Hormon
Hormon
I. PENDAHULUAN
Sistem endokrin merupakan sekelompok
organ (kadang disebut sebagai kelenjar sekresi
internal),
yang
fungsi
utamanya
adalah
menghasilkan dan melepaskan hormon-hormon
secara langsung ke dalam aliran darah. Kelenjar
endokrin merupakan sekelompok susunan sel yang
mempunyai susunan mikroskopis sangat sederhana.
Kelompok ini terdiri dari deretan sel-sel,
lempengan atau gumpalan sel disokong oleh
jaringan ikat halus yang banyak mengandung
pembuluh kapiler. Kelenjar endokrin tidak
memiliki saluran, hasil sekresi dihantarkan tidak
melaui saluran, tapi dari sel-sel endokrin langsung
masuk ke pmbuluh darah. Selanjutnya hormon
tersebut dibawa ke sel-sel target (responsive cells)
tempat terjadinya efek hormon. Sedangkan ekresi
kelenjar eksokrin keluar dari tubuh kita melalui
saluran khusus, seperti uretra dan saluran kelenjar
ludah. [1]
Probandus
Berat badan
(kg)
1.
2.
3.
4.
Citra
Devi
Yuvita
Faridah
51
47
57
55
Sebelum
aktivitas
(mg/dL)
91
86
91
96
Sesudah
aktivitas
(mg/dL)
90
*91
104
*83
Mekanisme
setelah
makan
adalah
peningkatan glukosa darah segera setelah makan
menstimulasi sekresi insulin dan supresi glukagon.
Hal itu bersamaan pula dengan pemasukan glukosa
ke dalam hati, stimulasi sintesis glikogen, dan
penghambatan degradasi glikogen. Perubahan ini
juga memicu produksi glukokinase (enzim pertama
untuk membakar glukosa menjadi energi melalui
proses glikolisis), penyediaan substrat- substrat
untuk sintesis glikogen, dan pengaktifan asetilCoA karboksilase (enzim untuk sintesis asam
lemak di hati, kemudian asam lemak ditranspor ke
jaringan adiposa dalam bentuk lemak). Sintesis
glikogen serupa, juga terjadi di otot. [8] Pada hasil
probandus setelah makan didapatkan kadar gula
yang cukup, namun hal ini tergantung pada berat
badan dan metabolisme masing-masing probandus.
Pada waktu puasa, glikogen hati dipecah
dari hati untuk meningkatkan kadar glukosa darah.
Jika terjadi puasa yang lebih panjang, glikogen hati
habis dan terjadi glikoneogenesis dari asam amino
dan gliserol di dalam hati. [9] Pada hasil didapatkan
kadar gula darah yang tinggi, namun masih normal.
Tetapi tergantung juga pada factor berat badan dan
metabolisme masing-masing probandus.
Aktivitas fisik yang kurang dapat
menyebabkan peningkatan kadar glukosa darah.
Aktivitas fisik merupakan gerakan yang dihasilkan
oleh kontraksi otot rangka yang memerlukan energi
melebihi pengeluaran energi selama istirahat. [10]
Hal ini sesuai dengan probandus Devi yang
mengalami kenaikan kadar gula darah ketika tidak
mengalami aktivitas. Pada probandus Faridah tidak
melakukan aktivitas namun gula darah menurun.
e). Homeostatis
Homeostasis berfungsi dalam menjaga
stabilitas lingkungan internal secara konstan relatif
yang dinamis, untuk menyelenggarakan seluruh
aktivitas sel dalam tubuh, yang memerlukan
berbagai bahan dari lingkungan secara konstan,
misalnya oksigen, nutrien, dan garam. Perubahan
lingkungan
internal
dalam
tubuh
dapat
mempengaruhi aktivitas sel dalam tubuh yang
menghasilkan bermacam-macam hasil sekresi sel
bermanfaat dan berbagai zat sisa yang dialirkan ke
lingkungan internal berupa cairan ekstraseluler.
Oleh karena itu jika aktivitas sel dalam tubuh
terganggu maka pengambilan zat dari lingkungan
luar dan pengeluaran zat dari dalam tubuh akan
berubah, dan perubahan tersebut akan mengubah
keadaan lingkungan internal.[12]
Hormon homeostasis metabolik berespons
terhadap perubahan yang terjadi dalam asupan
makanan dan status fisiologis dengan cara
sedemikian sehingga ketersediaan bahan bakar
dapat disesuaikan. Insulin dan glukagon secara
terus-menerus berfluktuasi sebagai respon terhadap
pola makan kita sehari-hari maka dianggap sebagai
hormon yang utama dalam homeostasis metabolik
di samping hormon-hormon tambahan lain seperti
epinefrin, norepinefrin, dan kortisol. Homeostasis
metabolik juga dipengaruhi oleh kadar metabolit
yang beredar dalam darah dan sinyal neuron.
Mekanisme
homeostatik
berperan
untuk
memasukkan glukosa ke dalam sel dan
penggunaannya oleh jaringan tubuh. Bila kadar
gula turun, mekanisme pelepasan gula simpanan
glikogen dalam sel (atau dari glukoneogenesis)
terbuka, sehingga kadar normal tetap terpelihara.
[8]
f). Faktor-faktor Penyebab Kerja Hormon
Faktor yang mempengaruhi kerja hormon pada
organ sasaran : [14]
1. Kecepatan sintesis hormon dan sekresi
hormon dan kelenjarnya
2. Sistem transportasi hormon di dalam
plasma (spesifik carrier protein)
3. Reseptor hormon khusus yang terdapat
pada organ sasaran yang berbeda dengan
letak reseptornya
4. Kecepatan degradasi hormone
1V. KESIMPULAN
Hormon-hormon yang terdapat dalam
system endokrin salah satunya adalah insulin dan
glucagon yang berperan dalam pengatur kadar gula
dalam darah. Tubuh mengambil kelebihan glukosa
dengan cara mensekresikan insulin untuk
menyeimbangkannya pada kadar normal. Glukagon
berfungsi mengubah glikogen menjadi glukosa
sehingga kadar glukosa naik. Pada saat kita
Perlakuan
Keterangan
Disiapkan 4 probandus dengan jenis kelamin yang
sama dan berat badan yang sama (selisih 3 kg),
probandus yang melakukan puasa minimal 8 jam
sebelum pengambilan darah, probandus yang lain
makan dalam jumlah cukup 2 jam sebelum
pengukuran kadar gula darah.
2.
3.
3.
5.
6.