Anda di halaman 1dari 15

1

MAKALAH
ASUHAN KEBIDANAN V ( KOMUNITAS )
KOHORT IBU BERSALIN








KELOMPOK 3
Diah Palupi 12340018
Dina Anwarina 12340019
Dina Mustika 12340020
Dinda amalia t 12340021
Dwi Kurnisari 12340022
Dwi Mayerika S 12340023
Eka Saka Kuanti 12340024
Ega Mawardika 12340025


FAKULTAS KEDOKTERAN D1V. KEBIDANAN
UNIVERSITAS MALAHAYATI BANDAR LAMPUNG
TAHUN 2014/2015

2

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena berkat karunia-Nya penulis dapat
menyelesaikan Makalah ini yang berjudul Kohort ibu hamil
Penulis berharap agar makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri sebagai
media belajar dan masyarakat pada umumnya.
Terima kasih penulis sampaikan kepada seluruh pihak yang telah memberikan
dukungan dan bantuannya dalam pembuatan karya tulis ini.
Penulis menyadari bahwa karya tulis ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karnaitu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan
karya tulis ini.




Bandar Lampung, 16 September 2014










3

DAFTAR ISI


Kata Pengantar...............................1
Daftar Isi................................................................................................................2
Bab I pendahuluan.................................................................................................3
A. latar belakang..........................................................................3
B. Tujuan ....................................................................................3

Bab II pembahasan........................................................................................5
2.1 Pengertian kohort..........................................................................5
2.2 Batasan dan indikator pemantauan................................................7
2.3 Kohort ibu......................................................................................8
Bab III penutup.............................................................................................12
3.1 Kesimpulan....................................................................................12
3.2 Saran..............................................................................................12
Daftar Pustaka..................................................................................................13






4

BAB I
PENDAHULUAN


A. Latar Belakang
Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan indikator penting
untuk menilai tingkat kesejahteraan suatu Negara dan status kesehatan masyarakat. Angka
kematian bayi sebagian besar adalah kematian neonatal yang berkaitan dengan status
kesehatan ibu saat hamil, pengetahuan ibu dan keluarga terhadap pentingnya pemeriksaan
kehamilan dan peranan tenaga kesehatan serta ketersediaan fasilitas kesehatan.
Kematian pada wanita hamil dan bersalin adalah masalah besar di Negara
berkembang. Di Negara berkembang sekitar 25% 50% kematian terjadi pada wanita usia
subur. Kematian saat melahirkan biasanya menjadi faktor utama kematian wanita muda pada
masa puncak produktivitasnya. Angka kematian ibu merupakan tolok ukur untuk menilai
keadaan pelayanan obsestri disuatu Negara. Bila AKI masih tinggi berarti sistem pelayanan
obsestri masih buruk, sehingga memerlukan perbaikan.
Kematian ibu adalah kematian wanita yang terjadi saat hamil, bersalin dan masa nifas.
Jumlah kematian melahirkan Indonesia mencapai angka yang spektakuler yaitu 307 per
100.000 kelahiran dari rata rata kelahiran sekitar 3 4 juta setiap tahun.
Angka yang dihimpun dari Survay Demografi dan kesehatan Indonesia (SDKI) tahun
2003 menunjukkan sekitar 15.000 ibu meninggal karena melahirkan setiap tahun atau 1.279
setiap bulan atau 172 setiap pecan atau 43 orang setiap hari atau hamper 2 orang ibu
meninggal setiap jam.







5

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN KOHORT

1. Kohort berasal dari kata cohort yg berarti suatu proses pengamatan prospektif, survei
prospektif terhaddap suatu subjek ataupun objek.
2. Mempelajari dinamika korelasi antara suatu subjek dgn objek melalui pendekatan
longitudinal ke depan atau propektif.
3. Unggul karena dapat menilai komparabilitas antara proses pre dan post.
4. Continue : Menilai dari waktu ke waktu, tdk terputus.
5. Ada keseragaman observasi dari waktu ke waktu.
6. Keterbatasan : Perlu waktu, cermat, sarana dan ketelitian pengelolaan.
7. Jika ada subjek DO bisa dilihat.
8. Kohort : Diisi oleh tenaga kesehatan (bidan), SIPP; diisi oleh kader.

2.2 BATASAN DAN INDIKATOR PEMANTAUAN
Dalam penerapan PWS-KIA, dipakai batasan operasional dan indikator pemantauan seperti
diuraikan berikut ini.
1. Pelayanan antenatal. Pelayanan antena/.;tal adalah pelayanan kessehatan oleh tenaga
profesional untuk ibu selama masa kehamilannya, yang dilaksanakan sesuai dengan standar
pelayanan antenatal yang di tetapkan.
2. Penjaringan ( deteksi ) dini kehaamilan beresiko. Kegiatan ini bertujuan menemukan ibu
hamil berisiko, yang dapat dilakukan oleh kader, dukun bayi, dan tenaga kesehatan.
3. Kunjungan ibu hamil, maksudnya adalah kontak ibu hamildengan tenaga profesional
untuk mendapatkan pelayanana antenatal sesuai standar yang diterapkan.
6

4. Kunjungan baru ibu hamil (K1), maksudnya adalah kunjungan pertama kaliibu hamil
pada masa kehamilan
5. Kunjungan ulang, maksudnya adalah kontak ibu hamil dengan tenaga profesional yang
kedua dan seterusnya untuk mendapatkan pelayanan antenatal sesuai standar selama satu
periode kehamilan berlangsung.
6. K4, maksudnya adalah kontak ibu hamil dengan tenaga profesional yang keempat atau
lebih. Untuk mendapatkan pelayanan sesuai standar yang diterapkan, syaratnya minimal
melakukan satu kali kontak pada triwulan I, minimal satu kali kontak pada triwulan II,
dan minimal dua kali pada triwulan ke III.
7. Cakupan KI, maksudnya adalah persentaseibu hamil disuatu wilayah, dalam kurun waktu
tertentu, yang pernah mendapatkan pelayanan antenatal sesuai standar paling sedikit satu
kali selama kehamilan.
8. Cakupan ibu kehamilan (cakupan K4), maksudnya adalah persentase ibu hamil di suatu
wilayah, dalam kurun waktu tertentu, yang mendapatkan pelayanan antenatalsesuai
dengan standar paling sedikit emapat kali, dengan distribusi pemberian pelayanan
minimal satu kali pada triwulan pertama, satu kali pada triwulan ke dua, dua kali pada
triwulan ke tiga.
9. Sasaran ibu hamil. Sasaran ibu hamil adalah semua ibu hamil di suatu wilayah dalam
kurun waktu satu tahun.
10. Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan, maksudnya adalah persentase ibu
bersalin di suatu wilayah dalam kurun waktu tertentu yang di tolong persalinannya oleh
tenaga profesional.
11. Cakupan penjaringan ibu hamil beresiko oleh masyarakat, maksudnya adalah persentase
ibu hamil beresiko yng di temukan oleh kader dan dukun bayi, yang kemudian dirujuk ke
puskesmas/tenaga profesional dalam kurun waktu tertentu.
7

12. Cakupan penjaringan ibu hamil berersiko oleh tenaga kesehatan, maksudnya adalah
persentase ibu yamil yang beresiko yang ditemukan oleh tenaga profesional, yang di
tindaklanjuti (dipantau secara intensif dan di tangani sesuai dengan kewenangan dan
/dirujuk ketingkat pelayanan yang lebbih tinggi) dalam kurun waktu tertentu.
13. Ibu hamil beresiko, maksudnya adalah ibu hamil yang mempunyaifaktor resiko dan
resiko tinggi kecuali ibu hamil normal.
14. Cakupan pelayanan neonatus (cakupan K1 neonatus), maksudnya adalah persenatse bayi
pada usia neonatus (kurang dari satu bulan) yang memperoleh pelayanan kesehatan
minimal satu kali dari tenaga profesional dalam kurun waktu tertentu.

2.3 KOHORT IBU

Register kohort ibu merupakan sumber data pelayanan ibu hamil dan bersalin, serta
keadaan/resiko yang dipunyai ibu yang di organisir sedemikian rupa yang pengkoleksiaannya
melibatkan kader dan dukun bayi diwilayahnya setiap bulan yang mana informasi pada saat
ini lebih difokuskan pada kesehatan ibu dan bayi baru lahir tanpa adanya duplikasi informasi.
Tujuan :
Untuk mengidentifikasi masalah kesehatan ibu yang terdeteksi di rumah tangga yang
teridentinfikasi dari data bidan.
Cara Pengisian Pada Kohort Ibu
Kolom :
1) Diisi nomer urut
2) Diisi nomer indeks dari famili folder
3) Diisi nama ibu hamil
4) Diisi nama suami ibu hamil
8

5) Diisi alamat ibu hamil
6) , 7), 8) Diisi umur ibu hamil yang sebenarnya dengan angka, misalnya umur 23 tahun
diisikan dikolom 7.
9) , 10), 11) Diisi umur kehamilan pada kunjungan pertama dengan angka misalnya 20mg
diisi pada kolom 10
12) , 13), 14) diisi jumlah kehamilan yang pernah dialami
13) Ibu yang bersangkutan misalnya kehamilan
14) Ke 4 diisikan angka 4 pada kolom 13
15) Diisi tanda (V) bila jarak kehamilan kurang 2thn
16) atau lebih 2thn
17) Diisikan tgl ditemukan dengan BB 45kg pd trimester III
18) Diisi tanda (V) bila TB ibu kurang 145cm
19) Diisi tgl ditemukan ibu hamil dengan Hb kurang 8gr%
20) Diisi tgl ditemukan ibu hamil dgn tensi lebih 160/95mmhg
21) ,22) Diisi tgl ditemukan ibu hamil dgn resiko oleh :
NK = non kesehatan, K = Kesehatan
23) - 45)
Diisi kode pengisian sbb :
0 = diisi K1
# = untuk K4
* = untuk PN
+ = untuk kematian ibu
F1, F2, F3 = untuk pemberian tablet Fe
I = untuk pemberian lodium
A = untuk pemberian Vit.A
9

T1, T2, TU = untuk pemberian TT
46) Diisi tanda (V) sesuai penolong persalinan ;
TK - tenaga kesehatan
DT - dukun terlatih
DTT - dukun tidak terlatih
47) LM - lahir mati
48) LH - lahir hidup bila BB < 2500 gr
49) LH - lahir hidup bila BB > 2500 gr
50) Diisi tanda lidi setiap kali kunjungan, selama masa nifas ( diharapkan 2x kunjungan )
51) Diisi tanda lidi setiap kali kunjungan, selama periode pasca nifas sampai 2thn
(diharapkan min 4x kunjungan selama 1thn)
52) Diisi hal lain yg dianggap penting untuk ibu hamil yg bersangkutan
Ditulis kode I untuk pemberian lodium pd ibu nifas didaerah endemis
53) Keterangan lainnya

Karena kohort ibu bersalin berkaitan dengan kohort bayi, jadi sebaiknya setelah kita mengisi
kohort ibu bersalin kita mengisi kohort bayi sehingga kita bisa mengefaluasi kedaan si bayi
tersebut

Cara pengisian
Kolom :
1) Diisi No.Urut. Sebaiknya No.Urut bayi disesuaikan dgn No.Ibu pd register kohort ibu
2) Diisi No.Indeks dari family folder
3) - 7) Jelas
8) Diisi angka berat bayi lahir dalam gram
10

9) , 10) Diisi tgl pemeriksaan neonatal oleh tenaga kesehatan
11) Diisi
A E 1 apabila sampai dgn umur 1bln bayi hanya diberi ASI saja (ASI eksklusif bulan
pertama)
A E 2 apabila sampai umur 2bln bayi hanya diberi ASI saja
A E 3 apabila sampai umur 3bln bayi hanya diberi ASI saja
A E 4 apabila sampai umur 4bln bayi hanya diberi ASI saja
12) Diisi tgl dan kode BB bayi yg ditimbang :
N = naik
T = turun
R = bawa garis titik (BGT)
# = di bawah garis merah (BMG)
23) Kolom 12, 13, 14, berturut-turut ditulis AE 2, 3, 4 ( ASI eksklusif bulan ke-2, ke-3, ke-4 )
33) Diisi diagnosis penyakit penyebab kematian bayi selain tetanus, ISPA dan diare
34) Diisi hal lain yang dianggap penting untuk bayi yg bersangkutan

Setiap bulan data di kohort di rekap kedalam suatu laporan yang disebut dengan PWS
KIA atau Pemantauan wilayah setempat yaitu alat manajemen program KIA untuk memantau
cakupan pelayanan KIA di suatu wilayah (puskesmas kecamatan) secara terus menerus agar
dapat dilakukan tindak lanjut yang cepat dan tepat terhadap desa yang cakupan pelayanan
KIA nya masih rendah.
Penyajian PWS-KIA juga dapat dipakai sebagai alat motivasi dan komunikasi kepada
sektor terkait, khususnya Pamong setempat yang berperan dalam pendataan dan penggerakan
sasaran agar mendapatkan pelayanan KIA dan membantu memecahkan masalah nonteknis,
11

sehingga semua masalah ibu hamil dapat tertangani secara memadai, yang pada akhimya AKI
dan AKB akan turun sesuai harapan.























12

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan indikator
penting untuk menilai tingkat kesejahteraan suatu Negara dan status kesehatan masyarakat.
Dalam salah satu upaya untuk kesehatan ibu dan anak maka setiap ibu hamil di suatu daerah
dicatat agar resiko resiko yang dapat terjadi dapat dideteksi lebih dini lagi yang disebut
register kohort. Register kohort adalah sumber data pelayanan ibu hamil, ibu nifas, neonatal,
bayi dan balita. Register kohort ibu merupakan sumber data pelayanan ibu hamil dan
bersalin, serta keadaan/resiko yang dipunyai ibu yang di organisir sedemikian rupa yang
pengkoleksiaannya melibatkan kader dan dukun bayi diwilayahnya setiap bulan
B. Saran
Untuk tenaga kesehatan khususnya seorang bidan, alangkah baiknya untuk menerapkan
register kohort di setiap pelayanan kebidanannya. Agar resiko resiko yang dapat terjadi
pada ibu dapat dideteksi lebih dini.














13

DAFTAR PUSTAKA
Karwati, DKK. Asuhan Kebidanan V ( Kebidanan Komunitas ). Trans Info Media,
Jakarta, 2010






















14


























15

Anda mungkin juga menyukai