Afrika bagian selatan terdiri dari beberapa negara yang
terletak di ujung selatan benua Afrika. Menurut data resmi dari PBB, Afrika bagian selatan terdiri dari Botswana, Namibia, Lesotho, Swaziland, dan Afrika Selatan. 1 Namun seiring dengan terbentuknya SADC (Southern African Development Community), cakupannya meluas dengan tambahan Angola, Republik Kongo, Madagaskar, Malawi, Mauritius, Mozambik, Namibia, Seychelles, Tanzania, Zambia, dan Zimbabwe. 2 Namun Angola juga masuk dalam kawasan Afrika tengah menurut data PBB, begitu juga dengan Madagaskar, Malawi, Mauritius, Mozambik, Seychelles, Zambia, dan Zimbabwe yang masuk dalam kawasan Afrika timur. 3 Etnis mayoritas di kawasan ini terdiri dari etnis Khoisan dan Bantu. 4 Orang-orang Khoisan yang telah mendiami kawasan ini sejak ribuan tahun lalu mulai tergeser oleh Bantu di beberapa wilayah. Selain itu ada juga imigran dari Eropa yang mulai memasuki kawasan sekitar pertengahan abad ke-17, mereka kemudian menjadi bagian kecil dari masyarakat di kawasan ini dan sebuah populasi minoritas di Zimbabwe. 5
Secara geografis, kawasan ini terdiri dari area hutan lebat, sabana, hingga gurun, kawasan ini juga memiliki area pesisir, dataran rendah hingga pegunungan. Luas dan beragamnya
1 Dikutip dari http://millenniumindicators.un.org/unsd/methods/m49/m49regin.htm pada 22 September 2014 pukul 21.00 2 Dikutip dari http://www.sadc.int/member-states/ pada 22 September 2014 pukul 21.00. 3 Op. Cit. 4 Etnis Khoisan dan Bantu merupakan ras kulit hitam yang dibedakan melalui bahasa yang mereka gunakan, yaitu bahasa Khoisan dan Bantu itu sendiri. 5 Dikutip dari http://www.britannica.com/EBchecked/topic/556618/Southern-Africa pada 23 September 2014 pukul 11.00 wilayah kawasan ini juga sedikit banyak berpengaruh pada ketersediaan sumber daya alamnya, mulai dari platinum (sebagai kawasan yang mengandung platinum terbesar di dunia), titanium, besi, emas, berlian, hingga uranium. 6 Sumber daya alam tersebut menjadi bahan tambang ekspor utama dari mayoritas negara- negara di selatan Afrika ini. Selain itu, iklim di kawasan ini juga beragam, mulai dari iklim gersang, hangat, hingga tropis. Empat tipe vegetasi utama di kawasan ini adalah padang sabana di sebelah utara, hutan-hutan kering di bagian selatan, padang rumput kering di sekitar gurun Kalahari, dan vegetasi mediterania di sepanjang pesisir selatan. 7 Iklim yang bervariasi ini sangat berpengaruh pada tingkat pengairan dan pertanian di kawasan. Masalah utama yang dihadapi negara-negara di selatan Afrika juga kurang lebih sama dengan masalah yang dihadapi di bagian Afrika lainnya. Kemiskinan, korupsi masif, dan penyakit seperti HIV/AIDS menjadi faktor utama yang menghambat pertumbuhan ekonomi kawasan ini. Kepentingan untuk mendapatkan stabilitas ekonomi dan politik mendorong negara- negara kawasan untuk membentuk suatu wadah yang dapat mempermudah mereka mencapai kepentingannya, yang kemudian diwujudkan melalui Southern African Development Community (SADC). Jika ditilik lebih jauh pada level domestik negara-negara di kawasan ini, hanya sedikit negara yang mampu memproduksi pangan untuk kebutuhannya sendiri (Afrika Selatan), sementara sisanya bergantung pada kemampuan mereka untuk mengimpor pangan (Namibia, Botswana) atau hanya mengandalkan bantuan pangan internasional (Lesotho, Malawi, Zimbabwe). 8 Beberapa faktor utama yang mempengaruhinya adalah ketidak-stabilan politik, pemerintahan yang buruk,
6 Dikutip dari http://www.sadc.int/themes/economic- development/industry/mining/ pada 23 September 2014 pukul 11.00 7 Op. Cit. 8 Dikutip dari http://www.sadc.int/fanr/food_security/index.php pada 23 September 2014 pukul 11.00 pertumbuhan populasi yang melebihi kemampuan produksi pangan, urbanisasi, kemiskinan, pertumbuhan ekonomi yang sangat rendah, serta beberapa wabah penyakit yang terus menghantui sebagian besar benua ini. Tapi tentunya masalah-masalah tersebut bervariasi antara satu negara dengan negara lainnya. Sebagai contoh, Republik Kongo yang memiliki iklim dan kondisi geografis mendukung, tetap tidak bisa memenuhi kebutuhan pangan karena ketidak- stabilan politik dan buruknya pemerintahan. Sementara itu, negara yang kondisi alamnya cenderung ekstrim seperti Botswana dan Namibia, mampu mencapai food security melalui impor pangan yang merupakan hasil dari pertumbuhan ekonomi yang signifikan dan pemerintahan yang baik. Hanya Afrika Selatan yang mampu mencapai "swasembada" pangan dan menjadi pengekspor utama di kawasan. Afrika Selatan merupakan negara dengan ekonomi paling maju di seluruh benua Afrika, dengan sistem finansial mumpuni yang termasuk satu diantara sepuluh saham paling berharga di dunia, serta dukungan infrastruktur telekomunikasi dan energi yang maju. Sebagai salah satu pasar yang berkembang di ekonomi global, Afrika Selatan adalah pemimpin dan produsen bahan-bahan mentah maupun barang jadi untuk ekspor; diantaranya adalah kendaraan bermotor. Bagian utama dari sektor manufakturnya adalah bahan-bahan kimia, pangan, perlengkapan transportasi, serta industri besi dan baja. Sektor industri baja yang modern dan mumpuni merupakan sepertiga dari keseluruhan kontribusi sektor manufaktur terhadap pendapatan produk domestik bruto (PDB) negara. 9 Hal tersebut mengindikasikan bahwa ketergantungan ekonomi Afrika Selatan pada sektor pertambangan telah menurun. Selain itu, industri pariwisata juga sedang berkembang pesat menjadi penggerak utama untuk
9 Dikutip dari http://www.sadc.int/member-states/south-africa/ pada 23 September 2014 pukul 23.00 menyerap tenaga kerja. Saat ini industri pariwisata menempati urutan ke-empat dalam sektor ekonomi terbesar di Afrika Selatan. Segmen yang paling pesat perkembangannya adalah bidang ekopariwisata, safari, bird watching, studi botanikal, mountaineering, snorkelling dan hiking. 10 Sektor pariwisata ini juga didukung dengan 17 taman nasional di Afrika Selatan, seperti Kruger National Park di provinsi utara dan Mpumalanga yang menjadi taman nasional terbesar di negara ini. Sebuah pandangan yang salah jika memarjinalisasikan Afrika karena asumsi bahwa mereka lacks meaningful politics and economies. Setelah berakhirnya masa penjajahan dan perang dingin, para pembuat kebijakan di Afrika terus menerus membangun untuk mencapai kepentingan politik, ekonomi, dan sosial mereka. Terlebih lagi, benua ini hadir diantara berbagai macam paradigma yang secara umum ditinggalkan oleh teori hubungan internasional tradisional, seperti isu-isu lingkungan, biodiversitas, ekologi, gender, human security, dll. Walaupun Afrika dikesampingkan dari perdagangan legal dunia, namun Afrika merupakan pusat dari berbagai macam perdagangan ilegal global, seperti perdagangan narkoba dan perdagangan senjata. Dan walaupun Afrika dikesampingkan dari berbagai diskusi keamanan tradisional, benua tersebut menjadi pusat dari isu-isu keamanan kontemporer yang fokus kepada lingkungan, kejahatan pada kaum wanita, kesejahteraan manusia, dan sutainable development. 11 Isu-isu keamanan kontemporer tersebutlah yang terus menerus mengahantui Afrika dan khususnya kawasan selatan Afrika dalam pembangunan ekonominya hingga saat ini.
10 Ibid. 11 Dunn, Kevin C. 2001. Introduction: Africa and International Relations Theory. Hal. 3