Anda di halaman 1dari 2

Mencari Pahlawan Indonesia

Anis Matta

Buku ini mungkin hadir dari kalimat-kalimat kerisauan sang penulis. Entah
menunggu, berharap, atau meratapi, kapan pahlawan itu akan hadir pada bangsa
yang perlahan roboh ini. Siapa gerangan sosok yang akan menjadi super hero
menyelamatkan sendi-sendi negeri ini dari kehancuran. Sangat menarik membaca
lembar demi lembar dalam buku ini. Entahlah, mungkin belum terlambat untuk
meresensi tulisan sepuluh tahun silam ini, karena kerisauan itu masih ada dan
terasa sampai sekarang. Tentang pencarian yang panjang sosok pahlawan
Indonesia.
Diawal buku ini kita sudah akan tersentak tentang pesan-pesan kepada
orang biasa. Bahwa krisis adalah takdir semua bangsa. Ia tidak perlu disesali.
Apalagi dikutuk. Kita hanya perlu meyakini sebuah kaidah, bahwa masalah kita
bukan pada krisis itu. Tapi pada kelangkaan akan pahlawan pada saat itu terjadi.
Pahlawan bukanlah orang suci atau malaikat yang turun dari langit, menyelesaikan
masalah secepat kilat. Pahlawan adalah orang biasa yang melakukan pekerjaan-
pekerjaan besar, dalam sunyi yang panjang, sampai waktu mereka habis. Ini
menghentakkan kita bahwa sejatinya pahlawan adalah orang biasa dengan kerja
yang luar biasa, bukan seseorang dengan mukjizat atau kekuatan diluar nalar. Kita
semua berpotensi menjadi pahlawan.
Kerinduan akan pahlawan terasa begitu kental seperti Chairil Anwar yang
merindukan Diponegoro waktu itu. Kita mencari dimanakah sosok pahlwan yang
lama dirindukan untuk hadir. Mengubah hal-hal yang rumit, menuntaskan masalah-
masalah yang berat menimpa. Dalam buku ini, Anis Matta juga memberikan
semua perangkat yang diperlukan untuk menjadi pahlawan, apa saja akhirnya
yang mendukung naluri kepahlawanan, karena naluri saja tidak cukup untuk
menjadikan kita pahlawan. Anis Matta mengatakan, Jika Naluri Kepahlawanan
adalah akar pohon kepahlawanan, maka Keberanian adalah batang yang
menegakkannya. Tidak ada Keberanian yang sempurna tanpa Kesabaran, karena
kesabaran adalah nafas yang menentukan lama tidaknya keberanian itu akan
bertahan dalam diri seseorang. Dan Pengorbanan adalah bahan bakar dari ketiga
hal di atas, Naluri Kepahlawanan, Keberanian dan Kesabaran.
Buku ini menggambarkan dengan jelas langkah-langkah untuk menjadi
pahlawan. Jangan tertipu dengan judul, karena Anda tak akan sanggup untuk
menunggu lama dalam penantian mancari sosok pahlawan. Kita adalah pahlawan
yang dicari tersebut. Maka yang harus dilakukan adalah memupuk optimisme,
mengambil momentum, menjaga kegembiraan jiwa, menggali keunikan diri, terus
bergerak menuju kesempurnaan, jangan takut gagal, dan memanfaatkan kekuatan
imajinasi.
Diakhir bukunya penulis menegaskan bahwa jangan pernah menunggu
datangnya pahlawan itu atau menggodanya dating ke sini. Mereka tidak akan
pernah dating. Mereka telah ada di sini. Mereka adalah aku, kamu, kita semua.
Selamat berjuang menjadi pahlawan. Dengan kerja-kerja kecil yang menumpuk
menjadi luar biasa.

M. Muinul Haq

Anda mungkin juga menyukai