Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kimia adalah subjek yang konseptual. Banyak dari konsep-konsep tersebut
bersifat abstrak. Beberapa istilah dalam kimia hanya dapat dipahami ketika siswa
dapat melihat materi itu dan memanipulasi atau paling tidak prosesnya dapat
diamati secara langsung (Taber, 2!". Kimia memiliki konsep-konsep yang
saling berkaitan dan berjenjang dari konsep yang sederhana ke konsep yang lebih
tinggi tingkatannya dan lebih kompleks. Kompleksitas dalam kimia menyebabkan
kimia menjadi sukar, bahkan siswa dapat mengalami miskonsepsi
(#astrawijaya,$!%%" sehingga untuk memahami konsep yang lebih tinggi
tingkatannya perlu pemahaman yang benar terhadap konsep dasar yang
membangun konsep tersebut (&ffendi,22".
Konsep-konsep abstrak dalam kimia dapat dipelajari jika seorang indi'idu
memiliki kemampuan berpikir formal tinggi yang telah mencapai tingkat operasi
formal berdasarkan teori perkembangan kognitif (iaget (Beistel,$!)*". +ebih
lanjut, ,ast et al. ($!)!-." menyatakan bahwa kombinasi antara fakta-fakta,
perhitungan matematis dan teori menjadikan ilmu kimia sebagai salah satu mata
pelajaran yang menuntut kemampuan intelektual yang tinggi pada siswa yang
mempelajarinya. #antrock (2/" menyatakan bahwa banyak siswa yang belum
sepenuhnya mencapai cara berpikir formal, dalam arti mampu berpikir hipotesis-
deduktif. 0al inilah yang menyebabkan seseorang dapat menginterpretasikan
konsep-konsep kimia secara berbeda bahkan tidak sesuai dengan konsep yang
1
sebenarnya. (ada akhinya karakteristik konsep kimia yang abstrak dan
kemampuan formal siswa yang kurang dapat memicu terjadinya miskonsepsi.
1artin (dalam Thompson,2.-**/" mendeskripsikan miskonsepsi adalah
ide-ide yang menunjukkan pemahaman yang tidak benar terhadap konsep, objek
atau peristiwa yang terkonstruksi berdasarkan pengalaman seseorang. Baser
(2." mengemukakan bahwa siswa dapat merespon pertanyaan dalam konsep
sains secara tepat, namun mereka mengalami miskonsepsi ketika penerapan
konsep kimia dalam kehidupan sehari-hari. #alah satu konsep kimia yang bersifat
abstrak dan membuka peluang besar terjadinya miskonsepsi adalah materi
Termokimia.
Konsep termokimia diajarkan di kelas 23 #14 5egeri . 1alang dalam
mata pelajaran kimia. 4da 6 kelas 23 3(4 di #14 5egeri . 1alang, yaitu 23-4$,
23-42, 23-4/,dan 23-46. (eneliti telah memilih 2 kelas dengan nilai ulangan
harian termokimia yang memiliki rata-rata lebih rendah daripada siswa kelas 23-4
lainnya. #ebanyak 6$,2 7 siswa 23-4$ dan .),. 7 siswa 23-42 mengalami
kesulitan dalam memahami termokimia.
Konsep termokimia berkaitan dengan perubahan kalor dalam reaksi kimia,
perubahan fase dan perhitungan energi yang menyertai pembentukan atau
pemutusan ikatan kimia. 4yyildi8 and Tarhan (2$2" meneliti dengan judul The
Effective Concepts on Students Understanding of Chemical Reactions and
Energy. 0asil studinya menjelaskan bahwa miskonsepsi terkait sistem dan
lingkungan, sistem terbuka dan tertutup, reaksi eksoterm dan endoterm, energi
dalam, hukum pertama termodinamika, perubahan entalpi, energi ikat, perubahan
spontan dan tidak spontan, serta entropi telah teridentifikasi. 1iskonsepsi pada
2
siswa dapat diatasi dengan merekonstruksi konsep awal siswa yang salah menjadi
konsep baru yang benar.
#trike and (osner ($!!2" menjelaskan ruang lingkup teori perubahan
konseptual secara rinci dan menekankan tujuan untuk membuat situasi yang
diperlukan untuk merestrukturisasi konsep yang ada. (osner ($!%2"
mengidentifikasi beberapa 'ariasi pemikiran kritis dalam perubahan konsep yaitu
ketidakpuasan pada konsep sebelumnya atau menerima konsep baru yang lebih
bisa dimengerti, masuk akal dan dapat diterima. 4pabila konsep yang baru
disajikan lebih mudah dimengerti, masuk akal dan dapat diterima maka hal ini
dapat memicu terjadinya perubahan konsep.
#alah satu cara yang dapat digunakan untuk mendukung terjadinya
perubahan konsep dan memperbaiki miskonsepsi siswa adalah 9#+1 (Dual
Situated Learning Model" (#he,22,2/,26,2$". 3stilah : Situated
learning" berarti bahwa desain perubahan konsep dalam learning event perlu
didasarkan pada sifat konsep sains dan keyakinan siswa terhadap konsep sains,
dalam rangka menentukan mentala set apa saja yang penting dan dibutuhkan
untuk membangun pandangan yang lebih ilmiah dari konsep sains. #etiap kali
siswa menghadapi fenomena baru, mereka perlu untuk merujuk konsep-konsep
yang telah ada untuk memahami makna fenomena yang terjadi. Tanpa konsep
yang ada, tidak mungkin siswa bertanya dan menjawab pertanyaan tentang
fenomena baru serta menghubungkan makna fenomena baru dengan konsep yang
telah dimiliki (4ydin,2$2".
Tahap selanjutnya, dual situated learning event harus diadakan dalam
rangka membantu siswa menghubungkan mental set yang lama dengan mental set
baru. 3stilah :Dual: berarti bahwa learning events memiliki tiga fungsi yaitu - ($"
3
mempertimbangkan sifat konsep sains dan keyakinan siswa terhadap konsep
sains, (2" menciptakan disonansi dengan pengetahuan siswa yang sudah ada, dan
menunjukkan sebuah mental set baru untuk menambah pandangan sains siswa,
dan (/" menstimulasi moti'asi serta menantang keyakinan dari konsep yang siswa
terima sebelumnya sebagai tantangan dalam perspektif ontologi dan epistimologi
dari konsep sains. Treagust and 9uit (2!" meneliti dengan judul Multiple
erspectives of Conceptual Change in Science and the Challenges !head. 0asil
studinya menjelaskan bahwa model perubahan konseptual akan terjadi ketika
ketidakpuasan siswa terhadap pengetahuan sebelumnya diyakini dapat
menginisiasi perubahan konsep yang dramatis dan dicocokan dengan konstruksi
pandangan epistimologi melalui penekanan pada konsep maing-masing indi'idu
serta perkembangan konsepnya. (erubahan konsep juga dapat terjadi sebagai
akibat dari perubahan ontologi siswa (;hi $!!6". 9alam frameworknya, 9#+1
mampu mengkonstruk perubahan konsep melalui perspektif epistimologi, ontologi
dan moti'asi.
1oti'asi diwujudkan dalam desain dan proses pembelajaran dari dual
situated learning event yang mengharuskan siswa untuk aktif terlibat dalam
membuat prediksi, membayangkan apa yang sebenarnya terjadi dan menjelaskan
mengapa hal itu berbeda dari prediksi mereka, sehingga merangsang
keingintahuan dan ketertarikan ( +iao, <.-=., > #he, 0.-;. , 2!". 1oti'asi
merupakan faktor penting yang dapat mempengaruhi nilai kognitif siswa dan
memberikan penguatan terhadap kejiwaan siswa agar tidak merasa traumatis
terhadap proses remedial. 1oti'asi siswa dapat dibangkitkan melalui pembuatan
peta pemikiran atau Mind map
4
Bu8an (22" menjelaskan bahwa Mind map dapat menciptakan
pembelajaran aktif, menumbuhkan moti'asi, meningkatkan rasa percaya diri dan
mendukung perbedaan gaya belajar dan tingkatan kemampuan siswa dengan cara
menyenangkan.+ebih jauh, 1c4leese ($!!6" menunjukkan bahwa Mind map
merupakan "entu# auto$monitoring dari beberapa aspek dalam struktur
pengetahuan siswa yang dalam prosesnya dapat di'isualisasikan dalam bentuk
peta pemikiran. (embuatan Mind map dapat diaplikasikan pada tahapan terakhir
dalam 9#+1 yaitu tahapan mengajar dengan challenging situated learning event,
dimana guru bisa mengidentifikasi apakah sudah terjadi perubahan konsep atau
belum.
Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk meneliti tentang Kajian
Kualitatif Miskonsepsi dan Peraikan pada Materi !er"oki"ia
Menggunakan D#LM $Dual Situated Learning Model% Berantuan Mind-
Map&.
B. 'u"usan Masala(
$. 4pa saja miskonsepsi yang dimiliki siswa pada materi termokimia?
2. Bagaimana proses perubahan konsep yang terjadi pada siswa dalam
pelaksanaan 9#+1 berbantuan Mind$Map?
). Landasan !eori
1. Miskonsepsi dan Perua(an Konsep dala" Ki"ia
Konten ilmu kimia yang berupa konsep, hukum, teori, pada dasarnya
merupakan produk dari rangkaian proses menggunakan sikap ilmiah. @abel
($!!!" mengelompokkan konsep kimia dalam dua wilayah yaitu mikroskopis dan
makroskopis. Aepresentasi mikroskopis yaitu representasi kimia yang
menjelaskan mengenai struktur dan proses pada le'el partikel (atomBmolekular"
5
terhadap fenomena makroskopik yang diamati. macroscopic representations that
describe bulk properties of tangible and 'isible phenomena in the e'eryday
eCperiences of learners when obser'ing changes in the properties of matter (e.g.
colour changes, p0 of aDueous solutions, and the formation of gases and
precipitates in chemical reactions", Aepresentasi makroskopis mendeskripsikan
tentang ciri-ciri dalam ukuran besar dari fenomena yang terlihat dan nyata dalam
pengalaman siswa setiap hari ketika mengobser'asi perubahan ciri-ciri materi
seperti perubahan warna, p0 larutan, dan pembentukan gas serta endapan dalam
reaksi kimia (;handrasegaran et al, 2)- 2!6"
Konsep kimia yang berada pada lingkup mikroskopis (seperti teori atom,
ikatan kimia, dan sistem periodik" sehingga disebut konsep abstrak. Konsep kimia
yang masuk dalam lingkup makroskopis (seperti larutan asam basa, pembentukan
senyawa garam dan elektrokimia" selanjutnya disebut konsep konkret. Konsep-
konsep abstrak memiliki tingkat kesulitan lebih tinggi dibandingkan konsep-
konsep konkret, karena konsep-konsep abstrak memerlukan pemikiran yang lebih
untuk memecahkan masalah-masalah yang tidak dapat diamati secara langsung.
1enurut 0uddle et al (2", kesulitan siswa dalam memahami ilmu kimia
ditandai dengan ketidakmampuan siswa dalam memahami konsep-konsep kimia
dengan benar. 0al ini disebabkan oleh- ($" adanya anggapan yang telah mengakar
dikalangan guru bahwa kemampuan siswa dalam menyelesaikan persoalan-
persoalan algoritmik juga menunjukkan kemampuan konseptualnya, padahal
kemampuan algoritmik siswa tidak menunjukkan kemampuan konseptualnyaE dan
(2" bahan ajar yang digunakan tidak mengaitkan ketiga le'el representasi kimia
6
yaitu makroskopis, simbolik, dan mikroskopis. Kesulitan dalam memahami inilah
yang menyebabkan siswa mengalami miskonsepsi.
1iskonsepsi adalah konsep-konsep yang secara scientific diterima menjadi
suatu kebenaran dan konsep-konsep tersebut dikonstruksi secara tidak sempurna
dan tidak benar oleh siswa terpisah dari salah satu konsep yang dipelajari secara
bermakna oleh siswa pada akhir proses pembelajaran (5akhleh, $!!2". +ebih
lanjut 5ational Aesearch ;ouncil (5A;" (dalam gooding > 1et8, 2$$-/*"
menyatakan bahwa ada * tipe miskonsepsi yang dapat menginterferensi sistem
pembelajaran yaitu-
$. preconceived notions,
2. nonscientific "eliefs,
/. conceptual misunderstandings,
6. vernacular misconceptions% and
*. factual misconceptions
#cience Teaching Aeconsidered ($!!)", kemudian secara rinci menjelaskan
lima kategori miskonsepsi,yaitu-
a& reconceived notions are popular conceptions rooted in everyday
e'periences%
"& (onscientific "eliefs include vie)s learned "y students from sources other
than scientific education% such as rreligious or mythical teachings
c& Conceptual understandings arise )hen students are taught scientific
information in a )ay that does not provo#e them to confront parado'es
and conflicts resulting from their o)n preconceived notions and
nonscientific "eliefs& to deal their confusion% students themselves are
insecure a"out the concepts
7
d& vernacular misconceptions arise from the use of )ords that mean one
thing in everyday life and another in a scientific conte't&
e& factual misconceptions are falsities often learned at an early age and
retained unchallenged into adulthood
1iskonsepsi dapat merusak struktur pengetahuan yang telah diperoleh
siswa. Fntuk mengatasi miskonsepsi dan membuat pembelajaran lebih bermakna,
guru harus mengganti pemahaman yang salah dengan pemahaman yang benar
(#mith, Blakeslee and 4nderson, $!!/". 1iskonsepsi pada siswa dikatakan telah
sukses diatasi apabila telah terjadi perubahan konseptual. (erubahan konseptual
adalah strategi mengajar yang menuntut siswa untuk memperbaiki kerangka
konseptual ketika belajar sesuatu. 1anusia membangun makna dari pengalaman
dalam kehidupan sehari-hari mereka dan sering kali konsep-konsep yang ada tidak
selaras dengan fenomena ilmiah (4rias,2)". (erubahan konsep mendeskripsikan
tentang belajar dimana merupakan interaksi antara konsep baru dengan konsep
yang telah ada dengan 6 kondisi yaitu ketidakpuasan, kejelasan, logika, dan
keberhasilan (5o'ak,22".
#he and +iao (2!" menyatakan bahwa perubahan konseptual tidak akan
terjadi secara mudah hanya dengan menciptakan konflik kognitif, tetapi
perubahan konsep harus menunjukkan mental set yang baru kepada siswa dalam
menciptakan disonansi. (enciptaan disonanasi dengan pre$e'isting #no)ledge
siswa dapat memunculkan rasa penasaran dan ketertarikan, seiring dengan
memberikan tantangan terhadap keyakinan epistimologi dan ontologi tentang
konsep sains. (osner et al. ($!%2" mengatakan bahwa konsep sains harus mudah
dimengerti, masuk akal dan bermanfaat agar perubahan konsep dapat sukses
terjadi. 1udah dimengerti artinya konsep baru yang didapatkan harus jelas dan
8
cukup masuk akal bagi siswa. 1asuk akal berarti konsep baru harus benar-benar
logis dan dapat diterima. Bermanfaat artinya konsep baru harus menunjukkan
potensi produktif kepada siswa untuk memecahkan masalah sebelumnya
2. D#LM (Dual Situated learning Model)
#alah satu cara yang dapat mendukung terjadinya perubahan konsep dan
memperbaiki konsep siswa adalah 9#+1 (Dual Situated Learning Model" (#he,
22, 2/,26, 2$". 9#+1 dipilih menjadi teknik untuk memperbaiki
miskonsepsi siswa karena 9#+1 menggunakan / aspek dalam mewujudkan
terjadinya perubahan konsep yaitu epistimologi,ontologi dan moti'asi. 9#+1
dapat memberikan solusi efektif dalam mengatasi miskonsepsi siswa dalam topik-
topik kimia karena 9#+1 telah terbukti memberikan hasil positif dalam
mengatasi miskonsepsi dalam beberapa materi sains. 9#+1 menunjukkan
kesuksesan dalam merubah konsep siswa pada topik atom (#he,2$". Bukti lain
tentang keefektifan dari perubahan konsep terhadap siswa #ekolah 1enengah
(ertama untuk materi tekanan dan daya apung, perubahan suhu,transfer panas,
kelarutan dan difusi, serta meosis dan mitosis (#he, 22, 2/,26a,bE Tang,
#he, > +ee, 2*". (enulis percaya bahwa ada potensi besar untuk mengubah
konsep siswa sebaik pengalaman sains seorang saintis melalui 9#+1.
9#+1 tersusun dalam enam tahap (#0&, 2$" - (i" memeriksa atribut
konsep sains siswa. Tahap awal yang digunakan untuk mendapatkan informasi
mental set esensial yang dibutuhkan untuk merekonstruksi konsep sains siswa
sebelumnya. (ii" menelaah miskonsepsi pada siswa. Tahap ini bertujuan menelaah
pandangan ontologi siswa yang diukur melalui keyakinan siswa terhadap konsep
sains. (iii" menganalisis atribut konsep siswa yang lemah. (ada tahap pertama dan
9
kedua mengindikasikan mental set mana saja yang mengalami kelemahan secara
spesifik, kemudian guru akan mendesain langkah-langkah perbaikan konsep
melalui Dual Situated Learning Events& (i'" mendesain Dual Situated Learning
Events& (ada tahap keempat, guru merancang tahapan Dual Situated Learning
Events disesuaikan dengan mental set yang dibutuhkan untuk membantu siswa
mengkonstruksi kembali pemahaman yang benar. ('" mengajar dengan Dual
Situated Learning Events& Tahap ini memberi kesempatan siswa untuk membuat
prediksi dan memberikan penjelasan mengenai prediksi yang telah siswa utarakan.
('i" mengajar dengan Challenging Situated Learning Events. Tahap terakhir
adalah mempresentasikan Challenging Situated Learning Events untuk
memberikan kesempatan kepada siswa mengaplikasikan mental set baru yang
telah mereka peroleh pada situasi baru untuk memastikan perubahan konsep telah
sukses terjadi. Tahap-tahap 9#+1 lebih lanjut akan dijelaskan dalam tabel berikut
-
Tabel 2.$ - . Tahap 9#+1
Dual Situated Learning
Model
9eskripsi 9imensi ,ungsional Teori
9#+1
#tage $- memeriksa
atribut dari konsep sains
Tahap ini memberikan
informasi tentang mental
set dasar yang
dibutuhkan untuk
mengkonstruk
pandangan sains terkait
konsep tersebut
Konsep-konsep sains
ilmiah adalah bagian
terpenting dari 9#+1
yang menentukan apakah
konseptual
perubahan dapat dicapai.
1isalnya - beberapa
konsep diklasifikasikan
10
sebagai proses, atau
tingkat hirarki lebih tinggi,
atau konsep abstrak.
4tribut ini seharusnya
dianalisis sebelum
perencanaan dari dual
situated
learning events
#tage 2- 1enelaah
konsep sains alternati'e
siswa
1enelaah keyakinan
siswa mengenai konsep
sains itu sendiri
#iswa meyakini bahwa
konsep sains merupakan
bagian penting lain dari
9#+1, yang menentukan
dimana perubahan konsep
dapat terjadi. 0al ini akan
menekankan konsep
alternati'e yang siswa
miliki
#tage /- 1enganalisis
mental set siswa mana
saja yang masih kurang
1enentukan seberapa
banyak dan bagian mana
saja dari konsep sains
siswa yang mengalami
kekurangan berdasarkan
tahap awal 9#+1
Konsep sains ilmiah dan
keyakinan siswa terhadap
konsep sains menunjukkan
dasar untuk menentukan
mental set tertentu yang
siswa butuhkan untuk
perubahan konsep
#tage 6- 1endisain dual
situated learning events
9esain dari e'en
berdasarkan mental set
9esain masing-masing
e'en harus menciptakan
11
tertentu dari siswa yang
kurang, sehingga
sebanyak apakah e'en
dapat didesain. 1asing-
masing e'en berdasarkan
konsep pada tahap awal
dan tahap kedua 9#+1
disonansi terhadap
keyakinan awal siswa
tentang konsep sains.
#elebihnya, desain
tersebut juga harus
mempertimbangkan
peningkatan moti'asi
siswa dan menantang
keyakinan mereka tentang
konsep itu
#tage *- 1engajar
dengan dual situated
learning
e'ents
1asing-masing e'en
memberikan kesempatan
kepada siswa untuk
membuat prediksi dan
memberikan penjelasan
sebelum dan sesudah
e'en dan lebih jauh
memberikan alas an
mengapa terjadi
perubahan konsep atau
mempertahankan konsep
awal
#elama pengajaran
masing-masing e'en dapat
mengkonfrontasi
kepercayaan mereka
terhadap konsep sains, dan
menstimulasi rasa
penasaran dan ketertarikan
siswa dengan cara
memberikan tantangan
terhadap epistimologi dan
ontologi siswa terhadap
proses sains. +ebih jauh,
masing-masing e'en dapat
merekonstruksi mental set
siswa
12
#tage .- 1engajar
dengan challenging
situated
learning event
(ada tahap terakhir
memberikan kesempatan
pada siswa untuk
mengaplikasikan mental
set siswa yang baru pada
kondisi baru, dan
meyakinkan bahwa
perubahan konsep telah
sukses terjadi
9esain challenging
situated learning event
dibutuhkan untuk
mengkombinasikan semua
mental set awal siswa
yang sebelumnya
mengalami kekurangan
dan sekarang sudah
direkonstruksi melalui
tahap-tahap 9#+1
3. Model Pe"elajaran Mind map
1ind map adalah sebuah ekspresi dari radiant thin#ing% proses berpikir
asosiatif dimana terhubung dengan titik pusat dan terjadi secara alami dari pikiran
manusia. 0al ini dapat diungkapkan dalam sebuah teknik grafik yang dapat
membantu meningkatkan proses belajar dan menjernihkan pikiran (Bu8an >
Bu8an, $!!/". Mind map dapat digunakan sebagai metode belajar mandiri sebagai
fasilitas untuk memahami konsep-konsep sulit atau bahkan mengidentifikasi pada
bagian mana dari materi yang mengalami miskonsepsi.
1enurut &ric Gensen (22- !*", Mind map (peta pikiran" sangat bermanfaat
untuk memahami materi, terutama materi yang telah diterima oleh siswa dalam
proses pembelajaran. +ebih lanjut, beberapa manfaat penyusunan mind map
menurut ;anas et al, (2/" adalah sebagai berikut-
*& #ebagai kerangka pemahaman siswa
+& untuk konsolidasi pengalaman belajar siswa,
,& untuk memperbaiki kondisi afektif untuk belajar,
-& sebagai bantuan atau alternatif untuk menulis tradisional,
.& untuk mengajarkan berpikir kritis, dan
/& sebagai representasi mediasi&
13
Mind map (peta pikiran" bertujuan membuat materi pelajaran terpola secara
'isual dan grafis yang akhirnya dapat membantu merekam, memperkuat, dan
mengingat kembali informasi yang telah dipelajari. Ketika siswa mengalami
miskonsepsi maka melaui pembuatan mind map, guru akan dapat mengidentifikasi
dimana letak miskonsepsinya. 5o'ak > @owin ($!%6" memaparkan langkah-
langkah penerapan mind map dalam pembelajaran adalah sebagai berikut -
$. #iswa mendefinisikan topik atau fokus pertanyaan. (eta konsep harus
mencakup lebih dari satu pertanyaan yang mungkin sulit untuk dikelola
dan dibaca.
2. (ertama kunci topik harus didifinisikan terlebih dahulu, selanjutnya adalah
untuk mendefinisi dan mendaftar konsep terpenting dan konsep umum
terkait dengan topik
/. Konsep diurutkan dari atas ke bawah pada mapping field, dari topik yang
atau morfologi.
6. 4pabila kunci topik telah diidentifikasi dan diurutkan, kata penghubung
ditambahkan untuk membentuk peta konsep awal.
*. ,rase penghubung ditambahkan untuk mendeskripsikan hubungan antara
konsep
.. Gika peta konsep awal telah tersusun, langkah selanjutnya adalah mencari
cross lin#s, yang mana penghubung dengan konsep terdapat pada area
berbeda atau sub-domains pada peta konsep. Cross lin#s membantu
mengelaborasi bagaimana konsep-konsep itu saling terhubung.
). +angkah akhir adalah mere'iew mind map dan bila dibutuhkan akan ada
perubahan struktur dan konten dari mind map.
4. Kajian Miskonsepsi pada Materi !er"oki"ia
Topik bahasan termokimia diajarkan di kelas 23 semester ganjil. 9alam
kurikulum #14, materi termokimia memiliki peran penting, karena pemahaman
14
terhadap materi termokimia terkait dengan materi lain yaitu kesetimbangan kimia,
ikatan kimia dan larutan asam basa. Konsep-konsep termokimia disusun pada peta
konsep berikut -
@ambar 2.$ peta konsep termokimia
(urwaningtyas (2)" melakukan penelitian tentang analisis miskonsepsi
termokimia pada siswa kelas 23 #14 5egeri $ Tongas Kabupaten (robolinggo.
miskonsepsi yang dialami siswa kelas 23 yaitu, ($" Aeaksi endotermik adalah
reaksi yang memiliki H0 negatif. (2" Aeaksi endotermik ditandai dengan terjadi
penurunan suhu, (/" Aeaksi endotermik ditandai dengan terjadi kenaikan suhu
pada waktu reaksi berlangsung.
Barke et,al.(2!" mengidentifikasi beberapa miskonsepsi yang terjadi
pada materi termokimia. #iswa berpikir bahwa energi dapat diciptakan dan dapat
musnah. #iswa sulit membedakan suhu dan kalor. +ebih lanjut, siswa berpikir
bahwa massa 8at sebelum dan sesudah bereaksi adalah sama. #iswa juga
mengalami konflik kognitif dimana energi selalu menyebabkan terjadinya
peningkatan suhu.
15
3dentifikasi 1iskonsepsi pada materi termokimia menurut 4yyildi8 and
Tarhan (2$2" antara lain-
$. &nergi hanya ditemukan pada mahluk hidup dan digunakan dalam reaksi
kimia
2. Tidak ada energi yang tersimpan dalam reaksi kimia karena energi dapat
musnah
/. Aeaksi kimia terjadi untuk membentuk produk dan produk adalah
campuran dari pembentukan reaktan
6. &nergi dalam jumah banyak dibutuhkan untuk pembentukan reaksi
eksoterm
*. Ketika materi berubah fase dari padatan menjadi gas maka energi akan
dilepaskan ke lingkungan
.. Tidak ada panas yang terjadi selama kondisi isothermal
). Gika molekul gas terbentuk pada reaksi akhir dari sistem, maka sistem
tersebut tidak dapat didefinisikan dalam kondisi isobar
%. &nergi termal dari 2 substansi dangan suhu yang sama dan kondisi
tekanan yang seimbang dapat terjadi meskipun dalam 'olume berbeda
!. Ketika dua wadah diisi air dalam kondisi sama yang saling dibandingkan,
maka energi kinetik rata-rata dari air dalam wadah dengan 'olume air
lebih banyak akan lebih besar.
$. &nergi dalam dari sistem akan meningkat pada reaksi 1g(s" I ;l
2
(g" J
1g;l
2
(s" yang terjadi secara eksotermis dalam sistem tertutup
$$. &nergi dalam sistem akan meningkat ketika reaksi eksotermis terjadi
dalam sistem terisolasi
$2. Ketika senyawa berenergi tinggi terbentuk sebagai hasil reaksi
eksotermis, panas akan dilepaskan ke lingkungan
$/. (erubahan entalpi atau H0, adalah jumlah produk dan reaktan dari sifat
fisika atau kimia suatu reaksi
$6. Gumlah dari energi ikat dalam molekul adalah sama dengan entalpi
pembentukan dari molekul
$*. &ntalpi pembentukan adalah selalu eksoterm
16
$.. Ketika energi panas diberikan kepada sistem dengan 'olume konstan
maka entalpi akan meningkat
$). (emutusan ikatan adalah reaksi eksoterm, pembentukan ikatan selalu
endoterm
$%. &nergi dari ikatan rangkap tiga adalah tiga kali lebih besar dari energi
ikatan tunggal
$!. Ketika suatu atom kehilangan electron maka juga akan melepaskan
energi, jika atom menangkap electron maka akan memerlukan energi
2. &ntropi didefinisikan sebagai ketidakteraturan
2$. &ntropi terkait dengan banyaknya tumbukan dan interaksi intermolekuler
22. Aeaksi spontan terjadi ketika panas meningkat dari sistem ke lingkungan
2/. #emua reaksi di alam adalah eksoterm, reaksi endoterm tidak dapat terjadi
secara spontan
26. (erubahan endoterm selalu tidak spontan
2*. &ntropi dari keseluruhan sistem berkurang atau tidak berubah ketika
perubahan spontan terjadi dalam sistem terisolasi
5. D#LM erantuan Mind map untuk Me"peraiki Miskonsepsi pada
Pokok Ba(asan !er"oki"ia
+angkah-langkah hasil modifikasi upaya perbaikan dengan 9#+1 (Dual Situated
Learning Model"-Mind map adalah-
$. Tahap $- memeriksa atribut dari konsep sains
(engajar mengidentifikasi atribut apa saja yang terdapat dalam materi
termokimia. 0al ini dilakukan untuk memberikan informasi tentang mental set
mana saja yang dibutuhkan untuk mengkonstruk pandangan sains dari konsep
termokimia. Beberapa mental set spesifik yang dibutuhkan antara lain -
materi termokimia terkait dengan a8as kekekalan energi yaitu energi
tidak dapat diciptakan atau dimusnakan, energi hanya dapat diubah dari
satu bentuk ke bentuk lain.
#istem merupakan segala sesuatu yang menjadi pusat perhatian dalam
mempelajari perubahan energi. #istem juga bisa diartikan sebagai suatu
8at yang sedang dipelajari dan 8at tersebut mengalami perubahan (bisa
17
berupa perubahan fisika maupun perubahan kimia", sedangkan
lingkungan adalah hal-hal yang berada diluar sistem dan dapat
mempengaruhi sistem.
Gumlah total energi potensial dan energi kinetik yang dimiliki oleh suatu
sistemB8at merupakan energi dalam (F"
Kalor adalah energi yang berpindah dari sistem ke lingkungan atau
sebaliknya karena adanya perbedaan suhu. (ertukaran kalor akan
berlangsung hingga suhu diantara sistem dan lingkungan sama
&ntalpi (0" merupakan banyaknya energi yang dimiliki sistem pada
tekanan tetap. #ecara termodinamika entalpi (0" merupakan jumlah
energi yang terkandung dalam sistem (F" dan kerja ((K"
Aeaksi endoterm adalah reaksi yang menyerap kalor, artinya kalor
mengalir dari lingkungan ke sistem. &ntalpi sistem akan bertambah,
sehingga entalpi produk (0
p
" lebih besar daripada entalpi pereaksi (0
r
".
4kibatnya perubahan entalpi (L0" bernilai positif (I"
Aeaksi eksoterm adalah reaksi yang melepas kalor, artinya kalor mengalir
dari sistem ke lingkungan. &ntalpi sistem akan berkurang, sehingga
entalpi produk (0
p
" lebih kecil daripada entalpi pereaksi (0
r
". 4kibatnya
perubahan entalpi (L0" bernilai negatif (-".
(erubahan entalpi pembentukan (L0
f
" adalah banyaknya kalor yang
dilepasBdiserap sistem pada pembentukan (formation" $ mol senyawa dari
unsur-unsurnya pada suatu reaksi.
(erubahan entalpi penguraian (L0
d
" adalah banyaknya kalor yang
dilepasBdiserap sistem pada penguraian (decomposition" $ mol senyawa
menjadi unsur-unsurnya pada suatu reaksi
(erubahan entalpi pembakaran (L0
c
" adalah banyaknya kalor yang
dilepasBdiserap sistem pada pembakaran (combustion" $ mol unsur atau
senyawa
18
(erubahan entalpi standar netralisasi (L0
n
" ialah perubahan entalpi
standar pada penetralan $ mol asam oleh basa atau $ mol basa oleh asam.
9alam hukum 0ess menyatakan bahwa kalor reaksi tidak bergantung
pada jalannya reaksi, tetapi hanya ditentukan pada keadaan awal dan
akhir. 4rtinya, jika suatu reaksi dapat berlangsung menurut dua tahap
atau lebih, maka kalor reaksi totalnya sama dengan jumlah aljabar kalor
tahapan reaksinya.
energi ikat adalah kalor yang diperlukan untuk memutuskan ikatan oleh
satu mol molekul gas menjadi atom-atom atau gugus dalam keadaan gas&
&nergi ikatan terbagi atas 2 yakni energi disosiasi ikatan dan energi
ikatan rata-rata
(ada tahap $. (eneliti dapat menyusun mental set yang dibutuhkan dalam
mengidentifikasi miskonsepsi dalam bentuk Mind Map&
2. Tahap 2- 1enelaah konsep sains alternati'e siswa
@uru memeriksa miskonsepsi siswa pada topik termokimia menggunakan tes
objektif. Tes objektif tertulis berupa tes objektif dengan * pilihan jawaban dan
pemberian alasan pemilihan jawaban. #iswa menuliskan sendiri alasan dari
pemilihan jawaban. Tes dirancang dengan konsep dan pilihan jawaban sesuai
dengan peta konsep termokimia, indikator, dan kisi-kisi soal sehingga dapat
digunakan untuk mengidentifikasi materi termokimia yang terjadi pada siswa.
(ada tahap 2, siswa diminta untuk membuat Mind Map setelah mengerjakan soal
agar peneliti dapat mengetahui pengetahuan awal siswa lebih mendalam tentang
materi termokimia.
/. Tahap / -1enganalisis mental set siswa mana saja yang masih kurang
19
@uru menganalisis mental set siswa yang lemah pada topik termokimia
melalui wawancara. =awancara tersebut berisi pertanyaan tentang alasan
pemilihan jawaban pada tes objektif
6. Tahap 6 - 1endisain dual situated learning events
@uru menampilkan 'irtual lab tentang termokimia kemudian siswa diminta
untuk memprediksikan fenomena apa yang terjadi selama demonstrasi
berlangsung
*. Tahap * -1engajar dengan dual situated learning events
@uru memberikan 9#+ e'en yang berbeda pada tiap anak sesuai dengan
miskonsepsi yang dimilikinya.
.. Tahap .- 1engajar dengan challenging situated learning event
@uru harus memastikan bahwa perubahan konsep telah terjadi dengan cara
pembuatan mind map
(enerapan langkah-langkah penerapan mind map pada materi termokimia
adalah sebagai berikut -
$. #iswa mendefinisikan topik atau fokus pertanyaan pada materi
termokimia. (eta konsep harus mencakup lebih dari satu pertanyaan yang
mungkin sulit untuk dikelola dan dibaca. (ertanyaan yang disusun terkait
dengan istilah sistem-lingkungan, reaksi eksoterm dan endoterm, kalor,
energi dalam, perubahan entalpi, entalpi penguraian, entalpi pembentukan,
entalpi pembakaran, entalpi disosiasi, hukum 0ess dan energi ikat.
2. (ertama kunci topik harus didifinisikan terlebih dahulu, selanjutnya adalah
untuk mendefinisi dan mendaftar konsep terpenting dan konsep umum
terkait dengan topik. Kunci topik berupa terminologi dari termokimia.
/. Konsep diurutkan dari atas ke bawah pada mapping field, dari topik yang
atau morfologi.
6. 4pabila kunci topik telah diidentifikasi dan diurutkan, kata penghubung
ditambahkan untuk membentuk peta konsep awal.
20
*. ,rase penghubung ditambahkan untuk mendeskripsikan hubungan antara
konsep
.. Gika peta konsep awal telah tersusun, langkah selanjutnya adalah mencari
cross lin#s, yang mana penghubung dengan konsep terdapat pada area
berbeda atau sub-domains pada peta konsep. Cross lin#s membantu
mengelaborasi bagaimana konsep-konsep itu saling terhubung.
). +angkah akhir adalah mere'iew mind map dan bila dibutuhkan akan ada
perubahan struktur dan konten dari mind map termokimia.
D. Kegunaan Penelitian
4dapun kegunaan dari penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut-
$. #iswa
(enerapan 9#+1 berbantuan Mind map sebagai upaya dalam perbaikan
miskonsepsi dapat mengakomodasi perubahan konsep dalam diri siswa,
sehingga siswa dapat memahami konsep yang benar serta siswa lebih
termoti'asi dalam memahami pokok bahasan Termokimia
2. (engajar
1emperkaya khasanah pengetahuan mengenai metode perbaikan yaitu
9#+1 berbantuan Mind map dan melalui penelitian ini pengajar memperoleh
informasi mengenai miskonsepsi yang dialami siswa terutama pada pokok
bahasan Termokimia.
/. (eneliti lain
9engan adanya penelitian ini, maka dapat dimanfaatkan oleh peneliti lain
sebagai gambaran dan bahan perbandingan untuk penelitian lain mengenai
miskonsepsi yang terjadi pada siswa dalam memahami Termokimia dan
upaya perbaikannya dengan 9#+1 berbantuan Mind map&
21

Anda mungkin juga menyukai