Anda di halaman 1dari 31

PLASENTA PREVIA

Presentator :Ernest T.B. Sianturi


Pembimbing :dr. Martuani Hutabarat, Sp.OG
dr. Rahmanita Sinaga
TEORI PENGANTAR
Definisi Plasenta Previa
Plasenta previa adalah plasenta yang berimplantasi pada
segmen bawah rahim demikian rupa sehingga menutupi
seluruh atau sebagian dari ostium uteri internum.
Etiologi
Umur dan paritas
Hipoplasia endometrium
Endometrium cacat pada persalinan berulang-ulang
Korpus lutem bereaksi lambat
Tumor
Kadang-kadang pada malnutrisi
Klasifikasi Plasenta Previa
Menurut de Snoo, berdasarkan pembukaan 4-5 cm
1. Plasenta previa sentralis (totalis ), bila pada pembukaan 4-5 cm
teraba plasenta menutupi seluruh ostium uteri internum (OUI).
2. Plasenta previa lateralis; bila mana pembukaan 4-5 cm sebagian
pembukaan ditutupi oleh plasenta, dibagi 2 :
2.1. plasenta previa lateralis posterior, bila sebagian menutupi oui bagian
belakang.
2.2. plasenta previa lateralis anterior; bila sebagian menutupi oui bagian
depan.
3. Plasenta previa marginalis; bila sebagian kecil atau hanya pinggir
OUI yang ditutupi plasenta.

Menurut penulis buku-buku Amerika Serikat :
Plasenta previa totalis ; seluruh ostea ditutupi plasenta.
Plasenta previa partialis ; sebagian ditutupi plasenta.
Plasenta letak rendah, pinggir plasenta berada 3-4 cm diatas pinggir
pembukaan pada periksa dalam tak teraba.
Menurut Browne :
1. Tingkat I, lateral plasenta previa : Pinggir bawah plasenta berinsersi
sampai ke segmen bawah rahim, namun tidak sampai ke pinggir
pembukaan.
2. Tingkat II, Marginal plasenta previa: Plasenta mencapai pinggir
pembukaan ( ostea ).
3. Tingkat III : complete placenta previa: Plasenta menutupi ostium
sewaktu tertutup dan tidak menutupi bila pembukaan hampir lengkap
4. Tingkat IV : central plasenta previa: Plasenta menutupi seluruhnya pada
pembukaan hampir lengkap.

Diagnosis
Anamnesis
Berdasarkan tanda dan gejala
6,7

1. Umur kehamilan saat terjadinya perdarahan. Biasanya terjadi pada kehamilan setelah
22 minggu terutama pada kehamilan multigravida.
2. Perdarahan yang khas tanpa nyeri, tanpa sebab, berulang kali.
3. Warna dan kapan saja munculnya perdarahan, frekuensi serta banyaknya perdarahan.
4. Mungkin sekali terjadi perdarahan postpartum karena : kadang kadang placenta lebih
erat melekat pada dinding rahim (plasenta akreta), daerah perlekatan luas dan daya
berkontraksi segmen bawah rahim kurang.

Inspeksi
1. Anemia.
2. Perdarahan yang keluar pervaginam. Biasanya perdarahan tersebut tidak terlalu
banyak dan berwarna merah segar.
Palpasi
1. Kepala anak sangat tinggi : karena plasenta terletak pada kutub bawah rahim, kepala
tidak dapat mendekati pintu atas panggul.
2. Janin sering belum cukup bulan, fundus uteri masih rendah, sering dijumpai kesalahan
letak janin, dan bagian terbawah janin tidak bisa berkedudukan tepat diatas pintu atas
panggul, mengolak atau goyang atau terapung (floating) di atas pintu atas panggul.


Ultrasonografi
Ultrasonografi berguna untuk menetapkan maturitas serta letak janin
disamping menetapkan lokasi plasenta, semuanya mempermudah bila
seksio sesarea diperlukan kelak.
Pemeriksaan Inspekulo
Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui apakah perdarahan berasal
dari ostium uteri eksternum atau dari kelainan serviks dan vagina
Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan Ekspetatif
Kriteria :
1. Umur kehamilan kurang dari 37 minggu
2. Perdarahan sedikit
3. Belum ada tanda-tanda persalinan
4. Keadaan umum pasien baik, kadar Hb
8gr % atau lebih


Rencana Penanganan :
1. Istirahat baring mutlak
2. Infus NaCl 0,9%/RL
3. Tokolitik (Nifedipin) jika dijumpai
kontraksi, roborantia
4. Periksa Hb, HCT, CT, golongan darah
5. Periksa USG
6. Awasi perdarahan terus menerus, tekanan
darah, nadi dan denyut jantung janin
7. Pematangan paru jika usia kehamilan <37
minggu dengan pemberian dexamethason
6mg/12 jam sebanyak 4 kali IM atau
bethamethasone 12mg/24jam sebanyak 2
kali IM
8. Pasien dirawat sampai kehamilan 37
minggu, selanjutnya penanganan secara
aktif

b. Penatalaksanaan Aktif
6,8

Kriteria :
1. Umur kehamilan (masa gestasi) 37 minggu, BB janin 2500 gr
2. Perdarahan banyak, 500cc atau lebih
3. Ada tanda-tanda persalinan
4. Keadaan umum pasien tidak baik, ibu anemik, Hb < 8 gr%

Persalinan pervaginam
a. Amniotomi (pemecahan selaput ketuban)
Amniotomi dilakukan dengan indikasi :
Plasenta previa lateralis atau marginalis atau letak rendah, bila telah ada pembukaan.
Pada primigravida dengan plasenta previa lateralis atau marginalis dengan pembukaan 4
cm atau lebih.
Plasenta previa lateralis/marginalis dengan janin yang sudah meninggal
b. Memasang cunam Willet Gausz
Pemasangan cunam Willet Gausz dapat dilakukan dengan mengklem kulit kepala janin
dengan cunam Willet Gausz. Kemudian cunam diikat dengan menggunakan kain kasa
atau tali yang diikatkan dengan beban kira-kira 50-100 gr atau sebuah batu bata seperti
katrol.

Persalinan perabdominam, dengan seksio cesarea
Persalinan dengan seksio cesarea bertujuan untuk secepatnya mengangkat sumber
perdarahan
Seksio cesarea dilakukan dengan indikasi :
1. Semua plasenta previa sentralis, janin hidup atau meninggal.
2. Semua plasenta previa lateralis posterior, karena perdarahan yang sulit
dikontrol dengan cara-cara yang ada.
3. Semua plasenta previa dengan perdarahan yang banyak dan tidak berhenti
dengan tindakan-tindakan yang ada.
4. Plasenta previa dengan panggul sempit, letak lintang
Komplikasi
Ada beberapa komplikasi yang bisa terjadi pada ibu hamil yang menderita
plasenta previa, yaitu :
7

1. Komplikasi pada ibu
a. Dapat terjadi anemia bahkan syok.
b. Dapat terjadi robekan pada serviks dan segmen bawah rahim yang rapuh.
c. Infeksi karena perdarahan yang banyak.

2. Komplikasi pada janin
a. Kelainan letak janin.
b. Prematuritas dengan morbiditas dan mortalitas tinggi.
c. Asfiksia intra uterin sampai dengan kematian.
LAPORAN KASUS
Identitas Pasien
Nama : Ny. JS
Umur : 25 tahun
Pekerjaan : Petani
Pendidikan : SMP
Agama : Kristen
Suku : Batak Toba
Alamat : Hutagalung Tuan Napitu
Tanggal masuk : 09 Desember 2013
Tanggal keluar : 12 Desember 2013
Status : G
3
P
2
A
0

Anamnesis Penyakit
KU : Keluar darah dari kemaluan
Telaah : Hal ini telah dialami pasien sejak tanggal 9
Desember 2013 pukul 08.00 WIB. Darah keluar bewarna merah
segar, volume 2x ganti doek. Riwayat keluar darah dari
kemaluan sebelumnya (-). Nyeri (-). Riwayat keluar air dari
kemaluan (-). BAK (+)N, BAB (+)N .
RPT : tidak ada.
RPO : Obat penambah darah.

Riwayat Haid
HPHT : 17/03/2013
TTP : 24/12/2013
Lama siklus : 28 hari
Siklus : Teratur

Antenatal Care
Periksa kehamilan kepada bidan.
Trimester I : -
Trimester II : 1 kali.
Trimester III : 1 kali.
Riwayat Persalinan
Laki-laki, aterm, lahir normal, 6 tahun.
Laki-laki, aterm, lahir normal, 2 tahun.
Hamil ini.
Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Compos Mentis
Anemia : Tidak ada
Ikterus : Tidak ada
Sianosis : Tidak ada
Dispnoe : Tidak ada
Edema : Tidak ada
Tanda dehidrasi : Tidak ada
Pernafasan per menit : 23 x/menit
Tekanan darah : 130/80 mmHg
Nadi per menit : 82 x/menit
Suhu : 36.5C

Pemeriksaan Obsetrikus
Pemeriksaan Hasil
Abdomen Membesar simetris, peritaltik (+) N
Tinggi fundus uteri 36 cm
Bagian tegang Kanan
Bagian terbawah Kepala
Denyut jantung janin 151x/menit
Taksiran berat badan janin 3750 g
Nyeri tekan Tidak ada
His Tidak ada
USG TAS (Transabdominal Sonography)
Janin Tunggal, Letak Kepala
FM (+), FHR (+)
Plasenta corpus posterior menutupi seluruh OUI
BPD 87,6 mm
Air ketuban cukup
Kesan: IUP (36-37) minggu + PK + AH + plasenta previa totalis

Kesimpulan
Umur kehamilan (minggu) : 36-37 minggu
Letak anak : Kepala
Panggul : Normal
Kehamilan resiko tinggi : Ada
Perdarahan antepartum : Ada
Inpartu : Belum
Keadaan janin : Sehat
Pecah ketuban (jam) : Belum pecah
Pre-eklampsia : Tidak ada
His : Tidak ada
Komplikasi : Tidak ada
Laboratorium
Hb : 12,7 g/dL
Ht : 33%
Eritrosit : 3,88x10
6
/L
Leukosit : 15,8x10
3
/L
Trombosit : 312 x10
3
/L

DIAGNOSA SEMENTARA
Fluxux pervaginam et causa plasenta previa totalis + MG + KDR(36-37
minggu) + PK + AH

RENCANA PERSALINAN
Sectio caesarea.

Laporan Operasi
Pasien dibaringkan dimeja operasi dengan infus
dan kateter terpasang baik
Dibawah spinal anastesi, dilakukan tindakan
antiseptik pada dinding abdomen. Kemudian
abdomen ditutup dengan doek steril kecuali
lapangan operasi
Dilakukan insisi pfanenstiel pada abdomen mulai
dari kutis, subkutis hingga fascia sepanjang 10
cm
Fascia digunting ke kiri dan ke kanan dengan
menyisipkan pinset anatomis
Otot dikuakkan secara tumpul
Peritoneum digunting ke atas dan ke bawah
Tampak uterus gravidarum sesuai usia kehamilan
Plika vesikauterina digunting ke kiri dan ke kanan
secara konkaf dan disisihkan secukupnya
Uterus di insisi secara konkaf ke kiri dan ke
kanan dan dipisahkan sesuai arah sayatan

Dengan menembus plasenta dan meluksir kepala,
lahir bayi laki-laki, BB 3200 g, PB 46 cm,
A/S=7/9, anus (+)
Tali pusat diklem di dua tempat dan digunting
diantaranya. Plasenta dilahirkan secara PTT,
kesan lengkap
Kedua tepi insisi uterus dijepit dengan oval klem.
Kavum uteri dibersihkan dari sisa plasenta
dengan kain kasa steril hingga bersih
Dilakukan penjahitan uterus secara continuous
interlocking, dilanjutkan dengan
reperitonealisasi
Kavum abdomen dibersihkan hingga bersih
Abdomen ditutup lapis demi lapis
Luka operasi ditutup dengan supratul dan kassa
steril

TERAPI
IVFD RL 20 gtt/menit
Injeksi Ceftriaxone 1 gr/12 jam
Injeksi Ketorolac 1 amp/8 jam
Injeksi Ranitidin 1 amp/8jam

ANJURAN
Awasi vital sign, kontraksi uterus,
dan tanda-tanda perdarahan.
Periksa darah lengkap post SC.
Mobilisasi bertahap.

Follow Up
Hari NH1 NH2 NH3
Sensorium Compos Mentis Compos Mentis Compos Mentis
TD 120/70 mmHg 110/80 mmHg 130/80mmHg
HR 72x/menit 74x/menit 70x/menit
RR 23x/menit 22x/menit 24x/menit
Suhu 36,1
0
C 36,8
0
C 36,5
0
C
ASI - - -
Abdomen Supel Supel Supel
Kontraksi
Kuat Kuat Kuat
TFU
3 jari dibawah pusar 2 jari dibawah pusar 2 jari dibawah pusar
Peristaltik
+ + +
BAK + + +
BAB
- - -
Flatus + + +
Perdarahan pervaginam + + +
Terapi - IVFD RL 20 gtt/menit
- Injeksi Ceftriaxone 1gr/12 jam
- Injeksi Ketorolac 1 amp/8 jam
- Injeksi Ranitidin 1 amp/8jam

- IVFD RL 20 gtt/menit
- Injeksi Ceftriaxone 1gr/12 jam
- Injeksi Ketorolac 1 amp/8 jam
- Injeksi Ranitidin 1 amp/8jam

- Cefadroxil 2x500 mg
- Asam Mefenamat 3x 500 mg
- Vitamin B Complex 2x1 hari
Analisa Kasus
Teori Kasus
Wanita 30 tahun keatas 3 kali lebih besar
peluangnya mengalami plasenta previa
daripada wanita yang lebih muda. Kejadian
plasenta previa tiga kali lebih sering pada
wanita multipara daripada primipara.
Pasien berusia 25 tahun dan ini merupakan
kehamilan ketiga.
Perdarahan berulang tanpa alasan dan tanpa
rasa nyeri merupakan gejala utama dari
plasenta previa. Darah bewarna merah segar
Pasien datang dengan keluhan keluar darah
dari kemaluan yang sudah dialami sebanyak
2 kali. Darah berwarna merah segar dan
pasien tidak merasakan nyeri.
Teori Kasus
Plasenta Previa adalah plasenta yang
letaknya abnormal yaitu pada segmen
bawah uterus sehingga dapat menutupi
sebagian atau seluruh ostium uteri
internum. Pemeriksaan USG untuk
menentukan implantasi plasenta dan jarak
tepi plasenta terhadap ostium.
Dilakukan pemeriksaan USG TAS, dan
didapati plasenta menutupi seluruh OUI.
Kesan plasenta previa totalis + MG +
KDR(36-37 minggu) + PK + AH

Ada 4 derajat abnormalitas yang diketahui
yaitu plasenta letak rendah, plasenta previa
marginalis, plasenta previa parsialis,
plasenta previa totalis.
Pasien didiagnosa dengan plasenta previa
totalis + MG + KDR(36-37 minggu) + PK +
AH.
Penanganan aktif dilakukan pada usia
kehamilan 37 minggu dengan plasenta
previa totalis, yaitu berupa partus
perabdominal (sectio cesarea).

Pada kasus ini, kehamilan diterminasi pada
usia kehamilan usia 36-37 minggu.

THANK YOU !

Anda mungkin juga menyukai

  • Gangguan Pendengaran PDF
    Gangguan Pendengaran PDF
    Dokumen10 halaman
    Gangguan Pendengaran PDF
    Evelyne Theresia
    Belum ada peringkat
  • Anestesi Apendiktomi
    Anestesi Apendiktomi
    Dokumen17 halaman
    Anestesi Apendiktomi
    Ernest Teguh Benedictus Sianturi
    0% (1)
  • ILMU PENYAKIT DALAM
    ILMU PENYAKIT DALAM
    Dokumen12 halaman
    ILMU PENYAKIT DALAM
    Ernest Teguh Benedictus Sianturi
    Belum ada peringkat
  • Komunikasi Pembangunan & Perubahan Sosial
    Komunikasi Pembangunan & Perubahan Sosial
    Dokumen4 halaman
    Komunikasi Pembangunan & Perubahan Sosial
    Ernest Teguh Benedictus Sianturi
    Belum ada peringkat
  • Asfiksia Fix
    Asfiksia Fix
    Dokumen24 halaman
    Asfiksia Fix
    Ernest Teguh Benedictus Sianturi
    Belum ada peringkat
  • Anestesia Umum
    Anestesia Umum
    Dokumen16 halaman
    Anestesia Umum
    Ernest Teguh Benedictus Sianturi
    Belum ada peringkat
  • HNP Neuro
    HNP Neuro
    Dokumen15 halaman
    HNP Neuro
    Ernest Teguh Benedictus Sianturi
    Belum ada peringkat
  • Traumatologi
    Traumatologi
    Dokumen20 halaman
    Traumatologi
    Ernest Teguh Benedictus Sianturi
    Belum ada peringkat
  • HNP
    HNP
    Dokumen16 halaman
    HNP
    Ernest Teguh Benedictus Sianturi
    Belum ada peringkat
  • HNP Lumbal
    HNP Lumbal
    Dokumen10 halaman
    HNP Lumbal
    Ernest Teguh Benedictus Sianturi
    Belum ada peringkat
  • Anatomi Telinga
    Anatomi Telinga
    Dokumen1 halaman
    Anatomi Telinga
    Ernest Teguh Benedictus Sianturi
    Belum ada peringkat
  • Asuhan Keperawatan Klien Luka Bakar
    Asuhan Keperawatan Klien Luka Bakar
    Dokumen50 halaman
    Asuhan Keperawatan Klien Luka Bakar
    Ernest Teguh Benedictus Sianturi
    Belum ada peringkat
  • Belajar Hernia
    Belajar Hernia
    Dokumen2 halaman
    Belajar Hernia
    Ernest Teguh Benedictus Sianturi
    Belum ada peringkat
  • Asuhan Keperawatan Klien Luka Bakar
    Asuhan Keperawatan Klien Luka Bakar
    Dokumen50 halaman
    Asuhan Keperawatan Klien Luka Bakar
    Ernest Teguh Benedictus Sianturi
    Belum ada peringkat
  • Tatalaksana DBD - Depkes 2007
    Tatalaksana DBD - Depkes 2007
    Dokumen48 halaman
    Tatalaksana DBD - Depkes 2007
    Kartika Soka Rahmita Dachlan
    0% (1)
  • Traumatologi Forensik
    Traumatologi Forensik
    Dokumen18 halaman
    Traumatologi Forensik
    Ernest Teguh Benedictus Sianturi
    Belum ada peringkat
  • 05 178kematianbatangotak
    05 178kematianbatangotak
    Dokumen3 halaman
    05 178kematianbatangotak
    abelinda
    Belum ada peringkat
  • Gejala dan Penyebab Glossitis
    Gejala dan Penyebab Glossitis
    Dokumen6 halaman
    Gejala dan Penyebab Glossitis
    Ernest Teguh Benedictus Sianturi
    Belum ada peringkat
  • VHD
    VHD
    Dokumen16 halaman
    VHD
    Ernest Teguh Benedictus Sianturi
    Belum ada peringkat
  • Bms166 Slide Gangguan Kepribadian
    Bms166 Slide Gangguan Kepribadian
    Dokumen24 halaman
    Bms166 Slide Gangguan Kepribadian
    Ester Sibarani
    Belum ada peringkat
  • Anemia Defisiensi Besi
    Anemia Defisiensi Besi
    Dokumen39 halaman
    Anemia Defisiensi Besi
    Ernest Teguh Benedictus Sianturi
    Belum ada peringkat
  • SC Pada HELLP Syndrome
    SC Pada HELLP Syndrome
    Dokumen42 halaman
    SC Pada HELLP Syndrome
    Ernest Teguh Benedictus Sianturi
    Belum ada peringkat
  • Gizi Pada Ibu Menyusui
    Gizi Pada Ibu Menyusui
    Dokumen15 halaman
    Gizi Pada Ibu Menyusui
    Daniel Suarez Parapat
    Belum ada peringkat
  • Belajar Serumen
    Belajar Serumen
    Dokumen1 halaman
    Belajar Serumen
    Ernest Teguh Benedictus Sianturi
    Belum ada peringkat
  • Neuropatologi
    Neuropatologi
    Dokumen28 halaman
    Neuropatologi
    Ernest Teguh Benedictus Sianturi
    Belum ada peringkat
  • Belajar Hernia
    Belajar Hernia
    Dokumen2 halaman
    Belajar Hernia
    Ernest Teguh Benedictus Sianturi
    Belum ada peringkat
  • Plasenta Previa + Fluxus Pervaginam
    Plasenta Previa + Fluxus Pervaginam
    Dokumen31 halaman
    Plasenta Previa + Fluxus Pervaginam
    Ernest Teguh Benedictus Sianturi
    Belum ada peringkat