PENDAHULUAN
Latar Belakang
Organoleptik merupakan suatu metode yang digunakan untuk menguji
kualitas suatu bahan atau produk menggunakan panca indra manusia. Aspek yang
diuji dari uji ini dapat berupa warna, rasa, bau, dan tekstur. Organoleptik
merupakan salah satu komponen yang sangat penting dalam menganalisis kualitas
dan mutu produk. Dalam Uji organoleptik harus dilakukan dengan
cermat karena memiliki kelebihan dan kelemahan. Uji organoleptik
memiliki relevansi yang tinggi dengan mutu produk karena
berhubungan langsung dengan selera konsumen.Selain itu, metode
ini cukup mudah dan cepat untuk dilakukan, hasil pengukuran dan
pengamatannya juga cepat diperoleh. Uji organoleptik juga memiliki
kelemahan dan keterbatasan akibat beberapa sifat indrawi tidak
dapat dideskripsikan.Manusia merupakan panelis yang terkadang
dapat dipengaruhi oleh kondisi fisik dan mental, sehingga panelis
dapat menjadi jenuh dan menurun kepekaannya.
Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui kondisi proses produksi
minuman kopi telur instan terbaik dan memperoleh formulasi minuman kopi telur
instan dengankarakteristik sensori terbaik.
METODOLOGI
Bahan
Bahan utama yang digunakan dalam penelitian adalah kopi bubuk Robusta
Malang, tepung telur, dan air mineral.Bahan tambahan yang digunakan adalahgula
pasirdan plastic pembungkus Cliploc. Selain itu, bahan lain yang digunakan dalam
pengujian karakteristikialah aquades, asam asetat, asam borat, heksan, methanol,
H2SO4, CuSO4, Na2SO4, NaOH, Pb-asetat, kapas, tisu, kertas saring dan membran
filter Whatman.
Alat
Peralatan yang digunakan dalam pembuatan kopi telur instanantara
lain:neraca digital, sudip, sendok, gelas piala, gelas ukur,penangas,
termometer,magnetic stirer, saringan 80 mesh,spray dryer (Mini Spray Dryer
Bunchi 190). Peralatan yang digunakan dalam pengujian karakteristik produk
antara lain: cawan aluminium, cawan porselen, oven, tanur, desikator, labu
yang sensitif (reseptor), disebut mikrovilli. Pada bagian ini rambut-rambut sensori
terendam dalam zat kimia yang terlarut dalam air ludah manusia. Zat-zat yang
terlarut dalam ludah itu akan di deteksi oleh senso, dan akan dikirimkan pesan ke
otak, lalu otak akan menerjemahkan sinyal yang diberikan tersebut dan
menentukan rasa (Ganong, 1995).
Setiap tunas pengecap akan merespon secara maksimal terhadap salah satu
rasa. Tunas pengecap dapat membedakan empat macam rasa, yaitu rasa manis,
rasa pahit, rasa asam, dan rasa asin. Tunas pengecap rasa manis lebih banyak
terdapat di ujung lidah, tunas pengecap rasa pahit terletak di pangkal lidah, tunas
pengecap rasa asam terletak di tepi belakang kiri dan kanan lidah, serta tunas
pengecap rasa asin terletak di tepi depan kiri dan kanan lidah. Sejumlah tunas
pengecap juga terdapat pada tenggorokan dan langit-langit rongga mulut(Ganong,
1995). Ada beberapa hal yang harus diperhatikan pada saat penyajian sample
yaitu
:
1. Sampel harus disajikan pada suhu yang seragam satu dengan lainnya dan
disajikan pada suhu dimana sample tersebut biasa dikonsumsi .
2. Sampel harus disajikan dengan ukuran yang seragam diberikan sample
berukuran
5
15
mL
tergantung
jenis
contohnya.
3. Volume sample yang disajikan tergantung dari jenis uji yang diberikan. Untuk
uji pembedaan biasanya disajikan contoh yang lebih sedikit dibandingkan dengan
uji
penerimaan.
4. Penamaan sample harus dilakukan sedemikian rupa sehingga panelis tidak
dapat menebak lagi isi dari sample tersebut berdasarkan penamaannya. Untuk
pemberian nama biasanya diberikan tiga angka arab atau tiga huruf secara acak.
5. Waktu yang disediakan untuk panelis sesuai dengan sanpel dan jenis uji yang
diberikan.
6. Ketersediaan produk
PENUTUP
Simpulan
Formulasi bahan pelembab terbaik yang disukai panelis yaitu formulasi F
dengan penambahan pelembab gliserin 0.1% dan gel aloevera 0.5%. Formulasi
tersebut mendapat peringkat tertinggi dilihat dari parameter kejernihan,
kelembaban dan penerimaan secara keseluruhan. Namun, kombinasi bahan
pelembab tersebut menyebabkan lengket di tangan. sebesar 20%.
Saran
Perlu dilakukan penelitian terhadap gliserin dan gel aloevera sebagai
bahan pelembab dengan kombinasi konsentrasi berbeda.Perlu dilakukan penelitian
DAFTAR PUSTAKA
Clarke, R. J. 2005. Water and Mineral Contents in Coffee.1st ed. Vol. 1. London:
Elseiver Applied Science.
Kemendag. 2014. Komoditas Indonesia di Pasar Internasional 2009-2013.
Jakarta: Departemen Perdagangan.
Larasati, Dyah Ayu. 2012. Aplikasi Gel Lidah Buaya Sebagai Pelapis Buah Salak
Pondoh (Salacca edulis Reinw). [skripsi]. Bogor: Fakultas Teknologi
Pertanian. Institut Pertanian Bogor
Lubrizol Pharmaceutical Bulletin No. 6 (2008). Thickening Properties. Edisi 29
Oktober 2008. [terhubung berkala] www.pharma.lubrizol.com. Diakses
pada 20 Maret 2014
Najiyati, S. dan Danarti. 2001. Kopi: Budidaya dan Penanganan Lepas Panen.
Jakarta: Penebar Swadaya.
Setyaningsih D, Apriyantono A, Sari MP. 2010. Analisis Sensori untuk Industri
Pangan dan Agro. Bogor: IPB Press.
Sirait, C. H. 1986. Telur dan Pengolahannya. Bogor: Pusat Penelitian dan
Pengembangan Peternakan.
Soraya N. 2007. Kajian Aplikasi Virgin Coconut Oil dan Dietanolamida pada
Formulasi Sabun Transparan. [tesis]. Bogor:Sekolah Pasca Sarjana. Institut
Pertanian Bogor.
Suryowidodo, C.W, 1988. Lidah Buaya (Aloe vera Linn) Sebagai Bahan Baku
Industri. Journal Agro-Based Industry: Vol 5 No 2, PP: 66-71
Lampiran 4Grafik hubungan antara konsentrasi larutan garam dengan daya deteksi
panelis
dsdpusindcpndpc
Lampiran 7Grafik hubungan antara konsentrasi larutan gula dengan daya deteksi
panelis
gcsidbcpiubdpcdsnpodsncsunci
29