Anda di halaman 1dari 4

Hampir seluruh sayuran yang kita temukan di

pasar dihasilkan dengan menanamnya di tanah. Namun


sebenarnya tanah itu sendiri tidak diperlukan untuk pertum-
buhan tanaman, hanya beberapa karakteristik yang me-
nyebabkan tanah menjadi dibutuhkan. Tanah digunakan
karena berguna dalam 2 hal: tanah berperan sebagai wadah
yang dapat menyimpan nutrien dan air, dan menjadi
penyokong untuk pertumbuhan tanaman
(1)
.
Sayangnya beberapa tanah memiliki karakteristik
berteksur buruk, aerasi yang terbatas, drainase lambat serta
mengandung organisme patogen yang mengganggu pertum-
buhan tanaman
(1)
. Soilless media adalah medium tumbuhan
tanpa tanah yang dapat menyediakan nutrien bagi tanaman
serta menjadi penyokong dalam pertumbuhan tanaman. Me-
dium ini dapat mengatasi kelemahan tanah sebagai media
tumbuh serta relatif bebas dari gangguan patogen tanah yang
mengganggu pertumbuhan. Soilless media juga dapat dibuat
dengan memanfaatkan limbah rumah tangga sehingga
limbah rumah menjadi bernilai tambah, hasil tanaman pun
dapat dikonsumsi rumah tangga di kemudian hari.
TBC the sugar mania adalah soilless media yang
terbuat dari ampas teh, bagasse (ampas tebu) dan
pumice (pasir malang). Ampas teh dan bagasse
berfungsi sebagai komponen organik yang menye-
diakan nutrisi sementara pumice memiliki funsi
utama sebagai penyokong dan penambah aerasi
pada media.

TBC merupakan singkatan dari Teh, Bagasse, dan
pumiCe. Oleh karena dua komponen yaitu gula
dan tebu identik dengan minuman manis, maka
dinamakan The sugar mania. Sasaran
penggunaan medium TBC adalah ibu-ibu rumah
tangga yang ingin menanam bawang merah untuk
kebutuhan sehari-hari menggunakan limbah rumah
tangga mereka. Jadi, TBC dirancang untuk skala
kecil.

TBC pada awalnya dirancang untuk menjadi salah
satu solusi mengenai berlimpahnya limbah ampas
tebu di pabrik pengolahan tebu
(2)
. Secara lebih
spesifik, TBC dirancang untuk rumah tangga di
daerah Jawa Tengah, khususnya Tegal dan Brebes.
The Sugar Queen Community
TBC dibuat dengan men-
campurkan teh, bagasse, dan
pumice dengan perbandingan
1:1:2. Pada awal pembuatan
bagasse sebaiknya difermentasi
terlebih dahulu dalam plastik
tertutup selama 2 hari. Fermen-
tasi ditujukan untuk menum-
buhkan mikrofora alami dalam
tebu seperti Saccharomyces
cereviceae sehingga kan-
dungan organik pada bagasse
dapat lebih mudah diserap
Kenapa di Tegal? Mengapa bawang merah?
Darimana datangnya ide pembuatan TBC?
Bagasse 1 kg = Rp.500
Pumice 1 kg = Rp. 1500
Ampas teh = Rp.0- 2.500
Total = Rp. 2.500 Rp. 4.500
Tegal dan Brebes dijadikan sasaran mengingat salah
satu komponen yang menjadi alasan utama perancangan TBC
yaitu bagasse berlimpah di kedua kabupaten tersebut karena
memiliki pabrik gula
(3)
. Hal ini pula yang mendasari pemili-
han pumice sebagai komponen inorganik. Kedua kabupaten
ini juga memiliki gunung berapi yaitu G. Slamet
(4)
. Pumice
akan relatif mudah ditemukan pada kedua kabupaten ini
mengungat pumice merupakan mineral yang dihasilkan dari
gunung berapi
(5)
. Sehingga secara umum, TBC akan mudah
dibuat pada daerah perkebunan tebu dan dekat dengan gunung
berapi.
Dipilih bawang merah karena bawang merah meru-
pakan salah satu komoditas andalan Tegal dan Brebes sebagai
daerah penghasil bawang merah terbesar
(6)
. Bawang merah
juga merupakan bumbu yang lazim dipakai oleh rumah tang-
ga, sehingga sangat cocok dengan medium TBC yang
menyasar pada skala rumah tangga.
Ide datang pada awalnya karena pencetus ide TBC
di komunitas kami menyukai jus tebu, namun melihat ampas
tebu belum banyak termanfaatkan. Kemudian teringat dalam
suatu perjalanan liburan, ia menemukan bahwa masyarakat
daerah Jawa Tengah-Jawa Timur cukup lazim menyuguhkan
teh seduh. Fakta bahwa bagasse masih berlimpah di pabrik
maupun di daerah perkubunan dan belum termanfaatkan sepe-
nuhnya, ditambah pengamatan mengenai teh seduh memba-
wanya pada medium TBC.
serta bagasse menjadi lebih asam se-
hingga lebih baik untuk pertumbuhan
bawang (pH 5)
(7)
. Bagan di samping
merupakan bagan pembuatan TBC:

Anda dapat menambahkan MOL atau
mikroorganisme lokal. MOL dapat Anda
buat dengan memfermentasi sampah dapur
melalui pencampuran dengan bagasse yang
telah difermentasi sebelummnyaatau
menggunakan ragi tape. MOL mengandung
mikrorganisme pengurai lignin, selulosa,
hemiselulosa dan protein pada bagasse
maupun teh sehingga mempercepat
ketersediaan nutrien dan memudahkan
penyerapan nutrien
(8)
.
Teh dan bagasse dipakai se-
bagai sumber nutrien atau
bahan baku bagi pertum-
buhan bawang merah. Ada-
pun pumice berfungsi se-
bagai penyokong agar tana-
man bisa tegak. Bagasse
memiliki kapasitas tukar ka-
tion cukup baik (10-100
meg/100 cm
3
), porositas dan
bulk density yang rendah,
namun tinggi dalam WHC
(water holding capacity).
Hal ini menyebabkan aerasi
dan drainase bagasse kurang
baik
(1)
. Ampas teh memiliki
keunggulan karena mengan-
dung katekin; suatu
Karena pada awalnya TBC dirancang
untuk kota-kota di Jawa, komponen me-
dium pun dirancang dengan memakai
sumber daya yang tersedia disana. Pum-
ice dapat Anda ganti dengan pasir. Se-
mentara bagasse dapat diganti dengan
menambahkan ampas teh saja. Kedua
karakteristik pengganti cukup mirip
dengan komponen asli sehingga kompo-
sisi dalam medium tidak terganggu.
antinematoda. Antinema-
toda dapat menghilangkan
gangguan penghambatan
pertumbuhan tanaman
oelh nematode. Secara
umum, ampas teh mem-
iliki sifat fisik yang cukup
serupa dengan bagasse,
namun ampas teh menye-
diakan nutrien yang lebih
beragam dan lebih banyak
daripada bagasse, kecuali
kandungan karbon. Ba-
gasse mengandung unsur
terpenting dari makronu-
trien yaitu karbon dan ni-
trogen sangat tinggi, na-
mun rasio antara C:N juga
tinggi. Hal ini menyebab-
kan ketersediaan nutrien
sangat lambat.
Perlakuan fermentasi
dapat mempercepat
ketersediaan nutrien
dari bagasse pada me-
dium. Ampas teh
mengandung 3,28%
N; 0,50% P2O5;
0,42% K2O, 0,97%
CaO; dan 0,26%
MgO, sementara ba-
gasse mengandung
sekitar 90% bahan
organik dengan kan-
dungan hara N
(0.30%), P
2
0
5
(0.02%), K
2
0 (0.14%),
Ca (0.06%), dan Mg
(0.04%). Pemberian
bagasse diketahui
dapat meningkatkan
kadar bahan organik
pada tanah, sedangkan
pemberian ampas teh
dapat meningkatkan
pertambahan tinggi
tanaman dan per-
tambahan jumlah
daun pada umur 30,
45 hari setelah tanam
dan pada saat panen,
Pumice dipilih karena mem-
iliki karakteristik fisik yang
dapat menutupi kelemahan
bagasse dan ampas teh se-
bagai medium. Pumice meru-
pakan mineral aluminosilikat
inert yang berasal dari gunung
berapi. Pumice dicirikan oleh
porositas yang tinggi, densitas
yang rendah, struktur yang
stabil serta memiliki kapasitas
tukar kation dan WHC yang
rendah
(5)
. Karakteristik pum-
ice merupakan kebalikan dari
karakteristik bagasse dan teh.
Oleh karena itu untuk men-
capai karakateristik medium
yang baik ketiganya
digabungkan dengan kompo-
sisi 1:1 (organik (teh dan na-
gasse): anorganik (pumice)).

Pustaka
Agustna, 2014, Gunung Slamet meletus 3 menit mengarah ke Tegal dan Brebes,
Tribun, 12 Maret,diakses 5 Mei 2014, htp:// www.tribunnews.com/
regional/2014/03/12/g unung-slamet-meletus-3-menit-mengarah-ke-tegal-dan-
brebes
(4)
Brukman, H.O dan N.C. Brady. 1982, Ilmu Tanah, diterjemahkan Prof. Dr.
Soegiman, Jakarta : Bharata Karya Aksara
(7)

Forum Komunikasi Ditjen PPHP Kementan. 2014. Aspek Pemasaran - Bawang Me-
rah. htp://pphp.deptan.go.id/forum/index.php?topic=6.0. Diakses 5 Mei 2014
(6)
Gixas, G., Savvas, D. 2007. Partcle size and hydraulic propertes of pumice afect
growth and yield of greenhouse crops in soilless culture. HortScience 42(5):1278-
80
(5)

Guntoro, D., Purnowo., Sarwono. 2003. Pengaruh pemberian kompos bagasse ter-
hadap serapan hara dan pertumbuhan tanaman tebu (Saccharum ofcinarum L.).
Bul. Agron 31(3): 112-119
(2)

Johnson, Hunter. 2014. Soilless Culture of Greenhouse Vegetables. California: UC
DavisVegetable Research and Informaton Center
(1)

Nazari, A.P.D. 2010. Respon tanaman bawang daun terhadap dosis dan waktu
pemberian ampas the yang telah difermentasi dengan EM-4. Ziraaah 27(1):1-8
(9)

PTPN. 2014. Pabrik Tebu di Indonesia. htp://www.lpp.ac.id/ptpn.php?id=208.
Diakses 5 Mei 2014
(3)

Tanwar,A., Aggarwal, A., Parkash,V. 2013. Sugarcane bagasse: a novel substrate for
mass multplicaton of Funneliformis mossease with onion as host. Journal of Cen-
tral European Agriculture 14(4): 1519-28
(8)
The Sugar Queen Community

Anda mungkin juga menyukai