Anda di halaman 1dari 7

BAB I

LAPORAN KASUS

I. IDENTITAS PASIEN
Nama Pasien : An. MN
Umur : 8 tahun
Jenis Kelamin : Laki - laki
Pekerjaan : -
Agama/suku : Islam
Alamat : Jl. Kalihusada 4 Blok C4 No.2 Tambun Selatan
Tgl MRS : 30 Juni 2014
Tgl Pemeriksaan : 30 Juni 2014

II. ANAMNESIS
Dilakukan secara Alloanamnesis (ibu pasien)
Keluhan Utama:
Pasien datang dengan keluhan sulit buang air besar sejak 2 bulan yang lalu.

Riwayat Penyakit Sekarang:
Pasien datang dengan keluhan sulit buang air besar sejak 2 bulan yang lalu. BAB
hanya bisa keluar apabila diberi Dulcolax. Bila keluar, tinja jumlahnya sedikit-
sedikit warna hitam seperti kotoran kambing menempel di celana disertai cairan
encer. Pasien merasa begah dan tidak nafsu makan, perutnya dirasakan membuncit
(+), demam (-), mual (+), muntah (+).
Pasien memiliki riwayat gangguan BAB sejak lahir. Beberapa minggu setelah
lahir, BAB baru keluar dibantu oleh dukun dengan gagan sirih yang dimasukkan
ke pantat. Usia 1 bulan, pasien masih mengalami keluhan yang sama, perut
kembung, membuncit, muntah (+) berwarna kehijauan setelah lama tidak BAB.
Pasien BAB dibantu dulcolax tablet lewat pantat 1 minggu sekali. Saat diberi
dulcolax pasien BAB biasanya muncrat, setelah itu perut agak mengempes dan
tidak muntah sampai perut kembung lagi. Riwayat BAB berdarah (-), BAB
berlendir (-), demam (-). Pasien tidak nafsu makan jika perut mengembung. Berat
badan masih bertambah, walaupun tidak banyak.
Selama ini pasien BAB tiap 7-10 hari sekali setelah diberikan Dulcolax sup.
Keluhan yang dialami pasien serupa sejak kecil. Makanan yang dimakan pasien
cukup serat. Porsi makan cukup. Minum 6-7 gelas/hari. Pasien tidak pernah
menunda keinginan untuk BAB. Pasien ingin BAB, terasa mules namun tidak bisa
BAB.
Sudah 2 bulan SMRS pasien tidak bisa BAB dan tidak mempan dengan pemberian
Dulcolax. Pasien berobat ke poli Bedah Anak RSUD BEKASI kemudian
direncanakan untuk dirawat dan dioperasi.

Riwayat Penyakit Dahulu :
Pasien tidak pernah memiliki penyakit seperti ini sebelumnya. Riwayat Operasi (-
), alergi (-), sakit kuning (-), Jantung (-), Ginjal (-), dan Asma (-).

Riwayat Penyakit Keluarga :
Tidak ada keluarga pasien yang mengalami penyakit yang sama dengan pasien.

Riwayat Alergi :
Pasien mengatakan tidak mempunyai alergi terhadap obat-obatan dan makanan
tertentu.

III. PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalis:
Keadaan umum : Compos Mentis, Lemah
TD : mmHg
N : 112 x/menit
RR : 28 x/menit
S : 36,9 C
BB : 18 kg
Kepala - Leher :
Kepala : normocephali, bentuk simetris
Mata : CA (+/+), SI (-/-), RC (+/+) isokor UK 3mm/3mm
Leher : pembesaran KGB (-), pembesaran tyroid (-)
THT : tidak ada kelainan.
Thorax :
Inspeksi : simetris statis-dinamis, iga gambang (+), retraksi (-), massa (-)
Palpasi : nyeri tekan (-), massa (-), iktus cordis (+)
Perkusi : Paru-paru : sonor pada seluruh lapang paru
: Jantung : pekak
Batas atas : ICS 2 sinistra
Batas bawah: ICS 4 sinistra
Batas kanan : linea parasternalis dextra
Batas kiri : linea midclavikularis sinistra
Auskultasi : Paru-paru : SN vesikuler +/+, rhonki -/-, wheezing -/-
Jantung : S1-S2 murni, reguler, murmur (-), galloup (-)

Abdomen
(Lihat Status Lokalis)

Genitalia eksterna
Inspeksi : tak tampak adanya kelainan.
Anal-perianal
Inspeksi : fistula (-), hemmoroid (-), tanda-tanda abses (-).
Ekstremitas atas/bawah
Akral hangat, edema (-), CRT< 2

Status lokalis
Abdomen
Inspeksi : Cembung (+), keras, kontur usus (+), bekas luka (-)
Palpasi : nyeri tekan (+) seluruh kuadran, skibala (+), hati/limpa tidak dpt dinilai
Perkusi : Shifting dullness (-), Timpani (+)
Auskultasi : BU (+) lemah

Rectal Toucher : Sfingter ani normal (kuat), massa (-), ampula recti normal (tidak collaps),
nyeri tekan (-), darah (-), feses (+)

IV. RESUME
Pasien anak laki-laki, 8 tahun, sulit buang air besar (BAB) sejak 2 bulan SMRS dan tidak
mempan dengan Dulcolax. Sejak lahir ps sulit BAB. Perut kembung (+), membesar (+),
muntah (+). Usia beberapa minggu BAB baru keluar dibantu oleh dukun. Usia 1 bulan,
keluhan yang sama (+), muntah (+) berwarna kehijauan setelah lama tidak BAB. Ps diberi
dulcolax suppositoria 1 minggu sekali, baru BAB biasanya muncrat, lalu perut kempes dan
tidak muntah sampai perut kembung lagi. Riwayat BAB berdarah (-), BAB berlendir (-),
demam (-). BB masih bertambah, walaupun tidak banyak. Selama ini ps BAB tiap 10 hari
sekali setelah diberikan Dulcolax sup. Keluhan yang dialami pasien serupa. Makanan cukup
serat. Porsi makan cukup. Minum 6-7 gelas/hari. Keinginan untuk BAB(+), namun tidak bisa.
Saat perut kembung, nafsu makan menurun. Pasien berobat ke poli Bedah RSUD BEKASI
kemudian direncanakan untuk dirawat dan dioperasi. Riwayat tumbuh kembang baik. Pada
keluarga dan saudara sakit serupa seperti pasien (-). Pada PF abdomen nampak buncit,
venektasi (-), kontur usus (+) teraba skibala (+), terdengar bising usus (+) menurun. Pada RT
tonus sfingter anus baik, ampula tidak kolaps, nyeri tekan (-), mukosa licin, tidak teraba
massa, feses (+) keras, darah (-). Hasil lab Hb dan eritrosit menurun. Hasil BNO abdomen :
fecal mass di seluruh kolon, massa tinja memenuhi seluruh kolon dengan fecolith di
rektosigmoid. Barium enema sesuai dengan gambaran klasik Hirschsprung. Hasil temuan
operasi : dilatasi pada segmen rekto-sigmoid. Hasil PA belum keluar.

V. DIAGNOSIS KERJA
Susp. Hirschsprung Disease
VI. DIFFERENTIAL DIAGNOSIS
Konstipasi Kronis Fungsional

VII. USULAN PEMERIKSAAN
a. Pemeriksaan Lab : Darah Lengkap, GDS, SGOT, SGPT, Ureum, Creatinin, Elektrolit
b. BNO
c. Barium enema
d. Full-thickness rectal biopsy (hasil belum didapatkan oleh penulis)

HASIL PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Darah Rutin
(30 Juni 2014)
Darah Rutin
(10 Juli 2014)
NORMAL SATUAN
Hb : 13,9 Hb : 12,5 P : 14-16 ; W: 12-16 gr/dl
Leu : 12.800 Leu : 8.500 3.500-10.000 /mm
LED : 40 LED : 10 P: < 10 ; W: < 20 mm/jam
Eri : 5,38 Eri : 4,8 3.8-5.8 jt/mm3
HT : 39,1 HT : 37,6 35-50
Trom : 565 Trom : 533 150-400 ribu/mm3
SGOT : 19 SGOT : 21 P: < 38 ; W: < 32 U/l
SGPT : 13 SGPT : 20 P: < 41 ; W: < 31 U/l
GDS : 131 GDS : 73 < 170 mg/dl
Ur : 43 Ur : 18 15-45 mg/dL
Cr : 0,6 Cr : 0,5 P: 0,7-1,2 ; W: 0,5-0,9 mg/dL
Na : 139 136-145 mEq/l
K : 3,7 3,3-5,1 mEq/l
Cl : 102 98-106 mEq/l

HASIL BNO ABDOMEN
Pada foto polos abdomen nampak fecal mass di seluruh kolon,
massa tinja memenuhi seluruh kolon dengan fecolith di
rektosigmoid. Selain itu nampak gambaran obstruksi letak
rendah, serta dapat menyingkirkan diagnosis lain seperti
peritonitis atau perforasi gaster. Selain itu tampak massa feses
yang terkumpul terutama di colon descenden bagian distal yaitu
rektum dan sigmoid.

HASIL BARIUM ENEMA

Nampak diameter rektosigmoid sangat berdilatasi (panah biru), adanya segmen sempit dari
sfingter anal (panah merah) dan zona transisi yaitu daerah perubahan dari segmen sempit ke
segmen dilatasi (panah kuning). Tidak tampak tanda colitis di sepanjang mukosa kolon.
Kesan : dapat sesuai dengan gambaran klasik Hirschsprung.



HASIL TEMUAN OPERASI
Dilakukan operasi kolostomi pada tanggal 14 Juli 2014 dengan hasil : Didapatkan dilatasi
pada segmen rekto-sigmoid. Dilakukan full thickness biopsy pada segmen yang berdilatasi,
PA (+) hasil (-)


VIII. RENCANA TERAPI
Medikasi :
- Rehidrasi cairan IVFD RL 20 tpm
- Injeksi Ranitidin 2x 1/2 amp, Ondansentron 2x 1/2 amp, Ceftriaxone 2x 500
mg drip iv
- Pemberian Dulcolax Supp
- Pemasangan NGT
- Pengaturan Nutrisi, dengan rincian : Protein 150 kal/3jam (via NGT),
Aminofusin Paed/24 jam (200 kal), Kaen3B/24 jam (108 kal)
- Bila obstruksi semakin memburuk maka pasien dipuasakan
- Irigasi rektum pagi dan sore dengan NaCL hangat 30 cc.

Bedah :
- Pro kolostomi tanggal 14 Juli 2014
- Operasi definitif dengan membuang segmen yang aganglionik

IX. PROGNOSIS
Quo ad vitam : bonam
Quo ad functionam : dubia ad bonam
Quo ad sanactionam : bonam

Anda mungkin juga menyukai