BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latarbelakang
Menurut Undang-Undang Replublin Indonesia No 31 tahun 2004 Ikan
adalah seluruh organisme yang seluruh atau sebagian dari siklus hidupnya
berada di ruang lingkup perairan. Ikan sudah tidak asing lagi bagi bangsa
Indonesia, karena Indonesia kaya akan potensi ikan baik perikanan tangkap
maupun perikanan budi daya, sayangnya kesadaran mengkonsumsi ikan
pada masyarakat masih rendah. Padahal ikan
tinggi, bahkan untuk jenis tertentu kandungan proteinnya lebih tinggi dari
daging. Protein sebagai zat pembangun, protein juga merupakan bahan
pembentuk jaringan- jaringan baru yang selalu terjadi dalam tubuh. Pada
masa pertumbuhan proses pembentukan jaringan terjadi secara besarbesaran. Dalam setiap sel hidupnya protein merupakan bagian yang sangat
penting pada sebagian besar jaringan tubuh (Batubara, 2009).
penting
dengan
sejalan
kemajuan
teknologi
produksi
bahan
bahan
ini
disalah
gunakan
untuk
mengawetkan
makanan.
Contohnya pada makanan yang berprotein tinggi dan makanan basah yang
akan cepat sekali membusuk. (Effendi, 2012)
Kesalahan
fatal
menggunakan
yang
formalin
dilakukan
oleh
sebagai 1bahan
paraprodusen
pengawet
makanan
makanan.
adalah
Hal
ini
merupakan
zat
yang
beracun,
yang
bersifat
karsinogen
BAB II
TUJUAN PUSTAKA
2.1 Ikan
Perikanan
merupakan
kegiatan
manusia
yang
berhubungan
dengan
memperbaiki
penampakan,
cita
rasa,
tekstur,
flavor,
dan
memperpanjang daya simpan. Selain itu, juga dapat meningkatkan nilai gizi
seperti protein, mineral, dan vitamin. Jenis-jenis bahan tambahan makanan
yang
sering
antioksidan,
buffer,
digunakan
pengikat
(asam,
adalah
logam,
al-kali),
zat
bahan
pemutih,
gizi,
pengawet,
pengental,
flavoring
pewarna,
penenyal,
agent,
dan
pemanis,
emulsifier,
sebagainya
dalam pengawet susu, tahu, ikan asin, ikan basah, dan produk pangan
lainya. (cahyadi, 2012)
O
C
H
: CH2O
Berat molekul
: 30,03
sukar
larut
dalam
pelerut
merupakan
larutan
jenuh
non
polar,
formaldehid
sebagai
pereduksi
yang
kuat
terutama
.2.2
sehingga
sering
asap rokok ataupun air hujan yang jatuh ke bumi pun sebetulnya juga
mengandung formalin. Yuliarti (2007).
Pemakaian pada makanan dapat mengakibatkan keracunan pada
tubuh manusia, yaitu rasa sakit pada perut yang akut disertai
muntah-muntah, timbulnya depresi susunan syaraf, atau kegagalan
peredaran
darah.
Formalin
sebenarnya
merupakan
bahan
untuk
tinggi
dapat
menyebabkan
rusaknya
lensa
mata.
tertelan
akan
mengakibatkan
rasa
terbakar
pada
saluran
10
mual,
muntah,
diare
disertai
darah,
hematuria,
anuria,
30
mL
larutan
formalin
Berdasarkan
data
leukimia
dan kanker
11
perak
formaldehida
dengan
cara
dicampurkan
ml
dengan
larutan
ml
yang
pereaksi
mengandung
tollens
akan
10
gram
sampel
dan
potong
kemudian
dimasukan
12
warna
merah
yang
dikombinasi
dengan
sedikit
biru
6. Reaksi schyver
Peraksi schyver merupakan salah satu pereaksi kimia yang spesifik
untuk
analisis
formaldehida.
Apabila
peraksi
ini
telah
banyak
13
Pereaksi
bebas-aldehida dan
0,5
ml
pereaksi.
Adanya
formaldehida
uji
yang
mengandung
formaldehida
ditambah
dengan