NIM : I21112009
RANCANGAN PENELITIAN
PEMBUATAN SALEP ANTI JERAWAT DARI EKSTRAK ETANOL BUAH
CIPLUKAN (Physalis angulata Linn.)
1.1 Latar Belakang
Obat merupakan unsur yang paling penting dalam dunia Medis, hampir
sebagian orang beranggapan dengan menggunakan obat segala penyakit dan keluhan
dapat disembuhkan, tanpa memikirkan efek samping dari penggunaannya. Efek yang
ditimbulkan berasal dari bahan-bahan kimia yang terkandung didalam suatu obat. Hal
ini mendorong para Apoteker untuk membuat inovasi baru dalam upaya
meningkatkan pengobatan dan meminimalisir efek samping dari penggunaan obat.
Oleh karena itu, dibuat suatu formulasi menggunakan bahan alam yang berpotensi
lebih aman dan efektif bagi kesehatan.
Kulit merupakan salah satu panca indera manusia yang terletak di permukaan
tubuh. Berkaitan dengan letaknya yang ada di permukaan tubuh maka kulit
merupakan organ pertama yang terkena pengaruh tidak menguntungkan dari
lingkungan (Santoso,2001). Kulit mempunyai bermacam-macam fungsi dan
kegunaan, diantaranya kulit berfungsi sebagai termostat dalam mempertahankan suhu
tubuh, melindungi tubuh dari serangan mikroorganisme, sinar ultraviolet dan
berperan pula dalam mengatur tekanan darah (Lachman, 1994). Secara alamiah kulit
telah berusaha untuk melindungi diri dari serangan mikroorganisme dengan adanya
tabir lemak di atas kulit yang diperoleh dari kelenjar lemak dan sedikit kelenjar
keringat dari kulit serta adanya lapisan kulit luar yang berfungsi sebagai sawar kulit
(Wasitaatmadja, 2007). Namun dalam kondisi tertentu faktor perlindungan alamiah
tersebut tidak mencukupi dan seringkali akibat bakteri yang melekat pada kulit
menyebabkan terjadinya jerawat.
Jerawat (acne) adalah salah satu penyakit kulit yang selalu mendapat
perhatian bagi para remaja dan dewasa muda (Yuindartanto, 2009). Kulit yang
berminyak menyebabkan pori-pori tersumbat, sehingga bakteri anaerobic seperti
Staphyloccocus aureus akan berkembang biak dengan cepat dan menyebabkan
timbulnya jerawat (Mumpuni dan Wulandari, 2010). Oleh karena itu dibutuhkan
kosmetika untuk mengobati jerawat agar bakteri penyebab jerawat tersebut dapat
dihilangkan. Sediaan anti jerawat telah banyak beredar di pasaran, baik dalam bentuk
gel, salep, krim dan losio tetapi dari jenis sediaan tersebut salep lebih cocok
digunakan untuk jerawat. Sediaan salep merupakan bentuk sediaan yang memiliki
konsistensi yang cocok digunakan untuk terapi penyakit kulit yang disebabkan oleh
bakteri. Saat ini masih banyak masyarakat yang lebih memilih menggunakan
kosmetik tradisional, meskipun penggunaannya sedikit rumit namun lebih aman
untuk kesehatan kulit. Banyak tumbuh-tumbuhan di sekitar kita yang dapat
dimanfaatkan untuk kesehatan maupun kecantikan. Ciplukan ( Physalis angulata
Linn.) adalah salah satu dari berbagai jenis tanaman yang bermanfaat untuk kesehatan
salah satunya adalah untuk mengobati jerawat. Dari penelitian yang telah dilakukan,
baik secara in vitro maupun in vivo, didapatkan informasi bahwa ciplukan ( Physalis
angulata Linn.) memiliki aktivitas sebagai sitotoksik, antivirus, imunostimulan dan
imunosupresan (imunomodulator), antiinflamasi, antioksidan, dan antibakteri
terhadap Staphylococcus aureus dan Staphylococcus epidermis, bakteri yang diisolasi
dari permukaan kulit yang berjerawat (Baedowi, 1998). Ciplukan ( Physalis angulata
Linn.) mengandung asam palmitat, asam stearat, dan minyak atsiri. Minyak atsiri
pada temulawak juga berkhasiat fungistatik pada beberapa jenis jamur dan
bakteriostatik pada beberapa mikroba (Dalimartha, 2002). Kandungan asam stearat
pada ciplukan ( Physalis angulata Linn.) berkhasiat sebagai antibakteri serta sebagai
antioksidan penangkal senyawa-senyawa radikal bebas yang berbahaya (Yasni,
1993).
Ekstrak etanol buah ciplukan ( Physalis angulata Linn.) dengan konsentrasi
1,9%, 3,8% dan 7,6% b/v dalam sediaan krim dengan basis minyak dalam air dapat
digunakan untuk menghambat pertumbuhan mikroba penyebab jerawat tersebut. Dari
ketiga konsentrasi tersebut yang memiliki aktivitas antibakteri tertinggi tanpa
menimbulkan iritasi adalah konsentrasi 7,6 % b/v (Soebagio dkk, 2006).
Di Indonesia tanaman ciplukan ( Physalis angulata Linn.) sangat melimpah
karena sangat mudah dan cepat dibudidayakan serta nilai ekonominya masih sangat
rendah. Di Kalimantan Barat khususnya banyak ditemukan tanaman ciplukan (
Physalis angulata Linn.). Hal inilah yang mendasari penulis dalam meneliti ekstrak
ciplukan ( Physalis angulata Linn.) sebagai obat anti jerawat. Penelitian ini bertujuan
untuk membuat sediaan salep anti jerawat dari ekstrak ciplukan yang memenuhi
syarat pengujian sediaan salep. Minyak atsiri pada temulawak juga berkhasiat
fungistatik pada beberapa jenis jamur dan bakteriostatik pada beberapa mikroba
(Dalimartha, 2002). Sebelumnya telah dilakukan penelitian tentang temulawak yang
memberikan hasil bahwa ekstrak rimpang temulawak bersifat antibakteri terhadap
Staphylococcus aureus dan Staphylococcus epidermis, bakteri yang diisolasi dari
permukaan kulit yang berjerawat. Ekstrak ciplukan ( Physalis angulata Linn.) dengan
konsentrasi 1,9%, 3,8% dan 7,6% b/v dalam sediaan krim dengan basis minyak dalam
air dapat digunakan untuk menghambat pertumbuhan mikroba penyebab jerawat
tersebut. Dari ketiga konsentrasi tersebut yang memiliki aktivitas antibakteri tertinggi
tanpa menimbulkan iritasi adalah konsentrasi 7,6 % b/v (Soebagio dkk, 2006).
Penelitian ini bertujuan untuk membuat sediaan salep anti jerawat dari ekstrak etanol
buah ciplukan ( Physalis angulata Linn.) yang memenuhi syarat pengujian sediaan
salep.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Bagaimana menentukan golongan senyawa ekstrak etanol buah ciplukan (
Physalis angulata Linn.)?
1.2.2 Apakah ekstrak etanol buah ciplukan ( Physalis angulata Linn.) memiliki
aktivitas antibakteri Staphyloccocus aureus penyebab timbulnya jerawat?
1.2.3 Berapa konsentrasi optimum ekstrak etanol buah ciplukan ( Physalis
angulata Linn.) terhadap aktivitas anti jerawat?
1.2.4 Pengujian apa saja yang perlu dilakuakan untuk menghasilkan sediaan
salep anti jerawat yang memenuhi persyaratan?
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Menentukan golongan senyawa ekstrak etanol buah ciplukan ( Physalis
angulata Linn.).
1.3.2 Menentukan aktivitas yang ditimbulkan dari ekstrak etanol buah ciplukan (
Physalis angulata Linn.)
1.3.3 Menentukan konsentrasi optimum ekstrak etanol buah ciplukan ( Physalis
angulata Linn.) sebagai anti jerawat.
1.3.4 Menentukan pengujian yang akan dilakuakan terhadap sediaan salep
ekstrak etanol buah ciplukan ( Physalis angulata Linn.) sehingga
memenuhi persyaratan.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Memberikan informasi kepada masyarakat bahwa penggunaan obat-obatan
dari bahan alam dapat meminimalkan efek samping dari obat.
1.4.2 Memberikan motivasi kepada para peneliti untuk lebih memanfaatkan
potensi bahan alam di suatu daerah dalam sediaan farmasi sebagai zat aktif.
1.4.3 Mengembangkan inovasi-inovasi baru dalam mendesain sediaan farmasi.
1.4.4 Memberikan kenyamanan dan keamanan kepada masyrakat dalam
penggunaan sediaan farmasi dari alam yang tidak berefek toksik untuk
jangka panjang.
1.5 Hipotesa
1.5.1 Golongan senyawa ekstrak etanol buah ciplukan ( Physalis angulata Linn.)
adalah asam palmitat, asam stearat, dan minyak atsiri.
1.5.2 Aktivitas yang ditimbulkan dari ekstrak etanol buah ciplukan ( Physalis
angulata Linn.) adalah sebagai obat anti jerawat yang disebabkan oleh
Staphyloccocus aureus.
1.5.3 Konsentrasi optimum ekstrak etanol buah ciplukan ( Physalis angulata
Linn.) sebagai anti jerawat adalah 7,6 % b/v.
1.5.4 Jenis- jenis pengujian yang akan dilakuakan terhadap sediaan salep ekstrak
etanol buah ciplukan ( Physalis angulata Linn.) sehingga memenuhi
persyaratan adalah uji organoleptis, uji homogenita, pengukuran pH, uji
daya sebar, uji kemampuan proteksi, uji daya serap air, uji daya lekat dan
uji ukuran partikel.
1.6 Data yang Diperlukan
1.6.1 Data Primer
Data primer yang diperlukan untuk mendukung penelitian yang berjudul
Pembuatan Salep Anti Jerawat dari Ekstrak Etanol Buah Ciplukan (
Physalis angulata Linn.) adalah uji organoleptis, uji homogenita,
pengukuran pH, uji daya sebar, uji kemampuan proteksi, uji daya serap air,
uji daya lekat dan uji ukuran partikel di laboratorium, yang bersifat kualitatif
dan kuantitatif.
1.6.2 Data Sekunder
Data sekunder yang diperlukan untuk mendukung penelitian yang berjudul
Pembuatan Salep Anti Jerawat dari Ekstrak Etanol Buah Ciplukan (
Physalis angulata Linn.) adalah studi literature dan text book, yang bersifat
kualitatif dan kuantitatif.
1.7 Jenis Data yang di Gunakan
Jenis data yang digunakan dalam penelitian yang berjudul Pembuatan
Salep Anti Jerawat dari Ekstrak Etanol Buah Ciplukan ( Physalis angulata
Linn.) adalah data kualitatif dengan skala pengukuran nominal dan
ordinal. Menurut urutan waktunya penelitian ini termasuk penelitian
dengan metode cohort prospektif.
1.8 Definisi Operasional
Variabel
Definisi
Operasional
Alat Ukur
dan Cara
Ukur
Kategori Skala
Variabel
Dependen
Ekstrak etanol
buah ciplukan (
Physalis
angulata Linn.)
terhadap
aktivitas anti
jerawat
Alat screening
fitokimia dan
alat maserasi
untuk
mendapatkan
ekstrak etanol
buah ciplukan(
Physalis
angulata
Linn.)
1. Alat
screening
fitokimia
2. Metode
maserasi
Ordinal
Variabel
Independen
1. Konsentrasi
optimum
ekstrak etanol
buah ciplukan (
Physalis
angulata Linn.)
1. Studi
literatur
terhadap
konsentrasi
minimum
Ekstrak etanol
1. Konsentrasi
optimum
ekstark etanol
buah Ciplukan
( Physalis
angulata
1. Ordinal
2. Nominal
terhadap
aktivitas anti
jerawat
2. Uji kesesuai
sediaan yang
dibuat sehingga
memenuhi
persyaratan
salep yang
baik.
buah ciplukan
( Physalis
angulata
Linn.).
2. Pengujian
Laboratorium
sediaan salep
ciplukan (
Physalis
angulata
Linn.)
sehingga
memenuhi
persyaratan
salep yang
baik.
Linn.) sebagai
.anti jerawat
adalah sebesar
7,6 % b/v.
2. Melakuakan
uji
organoleptis,
uji
homogenita,
pengukuran
pH, uji daya
sebar,uji
kemampuan
proteksi,uji
daya serap air,
uji daya lekat
dan uji ukuran
partikel.