau diare serta tampilan
dari bahan muntah atau diare
Saat terakhir kencing
Sejak kapan tangan dan kaki teraba dingin
Anamnesis Lanjutan
Kebiasaan
makan/minum/menyusui
Jumlah makanan dan cairan yang
didapat dalam beberapa hari terakhir
Gejala dan tanda penyakit lain
(diare, TB, cacingan, campak)
Kejadian dan penyebab
kematian dari kakak atau adik
Berat badan lahir
Pemeriksaan Fisis
Tanda dehidrasi
Pucat/anemia
Pengukuran anthropometri
BB (kg) PB atau TB (kg)
Tanda vital syok ?
nadi tekanan darah suhu
Kesadaran/ status mental
sadar apatis cengeng
Tanda dehidrasi

1. Letargis
2. Anak gelisah dan rewel
3. Tidak ada air mata
4. Mata cekung
5. Mulut dan lidah kering
6. Haus
7. Kembalinya cubitan/turgor kulit
lambat
Pemeriksaan fisis
Rambut : perubahan warna (pirang), jarang, tekstur
(kasar),
mudah dicabut dan / atau rontok

Mata : tanda defisiensi vitamin A

Mulut : tanda defisiensi vitamin B (kheilosis, atrofi
papil)

Telinga, mulut, tenggorokan : tanda-tanda infeksi

Jaringan lemak subkutan : tipis/ hilang

Dada : iga gambang

Paru : infeksi TB ?

Jantung : adakah bising?

Abdomen : pembesaran hepar

Ekstremitas : Apakah anak tampak sangat
kurus
/edema/pembengkakan kedua
kaki

Kulit : dermatosis




Marasmus
Failure to gain weight
Irritability
Skin loses turgor and
become wrinkled
Loss of fat from the
sucking pads of the
cheeks may occur later
and the infants face
may retain a relatively
normal appearance,
compared with the rest
of the body, eventually
becoming shrunken
Marasmus
The abdomen may be
distended or flat with
the intestinal pattern
readily visible

Muscle atrophy
hypotonia

Temperature-
subnormal, pulse slow
Infants are usually
constipated

May develop a
starvation diarrhea
with frequent small
stools containing
mucus
Kwashiorkor
Lethargy, apathy,
irritability
Inadequate growth, lack
of stamina, loss of
muscle tissue
Increased susceptibility
to infections
Vomiting, diarrhea,
anorexia
Flabby subcutaneous
tissue
Edema
Kwashiorkor
Liver may enlarge
early or late

Edema is often
present in internal
organs before it is
recognized in face and
limbs

Dermatitis is common,
darkening of the skin
in irritated areas
Depigmentation may
occur after
desquamation

Hair is sparse and thin

In dark-haired
children, may become
streaky red or gray
Pathophysiology
Why some children develop edematous PEM and
other develop nonedematous PEM is unknown

Kriteria Diagnosis

Waterlow classification

BB/U Edema Edema (-)
80 60% kwashiorkor Gizi kurang
< 60% marasmus-
kwashiorkor
marasmus
Klasifikasi malnutrisi menurut WHO :
Klasifikasi
Malnutrisi sedang Malnutrisi berat
Edema simetris - +
BB/TB -3 SD -2
(70-79%)
SD < -3 (<70%)
wasting berat
BB/U -3 SD < -2
(85-89%)
SD < -3 (<85%)
stunting berat
Pemeriksaan Penunjang
Darah perifer lengkap dan LED
Fungsi hati
Gula darah sewaktu
Elektrolit : Na, K Cl
Analisis gas darah
Foto thorax
Urinalisis
Analisis tinja
Pemeriksaan lain sesuai indikasi
Tata Laksana
Hipoglikemia - Gula darah < 3mmol/L (<54 mg/dl)

Tanda Cara mengatasi
Sadar
-Glukosa 10% atau larutan gula pasir 10%
secara oral atau NGT sebanyak 50 ml
-Diikuti dengan makanan segera setelah anak
bisa makan. Makan tiap 2 jam, sedikitnya selama
1 hari pertama

Tidak sadar
-Glukosa 10% IV bolus sebanyak 5 ml x kgBB
Selanjutnya Glukosa 10% atau larutan gula
pasir 10% secara oral atau NGT sebanyak 50ml

Renjatan (shock)
-IV RL dan dextrosa/glukosa 10% dengan
perbandingan 1 : 1 (=RLG 5%) sebanyak 15 ml
xkgBB selama 1 jam pertama (5 tts/menit/kgBB)
-Selanjutnya glukosa 10% IV bolus sebanyak 5 ml x
kgBB

Hipotermia
Suhu aksiler < 36.5
0
C

Terapi :
- beri makan segera
- pastikan tubuh anak tertutup pakaian termasuk
kepala,
selimuti dan tempatkan pemanas atau lampu di
dekat
anak, atau tempatkan anak pada dada atau perut
telanjang ibu, kemudian selimuti ibu dan anak
Dehidrasi
Tatalaksana didasarkan atas derajat dehidrasi

Dehidrasi ringan-sedang (WHO) :
CRO 70-100 ml/kg harus diberikan dalam 8-
12 jam


Antibiotik
Infeksi tidak nyata :
- kotrimoksasol (4 mg/kg/hari trimetoprim dan
20
mg/kg/hari sulfametoksazol, dibagi 2 dosis)
selama
5 hari

infeksi nyata :
- ampisillin IV 100 mg/kg/hari, dibagi 4 dosis,
selama
2 hari, dilanjutkan per oral
(ampisillin/amoksisilin)
dan gentamisin 7.5 mg/kg IV sekali sehari
selama
7 hari

Nutrisi
Energi 80-100 kkal/kg/hari, cairan 130 ml/kg/hari
berupa F75 setiap 2 jam siang-malam


Energi 0.75 kkal/cc 1 kkal/cc
Susu bubuk tanpa lemak 25 80
Gula 70 50
Tepung sereal 35 -
Minyak sayur 27 60
Campuran mineral 20 20
Campuran vitamin 140 140
Air Tambahkan sampai
volume total 100 cc
Tambahkan sampai
volume total 100 cc
Vitamin dan mineral
Vitamin A hari 1 dan 2 : 100.000 SI/IM atau 200.000
SI.oral
kemudian diulang dengan dosis yang sama pada
hari ke14 atau bila terjadi perburukan klinis
Asam folat : 5 mg pada hari I, selanjutkan1 mg/hari
selama 2 minggu
MgSO4 40% : 0,25 ml/kg/hari maksimal 2 ml IM
selama 10 hari
Seng sulfat : 2-4 mg/kg/hari selama 2 minggu
Tembaga : 0,3 mg/kg/hari selama 2 minggu
Sulfas ferrosus 3 mg/kg/hari baru diberikan pada
fase rehabilitasi
FASE TRANSISI :

Peralihan ke energi lebih tinggi sampai 150
kkal/kg/hari berupa F-100 dilakukan secara
bertahap

FASE REHABILITASI :

Pemberian makanan tinggi kalori (150-220
kkal/kg/hari)
Suplementasi zat besi (FeSO4) 10 mg/kg/kali 3
kali/hari
Atasi penyebab (kemiskinan, penyebab, dsb)
Pendidikan tentang gizi dan kesehatan


Some interventions strategies that could be
considered for prevention of malnutrition

Anda mungkin juga menyukai